Selasa, 17 September 2013

Dua "Blok Besar Dunia" yang Saling Berhadapan & Ancaman Meletusnya "Perang Nuklir"




ۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab 23

  Dua “Blok Besar Dunia” yang Saling Berhadapan &  Ancaman Meletusnya “Perang Nuklir 

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir  Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai  Fir’aun dan Politik “Devide et Impera” (Memecah-belah dan Menjajah).  yakni salah satu resep kesuksesan dinasti Fir’aun menguasai wilayah kerajaaan  Mesir selama ratusan tahun   -- sampai diutusnya Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. untuk membebaskan Bani Israil    yang berada di Mesir selama 400 tahun sejak zaman Nabi Yusuf a.s. menjadi salah seorang penjabat tinggi di kerajaan Mesir (QS.12:55-102; Kejadian 15:12-16)  dari cengkraman  kezaliman Fir’aun  -- adalah karena mereka melakukan politik “devide et impera” (memecah-belah dan menjajah), sebagaimana yang dilakukan lagi sekitar 3500 tahun kemudian oleh   kerajaan-kerajaan Kristen dari Barat di berbagai wilayah jajahan mereka di berbagai benua, termasuk di Nusantara oleh VOC (Belanda), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  طٰسٓمّٓ ﴿﴾  تِلۡکَ اٰیٰتُ  الۡکِتٰبِ  الۡمُبِیۡنِ ﴿﴾  نَتۡلُوۡا عَلَیۡکَ مِنۡ نَّبَاِ مُوۡسٰی وَ فِرۡعَوۡنَ بِالۡحَقِّ  لِقَوۡمٍ  یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾   اِنَّ فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِی الۡاَرۡضِ وَ جَعَلَ اَہۡلَہَا شِیَعًا یَّسۡتَضۡعِفُ طَآئِفَۃً  مِّنۡہُمۡ یُذَبِّحُ اَبۡنَآءَہُمۡ وَ یَسۡتَحۡیٖ نِسَآءَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ  کَانَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾ وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً  وَّ  نَجۡعَلَہُمُ  الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾  وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا  کَانُوۡا  یَحۡذَرُوۡنَ ﴿﴾
Aku baca dengan nama  Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  طٰسٓمّٓ    (Maha Suci, Maha Mendengar, Maha Mulia). Inilah ayat-ayat Kitab yang jelas. Kami membacakan kepada engkau berita mengenai  Musa dan Fir’aun dengan  benar untuk kaum yang beriman.   Sesungguhnya Fir’aun berlaku sombong di bumi  dan ia menjadikan penduduknya bergolongan-golongan, ia berusaha melemahkan segolongan dari mereka  dengan  menyembelih anak-anak laki-laki mereka, dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.   Dan Kami   hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi  dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia Kami.   Dan Kami  mapankan mereka di bumi dan Kami  perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman  dan  lasykar keduanya  apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash [28]:1-7).

Politik “Devide et Impera” yang Dilakukan kaum Kolonial Barat &
Kezaliman Menghasilkan Nemesis-nya (Pembalasannya)

    Politik divide et impera (memecah-belah dan menjajah) dengan akibatnya yang sangat mematikan -- seperti dijalankan kekuatan-kekuatan kaum kolonial barat di abad kedua puluh ini -- agaknya di zaman Fir’aun telah dijalankan juga olehnya dengan sukses besar. Ia telah memecah-belah rakyat Mesir ke dalam beberapa partai dan golongan serta dengan busuk hati telah membuat perbedaan kelas di antara mereka. Beberapa di antara mereka dianak-emaskannya dan yang lain diperas dan ditindas.
      Kaum Nabi Musa a.s. yakni Bani Israil     termasuk kelas (golongan) yang tidak beruntung. Kata-kata  menyembelih anak-anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka, kecuali mengandung pengertian yang jelas, bahwa agar supaya orang-orang Bani Israil selamanya tunduk di bawah kekuasaannya, Fir’aun membinasakan kaum pria mereka dan membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka, dapat juga diartikan bahwa dengan politik menjajah dan menindas tanpa belas kasihan itu ia berikhtiar membunuh sifat-sifat kejantanan mereka dan dengan demikian membuat mereka jadi pengalah seperti perempuan.

Kezaliman Menghasilkan Nemesis-nya (Pembalasannya)
      Makna firman-Nya:
وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً  وَّ  نَجۡعَلَہُمُ  الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾ وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ
“Dan Kami   hendak memberikan karunia kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi  dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia Kami.   Dan Kami  mapankan mereka di bumi” (QS.28:6-7).
       Ketika upaya merendahkan derajat orang-orang Bani Israil di Mesir itu mencapai titik yang serendah-rendahnya, dan kezaliman Fir’aun dan bangsanya kian meluap-luap, dan Allah Swt., sesuai dengan hikmah-Nya yang tidak mungkin keliru memutuskan bahwa penindas-penindas itu harus dihukum dan mereka yang diperbudak dibebaskan, maka Dia mengutus Nabi Musa a.s..
   Gejala yang terjadi di masa tiap-tiap utusan (rasul) Allah, menampakkan perwujudan sepenuhnya dan seindah-indahnya di masa kenabian Rasulullah saw..  Selanjutnya berfirman:
وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا  کَانُوۡا  یَحۡذَرُوۡنَ
“…. dan Kami  perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman  dan  lasykar keduanya  apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu.” (Al-Qashash [28]:7).
      Haman adalah gelar pendeta agung dewa Amon; “ham” di dalam bahasa Mesir berarti, pendeta agung. Dewa Amon menguasai semua dewa Mesir lainnya. Haman adalah kepala khazanah dan lumbung negeri, dan juga yang mengepalai lasykar-lasykar dan semua ahli pertukangan di Thebes. Namanya adalah Nubunnef, dan ia pendeta agung di bawah Rameses II dan putranya yang bernama Merenptah.
Karena menjadi kepala organisasi kependetaan yang sangat kaya, merangkum semua pendeta di seluruh negeri, kekuasaannya dan wibawanya telah meningkat sedemikian rupa, sehingga ia menguasai suatu partai politik yang sangat berpengaruh, dan bahkan mempunyai suatu pasukan pribadi (“A story of Egypt” oleh James Henry Breasted, Ph.D).
     Haman juga dikatakan sebagai nama seorang menteri dari Ahasuerus, seorang raja Persia, yang hidup pada beberapa abad sesudah zaman Nabi Musa a.s.. Tidak ada sesuatu yang patut diherankan atau menjadi keberatan adanya dua orang yang masing-masing hidup di zaman yang berlainan memakai nama yang sama.
      Jadi makna ayat وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا  کَانُوۡا  یَحۡذَرُوۡنَ     --  “Dan Kami  mapankan mereka di bumi dan Kami  perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman  dan  lasykar keduanya  apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu” (Al-Qashash [28]:7).
     yaitu  bahwa perbudakan dan kezaliman menghasilkan nemesis-nya (pembalasan keadilannya) sendiri; dan kaum penjajah dan penindas tak pernah merasa aman terhadap kemungkinan munculnya pemberontakan terhadap mereka oleh orang-orang yang terjajah, tertindas atau tertekan. Lebih hebat penindasan dari seseorang yang zalim, lebih besar pula ketakutannya akan pemberontakan dari mereka yang dijajah. Fir’aun pun dicekam oleh rasa takut semacam itu.
       Itulah sebab para penguasa tirani (otoriter)  di zaman mana pun, semakin lama mereka  berkuasa  maka akan semakin zalim pula dalam menjalankan kekuasaan mereka,  karena mereka  ketakutan  kalau  mereka digulingkan dari  kekuasaannya oleh pihak-pihak yang mereka zalimi yang mulai  menyusun kekuatan untuk melakukan perlawanan.

Terbentuknya “Dua Blok Besar” Dunia
yang Saling Berhadapan

       Ketika kezaliman yang mereka lakukan telah mencapai puncaknya maka hal itu  merupakan tanda bahwa saat-saat   kejatuhan mereka akan segera terjadi, salah satu contoh   di zaman purbakala adalah kejatuhan kekuasaan dinasti para Fir’aun di Mesir,  sedangkan di Akhir Zaman ini    misalnya kejatuhan    kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah secara diktator di Rusia,  yang mewakili  golongan kolonialisme dan feodalisme  ­-- oleh  Revolusi Bolshevik   yang dilakukan golongan  Sosialisme  (proletar) pimpinan    Vladimir Ilyich Lenin.
       Revolusi Rusia  atau Revolusi Bolshevik  yang  pada Februari 1917  merupakan gerakan “golongan tertindas” (terzalimi) yang  merasakan kehidupan  yang sulit di berbagai bidang akibat kediktatoran Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan rakyat dan menentang kekuasaan Tsar Nicholas II dalam bentuk revolusi. Dan  Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia.  Revolusi Rusia yang berpaham komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis.
      Dengan kata lain,  Revolusi Bolshevik  yang menghasilkan faham dan golongan  Komunisme  -- yang pada akhirnya menjadi penganut faham Atheisme, sebelumnya mereka juga penganut Kristen versi  ajaran Paulus yang mempercayai aham Trinitas dan Penebusan Dosa -- pada hakikatnya merupakan “nemesis  (pembalasan keadilan) dari perbuatan zalim kaum yang menganut faham kolonialisme atau  imperialisme dan kapitalisme atau  feodalisme,  penganut  agama Kristen versi ajaran Paulus.
       Kedua “golongan besar“ tersebut  kemudian menjadi 2 blok raksasa yang saling berhadapan (bertentangan) dalam berbagai bidang kehidupan, masing-masing pihak  dipimpin  oleh Amerika Serikat (USA) – sebelumnya oleh kerajaan Inggris   -- dan blok Komunis dipimpin  oleh Rusia (Uni Sovyet) dan Cina.
      Allah Swt. dalam Al-Quran  telah mensinyalir mengenai akan  munculnya   dua golongan (blok) raksasa  yang akan saling berhadapan (bertentangan) tersebut, dan  Allah Swt. menyebut golongan penganut faham Kapitalisme  dengan sebutan golongan  jin” sedangkan penganut faham Sosialisme (Komunisme)  disebut golongan  ins” (manusia), firman-Nya:
سَنَفۡرُغُ   لَکُمۡ  اَیُّہَ  الثَّقَلٰنِ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Segera Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat. Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan?  (Al-Rahmān [55]:32-33). 
  Ats-tsaqalān berarti:  dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), dapat berarti “manusia” (ins) dan “jin”, sebagaimana diperlihatkan oleh seluk-beluk kalimatnya (konteks-nya), atau orang-orang Arab dan orang-orang bukan Arab, atau dalam bahasa politik dewasa ini,  “dua blok besar” – Rusia atau Cina dan sekutu-sekutu mereka di satu pihak, dan Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya di pihak lain; atau kata itu dapat diartikan kelas (golongan) kapitalis dan kelas (golongan) buruh.
   Dari cara kedua blok besar (ats-tsaqalān)  -- yakbo golongan jin dan ins  -- itu bertingkah laku nampaknya sewaktu-waktu mereka dapat terlibat dalam sengketa maut  yang akan menghancur-leburkan seluruh karya manusia yang dilakukan dari abad ke abad untuk mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan dapat menyebabkan kehidupan di atas bumi ini  nyaris tiada.  Mengenai hal tersebut selanjutnya Allah Swt. berfirman:
یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ  اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ  تَنۡفُذُوۡا مِنۡ  اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا  تَنۡفُذُوۡنَ  اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾ یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ وَّ نُحَاسٌ فَلَا  تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾ فَاِذَا  انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ  فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾

Hai golongan jin dan ins (manusia)! Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.  Maka  nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu  berdua dustakan?   Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api, dan leburan tembaga, lalu kamu berdua tidak akan dapat menolong diri sendiri.   Maka   nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.  Maka  nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu  berdua dustakan?   (Al-Rahmān [55]:34-39). 

Dua Kali Perang Dunia  dan  Ancaman Perang Nuklir

    Ayat-ayat ini nampaknya   mengandung peringatan akan kemungkinan itu, dan telah terbukti kebenarannya berupa meletusnya dua Perang Dunia (Perang Dunia  I & II),  dan  Perang Dunia III atau Perang Nuklir   hingga tinggal menunggu waktu saja, karena pada saat ini kemelut berkepanjangan di  semenanjung Korea dan kemelut di Timur Tengah – khususnya di di Suriah --  telah membuat kedua blok besar dunia (jin dan ins) tersebut kembali saling berhadapan dengan persiapan militernya masing-masing yang sangat canggih, dan berhulu ledak nuklir.
   Mengenai kemajuan dalam bidang teknologi – khususnya  teknologi antariksa – yang akan diraih oleh kedua “golongan besar” (ats-tsaqalān) atau golongan jin dan ins tersebut, sebelumnya dalam Al-Quran telah menubuatkannya, Allah Swt. berfirman:
اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ  تَنۡفُذُوۡا مِنۡ  اَقۡطَارِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا  تَنۡفُذُوۡنَ  اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ
Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.  (Al-Rahmān [55]:34). 
    Ayat ini telah diberi bermacam-macam penafsiran. Menurut suatu penafsiran, para ilmuwan dan para ahli filsafat yang membanggakan diri mengenai kemajuan besar yang telah dicapai mereka dalam bidang ilmu duniawi telah diberitahu, bahwa kendati pun betapa besarnya kemajuan yang mungkin telah dicapai mereka dalam pengetahuan dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum alam yang mengatur alam semesta ini dengan sepenuhnya. Betapa pun mereka berusaha, mereka tidak akan berhasil dalam pencarian (eksplorasi) mereka.
  Menurut penafsiran lain, ayat ini memperingatkan orang-orang berdosa; “Biarkanlah mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan bumi, mereka tidak akan mampu menentang hukum-hukum Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi.”  
Ayat ini dapat juga mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket, sputnik-sputnik, dan sebagainya; dengan alat-alat tersebut orang-orang Rusia (ins) dan Amerika (jin) berusaha mencapai benda-benda langit. Mereka diberitahu, bahwa paling-paling mereka hanya akan dapat mencapai beberapa planet terdekat dari bumi, tetapi jagat-jagat raya kepunyaan Allah Swt.  tidak mungkin dapat dijelajahi seluruhnya.

Gambaran Mengerikan Akibat Perang Dunia & Perang Nuklir

   Mengenai kegagalan yang  akan dialami oleh kedua “golongan besar” atau golongan  jin dan ins tersebut selanjutnya Allah Swt.  berfirman:
فَاِذَا  انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ  فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾  فَبِاَیِّ  اٰلَآءِ  رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Dan apabila  langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.  Maka  nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu  berdua dustakan?   (Al-Rahmān [55]:38-39). 
    Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua blok besar yang bermusuhan itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan seluruh peradaban manusia.
 Jadi, betapa jelasnya gambaran tentang azab Ilahi yang diancamkan itu:  فَاِذَا  انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ  فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ  -- “Maka apabila  langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.” Berbagai gambaran mengenai bencana yang sangat mengerikan akibat perang kedua blok besar dunia tersebut lihat pula  QS. 5:37; QS.13:19; QS.7:07-22; QS.20:106; QS.22:2-5; QS.31:34;  QS.39:48; QS.44:42; QS.69:36; QS.74:30; Qs.101:6.


(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar,  15  September   2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar