ۡ بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 23
Dua
“Blok Besar Dunia” yang Saling
Berhadapan & Ancaman Meletusnya “Perang Nuklir”
Oleh
Ki Langlang Buana
Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai Fir’aun
dan Politik “Devide et Impera”
(Memecah-belah dan Menjajah). yakni salah
satu resep kesuksesan dinasti Fir’aun
menguasai wilayah kerajaaan Mesir selama
ratusan tahun -- sampai diutusnya Nabi Musa a.s. dan Nabi
Harun a.s. untuk membebaskan Bani Israil yang berada di Mesir selama 400 tahun sejak zaman Nabi Yusuf a.s.
menjadi salah seorang penjabat tinggi di kerajaan Mesir (QS.12:55-102; Kejadian
15:12-16) dari cengkraman kezaliman
Fir’aun -- adalah karena mereka
melakukan politik “devide et impera”
(memecah-belah dan menjajah), sebagaimana yang dilakukan lagi sekitar 3500
tahun kemudian oleh kerajaan-kerajaan Kristen dari Barat di berbagai wilayah jajahan mereka di berbagai benua, termasuk di Nusantara oleh VOC (Belanda), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾ طٰسٓمّٓ ﴿﴾ تِلۡکَ اٰیٰتُ الۡکِتٰبِ الۡمُبِیۡنِ ﴿﴾ نَتۡلُوۡا عَلَیۡکَ مِنۡ نَّبَاِ مُوۡسٰی وَ فِرۡعَوۡنَ بِالۡحَقِّ لِقَوۡمٍ
یُّؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ اِنَّ
فِرۡعَوۡنَ عَلَا فِی الۡاَرۡضِ وَ جَعَلَ اَہۡلَہَا شِیَعًا یَّسۡتَضۡعِفُ
طَآئِفَۃً مِّنۡہُمۡ یُذَبِّحُ
اَبۡنَآءَہُمۡ وَ یَسۡتَحۡیٖ نِسَآءَہُمۡ ؕ اِنَّہٗ کَانَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾ وَ نُرِیۡدُ
اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ
اَئِمَّۃً وَّ نَجۡعَلَہُمُ
الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾ وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ
فِی الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ
مَّا کَانُوۡا یَحۡذَرُوۡنَ ﴿﴾
Aku baca dengan
nama Allah, Maha Pemurah, Maha
Penyayang. طٰسٓمّٓ (Maha Suci, Maha Mendengar, Maha Mulia).
Inilah ayat-ayat Kitab yang jelas.
Kami membacakan kepada engkau berita
mengenai Musa dan Fir’aun
dengan benar untuk kaum yang beriman. Sesungguhnya Fir’aun berlaku sombong di bumi
dan ia menjadikan penduduknya
bergolongan-golongan, ia berusaha melemahkan
segolongan dari mereka dengan menyembelih anak-anak laki-laki
mereka, dan membiarkan hidup
perempuan-perempuan mereka, sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan Kami hendak memberikan karunia kepada orang-orang
yang dianggap lemah di bumi dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin dan
menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia
Kami. Dan Kami mapankan mereka di bumi
dan Kami perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman dan lasykar keduanya apa yang mereka
khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash [28]:1-7).
Politik “Devide et
Impera” yang Dilakukan kaum Kolonial Barat &
Kezaliman Menghasilkan Nemesis-nya
(Pembalasannya)
Politik divide
et impera (memecah-belah dan menjajah) dengan akibatnya yang sangat mematikan -- seperti dijalankan
kekuatan-kekuatan kaum kolonial barat
di abad kedua puluh ini -- agaknya di zaman
Fir’aun telah dijalankan juga olehnya dengan sukses besar. Ia telah memecah-belah
rakyat Mesir ke dalam beberapa partai
dan golongan serta dengan busuk hati
telah membuat perbedaan kelas di
antara mereka. Beberapa di antara mereka dianak-emaskannya dan yang lain diperas dan ditindas.
Kaum Nabi Musa a.s. yakni Bani Israil termasuk kelas (golongan) yang tidak beruntung. Kata-kata menyembelih anak-anak laki-laki mereka dan
membiarkan hidup perempuan-perempuan mereka, kecuali mengandung pengertian
yang jelas, bahwa agar supaya orang-orang Bani
Israil selamanya tunduk di bawah
kekuasaannya, Fir’aun membinasakan kaum
pria mereka dan membiarkan hidup
perempuan-perempuan mereka, dapat juga diartikan bahwa dengan politik menjajah dan menindas tanpa belas kasihan itu ia
berikhtiar membunuh sifat-sifat kejantanan mereka dan dengan demikian membuat
mereka jadi pengalah seperti perempuan.
Kezaliman Menghasilkan Nemesis-nya
(Pembalasannya)
Makna firman-Nya:
وَ نُرِیۡدُ اَنۡ نَّمُنَّ عَلَی
الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا فِی الۡاَرۡضِ وَ نَجۡعَلَہُمۡ اَئِمَّۃً وَّ
نَجۡعَلَہُمُ الۡوٰرِثِیۡنَ ۙ﴿﴾ وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ
“Dan Kami hendak memberikan karunia
kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi dan menjadikan
mereka pemimpin-pemimpin dan menjadikan
mereka ahli waris karunia-karunia Kami. Dan Kami mapankan mereka di bumi” (QS.28:6-7).
Ketika upaya merendahkan derajat orang-orang Bani Israil di Mesir itu mencapai titik
yang serendah-rendahnya, dan kezaliman
Fir’aun dan bangsanya kian meluap-luap, dan Allah Swt., sesuai dengan
hikmah-Nya yang tidak mungkin keliru memutuskan bahwa penindas-penindas itu harus dihukum
dan mereka yang diperbudak
dibebaskan, maka Dia mengutus Nabi Musa a.s..
Gejala yang terjadi di masa tiap-tiap utusan (rasul) Allah, menampakkan perwujudan sepenuhnya dan seindah-indahnya di masa kenabian
Rasulullah saw.. Selanjutnya berfirman:
وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ
وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا
کَانُوۡا یَحۡذَرُوۡنَ
“…. dan Kami perlihatkan kepada Fir’aun
serta Haman dan lasykar keduanya apa yang mereka
khawatirkan dari mereka itu.” (Al-Qashash [28]:7).
Haman adalah
gelar pendeta agung dewa Amon; “ham” di dalam bahasa Mesir berarti,
pendeta agung. Dewa Amon menguasai semua dewa Mesir lainnya. Haman adalah kepala khazanah dan lumbung
negeri, dan juga yang mengepalai lasykar-lasykar
dan semua ahli pertukangan di
Thebes. Namanya adalah Nubunnef, dan
ia pendeta agung di bawah Rameses II dan putranya yang bernama Merenptah.
Karena menjadi kepala organisasi kependetaan yang sangat kaya,
merangkum semua pendeta di seluruh
negeri, kekuasaannya dan wibawanya telah meningkat sedemikian rupa, sehingga ia
menguasai suatu partai politik yang
sangat berpengaruh, dan bahkan mempunyai suatu pasukan pribadi (“A story of Egypt” oleh James
Henry Breasted, Ph.D).
Haman
juga dikatakan sebagai nama seorang menteri dari Ahasuerus, seorang raja
Persia, yang hidup pada beberapa abad sesudah zaman Nabi Musa a.s.. Tidak ada
sesuatu yang patut diherankan atau menjadi keberatan adanya dua orang yang
masing-masing hidup di zaman yang berlainan memakai nama yang sama.
Jadi makna ayat وَ نُمَکِّنَ لَہُمۡ فِی
الۡاَرۡضِ وَ نُرِیَ فِرۡعَوۡنَ وَ ہَامٰنَ وَ جُنُوۡدَہُمَا مِنۡہُمۡ مَّا کَانُوۡا
یَحۡذَرُوۡنَ --
“Dan Kami mapankan mereka di bumi dan Kami
perlihatkan kepada Fir’aun serta Haman dan lasykar
keduanya apa yang mereka khawatirkan dari mereka itu” (Al-Qashash
[28]:7).
yaitu bahwa perbudakan
dan kezaliman menghasilkan nemesis-nya (pembalasan keadilannya)
sendiri; dan kaum penjajah dan penindas tak pernah merasa aman terhadap kemungkinan munculnya pemberontakan
terhadap mereka oleh orang-orang yang terjajah,
tertindas atau tertekan. Lebih hebat penindasan
dari seseorang yang zalim, lebih
besar pula ketakutannya akan pemberontakan dari mereka yang dijajah. Fir’aun pun dicekam oleh rasa takut semacam itu.
Itulah sebab para penguasa tirani (otoriter)
di zaman mana pun, semakin lama mereka
berkuasa maka akan semakin zalim pula dalam menjalankan kekuasaan
mereka, karena mereka ketakutan kalau
mereka digulingkan dari kekuasaannya oleh pihak-pihak yang mereka zalimi
yang mulai menyusun kekuatan untuk melakukan perlawanan.
Terbentuknya “Dua
Blok Besar” Dunia
yang Saling Berhadapan
Ketika kezaliman yang mereka lakukan telah mencapai puncaknya maka hal itu
merupakan tanda bahwa saat-saat kejatuhan
mereka akan segera terjadi, salah satu contoh di zaman purbakala adalah kejatuhan kekuasaan dinasti para Fir’aun di Mesir, sedangkan di Akhir Zaman ini misalnya kejatuhan kekuasaan
Tsar Nicholas II yang memerintah secara
diktator di Rusia, yang mewakili
golongan kolonialisme dan feodalisme
-- oleh Revolusi Bolshevik yang dilakukan golongan Sosialisme
(proletar) pimpinan Vladimir
Ilyich Lenin.
Revolusi
Rusia atau Revolusi Bolshevik yang pada Februari 1917 merupakan gerakan “golongan tertindas” (terzalimi) yang merasakan kehidupan yang sulit di berbagai bidang akibat
kediktatoran Tsar Nicholas II,
akhirnya berhasil menghimpun kekuatan
rakyat dan menentang kekuasaan Tsar Nicholas II dalam bentuk revolusi. Dan Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Revolusi
Rusia yang berpaham komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut ke arah negara komunis.
Dengan kata lain, Revolusi Bolshevik yang menghasilkan faham dan golongan Komunisme -- yang pada akhirnya menjadi penganut faham Atheisme, sebelumnya mereka juga
penganut Kristen versi ajaran Paulus
yang mempercayai aham Trinitas dan Penebusan Dosa -- pada hakikatnya
merupakan “nemesis” (pembalasan keadilan) dari perbuatan zalim kaum yang menganut faham kolonialisme atau imperialisme dan kapitalisme atau feodalisme, penganut agama Kristen
versi ajaran Paulus.
Kedua “golongan besar“ tersebut kemudian menjadi 2 blok raksasa yang saling berhadapan
(bertentangan) dalam berbagai bidang kehidupan,
masing-masing pihak dipimpin oleh Amerika Serikat (USA) – sebelumnya
oleh kerajaan Inggris -- dan blok Komunis dipimpin oleh Rusia (Uni Sovyet) dan Cina.
Allah
Swt. dalam Al-Quran telah mensinyalir mengenai akan munculnya
dua golongan (blok) raksasa yang akan saling berhadapan (bertentangan) tersebut, dan Allah Swt. menyebut golongan penganut faham Kapitalisme
dengan sebutan golongan “jin”
sedangkan penganut faham Sosialisme
(Komunisme) disebut golongan “ins”
(manusia), firman-Nya:
سَنَفۡرُغُ لَکُمۡ اَیُّہَ
الثَّقَلٰنِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Segera Kami akan menghadapi kamu, hai dua golongan yang kuat. Maka
nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang
manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān [55]:32-33).
Ats-tsaqalān berarti: dua jenis barang yang berat (Lexicon Lane), dapat berarti
“manusia” (ins) dan “jin”, sebagaimana diperlihatkan oleh seluk-beluk
kalimatnya (konteks-nya), atau orang-orang Arab dan orang-orang bukan Arab,
atau dalam bahasa politik dewasa ini, “dua blok besar” – Rusia atau Cina dan sekutu-sekutu mereka di satu pihak, dan Amerika Serikat beserta sekutu-sekutunya di pihak lain; atau
kata itu dapat diartikan kelas (golongan) kapitalis
dan kelas (golongan) buruh.
Dari
cara kedua blok besar (ats-tsaqalān) -- yakbo golongan jin dan ins -- itu bertingkah laku nampaknya sewaktu-waktu mereka dapat terlibat
dalam sengketa maut yang akan menghancur-leburkan seluruh karya manusia yang dilakukan dari abad
ke abad untuk mengembangkan seni dan ilmu pengetahuan dapat menyebabkan kehidupan di atas bumi ini nyaris tiada.
Mengenai hal tersebut selanjutnya Allah
Swt. berfirman:
یٰمَعۡشَرَ الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ
اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ
تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا
تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ
﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾ یُرۡسَلُ عَلَیۡکُمَا شُوَاظٌ مِّنۡ نَّارٍ ۬ۙ
وَّ نُحَاسٌ فَلَا تَنۡتَصِرٰنِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾ فَاِذَا
انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ
وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Hai golongan
jin dan ins (manusia)! Jika kamu
memiliki kekuatan untuk menembus
batas-batas seluruh langit dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak
dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat-nikmat
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? Akan dikirimkan kepada kamu berdua nyala api,
dan leburan tembaga, lalu
kamu berdua tidak akan dapat menolong
diri sendiri. Maka nikmat-nikmat Tuhan kamu berdua yang manakah
yang kamu berdua dustakan? Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah
bagaikan kulit merah. Maka nikmat-nikmat
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:34-39).
Dua Kali Perang Dunia dan Ancaman Perang
Nuklir
Ayat-ayat ini
nampaknya mengandung peringatan akan kemungkinan itu, dan telah terbukti kebenarannya berupa meletusnya
dua Perang Dunia (Perang Dunia I & II),
dan Perang Dunia III atau Perang
Nuklir hingga tinggal menunggu waktu saja, karena pada saat ini kemelut berkepanjangan di semenanjung
Korea dan kemelut di Timur Tengah
– khususnya di di Suriah -- telah membuat kedua blok besar dunia (jin dan ins) tersebut kembali saling berhadapan dengan persiapan militernya masing-masing yang sangat canggih, dan berhulu
ledak nuklir.
Mengenai kemajuan dalam
bidang teknologi – khususnya teknologi antariksa
– yang akan diraih oleh kedua “golongan besar” (ats-tsaqalān) atau golongan jin
dan ins tersebut, sebelumnya dalam
Al-Quran telah menubuatkannya, Allah Swt. berfirman:
اِنِ اسۡتَطَعۡتُمۡ اَنۡ
تَنۡفُذُوۡا مِنۡ اَقۡطَارِ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ فَانۡفُذُوۡا ؕ لَا
تَنۡفُذُوۡنَ اِلَّا بِسُلۡطٰنٍ
Jika kamu memiliki kekuatan untuk menembus batas-batas seluruh langit
dan bumi maka tembuslah, namun kamu tidak dapat menembusnya
kecuali dengan kekuatan. (Al-Rahmān [55]:34).
Ayat ini telah diberi bermacam-macam
penafsiran. Menurut suatu penafsiran, para ilmuwan
dan para ahli filsafat yang
membanggakan diri mengenai kemajuan besar yang telah dicapai mereka dalam
bidang ilmu duniawi telah diberitahu,
bahwa kendati pun betapa besarnya kemajuan yang mungkin telah dicapai mereka
dalam pengetahuan dan ilmu, mereka tidak dapat memahami semua hukum alam yang mengatur alam semesta ini dengan sepenuhnya. Betapa
pun mereka berusaha, mereka tidak
akan berhasil dalam pencarian (eksplorasi)
mereka.
Menurut penafsiran lain,
ayat ini memperingatkan orang-orang
berdosa; “Biarkanlah mereka memberanikan diri menembus batas-batas langit dan
bumi, mereka tidak akan mampu menentang hukum-hukum
Ilahi tanpa mendapat hukuman, dan
mereka tidak akan dapat meloloskan diri dari azab Ilahi.”
Ayat ini dapat juga mengisyaratkan kepada pembuatan roket-roket,
sputnik-sputnik, dan sebagainya; dengan alat-alat tersebut orang-orang Rusia (ins) dan Amerika (jin) berusaha mencapai benda-benda
langit. Mereka diberitahu, bahwa paling-paling mereka hanya akan dapat
mencapai beberapa planet terdekat
dari bumi, tetapi jagat-jagat raya
kepunyaan Allah Swt. tidak mungkin dapat
dijelajahi seluruhnya.
Gambaran Mengerikan Akibat Perang
Dunia & Perang Nuklir
Mengenai kegagalan yang akan dialami oleh kedua “golongan besar” atau golongan jin
dan ins tersebut selanjutnya Allah
Swt. berfirman:
فَاِذَا انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Dan apabila langit terbelah dan
menjadi merah bagaikan kulit merah.
Maka nikmat-nikmat
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:38-39).
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua blok besar yang bermusuhan
itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang
api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan
seluruh peradaban manusia.
Jadi, betapa jelasnya gambaran tentang azab Ilahi yang diancamkan itu: فَاِذَا
انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ
وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- “Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.” Berbagai gambaran mengenai bencana yang sangat mengerikan akibat perang kedua
blok besar dunia tersebut lihat pula
QS. 5:37; QS.13:19; QS.7:07-22; QS.20:106; QS.22:2-5; QS.31:34; QS.39:48; QS.44:42; QS.69:36; QS.74:30;
Qs.101:6.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 15
September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar