بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
135
Persamaan
Umat Islam dengan Yahudi dan Nasrani Seperti Persamaan Sepasang Sepatu & Tantangan Allah Swt. Untuk Mengembalikan "Ruh" Al-Quran
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
P
|
ada
akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan firman Allah Swt. mengenai tiga cara Allah
Swt. berkomunikasi dengan manusia:
وَ مَا کَانَ لِبَشَرٍ اَنۡ
یُّکَلِّمَہُ اللّٰہُ اِلَّا وَحۡیًا اَوۡ
مِنۡ وَّرَآیِٔ حِجَابٍ اَوۡ یُرۡسِلَ رَسُوۡلًا فَیُوۡحِیَ بِاِذۡنِہٖ مَا
یَشَآءُ ؕ اِنَّہٗ عَلِیٌّ حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Dan sekali-kali tidak mungkin bagi manusia bahwa Allah berbicara kepadanya, kecuali
dengan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengirimkan seorang utusan guna mewahyukan dengan seizin-Nya apa yang
Dia kehendaki, sesungguh-nya, Dia
Maha Tinggi, Maha Bijaksana.
(Asy-Syurā [42]:52).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman tentang pewahyuan
Al-Quran yang diwahyukan secara
bertahap dalam jangka waktu 23 tahun kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ کَذٰلِکَ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلَیۡکَ رُوۡحًا مِّنۡ اَمۡرِنَا ؕ مَا کُنۡتَ
تَدۡرِیۡ مَا الۡکِتٰبُ وَ لَا
الۡاِیۡمَانُ وَ لٰکِنۡ جَعَلۡنٰہُ
نُوۡرًا نَّہۡدِیۡ بِہٖ مَنۡ
نَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِنَا ؕ وَ اِنَّکَ
لَتَہۡدِیۡۤ اِلٰی صِرَاطٍ
مُّسۡتَقِیۡمٍ﴿ۙ﴾
Dan demikianlah Kami telah mewahyukan kepada engkau firman
ini dengan perintah Kami. Engkau sekali-kali tidak mengetahui apa Kitab itu, dan tidak pula apa iman itu, tetapi Kami
telah menjadikan wahyu itu nur,
yang dengan itu Kami memberi petunjuk
kepada siapa yang Kami kehendaki
dari antara hamba-hamba Kami. Dan
sesungguhnya engkau benar-benar memberi
petunjuk ke jalan lurus, (Asy-Syurā
[42]:53).
Nabi Besar Muhammad Saw. Pemberi Petunjuk Tersempurna
Akibat dari menerima wahyu Ilahi berupa wahyu-wahyu Al-Quran tersebut,
Nabi Besar Muhammad saw. yang sebelumnya adalah seorang ummiy (butahurif) kemudian beliau saw. menjadi
seorang “pemberi petunjuk terbesar dan
tersempurna” bagi umat manusia, firman-Nya: وَ اِنَّکَ لَتَہۡدِیۡۤ اِلٰی صِرَاطٍ مُّسۡتَقِیۡمٍ -- “Dan sesungguhnya engkau benar-benar memberi petunjuk ke jalan lurus,” selanjutnya Allah Swt.
berfirman:
صِرَاطِ اللّٰہِ الَّذِیۡ لَہٗ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ
ؕ اَلَاۤ اِلَی اللّٰہِ تَصِیۡرُ الۡاُمُوۡرُ ﴿٪﴾
Jalan Allah Yang milik-Nya
apa yang ada di seluruh langit dan apa yang ada di bumi. Ketahuilah, kepada Allah segala perkara kembali.
(Asy-Syurā [42]:54).
Menurut
Allah Swt. bahwa Islam atau Al-Quran adalah kehidupan, nur, dan jalan lurus yang membawa manusia yang menempuhnya kepada Allah Swt.
dan menyadarkan manusia akan tujuan agung dan luhur kejadiannya, yakni untuk beribadah
kepada Allah Swt. (QS.51:57).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman ؕ اَلَاۤ
اِلَی اللّٰہِ تَصِیۡرُ
الۡاُمُوۡرُ - “kepada
Allah segala perkara kembali”, yakni permulaan dan akhir segala sesuatu
terletak di tangan Allah Swt.,
termasuk cara menghidupkan akhlak dan
ruhani umat manusia atau umat beragama jika secara ruhani telah mengalami kematian pun sepenuhnya merupakan wewenang
Allah Swt., firman-Nya:
اَلَمۡ یَاۡنِ لِلَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اَنۡ تَخۡشَعَ قُلُوۡبُہُمۡ لِذِکۡرِ اللّٰہِ وَ مَا
نَزَلَ مِنَ الۡحَقِّ ۙ وَ لَا یَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اُوۡتُوا
الۡکِتٰبَ مِنۡ قَبۡلُ فَطَالَ عَلَیۡہِمُ
الۡاَمَدُ فَقَسَتۡ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ کَثِیۡرٌ مِّنۡہُمۡ فٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ اِعۡلَمُوۡۤا
اَنَّ اللّٰہَ یُحۡیِ الۡاَرۡضَ بَعۡدَ مَوۡتِہَا ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ
الۡاٰیٰتِ لَعَلَّکُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾
Apakah belum sampai waktu bagi orang-orang yang
beriman, bahwa hati mereka tunduk
untuk mengingat Allah dan mengingat kebenaran
yang telah turun kepada mereka, dan mereka
tidak menjadi seperti orang-orang yang diberi
kitab sebelumnya, maka zaman kesejahteraan menjadi panjang atas mereka lalu hati
mereka menjadi keras, dan kebanyakan
dari mereka menjadi durhaka? Ketahuilah, bahwasanya Allah menghidupkan bumi sesudah matinya.
Sungguh Kami telah menjelaskan Tanda-tanda
kepada kamu supaya kamu mengerti. (Al-Hadīd
[57]:17-18).
Pendek kata, melalui diwahyukan-Nya Al-Quran kepada Nabi Besar Muhammad saw. maka bangsa
Arab jahiliyah -- yang sejak dari zaman Nabi Ibrahim a.s. dan
Nabi Isma’il a.s. tidak pernah menerima siraman hujan ruhani dari langit berupa wahyu
Ilahi, sehingga mereka disebut berada dalam “kesesatan yang nyata” –
hanya dalam waktu 23 tahun saja
berubah menjadi “manusia-manusia
malaikat” dan menjadi “guru-guru
dunia” dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan ruhani dan duniawi,
firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ
رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ
اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ
ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa
yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata. Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya
kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah
[62]:3-5).
Pencabutan “Ruh” Al-Quran (Islam) Setelah
3 Abad Masa Kejayaan Islam yang Pertama
Sehubungan
ayat وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ --
“Dan Dia akan membangkitkannya lagi pada kaum
lain dari antara mereka yang belum pernah bertemu dengan mereka,” tersebut dalam
hadits lain Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah bersabda bahwa iman akan terbang ke Bintang Tsuraya
dan seseorang dari keturunan Parsi akan membawanya kembali ke
bumi (Bukhari, Kitab-ut-Tafsir).
Dengan kedatangan Al-
Masih Mau’ud a.s. -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat
Ahmadiyah -- dalam abad
ke-14 sesudah Hijrah, laju kemerosotan
tersebut telah terhenti dan kebangkitan
Islam yang kedua kali kembali mulai berlaku.
Jadi, mengisyaratkan kepada masa kemunduran umat Islam yang pertama itu pulalah firman Allah Swt. dalam Surah Bani Israil berikut ini -- yang merupakan
lanjutan dari pertanyaan
mengenai masalah ruh kepada Nabi
Besar Muhammad saw. sebelumnya
(QS.17:86) -- firman-Nya:
وَ لَئِنۡ شِئۡنَا لَنَذۡہَبَنَّ بِالَّذِیۡۤ اَوۡحَیۡنَاۤ اِلَیۡکَ ثُمَّ لَا تَجِدُ لَکَ
بِہٖ عَلَیۡنَا وَکِیۡلًا ﴿ۙ﴾ اِلَّا رَحۡمَۃً مِّنۡ رَّبِّکَ ؕ
اِنَّ فَضۡلَہٗ کَانَ عَلَیۡکَ کَبِیۡرًا﴿﴾
Dan jika Kami benar-benar menghendaki, niscaya Kami mengambil kembali apa yang telah Kami wahyukan kepada
engkau kemudian engkau tidak akan
memperoleh penjaga baginya terhadap Kami
dalam hal itu, kecuali karena
rahmat dari Rabb (Tuhan) engkau,
sesungguhnya karunia-Nya kepada engkau sangat
besar (Bani Israil [17]:87-88).
Ayat
ini -- sesuai dengan pencabutan atau diangkat-Nya
lagi “ruh” Al-Quran selama 1000 tahun (QS.32:6) sebagaimana yang dikemukakan dalam Bab
sebelumnya -- mengandung nubuatan, bahwa akan datang suatu saat ketika ilmu Al-Quran akan lenyap dari bumi.
Nubuatan Nabi Besar Muhammad saw. serupa itu telah diriwayatkan oleh Mardawaih, Baihaqi, dan Ibn Majah,
ketika ruh dan jiwa ajaran Al-Quran (Islam)
akan hilang lenyap dari bumi, dan
semua orang yang dikenal sebagai ahli-ahli mistik dan para sufi yang mengakui memiliki kekuatan batin istimewa — seperti pula diakui oleh segolongan orang-orang Yahudi dahulu kala yang sifatnya serupa dengan mereka — tidak akan berhasil mengembalikan jiwa (ruh) ajaran Al-Quran dengan usaha mereka bersama-sama, firman-Nya:
قُلۡ لَّئِنِ اجۡتَمَعَتِ الۡاِنۡسُ وَ الۡجِنُّ عَلٰۤی اَنۡ یَّاۡتُوۡا
بِمِثۡلِ ہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ لَا یَاۡتُوۡنَ بِمِثۡلِہٖ وَ لَوۡ کَانَ بَعۡضُہُمۡ
لِبَعۡضٍ ظَہِیۡرًا ﴿﴾
Katakanlah:
“Jika ins (manusia) dan jin
benar-benar berhimpun untuk mendatangkan yang semisal Al-Quran ini, mereka tidak akan sanggup men-datangkan yang
sama seperti ini, walaupun
sebagian mereka membantu
sebagian yang lain.” (Bani Israil [17]:89).
Tantangan ini pertama-tama diajukan
kepada mereka yang berkecimpung dalam kebiasaan-kebiasaan
klenik, supaya mereka meminta pertolongan
ruh-ruh gaib, yang darinya orang-orang ahli
kebatinan itu — menurut pengakuannya
sendiri — menerima ilmu ruhani.
Tantangan ini berlaku pula untuk semua
orang yang menolak Al-Quran bersumber
pada Allah Swt. dan untuk sepanjang
masa.
Dikarenakan demikian pentingnya
peran keberadaan dan kesinambungan wahyu Ilahi bagi upaya menghidupkan
kembali akhlak dan ruhani umat manusia atau umat beragama yang sudah mati, itulah
sebabnya dalam rangka mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini Allah Swt. menyatakan
dengan jelas bahwa hal itu akan terjadi melalui pengutusan Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaff
[61]:10).
Peringatan Allah Swt.
Kepada Para Pemuka Umat Islam &
Seperti Persamaan Sepasang
Sepatu
Sebelum firman-Nya mengenai pengutusan Rasul Akhir Zaman tersebut, dalam beberapa ayat sebelumnya Allah Swt. telah memperingatkan umat Islam, karena setelah mengalami masa kejayaan Islam yang pertama selama 3
abad (300) tahun, mereka secara berangsur-angsur mulai meninggalkan Al-Quran (QS.25:31) dan mengikuti langkah-langkah kehidupan kaum Ahlikitab
(Yahudi dan Nasrani).
Berikut ini adalah beberapa terjemahan sabda
(hadits) Nabi Besar Muhammad saw. mengenai keadaan umat Islam sepeninggal beliau saw. dan para Khalifah Rasyidin – terutama
di masa kemunduran selama 1000 tahun (QS.32:6), setelah mengalami
masa kejayaan Islam yang pertama
selama 3 abad:
Abdullah ibnu Umar r.a. berkata: "Bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda: “Pasti akan datang pada umatku
sebagaimana yang telah terjadi pada umat
Bani Israil, seperti sepasang
sepatu, hingga kalau umat Bani
Israel berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka umatku juga akan berbuat demikian. Ketahuilah bahwa umat
Bani Israel akan pecah belah hingga 72 firqah dan umatku akan
berpecah belah hingga 73 firqah.
Kesemuanya akan menjadi bahan api neraka terkecuali satu golongan”. Sahabat-sahabat bertanya: “Golongan
yang manakah itu wahai Rasulullah?' Beliau menjawab dengan bersabda:
“Yang mengamalkan apa yang aku dan sahabat-sahabatku amalkan".........(Tirmidzi, Kitabul Iman).
Sehubungan dengan hal tersebut Allah Swt.
dalam Surah Ash-Shaff berikut ini memperingatkan umat Islam, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لِمَ
تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ
﴿﴾ کَبُرَ مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ
اَنۡ تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak
kerjakan? Adalah sesuatu yang paling
dibenci di sisi Allah bahwa kamu
me-ngatakan apa yang tidak kamu kerjakan. (Ash-Shaff [61]:3-4).
Umat Islam sebagai “umat
yang terbaik” telah dibangkitkan Allah Swt. melalui Nabi Besar Muhammad saw.
untuk kemanfaatan seluruh umat manusia (QS.2:144; QS.3:111). Oleh karena itu menurut Allah Swt. perbuatan
(amal) seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya.
Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan.
Itulah sebabnya Allah Swt. telah memperingatkan
umat Islam – terutama di Akhir Zaman ini – firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا
اتَّقُوا اللّٰہَ حَقَّ تُقٰتِہٖ وَ لَا تَمُوۡتُنَّ اِلَّا وَ اَنۡتُمۡ مُّسۡلِمُوۡنَ ﴿﴾ وَ اعۡتَصِمُوۡا بِحَبۡلِ
اللّٰہِ جَمِیۡعًا وَّ لَا
تَفَرَّقُوۡا ۪ وَ
اذۡکُرُوۡا نِعۡمَتَ اللّٰہِ
عَلَیۡکُمۡ اِذۡ
کُنۡتُمۡ
اَعۡدَآءً فَاَلَّفَ
بَیۡنَ قُلُوۡبِکُمۡ
فَاَصۡبَحۡتُمۡ
بِنِعۡمَتِہٖۤ اِخۡوَانًا ۚ وَ کُنۡتُمۡ عَلٰی شَفَا
حُفۡرَۃٍ مِّنَ
النَّارِ فَاَنۡقَذَکُمۡ مِّنۡہَا ؕ کَذٰلِکَ یُبَیِّنُ اللّٰہُ
لَکُمۡ اٰیٰتِہٖ لَعَلَّکُمۡ
تَہۡتَدُوۡنَ ﴿﴾
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dengan takwa yang sebenar-benarnya, dan janganlah
sekali-kali kamu mati kecuali kamu
dalam keadaan berserah diri. Dan berpegangteguhlah
kamu sekalian pada tali Allah, janganlah
kamu berpecah-belah, dan ingatlah akan nikmat Allah atas kamu
ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan,
lalu Dia menyatukan hatimu dengan kecintaan
antara satu sama lain
maka dengan nikmat-Nya itu kamu menjadi bersaudara, dan (padahal) kamu
dahulu berada di tepi jurang Api lalu Dia
menyelamatkan kamu darinya. Demikianlah Allah menjelaskan Ayat-ayat-Nya kepada
kamu supaya kamu mendapat
petunjuk. (Ali ‘Imran [3]:103-104).
Jemaat Ilahi yang Menyerukan Tauhid Ilahi
Kemudian sehubungan dengan sabda Nabi Besar
Muhammad saw. mengenai nubuatan akan
terjadinya persamaan seperti persamaan sepasang sepatu antara umat
Islam dengan kaum-kaum sebelumnya
(Yahudi dan Nasrani) serta keterpecah-belahan tersebut, Allah
Swt. berfirman:
وَلۡتَکُنۡ مِّنۡکُمۡ اُمَّۃٌ یَّدۡعُوۡنَ اِلَی
الۡخَیۡرِ وَ یَاۡمُرُوۡنَ
بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَنۡہَوۡنَ عَنِ
الۡمُنۡکَرِ ؕ وَ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ﴿﴾
Dan
hendaklah ada segolongan di antara kamu yang senantiasa menyeru manusia kepada
kebaikan, menyuruh kepada yang makruf, melarang
dari berbuat munkar,
dan mereka itulah orang-orang yang berhasil. (Ali
‘Imran [3]:105).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman kepada umat Islam
sambil memperingatkan mereka agar
tidak mengikuti kelakuan buruk golongan Ahlikitab
terhadap para Rasul Allah yang dibangkitkan
di kalangan mereka sendiri (QS.2:88-89):
وَ لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ تَفَرَّقُوۡا وَ اخۡتَلَفُوۡا مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَہُمُ الۡبَیِّنٰتُ ؕ وَ اُولٰٓئِکَ لَہُمۡ عَذَابٌ عَظِیۡمٌ ﴿﴾ۙ
Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang
yang berpecah belah dan berselisih
sesudah bayyinah
(bukti-bukti yang jelas) datang kepada
mereka, dan mereka itulah orang-orang
yang baginya ada azab yang besar.
(Ali
‘Imran [3]:106).
Sehubungan pentingnya umat Islam untuk berpegang-teguh pada “Tali Allah” yang dikemukakan dalam QS.3:104 sebelumnya, selanjutnya Allah Swt. berfirman:
اِنَّ اللّٰہَ
یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِہٖ صَفًّا کَاَنَّہُمۡ بُنۡیَانٌ
مَّرۡصُوۡصٌ
Sesungguhnya
Allah mencintai orang-orang yang
berperang dalam barisan-barisan, mereka itu seakan-akan
suatu bangunan yang tersusun rapat. (Ash-Shaff [61]:3-4).
Di Akhir Zaman
ini, ketika umat Islam telah terpecah-belah
menjadi berbagai sekte dan firqah yang saling bertentangan dan saling mengkafirkan
– bahkan saling membinasakan,
sebagaimana yang saat ini terjadi di berbagai kawasan Muslim di Timur Tengah
dan tempat-tempat lainnya -- melalui
firman-Nya tersebut orang-orang Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat terhadap kekuatan-kekuatan
kejahatan, di bawah komando seorang imam
atau pemimpin
yang terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 1 Januari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar