بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
111
Perbantahan Para Pengikut dengan Para Pemimpin Penentang Rasul
Allah pada Hari Keputusan &
Tipuan “Syaitan” Pengingkar Janji
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam Akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan mengenai penjelasan
firman Allah Swt. :
اِذۡ یُغَشِّیۡکُمُ النُّعَاسَ
اَمَنَۃً مِّنۡہُ وَ یُنَزِّلُ عَلَیۡکُمۡ مِّنَ السَّمَآءِ مَآءً لِّیُطَہِّرَکُمۡ بِہٖ وَ یُذۡہِبَ عَنۡکُمۡ
رِجۡزَ الشَّیۡطٰنِ وَ لِیَرۡبِطَ عَلٰی قُلُوۡبِکُمۡ وَ یُثَبِّتَ بِہِ الۡاَقۡدَامَ ﴿ؕ﴾
Tanda ketentraman
adalah ketika Dia
mendatangkan kantuk kepada kamu sebagai rasa aman dari-Nya, dan Dia menurunkan air untuk kamu dari awan
supaya Dia mensucikan kamu dengannya dan
menghilangkan dari kamu kekotoran syaitan, dan supaya Dia menguatkan hati kamu dan meneguhkan
langkah-langkah kamu dengan itu. (Al-Anfāl [8]:12).
Kata syaithan dalam
ayat وَ یُذۡہِبَ عَنۡکُمۡ رِجۡزَ الشَّیۡطٰنِ
-- “dan supaya menghilangkan dari kamu kekotoran syaitan”
dapat pula berarti derita yang sangat
dirasakan waktu haus dan disebut syaithan
al-falāt yaitu setan gurun. Dalam
Perang Badar pihak musuh telah
menguasai sumber air, dan dengan
sendirinya orang-orang Islam takut
bahwa kekurangan air akan dapat
menjadi sumber penderitaan besar bagi
mereka.
Orang-orang Islam berkemah di tempat berpasir, sedangkan lasykar Mekkah
berkemah di tanah yang keras. Hujan
yang dengan takdir khas Allah Swt. turun tepat pada waktunya telah membuat tempat orang-orang Islam menjadi keras lagi padat, sedangkan tempat
orang-orang kafir menjadi licin,
itulah makna ayat selanjutnya وَ لِیَرۡبِطَ عَلٰی قُلُوۡبِکُمۡ وَ یُثَبِّتَ
بِہِ الۡاَقۡدَامَ --
“dan supaya Dia menguatkan hati
kamu dan meneguhkan langkah-langkah
kamu dengan itu”.
Terbunuhnya Abu Jahal dan Tokoh-tokoh Kafir Quraisy Lainnya
Ayat selanjutnya mengisyaratkan kepada terbunuhnya
Abu Jahal dan 7 orang pemimpin orang-orang kafir Mekkah lainnya dalam perang Badar – yang diisyaratkan
terpenggalnya leher-leher (‘anāq) mereka; dan terbunuhnya serta tertawannya puluhan para prajurit kafir lainnya -- yang diisyaratkan dengan
terpotongnya jari-jari tangan (banān),
firman-Nya:
اِذۡ یُوۡحِیۡ رَبُّکَ اِلَی
الۡمَلٰٓئِکَۃِ اَنِّیۡ مَعَکُمۡ فَثَبِّتُوا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا ؕ سَاُلۡقِیۡ
فِیۡ قُلُوۡبِ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا
الرُّعۡبَ فَاضۡرِبُوۡا فَوۡقَ الۡاَعۡنَاقِ وَ اضۡرِبُوۡا مِنۡہُمۡ کُلَّ
بَنَانٍ ﴿ؕ﴾
ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ شَآقُّوا
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ
یُّشَاقِقِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَاِنَّ
اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ
﴿﴾ذٰلِکُمۡ فَذُوۡقُوۡہُ وَ اَنَّ
لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابَ النَّارِ ﴿﴾
Ketika Rabb (Tuhan) engkau mewahyukan kepada malaikat-malaikat:
“Sesungguhnya Aku beserta kamu, maka
teguhkanlah orang-orang yang beriman.
Aku akan memasukkan rasa takut ke dalam
hati orang-orang kafir, maka pukullah
pada leher mereka dan
pukullah pada tiap ruas jari mereka.” Hal demikian itu karena sesungguhnya
mereka telah menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya pembalasan
Allah sangat keras. Itulah
hukuman bagi kamu, maka rasakanlah
itu, dan sesungguhnya bagi orang-orang
kafir tersedia siksaan Api. (Al-Anfāl
[8]:13-15).
‘Anaq adalah bagian atas leher yang
letaknya persis di bawah kepala dan dianggap tempat paling empuk untuk
mendaratkan tebasan pedang dengan
telak. Dalam arti kiasan makna ‘anaq sama dengan wajh (wajah) atau wujuh, yaitu
para pemimpin kaum, sedangkan banān (jari-jari tangan) maknanya para pengikut atau pendukung
mereka dari kalangan masyarakat umum,
sebagaimana firman-Nya:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا
لَنۡ نُّؤۡمِنَ بِہٰذَا الۡقُرۡاٰنِ وَ لَا بِالَّذِیۡ بَیۡنَ یَدَیۡہِ ؕ وَ لَوۡ
تَرٰۤی اِذِ الظّٰلِمُوۡنَ مَوۡقُوۡفُوۡنَ عِنۡدَ رَبِّہِمۡ
ۚۖ یَرۡجِعُ بَعۡضُہُمۡ اِلٰی بَعۡضِۣ
الۡقَوۡلَ ۚ یَقُوۡلُ الَّذِیۡنَ اسۡتُضۡعِفُوۡا لِلَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡا لَوۡ
لَاۤ اَنۡتُمۡ لَکُنَّا مُؤۡمِنِیۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang
kafir berkata: “Kami tidak akan pernah percaya kepada Al-Quran ini dan tidak
pula kepada yang sebelumnya.” Dan seandainya engkau dapat melihat ketika orang-orang zalim itu akan disuruh
berdiri di hadapan Rabb (Tuhan) mereka, seraya mereka melemparkan tuduhan kepada satu sama lain, berkata orang-orang yang dianggap lemah kepada orang-orang yang menyombongkan diri:
“Seandainya tidak karena kamu, kami
pasti telah menjadi orang-orang yang beriman.” (As-Sabā [34]:32).
Mereka yang Saling Menyalahkan
Dalam ayat ini Allah Swt. memperingatkan orang-orang yang mendustakan dan menentang Rasul Allah mengenai kepastian yang akan menimpa mereka
pada hari penghisaban
ketika Allah Swt. meminta pertanggungjawaban perbuatan buruk mereka terhadap Rasul
Allah yang mereka dustakan.
Sudah menjadi fitrat manusia bahwa
bila seseorang yang berdosa bertatap muka dengan hukuman bagi dosanya, ia berusaha mencari
helah dengan mencoba memindahkan tanggungjawab kejahatannya itu kepada orang lain. Segi fitrat inilah yang telah diisyaratkan dalam ayat ini dan dua ayat
berikutnya.
Dalam ayat tersebut para pengikut
penentang Rasul Allah -- yakni banān
(jari-jari tangan) -- telah
menisbahkan perbuatan dosa mereka
kepada para pemimpin mereka -- yakni
‘anāqihim (leher-leher mereka): لَاۤ اَنۡتُمۡ لَکُنَّا مُؤۡمِنِیۡنَ --
“Seandainya tidak karena kamu, kami
pasti telah menjadi orang-orang yang beriman.”
Tetapi para pemuka kaum kafir tersebut menolak tuduhan para
pengikutnya tersebut, firman-Nya:
قَالَ الَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡا لِلَّذِیۡنَ
اسۡتُضۡعِفُوۡۤا اَنَحۡنُ صَدَدۡنٰکُمۡ عَنِ الۡہُدٰی بَعۡدَ اِذۡ جَآءَکُمۡ بَلۡ
کُنۡتُمۡ مُّجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾
Orang-orang
yang menyombongkan diri berkata
kepada orang-orang yang dianggap lemah:
“Apakah kami telah menghalangi kamu dari petunjuk, setelah petunjuk itu
datang kepadamu? Tidak, bahkan kamu sendirilah orang-orang
yang berdosa.” (As-Sabā [34]:33).
Terhadap penolakan para pemimpin mereka yang
tidak bertanggungjawab itu, selanjutnya Allah Swt. berfirman:
وَ قَالَ الَّذِیۡنَ
اسۡتُضۡعِفُوۡا لِلَّذِیۡنَ اسۡتَکۡبَرُوۡا بَلۡ مَکۡرُ الَّیۡلِ وَ النَّہَارِ
اِذۡ تَاۡمُرُوۡنَنَاۤ اَنۡ نَّکۡفُرَ بِاللّٰہِ
وَ نَجۡعَلَ لَہٗۤ اَنۡدَادًا ؕ
وَ اَسَرُّوا النَّدَامَۃَ لَمَّا رَاَوُا
الۡعَذَابَ ؕ وَ جَعَلۡنَا الۡاَغۡلٰلَ فِیۡۤ
اَعۡنَاقِ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ؕ
ہَلۡ یُجۡزَوۡنَ اِلَّا مَا
کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata
kepada orang-orang yang menyombongkan
diri: “Tidak, bahkan itu adalah
makar buruk kamu malam dan siang, ketika kamu menyuruh kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan
tuhan-tuhan tandingan bagi-Nya.” Dan mereka akan menyembunyikan penyesalan ketika mereka
menyaksikan azab itu, dan Kami akan mengenakan belenggu pada leher
orang-orang kafir itu. Mereka tidak
akan dibalas melainkan untuk apa
yang telah mereka kerjakan. (As-Sabā [34]:34).
Makna Lain ‘Anāq (Leher)
Asarra-hu pada ayat وَ اَسَرُّوا النَّدَامَۃَ لَمَّا
رَاَوُا الۡعَذَابَ -- “Dan mereka
akan menyembunyikan penyesalan ketika mereka menyaksikan azab itu”
berarti: ia menyembunyikannya; ia menzahirkannya (Lexicon Lane).
Sebagaimana telah dijelaskan mata ‘anāq dalam ayat
وَ جَعَلۡنَا
الۡاَغۡلٰلَ فِیۡۤ اَعۡنَاقِ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا --
“dan Kami akan mengenakan belenggu pada
leher orang-orang kafir itu”,
selain berarti leher juga bermakna para penghulu
(pemimpin) kaum atau para pembesar
kaum (Lexicon Lane).
Makna lain
dari ‘anāq (leher) tersebut
dijelaskan oleh firman Allah Swt. selanjutnya:
وَ مَاۤ اَرۡسَلۡنَا فِیۡ قَرۡیَۃٍ مِّنۡ نَّذِیۡرٍ اِلَّا قَالَ
مُتۡرَفُوۡہَاۤ ۙ اِنَّا
بِمَاۤ اُرۡسِلۡتُمۡ بِہٖ کٰفِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا نَحۡنُ اَکۡثَرُ
اَمۡوَالًا وَّ اَوۡلَادًا ۙ وَّ مَا نَحۡنُ بِمُعَذَّبِیۡنَ ﴿﴾
Dan Kami sekali-kali tidak mengirimkan seorang pemberi peringatan ke
suatu negeri, melainkan orang-orang kaya negeri itu berkata: “Sesungguhnya kami tidak percaya terhadap apa yang engkau diutus.
Dan mereka berkata: “Kami memiliki lebih banyak harta kekayaan
dan anak-anak, dan Kami sekali-kali tidak akan diazab.” (As-Sabā [34]:35-36).
Nabi-nabi Allah datang untuk mengangkat derajat kaum terhina dan tertindas ke tempat mereka yang layak dalam masyarakat, dan
mengembalikan kepada mereka hak-hak yang
dirampas oleh golongan berkuasa
dan serakah. Itulah sebabnya maka di
segala zaman, justru si kaya, orang-orang berkuasa dan berpengaruh
— yakni golongan yang sudah mapan — mereka itulah yang seia-sekata mendustakan dan menentang
Rasul Allah yang diutus kepada mereka
itu, sambil memprovokasi masyarakat luas dengan berbagai fitnah, sebagaimana tuduhan “orang-orang yang dianggap lemah” dalam
ayat-ayat sebelumnya (QS.34:33-34).
Ketiga kelompok -- yang merupakan golongan mapan – yang menjadi
penentang keras
para Rasul Allah di setiap zaman tersebut di dalam Al-Quran
digambarkan sebagai “Trio” Fir’aun
(Penguasa), Haman (Pemuka Agama), dan
Qarun (Hartawan – QS.28:5-7 & 77-83).
Kesedihan Rasul Akhir Zaman
Kembali
kepada pokoh pembahasan mengenai penyesalan besar orang-orang yang mendustakan dan menentang Rasul Allah, bahwa
yang dimaksud dengan “si fulan”
dalam firman Allah Swt. berikut ini adalah para pemimpin kekafiran yang
telah menghasut masyarakat luas untuk ikut terlibat dalam penentangan terhadap Rasul
Allah yang kedatangannya dijanjikan
kepada mereka (QS.7:35-37), termasui di Akhir Zaman ini:
وَ یَوۡمَ تَشَقَّقُ السَّمَآءُ
بِالۡغَمَامِ وَ نُزِّلَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ
تَنۡزِیۡلًا ﴿﴾ اَلۡمُلۡکُ یَوۡمَئِذِۣ الۡحَقُّ لِلرَّحۡمٰنِ ؕ وَ کَانَ یَوۡمًا عَلَی
الۡکٰفِرِیۡنَ عَسِیۡرًا ﴿﴾ وَ یَوۡمَ یَعَضُّ الظَّالِمُ
عَلٰی یَدَیۡہِ یَقُوۡلُ یٰلَیۡتَنِی اتَّخَذۡتُ
مَعَ الرَّسُوۡلِ سَبِیۡلًا ﴿﴾ یٰوَیۡلَتٰی لَیۡتَنِیۡ لَمۡ اَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِیۡلًا ﴿﴾ لَقَدۡ اَضَلَّنِیۡ عَنِ الذِّکۡرِ بَعۡدَ
اِذۡ جَآءَنِیۡ ؕ وَ کَانَ الشَّیۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا ﴿﴾
Dan pada hari ketika langit akan terpecah-belah dengan awan-awan dan malaikat-malaikat
akan diturunkan bergelombang-gelombang.
Kerajaan yang haq pada hari itu milik Yang Maha Pemurah, dan azab pada hari
itu atas orang-orang kafir sangat keras.
Dan pada hari itu orang zalim
akan menggigit-gigit kedua tangannya lalu berkata: ”Wahai alangkah baiknya jika aku mengambil jalan bersama dengan Rasul
itu. Wahai celakalah aku, alangkah baiknya seandainya aku tidak menjadikan si fulan itu sahabat.
Sungguh ia benar-benar telah melalaikanku dari mengingat kepada Allah sesudah ia datang kepadaku.” Dan syaitan selalu menelantarkan manusia. (Al-Furqan [25]:26-30).
Selanjutnya ayat-ayat tersebut disambung dengan firman Allah
Swt. mengenai kesedihan Rasul Akhir Zaman terhadap sikap buruk
umumnya umat Islam terhadap Al-Quran:
وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا الۡقُرۡاٰنَ
مَہۡجُوۡرًا ﴿﴾
Dan Rasul
itu berkata: “Ya Rabb-ku (Tuhan-ku),
sesungguhnya kaumku telah menjadikan
Al-Quran ini sesuatu yang
telah ditinggalkan (Al-Furqan
[25]:31).
Sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab sebelumnya ayat ini dengan sangat tepat
sekali dapat dikenakan kepada mereka yang menamakan diri orang-orang Muslim tetapi telah menyampingkan Al-Quran dan telah melemparkannya ke belakang.
Barangkali belum pernah terjadi selama 14 abad ini di mana Al-Quran demikian rupa diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang
Muslim seperti dewasa ini. Ada sebuah hadits
Nabi Besar Muhammad saw. yang
mengatakan: “Satu saat akan datang kepada
kaumku, bila tidak ada yang tinggal dari Islam melainkan namanya dan dari
Al-Quran melainkan kata-katanya” (Baihaqi,
Syu’ab-ul-iman). Sungguh masa sekarang-sekarang di Akhir
Zaman inilah saat yang dimaksudkan itu.
Sunnatullah yang
Kembali Terjadi di Akhir Zaman &
Tipuan Syaitan Pengingkar Janji
Dalam firman Allah Swt. berikutnya
dikemukakan mengenai Sunnatullah
lainnya berkenaan dengan pengutusan Rasul Allah
yaitu berupa pendustaan dan penentangan terhadapnya:
وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا
مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan
demikianlah Kami telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap nabi dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Rabb (Tuhan) engkau sebagai Pemberi
petunjuk dan penolong (Al-Furqan
[25]:32).
Jadi, kembali
kepada “penyesalan” yang masyarakat luas
yang telah tertipu oleh “si
fulan” -- yakni para pemuka kaum mereka
atau ‘anāqihim -- yang telah melibatkan mereka ke dalam penentangan
zalim terhadap Rasul Allah yang
kedatangannya dijanjikan Allah Swt.
(QS.7:35-37; QS.61:10; QS.62:3-5), dengan demikian benarlah firman Allah Swt.
mengenai penipuan syaitan atau para pemimpin kaum kafir berikut ini
وَ کَانَ
الشَّیۡطٰنُ لِلۡاِنۡسَانِ خَذُوۡلًا -- “Dan syaitan
selalu menelantarkan manusia”
(Al-Furqan
[25]:30), firman-Nya:
وَ قَالَ الشَّیۡطٰنُ لَمَّا قُضِیَ الۡاَمۡرُ اِنَّ
اللّٰہَ وَعَدَکُمۡ وَعۡدَ الۡحَقِّ وَ وَعَدۡتُّکُمۡ فَاَخۡلَفۡتُکُمۡ ؕ وَ مَا
کَانَ لِیَ عَلَیۡکُمۡ مِّنۡ سُلۡطٰنٍ
اِلَّاۤ اَنۡ دَعَوۡتُکُمۡ
فَاسۡتَجَبۡتُمۡ لِیۡ ۚ فَلَا تَلُوۡمُوۡنِیۡ وَ لُوۡمُوۡۤا اَنۡفُسَکُمۡ ؕ
مَاۤ اَنَا بِمُصۡرِخِکُمۡ وَ مَاۤ اَنۡتُمۡ بِمُصۡرِخِیَّ ؕ اِنِّیۡ کَفَرۡتُ
بِمَاۤ اَشۡرَکۡتُمُوۡنِ مِنۡ قَبۡلُ ؕ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَہُمۡ عَذَابٌ اَلِیۡمٌ ﴿﴾
Dan tatkala perkara itu telah diputuskan, syaitan
berkata: “Sesungguhnya Allah telah
menjanjikan kepada kamu suatu janji yang benar, dan aku pun menjanjikan kepada kamu tetapi aku telah menyalahinya, dan aku
sekali-kali tidak memiliki
kekuasaan apa pun atas kamu, melainkan aku
telah mengajak kamu lalu kamu telah mengabulkan ajakanku. Karena itu
janganlah kamu mengecamku tetapi kecamlah diri kamu sendiri. Aku sama
sekali tidak dapat menolong kamu dan
kamu pun sama sekali tidak dapat
menolongku. Sesungguhnya aku telah
mengingkari apa yang kamu persekutukan denganku sebelumnya, sesungguhnya orang-orang yang zalim itu bagi mereka ada azab yang pedih.” (Ibrahim
[14]:23).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 10 Desember
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar