بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 276
Pengulangan Pengampunan Nabi Yusuf a.s. di Masa Nabi Besar Muhammad saw. dan di
Akhir Zaman & “Love For All Hatred For
None”
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai siapakah sebenarnya yang akan menghancurkan Islam? Jemaat
Ahmadiyah ataukah para penyebar
fitnah tentang Jemaat Ahmadiyah dan Pendirinya, yang disponsori oleh Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islami)? Benarlah firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ
رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰۦ وَ دِیۡنِ
الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ شَہِیۡدًا﴿ؕ﴾
Dia-lah Yang telah mengutus
Rasul-Nya
dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama. Dan cukuplah
Allah sebagai Saksi. (Al-Fath
[48]:29).
Firman-Nya lagi:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ
رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ
دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang telah mengutus
Rasul-Nya
dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama
walau pun orang-orang musyrik membenci (AshShaff [61]:10).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman mengenai kehinaan
yang akan menimpa orang-orang yang menentang
Allah Swt. dan Rasul-Nya, termasuk di
Akhir Zaman ini:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya
mereka itu termasuk orang-orang yang
sangat hina. Allah telah
menetapkan: لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَ رُسُلِی -- “Aku
dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha
Perkasa. (Al-Mujadilah [58]:21-22).
Peringatan dari
Allah Swt. kepada Pewaris Hakiki
“Pemelihara” Haramain
Jadi, kembali
kepada peringatan Allah Swt. dalam
firman-Nya berikut ini kepada mereka yang mendapat giliran
sebagai “pemelihara” Haramain (dua kota suci Makkah dan
Madinah) di Akhir Zaman ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اَوۡفُوۡا بِالۡعُقُوۡدِ ۬ؕ اُحِلَّتۡ لَکُمۡ بَہِیۡمَۃُ
الۡاَنۡعَامِ اِلَّا مَا یُتۡلٰی
عَلَیۡکُمۡ غَیۡرَ مُحِلِّی الصَّیۡدِ وَ اَنۡتُمۡ حُرُمٌ ؕ اِنَّ اللّٰہَ یَحۡکُمُ مَا یُرِیۡدُ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا لَا تُحِلُّوۡا شَعَآئِرَ اللّٰہِ وَ لَا الشَّہۡرَ الۡحَرَامَ وَ لَا
الۡہَدۡیَ وَ لَا الۡقَلَآئِدَ وَ لَاۤ
آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ
رِضۡوَانًا ؕ وَ اِذَا حَلَلۡتُمۡ فَاصۡطَادُوۡا ؕ وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ
شَنَاٰنُ قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا ۘ
وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ وَ التَّقۡوٰی ۪ وَ لَا تَعَاوَنُوۡا عَلَی
الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ ۪ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾
Aku baca dengan nama
Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Hai orang-orang
yang beriman, penuhilah perjanjian-perjanjian kamu. Dihalalkan bagi kamu binatang binatang
berkaki empat, kecuali apa yang akan diberitahukan kepada
kamu, dengan tidak menghalalkan binatang buruan selama kamu dalam keadaan ihram,
sesungguhnya Allah menetapkan hukum
mengenai apa yang Dia kehendaki. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah mencemari Syiar-syiar Allah, jangan mencemari Bulan
Haram, jangan mencemari binatang-binatang kurban, jangan mencemari binatang-binatang
kurban yang ditandai kalung,
وَ لَاۤ آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ
فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا -- dan jangan mencemari yakni menghalangi orang-orang yang menziarahi Baitul Haram untuk mencari karunia dan keridhaan
dari Rabb (Tuhan) mereka. Tetapi apabila
kamu telah melepas pakaian ihram maka kamu boleh berburu. وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ
قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا -- dan janganlah kebencian sesuatu kaum
kepada kamu karena mereka telah menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram
mendorongmu melampaui batas. وَ تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡبِرِّ
وَ التَّقۡوٰی -- Dan tolong-menolonglah
kamu dalam birr (kebajikan) dan takwa, ۪ وَ لَا
تَعَاوَنُوۡا عَلَی الۡاِثۡمِ وَ الۡعُدۡوَانِ -- janganlah kamu tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan, وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ -- dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya siksaan
Allah sangat keras. (Al-Maidah [5]:1-3).
Peringatan Allah Swt. yang telah dijelaskan secara
panjang lebar dalam beberapa Bab sebelum
ini adalah firman-Nya: وَ لَاۤ آٰمِّیۡنَ الۡبَیۡتَ الۡحَرَامَ یَبۡتَغُوۡنَ
فَضۡلًا مِّنۡ رَّبِّہِمۡ وَ رِضۡوَانًا -- dan jangan mencemari yakni menghalangi orang-orang yang menziarahi Baitul Haram untuk mencari karunia dan keridhaan
dari Rabb (Tuhan) mereka.”
Pengulangan “Pengampunan” Nabi Yusuf a.s.
Peringatan Allah Swt. selanjutnya adalah: وَ لَا یَجۡرِمَنَّکُمۡ شَنَاٰنُ
قَوۡمٍ اَنۡ صَدُّوۡکُمۡ عَنِ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ اَنۡ تَعۡتَدُوۡا -- “dan janganlah kebencian sesuatu kaum
kepada kamu karena mereka telah menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram
mendorong kamu melampaui batas.”
Peringatan Allah Swt. tersebut telah diamalkan oleh Nabi Besar Muhammad saw.
dan umat Islam di zaman awal ketika
beliau saw. pada peristiwa Fatah Mekkah telah memberikan “pengampunan umum” kepada seluruh penduduk kota Mekkah yang terus menerus salaam 13 tahun melakukan penentangan keji terhadap beliau saw. tidak henti-hentinya -- kecuali terhadap
beberapa orang yang layak mendapat hukuman
mati karena keburukan yang pernah
mereka lakukan.
“Pengampunan umum” yang dilakukan oleh
Nabi Besar Muhammad saw. terhadap penduduk
Mekkah tersebut, sekali pun memiliki
persamaan dengan pemaafan Nabi Yusuf a.s. di Mesir terhadap saudara-saudara
beliau dari ibu yang lain, akan tetapi dalam segala seginya
jauh lebih sempurna, firman-Nya:
قَالَ ہَلۡ عَلِمۡتُمۡ مَّا فَعَلۡتُمۡ بِیُوۡسُفَ وَ اَخِیۡہِ اِذۡ اَنۡتُمۡ جٰہِلُوۡنَ ﴿﴾
قَالُوۡۤا ءَاِنَّکَ لَاَنۡتَ یُوۡسُفُ ؕ قَالَ اَنَا یُوۡسُفُ وَ ہٰذَاۤ اَخِیۡ ۫ قَدۡ مَنَّ اللّٰہُ عَلَیۡنَا ؕ اِنَّہٗ مَنۡ یَّـتَّقِ
وَ یَصۡبِرۡ فَاِنَّ اللّٰہَ لَا یُضِیۡعُ اَجۡرَ الۡمُحۡسِنِیۡنَ ﴿﴾
قَالُوۡا تَاللّٰہِ لَقَدۡ اٰثَرَکَ اللّٰہُ عَلَیۡنَا وَ اِنۡ کُنَّا لَخٰطِئِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ
الۡیَوۡمَ ؕ یَغۡفِرُ اللّٰہُ لَکُمۡ ۫ وَ ہُوَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِیۡنَ ﴿﴾
اِذۡہَبُوۡا بِقَمِیۡصِیۡ ہٰذَا فَاَلۡقُوۡہُ عَلٰی وَجۡہِ اَبِیۡ یَاۡتِ بَصِیۡرًا ۚ وَ اۡتُوۡنِیۡ بِاَہۡلِکُمۡ اَجۡمَعِیۡنَ ﴿٪﴾
Ia, Yusuf, berkata: “Apakah kamu mengetahui apa yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu
berbuat jahil kepadanya?” Mereka berkata: “Apakah engkau
ini Yusuf?” Ia berkata:
“Ya, aku adalah Yusuf dan ini
saudaraku, قَدۡ مَنَّ اللّٰہُ عَلَیۡنَا ؕ اِنَّہٗ مَنۡ یَّـتَّقِ وَ یَصۡبِرۡ فَاِنَّ اللّٰہَ لَا یُضِیۡعُ اَجۡرَ الۡمُحۡسِنِیۡنَ -- sungguh Allah
telah melimpahkan karunia atas kami. Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar
maka sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan ganjaran
orang-orang yang berbuat ihsan.” Mereka berkata: “Demi
Allah, sungguh Allah benar-benar
telah melebihkan engkau di atas kami dan sesungguhnya kami benar-benar
orang-orang yang bersalah.” Ia
berkata: لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ -- “tidak ada celaan bagi kamu pada hari ini, یَغۡفِرُ اللّٰہُ لَکُمۡ ۫ وَ ہُوَ اَرۡحَمُ الرّٰحِمِیۡنَ -- semoga Allah
mengampuni kamu, dan Dia-lah Yang
Paling Penyayang dari semua penyayang. Pergilah kamu bersama dengan kemejaku ini dan letakkanlah di hadapan ayahku,
ia akan mengetahui segala sesuatu.
Dan bawalah kepada-ku keluarga kamu
semuanya.” (Yusuf [12]:91-93).
Makna ayat
قَالَ ہَلۡ عَلِمۡتُمۡ مَّا فَعَلۡتُمۡ بِیُوۡسُفَ وَ اَخِیۡہِ اِذۡ اَنۡتُمۡ جٰہِلُوۡنَ -- “Ia, Yusuf,
berkata: “Apakah kamu mengetahui apa
yang telah kamu lakukan terhadap Yusuf dan saudaranya ketika kamu berbuat jahil
kepadanya?” Karena tak tahan lagi
melihat saudara-saudaranya secara
demikian merendahkan harkat mereka
sendiri dengan minta-minta gandum, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat-ayat
sebelumnya, Nabi Yusuf a.s. mengambil
keputusan untuk membuka rahasia dirinya yang sebenarnya kepada
mereka; tetapi beliau membuka persoalan itu dengan cara tidak langsung.
Nabi Yusuf a.s. tidak membiarkan saudara-saudaranya seayah dalam kegelisahan, dan seketika itu juga melenyapkan segala kekhawatiran dan kecemasan mereka mengenai cara
bagaimanakah beliau akan memperlakukan
mereka, karena mereka mengetahui, bahwa Nabi
Yusuf a.s. adalah seorang pejabat
tinggi kerajaan Mesir, maka
beliau dengan segera mengatakan
bahwa beliau akan mengampuni semua kesalahan mereka tanpa batas dan tanpa
syarat apa pun: قَالَ لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ -- “Ia berkata: “Tidak
ada celaan bagi kamu pada hari ini.”
Pengulangan Pengampunan Nabi Yusuf a.s. di Masa Nabi Besar Muhammad Saw. dan di Akhir
Zaman: “Love For All Hatred For None”
Pengampunan
Nabi Yusuf a.s. terhadap saudara-saudaranya dengan kelapangan dan kemurahan hati merupakan persamaan
yang paling besar dan menonjol dengan Nabi Besar Muhammad saw.. Sebab seperti Nabi Yusuf a.s. beliau saw. pun mencapai kemuliaan dan kekuasaan
dalam masa hijrah dan pembuangan, dan ketika sesudah
bertahun-tahun mengalami pembuangan, Nabi Besar Muhammad saw.. memasuki kota kelahiran beliau saw.,
Mekkah, sebagai penakluk dengan memimpin
10.000 Sahabat, dan penduduk Mekkah bertekuk-lutut
dan mencium duli telapak kaki beliau saw..
Pada kesempatan tersebut Nabi Besar Muhammad
saw. bertanya kepada kaum beliau saw. perlakuan
apa yang mereka harapkan dari beliau?
Mereka segera menjawab: “Perlakuan yang
Nabi Yusuf a.s. berikan
kepada saudara-saudaranya.” لَا تَثۡرِیۡبَ عَلَیۡکُمُ الۡیَوۡمَ -- “tidak ada celaan atas kamu
pada hari ini,” demikianlah Nabi
Besar Muhammad saw. menjawab keinginan mereka dengan segera.
Perlakuan
mulia dari Nabi Besar Muhammad saw. terhadap musuh-musuh beliau saw. yang haus
darah, yakni kaum Quraisy Mekkah -- yang tidak ada suatu kesempatan pun mereka biarkan untuk membunuh beliau saw. dan membinasakan
Islam sampai ke akar-akarnya -- adalah tidak ada bandingannya sepanjang sejarah umat manusia, firman-Nya:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ
یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ اللّٰہُ ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika
orang-orang kafir merancang makar
terhadap engkau, supaya mereka
dapat menangkap engkau atau membunuh
engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang makar tandingan, dan Allah
sebaik-baik Perancang makar. (Al-Anfal
[9]:31).
Insya Allah,
salah satu suri-teladan terbaik Nabi Besar Muhammad saw. tersebut (QS.33:22) akan terulang lagi di Akhir Zaman
ini oleh para pengikut hakiki beliau
saw. dari kaum اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ -- “kaum lain dari antara mereka”, yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah, yang merupakan orang-orang
yang telah beriman kepada pengutusan kedua kali secara ruhani Nabi Besar Muhammad saw. di Akhir Zaman ini, dalam pribadi Al-Masih
Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ بَعَثَ فِی
الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا
مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ
اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ
ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah
membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan Hikmah
walaupun sebelumnya mereka berada
dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ -- dan
juga Dia akan membangkitkannya pada
kaum lain dari antara mereka, yang belum
bertemu dengan mereka, وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ -- dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Itulah karunia
Allah, Dia menganugerahkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah
[63]:3-5).
“Kasih-sayang” Nabi Besar
Muhammad Saw. kepada Semua Makhluk
Jadi,
sesuai misi kerasulan Nabi Besar
Muhammad saw. sebagai “rahmat bagi
seluruh alam” (QS.21:108), demikian juga sesuai dengan hal tersebut dan
sesuai dengan sifat Ahmad Nabi Besar
Muhammad saw. yang disebut oleh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.61:7) – yang kemudian menjadi nama dari golongan Muslim yang beriman kepada Rasul Akhir Zaman, yakni Jemaat
Ahmadiyah -- maka misi Islam
yang disebarkan Jemaat Ahmadiyah adalah “Love
For All Hatred For None” (Cinta
untuk semua, tidak ada kebencian
untuk siapa pun), yaitu sebagai peragaan nyata dari sifat Ahmad dari Nabi Besar Muhammad saw. yang menonjolkan
sifat kelembutan dan kasih-sayang
atau rahmat beliau saw. (QS.21:108), firman-Nya:
لَقَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ
مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ عَزِیۡزٌ عَلَیۡہِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیۡصٌ عَلَیۡکُمۡ
بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾
Sungguh benar-benar
telah datang kepada kamu seorang
Rasul dari antara kamu sendiri, berat
terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mendambakan kesejahteraan bagi kamu dan terhadap orang-orang beriman ia sangat berbelas kasih lagi penyayang. (At-Taubah [9]:128).
Ayat
ini boleh dikenakan kepada orang-orang
beriman maupun kepada orang-orang kafir, tetapi terutama
kepada orang-orang beriman, bagian
permulaannya mengenai orang-orang kafir
dan bagian terakhir mengenai orang-orang
beriman. Kepada orang-orang kafir nampaknya ayat ini mengatakan:
“Nabi Besar
Muhammad saw. merasa sedih melihat kamu mendapat kesusahan,
yaitu sekalipun kamu mendatangkan kepadanya segala macam keaniayaan dan
kesusahan, namun hatinya begitu sarat dengan rasa kasih-sayang kepada umat
manusia, sehingga tidak ada tindakan yang datang dari pihak kamu dapat
mem-buatnya menjadi keras hati terhadap kamu dan membuat ia menginginkan
keburukan bagimu. Ia begitu penuh kasih-sayang dan belas kasihan terhadap kamu,
sehingga ia tidak tega hati melihat kamu menyimpang dari jalan kebenaran hingga
mendatangkan kesusahan kepada kamu.”
Hal tersebut
sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran mengenai kepedulian dan
keprihatinan luar biasa Nabi Besar
Muhammad saw. terhadap nasib orang-orang kafir jika mereka menolak kebenaran Al-Quran yang beliau saw.
sampaikan kepada mereka (QS.18:7; QS.26:4).
Kepada orang-orang beriman ayat ini berkata:
“Nabi Besar
Muhammad saw. penuh dengan
kecintaan, kasih-sayang, dan rahmat bagi kamu, yaitu ia dengan riang dan
gembira ikut dengan kamu dalam menanggung kesedihan dan kesengsaraan kamu. Lagi
pula, seperti seorang ayah yang penuh dengan kecintaan ia memperlakukan kamu,
dengan sangat murah hati dan kasih-sayang.”
Semua kenyataan tersebut sesuai
dengan suri teladan terbaik yang diperagakan oleh Nabi Besar Muhammad
saw., firman-Nya:
لَقَدۡ کَانَ لَکُمۡ فِیۡ رَسُوۡلِ اللّٰہِ اُسۡوَۃٌ حَسَنَۃٌ لِّمَنۡ کَانَ یَرۡجُوا اللّٰہَ وَ
الۡیَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَ ذَکَرَ
اللّٰہَ کَثِیۡرًا ﴿ؕ﴾
Sungguh
dalam diri Rasulullah
benar-benar terdapat asuri
teladan yang sebaik-baiknya bagi kamu, yaitu bagi orang
yang mengharapkan Allah dan Hari
Akhir, dan bagi yang banyak mengingat Allah. (Al-Ahzāb
[33]:22).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 1 Juli 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar