Minggu, 20 Juli 2014

Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam di Akhir Zaman & Kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   271

Peringatan Allah Swt. kepada Umat Islam di Akhir Zaman   &  Kutukan   Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam  akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan mengenai pewaris  hakiki  sebagai “pemelihara” Ka’bah (Baitullah) yang merupakan amanat dari-Nya,  mengeni hal tersebut  Allah Swt. berfirman:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾  اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur,  sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu  akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.   Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah. (Al-Anbiya [21]:106-107).
        Yang dimaksud dengan “bumi itu” adalah Kanaan atau Palestina. Para pujangga Kristen menafsirkan juga kata-kata “bumi itu akan dipusakai” atau “tanah itu akan dipusakai” dalam Mazmur dalam artian mewarisi Kanaan menurut “janji dalam perjanjian Tuhan".
         Isyarat dalam kata-kata “dalam kitab Daud” ditujukan kepada Mazmur 37:9, 11, 22, dan 29. Terdapat pula suatu nubuatan dalam Kitab Ulangan (28:11 dan 34:4) bahwa negeri Palestina akan diberikan kepada Bani Israil.  Dan atas adanya nubuatan itulah Nabi Musa a.s. bersama Nabi Harun a.s. mengajak Bani Israil yang baru lepas dari penjajahan Dinasti Fir’aun selama 400 tahun di Mesir untuk memasuki “negeri yang dijanjikan” tersebut tetap mereka menolaknya, karena takut terhadap bangsa-bangsa non-Bani Israil yang berada di dalamnya (QS.5:21-27).
       Selanjutnya   sesuai dengan janji Allah Swt. “negeri yang dijanjikan” tersebut diwarisi oleh bangsa-bangsa Kristen yang mempercayai Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  -- walau pun telah diwarnai dengan kemusyrikan -- setelah orang-orang Yahudi terusir dari  negeri yang dijanjikan” tersebut oleh serangan panglima Titus dari kerajaan Romawi (Matius 24:1-28; QS.17:5-11).

Hakikat Kembalinya Orang-orang Yahudi Ke Palestina

        Sejak saat itulah Bani Israil bukan saja telah kehilangan nikmat kenabian akibat  upaya pembunuhan terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban (QS.4:158-159; QS.5:79-82), juga mereka pun  selama 2000 tahun telah kehilangan “negeri  mereka  yakni “negeri yang dijanjikan”, dan selama itu  orang-orang Yahudi     menjadi bangsa  tercerai berai di berbagai pelosok dunia.    Palestina tetap di tangan bangsa-bangsa Kristen hingga orang-orang Islam menaklukkannya di masa khilafat Sayyidina Umar bin Khaththab  r.a., Khalifah ke-II Nabi Besar Muhammad saw..
        Nubuatan yang terkandung dalam ayat QS.21:107 tersebut, rupanya menunjuk kepada penaklukan Palestina tersebut oleh lasykar Islam pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab r.a., dan  Palestina tetap berada di bawah kekuasaan umat Islam selama kira-kira 1350 tahun -- kecuali satu masa pendek yang lamanya 92 tahun, ketika di zaman peperangan salib kekuasaan telah berpindah-tangan — hingga dalam masa   ini sebagai akibat rencana-rencana buruk dari beberapa kekuasaan barat yang disebut demokrasi, maka negeri bernama Palestina itu sama sekali tidak berwujud dan di atas puing-puingnya didirikan negara Israel, yang sampai saat ini kawasan tersebut terus “bergolak.”
       Orang-orang Yahudi kembali  ke wilayah “negeri yang dijanjikan” tersebut setelah mengembara selama hampir 2000 tahun. Tetapi peristiwa sejarah yang besar ini telah terjadi sebagai pemenuhan suatu nubuatan Al-Quran,  tetapi bukan  dalam kapasitas mereka sebagai “pewaris” yang sah dari “negeri yang dijanjikan”,  melainkan semacam  sarana” yang digunakan Allah Swt.  untuk  memperingatkan umat Islam mengenai  telah datangnya Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan di Akhir Zaman” ini,  yang telah mereka dustakan dan tentang habis-habisan, sebagaimana telah dilakukan sebelumnya oleh orang-orang Yahudi terhadap Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili,  ituah sebabnya Al-Quran menyebut Rasul Akhir Zaman tersebut sebagai misal Nabi Isa Ibnu Maryam (QS.43:58), firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  لِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ  --  ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu,  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا  -- dan apabila janji mengenai Akhir Zaman tiba  Kami akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani Israil [17]:105).

Dua Kali Azab Ilahi yang Menimpa Bani Israil

      Ada pun maksud ayat  مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  -- “setelah dia” adalah setelah Fir’aun  tenggelam di lautan, karena sekali pun Bani Israil sempat ditangguhkan selama 40 tahun  untuk dapat  mewarisi  negeri yang dijanjikan” (Kanaan/Palestina  - QS.5:21-27) tetapi akhirnya mereka dapat memasukinya  ketika dipimpin oleh Thalut (Gideon),   dan Bani Israil mencapai puncak kejayaan duniawi pada masa pemerintahan Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. (QS.2:244-253).
        Namun akibat keduhakaan mereka terhadap para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka (QS.2:88-89),  kemudian Allah Swt. menimpakan dua kali azab ilahi kepada Bani Israil  (Ulangan Bab 28 & Ulangan 32:18-36) -- sebagai pemenuhan kutukan Nabi Daud a.s. dan kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.5:79-81) masing-masing melalui serbuan balatentara Nebukadnezar dari kerajaan Babilonia yang menghancur-luluhkan kota Yerusalem pada th. 587 sM. (QS.2:260),  dan serbuan Titus dari kerajaan  Romawi pada tahun 70 M (Matius 24:1-22), sebagaimana dikemukakan dalam Al-Quran dalam QS.17:5-11 sebagai  nubuatan dan peringatan bagi umat Islam di Akhir Zaman ini.
       Ayat tersebut mengandung arti, bahwa seperti orang-orang Yahudi, demikian pula umat Islam pun dua kali akan menderita bencana nasional. Yang pertama dari kedua bencana mengerikan ini menimpa umat Islam ketika kota Baghdad di masa pemerintahan Bani Abbas jatuh kepada kekuasaan bangsa Tartar   pimpinan Hulaku Khan pada th. 1258 M., dan di Akhir Zaman melalui penyerbuan bangsa-bangsa Kristen dari barat yang “bermata biru” (QS.20:103-104), yang disebut sebagai penyerbuan kedua kali Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog – QS.18:94-102; QS.21:96-98; Wahyu 20:1-10).
       Mengisyaratkan kepada  hebatnya fitnah Dajjal  yang diberitahukan oleh para Nabi Allah kepada kaumnya – terutama Nabi Besar Muhammad saw. --  itulah penyebaran kedua kali Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) yang menjadi  sarana  Allah Swt. untuk “menghukum” umat Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini,  dan sebelumnya Allah Swt. telah “menghukum” umat Islam melalui penyerbuan dahsyat balatentara  Mongol dan Tartar pimpinan Jenghis Khan (QS.17:5-9).

Peringatan Allah Swt.  Kepada Umat Islam di Akhir Zaman

        Jadi, mereka di sini diberitahu, bahwa umat Islam  akan ditimpa azab Ilahi untuk kedua kali di Akhir Zaman, di masa Al-Masih Mau’ud a.s.  -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. -- seperti orang-orang Yahudi diberi hukuman di zaman  Al-Masih pertama  yakni Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili akibat kedurhakaan mereka terhadap Allah Swt. dan Rasul-Nya.
      Ayat QS.17:105 tersebut ini berarti, bahwa manakala umat Islam akan dihukum oleh Allah Swt. untuk kedua kalinya  --  yang berarti sempurnanya “janji mengenai Akhir Zaman” -- maka sebagai salah satu  tandanya adalah orang-orang Yahudi akan dihimpun kembali di tanah suci (Palestina) dari semua penjuru dunia, dan dengan  bantuan negara-negara Kristen dari Barat mereka mendirikan   Negara  Zionis Israel”, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  لِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ  --  ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu,  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا  -- dan apabila janji mengenai Akhir Zaman tiba  Kami akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani Israil [17]:105).
        Nubuatan tersebut  telah menjadi sempurna dengan cara yang luar biasa dengan kembalinya orang-orang Yahudi ke Palestina dengan perantaraan “the Balfour Declaration” (Pernyataan Balfour) yang disponsori Pemerintah Kerajaan  Inggris,   dengan didirikannya apa yang dikatakan Negara Israil. Jadi, janji mengenai Akhir Zaman  itu, bertalian dengan masa Al-Masih Mau’ud a.s.. (Ruh-ul-Bayan).
         Berikut firman-Nya mengenai dua kali azab Ilahi yang  telah menimpa  Bani Israil  dan sebagai peringatan bagi Bani Isma’il (umat Islam): 
وَ قَضَیۡنَاۤ  اِلٰی بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ فِی الۡکِتٰبِ لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ مَرَّتَیۡنِ  وَ لَتَعۡلُنَّ  عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ وَعۡدًا  مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾  ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ جَعَلۡنٰکُمۡ  اَکۡثَرَ  نَفِیۡرًا ﴿﴾  اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan   telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya  kamu akan melakukan kerusakan di muka bumi ini dua kali,  dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat besar.” َاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ   --  apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama  dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan  Kami menjadikan kelompok kamu lebih besar  dari sebelumnya.  Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan  bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk  maka itu untuk diri kamu sendiri. فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  لِیَسُوۡٓءٗا  وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ  لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا  -- lalu bila datang saat sempurnanya janji yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain supaya mereka mendatangkan kesusahan kepada pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali pertama, dan supaya mereka menghancurluluhkan segala yang telah mereka kuasai.   عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ  حَصِیۡرًا  -- boleh jadi kini Rabb (Tuhan)  kamu akan menaruh kasihan kepada kamu, tetapi jika kamu kembali kepada perbu-atan buruk, Kami pun akan kembali menimpakan hukuman dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam, penjara bagi orang-orang kafir.  (Bani Israil [17]:5-8).
       Allah Swt. menyebut  bala tentara raja Nebukadnezar  dari Babilonia     -- yang merupakan “orang-orang musyrik” --  dengan sebutan  hamba-hamba Kami”, firman-Nya:
اِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ  عِبَادًا  لَّنَاۤ   اُولِیۡ  بَاۡسٍ  شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ   --  “apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama  dari kedua janji itu,  Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka menerobos jauh ke dalam rumah-rumah.”

Kutukan Nabi Daud a.s. dan Kutukan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. & “Negara Sementara Israel

     Menurut Allah Swt., dua  azab Ilahi yang menimpa Bani Israil tersebut  merupakan akibat kutukan Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  kepada Bani Israil  karena mereka telah melontarkan berbagai fitnah keji  kepada kedua Rasul Allah tersebut, dan bahkan  mereka berusaha membunuh kedua Rasul Allah tersebut (QS.38:16-27; QS.4:158-159), firman-Nya:
 لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ  وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾  کَانُوۡا لَا یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾ 
Orang-orang  yang kafir  dari kalangan Bani Israil telah   dilaknat oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam, hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas.   Mereka tidak pernah  saling mencegah dari kemungkaran yang dikerjakannya,  benar-benar sangat  buruk apa yang senantiasa  mereka kerjakan.   Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai  pelindung, dan benar-benar sangat buruk apa yang telah  mereka dahulukan  bagi diri mereka   yaitu bahwa Allah  murka kepada mereka, dan di dalam azab inilah mereka akan kekal. (Al-Maidah [5]:79-81).
       Kembali kepada firman-Nya mengenai nubuatan kembalinya  orang-orang Yahudi ke Palestina, firman-Nya:
وَّ قُلۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ  لِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا ﴿﴾ؕ
Dan setelah dia, Kami berfirman kepada Bani Israil: اسۡکُنُوا الۡاَرۡضَ  --  ”Tinggallah di negeri yang dijanjikan itu,  فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ  جِئۡنَا بِکُمۡ  لَفِیۡفًا  -- dan apabila janji mengenai Akhir Zaman tiba  Kami akan menghimpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” (Bani Israil [17]:105).
       Tetapi  keberadaan mereka di wilayah Palestina  lalu mendirikan Negara Israel, hal ini hanya merupakan satu babak sementara saja, karena orang-orang Islam telah ditakdirkan Allah Swt. akan menguasai  kembali “negeri yang dijanjikan” tersebut. Cepat atau lambat — malahan lebih cepat daripada lambat -- Palestina akan kembali menjadi milik Islam melalui perjuangan Rasul Akhir Zaman dan Jama’ah Muslim yang didirikannya atas perintah Allah Swt., yang kemudian dipimpin oleh para Khalifatul Masih, dan saat ini Jemaat Muslim Ahmadiyah dipimpin oleh Khalifatul Masih V, Mirza Masroor Ahmad atba..

Pewaris Hakiki “Negeri yang Dijanjikan” di Akhir Zaman

        Hal tersebut merupakan keputusan Allah Swt.  dan tidak ada seorang pun dapat mengubah keputusan  Allah Swt., akan tetapi bukan dengan cara-cara kekerasan yang selama ini terjadi, melainkan melalui Sunatullah, yaitu melalui pengutusan Rasul Akhir Zaman yang kedatangannya dijanjikan, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾  اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur,  sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu  akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.   Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah. (Al-Anbiya [21]:106-107).
        Upaya  untuk menguasai kembali “negeri yang dijanjikan” yang sedang diperjuangkan oleh umat Islam yang beriman Rasul Akhir Zaman  -- yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah --  adalah sesuai dengan misi “rahmat bagi seluruh alam” Nabi Besar Muhammad saw., sebagaimana dikemukakan firman Allah Swt. selanjutnya:
وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾   قُلۡ اِنَّمَا یُوۡحٰۤی  اِلَیَّ  اَنَّمَاۤ  اِلٰـہُکُمۡ  اِلٰہٌ وَّاحِدٌ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan  Kami sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.   Katakanlah: “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya  Rabb (Tuhan) kamu adalah Tuhan Yang Esa, maka kepada-Nya hendaknya kamu berserah diri” (Al-Anbiya [21]:108-109).
       Nabi Besar Muhammad saw. adalah pembawa rahmat untuk seluruh umat manusia, sebab amanat kerasulan beliau saw. tidak terbatas kepada suatu negeri atau kaum tertentu. Dengan perantaraan beliau saw. bangsa-bangsa dunia telah diberkati, seperti belum pernah mereka diberkati sebelum itu, dan itu akan kembali terulang di Akhir zaman ini melalui pengutusan kedua kali beliau saw. secara ruhani (QS.62:3—5) dalam wujud Rasul Akhir Zaman (QS.61:10), yaitu Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s..

Pentingnya “Kesatuan dan Persatuan Umat Islam” dalam Satu Kepemimpinan  Khalifah Rasul Allah

       Dalam ayat selanjutnya  اَنَّمَاۤ  اِلٰـہُکُمۡ  اِلٰہٌ وَّاحِدٌ  --  “bahwa sesungguhnya Rabb (Tuhan) kamu adalah Tuhan Yang Esa (QS.21:109) terdapat isyarat, bahwa kecuali    umat Islam menjadi “umat wahidah” (satu umat)  melalui pengutusan Rasul Allah  -- yang mengajak  umat Islam kepada Tauhid Ilahi yang hakiki --  maka upaya macam apa pun yang dilakukan umat Islam tidak akan mampu mewarisi kembali “negeri yang dijanjikan”, sebab Allah Swt. telah menetapkan dalam firman-Nya bahwa hanya “hamba-hamba Allah yang shaleh” sajalah  yang akan menjadi pewaris hakiki “negeri yang dijanjikan” tersebut   (Al-Anbiya [21]:106-107).
         Ketidak-berdayaan dan kegagalan  “pemelihara” Ka’bah (Baitullah) pada saat ini untuk mempersatukanhati umat Islam” di seluruh dunia    -- bagaimana pun kaya-rayanya mereka itu  dalam hal kekayaan duniawi -- membuktikan benarnya pernyataan Allah Swt. sebelum ini mengenai otoritas Allah Swt tentang cara “mempersatukan hati” umat Islam, bahkan “mempersatukan   hatiumat manusia, firman-Nya:
وَ اَلَّفَ بَیۡنَ قُلُوۡبِہِمۡ ؕ لَوۡ اَنۡفَقۡتَ مَا فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا مَّاۤ  اَلَّفۡتَ بَیۡنَ قُلُوۡبِہِمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  اَلَّفَ بَیۡنَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ  عَزِیۡزٌ  حَکِیۡمٌ ﴿﴾  یٰۤاَیُّہَا النَّبِیُّ حَسۡبُکَ اللّٰہُ وَ مَنِ اتَّبَعَکَ  مِنَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ﴿٪﴾
Dan  Dia telah menanamkan kecintaan di antara hati mereka, seandainya engkau membelanjakan yang ada di bumi ini seluruhnya, engkau  sekali-kali tidak akan dapat menanamkan kecintaan di antara hati mereka, tetapi Allah  telah menanamkan kecintaan di antara mereka, sesungguhnya Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.   Hai Nabi,   Allah mencukupi bagi engkau dan bagi  orang-orang yang mengikuti engkau di antara orang-orang beriman. (Al-Anfāl [8]:64-65).
       Demikian pula kegagalan golongan Ikhwanul Muslimin  mempertahankan  penguasa pertama mereka di Mesir, Presiden Mohammad Mursi, semakin memperkuat  kebenaran  pernyataan Allah Swt. mengenai cara “mempersatukan hati umat manusia” dan cara mewujudkan “Khilāfat-un- ‘alā minhājin- Nubuwwah” (khilafat di atas jalan kenabian) Akhir Zaman ini, sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ  اللّٰہُ  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ  الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ  اَمۡنًا ؕ یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا  یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ  کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ  الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿ ﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman  dan  beramal saleh di antara kamu niscaya Dia  akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka khalifah, dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka,  dan niscaya Dia akan mengubah keadaan mereka dengan keamanan sesudah ketakutan mereka. Mereka akan menyembah-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, dan barangsiapa kafir sesudah itu  mereka itulah orang-orang  durhaka. (An-Nūr [24]:46).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  26 Juni    2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar