Rabu, 13 Agustus 2014

Mereka yang "Diseret" Allah Swt. Secara Hina Pada "Jambulnya" & Keteguhan Iman Para Syuhada Pengikut Sejati Nabi Besar Muhammad Saw.

 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

 
 Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab   292

Mereka yang Diseret Allah Swt. Secara Hina Pada “Jambulnya” & Keteguhan Iman Para Syuhada   Pengikut Sejati  Nabi Besar Muhammad Saw. 
  
 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai  Nabi Besar Muhammad saw.  menjelang terjadinya Perang Badar, beliau saw. keluar dari kemah -- setelah berdoa dengan khusyuk -- dan sambil menghadap ke medan pertempuran beliau saw. membaca ayat:   جُنۡدٌ مَّا ہُنَالِکَ مَہۡزُوۡمٌ مِّنَ الۡاَحۡزَابِ   -- “Golongan itu akan segera dikalahkan dan akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri,”  firman-Nya:
جُنۡدٌ مَّا ہُنَالِکَ مَہۡزُوۡمٌ مِّنَ الۡاَحۡزَابِ ﴿﴾ کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ نُوۡحٍ وَّ عَادٌ وَّ فِرۡعَوۡنُ  ذُو الۡاَوۡتَادِ ﴿ۙ﴾ وَ ثَمُوۡدُ وَ قَوۡمُ لُوۡطٍ وَّ اَصۡحٰبُ  لۡـَٔیۡکَۃِ ؕ اُولٰٓئِکَ  الۡاَحۡزَابُ ﴿﴾ اِنۡ کُلٌّ   اِلَّا کَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ ﴿٪﴾  
Mereka itu  lasykar golongan-golongan perserikatan yang akan dikalahkan di sana. Sebelum mereka kaum Nuh,   Ad dan Fir’aun yang memiliki lasykar-lasykar besar telah mendustakan pula.   Dan suku Tsamud, kaum Luth dan  penghuni hutan, mereka itu golongan perserikatan (Ahzab).   Tidak lain  mereka semua  itu  melainkan mendustakan rasul-rasul,  maka pasti azab-Ku menimpa mereka. (Shād [38]:12-15). 
        Mengisyaratkan kepada peristiwa  kemenangan umat Islam dalam Perang Badar itu pulalah firman-Nya berikut ini:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾
Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar,  dan supaya Dia menganugerahi  orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Al-Anfāl [8]:18).

Nubuatan Kematian Hina Abu Jahal dan Kawan-kawannya

   Kekalahan pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka terbunuh – yakni  Abu Jahal  dan 7 orang lainnya -- dan mayat mereka diseret dan dilemparkan ke dalam sebuah lubang. Sedangkan Abu Lahab mati di Mekkah setelah mendengar kabar mengenai kematian Abu Jahal dkk dalam perang Badar.
 Penyeretan mayat-mayat para pemimpin kaum kafir Quraisy pimpinan Abu Jahal tersebut merupakan realisasi peringatan dan nubuatan  dalam firman-Nya berikut ini:
اَرَءَیۡتَ الَّذِیۡ یَنۡہٰی ۙ﴿﴾  عَبۡدًا اِذَا صَلّٰی ﴿ؕ﴾  اَرَءَیۡتَ  اِنۡ کَانَ عَلَی الۡہُدٰۤی ﴿ۙ﴾  اَوۡ  اَمَرَ  بِالتَّقۡوٰی﴿ؕ﴾   اَرَءَیۡتَ  اِنۡ کَذَّبَ وَ تَوَلّٰی ﴿ؕ﴾  اَلَمۡ یَعۡلَمۡ بِاَنَّ اللّٰہَ یَرٰی ﴿ؕ﴾  کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ  لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ ﴿ۙ﴾  نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ ﴿ۚ﴾  فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ ﴿ۙ﴾   سَنَدۡعُ  الزَّبَانِیَۃَ﴿ۙ﴾  کَلَّا ؕ لَا تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ اقۡتَرِبۡ ﴿٪ٛ﴾
Apakah engkau melihat orang yang  melarang,   seorang hamba Kami ketika ia shalat?   Bagaimanakah pendapat engkau jika ia mengikuti petunjuk,   atau ia menyuruh bertakwa.   Bagaimanakah pendapat engkau jika ia mendustakan dan berpaling?   Apakah ia tidak mengetahui   bahwa sesungguhnya Allah melihat? کَلَّا لَئِنۡ لَّمۡ یَنۡتَہِ ۬ۙ  لَنَسۡفَعًۢا بِالنَّاصِیَۃِ  --    sekali-kali tidak! Jika ia tidak berhenti  niscaya Kami akan menarik dia pada jambulnya, نَاصِیَۃٍ کَاذِبَۃٍ خَاطِئَۃٍ  -- jambul orang yang mendustakan lagi  berdosa. فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ   -- maka hendaklah ia memanggil teman-temannya,     سَنَدۡعُ  الزَّبَانِیَۃَ  -- Kami pun segera  akan memanggil para malaikat pelaksana hukuman.  کَلَّا ؕ لَا تُطِعۡہُ وَ اسۡجُدۡ وَ اقۡتَرِبۡ   --Sekali-kali tidak! Janganlah engkau taat kepadanya, melainkan bersujudlah dan mendekatlah kepada Allah. (Al-A’laq [96]:10-20).
     Ayat-ayat 10-18 meskipun biasanya dikenakan kepada setiap orang kafir yang sombong lagi keras hati, tetapi oleh sebagian ahli tafsir dianggap tertuju kepada Abu Jahal, pemimpin suku Quraisy Mekkah. Ia senantiasa ada di garis depan dalam menjengkelkan, melawan, dan menganiaya Nabi Besar Muhamad saw.  serta orang-orang Muslim. 
   Beberapa budak yang telah memeluk Islam atas perintahnya telah diseret pada jambul mereka di lorong-lorong Mekkah. Sesudah kekalahan di perang Badar mayat sebagian pemimpin suku Quraisy, termasuk Abu Jahal di antara mereka, diseret-seret pada jambulnya dan dilemparkan ke dalam sebuah lubang yang telah digali khusus untuk tujuan itu. Yang demikian itu merupakan hukuman yang setimpal atas perlakuan yang telah diperlihatkan mereka kepada orang-orang Islam yang tidak berdaya itu  beberapa tahun sebelumnya di Mekkah.
     Zabaniyah dalam ayat  . فَلۡیَدۡعُ نَادِیَہٗ   -- maka hendaklah ia memanggil teman-temannya,     سَنَدۡعُ  الزَّبَانِیَۃَ  -- Kami pun segera  akan memanggil para malaikat pelaksana hukuman”    berarti: perwira-perwira angkatan bersenjata atau pembesar kepolisian; para malaikat atau penjaga neraka; malaikat-malaikat pelaksana hukuman (Lexicon Lane).
“Penyeretan” secara hina oleh Allah Swt. tehadap orang-orang yang  dengan  takabbur dan zalim  menentang Allah Swt. dan Rasul Allah tersebut akan terus berlangsung, termasuk di  Akhir Zaman ini, sebab hal tesebut merupakan Sunnatullah  yang tidak dapat dibatalkan, firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan:  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِی  -- “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.”  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujadilah [58]:21-22).

Dialog Penghuni Surga dengan Penghuni Neraka

   Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang --  yang ke dalamnya mayat Abu Jahal dan kawan-kawannya diseret dan dilemparkan -- seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Rabb-ku (Tuhan-ku) kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
        Ucapan Nabi Besar Muhammad saw. tersebut sama dengan ucapan para ahli surga di akhirat ketika berdialog dengan penghuni neraka jahannam berkenaan benarnya balasan dari Allah Swt.  kepada mereka,  firman-Nya:
وَ نَادٰۤی  اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ اَصۡحٰبَ النَّارِ اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا ؕ قَالُوۡا نَعَمۡ ۚ فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ﴾  الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا ۚ وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ ﴿ۘ﴾
Dan penghuni surga berseru kepada penghuni neraka bahwa:   اَنۡ قَدۡ وَجَدۡنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا  -- “Sungguh kami  telah mendapati apa yang Rabb (Tuhan) kami  janjikan kepada kami itu benar, فَہَلۡ وَجَدۡتُّمۡ مَّا وَعَدَ رَبُّکُمۡ حَقًّا -- maka apakah kamu pun  mendapati  apa yang  dijanjikan Rabb (Tuhan) kamu itu benar?” قَالُوۡا نَعَمۡ    -- Mereka berkata: “Ya benar.”  فَاَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَیۡنَہُمۡ اَنۡ لَّعۡنَۃُ  اللّٰہِ  عَلَی  الظّٰلِمِیۡنَ  -- Lalu   seorang penyeru di antara mereka berseru:  Laknat Allah atas orang-orang zalim." الَّذِیۡنَ یَصُدُّوۡنَ عَنۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ یَبۡغُوۡنَہَا عِوَجًا ۚ وَ ہُمۡ بِالۡاٰخِرَۃِ کٰفِرُوۡنَ  -- yaitu orang-orang yang menghalang-halangi manusia dari jalan Allah dan mereka menghendaki jalan itu bengkok, dan mereka itu tidak percaya kepada akhirat.” (Al-A’rāf [7]:45-46).
        Tiap-tiap kata dalam kabar gaib (nubuatan) itu telah menjadi kenyataan. Demikian pula nubuatan  dalam  firman-Nya berikut ini:
جُنۡدٌ مَّا ہُنَالِکَ مَہۡزُوۡمٌ مِّنَ الۡاَحۡزَابِ ﴿﴾ کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ نُوۡحٍ وَّ عَادٌ وَّ فِرۡعَوۡنُ  ذُو الۡاَوۡتَادِ ﴿ۙ﴾ وَ ثَمُوۡدُ وَ قَوۡمُ لُوۡطٍ وَّ اَصۡحٰبُ  لۡـَٔیۡکَۃِ ؕ اُولٰٓئِکَ  الۡاَحۡزَابُ ﴿﴾ اِنۡ کُلٌّ   اِلَّا کَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ عِقَابِ ﴿٪﴾  
Mereka itu  lasykar golongan-golongan perserikatan yang akan dikalahkan di sana.  Sebelum mereka kaum Nuh,   Ad dan Fir’aun yang memiliki lasykar-lasykar besar telah mendustakan pula.   Dan suku Tsamud, kaum Luth dan  penghuni hutan, mereka itu golongan perserikatan (Ahzab).   Tidak lain  mereka semua  itu  melainkan mendustakan rasul-rasul,  maka pasti azab-Ku menimpa mereka. (Shād [38]:12-15).  Lihat pula  QS.54:46
        Ayat ini sekaligus mengandung nubuatan dan tantangan. Tantangan itu ditujukan kepada kekuatan-kekuatan kejahatan supaya mengerahkan segala sumber daya mereka dan membentuk diri mereka menjadi suatu persekutuan yang kuat untuk menghentikan derap maju Islam. Dan nubuatan itu ialah, bahwa seluruh kekuatan keingkaran itu akan dihancurluluhkan, bila mereka berani menentang Islam. Nubuatan agung ini telah menjadi sempurna kata demi kata dalam Pertempuran Khandak.
   Autad-al-ardh berarti gunung-gunung; dan autad-al-bilad maksudnya para pemuka kota-kota itu; dzul-autad berarti pemilik lasykar-lasykar atau pemilik  pasukan-pasukan besar (Aqrab-al-Mawarid), itulah makna ayat  کَذَّبَتۡ قَبۡلَہُمۡ قَوۡمُ نُوۡحٍ وَّ عَادٌ وَّ فِرۡعَوۡنُ  ذُو الۡاَوۡتَادِ  -- “Sebelum mereka kaum Nuh,   Ad dan Fir’aun yang memiliki lasykar-lasykar besar telah mendustakan pula.”
      Ya, nubuatan mengenai penyeretan pada jambul orang-orang yang  secara takabbur melawan Ayat-ayat (Tanda-tanda) kekuasaan Allah Swt. di Akhir Zaman ini pun terus menerus berlangsung, yakni kehinaan   menjadi bagian dari akhir kehidupan mereka, benarlah firman-Nya:
وَ اَمَّا مَنۡ  اُوۡتِیَ کِتٰبَہٗ بِشِمَالِہٖ ۬ۙ فَیَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِیۡ  لَمۡ  اُوۡتَ کِتٰبِیَہۡ  ﴿ۚ﴾ وَ  لَمۡ  اَدۡرِ  مَا حِسَابِیَہۡ﴿ۚ﴾  یٰلَیۡتَہَا کَانَتِ الۡقَاضِیَۃَ ﴿ۚ﴾  مَاۤ  اَغۡنٰی عَنِّیۡ  مَالِیَہۡ ﴿ۚ﴾  ہَلَکَ عَنِّیۡ  سُلۡطٰنِیَہۡ ﴿ۚ﴾  خُذُوۡہُ  فَغُلُّوۡہُ ﴿ۙ﴾  ثُمَّ  الۡجَحِیۡمَ  صَلُّوۡہُ ﴿ۙ﴾  ثُمَّ  فِیۡ سِلۡسِلَۃٍ  ذَرۡعُہَا سَبۡعُوۡنَ  ذِرَاعًا  فَاسۡلُکُوۡہُ ﴿ؕ﴾
Tetapi barangsiapa diberikan kitabnya di tangan kirinya,  maka ia berkata: “Aduhai  kiranya aku tidak diberi kitabku, dan aku tidak mengetahui apa perhitunganku itu.  یٰلَیۡتَہَا کَانَتِ الۡقَاضِیَۃَ  -- Aduhai sekiranya kematian-ku mengakhiri hidupku!         مَاۤ  اَغۡنٰی عَنِّیۡ  مَالِیَہۡ    --  sekali-kali tidak bermanfaat bagiku hartaku,   ہَلَکَ عَنِّیۡ  سُلۡطٰنِیَہۡ  --  hilang lenyap dariku kekuasaanku.” خُذُوۡہُ  فَغُلُّوۡہُ --  Tangkaplah dia dan belenggulah dia,  ثُمَّ  الۡجَحِیۡمَ  صَلُّوۡہُ --  Kemudian  masukkanlah dia ke dalam Jahannam,”  ثُمَّ  فِیۡ سِلۡسِلَۃٍ  ذَرۡعُہَا سَبۡعُوۡنَ  ذِرَاعًا  فَاسۡلُکُوۡہُ  --   lalu ikatlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta!”   (Al-Hāqqah [69]:26-33).

Bukannya Gentar Bahkan Bertambah Semangat & Cara Meraih Kesyahidan yang Hakiki

       Jadi, kembali kepada   keteguhan iman dan  keperwiraan yang diperagakan oleh para sahabah Nabi Besar Muhammad saw.,  ketika mereka melihat kedatangan al-ahzab ( golongan persekutuan) pimpinan Abu Jahal yang mengepung Madinah, firman-Nya: 
وَ لَمَّا رَاَ  الۡمُؤۡمِنُوۡنَ الۡاَحۡزَابَ ۙ قَالُوۡا ہٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰہُ  وَ رَسُوۡلُہٗ  وَ صَدَقَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ ۫ وَ مَا زَادَہُمۡ  اِلَّاۤ اِیۡمَانًا  وَّ  تَسۡلِیۡمًا ﴿ؕ﴾
 Dan ketika orang-orang beriman melihat lasykar-lasykar persekutuan  mereka berkata:  ہٰذَا مَا وَعَدَنَا اللّٰہُ  وَ رَسُوۡلُہٗ  وَ صَدَقَ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ   -- “Inilah yang telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami,  dan Allah serta  Rasul-Nya telah mengatakan yang benar.” وَ مَا زَادَہُمۡ  اِلَّاۤ اِیۡمَانًا  وَّ  تَسۡلِیۡمًا  -- dan hal itu tidak menambah kepada mereka kecuali keimanan dan kepatuhan. (Al-Ahzāb [33]:23).
         Lebih lanjut Allah Swt. menjelaskan mengenai keselarasan antara ucapan dan perbuatan mereka dalam meraih kesyahidan yang hakiki,  firman-Nya:
مِنَ الۡمُؤۡمِنِیۡنَ رِجَالٌ صَدَقُوۡا مَا عَاہَدُوا اللّٰہَ عَلَیۡہِ ۚ فَمِنۡہُمۡ مَّنۡ قَضٰی نَحۡبَہٗ  وَ مِنۡہُمۡ مَّنۡ یَّنۡتَظِرُ ۫ۖ وَ مَا بَدَّلُوۡا تَبۡدِیۡلًا ﴿ۙ﴾  لِّیَجۡزِیَ اللّٰہُ  الصّٰدِقِیۡنَ بِصِدۡقِہِمۡ وَ یُعَذِّبَ الۡمُنٰفِقِیۡنَ  اِنۡ شَآءَ  اَوۡ یَتُوۡبَ عَلَیۡہِمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ کَانَ غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿ۚ﴾
Di antara orang-orang yang beriman ada  orang-orang yang  telah menggenapi apa yang dijanjikannya kepada Allah,  maka  dari antara mereka ada yang telah menyempurnakan sumpahnya, yakni mati syahid,  dan di antara mereka ada yang masih menunggu, dan mereka sekali-kali tidak mengubah sedikit pun.   Supaya Allah mengganjar orang-orang yang benar itu atas kebenaran mereka, dan mengazab orang-orang munafik jika Dia menghendaki, atau menerima taubat mereka. Se-sungguhnya Allah itu Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Ahzāb [33]:24-25).
      Ayat ini merupakan kenang-kenangan besar terhadap kesetiaan, keikhlasan dan kegigihan dalam iman para pengikut Nabi Besar Muhammad saw.. Tidak pernah para pengikut nabi Allah yang mana jua pun   -- termasuk Bani Israil --  menerima dari Allah surat keterangan bukti kelakukan baik dan kesetiaan seperti itu.
  Seperti halnya wujud junjungan mereka --  Nabi Besar Muhammad saw. --   tidak ada tara bandingannya di antara nabi-nabi Allah dalam menunaikan tugas beliau saw. sebagai nabi Allah, begitu pula para sahabat beliau saw. tiada bandingannya dalam memenuhi peranan yang diserahkan kepada mereka.
  Keteguhan yang diperagakan para sahabah Nabi Besar Muhammad saw.  tersebut tidak bisa disamakan dengan mereka yang bersemangat melakukan “jihad” dengan cara melakukan “bom bunuh diri   menjadi  para “pengantin di surga”, sebab peperangan atau jihad di jalan Allah yang dilakukan oleh para sahabah Nabi Besar Muhammad saw., mereka  itu bukan saja tetap  menjunjung tinggi nilai-nilai ketakwaan kepada Allah Swt., dan ketaatan kepada Nabi Besar Muhammad saw. tetapi juga mereka melaksanaan kaidah-kaidah (aturan-aturan) perang yang telah ditetapkan Allah Swt. melalui Nabi Besar Muhammad saw..
   Contohnya, dalam perang tidak boleh membunuh kaum perempuan, anak-anak, mau pun orang-orang yang sudah tua renta,    tidak  boleh menghancurkan  fasilitas-fasilitas umum, seperti rumah-sakit, sekolah, rumah ibadah,  kantor-kantor pemerintah serta perumahan penduduk atau tempat-tempat yang dianggap suci, kecuali jika   dijadikan pihak musuh sebagai  persembunyian dan guna  melakukan  penyerangan.

Larangan Melampaui Batas Dalam Peperangan

  Tetapi jika yang terjadi adalah sebaliknya   -- yakni pihak musuh  menjadi tempat-tempat tersebut sebagai basis pertahanan dan penyerangan mereka --  bahkan ajaran Islam (Al-Quran) memberikan izin  kepada umat Islam untuk berperang di wilayah-wilayah yang dianggap suci sekali pun,  jika terbukti pihak lawan melakukan penyerangan dari tempat-tempat yang  dilarang dijadikan medan pertempuran tersebut, firman-Nya:
وَ قَاتِلُوۡا فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَکُمۡ وَ لَا تَعۡتَدُوۡا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  لَا یُحِبُّ الۡمُعۡتَدِیۡنَ ﴿﴾ وَ اقۡتُلُوۡہُمۡ حَیۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَخۡرِجُوۡہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ اَخۡرَجُوۡکُمۡ وَ الۡفِتۡنَۃُ اَشَدُّ مِنَ الۡقَتۡلِ ۚ وَ لَا تُقٰتِلُوۡہُمۡ عِنۡدَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ حَتّٰی یُقٰتِلُوۡکُمۡ فِیۡہِ ۚ فَاِنۡ قٰتَلُوۡکُمۡ فَاقۡتُلُوۡہُمۡ ؕ  کَذٰلِکَ جَزَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan  perangilah  orang-orang yang memerangi kamu di jalan Allah, وَ لَا تَعۡتَدُوۡا  -- tetapi janganlah kamu melampaui batas, اِنَّ اللّٰہَ  لَا یُحِبُّ الۡمُعۡتَدِیۡنَ  -- sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas. وَ اقۡتُلُوۡہُمۡ حَیۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡہُمۡ وَ اَخۡرِجُوۡہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ اَخۡرَجُوۡکُمۡ  --   Dan bunuhlah mereka  di mana pun kamu dapati mereka,  usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu, وَ الۡفِتۡنَۃُ اَشَدُّ مِنَ الۡقَتۡلِ --  dan fitnah itu lebih buruk daripada pembunuhan. وَ لَا تُقٰتِلُوۡہُمۡ عِنۡدَ الۡمَسۡجِدِ الۡحَرَامِ  -- Tetapi janganlah kamu memerangi mereka di dekat Masjidilharam, حَتّٰی یُقٰتِلُوۡکُمۡ فِیۡہِ ۚ فَاِنۡ قٰتَلُوۡکُمۡ فَاقۡتُلُوۡہُمۡ  --  hingga mereka terlebih dulu memerangi kamu di sana, فَاِنۡ قٰتَلُوۡکُمۡ فَاقۡتُلُوۡہُمۡ   --  tetapi jika mereka memerangi kamu maka bunuhlah mereka, ؕ  کَذٰلِکَ جَزَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ  -- demikianlah balasan bagi orang-orang kafir. (Al-Baqarah [2]:191-192).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  23 Juli     2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar