ۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 19
Dua Macam Perumpamaan “Muslim Hakiki” yang Bersama Nabi Besar Muhammad Saw. dalam Taurat
dan Injil
Oleh
Ki Langlang Buana
Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan tentang terbentuknya “Hizbullah” hakiki
(QS.5:55-57; QS.58:21-23) di Akhir Zaman ini melalui pengutusan Rasul
Akhir Zaman -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. dan Jemaat Ahmadiyah –
firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مَنۡ یَّرۡتَدَّ مِنۡکُمۡ عَنۡ دِیۡنِہٖ
فَسَوۡفَ یَاۡتِی اللّٰہُ بِقَوۡمٍ یُّحِبُّہُمۡ وَ یُحِبُّوۡنَہٗۤ ۙ اَذِلَّۃٍ
عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ اَعِزَّۃٍ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ۫ یُجَاہِدُوۡنَ فِیۡ
سَبِیۡلِ اللّٰہِ وَ لَا یَخَافُوۡنَ
لَوۡمَۃَ لَآئِمٍ ؕ ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ وَاسِعٌ
عَلِیۡمٌ ﴿﴾ اِنَّمَا
وَلِیُّکُمُ اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗ وَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا الَّذِیۡنَ
یُقِیۡمُوۡنَ الصَّلٰوۃَ وَ یُؤۡتُوۡنَ
الزَّکٰوۃَ وَ ہُمۡ رٰکِعُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَنۡ یَّتَوَلَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ وَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَاِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡغٰلِبُوۡنَ ﴿٪﴾
Hai
orang-orang yang beriman, barangsiapa di
antara kamu murtad
dari agamanya maka Allah segera akan
mendatangkan suatu kaum, Dia akan mencintai mereka dan mereka pun akan mencintai-Nya, mereka akan bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang beriman dan keras
terhadap orang-orang kafir. Mereka akan
berjuang di jalan Allah dan tidak
takut akan celaan seorang pencela. Itulah karunia Allah, Dia memberikannya
kepada siapa yang Dia kehendaki dan Allah
Maha Luas karunia-Nya, Maha Mengetahui.
Sesungguhnya pelindung kamu adalah Allah, Rasul-Nya
dan orang-orang beriman yang
senantiasa mendirikan shalat dan membayar zakat dan mereka taat kepada Allah. Dan barangsiapa
menjadikan Allah, Rasul-Nya dan mereka yang beriman sebagai pelindung, maka sesungguhnya Hizbullah (golongan Allah) pasti menang. (Al-Māidah [55]:55-57).
Firman-Nya
lagi:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾ لَا تَجِدُ قَوۡمًا
یُّؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰہِ وَ الۡیَوۡمِ الۡاٰخِرِ
یُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ وَ لَوۡ کَانُوۡۤا اٰبَآءَہُمۡ
اَوۡ اَبۡنَآءَہُمۡ اَوۡ اِخۡوَانَہُمۡ
اَوۡ عَشِیۡرَتَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ
کَتَبَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمُ الۡاِیۡمَانَ وَ اَیَّدَہُمۡ بِرُوۡحٍ مِّنۡہُ ؕ وَ یُدۡخِلُہُمۡ جَنّٰتٍ
تَجۡرِیۡ مِنۡ تَحۡتِہَا الۡاَنۡہٰرُ خٰلِدِیۡنَ
فِیۡہَا ؕ رَضِیَ اللّٰہُ عَنۡہُمۡ
وَ رَضُوۡا عَنۡہُ ؕ اُولٰٓئِکَ حِزۡبُ اللّٰہِ ؕ اَلَاۤ اِنَّ حِزۡبَ اللّٰہِ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿٪﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang menentang Allah dan
Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti
akan menang.” Sesungguhnya Allah
Maha Kuat, Maha Perkasa. Engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang menyatakan
beriman kepada Allah dan Hari Akhir namun demikian mereka
mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, walau pun mereka itu bapak-bapak
mereka atau anak-anak mereka
atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang di dalam hati mereka Dia
telah menanamkan iman dan Dia
telah meneguhkan mereka dengan ilham dari Dia sendiri, dan Dia akan memasukkan mereka ke dalam
kebun-kebun yang di bawahnya mengalir sungai-sungai.
Mereka kekal di dalamnya. Allah
ridha kepada mereka dan mereka ridha
kepada-Nya. Itulah golongan Allah.
Ketahuilah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang
yang berhasil. (Al-Mujadilah [58]:21-23).
Bukti Nabi Besar Muhammad
Saw. Sebagai
“Rahmat Untuk Seluruh Alam”
Ada tersurat nyata
pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran
senantiasa menang terhadap kepalsuan,
itulah makna ayat کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ -- “Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Ada pun
makna ayat یُوَآدُّوۡنَ مَنۡ حَآدَّ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ -- “namun demikian mereka
mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya,” bahwa
tidak mungkin terdapat persahabatan
atau perhubungan cinta sejati atau
sungguh-sungguh di antara orang-orang
beriman dengan orang-orang
kafir -- siapa pun mereka itu –
sebab cita-cita, pendirian-pendirian, dan kepercayaan
agama dari kedua golongan itu bertentangan
satu sama lain, dan karena kesamaan
dan perhubungan kepentingan itu
merupakan syarat mutlak bagi
perhubungan yang sungguh-sungguh erat menjadi tidak ada, maka orang-orang beriman
diminta jangan mempunyai persahabatan
yang erat lagi mesra dengan orang-orang kafir.
Ikatan agama (keimanan)
harus mengatasi segala perhubungan
lainnya, malahan mengatasi pertalian
darah yang amat dekat sekalipun وَ لَوۡ کَانُوۡۤا اٰبَآءَہُمۡ
اَوۡ اَبۡنَآءَہُمۡ اَوۡ اِخۡوَانَہُمۡ
اَوۡ عَشِیۡرَتَہُمۡ -- “dan
walau pun mereka itu bapak-bapak mereka atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka ataupun keluarga mereka.” Ayat ini nampaknya merupakan seruan umum.
Tetapi secara khusus seruan itu tertuju kepada orang-orang kafir yang ada dalam berperang dengan kaum Muslim.
Pendek kata, itulah “persaudaraan hakiki” yang diikat oleh
kecintaan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya
di Akhir Zaman ini di kalangan Hizbullah hakiki yakni Jemaat Ahmadiyah guna mewujudkan Kemenangan Islam yang kedua
kali di Akhir Zaman ini melalui cara-cara yang “penuh damai” -- LOVE
FOR ALL HATRED FOR NONE” (Cinta
untuk semuanya, Tiada kebencian kepada siapa pun), sebagai realisasi misi kerasullan Nabi Besar Muhammad saw.
“rahmat bagi seluruh alam”, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ
کَتَبۡنَا فِی الزَّبُوۡرِ مِنۡۢ بَعۡدِ
الذِّکۡرِ اَنَّ الۡاَرۡضَ یَرِثُہَا عِبَادِیَ الصّٰلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ فِیۡ ہٰذَا لَبَلٰغًا
لِّقَوۡمٍ عٰبِدِیۡنَ ﴿﴾ؕ وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنٰکَ اِلَّا
رَحۡمَۃً لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾
Dan sungguh Kami
benar-benar telah menuliskan dalam Kitab
Zabur sesudah pemberi peringatan
itu, bahwa negeri itu akan
diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih. Sesungguhnya dalam hal ini ada suatu amanat bagi kaum yang beribadah. Dan Kami sekali-kali tidak mengutus
engkau melainkan sebagai rahmat bagi
seluruh alam. (Al-Anbiya
[21]:106-108).
Firman-Nya lagi:
لَقَدۡ جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِکُمۡ عَزِیۡزٌ عَلَیۡہِ مَا
عَنِتُّمۡ حَرِیۡصٌ عَلَیۡکُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِیۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا
فَقُلۡ حَسۡبِیَ اللّٰہُ ۫٭ۖ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ؕ عَلَیۡہِ تَوَکَّلۡتُ وَ ہُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾٪
Sungguh benar-benar
telah datang kepada kamu seorang
Rasul dari antara kamu sendiri, berat
terasa olehnya apa yang menyusahkan kamu, ia sangat mendambakan kesejahteraan bagi kamu dan terhadap
orang-orang beriman ia sangat berbelas kasih lagi
penyayang. Tetapi jika mereka berpaling maka katakanlah: “Cukuplah Allāh bagiku, tidak ada Tuhan
kecuali Dia, kepada-Nya-lah aku bertawakkal, dan Dia-lah Pemilik 'Arasy yang agung. (At-Taubah [9]:128-129).
Ayat
ini boleh dikenakan kepada orang-orang
beriman maupun kepada orang-orang kafir, tetapi terutama
kepada orang-orang beriman, bagian
permulaannya mengenai orang-orang kafir
dan bagian terakhir mengenai orang-orang
beriman.
“Love For All, Hatred For None”
Kepada orang-orang kafir
nampaknya ayat ini mengatakan: “Rasulullah saw. merasa sedih melihat kamu mendapat
kesusahan, yaitu sekalipun kamu mendatangkan kepadanya segala macam keaniayaan dan kesusahan, namun hatinya begitu sarat dengan rasa kasih-sayang kepada umat manusia, sehingga tidak ada tindakan
yang datang dari pihak kamu dapat membuatnya menjadi keras hati terhadap kamu dan membuat ia menginginkan keburukan bagi kamu. Ia begitu penuh kasih-sayang dan belas kasihan terhadap kamu, sehingga ia tidak tega hati melihat kamu menyimpang
dari jalan kebenaran hingga
mendatangkan kesusahan kepada kamu.”
Sedangkan kepada orang-orang beriman ayat ini
berkata: “Rasulullah saw. penuh dengan kecintaan,
kasih-sayang, dan rahmat bagi kamu, yaitu ia dengan riang dan gembira ikut dengan kamu dalam menanggung
kesedihan dan kesengsaraan kamu.
Lagi pula, seperti seorang ayah yang
penuh dengan kecintaan ia
memperlakukan kamu, dengan sangat murah
hati dan kasih-sayang.”
Pendek kata, baik pada pengutusan
Nabi Besar Muhammad saw. yang pertama di
masa awal 1400 tahun yang lalu, mau pun pada pengutusan beliau saw., yang kedua kali secara ruhani di Akhir Zaman ini – melalui Rasul Akhir Zaman (Qs.61:10; QS.62:3-4) –
terwujudnya kejayaan Islam selalu
diwujudkan dengan cara-cara yang tidak pernah bertentangan dengan
kesempurnaan ajaran Islam (Al-Quran)
dan akhlak
terpuji Nabi Besar Muhammad saw.,
yang jauh dari tidak kekerasan
mau pun paksaan (QS.2:257; QS.10:100;
QS.11:119; QS.18:30; QS.76:4), sebagaimana dikemukakan dalam dua macam perumpamaan berikut ini, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰۦ وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ
کُلِّہٖ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ
شَہِیۡدًا ﴿ؕ﴾ مُحَمَّدٌ رَّسُوۡلُ اللّٰہِ ؕ وَ الَّذِیۡنَ مَعَہٗۤ
اَشِدَّآءُ عَلَی الۡکُفَّارِ رُحَمَآءُ
بَیۡنَہُمۡ تَرٰىہُمۡ رُکَّعًا
سُجَّدًا یَّبۡتَغُوۡنَ فَضۡلًا مِّنَ
اللّٰہِ وَ رِضۡوَانًا ۫ سِیۡمَاہُمۡ فِیۡ وُجُوۡہِہِمۡ مِّنۡ
اَثَرِ السُّجُوۡدِ ؕ ذٰلِکَ مَثَلُہُمۡ
فِی التَّوۡرٰىۃِ ۚۖۛ وَ مَثَلُہُمۡ
فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ
اَخۡرَجَ شَطۡـَٔہٗ فَاٰزَرَہٗ
فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰی عَلٰی سُوۡقِہٖ یُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ لِیَغِیۡظَ بِہِمُ الۡکُفَّارَ ؕ وَعَدَ اللّٰہُ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ
مِنۡہُمۡ مَّغۡفِرَۃً وَّ اَجۡرًا عَظِیۡمًا ﴿٪﴾
Dia-lah Yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar, supaya Dia
memenangkannya atas semua agama. Dan cukuplah
Allah sebagai saksi. Muhammad itu adalah Rasul Allah, dan orang-orang besertanya sangat keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih-sayang di antara
mereka, engkau melihat mereka rukuk serta
sujud mencari karunia dari Allah
dan keridhaan-Nya, ciri-ciri pengenal mereka terdapat pada
wajah mereka dari bekas-bekas sujud. Demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat; dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya,
kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi kokoh, dan berdiri mantap pada batangnya, menyenangkan penanam-penanamnya supaya Dia
membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu. Allah telah
menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan berbuat amal saleh
di antara mereka ampunan dan ganjaran yang besar. (Al-Fath
[48]:29-30).
Ayat 29 menyampaikan suatu nubuatan yang berani, bahwa Islam
pada akhirnya akan mengungguli semua agama lain -- baik di masa awal di zaman Nabi Besar Muhammad saw., mau pun di Akhir Zaman, pada masa pengutusan kedua
kali beliau saw. secara ruhani (QS.62:3-4) dalam wujud Rasul Akhir Zaman (QS.61:10).
Dua Macam Perumpamaan
dalam Taurat dan Injil
Kedua masa kejayaan Islam tersebut dikemukakan dalam ayat selanjutnya berupa
dua macam perumpamaan di dalam Taurat dan di dalam Injil. Pada perumpamaan pertama dalam Taurat
dikemukakan dua macam ciri khas penting bagi suatu bangsa maju dan jaya yang berusaha meninggalkan jejak mereka di atas jalur
peristiwa sejarah dunia, yakni وَ الَّذِیۡنَ
مَعَہٗۤ اَشِدَّآءُ عَلَی
الۡکُفَّارِ رُحَمَآءُ بَیۡنَہُمۡ --
“dan orang-orang besertanya sangat
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang di antara mereka.”
Di lain tempat dalam Al-Quran (QS.5:55) orang-orang Muslim sejati dan baik telah dilukiskan sebagai yang baik hati dan rendah hati terhadap orang-orang mukmin dan keras serta tegas terhadap orang-orang kafir. Kata asyiddahu 'alal-kufaari -- (keras dan tegas terhadap orang-orang kafir" bukan berarti bersikap kasar dan kejam, melainkan mereka sangat teguh dalam mengamalkan petunjuk Al-Quran sebagaimana yang disunnahkan oleh Nabi Besar Muhammad saw..
Kata-kata, “Demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat,”
dapat juga ditujukan kepada pelukisan
yang diberikan oleh Bible,
yakni: “Kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu
datang hampir dari bukit Kades” (Terjemahan ini dikutip dari “Alkitab”
dalam bahasa Indonesia, terbitan “Lembaga
Alkitab Indonesia” tahun 1958).
Dalam bahasa Inggrisnya berbunyi: “He
shined forth from mount Paran and he came with ten thousands of saints,”
yang artinya: “Ia nampak dengan
gemerlapan cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang
kudus” (Deut. 33:2),
Peny).
Ada pun ungkapan “Dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana
tanaman,“ dapat ditujukan kepada perumpamaan
lain dalam Bible, yaitu: “Adalah
seorang penabur keluar hendak menabur benih; maka sedang ia menabur, ada
separuh jatuh di tepi jalan, lalu datanglah burung-burung makan, sehinga habis
benih itu. Ada separuh jatuh di tempat yang berbatu-batu, yang tidak banyak
tanahnya, maka dengan segera benih itu tumbuh, sebab tanahnya tidak dalam. Akan
tetapi ketika matahari naik, layulah ia, dan sebab ia tiada berakar, keringlah
ia. Ada juga separuh jatuh di tanah semak dari mana duri itu pun tumbuh serta
membantutkan benih itu. Dan ada pula separuh jatuh di tanah yang baik, sehingga
mengeluarkan buah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh kali
ganda banyaknya” (Matius
13:3-8).
Perumpamaan yang pertama nampaknya
dikenakan kepada para Sahabah Nabi Besar Muhammad saw. dan perumpamaan yang kedua dikenakan kepada
para pengikut rekan sejawat dan misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. di Akhir Zaman (QS.43:58) yaitu Al-Masih Mau’ud a.s. – Mirza
Gulam Ahmad a.s. -- dimana jama’ahnya (Jemaat Ahmadiyah) berangkat
dari suatu permulaan yang sangat kecil
dan tidak berarti di
kampung kecil bernama Qadian
di Punjab -- Hindustan -- telah ditakdirkan
Allah Swt. berkembang menjadi suatu organisasi perkasa, dan berangsur-angsur tetapi tetap maju menyampaikan tabligh Islam ke seluruh pelosok dunia, sehingga Islam akan mengungguli dan menang
atas semua agama, dan lawan-lawannya akan merasa heran dan iri hati terhadap kekuatan
dan pamornya, itulah makna ayat:
وَ مَثَلُہُمۡ فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ اَخۡرَجَ
شَطۡـَٔہٗ فَاٰزَرَہٗ فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰی عَلٰی سُوۡقِہٖ
یُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ لِیَغِیۡظَ
بِہِمُ الۡکُفَّارَ
“dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya,
kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi kokoh, dan berdiri mantap pada batangnya, menyenangkan penanam-penanamnya supaya Dia
membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu.”
“Matilah karena kemarahan kamu!”
Hanya dalam waktu satu abad sejak pengambilan baiat pertama -- sesuai sunnah Nabi Besar Muhammad saw. (QS.48:11) pada tahun 1889 -- saat ini Jemaat
Ahmadiyah telah tersebar luas di sekitar 200 negara di dunia,
sebagaimana wahyu Ilahi dalam bahasa
Urdu, yang diterima Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah, sebelum Jemaat
Ahmadiyah didirikan, yang terjemahannya adalah: “Aku akan sampaikan tabligh engkau
ke seluruh pelosok dunia.”
Oleh
karena itu jelaslah bahwa apabila dalam kenyataannya setiap langkah
kemajuan yang diraih oleh Jemaat
Ahmadiyah selalu mengundang reaksi
keras dari pihak-pihak yang sangat tidak
menyukai keberadaan Jemaat Ahmadiyah,
pada hakikatnya kenyataan tersebut
membuktikan kebenaran firman Allah
Swt. لِیَغِیۡظَ بِہِمُ الۡکُفَّارَ – “supaya Dia membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu.”
Memang
benar, bahwa pada masa Nabi Besar
Muhammad saw. pun, orang-orang musyrik Mekkah dan golongan Ahli Kitab – terutama kaum Yahudi -- sangat marah
kepada kesuksesan yang diraih
oleh Nabi Besar Muhammad saw. dan para Sahabah r.a., firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا
تَتَّخِذُوۡا بِطَانَۃً مِّنۡ دُوۡنِکُمۡ لَا یَاۡلُوۡنَکُمۡ
خَبَالًا ؕ وَدُّوۡا مَا
عَنِتُّمۡ ۚ قَدۡ
بَدَتِ الۡبَغۡضَآءُ مِنۡ
اَفۡوَاہِہِمۡ ۚۖ وَ مَا
تُخۡفِیۡ صُدُوۡرُہُمۡ اَکۡبَرُ ؕ قَدۡ بَیَّنَّا لَکُمُ
الۡاٰیٰتِ اِنۡ کُنۡتُمۡ تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ ہٰۤاَنۡتُمۡ اُولَآءِ تُحِبُّوۡنَہُمۡ وَ لَا یُحِبُّوۡنَکُمۡ وَ
تُؤۡمِنُوۡنَ
بِالۡکِتٰبِ کُلِّہٖ ۚ وَ اِذَا لَقُوۡکُمۡ قَالُوۡۤا اٰمَنَّا ۚ٭ۖ وَ اِذَا خَلَوۡا عَضُّوۡا عَلَیۡکُمُ الۡاَنَامِلَ مِنَ الۡغَیۡظِ ؕ قُلۡ مُوۡتُوۡا بِغَیۡظِکُمۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ عَلِیۡمٌۢ بِذَاتِ
الصُّدُوۡرِ ﴿﴾ اِنۡ تَمۡسَسۡکُمۡ
حَسَنَۃٌ تَسُؤۡہُمۡ ۫ وَ اِنۡ تُصِبۡکُمۡ
سَیِّئَۃٌ یَّفۡرَحُوۡا بِہَا ؕ وَ اِنۡ تَصۡبِرُوۡا وَ
تَتَّقُوۡا لَا یَضُرُّکُمۡ
کَیۡدُہُمۡ شَیۡـًٔا ؕ اِنَّ
اللّٰہَ بِمَا یَعۡمَلُوۡنَ مُحِیۡطٌ ﴿﴾٪
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu sekali-kali menjadikan teman
kepercayaan selain golongan kamu,
mereka itu tidak akan berhenti
menimbulkan kemudaratan bagi kamu. Mereka senang melihat kamu dalam kesusahan. Sungguh
kebencian telah tampak dari mulut mereka,
sedangkan apa yang disembunyikan dada mereka lebih besar lagi. Sungguh Kami telah menjelaskan kepada kamu Ayat-ayat Kami, jika kamu menggunakan akal. Ingat,
kamu itulah orang-orang yang mencintai mereka,
padahal mereka sekali-kali tidak
mencintai kamu, dan
kamu beriman kepada Al-Kitab seluruhnya. Dan apabila mereka bertemu dengan kamu mereka
berkata: “Kami pun telah beriman”,
tetapi apabila mereka menyendiri,
mereka menggigit-gigit jari karena sangat
marah terhadap kamu. Katakanlah: “Matilah
kamu karena kemarahan kamu.” Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang ada di dalam dada. Jika kamu
mendapat kebaikan mereka bersedih
hati, tetapi jika kamu mendapat
kesusahan mereka bergembira berkenaan
dengannya. Tetapi jika kamu bersabar dan bertakwa tipu
muslihat mereka tidak akan dapat memudaratkan kamu sedikit pun.
Sesungguhnya Allah meliputi
apa pun yang mereka kerjakan.
(Āli ‘Imran [3]:119-121).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 11
September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar