بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab 133
Umat Islam Sebagai
“Umat yang
Terbaik” & Kedatangan
Kedua kali “Bayyinah” (Bukti yang
Nyata) di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam Akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan mengenai mereka yang “wajah-wajahnya putih” -- karena mereka telah beriman dan membantu
perjuangan suci Rasul Allah yang
kedatangannya dijanjikan Allah Swt.
kepada mereka melalui para Rasul Allah yang telah
diutus sebelumnya (QS.3:82; QS.7:35-37) -- Allah Swt. berfirman:
وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ ابۡیَضَّتۡ وُجُوۡہُہُمۡ فَفِیۡ رَحۡمَۃِ اللّٰہِ ؕ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿ ﴾
Dan ada pun orang-orang yang wajahnya putih, maka mereka akan berada di dalam rahmat Allah, mereka kekal
di dalamnya. (Ali ‘Imran [3]:108).
Allah Swt. menyebut orang-orang yang mendapat karunia petunjuk
dari Allah Swt. – yang “wajahnya putih” --
tersebut sebagai “khayrul-
bariyyah” (sebaik-baik makhluk), firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ
اُولٰٓئِکَ ہُمۡ خَیۡرُ الۡبَرِیَّۃِ ؕ﴿﴾ جَزَآؤُہُمۡ عِنۡدَ رَبِّہِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ
تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَاۤ
اَبَدًا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ
وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّہٗ ٪﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itu sebaik-baik makhluk. Ganjaran mereka ada di sisi Rabb (Tuhan
mereka), kebun-kebun abadi, yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah
ridha kepada mereka dan mereka pun
ridha kepada-Nya. Itulah
balasan bagi orang yang takut kepada
Rabb-nya (Tuhan-nya). (Al-Bayyinah
[98]:7).
Meraih Keridhaan Ilahi & Allah
Swt. tidak Pernah Berlaku Zalim
Ayat رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ
خَشِیَ رَبَّہٗ -- “Allah ridha ke pada mereka dan mereka
pun ridha kepada-Nya. Itulah balasan bagi orang yang takut kepada Rabb-nya (Tuhan-nya)” mengisyaratkan
kepada tercapainya tingkat tertinggi perkembangan
ruhani, ketika kehendak manusia menjadi sepenuhnya sesuai dengan iradah
(kehendak) Allah Swt. (QS.89:27-31), dan
itu hanya akan terjadi jika beriman kepada Bayyinah
(Rasul Allah) yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka, sebab hanya Rasul
Allah itulah mengajarkan وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ -- “dan itulah agama yang lurus”, firman-Nya:
وَ مَا تَفَرَّقَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ
بَعۡدِ مَا جَآءَتۡہُمُ
الۡبَیِّنَۃُ ؕ﴿﴾وَ مَاۤ
اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِیَعۡبُدُوا
اللّٰہَ مُخۡلِصِیۡنَ لَہُ الدِّیۡنَ ۬ۙ
حُنَفَآءَ وَ یُقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ
یُؤۡتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ ؕ﴿﴾
Dan orang-orang
yang diberi Kitab tidak
berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang
nyata. Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada-Nya dan dengan lurus, serta mendirikan shalat dan membayar
zakat, dan itulah agama yang lurus.
(Al-Bayyinah
[98]:5-6).
Setelah ayat mengenai mereka yang wajahnya
putih dan wajahnya hitam,
selanjutnya Allah Swt. berfirman:
تِلۡکَ اٰیٰتُ اللّٰہِ نَتۡلُوۡہَا عَلَیۡکَ بِالۡحَقِّ ؕ وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ
ظُلۡمًا لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾وَ لِلّٰہِ مَا فِی
السَّمٰوٰتِ وَ مَا
فِی الۡاَرۡضِ ؕ وَ اِلَی اللّٰہِ تُرۡجَعُ
الۡاُمُوۡرُ ﴿﴾٪
Itulah Ayat-ayat
(Tanda-tanda) Allah, Kami membacakannya kepada engkau dengan
haq, dan Allah sekali-kali tidak menghendaki suatu kezaliman atas seluruh alam. Dan milik
Allah-lah apa pun yang ada di seluruh
langit dan apa pun yang ada di bumi,
dan kepada Allah-lah segala urusan
dikembalikan. (Ali ‘Imran [3]:109-110).
Haqqa
berarti: sesuatu itu dahulunya adalah adil
atau menjadi adil, layak, betul, benar, asli, sejati, maujud atau nyata; atau
sesuatu itu dahulunya adalah atau menjadi satu kenyataan yang pasti atau
terbukti kebenarannya; sesuatu itu dahulunya adalah atau menjadi mengikat,
keharusan atau kewajiban (Lexicon
Lane). Ungkapan bil-haqq -- secara
harfiah berarti “dengan kebenaran”
dan diter-jemahkan “mengandung
kebenaran” -- berkenaan dengan wahyu
Al-Quran berarti:
(1)
bahwa Al-Quran meliputi ajaran-ajaran yang berdasar pada kebenaran-kebenaran yang kekal abadi dan tidak mungkin dapat
berhasil dirusak;
(2) bahwa mereka yang pertama-tama
menerima merupakan kaum yang paling pantas menerimanya;
(3) bahwa Al-Quran datang pada waktu yang
telah matang untuk itu dan memenuhi segala keperluan yang sejati umat manusia;
(4) bahwa Al-Quran telah datang untuk
tetap lestari dan tiada usaha dari
pihak penentangnya dapat membinasakannya
atau melemahkannya.
Sedangkan makna ungkapan bil-haqq
berkenaan Ayat-ayat (Tanda-tanda) Allah
berarti:
(1) bahwa Tanda-tanda
atau Ayat-ayat Allah Swt. itu penuh dengan kebenaran; (2) Tanda-tanda
telah datang secara haq, yakni “kamu
mempunyai hak untuk menerima”;
(3) itulah saat yang paling tepat Ayat-ayat
itu diwahyukan.
Umat Islam Adalah “Umat yang
Terbaik”
Dalam kalimat selanjutnya Allah Swt.
memberikan alasan diwahyukan-Nya Al-Quran kepada Nabi Besar Muhammad saw. serta dikemukaan-Nya
Ayat-ayat (Tanda-tanda) yang mendukung kebenarannya: وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ ظُلۡمًا لِّلۡعٰلَمِیۡنَ -- “dan Allah
sekali-kali tidak menghendaki suatu
kezaliman atas seluruh alam.”
Oleh karena itu pada “Hari Penghakiman” -- baik dalam kehidupan di dunia mau pun di akhirat – juga ada
orang-orang yang “berwajah hitam”
dan ada orang-orang yang “berwajah putih” (QS.3:107-108) bukan karena Allah Swt. telah berlaku zalim kepada orang-orang
yang “wajahnya hitam”, melainkan karena mereka telah menzalimi dirinya sendiri akibat mendustakan dan menentang Rasul Allah atau “bayyinah”
(bukti yang nyata) yang kedatangannya
telah dijanjikan Allah Swt. kepada
mereka (QS.3:82; QS.7:35-37).
Firman Allah Swt. selanjutnya mengemukakan mengenai orang-orang
yang “wajahnya putih” karena mereka
telah beriman dan menolong
perjuangan suci Rasul Allah atau “bayyinah” (bukti yang nyata),
yang kedatangannya telah dijanjikan
Allah Swt. kepada mereka yaitu Nabi Besar
Muhammad saw.:.
کُنۡتُمۡ خَیۡرَ اُمَّۃٍ اُخۡرِجَتۡ
لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ
بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ تَنۡہَوۡنَ عَنِ
الۡمُنۡکَرِ وَ
تُؤۡمِنُوۡنَ
بِاللّٰہِ ؕ وَ لَوۡ اٰمَنَ اَہۡلُ الۡکِتٰبِ لَکَانَ خَیۡرًا لَّہُمۡ ؕ مِنۡہُمُ
الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ
اَکۡثَرُہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ﴿﴾
Kamu adalah umat terbaik, yang dibangkitkan demi kebaikan umat manusia, kamu menyuruh berbuat makruf, melarang
dari berbuat munkar, dan beriman kepada Allah. Dan seandainya Ahlul Kitab beriman, niscaya
akan lebih baik bagi mereka. Di
antara mereka ada yang beriman
tetapi kebanyakan mereka orang-orang
fasik. (Ali ‘Imran [3]:111).
Ayat ini bukan saja
mencanangkan bahwa kaum Muslimin itu
kaum yang terbaik — sungguh suatu proklamasi besar — melainkan menyebutkan
pula sebab-sebabnya: (1) Mereka telah dibangkitkan untuk kepentingan umat
manusia seluruhnya; (2) telah menjadi kewajiban
mereka menganjurkan berbuat kebaikan
dan melarang berbuat keburukan serta beriman kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Kemuliaan kaum Muslimin bergantung pada dan ditentukan oleh kedua syarat itu.
Kedatangan Kedua Kali Bayyinah (Bukti yang Nyata) di Akhir Zaman
Kalimat selanjutnya وَ لَوۡ اٰمَنَ اَہۡلُ الۡکِتٰبِ لَکَانَ خَیۡرًا لَّہُمۡ ؕ مِنۡہُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ اَکۡثَرُہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ -- “Dan seandainya
Ahlul Kitab beriman, niscaya akan
lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman tetapi kebanyakan
mereka orang-orang fasik” (Ali ‘Imran [3]:111), sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Surah Al-Bayyinah sebelumnya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡمِ﴿۱﴾ لَمۡ یَکُنِ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ
مُنۡفَکِّیۡنَ حَتّٰی تَاۡتِیَہُمُ
الۡبَیِّنَۃُ ۙ﴿﴾ رَسُوۡلٌ مِّنَ اللّٰہِ یَتۡلُوۡا صُحُفًا مُّطَہَّرَۃً ۙ﴿﴾ فِیۡہَا کُتُبٌ قَیِّمَۃٌ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Orang-orang kafir dari Ahli-kitab dan orang-orang musyrik tidak akan berhenti dari kekafiran
hingga datang kepada mereka mereka
bukti yang nyata, yaitu seorang rasul
dari Allah yang membacakan
lembaran-lembaran suci, yang di dalamnya ada perintah-perintah abadi. (Al-Bayyinah [98]:1-4).
Yang dimaksud dengan ayat فِیۡہَا کُتُبٌ قَیِّمَۃٌ
صُحُفًا
مُّطَہَّرَۃً ۙ -- “lembaran-lembaran
suci, yang di
dalamnya ada perintah-perintah abadi” adalah
wahyu Al-Quran yang merupakan Kitab suci terakhir dan tersempurna (QS.5:4), selanjutnya Allah
Swt. berfirman mengenai sikap buruk
kaum Ahlikitab terhadap “Bayyinah” yakni Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ مَا تَفَرَّقَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ اِلَّا مِنۡۢ
بَعۡدِ مَا جَآءَتۡہُمُ
الۡبَیِّنَۃُ ؕ﴿﴾وَ مَاۤ
اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِیَعۡبُدُوا
اللّٰہَ مُخۡلِصِیۡنَ لَہُ الدِّیۡنَ ۬ۙ
حُنَفَآءَ وَ یُقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ
یُؤۡتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ ؕ﴿﴾
Dan orang-orang
yang diberi Kitab tidak
berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang
nyata. Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan kepada-Nya dan dengan lurus, serta mendirikan shalat dan membayar
zakat, dan itulah agama yang lurus.
(Al-Bayyinah
[98]:5-6).
Sikap buruk golongan Ahlikitab terhadap kedatangan “Bayyinah” -- yakni Nabi
Besar Muhammad saw. – tersebut akan berulang di Akhir Zaman terhadap
kedatangan kedua kali “Bayyinah” tersebut dalam wujud Rasul Akhir Zaman (QS.61:10),
yang melaksanakan tugas seperti yang dilakukan oleh “Bayyinah” dimasa awal yaitu Nabi Besar Muhammad saw. terhadap golongan “Ahlikitab” dan “orang-orang musyrik”
(QS.62:3-5).
Mewujudkan Kejayaan Islam yang Kedua Kali
Sebagaimana
telah dijelaskan, bahwa makna dīn dalam
ayat وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ -- “dan itulah agama yang lurus”, berarti: ketaatan; penguasaan;
perintah; rencana; ketakwaan; kebiasaan atau adat; perilaku atau tindak-tanduk
(Lexicon Lane).
ugas suci yang sangat berat tersebut hanya mungkin dilaksanakan oleh Bayyinah (Rasul Allah) -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. -- termasuk di Akhir Zaman ini, melalui
pengutusan beliau saw. yang kedua kali (QS.62:3-5) dalam wujud Rasul Akhir Zaman, guna
mewujudkan kejayaan Islam yang kedua
kali (QS.61:10), setelah umat Islam mengalami
masa kemunduran dan keterpecah-belahan selama 1000
tahun sesudah mengelami masa kejayaan yang pertama selama 3 abad
(QS.32:6).
Mengenai kejayaan
umat Islam yang pertama tersebut
itu Allah Swt. firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ
رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa
yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata (Al-Jumu’ah [62]:3).
Ayat selanjutnya mengisyaratkan kejayaan Islam yang kedua kali melalui
pengutusan kedua kali “Bayyinnah”
(bukti yang nyata) yakni Nabi Besar Muhammad saw. secara
ruhani melalui Rasul Akhir Zaman,
setelah umat Islam mengalami masa
kemunduran selama 1000 tahun (QS.32:6), firman-Nya:
وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا
یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ
یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ
الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dan juga Dia
akan membangkitkannya pada kaum lain
dari antara mereka, yang belum
bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Itulah karunia
Allah, Dia menganugerahkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:4-5).
Firman Allah Swt. berikut ini mengisyaratkan kepada kejayaan
Islam yang kedua kali di Akhir
Zaman tersebut:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaff
[61]:10).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 30 Desember
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar