بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 274
“Duel
Makar” yang Terjadi lagi di Akhir Zaman & Bangkitnya lagi “Sembilan Orang Pembuat Kerusakan” di Muka Bumi
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai butir kedua dari “Deklarasi Liga Muslim Dunia
(Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” mengenai Jemaat Muslim Ahmadiyah: “Mereka harus dianggap sebagai
golongan Non-Muslim dan keluar dari Islam dan juga dilarang keras untuk memasuki Tanah Suci.”
Pelarangan terhadap Jemaat Muslim Ahmadiyah untuk
melaksanakan ibadah hajji ke Baitullah di Mekkah tersebut merupakan bukti bahwa mereka itu adalah golongan yang menentang perintah Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. agar menyeru “umat manusia” untuk melaksanakan ibadah
haji ke Baitullah ke Mekkah,
firman-Nya:
وَ اَذِّنۡ فِی النَّاسِ بِالۡحَجِّ یَاۡتُوۡکَ
رِجَالًا وَّ عَلٰی کُلِّ ضَامِرٍ یَّاۡتِیۡنَ مِنۡ کُلِّ فَجٍّ عَمِیۡقٍ
﴿ۙ﴾
”Dan umumkanlah
kepada manusia untuk ibadah haji,
mereka akan datang kepada engkau
berjalan kaki dan menunggang unta
yang kurus, datang dari segenap
penjuru yang jauh-jauh. (Al-Hājj [22]:28).
Bahkan, mereka pun telah menjadi penentang perintah Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَوۡفُوۡا
بِالۡعُقُوۡدِ ۬ؕ اُحِلَّتۡ لَکُمۡ بَہِیۡمَۃُ الۡاَنۡعَامِ اِلَّا مَا یُتۡلٰی عَلَیۡکُمۡ غَیۡرَ مُحِلِّی
الصَّیۡدِ وَ اَنۡتُمۡ حُرُمٌ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
یَحۡکُمُ مَا یُرِیۡدُ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُحِلُّوۡا
شَعَآئِرَ اللّٰہِ وَ لَا الشَّہۡرَ الۡحَرَامَ وَ لَا الۡہَدۡیَ وَ لَا
الۡقَلَآئِدَ وَ لَاۤ آٰمِّیۡنَ
الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا ؕ وَ
اِذَا حَلَلۡتُمۡ فَاصۡطَادُوۡا ؕ وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ
صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا ۘ وَ تَعَاوَنُوۡا
عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ
الۡعُدۡوَانِ ۪ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾
Aku baca dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian kamu. Dihalalkan bagi kamu binatang binatang
berkaki empat, kecuali apa yang akan diberitahukan kepada
kamu, dengan tidak menghalalkan binatang buruan selama
kamu dalam keadaan ihram, sesungguhnya Allah
menetapkan hukum mengenai apa yang Dia kehendaki. Hai orang-orang
yang beriman, janganlah mencemari Syiar-syiar Allah, jangan
mencemari Bulan Haram, jangan mencemari binatang-binatang kurban, jangan mencemari binatang-binatang
kurban yang ditandai kalung,
وَ لَاۤ آٰمِّیۡنَ
الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا -- dan jangan
mencemari yakni menghalangi orang-orang
yang menziarahi Baitul Haram untuk mencari karunia dan keridhaan
dari Rabb (Tuhan) mereka. Tetapi apabila
kamu telah melepas pakaian ihram maka kamu boleh berburu. وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ
عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا -- dan
janganlah kebencian
sesuatu kaum kepada kamu
karena mereka telah menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram
mendorongmu melampaui batas. وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی -- Dan tolong-menolonglah kamu dalam birr
(kebajikan) dan takwa, ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی
الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ -- janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan, وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ -- dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya siksaan Allah sangat keras. (Al-Maidah [5]:1-3).
Deklarasi “Fitnah” Tentang Jemaat Ahmadiyah
Ternyata “makar buruk” yang dirancang dalam “Deklarasi Liga Muslim Dunia
(Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” memiliki persamaan dengan “makar buruk”
yang dirancang oleh Abu
Jahal dan kawan-kawannya terhadap Nabi
Besar Muhammad saw., dan merupakan penggenapan selanjutnya dari nubuatan
yang terkandung dalam “duel makar” dalam firman-Nya berikut ini -- yaitu
dalam upaya para pemimpin Quraisy Mekkah
untuk menghabisi misi suci Nabi
Besar Muhammad saw. – firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ
یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika
orang-orang kafir merancang makar
terhadap engkau, supaya mereka
dapat menangkap engkau atau membunuh
engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang makar tandingan, dan Allah
sebaik-baik Perancang makar. (Al-Anfal
[9]:31).
Ayat ini mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai
Permusyawaratan) di Mekkah. Ketika Abu
Jahal dan para pemimpin kaum kafir
Mekkah lainnya melihat, bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru
(agama Islam) gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Mekkah telah hijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang
terkemuka warga kota dipimpin Abu Jahal berkumpul di Darun
Nadwah untuk membuat rencana
ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam, yakni dengan tiga kemungkinan: (1) mereka dapat menangkap Nabi
Besar Muhammad saw. atau (2) membunuh beliau saw.atau (3) mengusir beliau saw. dari Mekkah.
Ada pun pemikiran yang melandasi timbulnya ketiga rencana buruk tersebut adalah bahwa jika
salah satu dari ketika rencana buruk tersebut berhasil mereka laksanakan, maka hal itu cukup bagi mereka sebagai dalil
untuk memprovokasi masyarakat bangsa Arab jahiliyah bahwa Nabi Besar Muhammad saw. adalah seorang pendusta dalam pendakwaan kenabiannya.
Mengapa
Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun
1974”
mengenai Jemaat Muslim Ahmadiyah dikatakan sebagai pengulangan “makar buruk” Abu Jahal dkk. terhadap
Nabi Besar Muhammad saw.? Sebab pada hakikatnya pendakwaan Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Rasul
Akhir Zaman merupakan penggenapan kedatangan kedua kali secara ruhani Nabi Besar Muhammad saw. dalam firman-Nya berikut ini
di kalangan kaum “ākharīna minhum”:
ہُوَ الَّذِیۡ
بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ
یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ
الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan
di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
ٰلِکَ
فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ -- Itulah karunia
Allah, Dia meng-anugerahkannya
kepada siapa yang Dia kehendaki. وَ
اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ -- dan Allah mempunyai karunia
yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
Huruf وَ di awal ayat وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ adalah wau
ataf yang memberitahukan bahwa berbagai keadaan
dan peristiwa yang diceritakan dalam
ayat sebelumnya -- termasuk “kejahiliyahnya” -- akan terjadi
lagi sepenuhnya di Akhir Zaman ini ketika
Allah Swt. mengutus Nabi Besar Muhammad saw. kedua kali secara ruhani di kalangan اٰخَرِیۡنَ
مِنۡہُمۡ
-- (kaum lain dari antara mereka), لَمَّا
یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ -- “yang belum bertemu dengan mereka” yaitu dalam wujud Pendiri Jemaat Muslim
Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau Al-Masih
Mau’ud a.s..
“Duel Makar” yang Dimenangkan Allah Swt.
Sesudah
diadakan pertimbangan mendalam,
terpikir oleh mereka satu rencana,
yaitu sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah
Quraisy harus secara serempak menyergap Nabi Besar Muhammad saw. lalu membunuh
beliau saw.. Tetapi tanpa setahu mereka,
Nabi Besar Muhammad saw. secara diam-diam
pada tengah malam meninggalkan
rumah, ketika Allah Swt.
membuat para penjaga dikuasai
oleh kantuk, lalu pada keesokan
harinya karena hari telah menjelang malam beliau saw. berlindung di Gua Tsaur bersama-sama Abubakar Shiddiq r.a., sahabat beliau
yang setia, dan akhirnya beberapa hari kemudian keduanya sampai dengan selamat
di Medinah dengan selamat, dengan
demikian “makar buruk” yang dirancang Abu
Jahal gagal total, firman-Nya:
اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ فَقَدۡ نَصَرَہُ اللّٰہُ اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَ کَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَ اللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Jika kamu tidak
menolongnya maka sungguh Allah telah menolongnya ketika ia (Rasulullah) diusir oleh orang-orang
kafir, sedangkan ia kedua dari yang
dua ketika keduanya berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya: لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا -- “Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita”, lalu Allah
menurunkan ketenteraman-Nya kepadanya dan menolongnya dengan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya, dan Dia
menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi,
dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (At-Taubah
[9]:40).
Menurut Allah Swt., pada hakikatnya makar
buruk yang dilakukan oleh para pemimpin
kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal
tersebut merupakan pengulangan makar buruk yang dilakukan
oleh para pemimpin kaum Tsamud
terhadap Nabi Shalih a.s. ribuan tahun sebelumnya.
Dengan demikian jelaslah kisah-kisah para Rasul Allah
dengan kaum-kaum purbakala dalam Al-Quran bukanlah merupakan “dongeng” sebagaimana tuduhan para penentang Nabi Besar Muhammad saw.,
karena di dalamnya terkandung berbagai
nubuatan yang pasti akan terjadi lagi, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ اِلٰی ثَمُوۡدَ
اَخَاہُمۡ صٰلِحًا اَنِ اعۡبُدُوا
اللّٰہَ فَاِذَا ہُمۡ فَرِیۡقٰنِ
یَخۡتَصِمُوۡنَ ﴿﴾ قَالَ یٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِالسَّیِّئَۃِ قَبۡلَ الۡحَسَنَۃِ ۚ
لَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرُوۡنَ اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ﴿﴾ قَالُوا طَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ
طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ بَلۡ اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ﴿﴾
Dan sungguh Kami benar-benar telah mengutus kepada Tsamud
اَخَاہُمۡ صٰلِحًا -- saudara mereka Shalih yang berkata: “Sembahlah Allah” maka tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang
saling berbantah. Ia, Shalih,
berkata: “Hai kaumku, mengapakah kamu
minta disegerakan keburukan sebelum datang kebaikan? Mengapakah kamu tidak
memohon ampun kepada Allah supaya kamu di kasihani?” قَالُوا طَّیَّرۡنَا بِکَ وَ
بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ بَلۡ
اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ --
Mereka berkata: “Hai Shalih, kami telah mendapatkan nasib malang
disebabkan engkau dan orang yang beserta engkau.” Ia, Shalih,
berkata: “Nasib buruk kamu ada di sisi
Allah, bahkan kamu kaum yang diuji.” (An-Naml [27]:46-48).
“Sembilan Orang Pemimpin Kekafiran” di Setiap Zaman Pengutusan Rasul Allah
Dari Al-Quran diketahui, bahwa para penentang rasul Allah di setiap zaman selalu menisbahkan (menuduh) bahwa
keberadaan Rasul Allah dan para pengikutnya
merupakan penyebab mereka ditimpa
berbagai macam kemalangan atau bala bencana. Tuduhan dusta tersebut
dijawab oleh Nabi Shalih a.s.: طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ بَلۡ
اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ -- “Nasib buruk kamu ada di sisi Allah,
bahkan kamu kaum yang diuji.”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai makar-buruk yang dirancang oleh parta penentang Nabi Shalih a.s.
tersebut -- yang diulangi
lagi oleh para penentang Nabi Besar
Muhammad saw. pimpinan Abu Jahal --
firman-Nya:
وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ تِسۡعَۃُ
رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿﴾ قَالُوۡا تَقَاسَمُوۡا بِاللّٰہِ لَنُبَیِّتَنَّہٗ وَ
اَہۡلَہٗ ثُمَّ لَنَقُوۡلَنَّ لِوَلِیِّہٖ مَا شَہِدۡنَا مَہۡلِکَ اَہۡلِہٖ
وَ اِنَّا لَصٰدِقُوۡنَ ﴿﴾
Dan dalam kota
itu ada
sembilan orang yang
berbuat kerusuhan di bumi dan tidak
mau mengadakan perbaikan. Mereka berkata: “Hendaklah kamu sekalian bersumpah dengan nama Allah bahwa niscaya kami akan menyerbu pada malam hari kepada dia dan
keluarganya, kemudian kami niscaya akan berkata kepada pelindungnya: “Kami sekali-kali tidak menyaksikan
keluarganya menjadi binasa dan sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang benar.”
(An-Naml
[27]:49-50).
Dengan
sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat ini adalah kesembilan musuh Nabi Besar Muhammad saw. terkemuka. Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran
Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab,
yang terkenal keburukannya itu, mati di Mekkah ketika sampai ke
telinganya kabar tentang kekalahan tragis di Badar.
Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin
Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Mereka
bersekongkol untuk membunuh Nabi
Besar Muhammad saw. Rencana buruk sebenarnya ialah memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan
kemudian mengadakan serangan pembunuhan
yang berencana atas beliau saw.,
sehingga tidak ada kabilah tertentu
dapat dianggap bertanggung-jawab atas
pembunuhan terhadap beliau saw. itu.
Rencana makar buruk itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu.
Dapat dipastikan bahwa jumlah “sembilan orang” tokoh kekafiran yang tercantum dalam Al-Quran
tersebut merupakan nubuatan yang berulang-ulang terjadi, termasuk di Akhir Zaman ini, baik dalam level internasional mau pun nasional, bahkan dalam level-level
wilayah lebih bawah lagi, firman-Nya:
اَوَ مَنۡ کَانَ
مَیۡتًا فَاَحۡیَیۡنٰہُ وَ جَعَلۡنَا لَہٗ نُوۡرًا یَّمۡشِیۡ بِہٖ فِی النَّاسِ کَمَنۡ مَّثَلُہٗ فِی الظُّلُمٰتِ لَیۡسَ
بِخَارِجٍ مِّنۡہَا ؕ کَذٰلِکَ زُیِّنَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ مَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا فِیۡ کُلِّ قَرۡیَۃٍ اَکٰبِرَ
مُجۡرِمِیۡہَا لِیَمۡکُرُوۡا فِیۡہَا ؕ وَ مَا یَمۡکُرُوۡنَ اِلَّا بِاَنۡفُسِہِمۡ وَ مَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾ وَ اِذَا جَآءَتۡہُمۡ اٰیَۃٌ قَالُوۡا لَنۡ نُّؤۡمِنَ حَتّٰی نُؤۡتٰی
مِثۡلَ مَاۤ اُوۡتِیَ رُسُلُ اللّٰہِ ؕۘؔ اَللّٰہُ اَعۡلَمُ
حَیۡثُ یَجۡعَلُ رِسَالَتَہٗ ؕ سَیُصِیۡبُ الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا صَغَارٌ عِنۡدَ اللّٰہِ وَ عَذَابٌ شَدِیۡدٌۢ بِمَا کَانُوۡا یَمۡکُرُوۡنَ﴿﴾
Dan apakah orang yang telah mati lalu Kami
menghidupkannya dan Kami menjadikan
baginya cahaya dan ia
berjalan dengan cahaya itu di tengah-tengah manusia, sama seperti keadaan orang
yang berada di dalam berbagai macam kegelapan dan ia
sekali-kali tidak dapat keluar darinya? Demikianlah telah ditam-pakkan indah bagi orang-orang kafir apa yang senantiasa
mereka kerjakan. Dan demikianlah Kami
menjadikan di dalam
tiap negeri pendosa-pendosa besarnya, supaya mereka melakukan makar di dalam negeri itu, tetapi sekali-kali tidak ada yang terkena makar
mereka kecuali dirinya sendiri
tetapi mereka tidak menya-darinya.
Dan apabila
datang kepada mereka suatu Tanda,
mereka berkata: ”Kami
tidak akan pernah beriman hingga kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah.”
Allah Maha Mengetahui di mana Dia akan menempatkan risalah-Nya yakni tugas kerasulan, kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras segera akan ditimpakan
kepada orang-orang yang berbuat kejahatan karena mereka senantiasa melakukan makar. (Al-An’ām [6]:123-125).
“Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam
Islami) Tahun 1974” Tentang Jemaat
Muslim Ahmadiyah
Sesuai dengan nubuatan
mengenai “makar buruk” yang dirancang oleh “sembilan orang” tokoh penentang para Rasul Allah tersebut, berikut “copas” selengkapnya mengenai “Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” yang
“penuh kebohongan dan fitnah”
tersebut berkenaan dengan Rasul Akhir
Zaman (QS.61:10) dan Hizbullah hakiki (QS.5:55-57; QS.58:21-23) yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad a.s. atas
perintah Allah Swt, yakni Jemaat
Muslim Ahmadiyah:
“Deklarasi Liga
Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974”
Qadianiyah
atau Ahmadiyah: adalah sebuah gerakan bawah tanah yang melawan Islam dan Muslim dunia, dengan penuh kepalsuan
dan kebohongan mengaku sebagai sebuah
aliran Islam; yang berkedok sebagai Islam dan untuk kepentingan keduniaan berusaha menarik perhatian dan merencanakan untuk merusak fondamen Islam.
Penyimpangan-penyimpangan nyata dari prinsip-prinsip
dasar Islam adalah sebagai berikut :
1. Pendirinya mengaku dirinya
sebagai nabi.
2. Mereka dengan sengaja
menyimpangkan pengertian ayat-ayat suci Al-Quran.
3. Mereka menyatakan bahwa jihad
telah dihapus.
Qadianiyah
semula dibantu perkembangannya oleh imperialisme
Inggris. Oleh sebab itu, Qadiani
telah tumbuh dengan subur di bawah bendera
Inggris. Gerakan ini telah sepenuhnya berkhianat
dan berbohong dalam berhubungan
dengan ummat Islam. Agaknya, mereka
setia kepada Imperialisme dan Zionisme. Mereka telah begitu dalam
menjalin hubungan dan bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan anti-Islam dan menyebarkan ajaran khususnya melalui metode-metode
jahat berikut ini :
1. Membangun
mesjid dengan bantuan dari kekuatan anti Islam di mana pemikiran-pemikiran Qadiani yang menyesatkan ditanamkan kepada orang.
2. Membuka
sekolah-sekolah, lembaga pendidikan dan panti asuhan di mana didalamnya orang
diajarkan dan dilatih untuk bagaimana agar mereka dapat lebih menjadi anti-Islam dalam setiap
kegiatan-kegiatan mereka.
3. Mereka
juga menerbitkan versi Al-Qur’an yang
merusak dalam berbagai macam bahasa
lokal dan internasional.
Untuk menanggulangi keadaan bahaya ini, Konferensi
Liga Muslim Dunia telah merekomendasikan
dan mengambil langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Seluruh
organisasi-organisasi Muslim di dunia
harus tetap mewaspadai setiap
kegiatan-kegiatan orang-orang Ahmadiyah
di masing-masing negara dan membatasi
sekolah-sekolah dan panti-panti asuhan mereka. Selain itu, kepada seluruh organisasi-organisasi Muslim di dunia,
harus dapat menunjukkan kepada setiap Muslim di seluruh dunia tentang gambaran asli orang Qadiani dan memberikan laporan/data tentang berbagai macam taktik mereka sehingga kaum Muslim di
seluruh dunia terlindung dari rencana-rencana mereka.
2. Mereka
harus dianggap sebagai golongan Non-Muslim dan keluar dari Islam dan juga dilarang keras untuk memasuki
Tanah Suci.
3. Tidak
berurusan dengan orang-orang Ahmadiyah
Qadiani, dan memutuskan hubungan sosial, ekonomi, dan budaya. Tidak
melakukan pernikahan dengan mereka, serta mereka tidak diizinkan untuk dikubur di
pemakaman Muslim serta diperlakukan seperti layaknya orang-orang
non-Muslim yang lainnya.
4. Seluruh
negara-negara Muslim di dunia harus
mengadakan pelarangan keras terhadap aktivitas para pengikut Mirza Ghulam Ahmad.
Dan harus menganggap mereka sebagai minoritas non Muslim dan melarang mereka untuk jabatan yang sensitif dalam negara.
5. Menyiarkan
semua penyelewengan Ahmadiyah yang
mereka lakukan terhadap Kitab Suci
Al-Qur’an disertai inventarisasi
terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang dibuat oleh Ahmadiyah dan memperingatkan umat Islam mengenai
karya-karya tulis mereka.
6. Semua
golongan yang menyeleweng dari Islam
diperlakukan sama seperti Ahmadiyah.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 29 Juni
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar