Selasa, 25 Maret 2014

Penyebab Terjadinya Dua Hukuman Ilahi yang Menimpa Bani Israil dan Bani Isma'il (Umat Islam)



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  185

      Penyebab Terjadinya Dua  Hukuman Ilahi yang Menimpa Bani Israil dan Bani Isma’il (Umat Islam)  

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
 
P
ada akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan firman-Nya mengenai  kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. terhadap sikap buruk Bani Israil terhadap kedua rasul Allah tersebut, firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾   کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ 
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam, hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas.   Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang dikerjakannya, benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir  sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka   yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah me-reka akan kekal. (Al-Māidah [5]:79-81).

Dua  Kali Hukuman Allah Swt. kepada Bani Israil dan Bani Isma’il (Umat Islam)

         Dari antara semua nabi Bani Israil, Nabi Daud a.s.    dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  tergolong paling menderita di tangan orang-orang Yahudi. Penzaliman orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mencapai puncaknya, ketika beliau dipakukan pada  kayu salib, sedangkan  penderitaan serta kepapaan yang dialami oleh Nabi Daud  a.s. dari kaum yang tak mengenal terima kasih itu, tercermin di dalam Mazmurnya yang sangat merawankan hati. Dari lubuk hati yang penuh kepedihan, Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mengutuk mereka.
       Kutukan Nabi Daud a.s. . mengakibatkan orang-orang Bani Israil dihukum oleh Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia  yang menghancurluluhkan Yerusalem dan membawa orang-orang Bani Israil sebagai tawanan pada tahun 556 sebelum Masehi (QS.2:260) sedangkan akibat kutukan Nabi Isa  Ibnu Maryam a.s.  mereka ditimpa bencana dahsyat, karena Titus dari kerajaan Romawi  yang menaklukkan Yerusalem dalam tahun ± 70 Masehi, membinasakan kota dan menodai rumah-ibadah dengan jalan menyembelih babi — binatang yang sangat dibenci oleh orang-orang Yahudi — di dalam rumah-ibadah itu.  
      Mengisyaratkan kepada  kedua hukuman Allah Swt. itulah  kepada Bani Israil itulah  firman-Nya dalam QS.17:5-9. Selain berupaya membunuh para nabi Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka (QS.2:88-89), salah satu di antara dosa-dosa besar yang membangkitkan amarah Tuhan atas kaum Yahudi ialah, mereka tidak melarang satu sama lain, terhadap kejahatan yang begitu merajalela di tengah-tengah mereka.
        Kenyataan sejarah membuktikan bahwa pemuatan  ayat-ayat  mengenai dua kali  hukuman Ilahi  kepada Bani Israil di dalam Al-Quran (QS.17:5-9) merupakan peringatan dan nubuatan yang terjadi pula  di kalangan umat Islam,  akibat kedurhakaan mereka kepada para mujaddid  serta para wali Allah besar yang mereka tuduh sebagai orang-orang kafir dan  mereka zalimi, bahkan  di antara orang-orang suci tersebut  ada pula yang mereka   bunuh pula  akibat hasutan dan fitnah yang dilontarkan para pemuka  agama Islam  dan penguasa yang  merasa sangat terusik  kemapanan   duniawinya  oleh orang-orang suci tersebut, firman-Nya: 
وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾  ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾  اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾  عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan   telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali,  dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.”   Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana.    Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar  dari sebelumnya.   Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan  bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk  maka itu untuk diri kamu sendiri. Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu   dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka meng-hancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai.  Boleh jadi kini Rabb (Tuhan)  kamu akan menaruh kasihan kepada kamu, tetapi jika kamu kembali kepada perbu-atan buruk, Kami pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam, penjara bagi orang-orang kafir. (Bani Israil [17]:5-9).

Bangsa kafir” Sebagai Sarana Allah Swt. Menghukum “Kaum Pilihan” yang Durhaka

        Firman Allah Swt. tersebut mengisyaratkan salah satu   Sunnah Allah Swt.  yaitu  ketika orang-orang beriman -- yang pada zamannya -- merupakan “kaum pilihan” Allah Swt.   tersebut  melakukan kedurhakaan kepada Allah Swt. dan Rasul Allah,  maka Allah Swt. menjadikan bangsa   kafir  sebagai sarana  untuk menghukum mereka, sebagaimana yang telah terjadi pada Bani Israil,  berupa penyerbuan dahsyat pasukan Raja Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia dan serbuan panglima Titus dari kerajaan Romawi.
        Demikian pula ketika Allah Swt. menghukum umat Islam  atas kedurhakaan yang mereka lakukan terhadap Nabi Besar Muhammad saw., terhadap para Khalifatur- Rasyidin dan para Mujaddid  yang muncul di setiap abad – termasuk di Akhir Zaman  ini --  telah menggunakan bangsa kafir yang memiliki kekuatan tempur yang hebat serta kejam  sebagai sarananya, yaitu bangsa Mongolia dan Tartar yang dipimpin oleh Jenghis Khan dan  anaknya,  Khulaku Khan,  dan bangsa-bangsa yang disebut Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog), yakni bangsa-bangsa Kristen barat yang bermata biru (QS.20:103-105; QS.18:95-102; QS.21:97-98).
         Dua kedurhakaan Bani Israil yang tersebut dalam kitab Musa a.s. (Ulangan 28:15, 49-53, 63-64 & 30:15) disinggung dalam ayat ini. Orang-orang  kalangan Bani Israil  yang tidak beriman, telah dua kali dikutuk  yaitu oleh Nabi Daud a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.. (QS.5:79), dan sebagai akibatnya telah dihukum pula dua kali. Azab Ilahi  pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Daud a.s.  dan Nabi Sulaiman a.s.,   sedangkan   azab Ilahi yang kedua sesudah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s..   
       Nampak dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa  a.s., orang-orang Yahudi telah menjadi suatu bangsa yang amat kuat, dan di masa Nabi Daud a.s. mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafatnya pun, untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaannya semula.
        Kemudian setelah wafatnya Nabi Sulaiman a.s.  kerajaan Bani Israil itu menjadi sasaran kemunduran yang berangsur-angsur,  yang dalam Al-Quran diumpamakan sebagai “rayap yang memakan tongkat Nabi Sulaiman” (QS.34:15), dan  sekitar 733 s.M. Samaria ditaklukkan oleh bangsa Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di sebelah utara Yezreel. Pada tahun 608 s.M., Palestina telah dilanda oleh satu lasykar Mesir di bawah Firaun Necho, dan Bani Israil takluk kepada kekuasaan Mesir (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, halaman 665).

Penghancuran Kota  Yerusalem Kedua Kali

        Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki cara-cara hidup  keagamaan mereka.  Mereka dengan gigih bertahan pada cara-cara buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan cara-cara buruk mereka, sebab kemurkaan Allah tidak lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan Nabi Yermiah a.s. tersebut.
        Di masa kerajaan Yehoyakim, Nebukadnezar dari Babilonia melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang perkakas rumah peribadatan, tetapi ketika itu kota Yerusalem sendiri selamat dari kekejaman akibat pengepungan. Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya mengalami kelaparan yang sangat keras.
        Tetapi pemberontakan raja Zedekia membawa akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota itu ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar. Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol ia dibawa ke Babil.
       Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar di kota Yerusalem dibumihanguskan, para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, halaman 665 & Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”). Peristiwa mengerikan  tersebut disinggung dalam  Al-Quran, firman-Nya:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ  اللّٰہُ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ  اِلٰی طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ  اَنَّ اللّٰہَ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau  seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota  yang  dinding-dindingnya telah runtuh  atas atap-atapnya, kemudian ia berkata: “Kapankah Allah akan menghidupkan kembali kota ini sesudah  kematian  yakni kehancurannya?” Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkannya lagi dan berfirman: “Berapa lamakah engkau tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari.” ia berfirman:  “Tidak, bahkan engkau te-lah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah keledai engkau,  dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan  lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”  (Al-Baqarah [2]:260).

Hukuman Allah Swt. yang Kedua

        Orang-orang Yahudi yang diangkut  sebagai tawanan ke Babilonia menyesuaikan diri mereka dengan keadaan baru di masa pembuangan. Kebanyakan di antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babil Tengah, dan banyak dari mereka pada akhirnya memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang berpengaruh.
     Keyakinan dan pengabdian mereka kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari, diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan dan dipupuk.
        Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk lebih jelas. Kaum Yahudi membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus – yakni Dzulqarnain --  raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babil. Kota itu dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan.
       Sebagai ganjaran atas jasa-jasa mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World, jilid II, hlm. 126;  Yewish Encyclopaedia  jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh 36:22, 23).
      Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus) yang berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat  dan perkakas yang telah dirampas oleh Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang buangan kembali ke Yerusalem (Ezra, 1:3-5).
        Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang diisyaratkan oleh ayat yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh sebelum hal itu sungguh-sungguh terjadi (Ulangan 30:1-5).

Dua Hukuman Ilahi yang Menimpa Umat Islam

        Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai   hukuman kedua kali  yang menimpa Bani Israil:
    فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا
Lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu   dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka meng-hancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai. (Bani Israil [17]:8).
     Ayat ini membicarakan jatuhnya kembali orang-orang Yahudi ke lembah keburukan, dan tentang azab Ilahi  yang menimpa mereka sebagai akibatnya. Mereka menentang dan menganiaya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  serta berusaha membunuh beliau pada palang salib dan memusnahkan pergerakan beliau.
        Oleh sebab itu Allah Swt. menimpakan kepada mereka azab yang sangat keras, ketika pada tahun 70 M. pasukan-pasukan Romawi di bawah pimpinan Titus melanda negeri itu, dan di tengah-tengah kejadian-kejadian mengerikan yang tidak ada bandingannya dalam sejarah itu, kota Yerusalem kembali  dihancurkan dan rumah peribadatan yang dibangun Nabi Sulaiman a.s. dibumihanguskan (Encyclopaedia Biblica pada kata “Yerusalem”). Malapetaka itu terjadi ketika Nabi Isa Ibnu Maryam  a.s. masih hidup di Kasymir (QS.23:51). Hal ini pun dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. (Ulangan 32: 18-26).
       Perlu pula dicatat di sini, bahwa nubuatan mengenai azab kedua kali itu telah disebut dalam Bible sesudah adanya nubuatan yang membicarakan hukuman pertama (Ulangan Bab 28). Lebih dari itu, bahkan nubuatan ini disebut sesudah nubuatan mengenai kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem (Ulangan 30:1-5). Hal ini menunjukkan, bahwa nubuatan ini (Ulangan 32:18-26) merujuk  kepada azab yang kedua, yang telah disinggung dalam Al-Quran, yaitu “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan  besar di muka bumi ini dua kali.” (QS.17:5).
       Ayat ini mengandung peringatan bagi umat Islam, bahwa seperti orang Yahudi mereka pun akan dihukum dua kali, jika mereka tidak mau meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk mereka. Tetapi  umat Islam tidak memperoleh faedah dari peringatan yang tepat pada waktunya itu, serta tidak meninggalkan cara-cara yang buruk; dan oleh karena itu telah dihukum dua kali.
       Hukuman pertama menimpa mereka, ketika kota Baghdad jatuh pada tahun 1258 M. Pasukan-pasukan Hulaku Khan yang  biadab itu sama sekali memusnahkan pusat ilmu pengetahuan dan kekuasaan yang agung itu, dan konon kabarnya 1.800.000 orang Islam telah terbunuh pada ketika itu.
      Tetapi dari malapetaka yang mengerikan itu akhirnya Islam keluar sebagai pemenang. Mereka yang menaklukkan menjadi yang ditaklukkan. Cucu Hulaku Khan bersama-sama sejumlah besar orang Moghul dan Tartar memeluk agama Islam. Hukuman kedua telah ditakdirkan akan menimpa umat Islam di Akhir Zaman ini.
      Pendek kata, terjadinya kedua hukuman Ilahi yang menimpa kedua silsilah keturunan Nabi Ibrahim a.s.   – yakni Bani Israil dan Bani Ismai’I  (umat  Islam) --  tersebut  penyebabnya sama yaitu kedurhakaan mereka kepada Allah Swt. dan Rasul Allah  (QS.2:88-89) serta kepada  para Mujaddid dan para Wali Allah   yang dibangkitkan di kalangan umat Islam, sebagai penggenapan sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai  adanya persamaan antara umat Islam  dengan umat  sebelumnya  (Yahudi dan Nasrani)  bagaikan persamaan sepasang sepatu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  16  Februari      2014