ۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
81
“Duel Makar” antara "Makar Buruk"
Para Penentang Rasul Allah dengan "Makar Tandingan" Allah
Swt.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam Akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan mengenai Sunnatullah
bagi orang-orang
yang bertakwa dan orang-orang
yang durhaka. Telah dikemukakan pula bahwa Sunnatullah tersebut bukan hanya berlaku bagi umat Islam saja tetapi juga berlaku bagi umat beragama lainnya, termasuk golongan Ahli-KiItab, firman-Nya:
وَ لَوۡ اَنَّ
اَہۡلَ الۡکِتٰبِ اٰمَنُوۡا وَ اتَّقَوۡا لَکَفَّرۡنَا عَنۡہُمۡ
سَیِّاٰتِہِمۡ وَ لَاَدۡخَلۡنٰہُمۡ
جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ﴿ ﴾ وَ لَوۡ اَنَّہُمۡ اَقَامُوا التَّوۡرٰىۃَ وَ الۡاِنۡجِیۡلَ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِمۡ مِّنۡ رَّبِّہِمۡ لَاَکَلُوۡا مِنۡ فَوۡقِہِمۡ
وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ ؕ مِنۡہُمۡ اُمَّۃٌ
مُّقۡتَصِدَۃٌ ؕ وَ کَثِیۡرٌ
مِّنۡہُمۡ سَآءَ مَا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Dan seandainya para Ahlul Kitab benar-benar beriman dan
bertakwa, niscaya Kami hapuskan dari
mereka keburukan mereka dan
niscaya Kami masukkan mereka ke dalam kebun-kebun kenikmatan. Dan seandainya mereka benar-benar menegakkan ajaran
Taurat, Injil, dan apa yang diturunkan kepada mereka dari
Tuhan mereka yakni Al-Quran,
niscaya mereka akan memakan barang-barang
dari atas mereka dan dari bawah kaki
mereka. Di antara mereka ada umat yang mengambil jalan tengah,
tetapi kebanyakan dari mereka sangat
buruk apa yang mereka kerjakan.
(Al-Mādah
[5]:66-67).
Macam-macam Azab Ilahi
Makna ayat
لَاَکَلُوۡا
مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ -- “niscaya mereka akan memakan barang-barang dari atas mereka dan dari
bawah kaki mereka” adalah:
(1) Mereka niscaya akan menerima
rahmat dari langit seperti wahyu Ilahi dan hubungan dengan Allah
Swt. juga kesejahteraan duniawi.
(2) Mereka bukan saja akan
mendapat siraman hujan pada waktunya
yang tepat dan lebat dari langit,
tetapi tanah pun akan memberikan hasilnya untuk mereka dengan
berlimpah-limpah.
(3)
Allah Swt. niscaya akan menyediakan
untuk mereka sarana-sarana bagi kemajuan ruhani maupun jasmani.
Namun yang kenyataan
yang saat ini terjadi di berbagai
kawasan umat Islam adalah firman Allah Swt. berikut ini:
قُلۡ ہُوَ الۡقَادِرُ عَلٰۤی اَنۡ یَّبۡعَثَ عَلَیۡکُمۡ عَذَابًا مِّنۡ
فَوۡقِکُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِکُمۡ اَوۡ یَلۡبِسَکُمۡ شِیَعًا وَّ یُذِیۡقَ
بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ
یَفۡقَہُوۡنَ﴿﴾
Katakanlah: “Dia-lah Yang berkuasa mengirimkan azab kepada kamu
dari atas kamu atau dari bawah kaki kamu atau mencampur-baurkan
kamu menjadi golongan-golongan yang saling berselisih dan membuat
sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”
Lihatlah bagaimana Kami membentangkan Tanda-tanda supaya mereka mengerti.
(Al-An’ām [6]:66).
“Azab
dari atas” maknanya: kelaparan, gempa bumi, air bah, taufan, penin-dasan
terhadap golongan yang lemah oleh yang kuat, penderitaan mental, dan
sebagainya, dan “siksaan dari bawah”
berarti: penyakit-penyakit, wabah, pemberontakan orang-orang bawahan, dan
sebagainya.
Kemudian ada hukuman berupa kekacauan, perpecahan-perpecahan dan perselisihan
yang kadang-kadang berakhir dalam perang
saudara. Hal demikian ini diisyaratkan dalam kata-kata membuat sebagian
kamu merasakan keganasan sebagian yang lain, sebagaimana yang saat ini terjadi di berbagai kawasan Muslim.
Tidak ada yang Aman dari “Makar” Allah Swt.
Jadi, benarlah pernyataan Allah Swt.
berikut ini, bahwa hanya orang-orang
beriman sajalah yang merasa takut terhadap “makar” Allah Swt.
– seperti yang terjadi atas Nabi
Yunus a.s. yang harus tinggal dalam “perut ikan” selama 3
hari 3 malam (QS.37:140-149) dan Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. setelah mengalami peristiwa penyaliban
harus tinggal dalam
“perut bumi” (gua) selama 3 hari 3 malam (4:158-159; Matius
12:38-39) -- sedang “orang-orang yang
merugir” mereka merasa aman dari “makar” Allah Swt. tersebut,
firman-Nya:
اَفَاَمِنَ اَہۡلُ
الۡقُرٰۤی اَنۡ یَّاۡتِیَہُمۡ بَاۡسُنَا بَیَاتًا وَّ ہُمۡ
نَآئِمُوۡنَ ﴿ؕ ﴾ اَوَ اَمِنَ اَہۡلُ الۡقُرٰۤی اَنۡ یَّاۡتِیَہُمۡ بَاۡسُنَا
ضُحًی وَّ ہُمۡ یَلۡعَبُوۡنَ ﴿ ﴾ اَفَاَمِنُوۡا مَکۡرَ اللّٰہِ ۚ فَلَا یَاۡمَنُ مَکۡرَ اللّٰہِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Maka apakah penduduk negeri-negeri
ini merasa aman dari kedatangan
siksaan Kami kepada mereka di malam
hari selagi mereka tidur? Ataukah penduduk
negeri-negeri ini merasa
aman dari kedatangan siksaan Kami kepada
mereka, waktu matahari naik sepenggalah
sedangkan mereka bermain-main? Apakah mereka
merasa aman dari makar Allah?
Maka tidak ada yang merasa dirinya aman
dari makar Allah kecuali kaum yang
rugi. (Al-A’rāf [7]:98-100).
“Makar” Allah Swt. yang
terjadi atas diri Nabi Yunus a.s. adalah karena beliau marah atas ketidak-acuhan
kaumnya terhadap peringatan yang beliau sampaikan kepada mereka, tetapi ketika
Nabi Yunus a.s. pergi dengan membawa “kemarahan”
beliau tersebut kemudian kaum beliau menyadari kesalahan mereka lalu
bertaubat dari kedurhakaan yang
mereka lakukan sehingga Allah Swt. menangguhkan
azab Ilahi yang diperingatkan
Nabi Yunus a.s. kepada mereka.
Namun Nabi Yunus a.s. sendiri
kemudian mengalami peristiwa yang tidak
beliau duga, yaitu untuk menyelamatkan kapal dan para penumpangnya -- yang
juga Nabi Yunus a.s. berada di dalam kapal
tersebut -- dari ketenggelaman oleh serangan badai di
lautan, sesuai undian yang
dilakukan di antara para penumpang
kapal maka beliau harus dilemparkan ke laut yang sedang
bergelora dan kemudian beliau ditelan oleh seekor ikan besar dan setelah selama
tiga hari dan tiga malam berada di dalam
perut ikan besar tersebut akhirnya beliau selamat (QS.37:140-149).
Sedangkan “makar” Allah Swt. yang menimpa Nabi isda
Ibnu Maryam a.s. adalah beliau terpaksa harus mengalami peristiwa penyaliban sebagaimana “makar buruk” yang dirancang oleh para pemuka agama Yahudi yang mendustakan
dan menentang pendakwaan beliau
sebagai Al-Masih (Messiah), namun “makar tandingan” Allah Swt. (QS.3:55) menyelamatkan beliau dari kematian terkutuk di atas tiang salib,
dan setelah berada tiga hari dan tiga malam
berada di dalam “perut bumi” -- yakni
“goa” yang dirancang sebagai “ kuburan”
beliau oleh murid-murid beliau akhirnya beliau sembuh dari “mati suri”
yang dialaminya lalu pergi meninggalkan Palestina untuk mencari “10 suku-suku
(domba-domba) Israil“ yang hilang
(tersebar) di luar wilayah Palestina (Kanaan – QS.4:158-159; Matius
12:38-39).
“Duel Makar” dalam Peristiwa Pengepungan
“Benteng Khaibar”
“Duel makar” antara “makar buruk” orang-orang Yahudi dengan “makar tandingan” Allah Swt. tersebut
terjadi pula pada peristiwa pengepungan
orang-orang Yahudi di benteng Khaibar, setelah mereka diusir
dari Madinah oleh Nabi Besar Muhammad saw..
Benteng pertahanan di Khaibar
yang mereka yakini akan dapat menyelamatkan
mereka dari orang-orang Muslim yang mengepung
mereka di bawah pimpinan Sayyidina Ali
bin Abi Thalib r.a. terbukti tidak
berguna bagi mereka menghadapi “makar
tandingan” Allah Swt. yang dirancang-Nya untuk Nabi Besar Muhammad
saw. dalam berbagai peristiwa berbahaya (QS.7:31), firman-Nya:
بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ سَبَّحَ
لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ
مَا فِی الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ
الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ لِاَوَّلِ
الۡحَشۡرِ ؕؔ مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ
یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا
اَنَّہُمۡ مَّانِعَتُہُمۡ
حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ فَاَتٰىہُمُ
اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭
وَ قَذَفَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ بِاَیۡدِیۡہِمۡ وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭ فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾
Aku baca dengan
nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Menyanjung
kesucian Allah apa
pun yang
ada di seluruh langit dan apa
pun yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang
Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang
yang kafir di antara Ahlikitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama.
Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar,
dan mereka pun menyangka bahwa
benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah, maka Allah
datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia melemparkan kecemasan dalam kalbu
mereka, sehingga mereka merobohkan
rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman, maka ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki penglihatan.
(Al-Hasyr
[59]:1-3).
Sangat menarik
pernyataan Allah Swt. mengenai “duel makar” berkenaan dengan keadaan
yang bertolak belakang yang ada dalam hati kedua belah pihak yang
saling berhadapan di Khaibar
tersebut, yakni مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا اَنَّہُمۡ
مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ -- “Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan
Allah”, selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai “makar tandingan-Nya” yang mendukung pasukan Muslim pimpinan Ali
bin Abi Thalib r.a. فَاَتٰىہُمُ
اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭
وَ قَذَفَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الرُّعۡبَ -- “maka
Allah datang kepada mereka dari arah
mana yang tidak mereka sangka, dan Dia
melemparkan kecemasan
dalam kalbu mereka”, sehingga akibat “makar tandingan” Allah Swt.
tersebut یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ بِاَیۡدِیۡہِمۡ وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭ فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ --
“sehingga mereka merobohkan rumah mereka
dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman.”
“Makar Tandingan” Allah Swt. Sangat Rumit
dan Halus
Perhatikanlah, betapa sangat rumit
dan halusnya “makar tandingan” yang Allah Swt. lancarkan
dalam menghadapi berbagai bentuk “makar-makar
buruk” para penentang Rasul Allah -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. -- sehingga berbagai kemungkinan munculnya
berbagai fitnah keji terhadap beliau
saw. mau pun teradap agama Islam
(Al-Quran) telah diredam sedemikian
rupa oleh Allah Swt..
Selanjutnya Allah Swt.
berfirman mengenai peredaman
kemungkitan munculnya berbagai bentuk fitnah
keji tersebut:
وَ لَوۡ
لَاۤ اَنۡ کَتَبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمُ الۡجَلَآءَ لَعَذَّبَہُمۡ فِی الدُّنۡیَا ؕ وَ لَہُمۡ فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابُ النَّارِ ﴿﴾ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ شَآقُّوا اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ
یُّشَآقِّ اللّٰہَ فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾ مَا قَطَعۡتُمۡ مِّنۡ لِّیۡنَۃٍ
اَوۡ تَرَکۡتُمُوۡہَا
قَآئِمَۃً عَلٰۤی اُصُوۡلِہَا فَبِاِذۡنِ اللّٰہِ وَ لِیُخۡزِیَ
الۡفٰسِقِیۡنَ﴿﴾
Dan seandainya tidak
karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, niscaya Allah telah mengazab mereka di dunia ini juga,
dan bagi mereka di akhirat ada
azab Api. Hal demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa
menentang Allah, maka sesungguhnya
azab Allah sangat keras. Pohon kurma
apa saja jenisnya yang kamu tebang atau kamu membiarkannya berdiri pada
akar-akarnya maka itu dengan izin
Allah, supaya Dia menghinakan
orang-orang durhaka. (Al-Hasyr [59]:1-3).
Yang diisyaratkan adalah penebangan pohon-pohon korma
milik orang-orang Yahudi Banu Nadhir atas perintah Nabi Besar Muhammad saw. seperti dinyatakan dalam ayat 3,
mereka telah mengurung diri mereka di dalam benteng-benteng
mereka sebagai penenatangan terhadap perintah
Nabi Besar Muhammad saw.. supaya
mereka menyerah. Benteng mereka di Khaibar tersebut di kelilingi
dengan pohon-pohon kurma sebagai pertahanan mereka yang bverada di luar benteng mereka.
Setelah pengepungan berlangsung beberapa hari, kemudian Nabi Besar Muhammad saw. memerintahkan
untuk memaksa mereka menyerah dengan cara menebangi pohon-pohon kurma mereka dari
jenis linah yang mutu buahnya sangat buruk dan sama sekali tidak berguna untuk dimakan manusia (Ar-Raudh-al-Unuf).
Baru saja enam pohon kurma ditebang
mereka menyerah (Zurqani), hal itu terjadi sebagaimana firman-Nya فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭ وَ قَذَفَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ
الرُّعۡبَ -- “maka Allah
datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia melemparkan kecemasan dalam kalbu
mereka.” Jadi betapa perintah Nabi Besar Muhammad saw. tersebut itu sangat ringan, lunak, dan
sungguh sesuai dengan hukum perang
yang beradab.
“Duel Makar” Berulang di
Setiap Zaman Rasul Allah
Dengan demikian benarlah firman Allah Swt.
berikut ini mengenai “duel makar”
yang senantiasa berlangsung antara
“makar buruk” para penentang Rasul Allah dengan “makar tandingan” Allah Swt.,
berikut firman-Nya mengenai “duel makar” di zaman Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s.:
فَلَمَّاۤ اَحَسَّ عِیۡسٰی مِنۡہُمُ الۡکُفۡرَ قَالَ مَنۡ
اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ ۚ
اٰمَنَّا بِاللّٰہِ ۚ وَ اشۡہَدۡ بِاَنَّا مُسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
رَبَّنَاۤ اٰمَنَّا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتَ وَ اتَّبَعۡنَا
الرَّسُوۡلَ فَاکۡتُبۡنَا مَعَ الشّٰہِدِیۡنَ ﴿﴾
وَ مَکَرُوۡا وَ مَکَرَ اللّٰہُ
ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka
tatkala Isa merasa ada kekafiran pada mereka yakni kaumnya
ia berkata: ”Siapakah
penolong-penolongku dalam urusan
Allah?” Para hawari berkata:
“Kamilah
para penolong urusan Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah
bahwa sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang berserah diri. “Ya Rabb
(Tuhan) kami, kami beriman kepada
apa yang telah Engkau turunkan dan kami
mengikuti Rasul ini maka catatlah
kami bersama orang-orang yang menjadi
saksi.” Dan mereka, yakni musuh Al-Masih, merancang makar buruk dan Allah
pun merancang makar tandingan dan Allah
sebaik-baik Perancang makar. (Âli
‘Imran [3]:53-55).
“Duel
makar” yang terjadi pada masa Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. adalah pada peristiwa penyaliban beliau a.s. yang sangat rumit dan misterius sehingga
telah menggelincirkan dan menyesatkan
berbagai orang yang berhati bengkok (QS.4:158-159).
Berikut ini adalah “duel makar”pada masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.,
firman-Nya:
وَ اِذۡ
یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ
یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ
اللّٰہُ ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ
الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika orang-orang kafir merancang
makar terhadap engkau, supaya mereka
dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah
pun merancang makar tandingan, dan Allah sebaik-baik Perancang makar (Al-Anfāl [8]:31).
“Duel makar” terjadi juga di zaman para Rasul Allah sebelumnya, termasuk di zaman Nabi Nuh
a.s., Nabi Hud a.s., Nabi Shalih a.s.,
Nabi Sui’aib a.s., Nabi Ibrahim a.s.,
dan di zaman Nabi Musa a.s.,
firman-Nya:
وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ
عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ الۡجِبَالُ ﴿﴾
فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ
مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
عَزِیۡزٌ ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan sungguh mereka
telah melakukan makar mereka, tetapi makar
mereka ada di sisi Allah, dan jika sekali pun makar
mereka dapat memindahkan gunung-gunung. Maka janganlah engkau sekali-kali
menyangka bahwa Allah
akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya, sesungguhnya Allah
Maha Perkasa, Yang memiliki
pembalasan. (Ibrahim [14]:47-48).
Lihat pula QS.13:43; QS.27:46-54.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 12 November
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar