Jumat, 13 September 2013

Dua Macam Perumpamaan "Muslim Hakiki" yang Bersama Nabi Besar Muhammad saw. dalam Taurat dan Injil




ۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab 19

Dua Macam Perumpamaan “Muslim Hakiki” yang Bersama Nabi Besar Muhammad Saw.  dalam Taurat dan Injil

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir  Bab sebelumnya  telah dikemukakan tentang terbentuknya “Hizbullah” hakiki   (QS.5:55-57; QS.58:21-23)   di Akhir Zaman ini melalui pengutusan  Rasul Akhir  Zaman   -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. dan Jemaat Ahmadiyah – firman-Nya: 
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَنۡ یَّرۡتَدَّ مِنۡکُمۡ عَنۡ دِیۡنِہٖ فَسَوۡفَ یَاۡتِی اللّٰہُ بِقَوۡمٍ یُّحِبُّہُمۡ وَ یُحِبُّوۡنَہٗۤ ۙ اَذِلَّۃٍ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ اَعِزَّۃٍ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ۫ یُجَاہِدُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ لَا  یَخَافُوۡنَ لَوۡمَۃَ لَآئِمٍ ؕ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ  یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  وَاسِعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾  اِنَّمَا وَلِیُّکُمُ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا الَّذِیۡنَ یُقِیۡمُوۡنَ الصَّلٰوۃَ وَ یُؤۡتُوۡنَ  الزَّکٰوۃَ  وَ ہُمۡ  رٰکِعُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَنۡ یَّتَوَلَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَاِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu  murtad dari agamanya maka Allah segera akan mendatangkan suatu kaum, Dia akan mencintai mereka dan mereka pun akan mencintai-Nya, mereka akan bersikap lemah-lembut terhadap  orang-orang beriman  dan keras terhadap orang-orang kafir. Mereka akan berjuang di jalan Allah dan tidak takut akan celaan seorang pencela. Itulah karunia Allah, Dia memberikannya kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas karunia-Nya, Maha MengetahuiSesungguhnya pelindung kamu adalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman yang senantiasa mendirikan shalat dan membayar zakat dan mereka taat kepada Allah. Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan mereka yang beriman sebagai pelindung, maka  sesungguhnya Hizbullah (golongan Allah) pasti menang. (Al-Māidah [55]:55-57).
Firman-Nya lagi:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾  لَا تَجِدُ قَوۡمًا یُّؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ  یُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ  وَ لَوۡ کَانُوۡۤا  اٰبَآءَہُمۡ  اَوۡ اَبۡنَآءَہُمۡ  اَوۡ  اِخۡوَانَہُمۡ  اَوۡ عَشِیۡرَتَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ  کَتَبَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الۡاِیۡمَانَ وَ اَیَّدَہُمۡ  بِرُوۡحٍ مِّنۡہُ ؕ وَ یُدۡخِلُہُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ  فِیۡہَا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ  عَنۡہُمۡ وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ اُولٰٓئِکَ حِزۡبُ اللّٰہِ ؕ اَلَاۤ اِنَّ  حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿٪﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. Engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang menyatakan beriman kepada Allah dan Hari Akhir namun demikian  mereka mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, walau pun mereka  itu bapak-bapak mereka atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang di dalam hati mereka Dia telah menanamkan iman dan Dia telah meneguhkan mereka dengan ilham dari Dia sendiri, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam kebun-kebun yang  di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal  di dalamnya.  Allah ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada-Nya. Itulah golongan Allah. Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah  itulah orang-orang yang berhasil. (Al-Mujadilah [58]:21-23).

Bukti   Nabi Besar Muhammad Saw. Sebagai
Rahmat Untuk Seluruh Alam

Ada tersurat nyata pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran senantiasa menang terhadap kepalsuan, itulah makna   ayat  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ   --  “Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.” Ada pun makna ayat یُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ   --  “namun demikian  mereka mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya,” bahwa tidak mungkin terdapat persahabatan atau perhubungan cinta sejati atau sungguh-sungguh di antara orang-orang beriman  dengan  orang-orang kafir   -- siapa pun mereka itu – sebab cita-cita, pendirian-pendirian, dan kepercayaan agama dari kedua golongan itu bertentangan satu sama lain, dan karena kesamaan dan perhubungan kepentingan itu merupakan syarat mutlak bagi perhubungan yang sungguh-sungguh erat menjadi tidak ada, maka orang-orang beriman  diminta jangan mempunyai persahabatan yang erat lagi mesra dengan orang-orang kafir.
Ikatan agama (keimanan) harus mengatasi segala perhubungan lainnya, malahan mengatasi pertalian darah yang amat dekat sekalipun  وَ لَوۡ کَانُوۡۤا  اٰبَآءَہُمۡ  اَوۡ اَبۡنَآءَہُمۡ  اَوۡ  اِخۡوَانَہُمۡ  اَوۡ عَشِیۡرَتَہُمۡ  --  “dan walau pun mereka  itu bapak-bapak mereka atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. Ayat ini nampaknya merupakan seruan umum. Tetapi secara khusus seruan itu tertuju kepada orang-orang kafir yang ada dalam berperang dengan kaum Muslim.
        Pendek kata, itulah “persaudaraan hakiki” yang diikat oleh  kecintaan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya di Akhir Zaman ini di kalangan Hizbullah hakiki yakni Jemaat Ahmadiyah  guna mewujudkan Kemenangan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini melalui cara-cara yang “penuh damai” --  LOVE FOR ALL HATRED FOR NONE  (Cinta untuk semuanya, Tiada kebencian kepada siapa pun), sebagai realisasi misi kerasullan Nabi Besar Muhammad saw. “rahmat bagi seluruh alam, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا لِّقَوۡمٍ  عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ   وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا رَحۡمَۃً  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh Kami benar-benar telah menuliskan dalam  Kitab Zabur sesudah pemberi peringatan itu, bahwa negeri itu akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.   Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadahDan Kami sekali-kali tidak mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.   (Al-Anbiya [21]:106-108).
Firman-Nya lagi:
لَقَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ عَزِیۡزٌ عَلَیۡہِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِیۡصٌ عَلَیۡکُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾  فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِیَ اللّٰہُ ۫٭ۖ لَاۤ  اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ ؕ عَلَیۡہِ  تَوَکَّلۡتُ وَ ہُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ  الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾٪
Sungguh benar-benar  telah datang kepada kamu seorang Rasul dari antara kamu sendiri, berat terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mendambakan kesejahteraan bagi kamu dan  terhadap orang-orang beriman  ia sangat berbelas kasih lagi penyayang.  Tetapi jika  mereka berpaling  maka katakanlah: “Cukuplah   Allāh bagiku, tidak ada Tuhan kecuali Dia, kepada-Nya-lah aku bertawakkal, dan Dia-lah Pemilik 'Arasy yang agung.   (At-Taubah [9]:128-129).
  Ayat ini boleh dikenakan kepada orang-orang beriman  maupun kepada orang-orang kafir, tetapi terutama kepada orang-orang beriman, bagian permulaannya mengenai orang-orang kafir dan bagian terakhir mengenai orang-orang beriman. 

“Love For All, Hatred For None”

     Kepada orang-orang kafir nampaknya ayat ini mengatakan: “Rasulullah saw. merasa sedih melihat kamu mendapat kesusahan, yaitu sekalipun kamu mendatangkan kepadanya segala macam keaniayaan dan kesusahan, namun hatinya begitu sarat dengan rasa kasih-sayang kepada umat manusia, sehingga tidak ada tindakan yang datang dari pihak kamu dapat membuatnya menjadi keras hati terhadap kamu dan membuat ia menginginkan keburukan bagi kamu. Ia begitu penuh kasih-sayang dan belas kasihan terhadap kamu, sehingga ia tidak tega hati melihat kamu menyimpang dari jalan kebenaran hingga mendatangkan kesusahan kepada kamu.”
     Sedangkan kepada orang-orang beriman  ayat ini berkata:  “Rasulullah saw. penuh dengan kecintaan, kasih-sayang, dan rahmat bagi kamu, yaitu ia dengan riang dan gembira ikut dengan kamu dalam menanggung kesedihan dan kesengsaraan kamu. Lagi pula, seperti seorang ayah yang penuh dengan kecintaan ia memperlakukan kamu, dengan sangat murah hati dan kasih-sayang.”
      Pendek kata, baik pada pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.  yang pertama di masa awal 1400 tahun yang lalu, mau pun pada pengutusan beliau saw.,  yang kedua kali secara ruhani di Akhir Zaman ini – melalui Rasul Akhir Zaman (Qs.61:10; QS.62:3-4) – terwujudnya kejayaan Islam selalu diwujudkan dengan cara-cara yang tidak  pernah bertentangan dengan kesempurnaan ajaran Islam (Al-Quran) dan akhlak terpuji Nabi Besar Muhammad saw.,   yang jauh dari tidak kekerasan mau pun paksaan (QS.2:257; QS.10:100; QS.11:119; QS.18:30; QS.76:4), sebagaimana dikemukakan dalam dua macam perumpamaan  berikut ini,  firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰۦ وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ  لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ  شَہِیۡدًا ﴿ؕ﴾  مُحَمَّدٌ  رَّسُوۡلُ اللّٰہِ ؕ وَ الَّذِیۡنَ مَعَہٗۤ اَشِدَّآءُ  عَلَی الۡکُفَّارِ  رُحَمَآءُ  بَیۡنَہُمۡ تَرٰىہُمۡ  رُکَّعًا سُجَّدًا یَّبۡتَغُوۡنَ  فَضۡلًا مِّنَ  اللّٰہِ  وَ رِضۡوَانًا ۫ سِیۡمَاہُمۡ  فِیۡ وُجُوۡہِہِمۡ  مِّنۡ  اَثَرِ السُّجُوۡدِ ؕ ذٰلِکَ مَثَلُہُمۡ  فِی التَّوۡرٰىۃِ ۚۖۛ وَ مَثَلُہُمۡ  فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ  اَخۡرَجَ  شَطۡـَٔہٗ  فَاٰزَرَہٗ  فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰی عَلٰی سُوۡقِہٖ یُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ  لِیَغِیۡظَ بِہِمُ  الۡکُفَّارَ ؕ وَعَدَ اللّٰہُ  الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡہُمۡ  مَّغۡفِرَۃً  وَّ اَجۡرًا عَظِیۡمًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia memenangkannya atas semua agama.  Dan  cukuplah Allah sebagai saksi.  Muhammad itu adalah Rasul Allah, dan orang-orang besertanya sangat keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang di antara mereka, engkau melihat mereka rukuk serta sujud mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya, ciri-ciri pengenal mereka terdapat pada wajah mereka dari bekas-bekas sujud. Demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat; dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya, kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi kokoh, dan berdiri mantap pada batangnya, menyenangkan penanam-penanamnya supaya Dia membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh di antara mereka ampunan dan ganjaran yang besar. (Al-Fath [48]:29-30). 
  Ayat 29  menyampaikan suatu nubuatan yang berani, bahwa Islam pada akhirnya akan mengungguli semua agama lain   -- baik di masa awal di zaman Nabi Besar Muhammad saw., mau pun di Akhir Zaman, pada masa pengutusan kedua kali beliau saw. secara ruhani (QS.62:3-4) dalam wujud Rasul Akhir Zaman (QS.61:10).

Dua Macam Perumpamaan dalam Taurat dan Injil

 Kedua masa kejayaan Islam tersebut dikemukakan dalam ayat selanjutnya berupa dua macam perumpamaan di dalam Taurat dan di dalam Injil.  Pada perumpamaan pertama  dalam Taurat dikemukakan  dua macam ciri khas penting bagi suatu bangsa maju dan jaya yang berusaha meninggalkan jejak mereka di atas jalur peristiwa sejarah dunia, yakni  وَ الَّذِیۡنَ مَعَہٗۤ اَشِدَّآءُ  عَلَی الۡکُفَّارِ  رُحَمَآءُ  بَیۡنَہُمۡ   --  “dan orang-orang besertanya sangat keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang di antara mereka.”

  Di lain tempat dalam Al-Quran (QS.5:55) orang-orang Muslim sejati dan baik telah dilukiskan sebagai yang baik hati dan rendah hati terhadap orang-orang mukmin dan keras serta tegas terhadap orang-orang kafir. Kata asyiddahu 'alal-kufaari   -- (keras dan tegas terhadap orang-orang kafir" bukan berarti bersikap  kasar dan kejam,  melainkan  mereka sangat teguh dalam mengamalkan petunjuk Al-Quran sebagaimana yang disunnahkan oleh Nabi Besar Muhammad saw..
    Kata-kata, “Demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat,” dapat juga ditujukan kepada pelukisan yang diberikan oleh Bible, yakni:  Kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir dari bukit Kades” (Terjemahan ini dikutip dari “Alkitab” dalam bahasa Indonesia, terbitan “Lembaga Alkitab Indonesia” tahun 1958).
    Dalam bahasa Inggrisnya berbunyi: “He shined forth from mount Paran and he came with ten thousands of saints,” yang artinya: “Ia nampak dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus” (Deut. 33:2), Peny).
  Ada pun ungkapan “Dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman,“ dapat ditujukan kepada perumpamaan lain dalam Bible, yaitu: “Adalah  seorang penabur keluar hendak menabur benih; maka sedang ia menabur, ada separuh jatuh di tepi jalan, lalu datanglah burung-burung makan, sehinga habis benih itu. Ada separuh jatuh di tempat yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, maka dengan segera benih itu tumbuh, sebab tanahnya tidak dalam. Akan tetapi ketika matahari naik, layulah ia, dan sebab ia tiada berakar, keringlah ia. Ada juga separuh jatuh di tanah semak dari mana duri itu pun tumbuh serta membantutkan benih itu. Dan ada pula separuh jatuh di tanah yang baik, sehingga mengeluarkan buah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh kali ganda banyaknya” (Matius 13:3-8). 
        Perumpamaan yang pertama  nampaknya  dikenakan kepada para Sahabah Nabi Besar Muhammad saw. dan perumpamaan yang kedua dikenakan kepada para pengikut rekan sejawat dan misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  di Akhir Zaman  (QS.43:58)   yaitu  Al-Masih Mau’ud a.s.Mirza Gulam Ahmad a.s. --   dimana jama’ahnya (Jemaat Ahmadiyah) berangkat dari suatu permulaan yang sangat kecil dan tidak berarti  di kampung kecil bernama Qadian  di Punjab -- Hindustan -- telah ditakdirkan Allah Swt. berkembang menjadi suatu organisasi perkasa, dan berangsur-angsur tetapi tetap maju  menyampaikan tabligh Islam ke seluruh pelosok dunia, sehingga Islam akan mengungguli dan menang atas semua agama, dan lawan-lawannya akan merasa heran dan iri hati terhadap kekuatan dan pamornya, itulah makna ayat:
 وَ مَثَلُہُمۡ  فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ  اَخۡرَجَ  شَطۡـَٔہٗ  فَاٰزَرَہٗ  فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰی عَلٰی سُوۡقِہٖ یُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ  لِیَغِیۡظَ بِہِمُ  الۡکُفَّارَ
dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya, kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi kokoh, dan berdiri mantap pada batangnya, menyenangkan penanam-penanamnya supaya Dia membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu.”

“Matilah karena kemarahan kamu!”

        Hanya dalam waktu satu abad sejak  pengambilan baiat pertama   -- sesuai sunnah Nabi Besar Muhammad saw. (QS.48:11) pada tahun 1889 --  saat ini Jemaat Ahmadiyah telah tersebar luas di sekitar 200 negara di dunia, sebagaimana  wahyu Ilahi  dalam bahasa Urdu, yang diterima  Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah,  sebelum Jemaat Ahmadiyah didirikan, yang terjemahannya adalah: “Aku akan sampaikan tabligh engkau ke seluruh pelosok dunia.” 
         Oleh karena itu jelaslah bahwa apabila dalam kenyataannya   setiap langkah kemajuan yang diraih oleh Jemaat Ahmadiyah selalu mengundang reaksi keras dari pihak-pihak yang sangat tidak menyukai keberadaan Jemaat Ahmadiyah,  pada hakikatnya kenyataan tersebut membuktikan kebenaran firman Allah Swt.  لِیَغِیۡظَ بِہِمُ  الۡکُفَّارَ  – “supaya Dia membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu.”
       Memang  benar,  bahwa pada masa Nabi Besar Muhammad saw. pun,   orang-orang musyrik Mekkah dan golongan Ahli Kitab – terutama kaum Yahudi  -- sangat marah kepada kesuksesan  yang diraih oleh Nabi Besar Muhammad saw. dan para Sahabah r.a.,  firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوۡا بِطَانَۃً مِّنۡ دُوۡنِکُمۡ لَا یَاۡلُوۡنَکُمۡ خَبَالًا ؕ وَدُّوۡا مَا عَنِتُّمۡ ۚ قَدۡ بَدَتِ الۡبَغۡضَآءُ مِنۡ اَفۡوَاہِہِمۡ ۚۖ وَ مَا تُخۡفِیۡ صُدُوۡرُہُمۡ اَکۡبَرُ ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ الۡاٰیٰتِ  اِنۡ  کُنۡتُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾  ہٰۤاَنۡتُمۡ اُولَآءِ تُحِبُّوۡنَہُمۡ وَ لَا یُحِبُّوۡنَکُمۡ وَ تُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡکِتٰبِ کُلِّہٖ ۚ وَ اِذَا لَقُوۡکُمۡ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا ۚ٭ۖ  وَ اِذَا خَلَوۡا عَضُّوۡا عَلَیۡکُمُ  الۡاَنَامِلَ مِنَ الۡغَیۡظِ ؕ قُلۡ مُوۡتُوۡا بِغَیۡظِکُمۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلِیۡمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُوۡرِ ﴿﴾  اِنۡ تَمۡسَسۡکُمۡ حَسَنَۃٌ تَسُؤۡہُمۡ ۫ وَ اِنۡ تُصِبۡکُمۡ سَیِّئَۃٌ یَّفۡرَحُوۡا بِہَا ؕ وَ اِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَ تَتَّقُوۡا لَا یَضُرُّکُمۡ کَیۡدُہُمۡ شَیۡـًٔا ؕ اِنَّ اللّٰہَ بِمَا یَعۡمَلُوۡنَ مُحِیۡطٌ ﴿﴾٪
Hai orang-orang yang beriman,  janganlah kamu sekali-kali menjadikan teman kepercayaan selain golongan kamu, mereka itu tidak akan berhenti menimbulkan kemudaratan  bagi kamu. Mereka senang melihat kamu dalam kesusahan. Sungguh kebencian telah tampak dari mulut mereka, sedangkan  apa yang disembunyikan dada mereka lebih besar lagi. Sungguh Kami telah menjelaskan kepada  kamu Ayat-ayat Kami, jika kamu menggunakan akal.  Ingat,  kamu itulah  orang-orang yang mencintai mereka, padahal mereka sekali-kali tidak mencintai kamu, dan kamu beriman kepada Al-Kitab  seluruhnya. Dan apabila mereka bertemu dengan kamu mereka berkata: “Kami pun telah beriman”, tetapi apabila mereka menyendiri, mereka menggigit-gigit jari karena sangat marah terhadap kamu. Katakanlah: “Matilah kamu karena kemarahan kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada.  Jika kamu mendapat kebaikan mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat kesusahan mereka bergembira berkenaan dengannya. Tetapi jika kamu bersabar dan bertakwa  tipu muslihat mereka tidak akan dapat memudaratkan kamu sedikit pun. Sesungguhnya Allah  meliputi  apa pun yang  mereka kerjakan. (Āli ‘Imran [3]:119-121).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar,  11  September   2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar