Minggu, 24 November 2013

"Duel Makar" Antara "Makar Buruk" Para Penentang Rasul Allah dengan "Makar Tandingan" Allah Swt.




ۡ        بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  81

“Duel Makar” antara  "Makar Buruk" Para Penentang Rasul Allah dengan "Makar Tandingan" Allah Swt.  

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam Akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai  Sunnatullah bagi  orang-orang yang bertakwa   dan  orang-orang  yang durhaka. Telah dikemukakan pula bahwa Sunnatullah tersebut bukan hanya berlaku bagi umat Islam saja tetapi juga berlaku bagi umat beragama lainnya, termasuk golongan Ahli-KiItab, firman-Nya:
وَ لَوۡ  اَنَّ  اَہۡلَ الۡکِتٰبِ اٰمَنُوۡا وَ اتَّقَوۡا لَکَفَّرۡنَا عَنۡہُمۡ سَیِّاٰتِہِمۡ وَ لَاَدۡخَلۡنٰہُمۡ  جَنّٰتِ النَّعِیۡمِ﴿ ﴾  وَ لَوۡ اَنَّہُمۡ اَقَامُوا التَّوۡرٰىۃَ وَ الۡاِنۡجِیۡلَ وَ مَاۤ  اُنۡزِلَ اِلَیۡہِمۡ  مِّنۡ رَّبِّہِمۡ لَاَکَلُوۡا مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ ؕ مِنۡہُمۡ اُمَّۃٌ  مُّقۡتَصِدَۃٌ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ سَآءَ مَا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Dan   seandainya  para Ahlul Kitab benar-benar beriman dan bertakwa, niscaya Kami hapuskan dari mereka keburukan mereka dan  niscaya  Kami masukkan mereka ke dalam kebun-kebun kenikmatan.  Dan seandainya   mereka benar-benar menegakkan ajaran Taurat,  Injil,  dan apa  yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan mereka yakni Al-Quran, niscaya mereka akan memakan barang-barang dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka.  Di antara mereka ada umat yang mengambil jalan tengah, tetapi kebanyakan dari mereka sangat buruk apa yang mereka kerjakan. (Al-Mādah [5]:66-67).

Macam-macam  Azab Ilahi

     Makna ayat  لَاَکَلُوۡا مِنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِہِمۡ   -- “niscaya mereka akan memakan barang-barang dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka” adalah:
    (1) Mereka niscaya akan menerima rahmat dari langit seperti wahyu Ilahi dan hubungan dengan  Allah Swt.   juga kesejahteraan duniawi.
     (2) Mereka bukan saja akan mendapat siraman hujan pada waktunya yang tepat dan lebat dari langit, tetapi tanah pun akan memberikan hasilnya untuk mereka dengan berlimpah-limpah.
    (3) Allah Swt. niscaya akan menyediakan untuk mereka sarana-sarana bagi kemajuan ruhani maupun jasmani.
     Namun yang  kenyataan yang saat ini terjadi  di berbagai kawasan umat Islam  adalah firman Allah Swt. berikut ini:
قُلۡ ہُوَ  الۡقَادِرُ عَلٰۤی  اَنۡ یَّبۡعَثَ عَلَیۡکُمۡ عَذَابًا مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ اَوۡ مِنۡ تَحۡتِ اَرۡجُلِکُمۡ اَوۡ یَلۡبِسَکُمۡ شِیَعًا وَّ یُذِیۡقَ بَعۡضَکُمۡ بَاۡسَ بَعۡضٍ ؕ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ نُصَرِّفُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّہُمۡ یَفۡقَہُوۡنَ﴿﴾  
Katakanlah: “Dia-lah Yang berkuasa mengirimkan azab kepada kamu dari atas kamu atau dari bawah kaki kamu atau mencampur-baurkan kamu menjadi golongan-golongan yang saling berselisih dan membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.”  Lihatlah bagaimana Kami membentangkan Tanda-tanda supaya mereka mengerti. (Al-An’ām [6]:66).
 Azab dari atas” maknanya: kelaparan, gempa bumi, air bah, taufan, penin-dasan terhadap golongan yang lemah oleh yang kuat, penderitaan mental, dan sebagainya, dan “siksaan dari bawah” berarti: penyakit-penyakit, wabah, pemberontakan orang-orang bawahan, dan sebagainya.
  Kemudian ada hukuman berupa kekacauan, perpecahan-perpecahan dan perselisihan yang kadang-kadang berakhir dalam perang saudara. Hal demikian ini diisyaratkan dalam kata-kata membuat sebagian kamu merasakan keganasan sebagian yang lain, sebagaimana yang saat ini terjadi di berbagai kawasan Muslim.

Tidak ada yang Aman dari “Makar” Allah Swt.

Jadi, benarlah pernyataan Allah Swt. berikut ini,  bahwa hanya orang-orang beriman sajalah yang merasa takut terhadap “makar” Allah Swt. – seperti yang terjadi atas  Nabi Yunus a.s.  yang harus   tinggal dalam “perut ikan” selama 3 hari 3 malam  (QS.37:140-149) dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. setelah mengalami peristiwa penyaliban harus  tinggal  dalam  perut bumi” (gua) selama 3 hari 3 malam (4:158-159; Matius 12:38-39) --  sedang “orang-orang yang merugir” mereka merasa aman dari “makar” Allah Swt. tersebut, firman-Nya:
اَفَاَمِنَ اَہۡلُ الۡقُرٰۤی اَنۡ  یَّاۡتِیَہُمۡ  بَاۡسُنَا بَیَاتًا  وَّ ہُمۡ  نَآئِمُوۡنَ ﴿ؕ ﴾  اَوَ  اَمِنَ  اَہۡلُ الۡقُرٰۤی اَنۡ یَّاۡتِیَہُمۡ بَاۡسُنَا ضُحًی  وَّ ہُمۡ  یَلۡعَبُوۡنَ ﴿ ﴾ اَفَاَمِنُوۡا مَکۡرَ اللّٰہِ ۚ فَلَا  یَاۡمَنُ مَکۡرَ اللّٰہِ   اِلَّا الۡقَوۡمُ  الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Maka apakah penduduk negeri-negeri ini merasa aman dari  kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari selagi mereka tidur?   Ataukah penduduk negeri-negeri ini  merasa aman dari  kedatangan siksaan Kami kepada mereka, waktu matahari naik sepenggalah sedangkan mereka bermain-main?   Apakah mereka merasa aman dari makar Allah? Maka tidak ada yang merasa dirinya aman dari makar Allah kecuali kaum yang rugi. (Al-A’rāf [7]:98-100).
        “Makar” Allah Swt. yang terjadi atas diri Nabi Yunus a.s. adalah karena beliau marah atas ketidak-acuhan kaumnya terhadap peringatan yang beliau sampaikan kepada mereka, tetapi ketika Nabi Yunus a.s. pergi dengan membawa “kemarahan” beliau tersebut kemudian kaum beliau menyadari kesalahan mereka  lalu bertaubat dari kedurhakaan yang mereka lakukan sehingga Allah Swt. menangguhkan   azab Ilahi  yang diperingatkan Nabi Yunus a.s. kepada mereka.
       Namun Nabi Yunus a.s. sendiri kemudian  mengalami peristiwa yang tidak beliau duga, yaitu  untuk menyelamatkan kapal dan para penumpangnya  -- yang juga  Nabi Yunus a.s. berada di dalam kapal  tersebut --  dari ketenggelaman oleh serangan badai di lautan, sesuai undian yang dilakukan  di antara para penumpang kapal  maka beliau harus dilemparkan ke laut yang sedang bergelora dan kemudian beliau ditelan oleh seekor ikan besar dan setelah selama tiga hari dan tiga malam berada di dalam  perut ikan besar tersebut  akhirnya beliau selamat  (QS.37:140-149).
       Sedangkan “makar” Allah Swt. yang menimpa Nabi isda Ibnu Maryam a.s. adalah beliau terpaksa harus mengalami peristiwa penyaliban  sebagaimana “makar buruk” yang dirancang oleh para pemuka agama Yahudi yang mendustakan dan menentang pendakwaan beliau sebagai Al-Masih (Messiah), namun “makar tandingan” Allah Swt. (QS.3:55) menyelamatkan beliau dari kematian terkutuk di atas  tiang salib, dan setelah berada  tiga hari dan tiga malam berada di dalam “perut bumi”  -- yakni “goa” yang dirancang sebagai “ kuburan”  beliau oleh murid-murid beliau akhirnya beliau sembuh dari “mati suri” yang dialaminya lalu pergi meninggalkan Palestina untuk mencari “10 suku-suku (domba-domba) Israil“ yang hilang  (tersebar) di luar wilayah Palestina (Kanaan – QS.4:158-159; Matius 12:38-39).

Duel Makar” dalam Peristiwa Pengepungan “Benteng Khaibar”

   “Duel makar” antara “makar buruk” orang-orang Yahudi dengan “makar tandingan” Allah Swt. tersebut terjadi pula pada  peristiwa pengepungan orang-orang Yahudi  di benteng Khaibar, setelah mereka  diusir dari Madinah oleh Nabi Besar Muhammad saw..
     Benteng pertahanan di Khaibar   yang mereka yakini akan dapat menyelamatkan mereka dari  orang-orang Muslim yang mengepung mereka di bawah  pimpinan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. terbukti  tidak berguna bagi mereka menghadapi “makar tandingan” Allah Swt.   yang dirancang-Nya untuk Nabi Besar Muhammad saw.  dalam berbagai peristiwa berbahaya (QS.7:31), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ سَبَّحَ  لِلّٰہِ  مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ  لِاَوَّلِ الۡحَشۡرِ ؕؔ مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ  یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا  اَنَّہُمۡ  مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ  فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭  وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ  بِاَیۡدِیۡہِمۡ  وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭  فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Menyanjung kesucian    Allah apa pun  yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang yang kafir di antara Ahlikitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama.  Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah,  maka   Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia  melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka, sehingga mereka merobohkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman, maka ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki penglihatan. (Al-Hasyr [59]:1-3). 
       Sangat  menarik  pernyataan Allah Swt.   mengenai “duel makar” berkenaan dengan keadaan yang bertolak belakang  yang ada dalam hati kedua belah pihak yang saling berhadapan di Khaibar tersebut, yakni مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ  یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا  اَنَّہُمۡ  مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ    -- “Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka pun menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah”, selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai “makar tandingan-Nya  yang mendukung pasukan Muslim pimpinan Ali bin Abi Thalib r.a. فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭  وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ  -- “maka   Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia  melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka”, sehingga akibat “makar tandingan” Allah Swt. tersebut  یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ  بِاَیۡدِیۡہِمۡ  وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭  فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ -- “sehingga mereka merobohkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman.

Makar Tandingan  Allah Swt.    Sangat Rumit dan Halus

     Perhatikanlah, betapa  sangat rumit dan halusnya  “makar tandingan” yang Allah Swt. lancarkan dalam menghadapi berbagai bentuk “makar-makar buruk” para penentang Rasul Allah  -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. --  sehingga berbagai kemungkinan munculnya berbagai fitnah keji terhadap beliau saw. mau pun teradap agama Islam (Al-Quran) telah diredam sedemikian rupa oleh Allah Swt..
         Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai peredaman kemungkitan munculnya berbagai bentuk fitnah keji tersebut:   
وَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  کَتَبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمُ  الۡجَلَآءَ لَعَذَّبَہُمۡ  فِی الدُّنۡیَا ؕ وَ لَہُمۡ  فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابُ النَّارِ ﴿﴾ ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ  شَآقُّوا اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ یُّشَآقِّ  اللّٰہَ  فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾  مَا  قَطَعۡتُمۡ مِّنۡ  لِّیۡنَۃٍ  اَوۡ  تَرَکۡتُمُوۡہَا قَآئِمَۃً  عَلٰۤی  اُصُوۡلِہَا فَبِاِذۡنِ اللّٰہِ وَ لِیُخۡزِیَ الۡفٰسِقِیۡنَ﴿﴾
Dan seandainya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, niscaya Allah telah mengazab mereka di dunia ini juga, dan bagi mereka di akhirat ada azab Api.   Hal demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan  barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya azab Allah sangat keras. Pohon kurma  apa saja jenisnya yang kamu tebang atau kamu membiarkannya berdiri pada akar-akarnya maka itu dengan izin Allah, supaya Dia menghinakan orang-orang durhaka. (Al-Hasyr [59]:1-3). 
   Yang diisyaratkan adalah penebangan  pohon-pohon korma milik  orang-orang Yahudi Banu Nadhir atas perintah  Nabi Besar Muhammad saw.  seperti dinyatakan dalam ayat 3, mereka  telah mengurung diri mereka di dalam benteng-benteng mereka sebagai penenatangan terhadap perintah  Nabi Besar Muhammad saw..   supaya mereka menyerah.  Benteng mereka di Khaibar tersebut di kelilingi dengan pohon-pohon kurma sebagai pertahanan mereka yang bverada di luar benteng mereka.
   Setelah pengepungan berlangsung beberapa hari,  kemudian Nabi Besar Muhammad saw.   memerintahkan untuk memaksa mereka menyerah dengan cara menebangi pohon-pohon kurma mereka dari jenis linah  yang mutu buahnya sangat buruk dan sama sekali tidak berguna untuk dimakan manusia (Ar-Raudh-al-Unuf).
  Baru saja enam pohon  kurma ditebang  mereka menyerah (Zurqani), hal itu terjadi  sebagaimana firman-Nya   فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭  وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ  -- “maka   Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia  melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka.” Jadi betapa perintah  Nabi Besar Muhammad saw. tersebut   itu sangat ringan, lunak, dan sungguh sesuai dengan hukum perang yang beradab.

Duel Makar   Berulang di Setiap Zaman Rasul Allah

 Dengan demikian benarlah firman Allah Swt. berikut ini mengenai “duel makar” yang senantiasa berlangsung antara  “makar buruk” para penentang Rasul Allah dengan “makar tandingan” Allah Swt.,  berikut firman-Nya mengenai “duel makar” di zaman Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.:
فَلَمَّاۤ  اَحَسَّ عِیۡسٰی مِنۡہُمُ الۡکُفۡرَ قَالَ مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ ۚ اٰمَنَّا بِاللّٰہِ ۚ وَ اشۡہَدۡ بِاَنَّا مُسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾  رَبَّنَاۤ  اٰمَنَّا بِمَاۤ اَنۡزَلۡتَ وَ اتَّبَعۡنَا الرَّسُوۡلَ فَاکۡتُبۡنَا مَعَ الشّٰہِدِیۡنَ ﴿﴾  وَ مَکَرُوۡا وَ مَکَرَ اللّٰہُ ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka tatkala  Isa merasa   ada  kekafiran pada mereka yakni kaumnya ia berkata:  ”Siapakah penolong-penolongku  dalam urusan Allah?” Para hawari berkata: “Kamilah  para penolong urusan Allah. Kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah  diri.   “Ya Rabb (Tuhan) kami, kami beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami mengikuti Rasul ini maka catatlah kami bersama   orang-orang yang menjadi saksi.”  Dan mereka,  yakni musuh Al-Masih, merancang makar  buruk  dan Allah pun merancang makar  tandingan  dan Allah sebaik-baik Perancang makar.  (Âli ‘Imran [3]:53-55).
      Duel makar  yang terjadi pada masa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah pada peristiwa penyaliban  beliau a.s. yang   sangat rumit  dan misterius  sehingga  telah menggelincirkan  dan menyesatkan  berbagai orang yang berhati bengkok (QS.4:158-159).
     Berikut ini adalah “duel makar”pada masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar  terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan, dan Allah sebaik-baik  Perancang makar (Al-Anfāl [8]:31).
     “Duel makar”    terjadi juga di zaman para Rasul Allah  sebelumnya, termasuk di zaman Nabi Nuh a.s.,  Nabi Hud a.s., Nabi Shalih a.s., Nabi Sui’aib a.s., Nabi Ibrahim a.s.,  dan  di zaman Nabi Musa a.s., firman-Nya:
وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ  الۡجِبَالُ ﴿﴾  فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ  رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  عَزِیۡزٌ  ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan  sungguh  mereka telah melakukan makar mereka, tetapi makar mereka ada di sisi Allah,  dan  jika sekali pun  makar mereka dapat memindahkan gunung-gunung.  Maka janganlah engkau   sekali-kali menyangka  bahwa  Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya, sesungguhnya  Allah Maha Perkasa, Yang memiliki pembalasan. (Ibrahim [14]:47-48).  Lihat pula  QS.13:43;  QS.27:46-54.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***
Pajajaran Anyar,   12 November    2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar