بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
139
Allah
Swt. Telah dan Akan Menghukum Para
Pembuat “Parit Api” yang Tidak
Bertaubat dari Kezaliman Mereka
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
P
|
ada akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai nubuatan-nubuatan tentang Nabi Besar Muhammad Saw. dalam Kitab-kitab Suci terdahulu, dalam
firman-Nya:
اَفَمَنۡ کَانَ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ وَ یَتۡلُوۡہُ شَاہِدٌ
مِّنۡہُ وَ مِنۡ قَبۡلِہٖ کِتٰبُ مُوۡسٰۤی
اِمَامًا وَّ رَحۡمَۃً ؕ اُولٰٓئِکَ
یُؤۡمِنُوۡنَ بِہٖ ؕ وَ مَنۡ یَّکۡفُرۡ بِہٖ مِنَ الۡاَحۡزَابِ فَالنَّارُ
مَوۡعِدُہٗ ۚ فَلَا تَکُ فِیۡ مِرۡیَۃٍ
مِّنۡہُ ٭ اِنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا
یُؤۡمِنُوۡنَ﴿﴾
Maka apakah orang yang berdiri atas
dalil yang nyata dari Rabb-nya (Tuhan-nya) dan ia
akan disusul pula oleh seorang saksi dari-Nya untuk membuktikan
kebenarannya, dan yang sebelumnya
telah didahului oleh Kitab Musa sebagai penyuluh dan rahmat, dapat
dikatakan seorang penipu? Mereka
itu beriman kepadanya, dan barangsiapa
dari golongan itu kafir kepadanya
maka Api akan menjadi tempat yang
dijanjikan baginya. Karena
itu janganlah
engkau ragu-ragu mengenainya, sesungguhnya itu adalah haq (kebenaran) dari
Rabb (Tuhan) engkau tetapi ke-banyakan manusia tidak beriman. (Hūd
[11]:18).
Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. atau Imam Mahdi a.s.
Kata-kata وَ مِنۡ قَبۡلِہٖ کِتٰبُ مُوۡسٰۤی
اِمَامًا وَّ رَحۡمَۃً -- “dan yang sebelumnya telah didahului oleh Kitab Musa sebagai penyuluh dan rahmat” menunjuk kepada nubuatan-nubuatan yang terdapat dalam Bible tentang “Nabi
yang seperti Musa” yakni Nabi Besar Muhammad saw. (QS.26:193-198; QS.46:11; Ulangan
18:18 & 33:2; Yesaya 21:13-17; Amtsal
Solaiman 1:5-6; Habakuk
3:7; Matius 21:42-45; ,Yahya
16:12-14.
Dengan demikian ayat اَفَمَنۡ کَانَ عَلٰی بَیِّنَۃٍ مِّنۡ
رَّبِّہٖ وَ یَتۡلُوۡہُ شَاہِدٌ مِّنۡہُ -- “Maka apakah orang yang berdiri atas
dalil yang nyata dari Rabb-nya (Tuhan-nya) dan ia
akan disusul pula oleh seorang saksi dari-Nya” mengandung arti bahwa Al-Masih Mau’ud a.s. – yakni
Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau misal Nabi Isa ibnu Maryam a.s.
(QS.43:58) -- akan
memberi kesaksian akan kebenaran Nabi Besar Muhammad saw. dengan uraian-uraian, tabligh-tabligh,
dan tulisan-tulisan beliau dan dengan
Tanda-tanda dan berbagai mukjizat yang akan ditampakkan Allah Swt. di tangan beliau.
Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman akan memberikan kesaksian pula dalam arti, bahwa dalam wujud beliau maka nubuatan Nabi Besar Muhammad saw.
sendiri tentang kedatangan Imam Mahdi a.s. dan Al-Masih Mau’ud a.s. di Akhir Zaman ini telah memberi kesaksian akan kebenaran pendakwaan atau nubuatan
beliau saw..
Mengenai Imam Mahdi a.s. dan Al-Masih Mau’ud a.s. atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58) tersebut, Nabi Besar Muhammad saw. menjelaskan makna
“dua sebutan” tersebut, yaitu: Lā mahdiy illā ‘Isa
-- terjemahan harfiyahnya adalah
“Tidak ada Mahdi kecuali Isa”,
sedangkan maknanya adalah bahwa Imam
Mahdi dan Isa Al-Masih Akhir Zaman
atau misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Al-Masih Mau’ud a.s.) orangnya
sama, adapun penyebutan dua nama
yang berbeda tersebut menerangkan dua tugas besar yang dilakukan Rasul
Akhir Zaman tersebut.
Ada pun kedua tugas besar Rasul Akhir Zaman tersebut adalah:
(1) Sebagai Imam Mahdi a.s. beliau akan menjadi Hakim yang adil guna melakukan perbaikan
dan menyelesaikan berbagai pertentangan
pendapat di di kalangan intern Umat Islam, (2)
Sebagai Al-Masih Mau’ud a.s. beliau
akan menyeru semua umat
beragama lainnya kepada Islam hakiki sebagaimana yang difahami dan diamalkan
oleh Nabi Besar Muhammad saw..
Dengan
demikian jelaslah, bahwa Nabi
Besar Muhammad saw. dan Al-Masih Mau’ud a.s. itu
bersama-sama merupakan syāhid dan masyhūd, firman-Nya:
وَ الۡیَوۡمِ الۡمَوۡعُوۡدِ ۙ﴿﴾ وَ شَاہِدٍ وَّ
مَشۡہُوۡدٍ ؕ﴿﴾
Dan demi Hari yang dijanjikan, dan demi
saksi dan yang disaksikan, (Al-Burūj [85]:3-4).
Hadits-hadits tentang Imam Mahdi a.s.
Berikut ini beberapa hadits tentang kedatangan Imam Mahdi a.s. – yang juga
sebagai Al-Masih Mau’ud a.s. – yang akan mewujudkan kejayaan Islam kedua kali di Akhir Zaman ini dengan
cara-cara damai (QS.61:10):
a. Dari Ali Karramallahu wajhahu di
riwayat secara marfu': ''Seandainya hari
kiamat tinggal sehari lagi, maka pasti Allah akan mengirimkan seorang lelaki
dari kalangan keluargaku (Ahlu Bait). Dia akan mengisi dunia dengan keadilan
seperti dosa yang telah memenuhi dunia.'' HR Abu Daud dalam Sunannya
(4/474) hadis 4283; hadits riwayat Ahmad dalam Musnadnya (1/99)
dengan sanad yang Hasan.
b. Dari Ummul Salamah r.a. diriwayatkan secara marfu' Rasulullah saw.
bersabda: “Al-Mahdi dari garis keturunanku dari anak cucu Fatimah.'' HR
Abu Daud
dalam Sunannya (4/474) hadis 4284; hadis riwayat Ibnu Majah dalam
Sunannya(2/1368 hadits 4086).
c. Dari Ali Karramallahu wajhahu di
riwayat secara marfu', ''Al-Mahdi dari
garis keturunan kami, Ahlu Bait, pada suatu malam Allah menjadikan alam ini
menjadi baik.” Hadits riwayat Ibnu Majah dalam Musnadnya (2/1367 hadis
4085), HR riwayat Ahmad dalam Musnadnya (1/84), dan Abu Ya'la dalam Musnadnya
(1/259 hadits 465).
d. Dari Saad r.a. diriwayatkan secara
marfu': ''Al-Mahdi berasal dari garis
keturunanku, keningnya lebar, hidungnya mancung, Dia mengisi dunia dengan
keadilan sebagaimana bumi pernah dipenuhi dosa dan kezaliman, ia berkuasa
selama tujuh tahun.'' HR Abu Daud dalam sunannya, (4/475,
hadits 4285; HR Ahmad dalam musnadnya(3/17).
e. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya.
Sebentar lagi Isa bin Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim
yang adil. Beliau akan menghancurkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah
(upeti), harta semakin banyak dan semakin berkah sampai seseorang tidak ada
yang menerima harta itu lagi (sebagai sedekah, pen), dan sujud seseorang lebih
disukai daripada dunia dan seisinya.” Abu Hurairah lalu mengatakan, “Bacalah jika kalian suka ayat:
“Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya
(Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi
terhadap mereka.” (QS. An Nisa’: 159)” (HR. Bukhari no. 3448 dan Muslim no. 155).
f. Dari
Jabir bin ‘Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku
yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari
kiamat.” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun mengatakan: “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi.
Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat
bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin
bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR.
Muslim
no. 156).
g. “Apa bila kamu melihatnya (Imam Mahdi), maka kamu baiat kepadanya, walaupun harus merangkak ke gunung salju karena dia adalah Khalifah Allah al Mahdi.
(Sunan Ibn Majjah, Kitabul Fitan, hadits no. 4048).
Hadits-hadits berkenaan kedatangan Imam Mahdi a.s. -- yang berasal dari
kalangan Ahli Bait Nabi Besar
Muhammad saw. tersebut --
dengan sangat telak membatalkan
kekeliruan pendapat umumnya umat Islam di Akhir Zaman ini mengenai
sabda Nabi Besar Muhamad saw. tentang kedatangan lagi Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir
Zaman, bahwa beliau adalah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israili, padahal sabda beliau saw.:
Lā mahdiy illā ‘Isa
(Tidak ada Mahdi kecuali Isa) bahwa Imam
Mahdi a.s. atau pun misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.43:58), berasal dari “ahli bait” Nabi Besar Muhammad saw.,
karena menurut Al-Quran Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. adalah Rasul Allah yang diutus hanya untuk Bani Israil saja (QS.3:46:50; QS.43:60; QS.61:7).
Perlawanan Zalim
dari Para Penentang Rasul Allah Pembuat “Parit
Api”
Namun sudah merupakan Sunnatullah, sebagaimana ketika Nabi
Besar Muhammad saw. mendakwakan diri sebagai Rasul
Allah bagi seluruh umat manusia (QS.7:159; QS.21:108;
QS.25:2; QS.34:29) mendapat perlawanan dan kezaliman yang sangat hebat dari
berbagai fihak -- terutama dari
kalangan orang-orang musyrik dam
golongan Ahli Kitab (QS.98:1-7), maka
hal yang sama menimpa Al-Masih Mau’ud
a.s. dan para pengikutnya (Jemaat
Ahmadiyah).
Mengisyaratkan kepada Sunnatullah berupa munculnya perlawanan dahsyat dan zalim dari para penentang Rasul Allah itulah firman Allah Swt. selanjutnya:
قُتِلَ اَصۡحٰبُ الۡاُخۡدُوۡدِ ۙ﴿﴾ النَّارِ ذَاتِ الۡوَقُوۡدِ ۙ﴿﴾ اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ ۙ﴿﴾ وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا
یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ
ؕ﴿﴾
Binasalah para pemilik parit, yaitu
api yang dinyalakan dengan bahan bakar. Ketika mereka
duduk di sekitarnya, dan
mereka menjadi saksi atas apa yang dilakukan mereka terhadap orang-orang beriman. (Al-Burūj
[85]:5-8).
Menurut sebagian ahli tafsir Al-Quran, ayat
ini dianggap menunjuk kepada pembakaran
sampai mati beberapa orang Kristen oleh raja Yahudi, Dzu Nawas, dari Yaman. Menurut sebagian lain, ayat ini mengisyaratkan
kepada peristiwa pelemparan beberapa pemimpin Bani Israil ke dalam tanur-tanur (tungku-tungku) yang sedang menyala-nyala, dilakukan oleh Raja Nebukadnezar dari Babil (Daniel 3:19-22).
Ayat ini lebih tepat dapat
ditujukan kepada musuh-musuh kebenaran
yang di masa setiap Mushlih Rabbani
(Rasul Allah) yang menentang keras dan menganiaya
orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.15:11-14;
QS.36:31-33; 43:7-9) , sebagai realisasi ancaman
Iblis yang dikemukakan kepada Allah Swt. berkenaan dengan Adam
(Khalifah Allah) dan para pengikutnya (QS.7:12-19;
QS.17:61-66).
Para Pembuat “Parit Api” di Akhir Zaman
Ayat ini tidaklah
dimaksudkan di sini untuk menunjuk kepada suatu kejadian di masa lampau yang kebenarannya meragukan. Dalam ayat ke-3 Allah
Swt. bersumpah
dengan “Hari yang dijanjikan”. Dalam
ayat ini dan dalam beberapa ayat berikutnya, nampaknya diisyaratkan bahwa para
pengikut Al-Masih Mau’ud a.s. pun – yakni Jemaat Muslim Ahmadiyah --
harus menghadapi kesulitan-kesulitan berat pada “hari yang
besar” itu.
Ayat ۙ اِذۡ ہُمۡ عَلَیۡہَا قُعُوۡدٌ -- “Ketika mereka duduk di sekitarnya”, dalam ayat 5-9 disebutkan
mengenai musuh-musuh kebenaran yang menyalakan api penganiayaan terhadap orang-orang beriman yang bertakwa
di tiap kurun zaman serta membiarkan “api penentangan” tersebut tetap bernyala.
Kesudahan mereka dinubuatkan dalam
ayat 11.
Ayat selanjutnya
وَّ ہُمۡ عَلٰی مَا یَفۡعَلُوۡنَ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ شُہُوۡدٌ -- “dan mereka menjadi saksi atas apa yang
dilakukan mereka terhadap orang-orang
beriman.” Yakni musuh-musuh kebenaran
yang menentang para Rasul Allah dan para pengikutnya
tersebut mengetahui dalam lubuk hati
mereka bahwa perlawanan dari pihak
mereka itu kejam dan tidak dapat dibenarkan dan bahwa korban sasaran penganiayaan mereka itu tidak berdosa.
Satu-satunya “kesalahan” orang-orang beriman tersebut menurut para
penentang Rasul Allah adalah karena mereka telah beriman kepada Tauhid Ilahi dan melakukan penyembahan (ibadah) kepada
Allah Swt. dengan tulus-ikhlas dan lurus yang diajarkan Bayyinah (bukti yang nyata)
yakni Rasul Allah tersebut (QS.98:1-6), firman-Nya:
وَ مَا نَقَمُوۡا مِنۡہُمۡ
اِلَّاۤ اَنۡ یُّؤۡمِنُوۡا
بِاللّٰہِ الۡعَزِیۡزِ الۡحَمِیۡدِ ۙ﴿﴾ الَّذِیۡ لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ؕ وَ
اللّٰہُ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ شَہِیۡدٌ ؕ﴿﴾
Dan mereka sekali-kali tidak menaruh dendam
terhadap mereka itu melainkan hanya
karena mereka beriman kepada Allah
Yang
Maha Perkasa, Maha Terpuji, Yang kepunyaan-Nya kerajaan seluruh langit dan bumi, dan Allah menjadi Saksi atas segala sesuatu. (Al-Burūj [85]:9-10).
Ayat tersebut penuh dengan perasaan pilu hati yang amat sangat. Ayat ini menanyakan: Apakah kebenaran keimanan kepada Allah Swt.
yang diajarkan oleh Rasul Allah itu seakan-akan
merupakan perbuatan yang sangat jahat, sehingga para penganutnya harus diperlakukan sekejam itu?
Ancaman Allah Swt. kepada Para Pembuat “Parit Api”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ancaman terhadap para pembuat “parit
api” tersebut:
اِنَّ الَّذِیۡنَ فَتَنُوا
الۡمُؤۡمِنِیۡنَ وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ثُمَّ
لَمۡ یَتُوۡبُوۡا فَلَہُمۡ عَذَابُ جَہَنَّمَ وَ لَہُمۡ عَذَابُ
الۡحَرِیۡقِ ﴿ؕ﴾ اِنَّ الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَہُمۡ جَنّٰتٌ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ ۬ؕؑ ذٰلِکَ
الۡفَوۡزُ الۡکَبِیۡرُ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang menyiksa orang-orang
beriman laki-laki dan perempuan kemudian mereka
tidak bertaubat, maka bagi mereka
azab Jahannam dan bagi mereka azab
yang membakar. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh bagi mereka ada kebun-kebun yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai, yang demikian itu merupakan keberhasilan besar. (Al-Burūj [85]:11-13).
Pernyataan keras Allah Swt. dalam ayat
tersebut mengenai para pelaku kezaliman terhadap orang-orang
yang beriman kepada Rasul Allah
tersebut memiliki persamaan dengan pernyataan keras
dalam firman-Nya berikut ini:
اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ
اَہۡلِ الۡکِتٰبِ وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ فِیۡ
نَارِ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ شَرُّ الۡبَرِیَّۃِ
ؕ﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang kafir dari antara Ahlikitab dan orang-orang
musyrik akan berada dalam Api
Jahannam, mereka kekal di dalamnya.
Mereka itulah seburuk-buruk makhluk.
(Al-Bayyinah
[98]:7).
Demikian pula halnya mengenai orang-orang
yang beriman kepada Rasul Allah -- yang menjadi “objek kezaliman” mereka -- Allah Swt. menyebut orang-orang yang mendapat karunia petunjuk
dari Allah Swt. – yang “wajahnya putih” (QS.3:107-108) -- tersebut sebagai “khayrul- bariyyah” (sebaik-baik makhluk), firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ
اُولٰٓئِکَ ہُمۡ خَیۡرُ الۡبَرِیَّۃِ ؕ﴿﴾
جَزَآؤُہُمۡ
عِنۡدَ رَبِّہِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِیۡ
مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَاۤ
اَبَدًا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ
وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ ذٰلِکَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّہٗ ٪﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh mereka itu sebaik-baik makhluk. Ganjaran mereka ada di sisi Rabb (Tuhan
mereka), kebun-kebun abadi, yang di bawahnya
mengalir sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya untuk selama-lamanya. Allah
ridha ke pada mereka dan mereka pun
ridha kepada-Nya. Itulah
balasan bagi orang yang takut kepada
Rabb-nya (Tuhan-nya). (Al-Bayyinah
[98]:7).
Melanjutnya ancaman-Nya kepada para
pembuat “parit api” tersebut
Allah Swt. berfirman:
اِنَّ بَطۡشَ
رَبِّکَ لَشَدِیۡدٌ ﴿ؕ﴾ اِنَّہٗ ہُوَ
یُبۡدِئُ وَ یُعِیۡدُ ﴿ۚ﴾ وَ ہُوَ الۡغَفُوۡرُ
الۡوَدُوۡدُ ﴿ۙ﴾ ذُو الۡعَرۡشِ
الۡمَجِیۡدُ ﴿ۙ﴾ فَعَّالٌ لِّمَا یُرِیۡدُ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya
cengkraman Rabb (Tuhan) engkau
sangat keras. Sesungguhnya Dia-lah Yang memulai penciptaan dan meng-ulanginya. Dan Dia Maha Pengampun, Maha Pencinta. Pemilik ‘Arasy, Yang Maha Mulia, Yang
melakukan apa yang Dia kehendaki. (Al-Burūj [85]:13-17).
Allah Swt. menghukum orang-orang yang berlaku zalim terhadap orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah di dunia dan juga di
akhirat -- termasuk di Akhir Zaman ini
-- kecuali mereka bertaubat dari kezaliman mereka.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 5 Januari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar