Jumat, 25 Juli 2014

Pengulangan "Pengampunan" Nabi Yusuf a.s. di Masa Nabi Besar Muhammad Saw. dan di Akhir Zaman & "Love For All Hatred For None"




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   276

Pengulangan Pengampunan Nabi Yusuf a.s. di Masa Nabi Besar Muhammad saw. dan di Akhir Zaman  & “Love For All Hatred For None


 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan mengenai  siapakah sebenarnya  yang akan menghancurkan Islam? Jemaat Ahmadiyah ataukah para penyebar fitnah tentang Jemaat Ahmadiyah dan Pendirinya,   yang disponsori oleh Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami)? Benarlah firman-Nya:   
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰۦ وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ  لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ  شَہِیۡدًا﴿ؕ﴾
Dia-lah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama.  Dan  cukuplah Allah sebagai Saksi. (Al-Fath [48]:29).
Firman-Nya lagi:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama walau pun orang-orang musyrik membenci (AshShaff [61]:10).
     Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kehinaan yang akan menimpa orang-orang yang menentang Allah Swt. dan Rasul-Nya, termasuk di Akhir Zaman ini:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan:  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِی  -- “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.”  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujadilah [58]:21-22).

Peringatan dari Allah Swt. kepada Pewaris Hakiki “Pemelihara” Haramain

      Jadi, kembali kepada peringatan Allah Swt. dalam firman-Nya berikut ini kepada mereka yang mendapat  giliran  sebagai “pemelihara” Haramain (dua kota suci Makkah dan Madinah) di Akhir Zaman ini:     
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَوۡفُوۡا بِالۡعُقُوۡدِ ۬ؕ اُحِلَّتۡ لَکُمۡ بَہِیۡمَۃُ الۡاَنۡعَامِ  اِلَّا مَا یُتۡلٰی عَلَیۡکُمۡ غَیۡرَ مُحِلِّی الصَّیۡدِ وَ اَنۡتُمۡ حُرُمٌ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  یَحۡکُمُ مَا یُرِیۡدُ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تُحِلُّوۡا شَعَآئِرَ اللّٰہِ وَ لَا الشَّہۡرَ الۡحَرَامَ وَ لَا الۡہَدۡیَ وَ لَا الۡقَلَآئِدَ وَ لَاۤ  آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا ؕ وَ اِذَا حَلَلۡتُمۡ فَاصۡطَادُوۡا ؕ وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا ۘ وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ ۪ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Hai orang-orang yang beriman, penuhilah  perjanjian-perjanjian kamu. Dihalalkan bagi kamu binatang binatang  berkaki empat, kecuali  apa yang akan diberitahukan kepada kamu,  dengan tidak menghalalkan binatang buruan selama kamu dalam keadaan ihram, sesungguhnya Allah menetapkan hukum mengenai apa yang Dia kehendaki.  Hai orang-orang yang beriman, janganlah mencemari Syiar-syiar Allah,  jangan mencemari Bulan  Haram,  jangan  mencemari binatang-binatang kurban, jangan mencemari binatang-binatang kurban yang ditandai kalung,   وَ لَاۤ  آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا   -- dan jangan  mencemari yakni menghalangi orang-orang yang   menziarahi Baitul Haram untuk  mencari karunia dan keridhaan dari  Rabb (Tuhan) mereka. Tetapi apabila kamu telah melepas pakaian ihram maka kamu boleh berburu.  وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا   -- dan  janganlah kebencian sesuatu kaum kepada kamu  karena mereka telah  menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram mendorongmu melampaui batas. وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی   -- Dan tolong-menolonglah kamu dalam birr (kebajikan) dan takwa,   ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ  -- janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan,  وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ  --  dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya siksaan Allah sangat keras. (Al-Maidah [5]:1-3).
       Peringatan  Allah Swt. yang telah dijelaskan secara panjang  lebar dalam beberapa Bab sebelum ini  adalah firman-Nya:  وَ لَاۤ  آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا   -- dan jangan  mencemari yakni menghalangi orang-orang yang   menziarahi Baitul Haram untuk  mencari karunia dan keridhaan dari  Rabb (Tuhan) mereka.”

Pengulangan “Pengampunan” Nabi Yusuf a.s. 

        Peringatan Allah Swt.  selanjutnya adalah: وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا   -- “dan  janganlah kebencian sesuatu kaum kepada kamu  karena mereka telah  menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram mendorong kamu melampaui batas.”
       Peringatan Allah Swt. tersebut telah diamalkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam di zaman awal ketika beliau saw.  pada peristiwa Fatah Mekkah  telah memberikan “pengampunan umum” kepada seluruh penduduk kota Mekkah yang terus menerus salaam 13 tahun melakukan penentangan keji terhadap beliau saw.  tidak henti-hentinya -- kecuali terhadap beberapa orang yang layak mendapat hukuman mati karena keburukan yang pernah  mereka lakukan.
      Pengampunan umum” yang dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad saw. terhadap penduduk Mekkah  tersebut, sekali pun memiliki persamaan dengan pemaafan Nabi Yusuf a.s. di Mesir  terhadap saudara-saudara beliau dari   ibu  yang lain, akan tetapi dalam segala seginya jauh lebih sempurna, firman-Nya:
قَالَ ہَلۡ عَلِمۡتُمۡ مَّا فَعَلۡتُمۡ بِیُوۡسُفَ وَ اَخِیۡہِ   اِذۡ  اَنۡتُمۡ  جٰہِلُوۡنَ ﴿﴾   قَالُوۡۤا ءَاِنَّکَ لَاَنۡتَ یُوۡسُفُ ؕ قَالَ اَنَا یُوۡسُفُ وَ ہٰذَاۤ  اَخِیۡ ۫ قَدۡ مَنَّ اللّٰہُ عَلَیۡنَا ؕ اِنَّہٗ  مَنۡ یَّـتَّقِ وَ یَصۡبِرۡ  فَاِنَّ اللّٰہَ  لَا  یُضِیۡعُ  اَجۡرَ  الۡمُحۡسِنِیۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا تَاللّٰہِ لَقَدۡ اٰثَرَکَ اللّٰہُ عَلَیۡنَا وَ  اِنۡ کُنَّا لَخٰطِئِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ ؕ یَغۡفِرُ اللّٰہُ  لَکُمۡ ۫ وَ ہُوَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِیۡنَ ﴿﴾  اِذۡہَبُوۡا بِقَمِیۡصِیۡ ہٰذَا فَاَلۡقُوۡہُ عَلٰی وَجۡہِ اَبِیۡ یَاۡتِ بَصِیۡرًا ۚ وَ اۡتُوۡنِیۡ بِاَہۡلِکُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ ﴿٪﴾
Ia, Yusuf, berkata:  “Apakah kamu mengetahui apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu berbuat jahil kepadanya?” Mereka berkata: “Apakah engkau ini Yusuf?”  Ia berkata:  “Ya, aku adalah Yusuf dan ini saudaraku, قَدۡ مَنَّ اللّٰہُ عَلَیۡنَا ؕ اِنَّہٗ  مَنۡ یَّـتَّقِ وَ یَصۡبِرۡ  فَاِنَّ اللّٰہَ  لَا  یُضِیۡعُ  اَجۡرَ  الۡمُحۡسِنِیۡنَ   --  sungguh Allah telah melimpahkan karunia atas kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar maka sesungguhnya   Allah   tidak akan menyia-nyiakan ganjaran orang-orang yang berbuat ihsan.”   Mereka berkata:  Demi Allah, sungguh Allah benar-benar telah melebihkan engkau di atas kami dan sesungguhnya kami benar-benar  orang-orang yang bersalah.”    Ia berkata:   لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ  -- “tidak ada celaan bagi kamu pada hari ini, یَغۡفِرُ اللّٰہُ  لَکُمۡ ۫ وَ ہُوَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِیۡنَ  --  semoga Allah mengampuni kamu, dan Dia-lah Yang Paling Penyayang dari semua penyayang. Pergilah kamu bersama dengan kemejaku ini dan letakkanlah  di hadapan ayahku, ia akan mengetahui segala sesuatu. Dan bawalah kepada-ku keluarga kamu semuanya.”  (Yusuf [12]:91-93).
       Makna ayat  قَالَ ہَلۡ عَلِمۡتُمۡ مَّا فَعَلۡتُمۡ بِیُوۡسُفَ وَ اَخِیۡہِ   اِذۡ  اَنۡتُمۡ  جٰہِلُوۡنَ  -- “Ia, Yusuf, berkata:  “Apakah kamu mengetahui apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu berbuat jahil kepadanya?”  Karena tak tahan lagi melihat saudara-saudaranya secara demikian merendahkan harkat mereka sendiri dengan minta-minta gandum,  sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat-ayat sebelumnya, Nabi Yusuf a.s.  mengambil keputusan untuk membuka rahasia dirinya yang sebenarnya kepada mereka; tetapi beliau membuka persoalan itu dengan cara tidak langsung.
     Nabi Yusuf a.s. tidak membiarkan saudara-saudaranya  seayah dalam kegelisahan, dan seketika itu juga melenyapkan segala kekhawatiran dan kecemasan mereka mengenai cara bagaimanakah beliau akan memperlakukan mereka,  karena  mereka mengetahui,  bahwa Nabi Yusuf a.s. adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Mesir, maka  beliau  dengan segera mengatakan bahwa beliau akan mengampuni semua kesalahan mereka tanpa batas dan tanpa syarat apa pun:  قَالَ لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ --  “Ia berkata: “Tidak ada celaan bagi kamu pada hari ini.”

Pengulangan Pengampunan Nabi Yusuf a.s.  di Masa Nabi Besar Muhammad Saw. dan di Akhir Zaman: “Love For All Hatred For None

     Pengampunan Nabi Yusuf a.s.  terhadap saudara-saudaranya dengan kelapangan dan kemurahan hati merupakan persamaan yang paling besar dan menonjol dengan Nabi Besar Muhammad saw..  Sebab seperti Nabi Yusuf a.s.  beliau saw.   pun mencapai kemuliaan dan kekuasaan dalam masa hijrah dan pembuangan, dan ketika sesudah bertahun-tahun mengalami pembuangan,  Nabi Besar Muhammad saw..   memasuki kota kelahiran beliau saw., Mekkah, sebagai penakluk  dengan memimpin 10.000 Sahabat, dan penduduk Mekkah bertekuk-lutut dan mencium duli telapak kaki beliau saw..
        Pada kesempatan tersebut Nabi Besar Muhammad saw.    bertanya kepada kaum beliau saw. perlakuan apa yang mereka harapkan dari beliau? Mereka segera menjawab: “Perlakuan yang Nabi Yusuf a.s.  berikan kepada saudara-saudaranya.” لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ -- “tidak ada celaan atas kamu  pada hari ini,” demikianlah  Nabi Besar Muhammad saw.   menjawab keinginan mereka dengan segera.
Perlakuan mulia dari  Nabi Besar Muhammad saw.  terhadap musuh-musuh beliau saw. yang haus darah, yakni kaum Quraisy Mekkah  -- yang tidak ada suatu kesempatan pun mereka biarkan untuk membunuh beliau saw. dan membinasakan Islam sampai ke akar-akarnya  --  adalah tidak ada bandingannya sepanjang sejarah umat manusia, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar  terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau.    Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan,  dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfal [9]:31).
       Insya Allah, salah satu  suri-teladan terbaik Nabi Besar Muhammad saw.  tersebut (QS.33:22) akan terulang lagi di Akhir Zaman ini oleh para pengikut hakiki beliau saw. dari kaum      اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ    -- “kaum lain dari antara mereka”, yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang merupakan  orang-orang yang telah beriman kepada  pengutusan kedua kali secara ruhani Nabi Besar Muhammad saw. di Akhir Zaman ini, dalam pribadi Al-Masih Mau’ud a.s.  atau Rasul Akhir Zaman, firman-Nya: 
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ  --  dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka, وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ  --   dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [63]:3-5).

Kasih-sayang  Nabi Besar Muhammad Saw. kepada Semua Makhluk

         Jadi, sesuai misi kerasulan Nabi Besar Muhammad saw. sebagai “rahmat bagi seluruh alam” (QS.21:108), demikian juga sesuai dengan hal tersebut dan sesuai dengan sifat Ahmad  Nabi Besar Muhammad saw. yang disebut oleh Nabi  Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.61:7)  – yang kemudian menjadi nama  dari golongan Muslim yang beriman kepada Rasul Akhir Zaman, yakni Jemaat Ahmadiyah  -- maka misi Islam yang disebarkan Jemaat Ahmadiyah adalah  Love For All Hatred For None(Cinta untuk semua, tidak ada kebencian untuk siapa pun), yaitu sebagai peragaan nyata dari sifat Ahmad dari Nabi Besar Muhammad saw. yang menonjolkan sifat kelembutan  dan kasih-sayang atau rahmat  beliau saw. (QS.21:108), firman-Nya:
لَقَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ عَزِیۡزٌ عَلَیۡہِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیۡصٌ عَلَیۡکُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾
Sungguh benar-benar  telah datang kepada kamu seorang Rasul dari antara kamu sendiri, berat terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mendambakan kesejahteraan bagi kamu dan terhadap orang-orang beriman  ia sangat berbelas kasih lagi penyayang. (At-Taubah [9]:128).
   Ayat ini boleh dikenakan kepada orang-orang beriman  maupun kepada orang-orang kafir, tetapi terutama kepada orang-orang beriman, bagian permulaannya mengenai orang-orang kafir dan bagian terakhir mengenai orang-orang beriman.  Kepada orang-orang kafir nampaknya ayat ini mengatakan:
Nabi Besar Muhammad saw.   merasa sedih melihat kamu mendapat kesusahan, yaitu sekalipun kamu mendatangkan kepadanya segala macam keaniayaan dan kesusahan, namun hatinya begitu sarat dengan rasa kasih-sayang kepada umat manusia, sehingga tidak ada tindakan yang datang dari pihak kamu dapat mem-buatnya menjadi keras hati terhadap kamu dan membuat ia menginginkan keburukan bagimu. Ia begitu penuh kasih-sayang dan belas kasihan terhadap kamu, sehingga ia tidak tega hati melihat kamu menyimpang dari jalan kebenaran hingga mendatangkan kesusahan kepada kamu.”
      Hal tersebut sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran mengenai kepedulian dan keprihatinan luar biasa  Nabi Besar Muhammad saw. terhadap nasib orang-orang kafir jika mereka menolak kebenaran Al-Quran yang beliau saw. sampaikan kepada mereka  (QS.18:7; QS.26:4). Kepada orang-orang beriman  ayat ini berkata:
Nabi Besar Muhammad saw.  penuh dengan kecintaan, kasih-sayang, dan rahmat bagi kamu, yaitu ia dengan riang dan gembira ikut dengan kamu dalam menanggung kesedihan dan kesengsaraan kamu. Lagi pula, seperti seorang ayah yang penuh dengan kecintaan ia memperlakukan kamu, dengan sangat murah hati dan kasih-sayang.”
       Semua kenyataan   tersebut sesuai dengan suri teladan terbaik  yang diperagakan oleh Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya: 
لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ  فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ  اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ  لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ الۡیَوۡمَ  الۡاٰخِرَ  وَ ذَکَرَ  اللّٰہَ  کَثِیۡرًا ﴿ؕ﴾
Sungguh dalam  diri Rasulullah benar-benar terdapat asuri teladan yang sebaik-baiknya  bagi kamu, yaitu bagi  orang yang mengharapkan Allah dan Hari Akhir,  dan bagi yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzāb [33]:22).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  1 Juli     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar