ِۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab 66
Sifat Māliki
Yaumid-Dīn (Pemilik Hari Pembalasan)
Merupakan Peringatan Allah
Swt. kepada Bangsa-bangsa Kristen dari Barat
Oleh
Ki
Langlang Buana Kusuma
Dalam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan penjelasan Pendiri Jemaat
Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s.,
mengenai Sifat Allah Swt. Māliki yawmid-dīn (Pemilik Hari
Pembalasan) membatalkan Itikad palsu “Trinitas” dan “Penebusan Dosa” rekayasa Paulus dalam Surat-surat Kirimannya.
Jadi, kembali kepada Sifat Māliki yawmid-dīn (Pemilik Hari
Pembalasan) Allah Swt. dalam Surah Al-Fatihah,
berikut adalah firman Allah Swt. dalam Surah Al-Infithār (yang terbelah). Surah ini membahas secara
istimewa keadaan-keadaan yang akan merajalela di Akhir Zaman ini, ketika itikad-itikad
serta cara-cara hidup bangsa-bangsa Kristen dari Barat akan sangat mempengaruhi perilaku dan pandangan-pandangan bangsa-bangsa bukan
Kristen, pada khususnya umat Islam --
dimana Nabi Besar Muhammad saw.
dalam berbagai hadits telah menyebutnya sebagai fitnah Dajjal yang sangat berbahaya.
Semua nubuatan yang tersebut di dalam Surah Surah Al-Infithār telah menjadi sempurna secara harfiah. Surah Al-Infithār diturunkan (diwayukan) kepada Nabi
Besar Muhammad saw. di Mekkah dalam awal tahun-tahun nabawi (kenabian), kira-kira pada waktu yang hampir bersamaan
dengan Surah yang mendahuluinya (At-Takwīr) yang mengemukakan berbagai tanda Akhir Zaman, firman-Nya:
بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾
اِذَا السَّمَآءُ انۡفَطَرَتۡ ۙ﴿﴾ وَ اِذَا
الۡکَوَاکِبُ انۡتَثَرَتۡ ۙ﴿﴾ وَ اِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ ﴿ۙ﴾ وَ اِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ ۙ﴿﴾ عَلِمَتۡ
نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ وَ اَخَّرَتۡ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Apabila langit terbelah, dan apabila
bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan-lautan dialirkan, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar. Setiap
jiwa akan mengetahui apa yang mereka dahulukan dan apa yang mereka tinggalkan di belakang, (Al-Infithār [82]:1-6).
Seperti
dikemukakan sebelumnya bahwa Surah Al-Infithār ini secara khusus mengupas keadaan ketika agama Kristen -- yakni Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) -- akan
mencapai kemajuan besar dalam bidang kehidupan duniawi, serta itikad-itikad Kristen Trinitas, Isa anak Tuhan, dan penebusan
dosa akan sangat merajalela
(QS.21:96-99).
Kepada merajalelanya ajaran-ajaran
Kristen yang bertentangan dengan ajaran asli Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
itulah (QS.5:117-119) Al-Quran
mengisyaratkan dengan kata-kata keras
dalam Surah Maryam berikut ini:
وَ قَالُوا اتَّخَذَ
الرَّحۡمٰنُ وَلَدًا ﴿ؕ﴾ لَقَدۡ جِئۡتُمۡ
شَیۡئًا اِدًّا ﴿ۙ﴾ تَکَادُ
السَّمٰوٰتُ یَتَفَطَّرۡنَ مِنۡہُ وَ تَنۡشَقُّ الۡاَرۡضُ وَ تَخِرُّ الۡجِبَالُ
ہَدًّا ﴿ۙ﴾ اَنۡ دَعَوۡا
لِلرَّحۡمٰنِ وَلَدًا ﴿ۚ﴾ وَ مَا
یَنۡۢبَغِیۡ لِلرَّحۡمٰنِ اَنۡ
یَّتَّخِذَ وَلَدًا ﴿ؕ﴾ اِنۡ کُلُّ
مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ
اِلَّاۤ اٰتِی الرَّحۡمٰنِ عَبۡدًا ﴿ؕ﴾ لَقَدۡ
اَحۡصٰہُمۡ وَ عَدَّہُمۡ عَدًّا ﴿ؕ﴾ وَ
کُلُّہُمۡ اٰتِیۡہِ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فَرۡدًا ﴿﴾
Dan mereka berkata: "Tuhan
Yang Maha Pemurah telah mengambil
seorang anak laki-laki." Sungguh
kamu benar-benar telah mengucapkan sesuatu yang
sangat mengerikan.
Hampir-hampir seluruh langit
pecah karenanya, bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh berkeping-keping, karena mereka
menyatakan bagi Tuhan Yang
Maha Pemurah punya anak laki-laki. Padahal sekali-kali tidak layak bagi Tuhan
Yang
Maha Pemurah, mengambil seorang
anak laki-laki. Tidak ada seorang pun di seluruh langit dan bumi melainkan ia akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai hamba. Sungguh Dia
benar-benar mengetahui jumlah mereka dan menghitung mereka dengan
menyeluruh. Dan setiap mereka akan datang kepada-Nya pada
Hari Kiamat sendiri-sendiri. (Maryam
[19]:91-96). Lihat pula QS.18:1-9).
Itikad “Penebusan Dosa” Bertentangan dengan Prinsip Keadilan
Allah Swt.
Ayat ذَا
السَّمَآءُ انۡفَطَرَتۡ --
“Apabila langit terbelah”
menunjuk kepada QS.19:93-94
tersebut, dan mengandung arti bahwa pada
saat itu kepercayaan-kepercayaan Kristen
yang palsu itu akan menguasai dunia, dan sebagai akibatnya
akan bangkit amarah (kemurkaan) Allah
Swt. serta azab Ilahi akan menimpa
dunia dalam berbagai bentuk.
Berbicara dalam
bahasa kiasan, ayat ini وَ اِذَا
الۡکَوَاکِبُ انۡتَثَرَتۡ -- “dan
apabila bintang-bintang jatuh berserakan” berarti, bahwa di Akhir Zaman ini orang-orang yang memiliki ilmu dan tuntunan ruhani sejati akan hilang
atau akan menjadi sangat langka.
Ayat وَ اِذَا الۡبِحَارُ فُجِّرَتۡ -- “dan
apabila lautan-lautan dialirkan” berarti bahwa
pada masa itu lautan-lautan raya
dan samudera-samudera besar akan
dibuat mengalir dan berhubungan satu sama lain dengan
perantaraan terusan-terusan; atau teluk-teluknya akan digali menjadi lebar
sehingga kapal-kapal besar dapat
keluar masuk ke sana. Isyarat ini dapat pula tertuju kepada pembuatan Terusan
Panama dan Terusan Suez.
Ayat وَ اِذَا الۡقُبُوۡرُ بُعۡثِرَتۡ
-- “dan apabila kuburan-kuburan dibongkar”, di Akhir Zaman ini kuburan-kuburan
kuno akan digali seperti telah terjadi dengan kuburan-kuburan raja-raja Mesir purba; atau ayat ini
dapat berarti bahwa kota-kota dan tugu-tugu peringatan yang telah terpendam dan telah lama dilupakan akan digali kembali. Semua peristiwa besar tersebut dilakukan
oleh bangsa-bangsa Kristen dari Barat karena di Akhir Zaman ini mereka itulah yang
berhasil menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) mutakhir dalam berbagai
bidang kehidupan duniawi.
Dalam ayat selanjutnya
عَلِمَتۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ
وَ اَخَّرَتۡ -- “Setiap jiwa akan mengetahui apa yang mereka dahulukan dan apa
yang mereka tinggalkan di belakang”,
ayat ini bersama-sama beberapa
ayat berikutnya pernyataan Allah Swt. – dan
juga merupakan peringatan -- itu ditujukan kepada para tokoh dan penganjur ajaran Kristen yang keliru
itu.
Mereka akhirnya
akan menyadari akan kekejian dan keburukan ajaran palsu mereka itu,
karena bertentangan dengan hukum-hukum alam, bertentangan
dengan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mereka peroleh, serta bertentangan hukum-hukum yang dibuat
oleh pemerintah mana pun di
dunia ini berkenaan dengan prinsip keadilan.
Peringatan Allah Swt. kepada Bangsa-bangsa Kristen dari Barat
Sehubungan dengan
hal tersebut selanjutnya Allah Swt. memperingatkan
bangsa-bangsa Kristen dari Barat
yang membangga-banggakan keberhasilan kehidupan duniawi mereka, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الۡاِنۡسَانُ مَا غَرَّکَ بِرَبِّکَ
الۡکَرِیۡمِ ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ
خَلَقَکَ فَسَوّٰىکَ فَعَدَلَکَ ۙ﴿﴾ فِیۡۤ اَیِّ
صُوۡرَۃٍ مَّا شَآءَ رَکَّبَکَ ؕ﴿﴾ کَلَّا بَلۡ
تُکَذِّبُوۡنَ بِالدِّیۡنِ ۙ﴿﴾ وَ اِنَّ عَلَیۡکُمۡ لَحٰفِظِیۡنَ ﴿ۙ﴾ کِرَامًا
کَاتِبِیۡنَ﴿ۙ﴾ یَعۡلَمُوۡنَ
مَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾
Hai manusia,
apa yang telah memperdayai engkau mengenai
Rabb (Tuhan Pencipta dan
Pemelihara) engkau Yang Maha Mulia. Yang telah menciptakan
engkau, kemudian menyempurnakan
engkau, lalu menata tubuh engkau dengan serasi? Dalam bentuk apa yang Dia kehendaki Dia menyusun tubuh
engkau. Tidak hanya itu, bahkan kamu
mendustakan pembalasan. Dan sesungguhnya atas kamu ada pengawas-pengawas, pencatat-pencatat mulia, mereka
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Infithār [82]:7-13).
Pada
hakikatnya yang dimaksud dengan kata insan (manusia)
dalam ayat یٰۤاَیُّہَا
الۡاِنۡسَانُ مَا غَرَّکَ بِرَبِّکَ الۡکَرِیۡمِ
-- “Hai manusia, apa yang telah
memperdayai engkau mengenai Rabb (Tuhan Pencipta dan
Pemelihara) engkau Yang Maha Mulia” secara kiasan
tertuju kepada bangsa-bangsa Kristen dari Barat, dalam ayat tersebut Allah Swt.
memperingatkan mereka bahwa berbagai keberhasilan duniawi yang mereka raih itu bukan karena mereka itu
merupakan satu-satunya kaum (bangsa) pilihan Allah Swt. di dunia ini,
melainkan karena Allah Swt. secara umum
telah menganugerahkan kepada seluruh insan (manusia) berbagai kemampuan jasmani dan ruhani yang sempurna.
Itulah sebabnya sebelum mereka pun bangsa-bangsa purbakala pada zamannya
masing-masing mereka telah menguasai
iptek (ilmu pengetahuan) mutakhir –
contohnya kaum Nabi Nuh a.s., Kaum ‘Ad, kaum Tsamud, dan kaum Fir’aun -- yang
telah membuat mereka berlaku takabbur di muka bumi dan mendustakan serta menentang
para Rasul Allah secara zalim, sehingga akibatnya Allah Swt.
menghancurkan mereka dengan berbagai
bentuk azab-Nya yang dahsyat (QS.29:34-41).
Sehubungan
dengan hal tersebut selanjutnya Allah Swt.
berfirman: الَّذِیۡ خَلَقَکَ فَسَوّٰىکَ فَعَدَلَکَ -- “Yang telah menciptakan engkau, kemudian menyempurnakan
engkau, lalu menata tubuh engkau dengan serasi? yakni Allah telah menganugerahi insan
(manusia) kekuatan-kekuatan
dan kemampuan-ke-mampuan fitri yang
agung agar ia dapat naik ke puncak kemuliaan ruhani setinggi-tingginya,
apabila mereka menyelaskan kehidupannya dengan perintah dan larangan
Allah Swt. sebagaimana yang diajarkan para Rasul Allah kepada
mereka -- terutama ajaran
Nabi Besar Muhammad saw. --
firman-Nya:
اِنَّ الۡاَبۡرَارَ لَفِیۡ نَعِیۡمٍ ﴿ۚ﴾ وَ اِنَّ
الۡفُجَّارَ لَفِیۡ جَحِیۡمٍ ﴿ۚۖ﴾ یَّصۡلَوۡنَہَا یَوۡمَ الدِّیۡنِ ﴿﴾ وَ مَا ہُمۡ
عَنۡہَا بِغَآئِبِیۡنَ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya orang-orang
yang berbuat kebajikan niscaya dalam kenikmatan. Dan sesungguhnya
orang-orang berdosa niscaya tinggal di dalam Jahannam. Mereka akan masuk ke dalamnya pada Hari Pembalasan, dan mereka
sekali-kali tidak akan lolos darinya.
(Al-Infithār [82]:14-17).
Pernyataan Allah Swt. mengenai orang-orang
berdosa bahwa وَ مَا ہُمۡ عَنۡہَا بِغَآئِبِیۡنَ -- “dan mereka sekali-kali tidak akan lolos darinya” -- yakni dari neraka jahannam --
merupakan kenyataan keadilan
dari penghakiman yang dilakukan Allah Swt. sebagai Māliki
yawmid-dīn (Pemilik Hari Pembalasan – Surah Al-Fatihah [1]:1:4), sesuai firman-Nya:
فَمَنۡ یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ خَیۡرًا یَّرَہٗ ؕ﴿﴾ وَ مَنۡ
یَّعۡمَلۡ مِثۡقَالَ ذَرَّۃٍ شَرًّا
یَّرَہٗ ٪﴿﴾
“Maka barangsiapa berbuat kebaikan seberat atom sekali pun ia akan melihatnya, dan barangsiapa berbuat keburukan seberat atom sekali pun ia akan melihatnya” (Al-Zilzāl [99]:8-9).
Senada dengan firman-Nya tersebut alam Surah
lain Allah Swt. berfirman mengenai kitab
catatan amal manusia:
وُضِعَ
الۡکِتٰبُ فَتَرَی الۡمُجۡرِمِیۡنَ مُشۡفِقِیۡنَ مِمَّا فِیۡہِ وَ یَقُوۡلُوۡنَ یٰوَیۡلَتَنَا مَالِ ہٰذَا الۡکِتٰبِ لَا یُغَادِرُ صَغِیۡرَۃً وَّ لَا کَبِیۡرَۃً
اِلَّاۤ
اَحۡصٰہَا ۚ وَ
وَجَدُوۡا مَا عَمِلُوۡا حَاضِرًا ؕ وَ لَا یَظۡلِمُ
رَبُّکَ اَحَدًا ﴿٪﴾
Dan kitab amalannya akan diletakkan di hadapan
mereka, maka engkau akan melihat orang-orang
yang berdosa itu ketakutan dari apa yang ada di dalamnya itu, dan mereka
akan berkata: "Aduhai celakalah kami! Kitab apakah ini? Ia tidak
meninggalkan sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar melainkan telah
mencatatnya." Dan
mereka menjumpai apa yang telah mereka
kerjakan itu berada di hadapan mereka, dan Rabb (Tuhan) engkau tidak
menzalimi (menganiaya) seorang pun (Al-Kahf [18]:50).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Infithar mengenai kepastian adanya “Hari Pembalasan” atas semua amal manusia – yang baik
mau pun yang buruk --
firman-Nya:
وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الدِّیۡنِ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الدِّیۡنِ ﴿ؕ﴾ یَوۡمَ لَا تَمۡلِکُ نَفۡسٌ لِّنَفۡسٍ شَیۡئًا ؕ وَ
الۡاَمۡرُ یَوۡمَئِذٍ لِّلّٰہِ ﴿٪﴾
Dan apakah yang
engkau ketahui apa Hari Pembalasan itu? Kemudian,
apakah yang membuat engkau tahu apa Hari
Pembalasan itu? Pada hari itu tidak ada jiwa
mempunyai kekuatan sedikitpun untuk memberi manfaat bagi jiwa lain! Dan segala keputusan pada hari itu kepunyaan
Allah. (Al-Infithār [82]:18-20).
Pernyataan
Allah Swt. یَوۡمَ لَا تَمۡلِکُ نَفۡسٌ لِّنَفۡسٍ شَیۡئًا ؕ وَ
الۡاَمۡرُ یَوۡمَئِذٍ لِّلّٰہِ – “Pada hari itu tidak ada jiwa mempunyai kekuatan sedikitpun untuk memberi
manfaat bagi jiwa lain! Dan segala keputusan pada hari itu kepunyaan
Allah” benar-benar akan membuat
kecewa berat bangsa-bangsa Kristen dari Barat dan mereka yang mempercayai itikad “penebusan dosa” melalui “kematian
terkutuk Yesus Kristus di tiang Salib”
rekayasa Paulus dalam
Surat-surat kirimannya.
Pendek kata,
bahwa Sifat Māliki yawmid-dīn (Pemilik
Hari Pembalasan) Allah Swt. dalam kaitannya dengan tiga landasan akhlak yang baik -- adil, ihsan dan iytā-i dzil-qurba
-- hubungannya dengan adil,
firman-Nya:
اِنَّ اللّٰہَ
یَاۡمُرُ بِالۡعَدۡلِ وَ الۡاِحۡسَانِ وَ اِیۡتَآیِٔ ذِی الۡقُرۡبٰی وَ یَنۡہٰی عَنِ الۡفَحۡشَآءِ وَ الۡمُنۡکَرِ وَ الۡبَغۡیِ ۚ یَعِظُکُمۡ لَعَلَّکُمۡ تَذَکَّرُوۡنَ
﴿﴾
Sesungguhnya
Allah menyuruh berlaku adil, berbuat
ihsan (kebajikan), dan memberi seperti kepada kaum kerabat, serta melarang dari
perbuatan keji, mungkar, dan pemberontakan. Dia
nasihatkan kepada kamu supaya kamu
mengambil pelajaran. (An-Nahl [16]:91).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor:
Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 29 Oktober 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar