Minggu, 19 Januari 2014

Allah Swt. Tidak Pernah Mengazab Manusia Jika Mereka "Bersyukur dan Beriman" kepada Allah Swt. dan Rasul Allah yang Dijanjikan



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  126

Allah Swt. Tidak Pernah  Mengazab Manusia  Jika  Mereka “Bersyukur” dan “Beriman” Kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang Dijanjikan    

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam Akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai     alasan  mengapa sebelum azab Ilahi ditimpakan kepada manusia  Allah Swt. selalu terlebih dulu   mengutus Rasul-Nya, firman-Nya: 
وَ قَالُوۡا لَوۡ لَا یَاۡتِیۡنَا بِاٰیَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ ؕ اَوَ لَمۡ  تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ  مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی ﴿﴾  وَ لَوۡ اَنَّـاۤ  اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ قَبۡلِہٖ لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ  اَرۡسَلۡتَ  اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ  نَّذِلَّ  وَ  نَخۡزٰی  ﴿﴾ قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ  اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ  وَ مَنِ  اہۡتَدٰی ﴿﴾٪
Dan mereka berkata: "Mengapakah ia (Rasul) tidak mendatang­kan kepada kami suatu Tanda dari Rabb-nya (Tuhan-nya)?" Bukankah telah datang kepada mereka bukti yang jelas apa yang ada dalam lembaran-lembaran terdahulu?  Dan seandainya Kami membinasakan mereka dengan azab sebelum kedatangan Rasul ini  niscaya mereka akan berkata: "Ya Rabb (Tuhan) kami, me­ngapakah   Engkau tidak mengirimkan kepada kami seorang rasul supaya kami mengikuti Ayat-ayat Engkau sebelum kami direndahkan dan dihinakan?"  Katakanlah: "Setiap orang sedang menunggu maka kamu pun  tunggulah, lalu segera kamu akan mengetahui siapakah yang ada pada jalan yang lurus dan siapa yang mengikuti petunjuk dan siapa yang tidak. (Thā Hā [20]:134-136).
Firman-Nya lagi:
وَ مَاۤ  اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَرۡیَۃٍ  اِلَّا لَہَا مُنۡذِرُوۡنَ ﴿﴾٭ۖۛ  ذِکۡرٰی ۟ۛ وَ مَا کُنَّا ظٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Dan  Kami sekali-kali tidak  membinasakan suatu kota, melainkan telah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan,  supaya mereka mendapat peringatan dan Kami sekali-kali tidak berlaku zalim. (Asy-Syu’ara [26]:209-210).
      Ayat-ayat ini menunjuk kepada suatu hukum Ilahi  atau Sunnatullah,  bahwa hukuman (azab) tidak pernah ditimpakan Allah Swt. kepada  suatu kaum   -- bagaimana pun tersesatnya mereka dari jalan Allah  --  kecuali jika seorang nabi Allah lebih dahulu diutus kepada mereka,  tetapi jika mereka  menolak dan melawan Rasul Allah tersebut  maka mereka membuat diri mereka layak menerima hukuman, berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ مَا کَانَ رَبُّکَ مُہۡلِکَ الۡقُرٰی حَتّٰی یَبۡعَثَ فِیۡۤ  اُمِّہَا رَسُوۡلًا یَّتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِنَا ۚ وَ مَا کُنَّا مُہۡلِکِی الۡقُرٰۤی  اِلَّا وَ اَہۡلُہَا ظٰلِمُوۡنَ﴿﴾
Dan Rabb (Tuhan) engkau sekali-kali tidak akan membinasakan kota-kota hingga Dia membangkitkan di ibu-kotanya seorang rasul yang membacakan kepada mereka Ayat-ayat (Tanda-tanda) Kami, dan Kami sekali-kali tidak akan membinasakan kota-kota kecuali penduduknya orang-orang zalim. (Al-Qashash [28]:60). 
     Di Akhir Zaman ini, luar biasa sering dan menyeluruhnya bencana alam dalam bentuk kelaparan, peperangan, gempa bumi, dan wabah selama lima atau enam dekade terakhir, hal tersebut membuktikan bahwa Allah Swt. telah mengutus  seorang Pembaharu Suci di zaman ini yakni    Rasul Akhir Zaman (QS.61:10) agar umat manusia tidak memiliki alasan (helah) untuk menyalahkan Allah Swt..

Sunnatullah Terhadap “Orang-orang yang Bersyukur” dan
Orang-orang yang “Tidak Bersyukur” kepada Allah Swt.

     Pendek kata, Allah Swt. benar-benar konsekwen dengan Sunnatullah berikut ini terhadap orang-orang yang bersyukur mau pun terhadap orang-orang yang tidak bersyukur (kufur) kepada-Nya, firman-Nya:
وَ اِذۡ  تَاَذَّنَ  رَبُّکُمۡ  لَئِنۡ شَکَرۡتُمۡ لَاَزِیۡدَنَّکُمۡ  وَ لَئِنۡ کَفَرۡتُمۡ  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika Rabb (Tuhan) engkau mengumumkan:  ”Jika kamu benar-benar bersyukur niscaya  akan Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepada kamu, tetapi jika kamu benar-benar tidak bersyukur  sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat  keras.” (Ibrahim [14]:8).
      Syukr (syukur) itu tiga macam: (1) Dengan hati atau pikiran, yaitu dengan satu pengertian yang tepat dalam hati mengenai manfaat yang diperolehnya; (2) Dengan lidah, yaitu dengan memuji-muji, menyanjung atau memuliakan orang yang berbuat kebaikan; dan (3) Dengan anggota-anggota badan, yaitu dengan membalas kebaikan yang diterima setimpal dengan jasa itu.
    Syukr bersitumpu pada lima dasar: (a) kerendahan hati dari orang yang menyatakan syukur itu kepada dia yang kepadanya syukur itu dinyatakan, (b) kecintaan terhadapnya; (c) pengakuan mengenai jasa yang dia berikan, (d) sanjungan terhadapnya untuk itu; (e) tidak mempergunakan jasa itu dengan cara yang ia (orang yang telah memberikannya) tidak akan menyukainya. Itulah syukr dari pihak manusia.
     Syukr dari pihak Allah  Swt.  ialah dengan mengampuni seseorang atau memujinya atau merasa puas terhadapnya,  berkemauan baik untuknya atau senang kepadanya, dan oleh karena itu Allah Swt. merasa perlu memberi imbalan atau mengganjarnya (Lexicon Lane).
    Kita hanya dapat benar-benar bersyukur kepada  Allah Swt.  bila kita mempergunakan segala pemberian-Nya dengan tepat sesuai dengan kehendak-Nya,  yang dalam istilah Al-Quran   dinamakan “beriman dan beramal shaleh”,  dan  jaminan Allah Swt. adalah  bagi orang-orang yang bersyukur kepada-Nya  ۡ لَاَزِیۡدَنَّکُم   -- “niscaya  akan Ku-limpahkan lebih banyak karunia kepada kamu.
      Tetapi jika manusia  -- termasuk umat beragama --  tidak bersyukur kepada Allah Swt. atau    kufur nikmat  اِنَّ عَذَابِیۡ لَشَدِیۡدٌ  --  “sesungguhnya azab-Ku sungguh sangat  keras”, sesuai dengan firman-Nya berikut ini:
مَا یَفۡعَلُ اللّٰہُ بِعَذَابِکُمۡ  اِنۡ شَکَرۡتُمۡ وَ اٰمَنۡتُمۡ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ شَاکِرًا عَلِیۡمًا ﴿﴾
Mengapa Allah akan mengazab kamu jika kamu bersyukur dan beriman? Dan  Allah  benar-benar Maha Menghargai,  Maha Mengetahui. (An-Nisa [4]:148).
      Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya,  bahwa  bentuk rasa syukur dari pihak  Allah Swt.    terwujud dalam pemberian ampun kepada hamba-hamba-Nya atau memujinya atau memandangnya dengan rasa puas, menghargai atau mengaruniai, dan seterusnya tentu saja membalas atau mengganjar amal-amal baiknya(Lexicon Lane).

Jawaban Allah Swt. Kepada Permohonan Ahli Neraka

     Tetapi jika dalam kenyataannya di Akhir Zaman ini berbagai bentuk azab Ilahi terus menerus menimpa umat manusia secara umumnya  -- tanpa membeda-bedakan bangsa dan agama yang mereka anut  (percayai) --  maka jawabannya adalah karena umumnya umat manusia “tidak bersyukur” dan “tidak beriman” kepada Allah Swt. ketika Dia  mengutus kepada umat manusia di Akhir Zaman ini seorang Rasul Allah yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama dengan nama yang berbeda-beda.
      Dengan demikian benarlah  pertanyaan Allah Swt. kepada  para penghuni neraka jahannam yang dikemukakan dalam firman-Nya berikut ini:
وَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَہُمۡ نَارُ جَہَنَّمَ ۚ لَا یُقۡضٰی عَلَیۡہِمۡ  فَیَمُوۡتُوۡا وَ لَا یُخَفَّفُ عَنۡہُمۡ  مِّنۡ عَذَابِہَا ؕ کَذٰلِکَ  نَجۡزِیۡ  کُلَّ کَفُوۡرٍ ﴿ۚ ﴾  وَ ہُمۡ یَصۡطَرِخُوۡنَ فِیۡہَا ۚ رَبَّنَاۤ اَخۡرِجۡنَا نَعۡمَلۡ صَالِحًا غَیۡرَ الَّذِیۡ کُنَّا نَعۡمَلُ ؕ اَوَ لَمۡ  نُعَمِّرۡکُمۡ مَّا یَتَذَکَّرُ فِیۡہِ مَنۡ تَذَکَّرَ وَ جَآءَکُمُ  النَّذِیۡرُ ؕ فَذُوۡقُوۡا  فَمَا لِلظّٰلِمِیۡنَ  مِنۡ نَّصِیۡرٍ ﴿٪ ﴾
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahannam. Tidak diputuskan atas mereka agar mereka mati dan tidak diringankan bagi mereka  azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang tidak bersyukur. Dan di dalamnya mereka akan berteriak: “Wahai  Rabb (Tuhan) kami, keluarkanlah kami,  kami akan beramal saleh berlainan  dengan  apa yang selalu kami kerjakan.”  Dia  berfirman: Bukankah Kami telah memberi kamu umur yang cukup panjang, untuk mengambil pelajaran bagi orang yang hendak mengambil pelajaran di dalamnya? Dan telah datang kepada kamu seorang Pemberi peringatan. Maka rasakanlah azab ini, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim.” (Al-Fathīr [35]37-38).
      Sehubungan dengan hal tersebut Sunnatullah  mengenai  keadaan “para terdakwa” di hadapan Allah Swt. ketika mendapat pertanyaaan Allah Swt. mengenai  sikap penentangan mereka terhadap para  Rasul Allah yang diutus kepada mereka pasti akan kembali terulang lagi:
وَ یَوۡمَ یُنَادِیۡہِمۡ فَیَقُوۡلُ مَاذَاۤ  اَجَبۡتُمُ الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ فَعَمِیَتۡ عَلَیۡہِمُ الۡاَنۡۢبَآءُ یَوۡمَئِذٍ فَہُمۡ لَا  یَتَسَآءَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan pada hari Dia akan memanggil mereka maka Dia berfirman:  Jawaban apakah yang kamu berikan kepada rasul-rasul?”  Tetapi pada hari  itu   segala dalih menjadi gelap atas mereka maka mereka tidak akan saling bertanya. (Al-Qashash [28]:66-67).
Firman-Nya lagi:
یَوۡمَ یَجۡمَعُ اللّٰہُ الرُّسُلَ فَیَقُوۡلُ مَا ذَاۤ اُجِبۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَا عِلۡمَ  لَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ عَلَّامُ  الۡغُیُوۡبِ﴿﴾
Ingatlah hari ketika Allah  mengumpulkan para rasul lalu Dia berfirman: ”Apakah  jawaban   yang  diberikan kaum kamu kepada kamu?” Mereka akan berkata: “Tidak  ada pengetahuan pada kami, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui yang gaib.”  (Al-Māidah [5]:110).
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
فَلَنَسۡـَٔلَنَّ الَّذِیۡنَ اُرۡسِلَ اِلَیۡہِمۡ وَ لَنَسۡـَٔلَنَّ  الۡمُرۡسَلِیۡنَ ۙ﴿﴾  فَلَنَقُصَّنَّ عَلَیۡہِمۡ بِعِلۡمٍ  وَّ مَا کُنَّا غَآئِبِیۡنَ ﴿﴾
Maka pasti akan Kami tanyai orang-orang yang kepada mereka rasul-rasul telah diutus dan pasti  akan  Kami tanyai pula rasul-rasul itu, lalu Kami pasti akan   menceriterakan kepada mereka keadaan mereka dengan sepengetahuan Kami dan Kami sekali-kali  tidak pernah  tidak hadir. (Al-A’rāf [7]:7-8).

Pertanyaan Para Malaikat Penjaga Neraka Jahannam  &
Sambutan Para Malaikat Penjaga Surga

     Bahkan para malaikat penjaga neraka jahannam pun akan menanyakan hal yang sama kepada para calon penghuni neraka jahannam di Akhirat, firman-Nya:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡۤا اِلٰی جَہَنَّمَ  زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی  اِذَا جَآءُوۡہَا فُتِحَتۡ  اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَتۡلُوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِ رَبِّکُمۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنۡ حَقَّتۡ کَلِمَۃُ الۡعَذَابِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ﴿﴾ قِیۡلَ  ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَی الۡمُتَکَبِّرِیۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang kafir  akan digiring ke Jahannam  rombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya dibukakan, dan penjaga-penjaganya akan berkata kepada mereka: “Bukankah telah datang kepada kamu rasul-rasul dari antaramu sendiri membacakan kepada kamu Ayat-ayat Tuhan kamu, dan memberi peringatan kepada-mu mengenai pertemuan pada hari kamu ini?” Mereka akan berkata: “Ya benar, tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap  orang-orang kafir.  Akan dikatakan:  Masukilah pintu-pintu Jahannam, kamu akan kekal di dalamnya”, maka sangat buruk tempat tinggal orang-orang yang  sombong.” (Az-Zumar [39]:72-73).
  Berbeda dengan sambutan  para malaikat penjaga neraka Jahannam kepada para penentang Rasul Allah, selanjutnnya Allah Swt. berfirman mengenai sambutan  para malaikat penjaga surga terhadap para calon penghuni surga   -- yakni mereka yang beriman kepada Rasul Allah yang diutus kepada mereka  serta membantu perjuangan sucinya – firman-Nya:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ  اِلَی الۡجَنَّۃِ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی  اِذَا جَآءُوۡہَا وَ فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ ﴿ ﴾ وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ ۚ فَنِعۡمَ  اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿ ﴾ وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ  حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ  بِالۡحَقِّ وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan orang-orang yang bertakwa akan  digiring kepada Rabb (Tuhan) mereka ke dalam surga berombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya  dibukakan, dan penjaga-penjaganya   berkata kepada mereka: Selamat sejahtera atas kamu,  dan berbahagialah kamu,  maka masukilah surga ini untuk selama-lamanya.  Dan mereka  berkata:  Segala puji bagi Allah  Yang telah mengge-napi janji-Nya  kepada kami  dan telah mewariskan kepada kami bumi, kami akan bertempat tinggal di surga di mana pun kami menghendaki.” Maka alangkah baiknya ganjaran orang-orang yang beramal.   Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan me-nyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka.  Dan keputusan akan  diberikan di antara mereka dengan adil, dan akan dikatakan: “Segala puji bagi Allāh, Rabb (Tuhan) seluruh alam.” (Az-Zumar [39]:74-75).
    Kata thibtum dalam ayat وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ  -- “penjaga-penjaganya berkata kepada mereka:  Selamat sejahtera atas kamu,  dan berbahagialah kamu,” dapat pula berarti  karena kamu menjalani kehidupan yang baik dan suci-murni.”
     Makna ayat  وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ  حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِم  -- “Dan engkau akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan menyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka”, Sifat-sifat Allah Sat. akan menampakkan penjelmaan yang paling sempurna pada Hari Pembalasan dan para malaikat yang bertugas akan menyanyikan puji-pujian dan sanjungan kepada Dzat Yang Maha Suci.
    Atau, ayat ini dapat pula berarti bahwa Keesaan Tuhan yang diperjuangkan oleh Nabi Besar Muhammad saw. akan berdiri mapan di Arabia, dan abdi-abdi Allah yang benar di dunia bersama-sama dengan para malaikat di seluruh langit, akan menyanjung puji-pujian kepada  Allah Swt., Rabb (Tuhan) seluruh alam.
      Kejadian tersebut akan kembali terulang di Akhir Zaman ketika  dalam rangka mewujudkan kejayaan Islam  yang kedua kali  Allah Swt. membangkitkan lagi Nabi Besar Muhammad saw. secara ruhani di kalangan kaum “ākhirīna minhum” (QS.62:3-5),, melalui perjuangan suci Rasul Akhir Zaman (QS.61:10), firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.   Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
Firman-Nya lagi:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   24 Desember    2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar