بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 259
Kesempurnaan
Al-Quran Dalam Berbagai Seginya
Dibandingkan Syair-syair Terbaik Para
Penyair Bangsa Arab Jahiliyah
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai
makna tabāraka
dalam ayat تَبٰرَکَ الَّذِیۡ نَزَّلَ الۡفُرۡقَانَ عَلٰی عَبۡدِہٖ -- “Maha
Beberkat Dia, Yang telah menurunkan Al-Furqān kepada
hamba-Nya,” berarti: bahwa Allah Swt. adalah Wujud Tuhan yang benar-benar sangat
mulia sekali; jauh sekali dari segala keaiban,
kekotoran, ketidak-sempurnaan, dan segala macam sifat yang cemar; dan memiliki kebaikan
yang berlimpah-limpah (QS.6:156 & QS.21:51), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ تَبٰرَکَ
الَّذِیۡ نَزَّلَ الۡفُرۡقَانَ عَلٰی عَبۡدِہٖ لِیَکُوۡنَ لِلۡعٰلَمِیۡنَ نَذِیۡرَا ۙ﴿﴾ ۣالَّذِیۡ
لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ
لَمۡ یَتَّخِذۡ وَلَدًا وَّ لَمۡ یَکُنۡ لَّہٗ شَرِیۡکٌ فِی الۡمُلۡکِ وَ خَلَقَ
کُلَّ شَیۡءٍ فَقَدَّرَہٗ تَقۡدِیۡرًا ﴿﴾ وَ اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِہٖۤ اٰلِہَۃً
لَّا یَخۡلُقُوۡنَ شَیۡئًا وَّ ہُمۡ یُخۡلَقُوۡنَ وَ لَا یَمۡلِکُوۡنَ
لِاَنۡفُسِہِمۡ ضَرًّا وَّ لَا نَفۡعًا وَّ لَا یَمۡلِکُوۡنَ مَوۡتًا وَّ لَا حَیٰوۃً وَّ
لَا نُشُوۡرًا ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Maha Beberkat Dia, Yang
telah menurunkan Al-Furqān kepada hamba-Nya, supaya ia menjadi
pemberi peringatan bagi seluruh alam. Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan seluruh langit dan bumi, dan Dia tidak mengambil anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan, Dia telah menciptakan segala sesuatu dan telah menetapkan ukurannya dengan sebaik-baiknya. Dan mereka
telah mengambil tuhan-tuhan selain Dia yang tidak menciptakan sesuatu pun bahkan me-reka yang diciptakan, dan mereka
tidak berkuasa untuk memberi mudarat dan tidak pula manfaat kepada diri
mereka, dan mereka tidak berkuasa atas mati, atas hidup dan tidak pula atas
kebangkitan. (Al-Furqān (25]:1-4).
Karena Al-Quran sepenuhnya merupakan firman
(kalam) Allah Swt. maka sebagaimana halnya Allah Swt., demikian pula Al-Quran
pun – sebagai Kitab suci terakhir dan
tersempurna (QS.5:4) -- memiliki
semua nilai dan sifat yang terkandung dalam kata tabāraka ini.
Makna “Al-Furqān”
Al-Quran tidak hanya bebas sepenuhnya dari segala keaiban
dan ketidak-sempurnaan, bahkan juga memiliki semua nilai luhur yang dapat dibayangkan dan yang seharusnya dipunyai oleh syariat
terakhir bagi seluruh umat manusia (QS.5:4), dan Al-Quran memilikinya itu dengan sepenuh-sepenuhnya dengan
keserasian yang sempurna (QS.4:83;
QS.47:25) serta tetap mendapat jaminan pemeliharaan
Allah Swt. dalam segala seginya (QS.15:10; QS.41:42-43).
Dalam
ayat tersebut Al-Quran disebut Al-Furqān, kata furqan berarti: sesuatu yang membedakan
antara yang benar (haq) dan yang palsu (bathil); keterangan, bukti atau kesaksian, sebab keterangan atau bukti itu
gunanya membedakan antara yang benar dan yang salah.
Kata furqān
itu pun mengandung arti pagi atau fajar, sebab fajar memisahkan siang
dari malam. Al-Quran adalah furqan
(pembeda) yang paripurna. Di antara seribu satu macam keindahan dan kebagusan
yang membedakan Al-Quran dari kitab-kitab wahyu lainnya, dan yang
menegakkan keunggulannya di atas kitab-kitab itu semuanya, dua macam
nampak jelas sekali, yakni:
(a) Al-Quran tidak membuat pernyataan atau pengakuan yang tidak didukung oleh bukti-bukti dan keterangan-keterangan
yang sehat dan kuat,
(b) Al-Quran membuat kebenaran itu begitu nyata bedanya dari kepalsuan sebagaimana nyata benar bedanya siang hari dari malam hari.
Oleh karena hanya Al-Quran
sajalah yang benar-benar merupakan peringatan
yang paling sempurna bagi seluruh umat manusia, yang merupakan kewajiban Nabi Besar Muhammad saw. untuk menyampaikannya kepada
seluruh alam, firman-Nya: لِیَکُوۡنَ لِلۡعٰلَمِیۡنَ نَذِیۡرَا -- “supaya ia menjadi pemberi peringatan bagi seluruh alam,” firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
النَّبِیُّ اِنَّاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ شَاہِدًا وَّ مُبَشِّرًا وَّ نَذِیۡرًا ﴿ۙ﴾ وَّ دَاعِیًا اِلَی اللّٰہِ بِاِذۡنِہٖ وَ سِرَاجًا مُّنِیۡرًا ﴿﴾ وَ بَشِّرِ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ بِاَنَّ لَہُمۡ مِّنَ
اللّٰہِ فَضۡلًا کَبِیۡرًا ﴿﴾
Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutus engkau sebagai saksi
dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, dan sebagai
penyeru kepada Allah dengan perintah-Nya, dan juga sebagai matahari yang memancarkan cahaya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang
beriman bahwa sesungguhnya bagi mereka ada karunia yang besar dari Allah.
(Al-Ahzāb
[33]:46-48).
Hanya Wujud Allah Swt. Yang
Maha Kekal & Hubungan Ketakwaan dengam
Furqān (Pembeda)
Lebih jauh lagi Allah Swt. memberi penjelasan
mengenai kesempurnaan Wujud-Nya dan Sifat-sifat-Nya serta kesempurnaan tatanan alam semesta, yang merupakan bukti nyata mengenai kesempurnaan karya-cipta-Nya (perbuatan-Nya) -- termasuk kesempurnaan Kitab suci Al-Quran
(Al-Furqān) yang merupakan
kesempurnaan firman-Nya --
sebab tidak mungkin ada pertentangan antara antara perkataan dan perbuatan Allah Swt. (QS.67:1-5), firman-Nya:
الَّذِیۡ
لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ
لَمۡ یَتَّخِذۡ وَلَدًا وَّ لَمۡ یَکُنۡ لَّہٗ شَرِیۡکٌ فِی الۡمُلۡکِ وَ خَلَقَ
کُلَّ شَیۡءٍ فَقَدَّرَہٗ تَقۡدِیۡرًا
Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan seluruh langit
dan bumi, dan Dia tidak mengambil anak, tidak
ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan, Dia
telah menciptakan segala sesuatu dan
telah menetapkan ukurannya dengan sebaik-baiknya. (Al-Furqān (25]:3).
Anak
kalimat فَقَدَّرَہٗ تَقۡدِیۡرًا -- “maka telah menetapkan ukurannya” mengandung
arti bahwa ada batas tertentu bagi kekuatan-kekuatan
dan pekerjaan-pekerjaan atau perkembangan segala sesuatu yang tidak
dapat dilanggar atau dilampaui.
Batas-batas ini menunjuk kepada satu
hukum yang bekerja di seluruh jagat
raya, dan dari sini menunjuk kepada satu
Perancang, Pencipta dan Pengatur — Sang Pencipta Yang kekuasaan-Nya tidak terbatas,
tetapi telah mengadakan pembatasan
terhadap segala benda ciptaan-Nya
(makhluk-Nya), yakni Allah Swt. Yang Maha
Terpuji sebagai Rabb
(Tuhan) seluruh alam (QS.1:2).
Benarlah firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
کُلُّ مَنۡ
عَلَیۡہَا فَانٍ ﴿ۚۖ﴾ وَّ یَبۡقٰی وَجۡہُ
رَبِّکَ ذُو الۡجَلٰلِ وَ الۡاِکۡرَامِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ
اٰلَآءِ رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ
﴿﴾ یَسۡـَٔلُہٗ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ کُلَّ یَوۡمٍ ہُوَ
فِیۡ شَاۡنٍ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Segala sesuatu yang ada di atasnya akan binasa, dan akan
kekal hanyalah Wu-jud Rabb
(Tuhan) engkau, Pemilik segala
kemegahan dan kemuliaan. Maka nikmat-nikmat
Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu kamu dustakan? Kepada-Nya
memohon segala yang ada di seluruh
langit dan bumi. Setiap hari Dia menampakkan
sifat-Nya dalam keadaan yang berlainan. Maka nikmat-nikmat Rabb (Tuhan) kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:27-31).
Firman-Nya lagi kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ لَا تَدۡعُ مَعَ اللّٰہِ اِلٰـہًا اٰخَرَ ۘ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ۟ کُلُّ شَیۡءٍ ہَالِکٌ اِلَّا وَجۡہَہٗ ؕ لَہُ الۡحُکۡمُ وَ اِلَیۡہِ
تُرۡجَعُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan
janganlah engkau menyeru tuhan lain bersama Allah,
tidak
ada tuhan kecuali Dia. Segala sesuatu akan binasa اِلَّا وَجۡہَہٗ -- kecuali Wujud-Nya. Kepunyaan-Nya segala hukum, dan kepada-Nya kamu akan dikembalikan (Al-Qashash [28]:89).
Wajh berarti: diri; muka (wajah);
kepala/pemimpin suatu kaum (bangsa); tujuan atau maksud yang orang sedang kejar; tempat yang orang tuju atau mengarahkan
perhatiannya; kesenangan; karunia; kepentingan, dan sebagainya (Lexicon Lane).
Begitu
sempurnanya petunjuk Al-Furqan
(Al-Quran) tersebut, sehingga orang-orang yang meraih ketakwaan melalui pelaksananan petunjuk Al-Furqan pun mereka akan dianugerahi
furqān (pembeda) pula oleh Allah Swt.,
firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِنۡ تَتَّقُوا اللّٰہَ یَجۡعَلۡ لَّکُمۡ فُرۡقَانًا وَّ
یُکَفِّرۡ عَنۡکُمۡ سَیِّاٰتِکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ
الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah Dia akan menjadikan bagi kamu
pembeda, dan Dia
akan menghapuskan dari kamu keburukan-keburukan kamu, Dia akan mengampuni kamu, dan Allah
Memiliki karunia yang sangat
besar. (Al-Anfāl [8]:30).
Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya furqān
berarti: (1) sesuatu yang membedakan antara yang benar dan yang salah; (2)
bukti atau bahan bukti atau dalil; (3) bantuan atau kemenangan, dan (4) fajar (Lexicon Lane).
Menelanjangi “Kemusyrikan” & Menjawab Tuduhan Orang-orang Kafir
Ada pun
makna ayat selanjutnya mengenai
berbagai kelemahan yang dimiliki tuhan-tuhan sembahan selain Allah Swt.
bahwa mereka itu adalah makhluk-makhluk lemah -- seperti lemahnya para penyembah “tuhan-tuhan
palsu” tersebut – sehingga tidak
layak disebut “tuhan sembahan”, firman-Nya:
وَ اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِہٖۤ
اٰلِہَۃً لَّا یَخۡلُقُوۡنَ
شَیۡئًا وَّ ہُمۡ یُخۡلَقُوۡنَ وَ لَا یَمۡلِکُوۡنَ لِاَنۡفُسِہِمۡ ضَرًّا وَّ لَا
نَفۡعًا وَّ لَا یَمۡلِکُوۡنَ مَوۡتًا وَّ
لَا حَیٰوۃً وَّ لَا نُشُوۡرًا ﴿﴾
Dan mereka
telah mengambil tuhan-tuhan selain Dia yang tidak menciptakan sesuatu pun bahkan mereka yang diciptakan, dan mereka
tidak berkuasa untuk memberi mudarat dan tidak pula manfaat kepada diri
mereka, dan mereka tidak berkuasa atas mati, atas hidup dan tidak pula atas
kebangkitan (Al-Furqān (25]:4).
Segala
sesuatu ciptaan (makhluk) Allah Swt. harus melampaui tiga tingkat perkembangan: (a) tingkat tak bernyawa; (b) tingkat mempunyai kekuatan untuk hidup, ketika sebuah benda diberi sifat-sifat dan tenaga-tenaga untuk tumbuh; dan (c) tingkat hidup yang sebenarnya. Allah Swt., Pencipta segala kehidupan, memiliki kekuasaan
mutlak dan tunggal atas ketiga tingkat itu semuanya.
Itulah dalil-dalil akurat mengenai Allah Swt., Tuhan Sembahan Hakiki Nabi Besar
Muhammad saw.. Wujud Yang telah mengutus beliau saw. serta Yang telah mewahyukan Al-Quran (Al-Furqan) kepada beliau saw.
sebagai peringatan bagi seluruh alam.
Namun bagaimana dalam
kenyataannya tanggapan orang-orang
yang kepada mereka Al-Quran telah disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad saw.
sebagai peringatan? Firman-Nya:
وَ قَالَ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا اِنۡ ہٰذَاۤ اِلَّاۤ
اِفۡکُۨ افۡتَرٰىہُ وَ اَعَانَہٗ
عَلَیۡہِ قَوۡمٌ اٰخَرُوۡنَ ۚۛ فَقَدۡ جَآءُوۡ
ظُلۡمًا وَّ زُوۡرًا ۚ﴿ۛ﴾ قُلۡ اَنۡزَلَہُ الَّذِیۡ یَعۡلَمُ السِّرَّ فِی
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ اِنَّہٗ کَانَ
غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿﴾
Dan mereka
berkata: ”Al-Quran adalah dongengan-dongengan orang-orang
dahulu, dimintanya supaya dituliskan
lalu itu dibacakan kepadanya pagi
dan petang.” Katakanlah: ”Diturunkannya Al-Quran oleh Dzat Yang mengetahui rahasia seluruh langit dan bumi,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
Maha Penyayang.” (Al-Furqān
[25]:6-7).
Ayat
ini dan ayat berikutnya menunjuk kepada dua tuduhan
orang-orang kafir terhadap Nabi Besar
Muhammad saw. dan menjawab tuduhan-tuduhan itu. Jawaban kepada tuduhan yang pertama bahwa beliau saw. mengada-adakan
dusta, yaitu bahwa mereka tidak adil melancarkan tuduhan semacam itu.
Nabi
Besar Muhammad saw. telah tinggal di tengah-tengah mereka untuk
suatu masa yang panjang sebelum itu dan mereka sendiri semuanya menjadi saksi atas ketulusan hati dan kebenaran
beliau saw. (QS.10:17-18). Bagaimanakah mereka sekarang dapat menuduh beliau
pemalsu?
Jawaban
kepada tuduhan kedua, yaitu bahwa
siapa pun yang dikatakan pembantu Nabi Besar Muhammad saw. pastilah
mereka menganut beberapa kepercayaan dan itikad, akan tetapi Allah Swt. dalam Al-Quran menolak dan merombak
semua kepercayaan palsu
dan membatalkan serta memperbaiki kepercayaan-kepercayaan
lainnya. Bagaimanakah seseorang dianggap membantu
beliau saw. untuk menciptakan sebuah kitab yang telah memotong urat nadi kepercayaan
dan itikad-itikad yang begitu mereka
junjung dan muliakan itu?
Tuduhan yang Selalu Berubah-ubah
Ketika tuduhan-tuduhan
dusta mereka sebelumnya tidak dapat
dipertahankan lagi, lalu mereka melontarkan tuduhan-tuduhan baru
lagi, firman-Nya:
وَ قَالُوۡا مَالِ ہٰذَا
الرَّسُوۡلِ یَاۡکُلُ الطَّعَامَ وَ یَمۡشِیۡ
فِی الۡاَسۡوَاقِ ؕ لَوۡ لَاۤ اُنۡزِلَ اِلَیۡہِ مَلَکٌ فَیَکُوۡنَ مَعَہٗ
نَذِیۡرًا ۙ﴿﴾
Dan mereka berkata: “Rasul
macam apakah ini, ia makan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak
diturunkan malaikat kepadanya
supaya ia menjadi seorang pemberi
peringatan bersama-sama dengannya? (Al-Furqān [25]:8).
Makna
ayat مَالِ ہٰذَا
الرَّسُوۡلِ yakni “apakah gerangan yang terjadi dengan
rasul itu?” Kemudian beralih lagi kepada tuduhan
baru lainnya, firman-Nya:
اَوۡ یُلۡقٰۤی اِلَیۡہِ کَنۡزٌ اَوۡ تَکُوۡنُ لَہٗ
جَنَّۃٌ یَّاۡکُلُ مِنۡہَا ؕ وَ قَالَ الظّٰلِمُوۡنَ اِنۡ تَتَّبِعُوۡنَ اِلَّا
رَجُلًا مَّسۡحُوۡرًا ﴿﴾ اُنۡظُرۡ کَیۡفَ ضَرَبُوۡا لَکَ الۡاَمۡثَالَ فَضَلُّوۡا فَلَا
یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ سَبِیۡلًا ﴿٪﴾
“Atau hendaknya diturunkan
kepadanya khazanah atau ada
baginya kebun untuk makan darinya.” Dan
orang-orang yang zalim itu
ber-kata: ”Kamu tidak mengikuti melainkan seorang laki-laki yang kena sihir.” Perhatikanlah,
bagaimana mereka membuat tamsilan
bagi engkau, maka mereka
telah sesat dan mereka tidak dapat
menemukan jalan. (Al-Furqān [25]:9-10).
Orang-orang kafir mempunyai tanggapan yang sangat rendah sekali mengenai
nilai-nilai kehidupan yang
sebenarnya. Mereka telah membuat patokan
yang mereka ada-adakan sendiri untuk
menguji kebenaran rasul-rasul Allah, akibatnya bahwa daripada mendapatkan jalan yang lurus, malahan mereka terus
meraba-raba dalam kegelapan, keraguan, dan kekafiran.
Semua
tuduhan yang diada-adakan dan sangat lemah tersebut dijawab oleh Allah Swt.:
تَبٰرَکَ الَّذِیۡۤ
اِنۡ شَآءَ جَعَلَ لَکَ خَیۡرًا مِّنۡ ذٰلِکَ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ
تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۙ وَ یَجۡعَلۡ لَّکَ
قُصُوۡرًا ﴿﴾ بَلۡ کَذَّبُوۡا بِالسَّاعَۃِ ۟ وَ اَعۡتَدۡنَا لِمَنۡ کَذَّبَ بِالسَّاعَۃِ
سَعِیۡرًا﴿ۚ﴾
Maha
Beberkat Dia Yang jika Dia
menghendaki akan menjadikan bagi engkau yang lebih baik daripada itu, kebun-kebun
yang di bawahnya me-ngalir sungai-sungai
dan akan menjadikan bagi engkau istana-istana. (Al-Furqān [25]:11).
Ayat mengandung arti, bahwa tanggapan
orang-orang kafir dalam ayat-ayat
sebelumnya mengenai bagaimana
seharusnya corak dan macam seorang nabi Allah adalah jauh sekali dari kenyataan, dan menampakkan kepicikan
mereka tentang maksud dan tujuan pengutusan
nabi-nabi Allah.
Nabi-nabi Allah dibangkitkan, demikian ayat ini memberitahukan, adalah
untuk membimbing manusia keluar dari kegelapan, keraguan, dan kekafiran, masuk
ke dalam cahaya keyakinan dan kenikmatan ruhani, bukan untuk menimbun kekayaan dan berfoya-foya
serta bersuka-ria.
Jawaban
Allah Swt.
Akan tetapi meskipun patokan
yang dibuat sendiri oleh orang-orang kafir – yakni Nabi Besar Muhammad saw. harus memiliki harta, pangkat, kebun-kebun, dan istana-istana – lihat pula
QS.17:91-94 -- adalah tidak
berarti apa-apa. Namun untuk menyadarkan
mereka tentang kepalsuan kedudukan mereka, Allah Swt. akan memberikan
kepada beliau saw. serta pengikut-pengikut
beliau saw. harta yang lebih banyak, kebun-kebun, dan istana-istana yang lebih besar lagi lebih baik daripada apa-apa
yang dituntut oleh orang-orang kafir.
Dan sungguh-sungguh Allah Swt. telah menganugerahkan kepada pengikut-pengikut Nabi
Besar Muhammad saw. istana-istana dan kebun-kebun kepunyaan raja (kisra)
Iran dan Kaisar Bizantina (Romawi).
Demikianlah berbagai hikmah
yang terkandung dalam ayat-ayat awal
Surah Asy-Syu’ara berkenaan dengan
Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ تَبٰرَکَ
الَّذِیۡ نَزَّلَ الۡفُرۡقَانَ عَلٰی عَبۡدِہٖ لِیَکُوۡنَ لِلۡعٰلَمِیۡنَ نَذِیۡرَا ۙ﴿﴾ ۣالَّذِیۡ
لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ
لَمۡ یَتَّخِذۡ وَلَدًا وَّ لَمۡ یَکُنۡ لَّہٗ شَرِیۡکٌ فِی الۡمُلۡکِ وَ خَلَقَ
کُلَّ شَیۡءٍ فَقَدَّرَہٗ تَقۡدِیۡرًا ﴿﴾ وَ اتَّخَذُوۡا مِنۡ دُوۡنِہٖۤ اٰلِہَۃً
لَّا یَخۡلُقُوۡنَ شَیۡئًا وَّ ہُمۡ یُخۡلَقُوۡنَ وَ لَا یَمۡلِکُوۡنَ
لِاَنۡفُسِہِمۡ ضَرًّا وَّ لَا نَفۡعًا وَّ لَا یَمۡلِکُوۡنَ مَوۡتًا وَّ لَا حَیٰوۃً وَّ لَا
نُشُوۡرًا ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Maha Beberkat Dia, Yang
telah menurunkan Al-Furqān kepada hamba-Nya, supaya ia menjadi
pemberi peringatan bagi seluruh alam. Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan seluruh langit dan bumi, dan Dia tidak mengambil anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan, Dia
telah menciptakan segala sesuatu dan
telah menetapkan ukurannya dengan sebaik-baiknya. Dan mereka
telah mengambil tuhan-tuhan selain Dia yang tidak menciptakan sesuatu pun bahkan me-reka yang diciptakan, dan mereka
tidak berkuasa untuk memberi mudarat dan tidak pula manfaat kepada diri
mereka, dan mereka tidak berkuasa atas mati, atas hidup dan tidak pula atas
kebangkitan. (Al-Furqān (25]:1-4).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 16 Juni
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar