Senin, 04 Agustus 2014

Berulangnya "Lailatul-Qadr" (Malam Takdir) di Akhir Zaman & Penciptaan "Bumi Baru" dan "Langit Baru"



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   283

    Berulangnya Lailatul- Qadr (Malam Takdir) di Akhir Zaman  & Penciptaan “Bumi Baru” dan “Langit Baru

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan mengenai berbagai  akibat buruk  apabila  kepada suatu bangsa  Allah Swt.   tidak pernah lagi mengutus Rasul Allah  dan menurunkan wahyu Ilahi kepada mereka   -- yang merupakan “hujan ruhani  bagi  pertumbuhan akhlak dan ruhani bangsa tersebut – firman-Nya:
یٰۤاَہۡلَ الۡکِتٰبِ قَدۡ جَآءَکُمۡ  رَسُوۡلُنَا یُبَیِّنُ لَکُمۡ عَلٰی  فَتۡرَۃٍ  مِّنَ الرُّسُلِ اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا جَآءَنَا مِنۡۢ بَشِیۡرٍ وَّ لَا نَذِیۡرٍ ۫ فَقَدۡ جَآءَکُمۡ بَشِیۡرٌ وَّ نَذِیۡرٌ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی  کُلِّ  شَیۡءٍ  قَدِیۡرٌ ﴿٪ ﴾
Hai Ahlul Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami yang menjelaskan syariat kepada kamu  pada masa jeda pengutusan rasul-rasul, supaya kamu tidak mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami  seorang pemberi kabar gembira dan tidak pula seorang pemberi peringatan.”  Padahal sungguh  telah datang kepada kamu seorang pembawa kabar gembira  dan pemberi peringatan., dan Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. (Al-Maidah [5]:20).
        Sejarah bungkam perihal apakah ada seorang nabi Allah pernah datang di salah satu negeri di antara zaman  Nabi Besar  Muhammad saw.  dengan zaman Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.,   yang pasti ialah sekurang-kurangnya di antara para Ahlulkitab tiada seorang nabi Allah pun datang dalam jangka waktu itu, sebab Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. merupakan nabi Allah terakhir yang diutus di kalangan Bani Israil (QS.2:88-89).

Musim Kemarau Panjang Dunia Keruhanian

      Pada hakikatnya, dunia telah mengharap-harapkan dan bersiap-siap menerima kedatangan Juru Selamat terbesar bagi umat manusia. Beberapa pernyataan dari sumber yang diragukan (Kalbi) menyebutkan bahwa Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. disusul oleh beberapa nabi, di antaranya Khalid bin Salam termasuk seorang dari antara mereka. Tetapi  Nabi Besar Muhammad saw.  menurut riwayat pernah bersabda bahwa antara beliau saw. dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tidak ada nabi (Bukhari).
         Berikut adalah akibat buruk yang timbul apabila di kalangan umat beragama   -- termasuk di kalangan umat Islam --  dalam waktu yang lama  Allah Swt. tidak mengutus Rasul Allah dan  menurunkan wahyu Ilahi, firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اَنۡ  تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ  لِذِکۡرِ اللّٰہِ  وَ مَا  نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ  ۙ  وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang beriman, bahwa hati mereka tunduk untuk mengingat Allah dan mengingat  kebenaran yang telah turun kepada mereka, dan mereka tidak  menjadi seperti orang-orang yang diberi kitab sebelumnya,  فَطَالَ عَلَیۡہِمُ  الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ   -- maka  zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka  lalu   hati mereka menjadi keras,  وَ کَثِیۡرٌ  مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ  -- dan kebanyakan dari mereka menjadi durhaka?   اِعۡلَمُوۡۤا  اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا  -- ketahuilah, bahwasanya  Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.  قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ  تَعۡقِلُوۡنَ  -- sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda kepada kamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadīd [57]:17-18).
       Jadi, apabila di Akhir Zaman ini di kalangan umumnya umat beragama – termasuk di kalangan umat Islam   -- merebak berbagai kelompok yang menyukai tindakan kekerasan dengan mengatasnamakan agama  merupakan  benarnya pernyataan Allah Swt. dalam Al-Quran tersebut.
      Yakni bahwa sebagaimana  kejahiliyah  pernah melanda bangsa Arab akibat lamanya “masa jeda pengutusan Rasul Allah” antara Nabi Isma’il a.s. dengan Nabi Besar Muhammad saw., demikian pula halnya yang terjadi di Akhir Zaman ini, karena sejak pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. sampai dengan menjelang diutus-Nya Mirza Ghulam Ahmad a.s. sebagai Rasul Akhir Zaman yang dibangkitkan di kalangan umat IslamI (QS..62:3-4),  dalam rentang masa 1300 tahun Allah Swt.  tidak pernah mengutus seorang Rasul Allah, sehingga di Akhir Zaman ini keadaan jahiliyah  kembali melanda umat manusia – termasuk kalangan umat beragama.
         Oleh karena itu  di Akhir zaman ini – kecuali   umat Islam dari kalangan Jemaat Ahmadiyah   --  berbagai konflik agama maupun konflik  dalam bidang poleksosbud (politik, sosial, ekonomi dan budaya)  pada umumnya dilakukan dengan cara-cara kekerasan  -- termasuk    konflik berbagai kepentingan di Timur Tengah, khususnya di Palestina, yang pada kenyataannya merupakan pertentangan abadi antara kedua keturunan Nabi Ibrahim a.s. yaitu  Bani Israil   dengan Bani Isma’il. Wallāhu ‘alamu.

Lailatul Qadr (Malam Takdir) Terbesar  di Akhir Zaman

     Kembali kepada firman Allah Swt. mengenai  berbagai macam makna Lailatyul-Qadr (Malam Takdir) dalam firman-Nya sebelum ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿ۖ﴾  اِنَّاۤ  اَنۡزَلۡنٰہُ  فِیۡ  لَیۡلَۃِ  الۡقَدۡرِ ۚ﴿ۖ﴾  وَ مَاۤ  اَدۡرٰىکَ مَا لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ ؕ﴿﴾   لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ ۬ۙ خَیۡرٌ  مِّنۡ  اَلۡفِ شَہۡرٍ ؕ﴿ؔ﴾  تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ  فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ  کُلِّ  اَمۡرٍ ۙ﴿ۛ﴾  سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ  الۡفَجۡرِ ٪﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada Malam Takdir,   dan apakah engkau mengetahui apa Malam Takdir itu?  Malam Takdir  itu lebih baik daripada seribu bulan.  Di dalamnya turun  malaikat-malaikat dan ruh  dengan izin Rabb (Tuhan) mereka  mengenai segala perintah.   Malam itu penuh kesejahtaraan  hingga fajar terbit.  (Al-Qadr [97]:1-6).
      Mengisyaratkan kepada adanya dua masa jahiliyah  atau  malam-malam kegelapan yang pekat itulah firman Allah Swt. berikut ini mengenai dua kali pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.   – yakni di masa awal Islam dan di masa akhir (Akhir Zaman),  firman-Nya: 
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ یُسَبِّحُ  لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ الۡمَلِکِ الۡقُدُّوۡسِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَکِیۡمِ ﴿﴾    ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾    وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. یُسَبِّحُ  لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ --  menyanjung kesucian  Allah apa pun yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, الۡمَلِکِ الۡقُدُّوۡسِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَکِیۡمِ  -- Yang Maha Berdaulat, Maha Suci, Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭    -- Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ   --  walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ --  dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka  yang belum bertemu dengan mereka, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ --  itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:1-5). 

Rasul Akhir Zaman & Kejahiliyah di Akhir Zaman

     Masa kemunculan seorang mushlih rabbani besar – yakni para rasul Allah -- disebut Lailatul Qadr, karena pada masa itu dosa dan kejahatan merajalela serta kekuatan kegelapan menguasai segala yang lain, termasuk di Akhir Zaman ini. Inilah sebabnya Allah Swt. telah menjanjikan kepada semua umat beragama mengenai kedatangan Rasul Akhir Zaman  untuk mengajak mereka  --- yang telah tenggelam  dalam berbagai bentuk  kemusyrikan  atau kejahiliyahan yang muncul kembali di Akhir Zaman  --  kembali kepada agama atau Tauhid Ilahi yang hakiki  (QS.61:10; QS.62:3-4; QS.98:1-9).
    Sebagaimana telah dikekemukakan dalam Bab 281 sebelumnya, bahwa Lailatul Qadr telah diartikan pula sebagai suatu malam tertentu di antara malam-malam tanggal ganjil pada sepuluh hari terakhir di dalam bulan Ramadhan, tatkala Al-Quran pertama kali mulai diturunkan. Atau, ayat itu dapat berarti  seluruh jangka waktu 23 tahun yang meliputi risalat Nabi Besar Muhammad saw., ketika selama jangka waktu itu Al-Quran diturunkan (diwahyukan) secara berangsur-angsur kepada Nabi Besar Muhammad saw.
   Makna ayat  وَ مَاۤ  اَدۡرٰىکَ مَا لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ  -- “dan apakah engkau mengetahui apa Malam Takdir itu?” bahwa berkat-berkat Lailatul Qadr melampaui perhitungan dan perkiraan manusia.  Sedangkan makna  ayat   لَیۡلَۃُ  الۡقَدۡرِ ۬ۙ خَیۡرٌ  مِّنۡ  اَلۡفِ شَہۡرٍ  -- “Malam Takdir  itu lebih baik daripada seribu bulan.    Alf (seribu), yang merupakan bilangan paling tinggi dalam bahasa Arab dan berarti bilangan yang tidak terhitung banyaknya.
     Ayat itu berarti bahwa Malam Takdir atau Malam Nasib itu nilainya lebih baik daripada semua bulan yang tidak terhitung bilangannya, yaitu zaman Nabi Besar Muhammad saw.  itu lebih baik dan lebih unggul daripada semua zaman  para Rasul Allah dijumlahkan.

Kedatangan Para Mujaddid Islam di Setiap Abad

    Ayat ini pun mengandung isyarat mengenai kemunculan mushlih-mushlih rabbani (imam-imam zaman) atau para mujaddid  di antara orang-orang Islam, bilamana orang-orang Islam memerlukan mereka. Seribu bulan dengan perhitungan kasar membuat satu abad, dan Nabi BesarMuhammad saw.  diriwayatkan pernah bersabda bahwa Allah Swt.  pada permulaan setiap abad akan senantiasa membangkitkan dari antara pengikut-pengikut beliau saw.  seorang mujaddid yang akan membangkitkan kembali Islam dan memberinya suatu kehidupan dan gairah baru (Ibnu Majah).
   Demikian juga  di Akhir Zaman ini  Allah Swt. telah mengutus seorang mujaddid ‘azham (paling besar)  yang dibangkitkan Allah Swt. di Akhir zaman ini  di kalangan umat Islam, juga menyandang pangkat  sebagai Rasul  Akhir Zaman   (QS.4:70; QS.61:10), yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. yang atas perintah Allah Swt.  mendakwakan  sebagai Imam Mahdi a.s. dan juga Al-Masih Mau’ud a.s.  atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58), sekali gus sebagai kedatangan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani di masa  jahiliyah Akhir Zaman ini, sebagaimana firman-Nya sebelum ini:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾      وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ 
Dia-lah Allah  Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mere-ka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah,  وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ  --   walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata,  وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ  --  dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah ]62]:3-4). 
      Ar-Rūh  dalam ayat  تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ  فِیۡہَا بِاِذۡنِ رَبِّہِمۡ ۚ مِنۡ  کُلِّ  اَمۡرٍ  -- “di dalamnya turun  malaikat-malaikat dan ruh  dengan izin Rabb (Tuhan) mereka  mengenai segala perintah,   berarti: semangat baru, kebangkitan, istiqamah atau ketetapan hati. Di dalam   Lailatul Qadr  (Malam Takdir) para malaikat turun untuk menolong utusan Ilahi atau mushlih rabbani untuk mendakwahkan kebenaran, dan para pengikutnya diisi dengan kehidupan baru dan semangat baru untuk menyebarkan dan menablighkan Amanat Ilahi, dan di Akhir Zaman ini sedang dilaksanakan  dengan penuh semangat pengkhidmatan oleh Jemaat Muslim Ahmadiyah yang didirikan oleh Rasul Akhir Zaman.

Makna Kata “Salām” &  Pewarisan “Negeri yang Dijanjikan

     Makna kata salām (selamat sejahtera) dalam  ayat  سَلٰمٌ ۟ۛ ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ  الۡفَجۡرِ  -- “malam itu penuh kesejahtaraan  hingga fajar terbit.” Pada masa seorang nabi (rasul) Allah  atau mushlih rabbani, semacam kedamaian pikiran dan perasaan hinggap kepada orang-orang beriman di tengah-tengah kesulitan dan percobaan yang ditimbulkan oleh para penentang mereka yang zalim. Dan kegembiraan samawi yang menggugah semangat mereka pada saat itu mengungguli segala macam kegembiraan yang bersifat kebendaan dan memanjakan nafsu.
    Sedangkan makna  ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ  الۡفَجۡرِ -- “hingga fajar terbit,     berarti berlalunya malam-kesulitan dan terbitnya fajar kemenangan dan keunggulan kebenaran, sebagaimana yang dijanjikan dan ditetapkan Allah Swt. bagi para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini,  firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.”  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujadilah [58]:21-22). Lihat pula  QS.5:55-57;  QS.37:172-174. 
Firman-Nya lagi:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِرُسُلِہِمۡ لَنُخۡرِجَنَّکُمۡ مِّنۡ اَرۡضِنَاۤ  اَوۡ لَتَعُوۡدُنَّ فِیۡ مِلَّتِنَا ؕ فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ لَنُہۡلِکَنَّ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامِیۡ وَ خَافَ وَعِیۡدِ ﴿﴾   وَ اسۡتَفۡتَحُوۡا وَ خَابَ  کُلُّ جَبَّارٍ عَنِیۡدٍ ﴿ۙ﴾
Dan    orang-orang yang kafir  kepada rasul-rasul mereka berkata: “Niscaya   kami akan mengusir kamu dari kota kami, atau kamu harus kembali kepada agama kami.” فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ لَنُہۡلِکَنَّ  الظّٰلِمِیۡنَ  -- maka Rabb (Tuhan) mereka mewahyukan kepada mereka (rasul-rasul):    --  لَنُہۡلِکَنَّ  الظّٰلِمِیۡنَ   niscaya Kami akan membinasakan  orang-orang yang zalim itu, وَ لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ  --  dan  niscaya Kami akan menempatkan kamu di bumi ini setelah mereka.   ذٰلِکَ لِمَنۡ خَافَ مَقَامِیۡ وَ خَافَ وَعِیۡدِ  -- Inilah janji bagi siapa yang takut akan martabat-Ku dan takut ke-pada ancaman-Ku.” وَ اسۡتَفۡتَحُوۡا وَ خَابَ  کُلُّ جَبَّارٍ عَنِیۡدٍ  -- dan mereka (rasul-rasul) itu berdoa untuk kemenangan, dan binasalah  setiap musuh kebenaran yang keras kepala, (Ibrahim [14]:14-16).
     Sehubungan dengan firman-Nya:  فَاَوۡحٰۤی اِلَیۡہِمۡ رَبُّہُمۡ لَنُہۡلِکَنَّ  الظّٰلِمِیۡنَ  -- maka Rabb (Tuhan) mereka mewahyukan kepada mereka (rasul-rasul):    --  لَنُہۡلِکَنَّ  الظّٰلِمِیۡنَ   niscaya Kami akan membinasakan  orang-orang yang zalim itu, وَ لَنُسۡکِنَنَّـکُمُ الۡاَرۡضَ مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ  --  dan  niscaya Kami akan menempatkan kamu di bumi ini setelah mereka,” Sunnatullah itu pulalah yang dimaksudkan mengenai pewarisan “negeri yang dijanjikan” – yakni Kanaan  atau Palestina – kepada umat Islam, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ﴿﴾  اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ  وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾  قُلۡ اِنَّمَا یُوۡحٰۤی  اِلَیَّ  اَنَّمَاۤ  اِلٰـہُکُمۡ  اِلٰہٌ وَّاحِدٌ ۚ فَہَلۡ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur  مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ -- sesudah pemberi peringatan itu   bahwa negeri itu  akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ -- sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah.  وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ   --  Dan  Kami sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.   Katakanlah: “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku, bahwasanya  Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Esa, maka kepada-Nya hendaknya kamu berserah diri” (Al-Anbiya [21]:106-109).

Keunggulan “Makar” Tandingan Allah Swt. & Terciptanya “Bumi Baru” dan “Langit Baru

       Kemudian Allah Swt. berfirman mengenai keunggulan “makar tandingan” Allah Swt. dalam “duel makar” melawan  makar buruk yang dilakukan para penentang Rasul Allah di berbagai zaman: 
وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ  الۡجِبَالُ ﴿﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ  رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  عَزِیۡزٌ  ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan  sungguh  mereka telah melakukan makar mereka, tetapi makar mereka ada di sisi Allah, وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ  الۡجِبَالُ    -- dan  jika sekali pun  makar mereka dapat memindahkan gunung-gunung,  فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ  رُسُلَہٗ   -- maka janganlah engkau sama sekali menyangka  bahwa  Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya,  اِنَّ  اللّٰہَ  عَزِیۡزٌ  ذُو انۡتِقَامٍ -- sesungguhnya  Allah Maha Perkasa, Yang memiliki pembalasan. (Ibrahim [14]:47-48).
     Allah Swt.  sungguh-sungguh mengetahui berbagai bentuk  makar buruk mereka, dan Dia akan menggagalkannya, yakni dalam “duel makar” tersebut  makar tandingan” Allah Swt. selalu unggul (QS.3:55; QS.8:31; QS.27:49-54). Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai akan terciptanya “langit baru” dan “bumi baru” yang merupakan kemenangan akhir yang diraih oleh perjuangan suci Rasul Allah atau sebagai bukti kebenaran mengenai firman-Nya tentang Lailatul Qadr (Malam Takdir)     ہِیَ حَتّٰی مَطۡلَعِ  الۡفَجۡرِ -- “hingga fajar terbit,  yang    berarti berlalunya malam-kesulitan dan terbitnya fajar kemenangan dan keunggulan kebenaran, sebagaimana yang dijanjikan dan ditetapkan Allah Swt. bagi para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini,  firman-Nya:
یَوۡمَ تُبَدَّلُ الۡاَرۡضُ غَیۡرَ الۡاَرۡضِ وَ السَّمٰوٰتُ وَ  بَرَزُوۡا  لِلّٰہِ  الۡوَاحِدِالۡقَہَّارِ ﴿﴾ وَ تَـرَی الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ مُّقَرَّنِیۡنَ فِی  الۡاَصۡفَادِ ﴿ۚ﴾ سَرَابِیۡلُہُمۡ مِّنۡ قَطِرَانٍ وَّ تَغۡشٰی وُجُوۡہَہُمُ  النَّارُ ﴿ۙ﴾ لِیَجۡزِیَ اللّٰہُ  کُلَّ  نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  سَرِیۡعُ  الۡحِسَابِ ﴿﴾
Pada hari ketika bumi ini akan digantikan dengan bumi yang lain, dan begitu pula seluruh langit,  dan mereka akan tampil menghadap Allah, Yang Maha Esa, Maha Perkasa.   Dan  engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat dengan rantai.   Baju mereka dari pelangkin (ter), dan wajah mereka akan tertutup api, supaya Allah membalas setiap jiwa apa yang telah diusahakannya, sesungguhnya penghisaban Allah sangat cepat. (Ibrahim [14]:49-52).  
        Dengan jatuhnya Mekkah dan tegaknya Islam di Arabia sebagai satu kekuatan dahsyat, maka seolah-olah terwujudlah satu alam semesta baru dengan langit dan bumi baru, dimana  tertib lama telah dilenyapkan dan diganti oleh terbit baru, yang sama sekali berbeda dari yang lama, dan  Sunnatullah tersebut, insya Allah, akan kembali terjadi di Akhir Zaman ini  melalui perjuangan suci Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
وَ مَنۡ  اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ الۡکَذِبَ وَ ہُوَ  یُدۡعٰۤی  اِلَی الۡاِسۡلَامِ ؕ وَ  اللّٰہُ  لَا  یَہۡدِی الۡقَوۡمَ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾  یُرِیۡدُوۡنَ  لِیُطۡفِـُٔوۡا  نُوۡرَ اللّٰہِ  بِاَفۡوَاہِہِمۡ وَ اللّٰہُ  مُتِمُّ  نُوۡرِہٖ  وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡکٰفِرُوۡنَ ﴿﴾     ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah, padahal ia dipanggil kepada Islam?   Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum  yang zalim. Mereka berkehendak memadamkan Cahaya Allah dengan mulut mereka  tetapi Allah akan menyempurnakan Cahaya-Nya, walau pun orang-orang kafir tidak menyukai.  ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪  --   Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai.   (Ash-Shaff [61]8-10).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran

Editor: Malik Ghulam Farid
                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  12 Juli     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar