Rabu, 04 September 2013

Berbagai Ancaman dan Makar Buruk yang Dilakukan Para Penentang Rasul Allah di Setiap Zaman



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād 


Bab 11

Berbagai Ancaman dan  Makar Buruk yang Dilakukan Para Penentang Rasul Allah Swt. di Setiap Zaman  

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir  Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai  firman Allah Swt.:
یَوۡمَ  یُکۡشَفُ عَنۡ سَاقٍ وَّ  یُدۡعَوۡنَ  اِلَی السُّجُوۡدِ  فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ ﴿ۙ﴾ خَاشِعَۃً  اَبۡصَارُہُمۡ تَرۡہَقُہُمۡ ذِلَّۃٌ ؕ وَ قَدۡ کَانُوۡا یُدۡعَوۡنَ  اِلَی السُّجُوۡدِ  وَ ہُمۡ سٰلِمُوۡنَ ﴿﴾  فَذَرۡنِیۡ  وَ مَنۡ یُّکَذِّبُ بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ ؕ سَنَسۡتَدۡرِجُہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ اُمۡلِیۡ لَہُمۡ ؕ اِنَّ  کَیۡدِیۡ  مَتِیۡنٌ﴿﴾ 
Pada hari ketika timbul malapetaka yang dahsyat dan mereka dipanggil untuk sujud maka mereka tidak mampu, akan merunduk pandangan mereka, kehinaan  meliputi mereka. Dan  sungguh  dahulu mereka diseru untuk sujud, sedangkan mereka dalam keadaan sejahtera.   Maka biarkanlah Aku dan yang mendustakan perkataan Al-Quran ini,   Kami segera akan menghela mereka selangkah demi selangkah dari arah mana yang mereka tidak mengetahui.   Dan Aku memberi tangguh kepada mereka, sesungguhnya rencana-Ku sangat kokoh. (Al-Qalam [68]:43--46).
       Ayat  یَوۡمَ  یُکۡشَفُ عَنۡ سَاقٍ وَّ  یُدۡعَوۡنَ  اِلَی السُّجُوۡدِ  فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ  -- “Pada hari ketika timbul malapetaka yang dahsyat dan mereka dipanggil untuk sujud maka mereka tidak mampu” (QS.68:43), ayat ini mungkin mengisyaratkan kepada kekerasan dan kehebatan Hari Kebangkitan atau kepada penyingkapan tirai segala rahasia dan menjadi zahirnya segala yang gaib pada Hari Pembalasan.
Pertanyaannya adalah: mengapa orang-orang kafir tersebut pada hari itu tidak mampu  sujud ketika diperintahkan Allah Swt. untuk sujud? Berikut beberapa alasan mengenai hal tersebut:
1.     Karena ketika di dunia  mereka  bersikap takabbur kepada Allah Swt. dan para Rasul Allah,  seperti sikap takabbur Iblis terhadap Adam -- Khalifah Allah  (QS.2:31-35) --  ia  menolak  “sujud” kepada Adam ketika Allah Swt. memerintahkan  hal itu kepada  para malaikat (QS.7:12-14; QS.15:33-34; QS.38:76-77). Padahal setiap Rasul Allah ajaran utamanya adalah mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah Swt. dengan  memurnikan keikhlasan dengan lurus dalam  menyembah Allah Swt., sebab itulah makna dari “sujud” kepada Allah Swt. yakni patuh taat sepenuhnya   (QS.2:131-135; QS.6:162-164; QS.10:105-106; QS.16:37; QS.30:31-33 & 44-46; QS.98:1-9).
2.     Karena ketika di dunia  mereka menolak beribadah (sujud) kepada Allah Swt., Tuhan yang menciptakan seluruh langit dan bumi, Tuhan di dunia dan di akhirat, sebab mereka tidak mempercayai adanya Allah Swt. (atheis – QS. 45:24-27).
      Akibatnya, ketika orang-orang yang takabbur tersebut  menghadapi bahaya, mereka bukannya merunduk mencari perlindungan  -- seakan-akan tulang belakangnya menjadi kaku --    tetapi   karena panik  mereka seperti orang yang hilang kesadaran dan akal sehat, mereka     malah menyongsong azab Ilahi  tersebut,   firman-Nya:
اَفَمَنۡ یَّتَّقِیۡ  بِوَجۡہِہٖ  سُوۡٓءَ  الۡعَذَابِ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ ؕ وَ قِیۡلَ  لِلظّٰلِمِیۡنَ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ تَکۡسِبُوۡنَ ﴿﴾  کَذَّبَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  فَاَتٰىہُمُ الۡعَذَابُ مِنۡ حَیۡثُ لَا  یَشۡعُرُوۡنَ ﴿﴾  فَاَذَاقَہُمُ  اللّٰہُ  الۡخِزۡیَ فِی الۡحَیٰوۃِ الدُّنۡیَا ۚ وَ لَعَذَابُ الۡاٰخِرَۃِ  اَکۡبَرُ ۘ لَوۡ  کَانُوۡا  یَعۡلَمُوۡنَ﴿﴾  وَ لَقَدۡ ضَرَبۡنَا  لِلنَّاسِ فِیۡ ہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ مِنۡ کُلِّ  مَثَلٍ لَّعَلَّہُمۡ  یَتَذَکَّرُوۡنَ ﴿ۚ﴾ قُرۡاٰنًا عَرَبِیًّا غَیۡرَ ذِیۡ عِوَجٍ لَّعَلَّہُمۡ یَتَّقُوۡنَ ﴿﴾
Maka apakah orang yang menjadikan wajahnya sebagai pelindung diri dari keburukan azab pada Hari Kiamat sama dengan orang yang selamat? Dan akan dikatakan kepada orang-orang yang zalim: “Rasakanlah olehmu balasan apa yang  selalu  kamu usahakan.” Orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan rasul-rasul Kami, lalu datang kepada mereka  azab dari arah yang tidak mereka sadari.  Maka Allah telah membuat mereka merasakan kehinaan dalam kehidupan dunia ini dan niscaya  azab di akhirat  lebih besar lagi, seandainya mereka mengetahui.  Dan sungguh  Kami  benar-benar telah memberi penjelasan kepada manusia di dalam Al-Quran ini dengan berbagai perumpamaan supaya mereka dapat nasihat.    Kami telah mewahyukan Al-Quran dalam bahasa Arab,  di dalamnya  tidak ada kebengkokan supaya mereka bertakwa. (Al-Jatsiyah [39]:25-29).

Cara Burung Unta Menghindari Bahaya

      Kembali kepada firman Allah Swt. sebelumnya mengenai  keadaan orang-orang kafir ketika azab Ilahi yang diperingatkan Rasul Allah kepada mereka benar-benar datang dengan tiba-tiba:
یَوۡمَ  یُکۡشَفُ عَنۡ سَاقٍ وَّ  یُدۡعَوۡنَ  اِلَی السُّجُوۡدِ  فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ ﴿ۙ﴾ خَاشِعَۃً  اَبۡصَارُہُمۡ تَرۡہَقُہُمۡ ذِلَّۃٌ ؕ وَ قَدۡ کَانُوۡا یُدۡعَوۡنَ  اِلَی السُّجُوۡدِ  وَ ہُمۡ سٰلِمُوۡنَ ﴿﴾  فَذَرۡنِیۡ  وَ مَنۡ یُّکَذِّبُ بِہٰذَا الۡحَدِیۡثِ ؕ سَنَسۡتَدۡرِجُہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ اُمۡلِیۡ لَہُمۡ ؕ اِنَّ  کَیۡدِیۡ  مَتِیۡنٌ﴿﴾ 
Pada hari ketika timbul malapetaka yang dahsyat dan mereka dipanggil untuk sujud maka mereka tidak mampu, akan merunduk pandangan mereka, kehinaan  meliputi mereka. Dan  sungguh  dahulu mereka diseru untuk sujud, sedangkan mereka dalam keadaan sejahtera.   Maka biarkanlah Aku dan yang mendustakan perkataan Al-Quran ini,   Kami segera akan menghela mereka selangkah demi selangkah dari arah mana yang mereka tidak mengetahui.   Dan Aku memberi tangguh kepada mereka, sesungguhnya rencana-Ku sangat kokoh. (Al-Qalam [68]:43-46).
      Makna ayat :  
اَفَمَنۡ یَّتَّقِیۡ  بِوَجۡہِہٖ  سُوۡٓءَ  الۡعَذَابِ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ ؕ وَ قِیۡلَ  لِلظّٰلِمِیۡنَ ذُوۡقُوۡا مَا کُنۡتُمۡ تَکۡسِبُوۡنَ
“Maka apakah orang yang menjadikan wajahnya  sebagai pelindung diri dari keburukan azab pada Hari Kiamat sama dengan orang yang selamat? Hal itu  berarti bahwa  kehebatan siksaan, yang akan diterima orang-orang kafir pada Hari Pembalasan. Mereka akan begitu bingung dan kacau-balau pikirannya oleh siksaan yang dahsyat itu sehingga daripada melindungi muka mereka -- yang adalah bagian tubuh yang paling peka -- malahan mereka mendongakkan wajah  mereka ke depan.
       Mereka tidak bisa melakukan seperti yang dilakukan burung unta sekali pun,  yang konon burung berkepala kecil  dan berwajah kekanak-kanakan  -- tetapi memiliki badan sangat besar  -- ia merasa aman dari bahaya asalkan saja bisa menyembunyikan kepalanya, walau pun tubuhnya yang besar tidak dapat mereka sembunyikan.
       Yakni,  burung unta jika menghadapi bahaya -- misalnya dikejar oleh hewan predator atau pemburu  -- dia akan lari kencang memanfaatkan kakinya yang panjang dan kokoh, kemudian dia bersembunyi, dengan menyurukkan kepalanya ke dalam pasir atau ke dalam semak-semak. Burung unta berpikir, bahwa dengan menyembunyikan kepalanya, dia menganggap sudah aman dalam persembunyiannya. Dia lupa, badan besarnya dengan mudah terlihat oleh predator atau pemburu yang mengejarnya.
  Selanjutnya mengenai makna ayat سَنَسۡتَدۡرِجُہُمۡ مِّنۡ حَیۡثُ لَا یَعۡلَمُوۡنَ  --   “Kami segera akan menghela mereka selangkah demi selangkah  dari arah mana yang mereka tidak mengetahui, ” azab Ilahi akan menimpa orang-orang kafir dengan berangsur dan setahap demi setahap, dan dengan demikian mereka mendapat kesempatan seluas-luasnya untuk bertobat dan mengadakan perubahan dengan menerima Amanat Al-Quran.

“Sindiran” Allah Swt. &  Kisah Nabi Yunus a.s.

  Selanjutnya  dengan   nada “sindiran” Allah Swt. menyindir  orang-orang yang mendustakan dan menentang Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
اَمۡ تَسۡـَٔلُہُمۡ  اَجۡرًا  فَہُمۡ  مِّنۡ مَّغۡرَمٍ مُّثۡقَلُوۡنَ ﴿ۚ﴾  اَمۡ عِنۡدَہُمُ  الۡغَیۡبُ فَہُمۡ یَکۡتُبُوۡنَ ﴿﴾
Ataukah engkau meminta upah  kepada mereka sehingga mereka dibebani dengan utang?  Ataukah pada mereka  ada ilmu gaib, lalu mereka menuliskan-nya? (Al-Qalam [68]:47-48).
       Selanjutnya Allah Swt. menyinggung masalah kisah Nabi Yunus a.s. yang marah – atau kurang sabar -- karena kaumnya memperolok-olok peringatan  yang beliau sampaikan kepada mereka tentang azab Ilahi, yang akan menimpa mereka jika mereka terus menerus berada dalam kemusyrikan, firman-Nya:
فَاصۡبِرۡ  لِحُکۡمِ رَبِّکَ وَ لَا تَکُنۡ کَصَاحِبِ الۡحُوۡتِ ۘ اِذۡ  نَادٰی وَ ہُوَ مَکۡظُوۡمٌ﴿ؕ﴾   لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  تَدٰرَکَہٗ  نِعۡمَۃٌ  مِّنۡ رَّبِّہٖ لَنُبِذَ بِالۡعَرَآءِ  وَ  ہُوَ  مَذۡمُوۡمٌ ﴿﴾ فَاجۡتَبٰہُ  رَبُّہٗ  فَجَعَلَہٗ  مِنَ الصّٰلِحِیۡنَ ﴿﴾  وَ اِنۡ یَّکَادُ  الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَیُزۡلِقُوۡنَکَ بِاَبۡصَارِہِمۡ  لَمَّا سَمِعُوا الذِّکۡرَ وَ یَقُوۡلُوۡنَ  اِنَّہٗ  لَمَجۡنُوۡنٌ﴿ۘ﴾  وَ مَا ہُوَ  اِلَّا ذِکۡرٌ  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾
Maka bersabarlah terhadap keputusan Tuhan engkau dan  janganlah engkau menjadi seperti sahabat ikan, Yunus, ketika ia berseru kepada Tuhan-nya dalam keadaan penuh  duka. Seandainya nikmat dari Tuhan-nya tidak segera datang kepadanya  niscaya akan dicampakkan di tanah yang tandus dan dia dalam keadaan tercela.  Lalu Tuhan-nya telah memilihnya dan menjadikannya termasuk  orang-orang saleh. (Al-Qalam [68]:49-51). Lihat pula QS.21:88-89; QS.37:140-149.
         Ayat  لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  تَدٰرَکَہٗ  نِعۡمَۃٌ  مِّنۡ رَّبِّہٖ لَنُبِذَ بِالۡعَرَآءِ  وَ  ہُوَ  مَذۡمُوۡمٌ  --  “Seandainya nikmat dari Tuhan-nya tidak segera datang kepadanya  niscaya akan dicampakkan di tanah yang tandus dan dia dalam keadaan tercela.” Sebagai nubuatan, ayat ini dapat juga mengandung isyarat kepada hijrah Nabi Besar Muhammad saw. saw. dari Mekkah ke  Medinah, yang terbukti merupakan “tanah yang sangat subur” bagi perkembangan  dan  penyebaran ajaran Islam (Al-Quran).

Berbagai Macam Ancaman Mengerikan Abu Jahal dkk
kepada Nabi Besar Muhammad Saw.

    Dalam ayat selanjutnya dikemukakan mengenai berbagai macam ancaman mengerikan  terhadap Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ اِنۡ یَّکَادُ  الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَیُزۡلِقُوۡنَکَ بِاَبۡصَارِہِمۡ  لَمَّا سَمِعُوا الذِّکۡرَ وَ یَقُوۡلُوۡنَ  اِنَّہٗ  لَمَجۡنُوۡنٌ﴿ۘ﴾  وَ مَا ہُوَ  اِلَّا ذِکۡرٌ  لِّلۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾ 
Dan hampir-hampir orang-orang kafir benar-benar menggelincirkan engkau dengan pandangan mereka yang bengis,  ketika mereka mendengar Al-Quran dan mereka berkata: “Sesungguhnya dia benar-benar  orang gila! Dan Al-Quran itu tidak lain melainkan peringatan bagi seluruh alam. (Al-Qalam [68]:52-53). 
 Ketika Nabi Besar Muhammad saw. menyampaikan wahyu Al-Quran kepada mereka, maka orang-orang kafir Mekkah  karena sangat benci melontarkan  pandangan bengis kepada  Nabi Besar Muhammad saw.  --  suatu pandangan  mata yang dapat mengejutkan orang berkaliber rendah hingga melepaskan tugasnya -- namun  Nabi Besar Muhammad saw. mengemban  Amanat Tuhan yang harus disampaikan, dan oleh karena itu beliau saw. tidak mungkin dapat ditakut-takuti, dibujuk atau disuap, supaya takluk kepada siasat paksa serupa itu.
Senada dengan ayat tersebut, dalam Surah lain Allah Swt. berfirman  mengenai ketidak-mungkinan Nabi Besar Muhammad saw. mengkhianati amanat Ilahi  yang beliau saw.  pikul dengan penuh rasa tanggungjawab (QS.33:73), bagaimana pun hebatnya intimidasi atau ancaman yang kemukakan oleh Abu Jahal dan kawan-kawannya terhadap beliau saw.,  firman-Nya:
وَ اِنۡ کَادُوۡا لَیَفۡتِنُوۡنَکَ عَنِ الَّذِیۡۤ اَوۡحَیۡنَاۤ  اِلَیۡکَ لِتَفۡتَرِیَ عَلَیۡنَا غَیۡرَہٗ ٭ۖ وَ  اِذًا  لَّاتَّخَذُوۡکَ  خَلِیۡلًا ﴿﴾
Dan nyaris mereka benar-benar  menimpakan penderitaan kepada engkau karena apa yang telah Kami wahyukan kepada engkau, supaya engkau  mengada-adakan terhadap Kami yang bukan  itu, dan jika demikian niscaya mereka   akan menjadikan engkau teman yang setia.  (Bani Israil [17]:74).
  Orang-orang kafir telah bertekad mendatangkan kesengsaraan besar kepada  Nabi Besar Muhammad saw.  disebabkan oleh ajaran Al-Quran yang telah diwahyukan Allah Swt. kepada beliau saw., agar mereka dapat memaksa beliau  saw. mengubahnya -- sesuai dengan keinginan hawa-nafsu mereka -- serta dan mendatangkan ajaran yang lain  yang berbeda dengan Al-Quran.
Rencana-rencana buruk orang kafir serta kegagalan mereka yang mutlak dalam melaksanakan rencana-rencana itulah yang diisyaratkan ayat ini.  Mengenai hal tersebut dalam Surah lain Allah Swt. berfirman:
وَ  اِذَا تُتۡلٰی عَلَیۡہِمۡ  اٰیَاتُنَا بَیِّنٰتٍ ۙ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَرۡجُوۡنَ لِقَآءَنَا ائۡتِ بِقُرۡاٰنٍ غَیۡرِ  ہٰذَاۤ  اَوۡ بَدِّلۡہُ ؕ قُلۡ مَا یَکُوۡنُ لِیۡۤ اَنۡ اُبَدِّلَہٗ  مِنۡ تِلۡقَآیِٔ  نَفۡسِیۡ ۚ اِنۡ  اَتَّبِعُ اِلَّا مَا یُوۡحٰۤی اِلَیَّ ۚ اِنِّیۡۤ  اَخَافُ اِنۡ عَصَیۡتُ رَبِّیۡ  عَذَابَ  یَوۡمٍ  عَظِیۡمٍ ﴿﴾
Dan apabila dibacakan kepada mereka Ayat-ayat Kami yang nyata, maka orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: Datangkanlah yang bukan Al-Quran ini, atau ubahlah dia.” Katakanlah: “Sekali-kali tidak patut bagiku untuk mengubahnya dari pihak diriku, tidaklah aku  kecuali hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku, sesungguhnya aku takut pada azab Hari yang  besar  jika aku mendur-hakai Tuhan-ku.” (Yunus [10]:16).
       Ada pun yang ditakuti oleh Nabi Besar Muhammad saw. adalah ancaman keras Allah Swt. berikut ini bagi siapa pun  yang mengada-ada dusta atas nama Allah, baik itu mengenai kenabian mau pun mengenai wahyu Ilahi, firman-Nya:
 اِنَّہٗ  لَقَوۡلُ رَسُوۡلٍ کَرِیۡمٍ ۚۙ﴾     وَّ مَا ہُوَ بِقَوۡلِ شَاعِرٍ ؕ قَلِیۡلًا  مَّا تُؤۡمِنُوۡنَ ﴿ۙ﴾    وَ لَا بِقَوۡلِ کَاہِنٍ ؕ قَلِیۡلًا مَّا تَذَکَّرُوۡنَ ﴿ؕ﴾   تَنۡزِیۡلٌ مِّنۡ رَّبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾  وَ لَوۡ تَقَوَّلَ عَلَیۡنَا بَعۡضَ الۡاَقَاوِیۡلِ ﴿ۙ﴾  لَاَخَذۡنَا مِنۡہُ  بِالۡیَمِیۡنِ ﴿ۙ﴾  ثُمَّ  لَقَطَعۡنَا مِنۡہُ  الۡوَتِیۡنَ﴿۫ۖ﴾  فَمَا مِنۡکُمۡ  مِّنۡ اَحَدٍ عَنۡہُ حٰجِزِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar firman yang disampaikan seorang Rasul mulia,   dan bukanlah Al-Quran itu perkataan seorang penyair, sedikit sekali apa yang kamu percayai.   Dan bukanlah Al-Quran ini perkataan ahlinujum, sedikit sekali kamu mengambil nasihat.  Ini adalah wahyu yang ditu-runkan dari Tuhan seluruh alam.  Dan seandainya ia mengada-adakan sebagaian perkataan  atas nama Kami, niscaya Kami akan menangkap dia dengan tangan kanan,  kemudian niscaya Kami memotong urat nadinya, dan tidak ada seorang pun di antara kamu dapat mencegah itu darinya. (Al-Hāqqah [69]:41-48).

Jaminan  Kejujuran Nabi Besar Muhammad Saw. sebagai Al-Amin

  Dalam ayat 45-48  dan dalam tiga ayat sebelumnya keterangan-keterangan telah diberikan bahwa bila Nabi Besar Muhammad saw.  itu pendusta, maka tangan perkasa Allah Swt. pasti menangkap dan memutuskan urat pada leher beliau saw. dan pasti beliau saw.  telah menemui kematian yang pedih, dan seluruh pekerjaan dan misi beliau saw. pasti telah hancur berantakan, sebab memang demikianlah nasib seorang nabi palsu. Dakwa dan keterangan yang tercantum dalam ayat-ayat ini, agaknya merupakan reproduksi yang tepat dari peryataan Bible dalam Ulangan 18:20.
   Kembali kepada firman Allah Swt. dalam Surah Yunus, selanjutnya Allah Swt. berfirman kepada Nabi Besar Muhammad saw. untuk menjawab tuntutan orang-orang kafir yang disertai ancaman tersebut:
قُلۡ لَّوۡ شَآءَ اللّٰہُ مَا تَلَوۡتُہٗ عَلَیۡکُمۡ  وَ لَاۤ اَدۡرٰىکُمۡ بِہٖ ۫ۖ فَقَدۡ لَبِثۡتُ فِیۡکُمۡ عُمُرًا مِّنۡ  قَبۡلِہٖ ؕ اَفَلَا  تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾  فَمَنۡ  اَظۡلَمُ  مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ  کَذِبًا اَوۡ کَذَّبَ بِاٰیٰتِہٖ ؕ اِنَّہٗ  لَا یُفۡلِحُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: “Seandainya  Allah menghendaki,  aku sama sekali tidak akan membacakannya kepada kamu dan tidak pula Dia akan memberitahukan mengenainya kepada kamu. Maka sungguh sebelum ini aku telah tinggal bersama kamu dalam masa yang panjang, tidakkah kamu mempergunakan akal?”  Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang meng-ada-adakan suatu dusta terhadap Allah atau mendustakan Tanda-tanda-Nya? Sesungguhnya orang-orang berdosa  tidak akan berhasil.”  (Yunus [10]:17-18).
      Ayat 17 ini mengandung batu ujian yang amat jitu untuk menguji kebenaran seseorang yang mengaku dirinya seorang nabi. Bila kehidupan seorang nabi sebelum dakwa kenabiannya menampakkan kejujuran dan ketulusan hati yang bertaraf luar biasa tingginya -- dan di antara masa itu dengan dakwa kenabiannya tidak ada masa-antara yang dapat memberikan kesan  bahwa beliau telah jatuh dari keutamaan akhlak yang tinggi tarafnya itu --  maka dakwa kenabiannya harus diterima sebagai dakwa orang yang tinggi akhlaknya, orang jujur, dan benar.      
      Mengapa  demikian? Sebab tentu saja seseorang yang terbiasa kepada suatu sikap atau tingkah-laku tertentu disebabkan adat-kebiasaannya atau tabiatnya, akan memerlukan waktu yang lama untuk mengadakan perubahan besar dalam dirinya untuk menjadi orang baik atau orang buruk, karena itu bagaimanakah Nabi Besar Muhammad saw.  tiba-tiba dapat berubah menjadi seorang penipu, padahal sepanjang kehidupan beliau saw. sebelum dakwa kenabian, beliau saw. adalah orang yang tidak ada taranya dalam hal  kejujuran dan kelurusan, dan bahkan kaum  Quraisy Mekkah sendiri yang memberi beliau saw. gelar Al-Amin (orang yang sangat jujur)?
       Ayat  18 فَمَنۡ  اَظۡلَمُ  مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ  کَذِبًا اَوۡ کَذَّبَ بِاٰیٰتِہٖ ؕ اِنَّہٗ  لَا یُفۡلِحُ الۡمُجۡرِمُوۡنَ  --  “Maka  siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan suatu dusta terhadap Allah atau mendustakan Tanda-tanda-Nya? Sesungguhnya orang-orang berdosa  tidak akan berhasil.” Ayat ini menjelaskan dua kebenaran yang kekal: (a) Orang-orang yang mengada-adakan dusta mengenai Allah Swt.  dan orang-orang yang menolak dan menentang  rasul-rasul-Nya sama sekali tidak akan luput dari hukuman Tuhan; (b) Pendusta-pendusta dan nabi-nabi palsu tidak dapat berhasil dalam tujuannya.


 (Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar, 1 September  2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar