بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab 76
Kedurhakaan Kaum Yahudi kepada Nabi Besar
Muhammad saw. di Madinah Merupakan
Pengulangan Kedurhakaan Kaum
Yahudi di Zaman Pemerintahan Nabi Sulaiman a.s.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam Bab sebelumnya
telah dikemukakan mengenai kemenangan-kemenangan
lainnya yang akan diperoleh kaum Muslimin
berkenaan pengkhianatan yang
berulang-ulang dari orang-orang Yahudi
yang tinggal di Madinah:
وَ
اَوۡرَثَکُمۡ اَرۡضَہُمۡ وَ دِیَارَہُمۡ
وَ اَمۡوَالَہُمۡ وَ اَرۡضًا لَّمۡ تَطَـُٔوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ عَلٰی
کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرًا﴿٪﴾
Dan Dia mewariskan kepada kamu tanah mereka dan rumah-rumah mereka dan harta
mereka, dan suatu daerah yang kamu belum
menginjaknya, dan Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Al-Ahzāb
[33]:28).
Nubuatan Kemenangan-kemenangan
yang akan Diraih oleh Umat Islam
Yang diisyaratkan dalam ayat وَ اَرۡضًا لَّمۡ تَطَـُٔوۡہَا -- “dan
suatu daerah yang kamu belum menginjaknya“ mungkin tanah
Khaibar atau mungkin juga kemenangan
atas kerajaan Persia dan kerajaan Romawi serta negeri-negeri yang
lebih jauh letaknya, yang sampai saat itu orang-orang
Muslim belum menginjakkan kaki mereka.
Dalam kedua firman Allah Swt. tersebut terdapat pernyataan وَ اَنۡزَلَ الَّذِیۡنَ ظَاہَرُوۡہُمۡ مِّنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ
مِنۡ صَیَاصِیۡہِمۡ -- “Dia telah menurunkan orang-orang dari
antara Ahlikitab yang menolong
mereka, yakni orang-orang
musyrik, dari benteng-benteng mereka” (ayat 27) dan
kalimat وَ اَوۡرَثَکُمۡ
اَرۡضَہُمۡ وَ دِیَارَہُمۡ وَ اَمۡوَالَہُمۡ -- “Dan
Dia mewariskan kepada kamu tanah
mereka dan rumah-rumah mereka
dan harta mereka” (ayat 28), kedua pernyataan Allah Swt. merupakan bantahan atas tuduhan dusta atau fitnah
dari golongan Ahli Kitab di Akhir Zaman ini, bahwa penyebaran
Islam oleh Nabi Besar Muhammad saw. dilakukan dengan menggunakan pedang (kekerasan dan pemaksaan).
Selain sebagai bantahan dari
Allah Swt. kesuksesan-kesuksesan yang
diraih umat Islam di masa awal tersebut pada hakikatnya membuktikan benarnya pernyataan Allah Swt. dalam firman-Nya
mengenai izin berperang
kepada umat Islam untuk membela diri dan untuk menegakkan
keadilan di muka bumi serta mengenai pertolongan-Nya kepada Nabi Besar
Muhammad saw. dan umat Islam, firman-Nya:
اُذِنَ
لِلَّذِیۡنَ یُقٰتَلُوۡنَ بِاَنَّہُمۡ ظُلِمُوۡا ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ
عَلٰی نَصۡرِہِمۡ لَقَدِیۡرُۨ ﴿ۙ﴾
Diizinkan berperang bagi mereka yang telah diperangi,
karena mereka telah dizalimi, dan
sesungguhnya Allah berkuasa menolong
mereka. (Al-Hājj [22]:40).
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
الَّذِیۡنَ اُخۡرِجُوۡا
مِنۡ دِیَارِہِمۡ بِغَیۡرِ حَقٍّ اِلَّاۤ
اَنۡ یَّقُوۡلُوۡا رَبُّنَا اللّٰہُ ؕ وَ لَوۡ لَا دَفۡعُ اللّٰہِ النَّاسَ
بَعۡضَہُمۡ بِبَعۡضٍ لَّہُدِّمَتۡ صَوَامِعُ وَ بِیَعٌ وَّ صَلَوٰتٌ وَّ مَسٰجِدُ
یُذۡکَرُ فِیۡہَا اسۡمُ اللّٰہِ کَثِیۡرًا ؕ وَ لَیَنۡصُرَنَّ اللّٰہُ مَنۡ
یَّنۡصُرُہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ لَقَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Yaitu orang-orang yang telah diusir dari rumah-rumah mereka tanpa haq hanya karena mereka berkata: “Tuhan kami Allah.” Dan
seandainya Allah tidak menangkis
sebagian manusia oleh sebagian yang lain niscaya akan hancur biara-biara,
gereja-gereja, rumah-rumah ibadah, dan masjid-masjid
yang di dalamnya banyak disebut nama
Allah, dan Allah
pasti akan menolong siapa yang menolong-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa, Maha Perkasa. (Al-Hājj
[22]:41).
Nabi Besar Muhammad saw. dan Agama Islam (Al-Quran)
adalah “Rahmat bagi Seluruh Alam”
Sesudah memberikan alasan-alasan mengapa orang-orang Islam terpaksa mengangkat senjata, ayat ini
mengemukakan tujuan dan maksud peperangan yang dilancarkan oleh umat Islam. Tujuannya sekali-kali bukan
untuk merampas hak orang-orang lain
atas rumah dan milik mereka, atau merampas kemerdekaan
mereka serta memaksa mereka tunduk
kepada kekuasaan asing, atau untuk
menjajagi pasar-pasar yang baru atau
memperoleh tanah-tanah jajahan baru,
seperti telah diusahakan oleh kekuasaan
negara-negara kuat dari barat.
Yang dimaksudkan ialah mengadakan perang semata-mata untuk membela diri dan untuk menyelamatkan Islam dari kemusnahan, dan
untuk menegakkan kebebasan berpikir;
begitu juga untuk membela
tempat-tempat peribadatan yang
dimiliki oleh agama-agama lain —
gereja-gereja, rumah-rumah peribadatan Yahudi, kuil-kuil, biara-biara, dan
sebagainya (QS.2:194; QS.2:257; QS.8:40 dan QS.8:73).
Jadi tujuan
pertama dan terutama dari perang-perang yang dilancarkan oleh Islam di masa yang lampau -- dan selamanya di masa yang akan datang
pun -- ialah menegakkan kebebasan beragama dan beribadah dan berperang membela negeri,
kehormatan, dan kemerdekaan terhadap serangan
tanpa dihasut. Apakah ada alasan untuk berperang yang lebih baik daripada ini?
Lebih lanjut Allah Swt. berfirman mengeai hal tersebut:
اَلَّذِیۡنَ اِنۡ مَّکَّنّٰہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ اَقَامُوا الصَّلٰوۃَ وَ اٰتَوُا
الزَّکٰوۃَ وَ اَمَرُوۡا بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ
نَہَوۡا عَنِ الۡمُنۡکَرِ ؕ وَ لِلّٰہِ
عَاقِبَۃُ الۡاُمُوۡرِ ﴿﴾
Orang-orang yang jika Kami
meneguhkannya di bumi mereka mendirikan
shalat, membayar zakat, menyuruh berbuat
kebaikan dan melarang dari keburukan.
Dan kepada Allah-lah kembali
segala urusan. (Al-Hājj [22]:40-42).
Ayat ini mengandung perintah Allah Swt. bagi orang-orang Muslim, bahwa manakala mereka memperoleh kekuasaan, maka mereka tidak boleh mempergunakannya
untuk kemajuan bagi kepentingan diri mereka sendiri, melainkan
harus digunakan untuk memperbaiki nasib orang-orang miskin dan orang-orang tertindas dan untuk menegakkan keamanan serta keselamatan di daerah-daerah kekuasaan mereka, dan bahwa mereka harus
menghargai dan melindungi tempat-tempat peribadatan,
yaitu sesuai dengan missi kerasulan
Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا
رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾
Dan Kami sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam. (Al-Anbiya [21]:108).
Berbagai Makar Buruk Orang-orang Yahudi Madinah
Kepada Nabi Besar
Muhammad saw.
Bukti bahwa Nabi Besar Muhammad saw. benar-benar
merupakan “rahmat atas seluruh alam“
(QS.21:108) terbukti pada waktu melakukan pengusiran yang pertama orang-orang Yahudi dari Madinah
sebagai hukuman kepada mereka, padahal mereka itu berulang kali melakukan pengkhianatan
serta kedurhakaan kepada Nabi Besar Muhammad saw. – bahkan berusaha untuk membunuh beliau saw. -- firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾
سَبَّحَ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ۚ وَ
ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡۤ اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ لِاَوَّلِ الۡحَشۡرِ ؕؔ مَا ظَنَنۡتُمۡ
اَنۡ یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا اَنَّہُمۡ
مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ
یَحۡتَسِبُوۡا ٭ وَ قَذَفَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ
الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ
بِاَیۡدِیۡہِمۡ وَ اَیۡدِی
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭ فَاعۡتَبِرُوۡا
یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾
Aku baca dengan
nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Menyanjung
kesucian Allah apa
pun yang
ada di seluruh langit dan apa
pun yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang
Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang
yang kafir di antara Ahlikitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama.
Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar,
dan mereka pun menyangka bahwa
benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah, maka Allah
datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia melemparkan kecemasan dalam kalbu
mereka, sehingga mereka merobohkan
rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan dengan tangan orang-orang beriman, maka ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki penglihatan.
(Al-Hasyr
[59]:1-3).
Di Medinah tinggal tiga golongan suku Yahudi
– Banu Qainuqa’, Banu Nadhir, dan Banu Quraizhah. Ayat ini mengisyaratkan
kepada pengusiran Banu Nadhir dari
Medinah. Suku ini sama seperti suku
Qainuqa’ sebelum mereka, telah berlaku khianat
terhadap Nabi Besar Muhammad saw. dan kaum Muslimin
pada beberapa peristiwa. Mereka menjalin jaringan
komplotan dan memasuki persekutuan-persekutuan
rahasia dengan musuh-musuh Islam
untuk tujuan mengadakan perlawanan
terhadap Nabi Besar Muhammad saw. kaum
Muslimin.
Orang-orang Yahudi
berulang-ulang melanggar perjanjian
mereka dan mengkhianati
persetujuan-persetujuan resmi untuk tetap berdiri netral di antara Nabi Besar Muhammad saw. dengan musuh-musuh beliau saw., dan
bahkan telah berkomplot hendak membunuh
beliau saw..
Mendustakan Nubuatan yang Mereka Ketahui
Seperti mengenal Anak-anak Mereka Sendiri
Pemimpin mereka, Ka'b bin Asyraf, pergi ke Mekkah untuk mengumpulkan bala bantuan dari kaum
Quraisy dan dari suku-suku musyrik
lain di sekitar Mekkah untuk mengusir
kaum Muslimin dari Medinah. Mengisyaratkan kepada adanya persamaan
makar-makar buruk yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Madinah terhadap Nabi Besar Muhammad saw.
dengan makar-makar buruk yang dilakukan “syaitan-syaitan”
yang mengajarkan “sihir” di zaman
pemerintahan Nabi Sulaiman a.s
itulah firman Allah Swt. berikut ini:
وَ لَقَدۡ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَیۡکَ اٰیٰتٍۭ بَیِّنٰتٍ ۚ وَ مَا یَکۡفُرُ
بِہَاۤ اِلَّا الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اَوَ
کُلَّمَا عٰہَدُوۡا عَہۡدًا نَّبَذَہٗ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمۡ ؕ بَلۡ
اَکۡثَرُہُمۡ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ
لَمَّا جَآءَہُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ عِنۡدِ
اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ نَبَذَ فَرِیۡقٌ مِّنَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ ٭ۙ کِتٰبَ اللّٰہِ وَرَآءَ
ظُہُوۡرِہِمۡ کَاَنَّہُمۡ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾۫ وَ اتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلۡکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ مَا کَفَرَ
سُلَیۡمٰنُ وَ لٰکِنَّ الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ
٭ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ عَلَی الۡمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہَارُوۡتَ وَ مَارُوۡتَ ؕ وَ مَا یُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ
حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا نَحۡنُ فِتۡنَۃٌ فَلَا تَکۡفُرۡ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ
مِنۡہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ بِہٖ بَیۡنَ الۡمَرۡءِ وَ زَوۡجِہٖ ؕ وَ مَا ہُمۡ بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنۡ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰہِ ؕ وَ یَتَعَلَّمُوۡنَ مَا
یَضُرُّہُمۡ وَ لَا یَنۡفَعُہُمۡ ؕ وَ لَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰىہُ مَا
لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ خَلَاقٍ ۟ؕ وَ لَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ
ؕ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah menurunkan
Tanda-tanda yang nyata kepada engkau,
dan sekali-kali tidak ada
yang kafir kepadanya kecuali orang-orang fasik. Apakah patut setiap
kali mereka membuat janji, segolongan dari mereka membuangnya? Bahkan kebanyakan
dari mereka tidak beriman. Dan
tatkala datang kepada mereka
seorang rasul dari sisi Allah, menggenapi
apa yang ada pada mereka, segolongan dari orang-orang yang diberi Alkitab membuang Kitab Allah ke belakang
punggungnya, se-olah-olah mereka
tidak mengetahui. (Al-Baqarah
[2]:100-102).
Ayat-ayat tersebut menerangkan mengenai kedurhakaan dan pengkhianatan golonga Ahli-Kitab
– terutama kaum Yahudi – mengenai kebenaran
pendakwaan Nabi Besar Muhammad saw.
sebagai “Nabi yang seperti Musa” (Ulangan
18:18; QS.26:194-198; QS.46:11), yang mengenai kejelasan nubuatan-nubuatan
dalam
Bible mereka sangat
mengenalnya bagaikan mengenal anak-anak
mereka sendiri (QS.2:147-148; QS.6:21).
Atas dasar adanya nubuatan-nubuatan itu pulalah beberapa kabilah
(suku) orang-orang Yahudi berada di
kota Madinah, dan bahkan di
kalangan mereka --yang munafik -- membenarkan
mengenai adanya nubuatan-nubuatan tentang
Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “Nabi
yang seperti Musa” yang datang dari kalangan “saudara Bani Israil” yakni Bani Isma’il (QS.2:15, 77; QS.3:120;
QS.5:60-62), selaras dengan doa Nabi
Ibrahim a.s. dan Nabi Isma’il a.s.
ketika membangun kembali Ka’bah (Baitullah
– QS.2:128-130).
Mengulangi Kedurhakaan Nenek-moyang Mereka di Zaman
Pemerintahan Nabi Sulaiman a.s.
Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. menjelaskan, bahkan orang-orang Yahudi tesebut bukannya beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw.,
tetapi melakukan berbagai macam makar buruk sebagaimana yang sebelumnya dilakukan oleh nenek-moyang mereka pada zaman
pemerintahan Nabi Sulaiman a.s., firman-Nya:
وَ اتَّبَعُوۡا مَا تَتۡلُوا
الشَّیٰطِیۡنُ عَلٰی مُلۡکِ سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ مَا کَفَرَ سُلَیۡمٰنُ وَ لٰکِنَّ
الشَّیٰطِیۡنَ کَفَرُوۡا یُعَلِّمُوۡنَ النَّاسَ السِّحۡرَ ٭ وَ مَاۤ اُنۡزِلَ
عَلَی الۡمَلَکَیۡنِ بِبَابِلَ ہَارُوۡتَ
وَ مَارُوۡتَ ؕ وَ مَا یُعَلِّمٰنِ مِنۡ اَحَدٍ حَتّٰی یَقُوۡلَاۤ اِنَّمَا
نَحۡنُ فِتۡنَۃٌ فَلَا تَکۡفُرۡ ؕ فَیَتَعَلَّمُوۡنَ مِنۡہُمَا مَا یُفَرِّقُوۡنَ
بِہٖ بَیۡنَ الۡمَرۡءِ وَ زَوۡجِہٖ ؕ وَ
مَا ہُمۡ بِضَآرِّیۡنَ بِہٖ مِنۡ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذۡنِ اللّٰہِ ؕ وَ یَتَعَلَّمُوۡنَ
مَا یَضُرُّہُمۡ وَ لَا یَنۡفَعُہُمۡ ؕ وَ لَقَدۡ عَلِمُوۡا لَمَنِ اشۡتَرٰىہُ مَا
لَہٗ فِی الۡاٰخِرَۃِ مِنۡ خَلَاقٍ ۟ؕ وَ لَبِئۡسَ مَا شَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ
ؕ لَوۡ کَانُوۡا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan mereka mengikuti apa yang diikuti oleh syaithan-syaitan yakni para
pemberontak di masa kerajaan Sulaiman, dan bukan Sulaiman yang kafir melainkan syaitan-syaitan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada
manusia. Tetapi mereka itu mengaku
mengikuti apa yang
telah diturunkan kepada duamalaikat, Harut dan Marut, di Babil.
Padahal keduanya tidaklah me-ngajar seorang pun hingga mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan dari
Tuhan, karena itu janganlah kamu kafir.” Lalu orang-orang belajar dari keduanya hal yang
dengan itu mereka membuat pemisahan di antara laki-laki dan istrinya, dan mereka sekali-kali tidak mendatangkan
mudarat kepada seorang pun dengan itu kecuali dengan seizin Allah, sedangkan
mereka ini belajar hal yang mendatangkan mudarat
kepada diri mereka dan tidak bermanfaat baginya. Dan sungguh mereka benar-benar mengetahui bahwa barangsiapa berniaga dengan cara
ini niscaya tidak ada baginya suatu
bagian keuntungan di akhirat,
dan benar-benar sangat buruk hal yang
untuk itu mereka menjual dirinya,
seandainya mereka mengetahui (Al-Baqarah
[2]:100-103).
Akibat dari kedurhakaan yang orang-orang
Yahudi lakukan pada masa pemerintahan Nabi
Sulaiman a.s. tersebut telah membuat
mereka untuk yang pertama kalinya terusir secara hina dari Palestina oleh serbuan dahsyat belatentara Raja
Nezukadnezar dari kerajaan Babilonia, dan
para peristiwa pengusiran yang pertama tersebut kota Yerusalem dihancur-luluhkan, firman-Nya:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا
ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ اللّٰہُ
بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ
کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ
لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰی
طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ
لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا
ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰہَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Atau seperti perumpamaan orang yang melalui suatu kota yang
dinding-dindingnya telah
runtuh atas atap-atapnya, kemudian
ia berkata: “Kapankah Allah akan
menghidupkan kembali kota ini sesudah kematian yakni kehancurannya?” Lalu Allah
mematikannya seratus tahun lamanya, kemudian Dia membangkitkan-nya lagi dan berfirman: “Berapa lama-kah engkau tinggal dalam
keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku
tinggal sehari atau sebagian hari.
Dia berfirman: “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya.
Tetapi lihatlah makanan engkau
dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah
keledai engkau, dan Kami
melakukan demikian itu supaya Kami
menjadikan engkau sebagai Tanda bagi manusia. Dan lihatlah
tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Maka
tatkala kenyataan ini menjadi
jelas baginya ia berkata: “Aku
mengetahui bahwa sesungguhnya Allah
berkuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah [2]:260).
Penjelasan terinci mengenai hakikat
kedua firman Allah Swt. yang banyak
disalah-tafsirkan berupa cerita khayal tersebut lihat Bab 26 sd Bab 29.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran
Anyar, 7 November
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar