بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 271
Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam di Akhir Zaman & Kutukan
Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai “pewaris” hakiki sebagai “pemelihara” Ka’bah (Baitullah) yang merupakan amanat dari-Nya, mengeni hal tersebut Allah Swt.
berfirman:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami benar-benar telah menuliskan
dalam Kitab Zabur, sesudah pemberi
peringatan itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
(Al-Anbiya
[21]:106-107).
Yang dimaksud dengan “bumi itu”
adalah Kanaan atau Palestina. Para pujangga Kristen
menafsirkan juga kata-kata “bumi itu akan
dipusakai” atau “tanah itu akan
dipusakai” dalam Mazmur
dalam artian mewarisi Kanaan menurut
“janji dalam perjanjian Tuhan".
Isyarat dalam kata-kata “dalam kitab Daud” ditujukan kepada Mazmur 37:9, 11, 22, dan 29.
Terdapat pula suatu nubuatan dalam
Kitab Ulangan (28:11 dan
34:4) bahwa negeri Palestina akan
diberikan kepada Bani Israil. Dan atas adanya nubuatan itulah Nabi Musa a.s. bersama Nabi Harun a.s. mengajak Bani Israil yang baru lepas dari
penjajahan Dinasti Fir’aun selama 400
tahun di Mesir untuk memasuki “negeri
yang dijanjikan” tersebut tetap mereka menolaknya,
karena takut terhadap bangsa-bangsa non-Bani Israil yang berada di dalamnya
(QS.5:21-27).
Selanjutnya
sesuai dengan janji Allah Swt.
“negeri yang dijanjikan” tersebut diwarisi oleh bangsa-bangsa Kristen yang mempercayai
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. -- walau pun
telah diwarnai dengan kemusyrikan -- setelah orang-orang Yahudi terusir dari ”negeri
yang dijanjikan” tersebut oleh serangan panglima
Titus dari kerajaan Romawi (Matius
24:1-28; QS.17:5-11).
Hakikat Kembalinya Orang-orang Yahudi Ke Palestina
Sejak
saat itulah Bani Israil bukan saja
telah kehilangan nikmat kenabian
akibat upaya pembunuhan terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban (QS.4:158-159; QS.5:79-82),
juga mereka pun selama 2000 tahun telah
kehilangan “negeri” mereka
yakni “negeri yang dijanjikan”,
dan selama itu orang-orang Yahudi menjadi bangsa tercerai
berai di berbagai pelosok dunia. Palestina
tetap di tangan bangsa-bangsa Kristen
hingga orang-orang Islam
menaklukkannya di masa khilafat
Sayyidina Umar bin Khaththab r.a., Khalifah ke-II Nabi Besar Muhammad saw..
Nubuatan yang terkandung dalam ayat
QS.21:107 tersebut, rupanya menunjuk kepada penaklukan
Palestina tersebut oleh lasykar Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab r.a., dan Palestina
tetap berada di bawah kekuasaan umat
Islam selama kira-kira 1350 tahun -- kecuali satu masa pendek yang lamanya
92 tahun, ketika di zaman peperangan
salib kekuasaan telah berpindah-tangan — hingga dalam masa ini sebagai
akibat rencana-rencana buruk dari
beberapa kekuasaan barat yang disebut
demokrasi, maka negeri bernama Palestina
itu sama sekali tidak berwujud dan di
atas puing-puingnya didirikan negara Israel,
yang sampai saat ini kawasan tersebut
terus “bergolak.”
Orang-orang
Yahudi kembali ke wilayah “negeri yang dijanjikan” tersebut setelah mengembara selama hampir 2000 tahun. Tetapi peristiwa sejarah yang
besar ini telah terjadi sebagai pemenuhan
suatu nubuatan Al-Quran, tetapi bukan dalam kapasitas mereka sebagai “pewaris” yang sah dari “negeri yang dijanjikan”, melainkan semacam “sarana”
yang digunakan Allah Swt. untuk memperingatkan
umat Islam mengenai telah datangnya Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan di Akhir Zaman” ini, yang telah
mereka dustakan dan tentang habis-habisan, sebagaimana telah dilakukan sebelumnya oleh orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili, ituah sebabnya Al-Quran menyebut Rasul Akhir Zaman tersebut sebagai misal Nabi Isa Ibnu Maryam (QS.43:58),
firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ لِبَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ
الۡاٰخِرَۃِ جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ -- ”Tinggallah di negeri yang
dijanjikan itu, فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ
جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا
-- dan apabila janji mengenai
Akhir Zaman tiba Kami
akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani
Israil [17]:105).
Dua Kali Azab Ilahi yang Menimpa Bani Israil
Ada pun maksud ayat مِنۡۢ بَعۡدِہٖ -- “setelah dia”
adalah setelah Fir’aun tenggelam
di lautan, karena sekali pun Bani Israil sempat ditangguhkan selama 40
tahun untuk dapat mewarisi
negeri yang dijanjikan” (Kanaan/Palestina - QS.5:21-27) tetapi akhirnya mereka dapat memasukinya ketika dipimpin oleh Thalut (Gideon), dan Bani Israil mencapai puncak kejayaan
duniawi pada masa pemerintahan Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman
a.s. (QS.2:244-253).
Namun akibat keduhakaan mereka
terhadap para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka
(QS.2:88-89), kemudian Allah Swt.
menimpakan dua kali azab ilahi kepada Bani Israil (Ulangan
Bab 28 & Ulangan
32:18-36) -- sebagai pemenuhan kutukan Nabi Daud a.s. dan kutukan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79-81) masing-masing melalui serbuan
balatentara Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia yang
menghancur-luluhkan kota Yerusalem pada th. 587 sM. (QS.2:260), dan serbuan Titus dari kerajaan Romawi pada tahun 70 M (Matius 24:1-22), sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran
dalam QS.17:5-11 sebagai nubuatan
dan peringatan bagi umat Islam di Akhir Zaman ini.
Ayat tersebut mengandung arti, bahwa
seperti orang-orang Yahudi, demikian
pula umat Islam pun dua kali akan menderita bencana nasional. Yang pertama dari kedua
bencana mengerikan ini menimpa umat Islam ketika kota Baghdad di masa pemerintahan Bani Abbas jatuh kepada kekuasaan bangsa
Tartar pimpinan Hulaku
Khan pada th. 1258 M., dan di Akhir
Zaman melalui penyerbuan bangsa-bangsa Kristen dari barat yang “bermata biru” (QS.20:103-104), yang
disebut sebagai penyerbuan kedua kali Ya’juj (Gog)
dan Ma’juj (Magog – QS.18:94-102;
QS.21:96-98; Wahyu 20:1-10).
Mengisyaratkan kepada hebatnya fitnah
Dajjal yang diberitahukan oleh para
Nabi Allah kepada kaumnya – terutama Nabi Besar Muhammad saw. -- itulah penyebaran kedua kali Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) yang menjadi sarana Allah Swt. untuk “menghukum” umat Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini, dan sebelumnya Allah Swt. telah “menghukum” umat Islam melalui penyerbuan dahsyat
balatentara Mongol dan Tartar
pimpinan Jenghis Khan (QS.17:5-9).
Peringatan Allah Swt. Kepada
Umat Islam di Akhir Zaman
Jadi, mereka di sini diberitahu, bahwa umat Islam akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di Akhir
Zaman, di masa Al-Masih Mau’ud a.s. --
yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. -- seperti
orang-orang Yahudi diberi hukuman di zaman Al-Masih pertama yakni Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. Israili akibat kedurhakaan
mereka terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya.
Ayat
QS.17:105 tersebut ini berarti, bahwa manakala umat Islam akan dihukum oleh
Allah Swt. untuk kedua kalinya -- yang berarti sempurnanya “janji mengenai Akhir
Zaman” -- maka sebagai salah satu tandanya adalah orang-orang Yahudi akan dihimpun kembali di tanah suci (Palestina) dari semua penjuru dunia, dan dengan
bantuan negara-negara Kristen
dari Barat mereka mendirikan “Negara
Zionis Israel”, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ لِبَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ
الۡاٰخِرَۃِ جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ -- ”Tinggallah di negeri yang
dijanjikan itu, فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ
جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا
-- dan apabila janji mengenai
Akhir Zaman tiba Kami
akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani
Israil [17]:105).
Nubuatan
tersebut telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa
dengan kembalinya orang-orang Yahudi
ke Palestina dengan perantaraan “the
Balfour Declaration” (Pernyataan Balfour) yang disponsori Pemerintah Kerajaan
Inggris, dengan didirikannya
apa yang dikatakan Negara Israil. Jadi,
janji mengenai Akhir Zaman itu, bertalian
dengan masa Al-Masih Mau’ud a.s..
(Ruh-ul-Bayan).
Berikut firman-Nya mengenai dua kali azab Ilahi yang telah menimpa
Bani Israil dan sebagai peringatan bagi Bani Isma’il (umat Islam):
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ وَ
لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾
فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾ ثُمَّ رَدَدۡنَا
لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ
لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾ عَسٰی
رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ
عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil
dalam kitab itu: “Niscaya kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi
ini dua kali, dan niscaya
kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang sangat besar.” َاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ -- apabila
datang saat sempurnanya janji
yang pertama dari kedua janji itu, Kami
membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan
tempur yang dahsyat, dan mereka
menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu
kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami
membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami
menjadikan kelompok kamu lebih besar dari sebelumnya. Jika kamu berbuat
ihsan, kamu berbuat ihsan bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk maka itu
untuk diri kamu sendiri. فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا
دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا -- lalu bila datang saat
sempurnanya janji yang kedua
itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin
kamu dan supaya mereka memasuki
masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah
mereka kuasai. عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا -- boleh jadi kini
Rabb (Tuhan) kamu akan
menaruh kasihan kepada kamu, tetapi jika
kamu kembali kepada perbu-atan buruk, Kami pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah,
Kami telah jadikan Jahannam, penjara
bagi orang-orang kafir. (Bani
Israil [17]:5-8).
Allah
Swt. menyebut bala tentara raja Nebukadnezar dari Babilonia -- yang merupakan “orang-orang musyrik” --
dengan sebutan “hamba-hamba Kami”, firman-Nya:
اِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ -- “apabila
datang saat sempurnanya janji
yang pertama dari kedua janji itu, Kami
membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan
tempur yang dahsyat, dan mereka
menerobos jauh ke dalam rumah-rumah.”
Kutukan Nabi
Daud a.s. dan Kutukan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. & “Negara Sementara
Israel”
Menurut
Allah Swt., dua azab Ilahi yang menimpa Bani
Israil tersebut merupakan akibat kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. kepada Bani Israil karena mereka
telah melontarkan berbagai fitnah keji
kepada kedua Rasul Allah tersebut, dan bahkan mereka berusaha membunuh kedua Rasul Allah
tersebut (QS.38:16-27; QS.4:158-159), firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
مِنۡۢ بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی
لِسَانِ دَاوٗدَ وَ عِیۡسَی ابۡنِ
مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا
کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا
مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ
اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ
﴿﴾
Orang-orang yang kafir dari kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka
senantiasa durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak
pernah saling mencegah
dari kemungkaran yang dikerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai
pelindung, dan benar-benar
sangat buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah mereka akan kekal. (Al-Maidah [5]:79-81).
Kembali
kepada firman-Nya mengenai nubuatan
kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ لِبَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ
الۡاٰخِرَۃِ جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia,
Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ -- ”Tinggallah di negeri yang
dijanjikan itu, فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ
جِئۡنَا بِکُمۡ لَفِیۡفًا
-- dan apabila janji mengenai
Akhir Zaman tiba Kami
akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani
Israil [17]:105).
Tetapi
keberadaan
mereka di wilayah Palestina lalu
mendirikan Negara Israel, hal ini
hanya merupakan satu babak sementara
saja, karena orang-orang Islam telah ditakdirkan Allah Swt. akan menguasai kembali “negeri
yang dijanjikan” tersebut. Cepat atau lambat — malahan lebih cepat daripada
lambat -- Palestina akan kembali
menjadi milik Islam melalui
perjuangan Rasul Akhir Zaman dan Jama’ah Muslim yang didirikannya atas perintah
Allah Swt., yang kemudian dipimpin oleh para Khalifatul Masih, dan saat ini Jemaat
Muslim Ahmadiyah dipimpin oleh Khalifatul
Masih V, Mirza Masroor Ahmad atba..
Pewaris Hakiki “Negeri yang Dijanjikan” di Akhir Zaman
Hal
tersebut merupakan keputusan Allah
Swt. dan tidak ada seorang
pun dapat mengubah keputusan Allah Swt., akan tetapi bukan dengan cara-cara
kekerasan yang selama ini terjadi,
melainkan melalui Sunatullah, yaitu
melalui pengutusan Rasul Akhir Zaman
yang kedatangannya dijanjikan,
firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan sungguh Kami benar-benar telah menuliskan
dalam Kitab Zabur, sesudah pemberi
peringatan itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
(Al-Anbiya
[21]:106-107).
Upaya untuk menguasai
kembali “negeri yang dijanjikan” yang
sedang diperjuangkan oleh umat Islam yang beriman Rasul Akhir Zaman -- yakni Jemaat
Muslim Ahmadiyah -- adalah sesuai dengan misi “rahmat bagi seluruh alam” Nabi Besar
Muhammad saw., sebagaimana dikemukakan firman Allah Swt. selanjutnya:
وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اِنَّمَا یُوۡحٰۤی اِلَیَّ اَنَّمَاۤ اِلٰـہُکُمۡ اِلٰہٌ وَّاحِدٌ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan Kami sekali-kali tidak mengutus engkau
melainkan sebagai rahmat bagi seluruh
alam. Katakanlah: “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya Rabb
(Tuhan) kamu adalah Tuhan Yang Esa, maka kepada-Nya hendaknya kamu berserah diri” (Al-Anbiya
[21]:108-109).
Nabi Besar Muhammad saw. adalah pembawa rahmat untuk seluruh umat manusia, sebab amanat kerasulan beliau saw.
tidak terbatas kepada suatu negeri
atau kaum tertentu. Dengan
perantaraan beliau saw. bangsa-bangsa
dunia telah diberkati, seperti
belum pernah mereka diberkati sebelum
itu, dan itu akan kembali terulang di Akhir
zaman ini melalui pengutusan kedua
kali beliau saw. secara ruhani
(QS.62:3—5) dalam wujud Rasul Akhir Zaman
(QS.61:10), yaitu Pendiri Jemaat Muslim
Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s..
Pentingnya “Kesatuan dan Persatuan Umat Islam” dalam Satu Kepemimpinan Khalifah Rasul Allah
Dalam ayat
selanjutnya اَنَّمَاۤ اِلٰـہُکُمۡ اِلٰہٌ وَّاحِدٌ -- “bahwa sesungguhnya Rabb (Tuhan) kamu adalah
Tuhan Yang Esa” (QS.21:109) terdapat isyarat, bahwa
kecuali umat Islam menjadi “umat
wahidah” (satu umat) melalui
pengutusan Rasul Allah -- yang mengajak umat Islam
kepada Tauhid Ilahi yang hakiki -- maka upaya
macam apa pun yang dilakukan umat Islam
tidak akan mampu mewarisi kembali “negeri yang dijanjikan”, sebab Allah
Swt. telah menetapkan dalam firman-Nya
bahwa hanya “hamba-hamba Allah yang
shaleh” sajalah yang akan menjadi pewaris hakiki “negeri yang dijanjikan” tersebut (Al-Anbiya [21]:106-107).
Ketidak-berdayaan dan kegagalan “pemelihara” Ka’bah (Baitullah) pada saat ini untuk mempersatukan “hati umat
Islam” di seluruh dunia --
bagaimana pun kaya-rayanya mereka
itu dalam hal kekayaan duniawi -- membuktikan benarnya pernyataan Allah Swt. sebelum ini mengenai otoritas Allah Swt tentang cara “mempersatukan hati” umat Islam, bahkan “mempersatukan hati” umat manusia, firman-Nya:
وَ اَلَّفَ بَیۡنَ
قُلُوۡبِہِمۡ ؕ لَوۡ اَنۡفَقۡتَ
مَا فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا مَّاۤ اَلَّفۡتَ
بَیۡنَ
قُلُوۡبِہِمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ اَلَّفَ بَیۡنَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا النَّبِیُّ
حَسۡبُکَ اللّٰہُ وَ مَنِ اتَّبَعَکَ
مِنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ﴿٪﴾
Dan Dia telah menanamkan kecintaan di antara
hati mereka, seandainya engkau
membelanjakan yang ada di bumi ini seluruhnya, engkau sekali-kali
tidak akan dapat menanamkan kecintaan di antara hati mereka, tetapi Allah
telah menanamkan kecintaan di antara mereka, sesungguhnya Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Hai Nabi, Allah mencukupi bagi engkau dan bagi orang-orang
yang mengikuti engkau di antara orang-orang
beriman. (Al-Anfāl [8]:64-65).
Demikian
pula kegagalan golongan Ikhwanul Muslimin
mempertahankan penguasa
pertama mereka di Mesir, Presiden Mohammad
Mursi, semakin memperkuat kebenaran pernyataan Allah Swt. mengenai cara “mempersatukan hati umat manusia” dan
cara mewujudkan “Khilāfat-un- ‘alā minhājin-
Nubuwwah” (khilafat di atas jalan
kenabian) Akhir Zaman ini, sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ
اللّٰہُ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ الَّذِیۡنَ مِنۡ
قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ
مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ اَمۡنًا ؕ
یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ
شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿ ﴾
Allah
telah berjanji kepada orang-orang
yang beriman dan beramal
saleh di antara kamu niscaya
Dia akan menjadikan mereka itu khalifah
di bumi ini sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka khalifah, dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka
agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka,
dan niscaya Dia akan mengubah keadaan
mereka dengan keamanan sesudah ketakutan mereka. Mereka akan menyembah-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu
dengan-Ku, dan barangsiapa kafir sesudah
itu mereka
itulah orang-orang durhaka. (An-Nūr
[24]:46).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 26 Juni
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar