Rabu, 20 November 2013

Nubuatan Mengenai "Pengusiran" Kaum Yahudi Selanjutnya Setelah "Pengusiran" yang Pertama dari Madinah oleh Nabi Besar Muhammad Saw.




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
                               
Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  77

Nubuatan Mengenai  Pengusiran Kaum Yahudi Selanjutnya Setelah Pengusiran    yang Pertama dari Madinah oleh Nabi Besar Muhammad saw.           

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam   Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai  adanya persamaan makar-makar buruk   yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Madinah terhadap Nabi Besar Muhammad saw. dengan makar-makar buruk   yang dilakukan  syaitan-syaitan” – yakni para pendurhaka -- yang mengajarkan “sihir” di zaman pemerintahan Nabi Sulaiman a.s.,    sebagaimana firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَیۡکَ اٰیٰتٍۭ بَیِّنٰتٍ ۚ وَ مَا یَکۡفُرُ بِہَاۤ  اِلَّا الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اَوَ کُلَّمَا عٰہَدُوۡا عَہۡدًا نَّبَذَہٗ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ ؕ بَلۡ اَکۡثَرُہُمۡ  لَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ  رَسُوۡلٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ نَبَذَ فَرِیۡقٌ مِّنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ ٭ۙ کِتٰبَ اللّٰہِ وَرَآءَ  ظُہُوۡرِہِمۡ کَاَنَّہُمۡ لَا  یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾۫ وَ اتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلۡکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ مَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَ لٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ ٭ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی الۡمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہَارُوۡتَ  وَ مَارُوۡتَ ؕ وَ مَا یُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَۃٌ فَلَا تَکۡفُرۡ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ بِہٖ بَیۡنَ الۡمَرۡءِ  وَ زَوۡجِہٖ ؕ وَ مَا ہُمۡ  بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنۡ اَحَدٍ  اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰہِ ؕ وَ یَتَعَلَّمُوۡنَ مَا یَضُرُّہُمۡ  وَ لَا یَنۡفَعُہُمۡ  ؕ وَ لَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰىہُ مَا لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ خَلَاقٍ ۟ؕ وَ لَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِہٖۤ  اَنۡفُسَہُمۡ  ؕ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh  Kami benar-benar telah menurunkan Tanda-tanda yang nyata kepada engkau,  dan sekali-kali tidak ada yang  kafir kepadanya kecuali orang-orang fasik.  Apakah patut   setiap kali mereka membuat janji, segolongan dari mereka membuangnya? Bahkan kebanyakan dari mereka tidak beriman. Dan  tatkala datang kepada mereka seorang rasul dari sisi Allah,  menggenapi apa yang ada pada mereka, segolongan dari orang-orang yang diberi Alkitab  membuang Kitab Allah ke belakang punggungnya, se-olah-olah mereka tidak mengetahui. (Al-Baqarah [2]:100-102).
       Ayat-ayat tersebut menerangkan  kedurhakaan dan pengkhianatan golongan Ahli-Kitab – terutama  kaum Yahudi – terhadap  kebenaran pendakwaan Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “Nabi yang seperti Musa” (Ulangan 18:18; QS.26:194-198; QS.46:11), yang mengenai  nubuatan-nubuatan  tersebut  dalam Bible  mereka sangat mengenalnya bagaikan mengenal anak-anak mereka sendiri (QS.2:147-148; QS.6:21).
      Atas  dasar adanya nubuatan-nubuatan itu pulalah   beberapa kabilah (suku) orang-orang Yahudi  berada di  kota Madinah, dan bahkan di kalangan mereka    -- yang munafik -- membenarkan serta memberitahukan mengenai  adanya nubuatan-nubuatan  tentang Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai “Nabi yang seperti Musa” yang datang dari kalangan “saudara Bani Israil” yakni  Bani Isma’il (QS.2:15, 77; QS.3:120; QS.5:60-62), selaras dengan doa Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s.  ketika membangun kembali Ka’bah (Baitullah – QS.2:128-130).

Mengulangi Kedurhakaan Nenek-moyang Mereka di Zaman
Pemerintahan Nabi Sulaiman a.s.

     Dalam ayat selanjutnya  Allah Swt. menjelaskan, bahwa orang-orang Yahudi tersebut bukannya beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw., melainkan melakukan   berbagai macam makar buruk  sebagaimana yang sebelumnya dilakukan oleh nenek-moyang mereka pada zaman pemerintahan Nabi Sulaiman a.s., firman-Nya:
  وَ اتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلۡکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ مَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَ لٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ ٭ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی الۡمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہَارُوۡتَ  وَ مَارُوۡتَ ؕ وَ مَا یُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَۃٌ فَلَا تَکۡفُرۡ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ بِہٖ بَیۡنَ الۡمَرۡءِ  وَ زَوۡجِہٖ ؕ وَ مَا ہُمۡ  بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنۡ اَحَدٍ  اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰہِ ؕ وَ یَتَعَلَّمُوۡنَ مَا یَضُرُّہُمۡ  وَ لَا یَنۡفَعُہُمۡ  ؕ وَ لَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰىہُ مَا لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ خَلَاقٍ ۟ؕ وَ لَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِہٖۤ  اَنۡفُسَہُمۡ  ؕ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan mereka mengikuti apa yang diikuti  oleh syaithan-syaitan yakni para pemberontak di masa  kerajaan Sulaiman, dan bukan Sulaiman yang kafir melainkan syaitan-syaitan  itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir  kepada manusia. Tetapi mereka itu mengaku  mengikuti apa yang telah diturunkan kepada dua  malaikat, Harut dan Marut,  di Babil. Padahal  keduanya tidaklah mengajar seorang pun hingga  mereka mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan dari Tuhan, karena itu janganlah kamu kafir.”  Lalu  orang-orang belajar dari keduanya hal yang dengan itu mereka membuat pemisahan di antara laki-laki dan istrinya, dan mereka sekali-kali tidak mendatangkan mudarat kepada seorang pun dengan itu kecuali dengan seizin Allah, sedangkan mereka ini belajar hal yang mendatangkan mudarat kepada diri mereka dan tidak bermanfaat  baginya. Dan sungguh mereka benar-benar mengetahui bahwa barangsiapa berniaga dengan cara ini niscaya tidak ada baginya suatu bagian keuntungan di akhirat, dan benar-benar sangat buruk hal yang untuk itu mereka menjual dirinya, seandainya mereka mengetahui  (Al-Baqarah [2]:100-103).
   Akibat dari kedurhakaan yang orang-orang Yahudi lakukan pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman a.s. tersebut, sesuai dengan janji mengenai “berkat” dan “kutuk” yang dikemukakan Nabi Musa a.s. (Ulangan 28:1-68) --   telah membuat mereka untuk yang pertama kalinya  terusir secara hina dari Palestina, “Negeri yang djanjikan oleh serbuan dahsyat belatentara Raja Nezukadnezar dari kerajaan  Babilonia,   dan  para peristiwa  pengusiran yang pertama tersebut kota Yerusalem dihancur-luluhkan, firman-Nya:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ  اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ  اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ  اَنَّ اللّٰہَ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau  seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota  yang  dinding-dindingnya telah runtuh    atas atap-atapnya, kemudian ia berkata: “Kapankah Allah akan menghidupkan kembali kota ini sesudah  kematian  yakni kehancurannya?” Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkan-nya lagi dan berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.  Dia berfirman:  “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau, dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan  lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”   (Al-Baqarah [2]:260).
     Penjelasan terinci mengenai  hakikat kedua  firman Allah Swt. yang banyak disalah-tafsirkan berupa cerita khayal   tersebut lihat Bab 26 sd  Bab 29.

Nubuatan Mengenai  Pengusiran Orang-orang Yahudi
Setelah Pengusiran Mereka yang Pertama dari Madinah

  Sesudah kekalahan sementara yang diderita oleh kaum Muslimin  pada Perang Uhud, kasak-kusuk dan perlawanan terhadap  Nabi Besar Muhammad saw.    kian menjadi-jadi (masif). Maka setelah keaniayaan mereka melampaui batas serta kehadiran mereka di Medinah ternyata selalu merupakan sumber bahaya kematian kaum Muslimin dan negara Islam, baru pada saat itulah  Nabi Besar Muhammad saw. mengambil tindakan terhadap mereka. Beliau  saw. mengepung benteng me-reka  dan, setelah mereka dengan sia-sia bertahan selama 21 hari, pada akhirnya mereka menyerah.
  Mereka diperintahkan meninggalkan Medinah lalu mereka semua berangkat ke Siria, kecuali dua keluarga Yahudi memilih tetap tinggal di Khaibar. Nabi Besar Muhammad saw.  luar biasa baik hati dan lemah-lembutnya terhadap mereka.  Pada peristiwa pengusiran mereka tersebut beliau saw. mengizinkan mereka membawa harta benda dan ternak mereka.
 Mereka bertolak dengan aman dari Medinah, tetapi mereka tidak berbuat demikian, sebelumnya mereka dihinggapi rasa putus asa dari mendapat bantuan yang dinanti-nanti mereka dari sekutu-sekutu mereka di Mekkah dan dari kaum munafikin di Medinah, dan lagi pula telah terbukti bahwa benteng mereka, yang mereka duga tidak terbobolkan itu, ternyata tidak dapat menyelamatkan mereka.
 Mengingat rencana jahat dan tipu daya mereka, persekongkolan-persekongkolan dan perkomplotan-perkomplotan rahasia mereka, serta perbuatan khianat dan kepalsuan yang dilakukan mereka berulang-ulang, pula pelanggaran perjanjian-perjanjian resmi yang terjadi setiap kali, maka hukuman yang dijatuhkan atas mereka itu sungguh amat ringan sekali.
  Isyarat di dalam kata-kata   pada waktu pengusiran pertama”, dapat ditujukan kepada pengusiran terhadap Banu Qainuqa’ dari Medinah sesudah Pertempuran Badar, atau kata-kata itu dapat pula tertuju kepada pengusiran dari Medinah terhadap ketiga suku Yahudi tersebut di atas oleh  Nabi Besar Muhammad saw.. Itulah pengusiran mereka yang pertama. Tetapi  Sayyidina Umar bin Khaththab r.a., Khalifah kedua  Nabi Besar Muhammad saw.   mengusir seluruh orang Yahudi dari daerah Arab selebihnya untuk yang kedua kalinya dan yang terakhir.
   Jadi, kata-kata ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ  لِاَوَّلِ الۡحَشۡرِ  -- “Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang yang kafir di antara Ahlikitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama,    dapat dianggap mengandung suatu kabar gaib (nubuatan), bahwa sesudah suku-suku bangsa Yahudi Medinah diusir oleh  Nabi Besar Muhammad saw.  maka  semua orang Yahudi akan mengalami nasib yang sama pada masa mendatang, sebagaimana yang kemudian dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khathtab r.a..

Politik “Bumi Hangus” Kaum Yahudi di Madinah &
Persamaan Bani Israil dengan Bani Ismail (Umat Islam)

  Mengingat akan sumber-sumber daya materi, persekutuan politik, dan organi-sasi orang-orang Yahudi di Medinah yang sangat kuat, karena itu   kaum Muslim tidak pernah dapat membayangkan betapa orang-orang Yahudi bisa diusir dari Medinah dengan sangat mudah tanpa kehilangan jiwa manusia pada kedua belah pihak. Itulah makna ayat:
مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ  یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا  اَنَّہُمۡ  مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ  فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا
“kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah,  maka   Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka.  
      Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ  بِاَیۡدِیۡہِمۡ  وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ
“dan Dia  melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka, sehingga mereka merobohkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman.
   Sebelum berangkat dari Medinah, Banu Nadhir telah membumi-hanguskan dengan tangan mereka sendiri rumah-rumah mereka serta kekayaan yang tidak bergerak lainnya di hadapan mata kaum Muslimin.  Padahal Nabi Besar Besar Muhammad saw.  telah memberi mereka tempo 10 hari untuk menyelesaikan urusan mereka sebagaimana diinginkan oleh mereka.
 Jadi, orang-orang Yahudi Medinah adalah bangsa yang pertama-tama menjalankan politik bumi-hangus, berabad-abad sebelum bangsa Rusia melakukan serupa itu dalam Perang Dunia kedua. 
    Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai alasan,  mengapa  walau pun dari seluruh kaum-kaum  terdahulu  --  sebelum umat Islam – kaum Bani Israil adalah kaum yang paling banyak mendustakan dan menganiaya para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka (QS.2:98-99),  tetapi Allah Swt. tidak membinasakan mereka seperti kaum-kaum purbakala sebelumnya, adalah karena:
     (1) Allah Swt. mentakdirkan  mengenai kebangkitan Bani Isma’il yang merupakan “saudara Bani Israil”,  dimana Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda,  bahwa antara Bani Isma’il (umat Islam) dengan Bani Israil  akan memiliki persamaan seperti “persamaan sepasang sepatu”:
Dari Abu Sa‘id Al Khudri, ia berkata: “Rasululah bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti jejak umat-umat sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga kalau mereka masuk ke dalam lubang biawak, niscaya kalianpun akan masuk ke dalamnya.” Mereka (para sahabat) bertanya:  “Wahai Rasulullah, apakah kaum Yahudi dan Nasrani?” Sabda beliau: “Siapa lagi.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  (2) Persamaan yang baik kedua kaum keturunan Nabi Ibrahim a.s. tersebut  adalah sebagaimana  di kalangan Bani Israil   Allah Swt. membangkitkan Nabi Musa a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., demikian pula di kalangan Bani Ismail Allah Swt. membangkitkan “Nabi yang seperti Musa a.s.” --  yakni Nabi Besar Muhammad saw.  (Ulangan 18:18; QS.46:11) dan “Nabi yang seperti (misal) Isa Ibnu Maryam a.s.    (QS.43:58) atau Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. (QS.11:18; QS.63:2-3), sehingga    burung” Nabi Ibrahim a.s. jumlahnya benar-benar 4 ekor burung (QS.2:261), bukan 3 ekor burung.
Kenapa demikian?Sebab   menurut umumnya kepercayaan umat Islam  bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. diutus dua kali,  pertama  sebagai Rasul Allah untuk kalangan Bani Israil, dan pengutusan yang  kedua di sebagai Rasul Allah untuk Bani Isma’il (umat Islam), padahal dengan tegas  Allah Swt. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. menyatakan  bahwa beliau adalah Rasul Allah hanya untuk Bani Israil (QS.3:46-50; QS.61:7) serta  beliau  sudah wafat (QS.3:56;QS.5:117-119; QS.21:35-36).
 (3) Persamaan yang buruk kedua keturunan Nabi Ibrahim a.s. tersebut adalah  bahwa akibat kedurhakaan mereka kepada Allah Swt. dan kepada  para Rasul Allah  maka Allah Swt.  telah menghukum Bani Israil dan Bani Isma’il (umat Islam) dua kali, yakni Bani Israil – sebagai akibat kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  (QS.5:79-81)  -- dihukum melalui serbuan dahsyat raja Nebukadnezar dari Babilonia dan Panglima Titus dari kerajaan Romawi; sedangkan hukuman yang menimpa Bani Isma’il (umat Islam) adalah  pertama melalui serangan dahsyat bala tentara bangsa Mongol dan Tartar pimpinan  Hulaku Khan, cucui Jenghis Khan, dan  hukuman yang kedua melalui Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau bangsa-bangsa Kristen dari Barat (QS.17:5-11).
 Sehubungan dengan kenyataan itulah selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai  pengusiran  orang-orang Yahudi  dari Madinah: 
وَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  کَتَبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمُ  الۡجَلَآءَ لَعَذَّبَہُمۡ  فِی الدُّنۡیَا ؕ وَ لَہُمۡ  فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابُ النَّارِ ﴿﴾  ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ  شَآقُّوا اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ یُّشَآقِّ  اللّٰہَ  فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾   
Dan seandainya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, niscaya Allah telah mengazab mereka di dunia ini juga,  dan bagi mereka di akhirat ada azab Api.   Hal demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan  barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya azab Allah sangat ke-ras.  (Al-Hasyr [59]:4-5). 
    Pembuangan Banu Nadhir dari Medinah  atas perintah Nabi Besar Muhammad saw. merupakan suatu hukuman yang amat ringan. Mereka selayaknya mendapat hukuman yang lebih berat lagi; dan seandainya mereka tidak dibuang, niscaya mereka telah mendapat hukuman keras dengan suatu cara lain.


(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar,   8 November    2013




Tidak ada komentar:

Posting Komentar