Selasa, 22 Juli 2014

"Duel Makar" yang Terjadi Lagi di Akhir Zaman & Bangkitnya Lagi "Sembilan Orang Pembuat Kerusakan" di Muka Bumi





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   274

Duel Makar” yang  Terjadi lagi di Akhir Zaman & Bangkitnya lagi “Sembilan Orang  Pembuat Kerusakan” di Muka Bumi


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam  akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan mengenai butir kedua dari “Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” mengenai Jemaat Muslim Ahmadiyah:  Mereka harus dianggap sebagai golongan Non-Muslim dan keluar dari Islam dan juga dilarang keras untuk memasuki Tanah Suci.”
      Pelarangan terhadap Jemaat Muslim Ahmadiyah untuk melaksanakan ibadah hajji ke Baitullah di Mekkah  tersebut merupakan bukti  bahwa  mereka itu adalah golongan yang menentang perintah Allah Swt. kepada Nabi Ibrahim a.s. agar menyeru “umat manusia” untuk melaksanakan ibadah haji ke Baitullah ke Mekkah, firman-Nya:
وَ اَذِّنۡ فِی النَّاسِ بِالۡحَجِّ  یَاۡتُوۡکَ  رِجَالًا وَّ عَلٰی کُلِّ ضَامِرٍ یَّاۡتِیۡنَ مِنۡ کُلِّ فَجٍّ عَمِیۡقٍ ﴿ۙ﴾
”Dan umumkanlah  kepada manusia untuk ibadah haji, mereka akan datang kepada engkau berjalan kaki dan menunggang unta yang kurus, datang dari segenap penjuru yang jauh-jauh. (Al-Hājj [22]:28).
     Bahkan, mereka pun telah menjadi penentang perintah Allah Swt.  dalam firman-Nya berikut ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَوۡفُوۡا بِالۡعُقُوۡدِ ۬ؕ اُحِلَّتۡ لَکُمۡ بَہِیۡمَۃُ الۡاَنۡعَامِ  اِلَّا مَا یُتۡلٰی عَلَیۡکُمۡ غَیۡرَ مُحِلِّی الصَّیۡدِ وَ اَنۡتُمۡ حُرُمٌ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  یَحۡکُمُ مَا یُرِیۡدُ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُحِلُّوۡا شَعَآئِرَ اللّٰہِ وَ لَا الشَّہۡرَ الۡحَرَامَ وَ لَا الۡہَدۡیَ وَ لَا الۡقَلَآئِدَ وَ لَاۤ  آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا ؕ وَ اِذَا حَلَلۡتُمۡ فَاصۡطَادُوۡا ؕ وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا ۘ وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ ۪ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian kamu. Dihalalkan bagi kamu binatang binatang  berkaki empat, kecuali  apa yang akan diberitahukan kepada kamu,  dengan tidak menghalalkan binatang buruan selama kamu dalam keadaan ihram, sesungguhnya Allah menetapkan hukum mengenai apa yang Dia kehendaki.  Hai orang-orang yang beriman, janganlah mencemari Syiar-syiar Allah,  jangan mencemari Bulan  Haram,  jangan mencemari binatang-binatang kurban, jangan mencemari binatang-binatang kurban yang ditandai kalung,   وَ لَاۤ  آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا   -- dan jangan mencemari yakni menghalangi orang-orang yang   menziarahi Baitul Haram untuk  mencari karunia dan keridhaan dari  Rabb (Tuhan) mereka. Tetapi apabila kamu telah melepas pakaian ihram maka kamu boleh berburu.  وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا   -- dan  janganlah kebencian sesuatu kaum kepada kamu  karena mereka telah  menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram mendorongmu melampaui batas. وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی   -- Dan tolong-menolonglah kamu dalam birr (kebajikan) dan takwa,   ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ  -- janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan,  وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ  --  dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya siksaan Allah sangat keras. (Al-Maidah [5]:1-3).

Deklarasi “Fitnah” Tentang  Jemaat Ahmadiyah

        Ternyata “makar buruk” yang dirancang dalam Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974memiliki persamaan dengan “makar buruk” yang dirancang oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya terhadap Nabi Besar Muhammad saw.,  dan merupakan penggenapan selanjutnya dari   nubuatan yang terkandung dalam  duel makar” dalam firman-Nya berikut ini  --  yaitu dalam upaya para pemimpin Quraisy Mekkah  untuk menghabisi  misi suci Nabi Besar Muhammad saw. – firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar  terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau.    Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan,  dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfal [9]:31).
          Ayat  ini   mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Mekkah. Ketika Abu Jahal dan  para pemimpin kaum kafir Mekkah lainnya  melihat,  bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru  (agama Islam) gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Mekkah telah   hijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya, maka orang-orang terkemuka warga kota  dipimpin Abu Jahal berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam, yakni dengan tiga kemungkinan: (1)    mereka dapat menangkap  Nabi Besar Muhammad saw. atau (2)  membunuh beliau saw.atau (3)  mengusir  beliau saw.  dari Mekkah.
       Ada pun  pemikiran  yang melandasi timbulnya ketiga rencana buruk tersebut adalah bahwa jika salah satu dari ketika rencana buruk tersebut berhasil mereka laksanakan,  maka hal itu cukup bagi mereka sebagai dalil untuk memprovokasi masyarakat bangsa Arab jahiliyah  bahwa Nabi Besar Muhammad saw. adalah seorang pendusta dalam pendakwaan kenabiannya.
     Mengapa  Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” mengenai Jemaat Muslim Ahmadiyah   dikatakan sebagai pengulangan “makar buruk” Abu Jahal dkk. terhadap Nabi Besar Muhammad saw.? Sebab pada hakikatnya pendakwaan Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Rasul Akhir Zaman merupakan penggenapan  kedatangan kedua kali secara ruhani Nabi Besar Muhammad saw. dalam firman-Nya berikut ini di kalangan  kaum “ākharīna minhum”:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾   ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, dan  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ --  dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. ٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ  --   Itulah karunia Allah, Dia meng-anugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ -- dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
       Huruf   وَ  di awal ayat   وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ      adalah   wau ataf  yang  memberitahukan bahwa  berbagai keadaan dan peristiwa yang diceritakan dalam ayat sebelumnya    -- termasuk “kejahiliyahnya” --   akan  terjadi  lagi sepenuhnya  di Akhir Zaman ini      ketika  Allah  Swt. mengutus  Nabi Besar Muhammad saw. kedua kali secara ruhani  di kalangan اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  -- (kaum lain dari antara mereka), لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ    -- “yang belum bertemu dengan mereka” yaitu dalam wujud Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s..

Duel Makar” yang Dimenangkan Allah Swt.
    
       Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, yaitu  sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap  Nabi Besar Muhammad saw.  lalu membunuh beliau saw.. Tetapi tanpa setahu  mereka, Nabi Besar Muhammad saw. secara diam-diam   pada tengah malam meninggalkan rumah,  ketika  Allah Swt.  membuat para penjaga dikuasai oleh kantuk, lalu pada keesokan harinya  karena hari telah menjelang malam beliau saw. berlindung di Gua Tsaur bersama-sama   Abubakar Shiddiq r.a., sahabat beliau yang setia, dan akhirnya beberapa hari kemudian keduanya sampai  dengan selamat di Medinah dengan selamat,  dengan demikian  makar buruk” yang dirancang Abu Jahal  gagal total, firman-Nya:
اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ فَقَدۡ  نَصَرَہُ  اللّٰہُ  اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَ اَیَّدَہٗ  بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ  الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَ کَلِمَۃُ  اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَ اللّٰہُ  عَزِیۡزٌ  حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Jika kamu tidak menolongnya maka  sungguh Allah  telah menolongnya ketika ia (Rasulullah) diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia kedua dari yang dua ketika keduanya berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya:  لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا  -- “Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah beserta kita”, lalu  Allah menurunkan ketenteraman-Nya kepadanya dan menolongnya dengan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya,  dan Dia menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi, dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  (At-Taubah [9]:40). 
        Menurut Allah Swt.,  pada hakikatnya  makar buruk  yang dilakukan oleh  para pemimpin kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal tersebut    merupakan pengulangan makar buruk yang dilakukan  oleh para pemimpin kaum Tsamud terhadap Nabi Shalih a.s.  ribuan tahun sebelumnya.
     Dengan demikian jelaslah kisah-kisah para Rasul Allah dengan  kaum-kaum purbakala dalam Al-Quran bukanlah merupakan “dongeng” sebagaimana tuduhan para penentang Nabi Besar Muhammad saw.,  karena di dalamnya terkandung berbagai  nubuatan yang pasti akan  terjadi lagi, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلٰی ثَمُوۡدَ  اَخَاہُمۡ  صٰلِحًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰہَ  فَاِذَا ہُمۡ فَرِیۡقٰنِ یَخۡتَصِمُوۡنَ ﴿﴾ قَالَ یٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِالسَّیِّئَۃِ قَبۡلَ الۡحَسَنَۃِ ۚ لَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرُوۡنَ اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ﴿﴾  قَالُوا طَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ  بَلۡ  اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ﴿﴾ 
Dan sungguh Kami benar-benar telah mengutus kepada Tsamud  اَخَاہُمۡ  صٰلِحًا  -- saudara mereka Shalih yang berkata: “Sembahlah Allah” maka tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang saling berbantah.   Ia, Shalih, berkata: “Hai kaumku, mengapakah kamu minta disegerakan keburukan sebelum datang kebaikan? Mengapakah kamu tidak memohon ampun kepada Allah  supaya kamu di kasihani?”    قَالُوا طَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ  بَلۡ  اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ  --  Mereka berkata: “Hai Shalih,   kami telah mendapatkan nasib malang disebabkan engkau dan orang yang beserta engkau.” Ia, Shalih, berkata: “Nasib buruk kamu ada di sisi Allah, bahkan kamu  kaum yang diuji.” (An-Naml [27]:46-48).

Sembilan Orang Pemimpin Kekafiran” di Setiap Zaman Pengutusan Rasul Allah

        Dari Al-Quran diketahui,  bahwa para penentang rasul Allah di setiap zaman selalu menisbahkan  (menuduh) bahwa keberadaan  Rasul Allah dan para pengikutnya merupakan penyebab  mereka ditimpa berbagai macam kemalangan  atau  bala bencana.  Tuduhan dusta tersebut dijawab oleh Nabi Shalih  a.s.:  طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ  بَلۡ  اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ  --  Nasib buruk kamu ada di sisi Allah, bahkan kamu  kaum yang diuji.”
         Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai makar-buruk yang dirancang oleh parta penentang Nabi Shalih  a.s. tersebut   -- yang  diulangi lagi oleh para penentang Nabi Besar Muhammad saw. pimpinan Abu Jahal --  firman-Nya:
وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ  تِسۡعَۃُ  رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا تَقَاسَمُوۡا بِاللّٰہِ لَنُبَیِّتَنَّہٗ وَ اَہۡلَہٗ ثُمَّ لَنَقُوۡلَنَّ لِوَلِیِّہٖ مَا شَہِدۡنَا مَہۡلِکَ  اَہۡلِہٖ  وَ  اِنَّا  لَصٰدِقُوۡنَ ﴿﴾
Dan dalam kota itu ada  sembilan orang   yang  berbuat kerusuhan di bumi  dan tidak mau mengadakan perbaikan. Mereka berkata: “Hendaklah kamu sekalian bersumpah dengan nama Allah bahwa niscaya kami  akan menyerbu pada malam hari kepada dia dan keluarganya, kemudian kami niscaya akan berkata kepada pelindungnya: Kami sekali-kali tidak menyaksikan keluarganya menjadi binasa dan sesungguhnya kami adalah     orang-orang yang benar.” (An-Naml [27]:49-50).
        Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat ini adalah kesembilan musuh Nabi Besar Muhammad saw.   terkemuka.  Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab, yang terkenal keburukannya itu, mati di Mekkah ketika sampai ke telinganya kabar tentang kekalahan tragis di Badar.
       Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah  bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Mereka bersekongkol untuk membunuh Nabi Besar Muhammad saw.  Rencana buruk sebenarnya ialah memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan kemudian mengadakan serangan pembunuhan yang berencana atas beliau saw., sehingga tidak ada kabilah tertentu dapat dianggap bertanggung-jawab atas pembunuhan terhadap beliau saw. itu. Rencana  makar buruk  itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu.
     Dapat dipastikan bahwa jumlah “sembilan orang” tokoh kekafiran yang tercantum dalam Al-Quran tersebut merupakan nubuatan yang berulang-ulang terjadi, termasuk di Akhir Zaman ini, baik dalam level internasional mau pun nasional, bahkan  dalam level-level wilayah lebih bawah lagi, firman-Nya:
اَوَ مَنۡ کَانَ مَیۡتًا فَاَحۡیَیۡنٰہُ وَ جَعَلۡنَا لَہٗ نُوۡرًا یَّمۡشِیۡ بِہٖ فِی النَّاسِ کَمَنۡ مَّثَلُہٗ فِی الظُّلُمٰتِ لَیۡسَ بِخَارِجٍ مِّنۡہَا ؕ کَذٰلِکَ زُیِّنَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ مَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾  وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا فِیۡ کُلِّ قَرۡیَۃٍ اَکٰبِرَ مُجۡرِمِیۡہَا لِیَمۡکُرُوۡا فِیۡہَا ؕ وَ مَا یَمۡکُرُوۡنَ  اِلَّا بِاَنۡفُسِہِمۡ وَ مَا یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾  وَ اِذَا جَآءَتۡہُمۡ اٰیَۃٌ  قَالُوۡا لَنۡ نُّؤۡمِنَ حَتّٰی نُؤۡتٰی مِثۡلَ مَاۤ اُوۡتِیَ رُسُلُ اللّٰہِ ؕۘؔ اَللّٰہُ اَعۡلَمُ حَیۡثُ یَجۡعَلُ رِسَالَتَہٗ ؕ سَیُصِیۡبُ الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا صَغَارٌ عِنۡدَ اللّٰہِ وَ عَذَابٌ شَدِیۡدٌۢ بِمَا کَانُوۡا یَمۡکُرُوۡنَ﴿﴾
Dan apakah orang yang telah mati lalu Kami menghidupkannya dan Kami menjadikan baginya cahaya dan ia berjalan dengan cahaya itu  di tengah-tengah manusia, sama  seperti keadaan  orang yang berada di dalam berbagai macam kegelapan  dan ia  sekali-kali tidak  dapat keluar darinya?  Demikianlah telah ditam-pakkan indah bagi orang-orang kafir apa yang senantiasa mereka kerjakan. Dan demikianlah Kami  menjadikan di dalam tiap negeri pendosa-pendosa besarnya, supaya mereka melakukan makar di dalam negeri itu, tetapi sekali-kali tidak ada yang terkena makar mereka kecuali dirinya sendiri tetapi mereka tidak menya-darinya.   Dan apabila datang kepada mereka suatu Tanda, mereka berkata:  Kami   tidak akan pernah beriman hingga kami diberi seperti apa yang telah diberikan kepada rasul-rasul Allah.” Allah Maha Mengetahui di mana Dia akan menempatkan risalah-Nya  yakni tugas kerasulan, kehinaan di sisi Allah dan azab yang keras segera akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan karena mereka senantiasa melakukan makar. (Al-An’ām [6]:123-125).

Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” Tentang Jemaat Muslim Ahmadiyah

        Sesuai dengan  nubuatan mengenai “makar buruk  yang dirancang oleh “sembilan orang” tokoh penentang para Rasul Allah tersebut, berikut “copas” selengkapnya mengenai Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974” yang “penuh kebohongan dan fitnah” tersebut berkenaan dengan Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) dan  Hizbullah  hakiki (QS.5:55-57; QS.58:21-23)  yang didirikan Mirza Ghulam Ahmad a.s.  atas perintah Allah Swt, yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah:

Deklarasi Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami) Tahun 1974”

         Qadianiyah atau Ahmadiyah: adalah sebuah gerakan bawah tanah yang melawan Islam dan Muslim dunia, dengan penuh kepalsuan dan kebohongan mengaku sebagai sebuah aliran Islam; yang berkedok sebagai Islam dan untuk kepentingan keduniaan berusaha menarik perhatian dan merencanakan untuk merusak fondamen Islam. Penyimpangan-penyimpangan nyata dari prinsip-prinsip dasar Islam adalah sebagai berikut :
1. Pendirinya mengaku dirinya sebagai nabi.
2. Mereka dengan sengaja menyimpangkan pengertian ayat-ayat suci Al-Quran.
3. Mereka menyatakan bahwa jihad telah dihapus.
       Qadianiyah semula dibantu perkembangannya oleh imperialisme Inggris. Oleh sebab itu, Qadiani telah tumbuh dengan subur di bawah bendera Inggris. Gerakan ini telah sepenuhnya berkhianat dan berbohong dalam berhubungan dengan ummat Islam. Agaknya, mereka setia kepada Imperialisme dan Zionisme. Mereka telah begitu dalam menjalin hubungan dan bekerjasama dengan kekuatan-kekuatan anti-Islam dan menyebarkan ajaran khususnya melalui metode-metode jahat berikut ini :
1.      Membangun mesjid dengan bantuan dari kekuatan anti Islam di mana pemikiran-pemikiran Qadiani yang menyesatkan ditanamkan kepada orang.
2.      Membuka sekolah-sekolah, lembaga pendidikan dan panti asuhan di mana didalamnya orang diajarkan dan dilatih untuk bagaimana agar mereka dapat lebih menjadi anti-Islam dalam setiap kegiatan-kegiatan mereka.
3.    Mereka juga menerbitkan versi Al-Qur’an yang merusak dalam berbagai macam bahasa lokal dan internasional.
       Untuk menanggulangi keadaan bahaya ini, Konferensi Liga Muslim Dunia telah merekomendasikan dan mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1.  Seluruh organisasi-organisasi Muslim di dunia harus tetap mewaspadai setiap kegiatan-kegiatan orang-orang Ahmadiyah di masing-masing negara dan membatasi sekolah-sekolah dan panti-panti asuhan mereka. Selain itu, kepada seluruh organisasi-organisasi Muslim di dunia, harus dapat menunjukkan kepada setiap Muslim di seluruh dunia tentang gambaran asli orang Qadiani dan memberikan laporan/data tentang berbagai macam taktik mereka sehingga kaum Muslim di seluruh dunia terlindung dari rencana-rencana mereka.
2.      Mereka harus dianggap sebagai golongan Non-Muslim dan keluar dari Islam dan juga dilarang keras untuk memasuki Tanah Suci.
3.      Tidak berurusan dengan orang-orang Ahmadiyah Qadiani, dan memutuskan hubungan sosial, ekonomi, dan budaya. Tidak melakukan pernikahan dengan mereka, serta mereka tidak diizinkan untuk dikubur di pemakaman Muslim serta diperlakukan seperti layaknya orang-orang non-Muslim yang lainnya.
4.   Seluruh negara-negara Muslim di dunia harus mengadakan pelarangan keras terhadap aktivitas para pengikut Mirza Ghulam Ahmad. Dan harus menganggap mereka sebagai minoritas non Muslim dan melarang mereka untuk jabatan yang sensitif dalam negara.
5.      Menyiarkan semua penyelewengan Ahmadiyah yang mereka lakukan terhadap Kitab Suci Al-Qur’an disertai inventarisasi terjemahan-terjemahan Al-Qur’an yang dibuat oleh Ahmadiyah dan memperingatkan umat Islam mengenai karya-karya tulis mereka.
6.     Semua golongan yang menyeleweng dari Islam diperlakukan sama seperti Ahmadiyah.
 
(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  29 Juni    2014

 








Tidak ada komentar:

Posting Komentar