بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
126
Allah Swt. Tidak
Pernah Mengazab Manusia Jika Mereka “Bersyukur” dan “Beriman” Kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang Dijanjikan
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam Akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan mengenai alasan
mengapa sebelum azab Ilahi
ditimpakan kepada manusia Allah Swt.
selalu terlebih dulu mengutus Rasul-Nya, firman-Nya:
وَ قَالُوۡا لَوۡ لَا یَاۡتِیۡنَا بِاٰیَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ ؕ اَوَ لَمۡ تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی ﴿﴾ وَ لَوۡ
اَنَّـاۤ اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ
قَبۡلِہٖ لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ
اَرۡسَلۡتَ اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا
فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ
نَّذِلَّ وَ نَخۡزٰی
﴿﴾ قُلۡ کُلٌّ
مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ وَ مَنِ
اہۡتَدٰی ﴿﴾٪
Dan mereka berkata:
"Mengapakah ia (Rasul) tidak mendatangkan kepada kami suatu Tanda
dari Rabb-nya (Tuhan-nya)?"
Bukankah telah datang kepada mereka bukti yang jelas apa yang ada dalam lembaran-lembaran terdahulu? Dan seandainya
Kami membinasakan mereka dengan azab sebelum
kedatangan Rasul ini niscaya mereka akan berkata: "Ya Rabb (Tuhan) kami, mengapakah Engkau tidak
mengirimkan kepada kami seorang rasul supaya kami mengikuti Ayat-ayat Engkau sebelum kami direndahkan dan dihinakan?" Katakanlah: "Setiap orang sedang menunggu maka kamu pun tunggulah, lalu segera kamu akan mengetahui siapakah yang ada pada jalan yang lurus dan siapa yang mengikuti petunjuk dan
siapa yang tidak. (Thā Hā [20]:134-136).
Firman-Nya lagi:
وَ مَاۤ اَہۡلَکۡنَا مِنۡ
قَرۡیَۃٍ اِلَّا لَہَا مُنۡذِرُوۡنَ ﴿﴾٭ۖۛ ذِکۡرٰی ۟ۛ وَ مَا
کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan Kami
sekali-kali tidak membinasakan suatu
kota, melainkan telah ada baginya orang-orang
yang memberi peringatan, supaya
mereka mendapat peringatan dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim. (Asy-Syu’ara
[26]:209-210).
Ayat-ayat ini menunjuk
kepada suatu hukum Ilahi atau Sunnatullah,
bahwa hukuman (azab) tidak pernah ditimpakan Allah Swt. kepada suatu kaum
-- bagaimana pun tersesatnya mereka dari jalan Allah -- kecuali jika seorang nabi Allah lebih dahulu diutus
kepada mereka, tetapi jika mereka menolak
dan melawan Rasul Allah tersebut maka
mereka membuat diri mereka layak
menerima hukuman, berikut firman-Nya
kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ مَا کَانَ رَبُّکَ مُہۡلِکَ الۡقُرٰی حَتّٰی یَبۡعَثَ فِیۡۤ اُمِّہَا رَسُوۡلًا یَّتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ
اٰیٰتِنَا ۚ وَ مَا کُنَّا مُہۡلِکِی الۡقُرٰۤی
اِلَّا وَ اَہۡلُہَا ظٰلِمُوۡنَ﴿﴾
Dan Rabb (Tuhan) engkau sekali-kali tidak akan membinasakan
kota-kota hingga Dia membangkitkan
di ibu-kotanya seorang rasul yang membacakan
kepada mereka Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami,
dan Kami sekali-kali tidak akan
membinasakan kota-kota kecuali penduduknya
orang-orang zalim. (Al-Qashash [28]:60).
Di Akhir
Zaman ini, luar biasa sering dan menyeluruhnya bencana alam dalam bentuk kelaparan, peperangan, gempa bumi, dan
wabah selama lima atau enam dekade terakhir, hal tersebut membuktikan bahwa
Allah Swt. telah mengutus seorang Pembaharu Suci di zaman ini yakni Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) agar umat manusia tidak memiliki alasan (helah) untuk menyalahkan Allah Swt..
Sunnatullah Terhadap “Orang-orang
yang Bersyukur” dan
Orang-orang yang “Tidak
Bersyukur” kepada Allah Swt.
Pendek kata, Allah Swt.
benar-benar konsekwen dengan Sunnatullah
berikut ini terhadap orang-orang yang
bersyukur mau pun terhadap orang-orang
yang tidak bersyukur (kufur)
kepada-Nya, firman-Nya:
وَ اِذۡ تَاَذَّنَ رَبُّکُمۡ
لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ
وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ اِنَّ
عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿﴾
Dan ingatlah
ketika Rabb (Tuhan) engkau
mengumumkan: ”Jika
kamu benar-benar bersyukur niscaya akan
Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepada kamu, tetapi jika
kamu benar-benar tidak bersyukur
sesungguhnya azab-Ku sungguh
sangat keras.” (Ibrahim [14]:8).
Syukr (syukur) itu tiga macam: (1)
Dengan hati atau pikiran, yaitu dengan satu pengertian yang tepat dalam hati
mengenai manfaat yang diperolehnya; (2) Dengan lidah, yaitu dengan
memuji-muji, menyanjung atau memuliakan orang yang berbuat kebaikan; dan (3)
Dengan anggota-anggota badan, yaitu dengan membalas kebaikan yang diterima
setimpal dengan jasa itu.
Syukr bersitumpu pada lima dasar: (a)
kerendahan hati dari orang yang menyatakan syukur itu kepada dia yang kepadanya
syukur itu dinyatakan, (b) kecintaan terhadapnya; (c) pengakuan
mengenai jasa yang dia berikan, (d) sanjungan terhadapnya untuk itu; (e)
tidak mempergunakan jasa itu dengan cara yang ia (orang yang telah memberikannya)
tidak akan menyukainya. Itulah syukr dari pihak manusia.
Syukr dari pihak Allah Swt. ialah dengan mengampuni seseorang atau memujinya
atau merasa puas terhadapnya, berkemauan
baik untuknya atau senang kepadanya,
dan oleh karena itu Allah Swt. merasa perlu memberi imbalan atau mengganjarnya
(Lexicon Lane).
Kita hanya dapat benar-benar bersyukur kepada Allah Swt. bila kita mempergunakan segala pemberian-Nya dengan tepat sesuai dengan kehendak-Nya, yang dalam
istilah Al-Quran dinamakan “beriman dan beramal shaleh”, dan jaminan
Allah Swt. adalah bagi orang-orang yang bersyukur
kepada-Nya ۡ
لَاَزِیۡدَنَّکُم -- “niscaya akan
Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepada kamu.”
Tetapi jika manusia -- termasuk umat beragama -- tidak bersyukur kepada Allah Swt.
atau kufur nikmat اِنَّ عَذَابِیۡ
لَشَدِیۡدٌ
-- “sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat keras”, sesuai dengan firman-Nya berikut
ini:
مَا یَفۡعَلُ اللّٰہُ بِعَذَابِکُمۡ
اِنۡ شَکَرۡتُمۡ وَ اٰمَنۡتُمۡ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ شَاکِرًا عَلِیۡمًا ﴿﴾
Mengapa Allah akan mengazab kamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah
benar-benar Maha Menghargai, Maha
Mengetahui. (An-Nisa [4]:148).
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa bentuk rasa syukur dari pihak Allah Swt. terwujud
dalam pemberian ampun kepada hamba-hamba-Nya atau memujinya atau memandangnya dengan rasa puas,
menghargai atau mengaruniai, dan seterusnya tentu saja membalas atau mengganjar
amal-amal baiknya(Lexicon Lane).
Jawaban Allah Swt. Kepada Permohonan
Ahli Neraka
Tetapi jika dalam kenyataannya di Akhir Zaman ini berbagai bentuk azab
Ilahi terus menerus menimpa umat manusia secara umumnya -- tanpa membeda-bedakan bangsa dan agama
yang mereka anut (percayai) -- maka jawabannya adalah karena umumnya umat manusia
“tidak bersyukur” dan “tidak beriman” kepada Allah Swt. ketika Dia mengutus
kepada umat manusia di Akhir Zaman
ini seorang Rasul Allah yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh
semua umat beragama dengan nama yang berbeda-beda.
Dengan demikian benarlah pertanyaan Allah Swt.
kepada para penghuni neraka jahannam yang dikemukakan dalam firman-Nya berikut
ini:
وَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَہُمۡ نَارُ جَہَنَّمَ ۚ لَا یُقۡضٰی
عَلَیۡہِمۡ فَیَمُوۡتُوۡا وَ لَا
یُخَفَّفُ عَنۡہُمۡ مِّنۡ عَذَابِہَا ؕ
کَذٰلِکَ نَجۡزِیۡ کُلَّ کَفُوۡرٍ ﴿ۚ ﴾ وَ ہُمۡ یَصۡطَرِخُوۡنَ فِیۡہَا ۚ رَبَّنَاۤ
اَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَالِحًا غَیۡرَ الَّذِیۡ کُنَّا نَعۡمَلُ ؕ اَوَ لَمۡ نُعَمِّرۡکُمۡ مَّا یَتَذَکَّرُ فِیۡہِ مَنۡ
تَذَکَّرَ وَ جَآءَکُمُ النَّذِیۡرُ ؕ
فَذُوۡقُوۡا فَمَا لِلظّٰلِمِیۡنَ مِنۡ نَّصِیۡرٍ ﴿٪ ﴾
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Tidak
diputuskan atas mereka agar mereka mati dan tidak
diringankan bagi mereka azabnya.
Demikianlah Kami membalas setiap orang
yang tidak bersyukur. Dan di dalamnya mereka akan berteriak: “Wahai Rabb
(Tuhan) kami, keluarkanlah kami, kami akan beramal saleh berlainan
dengan apa yang selalu kami kerjakan.” Dia
berfirman: “Bukankah
Kami telah memberi kamu umur yang cukup panjang, untuk mengambil pelajaran bagi orang
yang hendak mengambil pelajaran di dalamnya? Dan telah datang kepada kamu seorang Pemberi peringatan. Maka rasakanlah azab ini, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim.” (Al-Fathīr
[35]37-38).
Sehubungan dengan hal tersebut Sunnatullah mengenai
keadaan “para terdakwa” di hadapan Allah Swt. ketika
mendapat pertanyaaan Allah Swt.
mengenai sikap penentangan mereka
terhadap para Rasul Allah yang diutus kepada mereka pasti akan kembali terulang lagi:
وَ یَوۡمَ یُنَادِیۡہِمۡ فَیَقُوۡلُ مَاذَاۤ اَجَبۡتُمُ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ فَعَمِیَتۡ عَلَیۡہِمُ الۡاَنۡۢبَآءُ یَوۡمَئِذٍ فَہُمۡ لَا یَتَسَآءَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan pada hari Dia akan memanggil mereka
maka Dia berfirman: ”Jawaban apakah yang kamu berikan kepada
rasul-rasul?” Tetapi pada hari
itu segala dalih menjadi
gelap atas mereka maka mereka tidak akan saling bertanya. (Al-Qashash
[28]:66-67).
Firman-Nya
lagi:
یَوۡمَ یَجۡمَعُ اللّٰہُ الرُّسُلَ فَیَقُوۡلُ مَا
ذَاۤ
اُجِبۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَا عِلۡمَ لَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ عَلَّامُ الۡغُیُوۡبِ﴿﴾
Ingatlah hari ketika Allah
mengumpulkan para rasul lalu Dia berfirman: ”Apakah jawaban yang
diberikan kaum kamu kepada
kamu?” Mereka akan berkata: “Tidak ada pengetahuan pada kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui yang gaib.” (Al-Māidah [5]:110).
Selanjutnya
Allah Swt. berfirman:
فَلَنَسۡـَٔلَنَّ الَّذِیۡنَ اُرۡسِلَ اِلَیۡہِمۡ وَ لَنَسۡـَٔلَنَّ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ۙ﴿﴾ فَلَنَقُصَّنَّ عَلَیۡہِمۡ بِعِلۡمٍ وَّ مَا کُنَّا غَآئِبِیۡنَ ﴿﴾
Maka pasti akan Kami tanyai
orang-orang yang kepada mereka rasul-rasul telah diutus dan pasti akan Kami tanyai pula rasul-rasul itu, lalu Kami pasti akan menceriterakan kepada mereka keadaan
mereka dengan sepengetahuan Kami
dan Kami sekali-kali tidak pernah
tidak hadir. (Al-A’rāf [7]:7-8).
Pertanyaan Para Malaikat Penjaga Neraka Jahannam &
Sambutan Para Malaikat Penjaga Surga
Bahkan para malaikat penjaga neraka jahannam pun akan menanyakan
hal yang sama kepada para calon penghuni neraka
jahannam di Akhirat, firman-Nya:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡۤا
اِلٰی جَہَنَّمَ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی اِذَا جَآءُوۡہَا فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَتۡلُوۡنَ
عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِ رَبِّکُمۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا ؕ
قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنۡ حَقَّتۡ کَلِمَۃُ الۡعَذَابِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ﴿﴾ قِیۡلَ ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ
جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَی الۡمُتَکَبِّرِیۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang kafir akan digiring ke Jahannam rombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya
dibukakan, dan penjaga-penjaganya
akan berkata kepada mereka: “Bukankah
telah datang kepada kamu rasul-rasul dari antaramu sendiri membacakan kepada
kamu Ayat-ayat Tuhan kamu, dan memberi
peringatan kepada-mu mengenai pertemuan pada hari kamu ini?” Mereka akan
berkata: “Ya benar, tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab
terhadap orang-orang kafir.” Akan
dikatakan: ”Masukilah pintu-pintu Jahannam, kamu akan
kekal di dalamnya”, maka sangat
buruk tempat tinggal orang-orang yang
sombong.” (Az-Zumar [39]:72-73).
Berbeda dengan sambutan para malaikat penjaga neraka Jahannam kepada para penentang Rasul Allah, selanjutnnya
Allah Swt. berfirman mengenai sambutan
para malaikat penjaga surga terhadap para calon penghuni surga -- yakni mereka
yang beriman kepada Rasul Allah yang
diutus kepada mereka serta membantu perjuangan sucinya – firman-Nya:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ
اِلَی الۡجَنَّۃِ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی
اِذَا جَآءُوۡہَا وَ فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا
سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ ﴿ ﴾
وَ قَالُوا
الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ
نَتَبَوَّاُ مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ ۚ فَنِعۡمَ اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿ ﴾
وَ تَرَی
الۡمَلٰٓئِکَۃَ حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ
الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ بِالۡحَقِّ وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ
الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan orang-orang yang bertakwa akan digiring
kepada Rabb (Tuhan) mereka ke dalam
surga berombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya
dibukakan, dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: ”Selamat sejahtera atas kamu,
dan berbahagialah kamu, maka masukilah
surga ini untuk selama-lamanya.” Dan
mereka berkata: ”Segala puji bagi Allah Yang
telah mengge-napi janji-Nya kepada kami dan telah
mewariskan kepada kami bumi, kami
akan bertempat tinggal di surga di mana pun kami menghendaki.” Maka
alangkah baiknya ganjaran orang-orang
yang beramal. Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan me-nyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka. Dan keputusan
akan diberikan di antara mereka dengan
adil, dan akan dikatakan: “Segala
puji bagi Allāh, Rabb (Tuhan) seluruh alam.” (Az-Zumar [39]:74-75).
Kata thibtum
dalam ayat وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ -- “penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: ”Selamat sejahtera atas kamu, dan berbahagialah
kamu,” dapat pula berarti “karena kamu menjalani kehidupan yang baik
dan suci-murni.”
Makna ayat وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ
یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِم -- “Dan
engkau akan melihat malaikat-malaikat
berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih
dengan menyanjungkan puji-pujian kepada
Rabb (Tuhan) mereka”, Sifat-sifat Allah Sat. akan menampakkan penjelmaan yang paling sempurna pada Hari Pembalasan dan para malaikat yang bertugas akan menyanyikan puji-pujian dan sanjungan kepada Dzat Yang
Maha Suci.
Atau, ayat ini dapat pula berarti
bahwa Keesaan Tuhan yang
diperjuangkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. akan berdiri mapan di Arabia, dan abdi-abdi Allah yang benar di dunia bersama-sama dengan para malaikat di seluruh langit, akan menyanjung puji-pujian kepada Allah Swt., Rabb (Tuhan) seluruh alam.
Kejadian tersebut akan kembali
terulang di Akhir Zaman ketika dalam rangka mewujudkan kejayaan Islam yang kedua
kali Allah Swt. membangkitkan lagi Nabi
Besar Muhammad saw. secara ruhani di
kalangan kaum “ākhirīna minhum” (QS.62:3-5),,
melalui perjuangan suci Rasul Akhir Zaman
(QS.61:10), firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ
رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ
اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ
ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa
yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata, Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
Itulah karunia
Allah, Dia menganugerahkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
Firman-Nya
lagi:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaff
[61]:10).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 24 Desember
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar