ۡ بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 25
Nubuatan
Cyrus (Dzulqarnain) Mengenai
Merajalelanya Kembali Gog (Ya’juj) dan Magog
(Ma’juj) di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana
Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai merajalelanya
Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) di masa pemerintahan Cyrus (Dzulqarnain), firman-Nya:
قَالُوۡا یٰذَاالۡقَرۡنَیۡنِ اِنَّ یَاۡجُوۡجَ وَ مَاۡجُوۡجَ
مُفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ فَہَلۡ نَجۡعَلُ
لَکَ خَرۡجًا عَلٰۤی اَنۡ تَجۡعَلَ بَیۡنَنَا وَ بَیۡنَہُمۡ سَدًّا ﴿﴾
٪
Mereka berkata: "Ya Zulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj membuat kerusakan di bumi, maka bolehkah
kami memberikan upeti kepada engkau
supaya engkau membuat penghalang di
antara kami dengan mereka. (Al-Kahf [18]:95).
Suku
bangsa Scythia --yaitu Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) -- menguasai daerah-daerah di sebelah utara
dan timur laut Laut Hitam, dan mereka datang dari daerah-daerah itu melalui lembah Darband dan menjarah dan menaklukkan
serta memerintah orang-orang Persia. Cyrus
(Dzulqarnain) mengalahkan mereka dan
melepaskan orang-orang Persia dari cengkeraman mereka (Historians' History of the World).
Persis di
tempat itu, yang menurut Herodotus ada lembah, dan melalui itu bangsa-bangsa Scythia mengadakan serbuan-serbuan
terhadap negeri Persia, terdapat sebuah dinding, ialah dinding Darband yang tersohor. Derbent atau Darband adalah sebuah kota di Persia. Kaukasia, di Propinsi
Deghestan, di sebelah barat pantai Laut Kaspia.
Di selatan terletak tanah-ujung dinding Kaukasus menjorok ke laut, panjangnya 50
mil, yang dinamakan juga dinding Iskandar,
menutup lembah sempit Iron Gate
(Pintu Besi) atau Caspian Gate (Pintu
Gerbang Kaspia). Dinding ini, ketika masih utuh tingginya 29 kaki dan tebalnya kurang lebih 10
kaki, dengan pintu‑pintu besinya dan sejumlah besar menara-menara penjagaan,
membentuk pertahanan yang kuat di perbatasan Persia" (Encyclopaedia Britannica pada kata "Derbent").
Bertentangan
dengan kenyataan-kenyataan sejarah yang telah terbukti kebenarannya, pada
umumnya dianggap bahwa dinding itu telah dibangun oleh Iskandar Agung. Tetapi gerakan-gerakan
militer Iskandar, tidak ubahnya seperti angin puyuh yang ada ketika itu, ia
tidak akan sempat mengurus rencana luas, seperti mendirikan dinding yang begitu besar.
Demikian
pula wafatnya dalam usia begitu muda tidak memberi kepadanya waktu yang cukup untuk menghadapi suatu
rencana yang begitu besar. Rupanya anggapan itu telah timbul dari kenyataan,
bahwa ahli tafsir Al-Quran dari kalangan orang-orang Islam mempunyai anggapan
salah, bahwa Dzulqarnain itu Iskandar.
“Dinding Darband” Dibangun oleh Cyrus (Dzulqarnain)
Bukti-bukti kenyataan berikut menunjukkan,
bahwa Cyrus -- yakni Dzulqarnain
-- itulah yang mendirikan dinding itu:
(a) Untuk
mematahkan kekuatan bangsa Scythia, Darius,
yang menaiki takhta kerajaan sesudah wafat putra Cyrus, dengan melalui Yunani menyerang bangsa Scythia, dari jurusan
Eropa. Tidak masuk akal, bahwa ia menempuh perjalanan begitu jauh lagi sukar
dan mengambil jalan keliling, untuk menyerang kaum itu melalui Eropa Tengah.
padahal mereka tinggal sangat dekat kepadanya di sebelah utara.
Kesimpulan
yang tidak dapat dielakkan ialah, bahwa memang ada suatu dinding yang sangat
besar, hanya mungkin didirikan oleh Cyrus
sebelum zaman Darius. Seandainya
tembok yang menghalangi musuh tidak ada, maka hal itu tidak memungkinkan Darius dengan pasukan yang besar, pergi
ke sebelah lain dengan mengambil jalan memutar, sambil meninggalkan negeri
sendiri terbuka terhadap serangan-serangan musuh dari utara.
(b) Sebelum
masa Cyrus, bangsa Scythia mengadakan
penyerbuan-penyerbuan terus-menerus dengan tidak ada henti-hentinya terhadap
Persia, tetapi sesudah diadakannya penaklukan-penaklukan maka
penyerbuan-penyerbuan itu terhenti sama sekali. Kenyataan ini membawa kepada
kesimpulan yang sangat mungkin, yaitu bahwa niscaya Cyrus yang telah mendirikan penghalang yang berhasil menghentikan
serangan-serangan itu, dan penghalang
itu tentunya dinding Darband yang
tersohor, yang keliru orang kenal sebagai dinding Iskandar.
Walau pun kaum tersebut berada di luar wilayah kekuasaan Cyrus (Dzulqarnain), namun demikian demi
menjaga wilayah kekuasaannya di sebelah utara tersebut ia merespon permintaan
tersebut, firman-Nya:
قَالَ مَا مَکَّنِّیۡ فِیۡہِ رَبِّیۡ خَیۡرٌ فَاَعِیۡنُوۡنِیۡ بِقُوَّۃٍ اَجۡعَلۡ بَیۡنَکُمۡ وَ
بَیۡنَہُمۡ رَدۡمًا ﴿ۙ﴾ اٰتُوۡنِیۡ زُبَرَ
الۡحَدِیۡدِ ؕ حَتّٰۤی اِذَا سَاوٰی بَیۡنَ
الصَّدَفَیۡنِ قَالَ انۡفُخُوۡا ؕ حَتّٰۤی اِذَا جَعَلَہٗ نَارًا ۙ قَالَ اٰتُوۡنِیۡۤ اُفۡرِغۡ عَلَیۡہِ قِطۡرًا ﴿ؕ﴾ فَمَا اسۡطَاعُوۡۤا اَنۡ یَّظۡہَرُوۡہُ وَ مَا اسۡتَطَاعُوۡا لَہٗ نَقۡبًا﴿﴾
la berkata: "Kekuasaan
yang dianugerahkan kepadaku oleh Tuhan-ku dalam hal ini adalah lebih baik, tetapi kamu boleh membantuku dengan kekuatan, aku akan mendirikan
sebuah penghalang di antara kamu dengan mereka. Berikanlah kepadaku kepingan-kepingan besi.” Hingga ketika ia telah meratakan di antara kedua bukit itu, ia
berkata: “Hembuskanlah api.” Hingga ketika ia telah menjadikannya seperti api ia berkata:
"Berikanlah kepadaku cairan tembaga,
supaya aku dapat menuangkan di atasnya." Maka mereka, Ya’juj dan Ma’juj tidak dapat memanjatnya dan tidak dapat melubanginya. (Al-Kahf
[18]:96-98).
Cyrus
minta kepada penduduk setempat untuk menyediakan baginya tenaga manusia, sebab kata quwwah berarti kekuatan fisik, yaitu tenaga kasar. Selain tenaga kasar,
Cyrus meminta pula dari penduduk setempat besi
dan tembaga yang dicairkan. Tembaga
itu — bukan seperti besi — tidak berkarat dan bila dicampur dengan besi, maka
hasil campuran itu menjadi lebih keras serta tahan karat. Tenaga ahli bangunan dan teknik diisi oleh ahli-ahli teknik Cyrus.
Kubu (dinding
penghalang) tersebut didirikan di antara Laut Kaspia dan pegunungan Kaukasus.
Dan setelah pembuatan dinding itu
selesai maka berhentilah serangan-serangan
Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) dari
utara. Tembok itu terlalu tebal untuk dipecahkan dan ditembus, dan terlalu
tinggi untuk dipanjat. Dinding itu tingginva 29 kaki dan lebarnya 10 kaki (Encyclopaedia Britannica pada
kata "Derbent"). dan mempunyai pintu-pintu
besi dan menara-menara penjagaan.
Dinding itu merupakan penjaga batas
Persia yang paling ampuh.
Nubuatan Cyrus (Dzulqarnain)
Mengenai akan Merajalelanya
Kembali Ya’juj (Gog) dan
Ma’juj (Magog)
di Akhir Zaman
Atas keberhasilannya membangun dinding
penghalang tersebut Cyrus
selain menyatakan rasa syukurnya
kepada Allah Swt., juga mengemukakan nubuatan (kabar gaib) mengenai dinding penghalang tersebut, firman-Nya:
قَالَ ہٰذَا رَحۡمَۃٌ مِّنۡ رَّبِّیۡ ۚ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ
رَبِّیۡ جَعَلَہٗ دَکَّآءَ ۚ وَ کَانَ
وَعۡدُ رَبِّیۡ حَقًّا
﴿ؕ﴾ وَ تَرَکۡنَا بَعۡضَہُمۡ یَوۡمَئِذٍ یَّمُوۡجُ فِیۡ بَعۡضٍ وَّ نُفِخَ فِی
الصُّوۡرِ
فَجَمَعۡنٰہُمۡ جَمۡعًا ﴿ۙ﴾
Ia, Dzulqarnain, berkata: “Ini
rahmat dari Tuhan-ku, tetapi apabila telah tiba janji Tuhan-ku, Dia akan
memecahkannya berkeping-keping, dan janji
Tuhan-ku itu pasti benar.” Dan pada
hari itu Kami akan membiarkan sebagian mereka
menyerang sebagian lain, dan nafiri akan ditiup, lalu Kami akan menghimpun mereka itu semuanya.
(Al-Kahf [18]:99-100).
Cyrus
tentunya telah diberitahu Allah Swt. melalui ilham bahwa pada suatu ketika di masa depan Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) akan
tersebar sekali lagi ke tenggara. dan tembok
penghalang itu akan mampu menahan atau menghentikan gerak maju mereka. Rupanya inilah arti dari kata-kata "Dia akan memecahkannya."
Dalam
QS.21:97 kita diberitahu bahwa Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) akan
menjulurkan tangan-tangan guritanya
ke seluruh dunia. Secara kiasan makna
"memecahkan dinding” dapat pula
menunjuk kepada merosotnya kekuatan
politik Islam,
terutama kekuatan bangsa Turki atau kerajaan Ottoman -- di Eropa. Dengan
menjadi lemahnya kerajaan Islam di Turki (Ottoman) maka jalan bangsa-bangsa Kristen di Eropa untuk menaklukkan daerah timur menjadi terbuka.
Sejak mundurnya dan berakhirnya era Abbasiyyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Utsmani (Ottoman) di Turki, Mughal di India, Safawidi di Persia. Dari ketiganya, kerajaan Turki Utsmani (Ottoman) adalah yang terbesar dan terlama. Kerajaan Turki Utsmani (Ottoman) runtuh dan berubah menjadi republik Turki pada tahun 1924 M..
Ada pun makna firman-Nya:
Sejak mundurnya dan berakhirnya era Abbasiyyah, keadaan politik umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Utsmani (Ottoman) di Turki, Mughal di India, Safawidi di Persia. Dari ketiganya, kerajaan Turki Utsmani (Ottoman) adalah yang terbesar dan terlama. Kerajaan Turki Utsmani (Ottoman) runtuh dan berubah menjadi republik Turki pada tahun 1924 M..
Ada pun makna firman-Nya:
وَ تَرَکۡنَا
بَعۡضَہُمۡ یَوۡمَئِذٍ یَّمُوۡجُ فِیۡ بَعۡضٍ وَّ نُفِخَ فِی
الصُّوۡرِ
فَجَمَعۡنٰہُمۡ جَمۡعًا ﴿ۙ﴾
Dan pada hari itu Kami akan membiarkan sebagian mereka menyerang sebagian lain, dan nafiri akan ditiup, lalu Kami akan menghimpun mereka itu semuanya. (Al-Kahf [18]:100).
Pada waktu menanjaknya Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) ke tangga kekuasaan, bangsa‑bangsa di seluruh dunia akan berhimpun sehingga seluruh dunia akan menjadi seperti satu negeri. Dan menurut Bible, “Bangsa akan melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan serta kedengkian, kebencian, dan keburukan akan merajalela."
Isyarat itu nampaknya ditujukan kepada masa di Akhir Zaman ini. Dalam perang dunia yang lampau seolah-olah Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) telah dilepaskan di dunia, dan manusia gemetar bila mengkhayalkan kebinasaan yang dapat diakibatkan oleh Perang Dunia Ketiga atau Perang Nuklir.
Pada waktu menanjaknya Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) ke tangga kekuasaan, bangsa‑bangsa di seluruh dunia akan berhimpun sehingga seluruh dunia akan menjadi seperti satu negeri. Dan menurut Bible, “Bangsa akan melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan serta kedengkian, kebencian, dan keburukan akan merajalela."
Isyarat itu nampaknya ditujukan kepada masa di Akhir Zaman ini. Dalam perang dunia yang lampau seolah-olah Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) telah dilepaskan di dunia, dan manusia gemetar bila mengkhayalkan kebinasaan yang dapat diakibatkan oleh Perang Dunia Ketiga atau Perang Nuklir.
Perang Armagedon
Menurut Yehezkiel (bab-bab 38 dan 39) Uni Soviet (Rusia) itu Ya’juj (Gog) dan bangsa-bangsa barat itu
Ma’juj (Magog). Kini pun mereka
sedang bersiap-siap untuk perang
Armagedon. Lebih lanjut Allah Swt. menggambarkan mengenai keadaan mengerikan ketika bangsa-bangsa di dunia
terlibat dalam dua Perang Dunia, terutama Perang
Dunia ketiga yang juga akan merupakan Perang
Nuklir, firman-Nya:
وَّ عَرَضۡنَا
جَہَنَّمَ یَوۡمَئِذٍ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ عَرۡضَۨا ﴿﴾ۙ الَّذِیۡنَ کَانَتۡ اَعۡیُنُہُمۡ فِیۡ غِطَـآءٍ عَنۡ ذِکۡرِیۡ وَ کَانُوۡا لَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ سَمۡعًا ﴿﴾
Dan pada hari itu Kami menghadirkan Jahannam berhadapan muka dengan
orang-orang kafir, yaitu orang-orang yang mata mereka tertutup dari peringatan-Ku, dan
mereka tidak mampu mendengar. (Al-Kahf
[18]:101-102).
Untuk pembahasan hukuman Allah Swt. yang amat mengerikan dan membina-sakan yang akan turun kepada Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) itu dikemukakan dalam Surah Ar-Rahmān dalam Bab sebelumnya:
Untuk pembahasan hukuman Allah Swt. yang amat mengerikan dan membina-sakan yang akan turun kepada Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) itu dikemukakan dalam Surah Ar-Rahmān dalam Bab sebelumnya:
فَاِذَا انۡشَقَّتِ
السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً
کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Dan apabila langit terbelah dan
menjadi merah bagaikan kulit merah.
Maka nikmat-nikmat
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:38-39).
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua blok besar yang bermusuhan
itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang
api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan
seluruh peradaban manusia.
Jadi, betapa jelasnya gambaran tentang azab Ilahi yang diancamkan itu: فَاِذَا انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- “Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.” Berbagai gambaran lainnya mengenai bencana yang sangat mengerikan akibat perang kedua blok besar dunia tersebut lihat pula QS. 5:37; QS.13:19; QS.7:07-22; QS.20:106; QS.22:2-5; QS.31:34; QS.39:48; QS.44:42; QS.69:36; QS.74:30; Qs.101:6.
Jadi, betapa jelasnya gambaran tentang azab Ilahi yang diancamkan itu: فَاِذَا انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- “Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.” Berbagai gambaran lainnya mengenai bencana yang sangat mengerikan akibat perang kedua blok besar dunia tersebut lihat pula QS. 5:37; QS.13:19; QS.7:07-22; QS.20:106; QS.22:2-5; QS.31:34; QS.39:48; QS.44:42; QS.69:36; QS.74:30; Qs.101:6.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 17
September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar