ۡ بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 26
Kutukan Nabi Daud a.s. Mengakibatkan
Bani Israil Dua kali Diserang Balatentara
Raja Nebukadnezar dari Babilonia
Oleh
Ki Langlang Buana
Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai makna firman Allah Swt.:
وَ تَرَکۡنَا
بَعۡضَہُمۡ یَوۡمَئِذٍ یَّمُوۡجُ فِیۡ بَعۡضٍ وَّ نُفِخَ فِی
الصُّوۡرِ
فَجَمَعۡنٰہُمۡ جَمۡعًا ﴿ۙ﴾
Dan pada hari itu Kami akan membiarkan sebagian mereka menyerang sebagian lain, dan nafiri akan ditiup, lalu Kami akan menghimpun mereka itu semuanya.
(Al-Kahf [18]:100).
Pada
waktu menanjaknya Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) ke tangga kekuasaan, bangsa‑bangsa di seluruh dunia akan berhimpun sehingga seluruh
dunia akan menjadi seperti satu negeri.
Dan menurut Bible, “Bangsa akan melawan
bangsa dan kerajaan melawan kerajaan serta kedengkian, kebencian, dan keburukan
akan merajalela."
Isyarat itu
nampaknya ditujukan kepada masa di Akhir Zaman ini. Dalam dua perang
dunia yang lampau, seolah-olah Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) telah
dilepaskan di dunia, dan manusia
gemetar bila mengkhayalkan kebinasaan
yang dapat diakibatkan oleh Perang Dunia
Ketiga atau Perang Nuklir.
Perang Armagedon
Menurut Yehezkiel (bab-bab 38 dan 39) Uni Soviet (Rusia) itu Ya’juj (Gog) dan bangsa-bangsa barat itu
Ma’juj (Magog). Kini pun mereka
sedang bersiap-siap untuk perang
Armagedon. Lebih lanjut Allah Swt. menggambarkan mengenai keadaan mengerikan ketika bangsa-bangsa di dunia
terlibat dalam dua Perang Dunia, terutama Perang
Dunia ketiga yang juga akan merupakan Perang
Nuklir, firman-Nya:
وَّ عَرَضۡنَا
جَہَنَّمَ یَوۡمَئِذٍ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ عَرۡضَۨا ﴿﴾ۙ الَّذِیۡنَ کَانَتۡ اَعۡیُنُہُمۡ فِیۡ غِطَـآءٍ عَنۡ ذِکۡرِیۡ وَ کَانُوۡا لَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ سَمۡعًا ﴿﴾
Dan pada hari itu Kami menghadirkan Jahannam berhadapan muka dengan
orang-orang kafir, yaitu
orang-orang yang mata mereka tertutup dari peringatan-Ku, dan
mereka tidak mampu mendengar. (Al-Kahf
[18]:101-102).
Untuk
pembahasan hukuman Allah Swt. yang amat mengerikan
dan membina-sakan yang akan turun kepada Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) itu dikemukakan dalam Surah Ar-Rahmān
dalam Bab sebelumnya:
فَاِذَا انۡشَقَّتِ
السَّمَآءُ فَکَانَتۡ وَرۡدَۃً
کَالدِّہَانِ ﴿ۚ﴾ فَبِاَیِّ اٰلَآءِ
رَبِّکُمَا تُکَذِّبٰنِ ﴿﴾
Dan apabila langit terbelah dan
menjadi merah bagaikan kulit merah.
Maka nikmat-nikmat
Tuhan kamu berdua yang manakah yang kamu berdua dustakan? (Al-Rahmān
[55]:38-39).
Ayat ini menunjuk kepada azab paling dahsyat lagi menakutkan, yang akan menimpa kedua blok besar yang bermusuhan
itu. Dunia rupa-rupanya berdiri di tepi jurang
api yang berkobar-kobar dengan dahsyatnya dan nyala apinya mengancam akan menghanguskan
seluruh peradaban manusia.
Jadi, betapa jelasnya gambaran tentang azab Ilahi yang diancamkan itu: فَاِذَا
انۡشَقَّتِ السَّمَآءُ فَکَانَتۡ
وَرۡدَۃً کَالدِّہَانِ -- “Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah bagaikan kulit merah.” Berbagai gambaran lainnya mengenai bencana yang sangat mengerikan akibat
perang kedua blok besar dunia
tersebut lihat pula QS. 5:37; QS.13:19;
QS.7:07-22; QS.20:106; QS.22:2-5; QS.31:34;
QS.39:48; QS.44:42; QS.69:36; QS.74:30; Qs.101:6.
Peringatan Allah Swt. Untuk Bani
Isma’il (Umat Islam) &
Hukuman Allah Swt. Pertama yang
Menimpa Bani Israil
Baik
Bible mau pun Al-Quran telah memuat dua nubuatan
berisi peringatan mengenai dua buah hukuman Ilahi yang
akan menimpa Bani Israil , berikut
adalah firman Allah Swt. tentang dua
kali hukuman Allah Swt. yang menimpa Bani Israil dan sekali gus merupakan nubuatan (kabar gaib) dan peringatan bagi Bani Isma’il (umat Islam).
Dua kedurhakaan Bani Israil yang tersebut dalam kitab
Musa a.s. (Ulangan 28:15,
49-53, 63-64 & 30:15 tentang “kutuk
dan berkat”) disinggung dalam ayat
ini. Mereka, yakni di antara Bani Israil,
yang tidak beriman, telah dua kali dikutuk yaitu pertama oleh Nabi Daud a.s., dan yang
kedua dikutuk oleh Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. (QS.5:79-81), dan sebagai akibatnya maka Bani Israil telah dihukum pula dua kali oleh Allah Swt., firman-Nya:
لُعِنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ عَلٰی لِسَانِ دَاوٗدَ
وَ عِیۡسَی ابۡنِ مَرۡیَمَ ؕ ذٰلِکَ بِمَا عَصَوۡا وَّ کَانُوۡا
یَعۡتَدُوۡنَ ﴿﴾ کَانُوۡا لَا
یَتَنَاہَوۡنَ عَنۡ مُّنۡکَرٍ فَعَلُوۡہُ ؕ لَبِئۡسَ مَا کَانُوۡا یَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ تَرٰی کَثِیۡرًا مِّنۡہُمۡ یَتَوَلَّوۡنَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ لَبِئۡسَ
مَا قَدَّمَتۡ لَہُمۡ اَنۡفُسُہُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ وَ فِی
الۡعَذَابِ ہُمۡ خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Orang-orang yang kafir
dari kalangan Bani Israil telah dilaknat
oleh lidah Daud dan Isa ibnu Maryam,
hal demikian itu karena mereka senantiasa durhaka dan melampaui batas.
Mereka tidak
pernah saling mencegah
dari kemungkaran yang dikerjakannya, benar-benar sangat buruk apa yang
senantiasa mereka kerjakan. Engkau melihat kebanyakan dari mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung, dan benar-benar sangat
buruk apa yang telah mereka
dahulukan bagi diri mereka yaitu bahwa Allah murka
kepada mereka, dan di dalam azab
inilah me-reka akan kekal. (Al-Māidah [5]:79-81).
Azab Ilahi yang pertama menimpa Bani Israil sesudah Nabi Daud a.s., dan yang kedua sesudah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. . Nampak
dari Bible bahwa sesudah Nabi Musa
a.s. -- yakni dimulai pada
masa kepemimpinanThalut (Gideon), orang-orang
Yahudi telah menjadi suatu bangsa
yang amat kuat, dan di masa Nabi Daud a.s. mereka meletakkan dasar suatu kerajaan kuat, yang setelah wafat Nabi
Daud a.s. pun dibawah kekuasaan Nabi
Sulaiman a.s. untuk beberapa waktu terus berlanjut kejayaan dan kemuliaannya
semula. (QS.2:247-253).
Kemudian kerajaan Bani Israil tersebut menjadi sasaran kemunduran
yang berangsur-angsur -- yang dalam
Al-Quran digambarkan bahwa para penerus kekuasaan yang diwariskan oleh Nabi Sulaiman a.s. sebagai “jasad tanpa nyawa yang duduk di atas singgasana” (QS.38:35) dan “rayap yang memakan tongkat Nabi
Sulaiman a.s.” (QS.34 11-15).
Kenyataan sejarah mengenai dua macam kiasan
(perumpamaan) mengenai kemunduran kerajaan Bani Israil setelah pemerintah Nabi
Sulaiman a.s. tersebut, pada sekitar 733
s.M. Samaria ditaklukkan oleh bangsa
Assiria, yang mencaplok seluruh daerah Israil di sebelah utara Yezreel.
Pada tahun 608 s.M., Palestina telah
dilanda oleh satu lasykar Mesir di
bawah Firaun Necho, dan Bani Israil
takluk kepada kekuasaan Mesir (Yewish
Encyclopaedia, Jilid 6, halaman 665).
Tetapi hilangnya kekuasaan duniawi mereka serta kehancuran dan ketelantaran mereka tidak mendorong mereka untuk memperbaiki cara-cara mereka. Mereka
dengan gigih bertahan pada cara-cara
buruk mereka yang lama. Nabi Yermiah a.s., memperingatkan mereka supaya meninggalkan cara-cara buruk mereka, sebab kemurkaan
Allah Swt. tidak lama lagi akan menimpa mereka, tetapi mereka sama
sekali tidak menghiraukan peringatan-peringatan
Nabi Yermiah a.s. . tersebut.
Di masa kerajaan Yehoyakim, pasukan
raja Nebukadnezar dari Babil (Babilonia) melancarkan serbuan pertamanya ke Palestina dan membawa pulang perkakas
rumah peribadatan, tetapi ketika itu kota Yerusalem
sendiri selamat dari kekejaman akibat
pengepungan. Pada tahun 597 s.M. pun kota itu dikepung dan penduduknya
mengalami kelaparan yang sangat keras.
Namun pemberontakan raja Zedekia membawa
akibat adanya serbuan kedua oleh Nebukadnezar pada tahun 587 s.M., dan
sesudah masa pengepungan yang berlangsung satu tahun setengah, kota Yerusalem itu ditaklukkan dengan serangan cepat laksana halilintar.
Putra-putranya dibunuh dan matanya sendiri dicukil, dan dalam keadaan diborgol
ia dibawa ke Babil. Rumah peribadatan, istana raja, serta semua bangunan besar
di kota Yerusalem dibumihanguskan,
para imam besar, dan para pemimpin lain dibunuh, dan sejumlah besar rakyat
diboyong sebagai tawanan (Yewish Encyclopaedia Jilid 6, hlm. 665 &
Jilid 7, hlm. 122 pada kata “Yerusalem”,
lihat pula QS.2:260).
Buah Berbuat Ihsan adalah Ihsan
Ilahi
Semua keterangan tersebut berkaitan dengan hukuman Allah Swt. yang pertama kepada Bani Israil sebelum ini, firman-Nya:
فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ
وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾
… Apabila datang saat sempurnanya janji yang pertama dari kedua
janji itu, Kami membangkitkan untuk menghadapi kamu
hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan
tempur yang dahsyat, dan mereka
menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. (Bani
Israil [17]:6).
Kemudian
setelah mengalami masa pembuangan
di Babilonia selama 100 tahun
(QS.2:260), atas bantuan Cyrus (Dzulqarnain), 2 suku Bani
Israil dapat kembali lagi ke Palestina dan membangun lagi kota Yerusalem, firman-Nya:
ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ
جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ
Kemudian Kami mengembalikan lagi kepadamu kekuatan
untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan anak-anak, dan Kami
menjadikan kelompok kamu lebih besar dari sebelumnya. Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat ihsan bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk maka itu
untuk diri kamu sendiri. (Bani Israil [17]:7-8).
Orang-orang Yahudi menyesuaikan diri mereka
dengan keadaan baru di masa pembuangan di Babilonia. Kebanyakan di
antara mereka telah dipekerjakan pada pekerjaan-pekerjaan umum di Babilonia Tengah, dan banyak dari mereka pada akhirnya
memperoleh kemerdekaan dan mencapai kedudukan yang berpengaruh.
Keyakinan dan pengabdian mereka
kepada agama telah bangkit kembali; kepustakaan kerajaan dipelajari,
diterbitkan kembali, dan disesuaikan dengan keperluan kaum yang sedang hidup
kembali itu, serta harapan untuk mereka kembali ke Palestina telah dikobarkan
dan dipupuk. Kira-kira pada tahun 545 s.M., cita-cita ini memperoleh bentuk
lebih jelas.
Kaum Yahudi membuat suatu perjanjian rahasia dengan Cyrus,
raja Media dan Persia, dan membantu beliau menaklukkan Babilonia. Kota itu
dalam bulan Juli tahun 539 s.M. jatuh kepada tentaranya tanpa perlawanan.
Sebagai ganjaran atas jasa-jasa
mereka, Cyrus mengizinkan orang-orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan juga
membantu mereka membangun kembali rumah peribadatan mereka (Historians’ History of the World,
jilid II, hlm. 126; Jewish Encyclopaedia
jilid 7, pada kata “Cyrus”, dan 2 Tawarikh
36:22, 23, lihat pula QS.2:103).
Syesybazzar (seorang gubernur Cyrus) yang
berasal dari Yudea, membawa kembali ke rumah peribadatan itu alat-alat dan perkakas yang telah dirampas oleh
Nebukadnezar dan merencanakan untuk menyelenggarakan pekerjaan ini dengan
membelanjakan uang kerajaan. Sejumlah besar orang
buangan kembali ke Yerusalem (Ezra,
1:3-5).
Pekerjaan pembangunan kembali rumah peribadatan berangsur-angsur maju
terus dan selesai pada tahun 516 s.M. Kejadian-kejadian ini dan kejayaan serta
kesejahteraan orang-orang Yahudi berikutnya itulah yang diisyaratkan oleh ayat
yang sedang dibahas ini. Tetapi semuanya itu telah dinubuatkan oleh Nabi Musa a.s. jauh sebelum hal itu
sungguh-sung-guh terjadi (Ulangan
30:1-5).
Makna Perumpamaan “Kematian”
Nabi Yehezkiel a.s. dalam Mimpi
Pendek kata, dari sejak Bani Israil diangkut dari Palestina ke Babilonia sebagai
“orang buangan”, sampai dengan masa pembangunan kembali kota Yerusalem yang
telah hancur akibat serbuan tentara Nabukadnezar menurut Allah Swt. memakan
waktu selama 100 tahun, yang digambarkan sebagai “matinya” Nabi Yehezkiel a.s. selama 100 tahun dalam mimpi (kasyaf) yang beliau alami lalu dihidupkan lagi, firman-Nya:
اَوۡ کَالَّذِیۡ مَرَّ عَلٰی قَرۡیَۃٍ وَّ ہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی عُرُوۡشِہَا
ۚ قَالَ اَنّٰی یُحۡیٖ ہٰذِہِ اللّٰہُ
بَعۡدَ مَوۡتِہَا ۚ فَاَمَاتَہُ اللّٰہُ مِائَۃَ عَامٍ ثُمَّ بَعَثَہٗ ؕ قَالَ
کَمۡ لَبِثۡتَ ؕ قَالَ لَبِثۡتُ یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالَ بَلۡ
لَّبِثۡتَ مِائَۃَ عَامٍ فَانۡظُرۡ اِلٰی
طَعَامِکَ وَ شَرَابِکَ لَمۡ یَتَسَنَّہۡ ۚ وَ انۡظُرۡ اِلٰی حِمَارِکَ وَ
لِنَجۡعَلَکَ اٰیَۃً لِّلنَّاسِ وَ انۡظُرۡ اِلَی الۡعِظَامِ کَیۡفَ نُنۡشِزُہَا
ثُمَّ نَکۡسُوۡہَا لَحۡمًا ؕ فَلَمَّا تَبَیَّنَ لَہٗ ۙ قَالَ اَعۡلَمُ اَنَّ اللّٰہَ
عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ قَدِیۡرٌ﴿﴾
Atau seperti
perumpamaan orang yang melalui
suatu kota yang dinding-dindingnya telah runtuh atas atap-atapnya, kemudian ia
berkata: “Kapankah Allah akan
menghidupkan kembali kota ini sesudah
kematian yakni kehancurannya?”
Lalu Allah mematikannya seratus tahun lamanya,
kemudian Dia membangkitkannya lagi
dan berfirman: “Berapa lamakah engkau
tinggal dalam keadaan seperti ini?” Ia berkata: “Aku tinggal sehari atau sebagian hari. Dia ber-firman: “Tidak, bahkan engkau telah tinggal seratus tahun lamanya. Tetapi
lihatlah makanan engkau dan minuman engkau, itu sekali-kali tidak membusuk, dan lihat pulalah
keledai engkau, dan Kami melakukan demikian itu supaya Kami menjadikan engkau sebagai
Tanda bagi manusia. Dan lihatlah tulang-belulang itu bagaimana Kami menatanya kembali,
kemudian Kami membalutnya dengan daging.”
Maka tatkala kenyataan ini menjadi jelas baginya ia berkata: “Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.”
(Al-Baqarah [2]:260).
Kota hancur yang dimaksudkan dalam ayat ini
ialah Yerusalem, dibinasakan oleh balatentara
Nebukadnezar, Raja Babil pada tahun
599 sebelum Masehi. Nabi Yehezkiel a.s. ada di antara orang-orang Yahudi yang diboyong
Nebukadnezar sebagai tawanan perang
ke Babil dan diharuskan melalui kota yang telah dibinasakan itu dan
menyaksikan pemandangan yang mengerikan
itu.
Nabi
Yehezkiel a.s. tentu sangat terkejut
melihat pemandangan menyedihkan itu dan berdoa
kepada Allah Swt. dengan
kata-kata yang penuh keharuan luar biasa, kapan kiranya kota yang hancur itu akan dihidupkan
kembali. Doanya makbul dan kepada beliau diperlihatkan kasyaf bahwa pembangunan
kembali kota Yerusalem yang dimintakan dalam doa
itu akan terjadi setelah waktu 100
tahun.
Peristiwa Ruhani dalam Kasyaf (Mimpi)
Ayat itu tidak mengandung arti
bahwa Nabi Yehezkiel a.s. sungguh-sungguh
mati selama 100 tahun. Beliau hanya
melihat kasyaf (penglihatan gaib
dalam keadaan bangun; vision) bahwa beliau mati
dan tetap dalam keadaan mati selama 100
tahun dan kemudian hidup kembali.
Al-Quran kadang-kadang menyebut pemandangan-pemandangan
(pengalaman) dalam kasyaf seolah-olah
sungguh-sungguh terjadi tanpa
menyatakan bahwa penglihatan-penglihatan itu disaksikan dalam kasyaf atau mimpi (QS.12:5).
Kasyaf itu menunjukkan, dan Nabi
Yehezkiel a.s. paham akan
artinya, bahwa Bani Israil selama
kira-kira 100 tahun akan tetap dalam keadaan tawanan di Babil dan keadaan kemunduran
nasional secara total, maka sesudah itu mereka akan mendapat kehidupan baru dan akan kembali ke kota suci mereka di Palestina. Dan ini
sungguh-sungguh telah terjadi seperti Nabi Yehezkiel a.s. telah melihatnya dalam mimpi.
Yerusalem direbut oleh Nebukadnezar pada tahun 599 sebelum
Masehi (2 Raja-raja 24:
10). Nabi Yehezkiel a.s. mungkin melihat kasyaf pada tahun 586 sebelum Masehi. Kota itu didirikan kembali
kira-kira seabad sesudah kehancurannya. Pembangunannya kembali dimulai
pada 537 sebelum Masehi dengan izin dan bantuan Cyrus, Raja Persia dan Midia, dan selesai pada tahun 515 sebelum
Masehi. Orang-orang Bani Israil masih memerlukan 15 tahun lagi untuk
menghuninya dan dengan demikian pada
hakekatnya seabad telah lewat antara hancurnya
Yerusalem dan dihidupkannya
kembali.
Keledai Nabi Yehezkiel a.s. Tidak
Ada Hubungannya dengan
“Tulang Belulang” yang Tertata Kembali
Sangat kekanak-kanakan sekali
jika kita pikir bahwa Allah Swt. sungguh-sungguh
mematikan dan membiarkan Nabi
Yehezkel a.s. mati selama 100 tahun dan kemudian menghidupkan
beliau kembali, sebab hal itu niscaya tidak akan merupakan jawaban atas doanya yang
bukan mengenai kematian dan kebangkitan kembali seseorang tertentu, melainkan mengenai sebuah kota yang menampilkan suatu kaum
(Bani Israil) seutuhnya.
Kata-kata “Aku tinggal sehari atau sebagian
hari” itu dimaksudkan untuk menyatakan keadaan waktu yang tidak
terbatas (QS.18:20 dan QS.23:114) dan menurut kebiasaan Al-Quran berarti bahwa
Nabi Yehezkiel a.s. tidak
tahu berapa lamanya beliau tinggal dalam keadaan itu. Yaum di sini bukan
berarti satu hari yang terdiri atas 24 jam, melainkan hanya menunjukkan suatu waktu tertentu (lihat QS.1:4).
Kata-kata Aku tinggal sehari atau sebagian hari,
dapat pula menunjuk kepada waktu Nabi Yehezkiel a.s. tidur
atau waktu beliau melihat kasyaf itu
ketika bekerja di ladang, bersama
orang-orang Yahudi buangan lainnya di Babil. Rupa-rupanya Nabi Yehezkiel a.s.
menyangka bahwa beliau ditanya
mengenai lama berlangsungnya waktu melihat kasyaf
itu.
Bal
itu kata penyimpangan yang artinya: (a) pembatalan apa-apa yang terdahulu,
seperti pada QS.21:27 atau (b) peralihan dari satu pokok pembicaraan kepada
yang lain, seperti dalam QS.87:17. Di sini bal telah dipakai dalam arti
terakhir. Dengan demikian anak kalimat: Tidak, bahkan engkau pun telah tinggal 100 tahun lamanya
dalam keadaan seperti ini, menunjukkan bahwa meskipun dalam satu pengertian
Nabi Yehezkiel a.s. telah
tinggal dalam keadaan seperti itu 100 tahun (sebab beliau mimpi bahwa beliau
mati selama 100 tahun), tetapi pernyataan bahwa beliau tinggal sehari atau sebagian hari pun tepat;
sebab waktu yang sebenarnya berlangsung dalam melihat kasyaf itu wajar sangat singkat.
Untuk
membuat kenyataan ini jelas kepada pikiran Nabi Yehezkiel a.s. Allah Swt. mengarahkan perhatian beliau kepada makanan dan minuman dan keledainya,
bahwa makanan dan minuman beliau tidak menjadi busuk dan keledai beliau
masih hidup, menunjukkan bahwa beliau
sebenarnya hanya tinggal sehari atau sebagian hari. Kata-kata "lihatlah keledai
engkau" pun menunjukkan bahwa Nabi Yehezkiel a.s. melihat kasyaf ketika tidur di ladang dengan keledai beliau ada di sisinya,
sebab selama orang Bani Israil dipekerjakan di ladang
sebagai buruh tani.
Jadi, Nabi Yehezkiel a.s. dalam mimpi (kasyaf) tersebut menampilkan dalam diri beliau seluruh bangsa Yahudi. Wafat beliau secara simbolis
100 tahun melukiskan keruntuhan nasional
mereka dan kesedihan selama dalam
tawanan, sebab itulah masa yang sesudahnya mereka bangkit kembali. Itulah sebabnya, mengapa Nabi Yehezkiel a.s. disebut “menjadi suatu Tanda.” Lihat
pula Kitab Yehezkiel, fasal 37.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 18
September 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar