Senin, 27 Januari 2014

Allah Swt. Telah dan Akan Menghukum Para Pembuat "Parit Api" yang Tidak Bertaubat dari Kezaliman Mereka



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  139

    Allah Swt. Telah dan Akan Menghukum Para Pembuat “Parit Api yang Tidak Bertaubat dari Kezaliman Mereka 

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

P
ada  akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai     nubuatan-nubuatan tentang Nabi Besar Muhammad Saw. dalam Kitab-kitab Suci terdahulu, dalam firman-Nya:
اَفَمَنۡ کَانَ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ وَ یَتۡلُوۡہُ شَاہِدٌ مِّنۡہُ وَ مِنۡ قَبۡلِہٖ  کِتٰبُ مُوۡسٰۤی اِمَامًا وَّ  رَحۡمَۃً ؕ اُولٰٓئِکَ یُؤۡمِنُوۡنَ بِہٖ ؕ وَ مَنۡ یَّکۡفُرۡ بِہٖ مِنَ الۡاَحۡزَابِ فَالنَّارُ مَوۡعِدُہٗ ۚ فَلَا تَکُ فِیۡ مِرۡیَۃٍ  مِّنۡہُ ٭ اِنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ  النَّاسِ لَا  یُؤۡمِنُوۡنَ﴿﴾
Maka  apakah orang yang berdiri atas dalil yang nyata dari Rabb-nya (Tuhan-nya) dan  ia akan disusul pula oleh seorang saksi dari-Nya untuk membuktikan kebenarannya, dan yang sebelumnya telah didahului oleh Kitab Musa sebagai penyuluh dan rahmat, dapat dikatakan seorang penipu?  Mereka itu beriman kepadanya, dan barangsiapa dari golongan  itu kafir kepadanya maka Api akan menjadi tempat yang dijanjikan baginya.  Karena itu  janganlah engkau ragu-ragu mengenainya, sesungguhnya itu adalah haq (kebenaran) dari Rabb (Tuhan) engkau  tetapi ke-banyakan manusia tidak beriman. (Hūd [11]:18). 

 Misal  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. atau Imam Mahdi a.s.

    Kata-kata وَ مِنۡ قَبۡلِہٖ  کِتٰبُ مُوۡسٰۤی اِمَامًا وَّ  رَحۡمَۃً  --  “dan yang sebelumnya telah didahului oleh Kitab Musa sebagai penyuluh dan rahmat”  menunjuk kepada nubuatan-nubuatan yang terdapat dalam Bible tentang   Nabi yang  seperti Musa  yakni Nabi Besar Muhammad saw.  (QS.26:193-198; QS.46:11; Ulangan 18:18 & 33:2; Yesaya 21:13-17;  Amtsal Solaiman 1:5-6;  Habakuk 3:7;  Matius 21:42-45; ,Yahya 16:12-14.
     Dengan demikian  ayat اَفَمَنۡ کَانَ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ وَ یَتۡلُوۡہُ شَاہِدٌ مِّنۡہُ  -- “Maka  apakah orang yang berdiri atas dalil yang nyata dari Rabb-nya (Tuhan-nya) dan  ia akan disusul pula oleh seorang saksi dari-Nya  mengandung arti bahwa Al-Masih Mau’ud a.s.  – yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau misal Nabi Isa ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) --  akan memberi kesaksian akan kebenaran Nabi Besar Muhammad saw.   dengan uraian-uraian, tabligh-tabligh, dan tulisan-tulisan beliau dan dengan Tanda-tanda dan berbagai mukjizat yang akan ditampakkan Allah Swt. di tangan beliau.
      Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman  akan memberikan kesaksian pula dalam arti,  bahwa dalam wujud beliau  maka nubuatan Nabi Besar Muhammad saw. sendiri tentang kedatangan  Imam Mahdi a.s. dan Al-Masih Mau’ud a.s.  di Akhir Zaman  ini telah memberi kesaksian akan kebenaran pendakwaan atau  nubuatan beliau saw..
      Mengenai Imam Mahdi a.s. dan Al-Masih  Mau’ud a.s. atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) tersebut,  Nabi Besar Muhammad saw. menjelaskan makna “dua sebutan” tersebut, yaitu:  Lā mahdiy illā  ‘Isa   --  terjemahan harfiyahnya adalah “Tidak ada Mahdi kecuali Isa”, sedangkan maknanya adalah bahwa   Imam Mahdi dan Isa Al-Masih Akhir Zaman atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.    (Al-Masih Mau’ud a.s.)  orangnya sama, adapun penyebutan dua nama yang berbeda tersebut  menerangkan dua tugas besar yang  dilakukan Rasul Akhir Zaman tersebut.
        Ada pun kedua tugas besar Rasul Akhir Zaman tersebut adalah: (1)   Sebagai Imam Mahdi a.s. beliau  akan menjadi Hakim yang adil guna melakukan perbaikan dan menyelesaikan berbagai pertentangan pendapat  di  di kalangan intern  Umat Islam, (2) Sebagai Al-Masih Mau’ud a.s. beliau akan menyeru  semua umat beragama lainnya kepada Islam hakiki  sebagaimana yang difahami dan diamalkan oleh Nabi Besar Muhammad saw..
   Dengan demikian jelaslah, bahwa   Nabi Besar Muhammad saw. dan  Al-Masih Mau’ud a.s.   itu bersama-sama merupakan syāhid dan masyhūd, firman-Nya: 
وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ ۙ﴿﴾  وَ شَاہِدٍ وَّ مَشۡہُوۡدٍ ؕ﴿﴾
Dan demi Hari yang dijanjikan,  dan demi saksi  dan yang disaksikan, (Al-Burūj [85]:3-4).

Hadits-hadits tentang Imam Mahdi a.s.

      Berikut  ini beberapa hadits tentang  kedatangan Imam Mahdi a.s.   – yang juga sebagai Al-Masih Mau’ud a.s.     yang  akan mewujudkan kejayaan Islam   kedua kali di Akhir Zaman ini  dengan cara-cara damai (QS.61:10):
      a. Dari Ali Karramallahu wajhahu di riwayat secara marfu': ''Seandainya hari kiamat tinggal sehari lagi, maka pasti Allah akan mengirimkan seorang lelaki dari kalangan keluargaku (Ahlu Bait). Dia akan mengisi dunia dengan keadilan seperti dosa yang telah memenuhi dunia.'' HR Abu Daud dalam Sunannya (4/474) hadis 4283; hadits riwayat Ahmad dalam Musnadnya (1/99)  dengan sanad yang Hasan. 
      b. Dari Ummul Salamah r.a.  diriwayatkan secara marfu' Rasulullah saw. bersabda:  Al-Mahdi dari garis keturunanku dari anak cucu Fatimah.''  HR Abu Daud dalam Sunannya (4/474) hadis 4284; hadis riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya(2/1368 hadits 4086).
      c. Dari Ali Karramallahu wajhahu di riwayat secara marfu', ''Al-Mahdi dari garis keturunan kami, Ahlu Bait, pada suatu malam Allah menjadikan alam ini menjadi baik.” Hadits riwayat Ibnu Majah dalam Musnadnya (2/1367 hadis 4085), HR riwayat Ahmad dalam Musnadnya (1/84), dan Abu Ya'la dalam Musnadnya (1/259 hadits 465).  
    d. Dari Saad r.a. diriwayatkan secara marfu': ''Al-Mahdi berasal dari garis keturunanku, keningnya lebar, hidungnya mancung, Dia mengisi dunia dengan keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dosa dan kezaliman, ia berkuasa selama tujuh tahun.'' HR Abu Daud dalam sunannya, (4/475, hadits 4285; HR Ahmad dalam musnadnya(3/17).
      e. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah (upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka ayat:  “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” (QS. An Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155).
       f.      Dari Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengatakan: “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156).
      g. “Apa bila kamu melihatnya (Imam Mahdi), maka kamu baiat  kepadanya, walaupun harus merangkak ke gunung salju  karena dia  adalah Khalifah Allah al Mahdi. (Sunan Ibn Majjah,  Kitabul Fitan, hadits no. 4048).
       Hadits-hadits berkenaan kedatangan Imam Mahdi a.s. -- yang berasal dari kalangan Ahli Bait Nabi Besar Muhammad saw.  tersebut  --  dengan sangat telak membatalkan kekeliruan pendapat umumnya umat Islam di Akhir Zaman  ini  mengenai  sabda Nabi Besar Muhamad saw. tentang kedatangan  lagi Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di   Akhir Zaman, bahwa beliau adalah   Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili, padahal sabda beliau saw.: Lā mahdiy illā  ‘Isa   (Tidak ada Mahdi kecuali Isa) bahwa Imam Mahdi  a.s. atau  pun misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58), berasal dari “ahli bait” Nabi Besar Muhammad saw., karena menurut Al-Quran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah Rasul Allah yang diutus hanya untuk Bani Israil saja (QS.3:46:50; QS.43:60; QS.61:7).

 Perlawanan Zalim dari Para Penentang Rasul Allah  Pembuat   Parit Api

    Namun sudah merupakan Sunnatullah, sebagaimana ketika Nabi Besar Muhammad saw. mendakwakan diri  sebagai Rasul Allah  bagi seluruh umat manusia (QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34:29)  mendapat perlawanan dan kezaliman yang sangat hebat dari  berbagai fihak   -- terutama dari kalangan orang-orang musyrik dam golongan Ahli Kitab (QS.98:1-7), maka hal yang sama menimpa Al-Masih Mau’ud a.s. dan para pengikutnya (Jemaat Ahmadiyah).
      Mengisyaratkan kepada Sunnatullah  berupa munculnya perlawanan dahsyat dan zalim dari  para penentang Rasul Allah itulah  firman Allah Swt. selanjutnya: 
قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ ۙ﴿﴾  النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ ۙ﴿﴾  اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ ۙ﴿﴾  وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ  ؕ﴿﴾
Binasalah para pemilik parit,  yaitu api yang dinyalakan dengan bahan bakar. Ketika mereka duduk  di sekitarnya,   dan mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang beriman. (Al-Burūj [85]:5-8).
  Menurut sebagian ahli tafsir Al-Quran, ayat ini dianggap menunjuk kepada pembakaran sampai mati beberapa orang Kristen oleh raja Yahudi, Dzu Nawas, dari Yaman.  Menurut sebagian lain, ayat ini mengisyaratkan kepada peristiwa pelemparan beberapa pemimpin Bani Israil ke dalam tanur-tanur (tungku-tungku) yang sedang menyala-nyala, dilakukan oleh Raja Nebukadnezar dari Babil (Daniel 3:19-22).
  Ayat ini lebih tepat dapat ditujukan kepada musuh-musuh kebenaran yang di masa setiap Mushlih Rabbani (Rasul Allah) yang  menentang keras dan menganiaya orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.15:11-14; QS.36:31-33; 43:7-9) , sebagai realisasi ancaman Iblis yang dikemukakan kepada Allah Swt. berkenaan dengan  Adam (Khalifah Allah) dan para pengikutnya (QS.7:12-19; QS.17:61-66).

Para Pembuat “Parit Api” di Akhir Zaman  

   Ayat ini tidaklah dimaksudkan di sini untuk menunjuk kepada suatu kejadian di masa lampau yang kebenarannya meragukan. Dalam ayat ke-3 Allah Swt.  bersumpah dengan “Hari yang dijanjikan”. Dalam ayat ini dan dalam beberapa ayat berikutnya, nampaknya diisyaratkan bahwa para pengikut Al-Masih Mau’ud  a.s. pun – yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah  --  harus menghadapi kesulitan-kesulitan berat pada “hari yang besar” itu.
 Ayat  ۙ اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ  -- “Ketika mereka duduk  di sekitarnya”, dalam ayat 5-9 disebutkan mengenai musuh-musuh kebenaran yang menyalakan api penganiayaan terhadap orang-orang beriman yang bertakwa  di tiap kurun zaman serta membiarkan “api penentangan” tersebut  tetap bernyala. Kesudahan mereka dinubuatkan dalam ayat 11.
  Ayat selanjutnya  وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ     -- “dan mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang beriman.” Yakni musuh-musuh kebenaran yang menentang para Rasul Allah dan para pengikutnya tersebut mengetahui dalam lubuk hati mereka bahwa perlawanan dari pihak mereka itu kejam dan tidak dapat dibenarkan dan bahwa korban sasaran penganiayaan mereka itu tidak berdosa.
  Satu-satunya “kesalahan”   orang-orang beriman tersebut menurut para penentang Rasul Allah adalah   karena mereka telah beriman kepada Tauhid Ilahi  dan melakukan penyembahan (ibadah)   kepada Allah Swt.  dengan tulus-ikhlas dan lurus  yang diajarkan Bayyinah  (bukti yang nyata) yakni Rasul Allah  tersebut (QS.98:1-6), firman-Nya:
وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ  اِلَّاۤ  اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ  الۡحَمِیۡدِ ۙ﴿﴾  الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ اللّٰہُ  عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ ؕ﴿﴾
Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam terhadap mereka itu melainkan hanya karena mereka beriman kepada Allah   Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji, Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi, dan Allah menjadi Saksi atas segala sesuatu. (Al-Burūj [85]:9-10).
     Ayat tersebut  penuh dengan perasaan pilu hati yang amat sangat. Ayat ini menanyakan:  Apakah kebenaran keimanan kepada Allah Swt.  yang diajarkan oleh Rasul Allah   itu seakan-akan merupakan perbuatan yang sangat jahat, sehingga para penganutnya harus diperlakukan sekejam itu?

Ancaman Allah Swt. kepada Para Pembuat “Parit Api

     Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ancaman terhadap para pembuat “parit api” tersebut:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ فَتَنُوا الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ  لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ وَ لَہُمۡ عَذَابُ الۡحَرِیۡقِ ﴿ؕ﴾  اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ الۡفَوۡزُ الۡکَبِیۡرُ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa orang-orang beriman  laki-laki dan perempuan  kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab yang membakar.  Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, yang demikian itu merupakan keberhasilan besar. (Al-Burūj [85]:11-13).
      Pernyataan keras  Allah Swt. dalam ayat tersebut  mengenai  para pelaku kezaliman terhadap orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah tersebut   memiliki persamaan dengan pernyataan keras dalam firman-Nya berikut ini:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ فِیۡ  نَارِ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ شَرُّ الۡبَرِیَّۃِ ؕ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang  kafir dari antara Ahlikitab dan orang-orang musyrik akan berada dalam Api Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itulah seburuk-buruk makhluk. (Al-Bayyinah [98]:7).
      Demikian pula halnya mengenai  orang-orang yang beriman  kepada Rasul Allah  -- yang menjadi “objek kezaliman” mereka --      Allah Swt. menyebut   orang-orang yang mendapat  karunia petunjuk dari Allah Swt.   – yang “wajahnya putih (QS.3:107-108) --  tersebut sebagai “khayrul- bariyyah” (sebaik-baik makhluk), firman-Nya:   
اِنَّ  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ خَیۡرُ الۡبَرِیَّۃِ ؕ﴿﴾ جَزَآؤُہُمۡ عِنۡدَ  رَبِّہِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَاۤ  اَبَدًا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ  عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّہٗ ٪﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itu sebaik-baik makhluk.   Ganjaran mereka ada di sisi  Rabb (Tuhan mereka),  kebun-kebun abadi, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah ridha ke pada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah balasan bagi orang yang takut kepada  Rabb-nya (Tuhan-nya). (Al-Bayyinah [98]:7).
       Melanjutnya ancaman-Nya kepada para  pembuat “parit api”  tersebut Allah Swt. berfirman:
اِنَّ بَطۡشَ رَبِّکَ لَشَدِیۡدٌ ﴿ؕ﴾  اِنَّہٗ  ہُوَ  یُبۡدِئُ وَ یُعِیۡدُ ﴿ۚ﴾  وَ ہُوَ الۡغَفُوۡرُ الۡوَدُوۡدُ ﴿ۙ﴾  ذُو الۡعَرۡشِ الۡمَجِیۡدُ ﴿ۙ﴾   فَعَّالٌ لِّمَا یُرِیۡدُ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya  cengkraman Rabb (Tuhan) engkau sangat keras.   Sesungguhnya Dia-lah  Yang memulai penciptaan dan meng-ulanginya. Dan Dia Maha Pengampun, Maha Pencinta.   Pemilik ‘Arasy, Yang Maha Mulia,   Yang melakukan apa yang Dia kehendaki. (Al-Burūj [85]:13-17).
  Allah  Swt.  menghukum orang-orang yang berlaku zalim terhadap orang-orang yang beriman  kepada Rasul Allah di dunia dan juga di akhirat --  termasuk di Akhir Zaman ini --  kecuali mereka bertaubat dari kezaliman mereka.

(Bersambung)


Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   5 Januari      2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar