Senin, 30 Desember 2013

Hubungan "Iblis" dengan "Syaitan-syaitan" dari Kalangan "Jin" dan "Ins"



   بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  113

Hubungan “Iblis” dengan “Syaitan-syaitan” dari Kalangan Jin dan Ins  
  

Ki Langlang Buana Kusuma

Dalam Akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai   akibat buruk yang ditimbulkan berbagai macam fitnah  yang ditebarkan oleh para penentang Rasul Allah  -- atau “syaitan” -- terhadap masyarakat luas:
لِّیَجۡعَلَ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ فِتۡنَۃً لِّلَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ وَّ الۡقَاسِیَۃِ  قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ الظّٰلِمِیۡنَ لَفِیۡ شِقَاقٍۭ بَعِیۡدٍ ﴿ۙ﴾ وَّ لِیَعۡلَمَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ فَیُؤۡمِنُوۡا بِہٖ فَتُخۡبِتَ لَہٗ قُلُوۡبُہُمۡ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَہَادِ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡۤا  اِلٰی  صِرَاطٍ  مُّسۡتَقِیۡمٍ ﴿﴾
Supaya Dia menjadikan rintangan yang diletakkan oleh syaitan sebagai  fitnah (ujian)  bagi orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit dan mereka yang hatinya keras, dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat.  Dan supaya  diketahui oleh orang-orang yang diberi ilmu  sesung-guhnya Al-Quran itu adalah haq (kebenaran)  dari Rabb (Tuhan) engkau lalu  mereka beriman kepadanya dan hati mereka tunduk kepadanya, dan sesungguhnya Allah pasti memberi petunjuk kepada orang-orang yang beriman ke jalan yang lurus. (Al-Hajj [22]:54-55).

Kebutaan Mata Ruhani Para Penentang Rasul Allah

   Ayat ini mendukung penafsiran yang telah kami berikan mengenai ayat yang sebelumnya (QS.22:53). Tidak ada alasan untuk membenarkan kisah (tuduhan) yang tidak mempunyai dasar, diadakan oleh sementara para ahli tafsir yang kurang paham  sehubungan dengan ayat ini, firman-Nya:
وَ مَاۤ  اَرۡسَلۡنَا مِنۡ قَبۡلِکَ مِنۡ رَّسُوۡلٍ وَّ لَا نَبِیٍّ  اِلَّاۤ  اِذَا تَمَنّٰۤی اَلۡقَی الشَّیۡطٰنُ فِیۡۤ اُمۡنِیَّتِہٖ ۚ فَیَنۡسَخُ اللّٰہُ مَا یُلۡقِی الشَّیۡطٰنُ ثُمَّ  یُحۡکِمُ  اللّٰہُ  اٰیٰتِہٖ ؕ وَ  اللّٰہُ عَلِیۡمٌ  حَکِیۡمٌ  ﴿ۙ﴾
Dan Kami tidak pernah mengirim seorang rasul dan tidak pula seorang nabi melainkan apabila ia menginginkan sesuatu maka syaitan meletakkan hambatan pada keinginannya, tetapi Allah melenyapkan hambatan yang diletakkan oleh syaitan, dan Allah  Maha Mengetahui, Maha Bijaksana. (Al-Hajj [22]:53).
Ayat ini bermaksud mengemukakan bahwa orang-orang berwatak syaitan berusaha meletakkan segala macam rintangan guna menggagalkan tersiar-luasnya amanat seorang nabi Allah, supaya kemajuannya dapat dicegah dan “orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit” dapat disesatkan.
      Tetapi Allah Swt.  menghilangkan segala rintangan semacam itu, dan sesudah pada awalnya seakan-akan  mengalami kegagalan-kegagalan sementara maka kemudian kebenaran itu terus berderap maju mencapai kemajuan yang merata. Dengan demikian benarlah  firman Allah Swt. berikut ini mengenai  keberadaan “manusia-manusia syaitan” seperti itu pada setiap zaman pengutusan Rasul Allah:
وَ لَوۡ اَنَّنَا نَزَّلۡنَاۤ  اِلَیۡہِمُ الۡمَلٰٓئِکَۃَ وَ کَلَّمَہُمُ الۡمَوۡتٰی وَ حَشَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ کُلَّ شَیۡءٍ قُبُلًا مَّا کَانُوۡا لِیُؤۡمِنُوۡۤا اِلَّاۤ  اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَہُمۡ یَجۡہَلُوۡنَ ﴿﴾    
Dan seandainya pun  Kami benar-benar menurunkan malaikat-malaikat kepada mereka,   orang-orang yang telah mati  berbicara dengan mereka, dan Kami mengumpulkan segala sesuatu berhadap-hadapan  di depan mereka, mereka sekali-kali tidak akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka  berlaku jahil. (An-An’ām [6]:112).
  Salah satu tugas malaikat-malaikat  adalah membisikkan kepada manusia pikiran-pikiran baik untuk mengajak mereka kepada kebenaran (QS.41:32, 33). Kadangkala mereka melaksanakan tugas-tugas ini melalui mimpi-mimpi dan kasyaf-kasyaf (penglihatan ruhani).
Orang-orang bertakwa yang sudah meninggal dunia nampak kepada manusia dalam mimpi untuk membenarkan pendakwaan nabi-nabi Allah. Ada satu cara lain yaitu orang-orang yang sudah mati bercakap-cakap kepada manusia. Bila suatu umat yang secara ruhani sudah mati mereka dihidupkan kembali untuk memperoleh kehidupan ruhani baru oleh ajaran nabi mereka, kelahiran-baru ruhani mereka itu seakan-akan berbicara kepada orang-orang kafir dan memberikan persaksian terhadap kebenaran pendakwaan nabi Allah tersebut.
  Kata-kata   وَ حَشَرۡنَا عَلَیۡہِمۡ کُلَّ شَیۡءٍ قُبُلًا  -- “dan Kami mengumpulkan segala sesuatu berhadap-hadapan  di depan mereka”,  itu menunjuk kepada kesaksian dari berbagai-bagai benda alam yang memberi kesaksian terhadap kebenaran seorang nabi Allah dalam bentuk gempa, wabah, kelaparan, peperangan, dan azab-azab lainnya.

 Hubungan Iblis dengan “Syaitan-syaitan” dari Kalangan  Jin  dan  Ins (Manusia)

 Dengan demikian alam sendiri nampaknya gusar terhadap orang-orang yang ingkar dan  unsur-unsur alam itu sendiri memerangi mereka, sebab Allah Swt. tidak pernah menimpakan azab-Nya sebelum terlebih dulu mengutus Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan (QS.17:16). Selanjutnya Allah Swt. berfirman: 
     وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا شَیٰطِیۡنَ الۡاِنۡسِ وَ  الۡجِنِّ  یُوۡحِیۡ بَعۡضُہُمۡ اِلٰی بَعۡضٍ زُخۡرُفَ الۡقَوۡلِ غُرُوۡرًا ؕ وَ لَوۡ شَآءَ رَبُّکَ مَا فَعَلُوۡہُ فَذَرۡہُمۡ وَ مَا یَفۡتَرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لِتَصۡغٰۤی اِلَیۡہِ اَفۡـِٕدَۃُ الَّذِیۡنَ لَا یُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡاٰخِرَۃِ وَ لِیَرۡضَوۡہُ وَ لِیَقۡتَرِفُوۡا  مَا  ہُمۡ  مُّقۡتَرِفُوۡنَ﴿﴾
Dan  dengan cara demikian Kami telah menjadikan musuh bagi setiap nabi yaitu syaitan-syaitan di antara manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian lainnya kata-kata indah untuk mengelabui, dan jika Rabb (Tuhan) engkau menghendaki mereka tidak akan mengerjakannya, maka biarkanlah mereka dengan apa-apa yang mereka ada-adakan,   dan supaya hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka menyukainya dan supaya mereka mengusahakan apa yang sedang mereka usahakan.  (An-An’ām [6]:113-114).  
  Kata-kata manusia dan jin yang terdapat pada banyak tempat dalam ayat-ayat Al-Quran bukan berarti ada dua jenis makhluk Allah yang berlainan –  berupa makhluk gaib  -- melainkan dua golongan makhluk manusia, yakni ins (manusia) mengisyaratkan kepada orang-orang awam atau rakyat jelata, sedangkan  jin dikatakan kepada orang-orang besar yang biasa hidup memisahkan diri dari rakyat jelata dan tidak berbaur dengan mereka, boleh dikatakan tinggal tersembunyi dari penglihatan umum, sesuai dengan akar   kata    janīn, jannah (kebun/surga), janān (malam), junnatu (perisai) dll yang mengandung makna “tersembunyi”.

Iblis Berasal dari Golongan “Jin” (Pembesar Kaum)

 Allah Swt. telah menyatakan bahwa Iblis  yang menolak perintah  Allah Swt. untuk “sujud” (patuh-taat) kepada Adam (Khalifah Allah) bersama  para malaikat pun berasal dari golongan jin, firman-Nya:  
وَ اِذۡ  قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا  لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا  اِلَّاۤ  اِبۡلِیۡسَ ؕ کَانَ مِنَ  الۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ اَمۡرِ رَبِّہٖ ؕ اَفَتَتَّخِذُوۡنَہٗ وَ ذُرِّیَّتَہٗۤ  اَوۡلِیَآءَ مِنۡ دُوۡنِیۡ  وَ ہُمۡ  لَکُمۡ عَدُوٌّ ؕ بِئۡسَ  لِلظّٰلِمِیۡنَ  بَدَلًا ﴿﴾  مَاۤ  اَشۡہَدۡتُّہُمۡ خَلۡقَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ لَا خَلۡقَ اَنۡفُسِہِمۡ ۪ وَ مَا کُنۡتُ مُتَّخِذَ  الۡمُضِلِّیۡنَ  عَضُدًا ﴿﴾
Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah yakni patuhlah kepada  Adam," maka  sujudlah mereka  kecuali iblis, ia adalah dari golongan jin maka ia mendurhakai perintah Rabb-nya (Tuhan-nya). Apakah kamu hendak mengambil dia dan keturunannya sebagai sahabat-sahabat selain Aku, padahal mereka itu musuh-musuh kamu? Sangat buruk  bagi orang-orang yang zalim pertukaran itu.   Aku   sekali-kali tidak mem-buat mereka menyaksikan penciptaan seluruh langit dan bumi,   dan tidak pula penciptaan mereka sendiri, dan Aku sama sekali tidak dapat meng-ambil mereka yang menyesatkan orang-orang sebagai pembantu. (Al-Kahf [18]:51-52).
       Karena pada hakikatnya Adam atau Khalifah Allah adalah   Rasul Allah  sedangkan para malaikat  yang “sujud” kepada Adam  (khlifah Allah) melambangkan orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah  maka dapat dipastikan Iblis melambangkan para pemuka kaum (jin-jin) yang mendustakan dan menentang keras Rasul Allah  --  yang menurut prediksi para malaikat  mereka itulah orang-orang yang akan berbuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkah darah   dari kalangan para pengikut Adam  atau Rasul Allah yang akan menciptakan “bumi baru dan langit baru  (QS.14:49-53), firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ  اِذۡ قَالَ رَبُّکَ لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اِنِّیۡ جَاعِلٌ فِی الۡاَرۡضِ خَلِیۡفَۃً ؕ قَالُوۡۤا اَتَجۡعَلُ فِیۡہَا مَنۡ یُّفۡسِدُ فِیۡہَا وَ یَسۡفِکُ الدِّمَآءَ ۚ وَ نَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِکَ وَ نُقَدِّسُ لَکَ ؕ قَالَ اِنِّیۡۤ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika Rabb (Tuhan) engkau berfirman  kepada para  malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang  khalifah di bumi, mereka berkata: “Apakah Engkau akan menjadikan di dalamnya yakni di bumi orang yang akan membuat kerusakan  di dalamnya dan akan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa  bertasbih dengan pujian Engkau  dan kami senantiasa mensucikan Engkau?” Dia berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”  (Al-Baqarah [2]:31).

Tekad Iblis Untuk Menghadang Perjuangan Suci  Rasul Allah  

     Berikut adalah tekad Iblis untuk melakukan berbagai macam penghadangan  terhadap perjuangan suci Adam (Rasul Allah) dan para pengikutnya yang hakiki, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ خَلَقۡنٰکُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰکُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا  لِاٰدَمَ ٭ۖ فَسَجَدُوۡۤا  اِلَّاۤ  اِبۡلِیۡسَ ؕ لَمۡ  یَکُنۡ مِّنَ السّٰجِدِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ مَا مَنَعَکَ  اَلَّا  تَسۡجُدَ   اِذۡ   اَمَرۡتُکَ ؕ قَالَ  اَنَا خَیۡرٌ  مِّنۡہُ ۚ خَلَقۡتَنِیۡ مِنۡ نَّارٍ  وَّ  خَلَقۡتَہٗ  مِنۡ  طِیۡنٍ ﴿﴾  قَالَ فَاہۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا یَکُوۡنُ لَکَ اَنۡ تَتَکَبَّرَ فِیۡہَا فَاخۡرُجۡ  اِنَّکَ مِنَ الصّٰغِرِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ  اَنۡظِرۡنِیۡۤ   اِلٰی  یَوۡمِ  یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾  قَالَ   اِنَّکَ  مِنَ  الۡمُنۡظَرِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ فَبِمَاۤ  اَغۡوَیۡتَنِیۡ لَاَقۡعُدَنَّ  لَہُمۡ صِرَاطَکَ  الۡمُسۡتَقِیۡمَ ﴿ۙ﴾  ثُمَّ لَاٰتِیَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَیۡنِ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مِنۡ خَلۡفِہِمۡ  وَ عَنۡ اَیۡمَانِہِمۡ وَ عَنۡ شَمَآئِلِہِمۡ ؕ وَ لَا  تَجِدُ اَکۡثَرَہُمۡ شٰکِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ اخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُوۡمًا مَّدۡحُوۡرًا ؕ لَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ لَاَمۡلَـَٔنَّ جَہَنَّمَ  مِنۡکُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ﴿﴾
Dan  sungguh  Kami  benar-benar telah menciptakan kamu, kemudian  Kami memberi kamu bentuk,  lalu Kami berfirman kepada para malaikat:  Sujudlah yakni patuh-lah sepenuhnya  kamu kepada Adam", maka mereka bersujud kecuali iblis, ia tidak termasuk orang-orang yang sujud.   Dia  berfirman:  Apa  yang telah menghalangi engkau sehingga engkau tidak  sujud yakni patuh sepenuhnya ketika Aku memberi perintah kepada engkau?” Ia (Iblis) berkata: “Aku lebih baik daripada dia, Engkau menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah liat.” Dia berfirman:  ”Jika demikian, pergilah engkau darinya,  karena sekali-kali tidak patut bagi engkau berlaku takabur di dalamnya, karena itu keluarlah, sesungguhnya engkau termasuk di antara orang-orang yang hina.”    Ia, Iblis,  aberkata: “Berilah aku tangguh sampai hari mereka dibangkitkan.”    Dia berfirman: “Sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang diberi tangguh.”   Ia, Iblis,  berkata: “Karena Engkau telah menyatakan  aku  sesat, niscaya aku akan menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus,   kemudian  niscaya  akan kudatangi mereka dari depan mereka, dari belakang mereka, dari kanan mereka, dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati keba-nyakan mereka  bersyukur.”   Dia berfirman: “Keluarlah engkau darinya dengan  terhina dan terusir,  barangsiapa dari mereka mengikuti engkau, niscaya akan Aku penuhi Jahannam dengan kamu semua.” (Al-A’rāf [7]:12-19).

Macam-macam Penghadangan Iblis di Jalan Allah

  Mengenai jenis-jenis penghadangan yang akan dilakukan Iblis dan para pengikutnya terhadap perjuangan suci   Rasul Allah dan para pengikutnya yang hakiki dijelaskan dalam firman-Nya berikut ini:
قَالَ اذۡہَبۡ فَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ فَاِنَّ جَہَنَّمَ  جَزَآؤُکُمۡ  جَزَآءً  مَّوۡفُوۡرًا ﴿﴾  وَ اسۡتَفۡزِزۡ مَنِ اسۡتَطَعۡتَ مِنۡہُمۡ بِصَوۡتِکَ وَ اَجۡلِبۡ عَلَیۡہِمۡ بِخَیۡلِکَ وَ رَجِلِکَ وَ شَارِکۡہُمۡ فِی الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَوۡلَادِ وَ عِدۡہُمۡ ؕ وَ مَا یَعِدُہُمُ الشَّیۡطٰنُ   اِلَّا  غُرُوۡرًا ﴿﴾  اِنَّ عِبَادِیۡ  لَیۡسَ  لَکَ  عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ ؕ وَ کَفٰی  بِرَبِّکَ  وَکِیۡلًا  ﴿﴾
Dia berfirman: “Pergilah, lalu barangsiapa akan mengikuti engkau dari antara mereka maka sesungguhnya Jahannamlah balasan bagi kamu,  suatu balasan yang penuh. Dan bujuklah siapa dari antara mereka yang engkau sanggup dengan suara engkau, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda eng-kau dan pasukan berjalan-kaki engkau dan berserikatlah dengan mereka dalam harta  dan anak-anak mereka, dan berikanlah janji-janji kepada mereka.” Tetapi syaitan tidak menjanjikan kepada mereka selain tipu-daya Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai kekuasaan  atas mereka, dan cukuplah Rabb (Tuhan) engkau sebagai Pelindung. (Bani Isrāil [17]:65-66).
         Ayat  66   menguraikan tiga macam daya-upaya yang dilakukan oleh putra-putra kegelapan – yakni Iblis atau syaitan -- untuk membujuk manusia supaya menjauhi jalan kebenaran:
    (1) mereka berusaha menakut-nakuti orang-orang miskin dan lemah dengan ancaman akan mempergunakan kekerasan terhadap mereka;
      (2) mereka mempergunakan tindakan-tindakan yang lebih keras terhadap mereka yang tidak dapat ditakut-takuti dengan cara gertak sambal, yaitu dengan mengadakan persekutuan-persekutuan untuk tujuan melawan mereka dan mengadakan serangan bersama terhadap mereka dengan segala cara;
     (3) mereka mencoba membujuk orang-orang kuat dan yang lebih berpengaruh dengan tawar-an akan menjadikannya pemimpin mereka, asalkan mereka tidak akan membantu lagi pihak kebenaran.
     Makna ayat   اِنَّ عِبَادِیۡ  لَیۡسَ  لَکَ  عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ  --   “Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai kekuasaan  atas mereka”, bahwa manusia dapat terkena oleh bujukan-bujukan syaitan selama ruhaninya belum “dibangkitkan”, yaitu selama keimanannya belum mencapai taraf yang sempurna yang disebut tingkatan nafs Muthmainnah (QS.89:27-31).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   12 Desember    2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar