Jumat, 24 Januari 2014

Umat Islam Sebagai "Umat yang Terbaik" & Kedatangan Kedua Kali "Bayyinah" (Bukti yang Nyata) di Akhir Zaman



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  133

  Umat Islam Sebagai  Umat  yang Terbaik  &    Kedatangan Kedua kali “Bayyinah” (Bukti yang Nyata)  di Akhir Zaman    

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam Akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai mereka yang “wajah-wajahnya putih” --  karena mereka telah beriman dan membantu perjuangan suci Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Swt. kepada mereka melalui para Rasul Allah  yang telah  diutus sebelumnya (QS.3:82; QS.7:35-37) --    Allah Swt. berfirman:
وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ ابۡیَضَّتۡ وُجُوۡہُہُمۡ فَفِیۡ رَحۡمَۃِ اللّٰہِ ؕ ہُمۡ  فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿ ﴾
Dan  ada pun orang-orang yang wajahnya putih, maka mereka akan berada di dalam rahmat Allah, mereka kekal  di dalamnya. (Ali ‘Imran [3]:108).
      Allah Swt. menyebut   orang-orang yang mendapat  karunia petunjuk dari Allah Swt.   – yang “wajahnya putih   --  tersebut sebagai “khayrul- bariyyah” (sebaik-baik makhluk), firman-Nya:   
اِنَّ  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ خَیۡرُ الۡبَرِیَّۃِ ؕ﴿﴾ جَزَآؤُہُمۡ عِنۡدَ  رَبِّہِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَاۤ  اَبَدًا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ  عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّہٗ ٪﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itu sebaik-baik makhluk.   Ganjaran mereka ada di sisi  Rabb (Tuhan mereka),  kebun-kebun abadi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.  Itulah balasan bagi orang yang takut kepada  Rabb-nya (Tuhan-nya). (Al-Bayyinah [98]:7). 

Meraih Keridhaan Ilahi  & Allah Swt. tidak Pernah Berlaku Zalim

  Ayat  رَضِیَ اللّٰہُ  عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّہٗ   -- “Allah ridha ke pada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah balasan bagi orang yang takut kepada  Rabb-nya (Tuhan-nya)” mengisyaratkan kepada tercapainya tingkat tertinggi perkembangan ruhani,  ketika kehendak manusia menjadi sepenuhnya sesuai dengan iradah (kehendak)  Allah Swt. (QS.89:27-31), dan itu hanya akan terjadi jika beriman kepada Bayyinah (Rasul Allah) yang kedatangannya dijanjikan  kepada mereka, sebab hanya  Rasul Allah  itulah mengajarkan     وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ  -- “dan itulah agama yang lurus”, firman-Nya:
وَ مَا تَفَرَّقَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ  اِلَّا مِنۡۢ  بَعۡدِ مَا جَآءَتۡہُمُ  الۡبَیِّنَۃُ ؕ﴿﴾وَ مَاۤ  اُمِرُوۡۤا  اِلَّا لِیَعۡبُدُوا اللّٰہَ مُخۡلِصِیۡنَ لَہُ  الدِّیۡنَ ۬ۙ حُنَفَآءَ وَ یُقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ  وَ یُؤۡتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ ؕ﴿﴾
Dan  orang-orang yang diberi Kitab  tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.  Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan  kepada-Nya dan dengan lurus, serta mendirikan shalat dan membayar zakat, dan itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah [98]:5-6).
       Setelah ayat mengenai mereka yang  wajahnya putih dan wajahnya hitam, selanjutnya Allah Swt. berfirman:
 تِلۡکَ اٰیٰتُ اللّٰہِ نَتۡلُوۡہَا عَلَیۡکَ بِالۡحَقِّ ؕ وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ  ظُلۡمًا لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾وَ لِلّٰہِ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ؕ وَ  اِلَی اللّٰہِ  تُرۡجَعُ  الۡاُمُوۡرُ  ﴿﴾٪
 Itulah Ayat-ayat (Tanda-tanda) Allah, Kami membacakannya kepada engkau dengan haq,  dan Allah sekali-kali tidak menghendaki suatu kezaliman  atas seluruh alamDan  milik Allah-lah apa pun  yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, dan kepada Allah-lah segala urusan dikembalikan. (Ali ‘Imran [3]:109-110).   
        Haqqa berarti:  sesuatu itu dahulunya adalah adil atau menjadi adil, layak, betul, benar, asli, sejati, maujud atau nyata; atau sesuatu itu dahulunya adalah atau menjadi satu kenyataan yang pasti atau terbukti kebenarannya; sesuatu itu dahulunya adalah atau menjadi mengikat, keharusan atau kewajiban (Lexicon Lane).        Ungkapan bil-haqq -- secara harfiah berarti “dengan kebenaran” dan diter-jemahkan   mengandung kebenaran” -- berkenaan dengan wahyu Al-Quran berarti:
    (1) bahwa Al-Quran meliputi ajaran-ajaran yang berdasar pada kebenaran-kebenaran yang kekal abadi dan tidak mungkin dapat berhasil dirusak;
      (2) bahwa mereka yang pertama-tama menerima merupakan kaum yang paling pantas menerimanya;
    (3) bahwa Al-Quran datang pada waktu yang telah matang untuk itu dan memenuhi segala keperluan yang sejati umat manusia;
       (4) bahwa Al-Quran telah datang untuk tetap lestari dan tiada usaha dari pihak penentangnya dapat membinasakannya atau melemahkannya.
       Sedangkan makna ungkapan bil-haqq berkenaan Ayat-ayat (Tanda-tanda) Allah    berarti:
        (1)  bahwa Tanda-tanda atau Ayat-ayat Allah Swt.   itu penuh dengan kebenaran;      (2) Tanda-tanda telah datang secara haq, yakni “kamu mempunyai hak untuk menerima”;
         (3) itulah saat yang paling tepat Ayat-ayat itu diwahyukan. 

Umat Islam Adalah “Umat yang Terbaik

      Dalam kalimat selanjutnya Allah Swt. memberikan alasan   diwahyukan-Nya Al-Quran kepada Nabi Besar Muhammad saw. serta dikemukaan-Nya  Ayat-ayat (Tanda-tanda) yang mendukung kebenarannya:  وَ مَا اللّٰہُ یُرِیۡدُ  ظُلۡمًا لِّلۡعٰلَمِیۡنَ  -- “dan Allah sekali-kali tidak menghendaki suatu kezaliman  atas seluruh alam.”
      Oleh karena itu pada “Hari Penghakiman   -- baik dalam kehidupan di dunia mau pun di akhirat – juga ada  orang-orang yang “berwajah hitam” dan ada orang-orang yang “berwajah putih  (QS.3:107-108)   bukan karena Allah Swt.  telah berlaku zalim  kepada orang-orang yang “wajahnya hitam”,  melainkan karena mereka telah menzalimi dirinya sendiri akibat mendustakan dan menentang  Rasul Allah  atau “bayyinah” (bukti yang  nyata) yang kedatangannya telah dijanjikan Allah Swt. kepada mereka (QS.3:82; QS.7:35-37).
       Firman Allah Swt.  selanjutnya mengemukakan mengenai orang-orang yang “wajahnya putih” karena mereka telah beriman  dan menolong perjuangan suci   Rasul Allah  atau “bayyinah” (bukti yang  nyata),  yang kedatangannya telah dijanjikan Allah Swt. kepada mereka yaitu Nabi Besar Muhammad saw.:.
کُنۡتُمۡ خَیۡرَ اُمَّۃٍ اُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَاۡمُرُوۡنَ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ تَنۡہَوۡنَ عَنِ الۡمُنۡکَرِ وَ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ ؕ وَ لَوۡ اٰمَنَ اَہۡلُ  الۡکِتٰبِ لَکَانَ خَیۡرًا لَّہُمۡ ؕ مِنۡہُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ اَکۡثَرُہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ﴿﴾
Kamu adalah umat terbaik, yang dibangkitkan demi kebaikan umat manusia,  kamu menyuruh berbuat makruf, melarang dari berbuat munkar,  dan beriman kepada Allah. Dan seandainya Ahlul Kitab beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman tetapi kebanyakan mereka orang-orang fasik. (Ali ‘Imran [3]:111).
        Ayat ini bukan saja mencanangkan bahwa kaum Muslimin itu kaum  yang terbaik — sungguh suatu proklamasi besar — melainkan menyebutkan pula sebab-sebabnya: (1) Mereka telah dibangkitkan untuk kepentingan umat manusia seluruhnya; (2) telah menjadi kewajiban mereka menganjurkan berbuat kebaikan dan melarang berbuat keburukan serta beriman kepada Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa. Kemuliaan kaum Muslimin bergantung pada dan ditentukan oleh kedua syarat itu.

Kedatangan Kedua Kali Bayyinah (Bukti yang Nyata) di Akhir Zaman

        Kalimat selanjutnya  وَ لَوۡ اٰمَنَ اَہۡلُ  الۡکِتٰبِ لَکَانَ خَیۡرًا لَّہُمۡ ؕ مِنۡہُمُ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ اَکۡثَرُہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ  -- “Dan seandainya Ahlul Kitab beriman, niscaya akan lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman tetapi kebanyakan mereka orang-orang fasik” (Ali ‘Imran [3]:111),  sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Surah Al-Bayyinah sebelumnya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿۱﴾ لَمۡ  یَکُنِ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  مِنۡ  اَہۡلِ الۡکِتٰبِ وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ مُنۡفَکِّیۡنَ حَتّٰی تَاۡتِیَہُمُ  الۡبَیِّنَۃُ ۙ﴿﴾ رَسُوۡلٌ مِّنَ اللّٰہِ یَتۡلُوۡا صُحُفًا مُّطَہَّرَۃً  ۙ﴿﴾  فِیۡہَا کُتُبٌ قَیِّمَۃٌ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Orang-orang  kafir dari Ahli-kitab dan orang-orang musyrik tidak akan berhenti dari kekafiran hingga datang kepada mereka   mereka bukti yang nyata,  yaitu seorang rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran suci,  yang di dalamnya ada perintah-perintah abadi.  (Al-Bayyinah [98]:1-4).
     Yang dimaksud dengan ayat فِیۡہَا کُتُبٌ قَیِّمَۃٌ صُحُفًا مُّطَہَّرَۃً  ۙ     -- “lembaran-lembaran suci,  yang di dalamnya ada perintah-perintah abadi  adalah  wahyu   Al-Quran yang merupakan Kitab suci terakhir dan tersempurna (QS.5:4), selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai sikap buruk kaum Ahlikitab terhadap “Bayyinah  yakni Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ مَا تَفَرَّقَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡکِتٰبَ  اِلَّا مِنۡۢ  بَعۡدِ مَا جَآءَتۡہُمُ  الۡبَیِّنَۃُ ؕ﴿﴾وَ مَاۤ  اُمِرُوۡۤا  اِلَّا لِیَعۡبُدُوا اللّٰہَ مُخۡلِصِیۡنَ لَہُ  الدِّیۡنَ ۬ۙ حُنَفَآءَ وَ یُقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ  وَ یُؤۡتُوا الزَّکٰوۃَ وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ ؕ﴿﴾
Dan  orang-orang yang diberi Kitab  tidak berpecah-belah kecuali setelah datang kepada mereka bukti yang nyata.  Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan tulus ikhlas dalam ketaatan  kepada-Nya dan dengan lurus, serta mendirikan shalat dan membayar zakat, dan itulah agama yang lurus. (Al-Bayyinah [98]:5-6).
       Sikap buruk golongan Ahlikitab terhadap kedatangan “Bayyinah   -- yakni Nabi Besar Muhammad saw. – tersebut akan berulang di Akhir Zaman  terhadap kedatangan kedua kali  Bayyinah” tersebut dalam wujud Rasul Akhir Zaman (QS.61:10),  yang melaksanakan tugas seperti yang dilakukan oleh “Bayyinah” dimasa awal yaitu Nabi Besar Muhammad saw. terhadap golongan “Ahlikitab” dan “orang-orang musyrik  (QS.62:3-5). 

Mewujudkan Kejayaan Islam yang Kedua Kali

 Sebagaimana telah dijelaskan,  bahwa makna dīn dalam ayat    وَ ذٰلِکَ دِیۡنُ الۡقَیِّمَۃِ  -- “dan itulah agama yang lurus”,    berarti: ketaatan; penguasaan; perintah; rencana; ketakwaan; kebiasaan atau adat; perilaku atau tindak-tanduk (Lexicon Lane).
ugas suci yang sangat  berat  tersebut hanya mungkin dilaksanakan oleh Bayyinah (Rasul Allah)  -- terutama Nabi Besar Muhammad saw. -- termasuk di Akhir Zaman ini,    melalui pengutusan beliau saw. yang kedua kali (QS.62:3-5)  dalam wujud Rasul Akhir Zaman,  guna mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali (QS.61:10), setelah umat Islam mengalami masa kemunduran dan keterpecah-belahan selama 1000 tahun  sesudah mengelami masa kejayaan yang pertama selama 3 abad (QS.32:6).  
Mengenai  kejayaan umat Islam yang pertama tersebut   itu Allah Swt.  firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾    
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata   (Al-Jumu’ah [62]:3).
   Ayat selanjutnya mengisyaratkan kejayaan Islam yang kedua kali melalui pengutusan kedua kali “Bayyinnah” (bukti yang nyata) yakni Nabi Besar Muhammad saw.  secara ruhani melalui Rasul Akhir Zaman, setelah umat Islam mengalami masa kemunduran selama  1000 tahun (QS.32:6), firman-Nya:
وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha BijaksanaItulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:4-5).
      Firman Allah Swt.  berikut ini mengisyaratkan kepada kejayaan  Islam yang kedua kali di Akhir Zaman  tersebut:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   30 Desember    2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar