بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 283
Berulangnya
Lailatul- Qadr (Malam Takdir) di
Akhir Zaman & Penciptaan “Bumi Baru” dan “Langit Baru”
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai berbagai akibat
buruk apabila kepada suatu bangsa Allah Swt. tidak pernah lagi mengutus Rasul Allah dan menurunkan wahyu Ilahi kepada mereka
-- yang merupakan “hujan ruhani” bagi
pertumbuhan akhlak dan ruhani bangsa tersebut – firman-Nya:
یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ عَلٰی فَتۡرَۃٍ
مِّنَ الرُّسُلِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا جَآءَنَا مِنۡۢ بَشِیۡرٍ وَّ لَا نَذِیۡرٍ
۫ فَقَدۡ جَآءَکُمۡ بَشِیۡرٌ وَّ نَذِیۡرٌ ؕ وَ اللّٰہُ عَلٰی
کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ ﴿٪ ﴾
Hai Ahlul Kitab,
sungguh telah datang kepada kamu Rasul
Kami yang menjelaskan syariat kepada kamu pada masa jeda pengutusan rasul-rasul,
supaya kamu tidak mengatakan: “Tidak
pernah datang kepada kami seorang
pemberi kabar gembira dan tidak pula
seorang pemberi peringatan.” Padahal sungguh telah datang kepada kamu seorang pembawa
kabar gembira dan pemberi peringatan., dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Maidah
[5]:20).
Sejarah bungkam perihal apakah ada
seorang nabi Allah pernah datang di
salah satu negeri di antara zaman Nabi Besar
Muhammad saw. dengan
zaman Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang
pasti ialah sekurang-kurangnya di antara para Ahlulkitab tiada seorang nabi
Allah pun datang dalam jangka waktu itu, sebab Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
merupakan nabi Allah terakhir yang
diutus di kalangan Bani Israil
(QS.2:88-89).
Musim Kemarau Panjang Dunia
Keruhanian
Pada
hakikatnya, dunia telah
mengharap-harapkan dan bersiap-siap menerima kedatangan Juru Selamat terbesar bagi umat
manusia. Beberapa pernyataan dari sumber yang diragukan (Kalbi) menyebutkan
bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. disusul oleh beberapa nabi, di antaranya Khalid bin Salam termasuk seorang dari antara mereka. Tetapi Nabi Besar Muhammad saw. menurut riwayat pernah bersabda bahwa
antara beliau saw. dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tidak ada nabi (Bukhari).
Berikut adalah
akibat buruk yang timbul apabila di
kalangan umat beragama -- termasuk di kalangan umat Islam -- dalam waktu
yang lama Allah Swt. tidak mengutus Rasul Allah dan menurunkan wahyu Ilahi, firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ
لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ اللّٰہِ وَ مَا
نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ
الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ
اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ
لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Apakah belum
sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat kebenaran
yang telah turun kepada mereka, dan mereka
tidak menjadi seperti orang-orang yang
diberi kitab sebelumnya, فَطَالَ عَلَیۡہِمُ
الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ -- maka zaman
kesejahteraan menjadi panjang
atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ
فٰسِقُوۡنَ
-- dan kebanyakan dari mereka
menjadi durhaka? اِعۡلَمُوۡۤا اَنَّ
اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا -- ketahuilah, bahwasanya Allah
menghidupkan bumi sesudah matinya. قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ -- sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepada kamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadīd [57]:17-18).
Jadi, apabila di Akhir Zaman ini di kalangan umumnya umat beragama – termasuk di kalangan umat Islam -- merebak
berbagai kelompok yang menyukai tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama merupakan
benarnya pernyataan Allah Swt.
dalam Al-Quran tersebut.
Yakni bahwa
sebagaimana kejahiliyah pernah melanda
bangsa Arab akibat lamanya “masa jeda pengutusan Rasul Allah” antara
Nabi Isma’il a.s. dengan Nabi Besar Muhammad saw., demikian pula halnya yang
terjadi di Akhir Zaman ini, karena
sejak pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.
sampai dengan menjelang diutus-Nya Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Rasul Akhir Zaman yang dibangkitkan di
kalangan umat IslamI (QS..62:3-4), dalam rentang masa 1300 tahun Allah Swt. tidak pernah mengutus seorang Rasul Allah, sehingga di Akhir Zaman ini keadaan jahiliyah kembali
melanda umat manusia – termasuk
kalangan umat beragama.
Oleh
karena itu di Akhir zaman ini – kecuali umat Islam dari kalangan Jemaat Ahmadiyah --
berbagai konflik agama maupun konflik dalam bidang poleksosbud (politik, sosial, ekonomi dan budaya) pada umumnya dilakukan dengan cara-cara kekerasan -- termasuk
konflik berbagai kepentingan di Timur Tengah, khususnya
di Palestina, yang pada kenyataannya
merupakan pertentangan abadi antara
kedua keturunan Nabi Ibrahim a.s.
yaitu Bani Israil dengan Bani Isma’il. Wallāhu ‘alamu.
Lailatul Qadr
(Malam Takdir) Terbesar di Akhir Zaman
Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai
berbagai macam makna Lailatyul-Qadr
(Malam Takdir) dalam firman-Nya sebelum ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿ۖ﴾ اِنَّاۤ
اَنۡزَلۡنٰہُ فِیۡ لَیۡلَۃِ
الۡقَدۡرِ ۚ﴿ۖ﴾ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ
مَا لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ ؕ﴿﴾ لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ
۬ۙ خَیۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَہۡرٍ ؕ﴿ؔ﴾ تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ کُلِّ
اَمۡرٍ ۙ﴿ۛ﴾ سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ ٪﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha
Pemurah, Maha Penyayang. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada Malam Takdir, dan apakah engkau mengetahui apa Malam Takdir itu? Malam
Takdir itu lebih baik daripada seribu
bulan. Di dalamnya turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin
Rabb (Tuhan) mereka mengenai
segala perintah. Malam itu penuh kesejahtaraan hingga fajar
terbit. (Al-Qadr [97]:1-6).
Mengisyaratkan kepada adanya dua masa jahiliyah atau malam-malam kegelapan yang pekat itulah
firman Allah Swt. berikut ini mengenai dua
kali pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.
– yakni di masa awal Islam dan
di masa akhir (Akhir Zaman), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یُسَبِّحُ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی
الۡاَرۡضِ الۡمَلِکِ الۡقُدُّوۡسِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَکِیۡمِ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡ
بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ لَفِیۡ ضَلٰلٍ
مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ
یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ
الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. یُسَبِّحُ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی
الۡاَرۡضِ -- menyanjung
kesucian Allah apa pun yang ada di
seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, الۡمَلِکِ الۡقُدُّوۡسِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَکِیۡمِ -- Yang Maha Berdaulat, Maha Suci, Maha Perkasa,
Maha Bijaksana. ہُوَ الَّذِیۡ
بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ -- Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul
dari antara mereka, yang membacakan
kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, وَ اِنۡ کَانُوۡا
مِنۡ قَبۡلُ لَفِیۡ ضَلٰلٍ
مُّبِیۡنٍ --
walaupun sebelumnya mereka
berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ
لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan
membangkitkannya pada kaum lain
dari antara mereka yang belum
bertemu dengan mereka, dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ
یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ
الۡعَظِیۡمِ -- itulah karunia
Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa
yang Dia kehendaki, dan Allah
mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah
[62]:1-5).
Rasul Akhir Zaman & Kejahiliyah di Akhir Zaman
Masa kemunculan seorang mushlih
rabbani besar – yakni para rasul
Allah -- disebut Lailatul Qadr, karena pada masa itu dosa dan kejahatan merajalela serta kekuatan
kegelapan menguasai segala yang lain,
termasuk di Akhir Zaman ini. Inilah
sebabnya Allah Swt. telah menjanjikan
kepada semua umat beragama mengenai
kedatangan Rasul Akhir Zaman untuk mengajak
mereka --- yang telah tenggelam dalam berbagai bentuk kemusyrikan atau kejahiliyahan
yang muncul kembali di Akhir Zaman --
kembali kepada agama atau Tauhid Ilahi yang hakiki (QS.61:10; QS.62:3-4; QS.98:1-9).
Sebagaimana telah
dikekemukakan dalam Bab 281 sebelumnya, bahwa Lailatul Qadr telah
diartikan pula sebagai suatu malam
tertentu di antara malam-malam tanggal
ganjil pada sepuluh hari terakhir di
dalam bulan Ramadhan, tatkala
Al-Quran pertama kali mulai diturunkan. Atau, ayat itu dapat berarti seluruh jangka waktu 23 tahun yang meliputi risalat
Nabi Besar Muhammad saw., ketika selama jangka waktu itu Al-Quran diturunkan (diwahyukan) secara berangsur-angsur kepada Nabi Besar Muhammad saw.
Makna ayat وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ
مَا لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ -- “dan apakah engkau
mengetahui apa Malam Takdir itu?”
bahwa berkat-berkat Lailatul Qadr melampaui perhitungan dan perkiraan
manusia. Sedangkan makna ayat لَیۡلَۃُ الۡقَدۡرِ
۬ۙ خَیۡرٌ مِّنۡ اَلۡفِ شَہۡرٍ -- “Malam
Takdir itu lebih baik daripada seribu
bulan. ” Alf (seribu),
yang merupakan bilangan paling tinggi dalam bahasa Arab dan berarti bilangan
yang tidak terhitung banyaknya.
Ayat itu berarti bahwa Malam
Takdir atau Malam Nasib itu nilainya lebih baik daripada semua bulan yang tidak terhitung bilangannya,
yaitu zaman Nabi Besar Muhammad saw. itu lebih
baik dan lebih unggul daripada semua zaman para Rasul
Allah dijumlahkan.
Kedatangan Para Mujaddid
Islam di Setiap Abad
Ayat ini pun mengandung isyarat mengenai kemunculan mushlih-mushlih
rabbani (imam-imam zaman) atau para mujaddid di antara orang-orang
Islam, bilamana orang-orang Islam memerlukan mereka. Seribu bulan dengan perhitungan kasar membuat satu abad, dan Nabi BesarMuhammad saw. diriwayatkan pernah bersabda bahwa Allah
Swt. pada permulaan setiap abad akan senantiasa
membangkitkan dari antara pengikut-pengikut beliau saw. seorang mujaddid
yang akan membangkitkan kembali Islam dan
memberinya suatu kehidupan dan gairah baru (Ibnu Majah).
Demikian juga di Akhir Zaman ini Allah Swt. telah mengutus seorang mujaddid ‘azham (paling besar) yang dibangkitkan Allah Swt. di Akhir zaman ini di kalangan umat Islam, juga menyandang
pangkat sebagai Rasul Akhir Zaman (QS.4:70;
QS.61:10), yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s.
yang atas perintah Allah Swt. mendakwakan
sebagai Imam Mahdi a.s. dan
juga Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58), sekali gus sebagai kedatangan kedua kali Nabi Besar
Muhammad saw. secara ruhani di
masa jahiliyah
Akhir Zaman ini, sebagaimana firman-Nya sebelum ini:
ہُوَ الَّذِیۡ
بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾
Dia-lah Allah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang
buta huruf seorang rasul
dari antara mereka, yang membacakan
kepada mere-ka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah,
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ -- walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ
لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
(Al-Jumu’ah
]62]:3-4).
Ar-Rūh
dalam ayat
تَنَزَّلُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ فِیۡہَا
بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ کُلِّ اَمۡرٍ -- “di dalamnya turun malaikat-malaikat
dan ruh dengan izin
Rabb (Tuhan) mereka mengenai
segala perintah,” berarti: semangat
baru, kebangkitan, istiqamah atau ketetapan hati. Di dalam Lailatul
Qadr (Malam Takdir) para malaikat turun untuk menolong utusan Ilahi atau mushlih rabbani
untuk mendakwahkan kebenaran, dan
para pengikutnya diisi dengan kehidupan baru dan semangat baru untuk menyebarkan dan menablighkan Amanat Ilahi, dan di Akhir Zaman ini sedang dilaksanakan dengan penuh semangat pengkhidmatan oleh Jemaat Muslim
Ahmadiyah yang didirikan oleh Rasul Akhir
Zaman.
Makna Kata “Salām” & Pewarisan “Negeri yang Dijanjikan”
Makna kata salām (selamat
sejahtera) dalam ayat سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ -- “malam itu penuh kesejahtaraan hingga fajar
terbit.” Pada masa seorang nabi
(rasul) Allah atau mushlih rabbani, semacam kedamaian pikiran dan perasaan hinggap kepada orang-orang beriman di tengah-tengah kesulitan dan percobaan yang ditimbulkan oleh para penentang mereka yang zalim.
Dan kegembiraan samawi yang menggugah
semangat mereka pada saat itu mengungguli segala macam kegembiraan yang bersifat kebendaan dan memanjakan
nafsu.
Sedangkan makna ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ
الۡفَجۡرِ -- “hingga fajar terbit,” berarti berlalunya malam-kesulitan dan terbitnya fajar
kemenangan dan keunggulan kebenaran,
sebagaimana yang dijanjikan dan ditetapkan Allah Swt. bagi para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ
یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ
اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ اَنَا وَ
رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ قَوِیٌّ
عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang
yang menentang Allah dan Rasul-Nya
mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha
Perkasa. (Al-Mujadilah [58]:21-22). Lihat pula QS.5:55-57;
QS.37:172-174.
Firman-Nya lagi:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِرُسُلِہِمۡ
لَنُخۡرِجَنَّکُمۡ مِّنۡ اَرۡضِنَاۤ اَوۡ
لَتَعُوۡدُنَّ فِیۡ مِلَّتِنَا ؕ فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ
لَنُہۡلِکَنَّ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ
لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامِیۡ
وَ خَافَ وَعِیۡدِ ﴿﴾ وَ اسۡتَفۡتَحُوۡا وَ خَابَ کُلُّ جَبَّارٍ عَنِیۡدٍ ﴿ۙ﴾
Dan orang-orang
yang kafir kepada rasul-rasul mereka berkata: “Niscaya
kami akan mengusir kamu dari kota kami, atau kamu harus kembali kepada agama kami.” فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ لَنُہۡلِکَنَّ الظّٰلِمِیۡنَ -- maka Rabb
(Tuhan) mereka mewahyukan kepada mereka (rasul-rasul): -- لَنُہۡلِکَنَّ
الظّٰلِمِیۡنَ niscaya Kami akan membinasakan orang-orang yang zalim itu, وَ لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ -- dan niscaya Kami akan menempatkan kamu di bumi ini setelah mereka. ذٰلِکَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامِیۡ وَ خَافَ وَعِیۡدِ -- Inilah janji
bagi siapa yang takut akan martabat-Ku dan takut ke-pada ancaman-Ku.” وَ اسۡتَفۡتَحُوۡا وَ خَابَ کُلُّ جَبَّارٍ عَنِیۡدٍ -- dan mereka (rasul-rasul) itu berdoa untuk kemenangan, dan binasalah setiap musuh kebenaran yang keras kepala, (Ibrahim [14]:14-16).
Sehubungan dengan firman-Nya: فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ لَنُہۡلِکَنَّ الظّٰلِمِیۡنَ -- maka Rabb
(Tuhan) mereka mewahyukan kepada mereka (rasul-rasul): -- لَنُہۡلِکَنَّ
الظّٰلِمِیۡنَ niscaya Kami akan membinasakan orang-orang yang zalim itu, وَ لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ -- dan niscaya Kami akan menempatkan kamu di bumi ini setelah mereka,” Sunnatullah itu
pulalah yang dimaksudkan mengenai pewarisan “negeri yang dijanjikan” – yakni Kanaan atau Palestina
– kepada umat Islam, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾ قُلۡ اِنَّمَا یُوۡحٰۤی اِلَیَّ اَنَّمَاۤ اِلٰـہُکُمۡ اِلٰہٌ وَّاحِدٌ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh Kami benar-benar telah menuliskan
dalam Kitab Zabur مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ --
sesudah pemberi peringatan
itu bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
shalih. اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ --
sesungguhnya dalam hal ini ada
suatu amanat bagi kaum yang beribadah.
وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ -- Dan
Kami sekali-kali tidak mengutus
engkau melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Katakanlah: “Sesungguhnya telah
diwahyukan kepadaku, bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa, maka kepada-Nya hendaknya kamu berserah
diri” (Al-Anbiya [21]:106-109).
Keunggulan “Makar” Tandingan Allah Swt. &
Terciptanya “Bumi Baru” dan “Langit Baru”
Kemudian
Allah Swt. berfirman mengenai keunggulan “makar
tandingan” Allah Swt. dalam “duel
makar” melawan makar buruk yang dilakukan para penentang Rasul Allah di berbagai zaman:
وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ
ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ
الۡجِبَالُ ﴿﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
عَزِیۡزٌ ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan sungguh mereka
telah melakukan makar mereka, tetapi makar
mereka ada di sisi Allah, وَ
اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ
الۡجِبَالُ -- dan
jika sekali pun makar mereka dapat memindahkan
gunung-gunung, فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ -- maka janganlah engkau sama sekali menyangka bahwa Allah
akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya, اِنَّ اللّٰہَ عَزِیۡزٌ
ذُو انۡتِقَامٍ -- sesungguhnya Allah
Maha Perkasa, Yang memiliki
pembalasan. (Ibrahim [14]:47-48).
Allah Swt. sungguh-sungguh mengetahui berbagai
bentuk makar buruk mereka, dan Dia akan menggagalkannya, yakni dalam “duel makar” tersebut “makar
tandingan” Allah Swt. selalu unggul (QS.3:55; QS.8:31; QS.27:49-54).
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai akan terciptanya “langit baru” dan “bumi baru” yang merupakan kemenangan
akhir yang diraih oleh perjuangan suci
Rasul Allah atau sebagai bukti
kebenaran mengenai firman-Nya tentang Lailatul
Qadr (Malam Takdir) ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ
الۡفَجۡرِ -- “hingga fajar terbit,” yang berarti berlalunya malam-kesulitan dan terbitnya fajar
kemenangan dan keunggulan kebenaran,
sebagaimana yang dijanjikan dan ditetapkan Allah Swt. bagi para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini, firman-Nya:
یَوۡمَ تُبَدَّلُ الۡاَرۡضُ غَیۡرَ الۡاَرۡضِ وَ
السَّمٰوٰتُ وَ بَرَزُوۡا لِلّٰہِ
الۡوَاحِدِالۡقَہَّارِ ﴿﴾ وَ تَـرَی الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ مُّقَرَّنِیۡنَ
فِی الۡاَصۡفَادِ ﴿ۚ﴾ سَرَابِیۡلُہُمۡ مِّنۡ قَطِرَانٍ وَّ تَغۡشٰی
وُجُوۡہَہُمُ النَّارُ ﴿ۙ﴾ لِیَجۡزِیَ اللّٰہُ
کُلَّ نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ ؕ
اِنَّ اللّٰہَ سَرِیۡعُ
الۡحِسَابِ ﴿﴾
Pada hari ketika bumi
ini akan digantikan dengan bumi
yang lain, dan begitu pula seluruh
langit, dan mereka akan tampil menghadap Allah, Yang Maha Esa, Maha Perkasa. Dan engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu
diikat dengan rantai. Baju mereka dari pelangkin (ter), dan wajah mereka akan tertutup api, supaya Allah membalas setiap jiwa apa yang telah
diusahakannya, sesungguhnya penghisaban
Allah sangat cepat. (Ibrahim [14]:49-52).
Dengan jatuhnya Mekkah dan tegaknya Islam
di Arabia sebagai satu kekuatan dahsyat,
maka seolah-olah terwujudlah satu alam
semesta baru dengan langit dan bumi baru, dimana tertib
lama telah dilenyapkan dan
diganti oleh terbit baru, yang sama
sekali berbeda dari yang lama,
dan Sunnatullah
tersebut, insya Allah, akan kembali
terjadi di Akhir Zaman ini melalui perjuangan suci Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
وَ مَنۡ اَظۡلَمُ
مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ الۡکَذِبَ وَ ہُوَ یُدۡعٰۤی
اِلَی الۡاِسۡلَامِ ؕ وَ
اللّٰہُ لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾ یُرِیۡدُوۡنَ لِیُطۡفِـُٔوۡا نُوۡرَ اللّٰہِ بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ اللّٰہُ مُتِمُّ
نُوۡرِہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾ ہُوَ الَّذِیۡۤ
اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dan siapakah yang
lebih zalim daripada orang-orang
yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, padahal ia dipanggil kepada Islam?
Dan Allah tidak akan
memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.
Mereka berkehendak memadamkan Cahaya
Allah dengan mulut mereka tetapi Allah akan menyempurnakan Cahaya-Nya,
walau pun orang-orang kafir tidak
menyukai. ہُوَ الَّذِیۡۤ
اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪ -- Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai. (Ash-Shaff [61]8-10).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 12 Juli
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar