بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab 114
Bal’am bin Baura (Bileam bin Beor) &
Misal Keadaan Para Pecinta Kehidupan Duniawi
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
Dalam Akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan mengenai tekad Iblis untuk melakukan berbagai macam penghadangan terhadap perjuangan suci Adam (Rasul Allah) dan para pengikutnya yang
hakiki, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ خَلَقۡنٰکُمۡ ثُمَّ
صَوَّرۡنٰکُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ ٭ۖ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ
اِبۡلِیۡسَ ؕ لَمۡ یَکُنۡ مِّنَ
السّٰجِدِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ مَا مَنَعَکَ اَلَّا تَسۡجُدَ
اِذۡ اَمَرۡتُکَ ؕ قَالَ اَنَا خَیۡرٌ
مِّنۡہُ ۚ خَلَقۡتَنِیۡ مِنۡ نَّارٍ
وَّ خَلَقۡتَہٗ مِنۡ
طِیۡنٍ ﴿﴾ قَالَ فَاہۡبِطۡ مِنۡہَا فَمَا یَکُوۡنُ لَکَ اَنۡ تَتَکَبَّرَ فِیۡہَا
فَاخۡرُجۡ اِنَّکَ مِنَ الصّٰغِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ اَنۡظِرۡنِیۡۤ اِلٰی
یَوۡمِ یُبۡعَثُوۡنَ ﴿﴾ قَالَ اِنَّکَ
مِنَ الۡمُنۡظَرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ فَبِمَاۤ اَغۡوَیۡتَنِیۡ لَاَقۡعُدَنَّ لَہُمۡ صِرَاطَکَ الۡمُسۡتَقِیۡمَ ﴿ۙ﴾ ثُمَّ لَاٰتِیَنَّہُمۡ مِّنۡۢ
بَیۡنِ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مِنۡ خَلۡفِہِمۡ
وَ عَنۡ اَیۡمَانِہِمۡ وَ عَنۡ شَمَآئِلِہِمۡ ؕ وَ لَا تَجِدُ اَکۡثَرَہُمۡ شٰکِرِیۡنَ ﴿﴾ قَالَ اخۡرُجۡ مِنۡہَا مَذۡءُوۡمًا مَّدۡحُوۡرًا ؕ
لَمَنۡ تَبِعَکَ مِنۡہُمۡ لَاَمۡلَـَٔنَّ جَہَنَّمَ مِنۡکُمۡ
اَجۡمَعِیۡنَ﴿﴾
Dan sungguh Kami benar-benar telah menciptakan kamu,
kemudian Kami memberi kamu bentuk, lalu Kami berfirman kepada para malaikat: ”Sujudlah yakni patuhlah sepenuhnya kamu
kepada Adam", maka mereka
bersujud kecuali iblis, ia tidak termasuk orang-orang yang sujud. Dia berfirman: “Apa yang telah menghalangi engkau sehingga engkau tidak sujud yakni patuh sepenuhnya
ketika Aku memberi perintah kepada
engkau?” Ia (Iblis) berkata: “Aku
lebih baik daripada dia, Engkau menciptakan aku dari api dan Engkau menciptakan dia dari tanah liat.” Dia
berfirman: ”Jika demikian,
pergilah engkau darinya, karena sekali-kali tidak patut bagi engkau berlaku takabur di dalamnya,
karena itu keluarlah, sesungguhnya engkau termasuk di antara orang-orang yang
hina.” Ia, Iblis, berkata: “Berilah aku tangguh sampai hari mereka
dibangkitkan.” Dia berfirman: “Sesungguhnya engkau termasuk orang-orang yang diberi tangguh.” Ia, Iblis, berkata: “Karena
Engkau telah menyatakan aku sesat, niscaya aku akan menghadang mereka di jalan Engkau yang lurus, kemudian
niscaya akan ku-datangi mereka dari depan mereka, dari belakang mereka, dari kanan
mereka, dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati keba-nyakan mereka bersyukur.” Dia berfirman: “Keluarlah engkau darinya dengan terhina
dan terusir, barangsiapa dari mereka
mengikuti engkau, niscaya akan Aku penuhi Jahannam dengan kamu semua.”
(Al-A’rāf
[7]:12-19).
Macam-macam Penghadangan Iblis di Jalan Allah
Mengenai
jenis-jenis penghadangan yang akan
dilakukan Iblis dan para pengikutnya terhadap perjuangan
suci Rasul Allah dan para pengikutnya
yang hakiki dijelaskan dalam firman-Nya berikut ini:
قَالَ اذۡہَبۡ فَمَنۡ تَبِعَکَ
مِنۡہُمۡ فَاِنَّ جَہَنَّمَ
جَزَآؤُکُمۡ جَزَآءً مَّوۡفُوۡرًا ﴿﴾ وَ اسۡتَفۡزِزۡ مَنِ اسۡتَطَعۡتَ
مِنۡہُمۡ بِصَوۡتِکَ وَ اَجۡلِبۡ عَلَیۡہِمۡ بِخَیۡلِکَ وَ رَجِلِکَ وَ
شَارِکۡہُمۡ فِی الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَوۡلَادِ وَ عِدۡہُمۡ ؕ وَ مَا یَعِدُہُمُ
الشَّیۡطٰنُ اِلَّا غُرُوۡرًا ﴿﴾ اِنَّ عِبَادِیۡ لَیۡسَ
لَکَ عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ ؕ وَ
کَفٰی بِرَبِّکَ وَکِیۡلًا ﴿﴾
Dia
berfirman: “Pergilah, lalu barangsiapa akan mengikuti engkau dari
antara mereka maka sesungguhnya
Jahannamlah balasan bagi kamu, suatu
balasan yang penuh. Dan bujuklah siapa dari antara mereka yang
engkau sanggup dengan suara engkau, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda engkau dan pasukan berjalan-kaki engkau dan berserikatlah dengan mereka dalam harta dan anak-anak
mereka, dan berikanlah
janji-janji kepada mereka.” Tetapi syaitan
tidak menjanjikan kepada mereka selain tipu-daya Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai
kekuasaan atas mereka,
dan cukuplah Rabb (Tuhan) engkau
sebagai Pelindung. (Bani
Isrāil [17]:65-67).
Ayat
66 menguraikan tiga macam daya-upaya yang dilakukan oleh
putra-putra kegelapan – yakni Iblis atau syaitan -- untuk membujuk
manusia supaya menjauhi jalan kebenaran
yang diajarkan Rasul Allah yang
kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.7:35-37):
(1) mereka berusaha menakut-nakuti orang-orang miskin dan lemah dengan ancaman
akan mempergunakan kekerasan terhadap
mereka;
(2) mereka mempergunakan tindakan-tindakan
yang lebih keras terhadap mereka yang
tidak dapat ditakut-takuti dengan
cara gertak sambal (ancaman), yaitu dengan mengadakan persekutuan-persekutuan untuk tujuan melawan mereka dan mengadakan serangan bersama terhadap mereka dengan
segala cara;
(3) mereka mencoba membujuk
orang-orang kuat dan yang lebih berpengaruh dengan tawaran akan menjadikannya pemimpin
mereka, asalkan mereka tidak akan membantu lagi pihak kebenaran.
Makna ayat اِنَّ عِبَادِیۡ
لَیۡسَ لَکَ عَلَیۡہِمۡ سُلۡطٰنٌ -- “Sesungguhnya mengenai hamba-hamba-Ku, engkau tidak akan mempunyai
kekuasaan atas mereka”,
bahwa manusia dapat terkena oleh bujukan-bujukan syaitan selama ruhaninya belum “dibangkitkan”,
yaitu selama keimanannya belum
mencapai taraf yang sempurna yang disebut tingkatan nafs Muthmainnah, firman-Nya:
یٰۤاَیَّتُہَا
النَّفۡسُ الۡمُطۡمَئِنَّۃُ ﴿﴾ ارۡجِعِیۡۤ اِلٰی رَبِّکِ رَاضِیَۃً مَّرۡضِیَّۃً ﴿ۚ﴾ فَادۡخُلِیۡ فِیۡ عِبٰدِیۡ ﴿ۙ﴾ وَ ادۡخُلِیۡ جَنَّتِیۡ ﴿٪﴾
Hai jiwa yang
tenteram! Kembalilah kepada Rabb ( Tuhan) engkau, engkau ridha kepada-Nya dan Dia
pun ridha kepada engkau. Maka masuklah
dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah
ke dalam surga-Ku. (Al-Fajr
[89]:27-29).
Makna Kiasan
‘Anāq (Leher) dan Banān (Jari-jari Tangan)
Mengisyaratkan kepada manusia golongan jin
atau iblis dan ins itu pulalah makna ‘anāq (leher) dan banān (jari-jari
tangan) sehubungan dengan firman Allah Swt. yang telah dibahas dalam Bab 110 dan Bab 111 sebelumnya:
اِذۡ یُوۡحِیۡ
رَبُّکَ اِلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ اَنِّیۡ مَعَکُمۡ فَثَبِّتُوا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا
ؕ سَاُلۡقِیۡ فِیۡ قُلُوۡبِ الَّذِیۡنَ
کَفَرُوا الرُّعۡبَ فَاضۡرِبُوۡا فَوۡقَ الۡاَعۡنَاقِ وَ اضۡرِبُوۡا
مِنۡہُمۡ کُلَّ بَنَانٍ ﴿ؕ﴾ ذٰلِکَ
بِاَنَّہُمۡ شَآقُّوا اللّٰہَ وَ
رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ یُّشَاقِقِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾ذٰلِکُمۡ فَذُوۡقُوۡہُ
وَ اَنَّ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابَ النَّارِ ﴿﴾
Ketika Rabb
(Tuhan) engkau mewahyukan kepada
malaikat-malaikat: “Sesungguhnya Aku
beserta kamu, maka teguhkanlah
orang-orang yang beriman. Aku akan
memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir, maka pukullah pada leher mereka dan pukullah pada tiap ruas jari mereka.” Hal demikian itu karena sesungguhnya
mereka telah menentang Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya pembalasan
Allah sangat keras. Itulah
hukuman bagi kamu, maka rasakanlah
itu, dan sesungguhnya bagi orang-orang
kafir tersedia siksaan Api. (Al-Anfāl
[8]:13-15).
‘Anaq adalah bagian atas leher
yang letaknya persis di bawah kepala dan dianggap tempat paling empuk untuk
mendaratkan tebasan pedang dengan
telak. Dalam arti kiasan maknanya
sama dengan wujuh
(wajah-wajah) yaitu para pemimpin
kaum (QS.34:32-37), sedangkan banān
(jari-jari tangan) melambangkan “para pengikut” mereka, sebab pada dasarnya gerakan tangan hanyalah mengikuti perintah
otak dalam kepala.
Ada pun makna kalimat وَ لِیَرۡضَوۡہُ وَ لِیَقۡتَرِفُوۡا مَا ہُمۡ مُّقۡتَرِفُوۡنَ --
“dan mereka menyukainya dan supaya mereka
mengusahakan apa yang sedang mereka
usahakan”
(QS.6:114), yakni mereka terus bertahan dalam jalan kejahatan mereka. Kata-kata itu berarti pula bahwa mereka
mengalami akibat-akibat buruk dari apa yang dikerjakan mereka.
Bal’am Bin
Baura (Bileam bin Beor)
Sehubungan dengan jenis ancaman iblis yang ketiga terhadap para pengikut Rasul Allah yang dikemukakan sebelum ini (QS.17:65-66),
yakni mereka mencoba membujuk orang-orang kuat dan yang
lebih berpengaruh dengan tawaran akan menjadikannya pemimpin mereka, asalkan mereka tidak
akan membantu lagi pihak kebenaran,
firman-Nya: وَ
شَارِکۡہُمۡ فِی الۡاَمۡوَالِ وَ الۡاَوۡلَادِ وَ عِدۡہُمۡ -- “dan berserikatlah
dengan mereka dalam harta dan anak-anak mereka, dan berikanlah janji-janji kepada mereka”
(QS.17:66).
Contoh
keberhasilan ancaman Iblis tersebut
adalah terhadap Bal’am Bin Baura
(Bileam bin Beor - Bilangan
22-24), konon ia adalah seorang wali
Allah yang doa-doanya maqbul,
ia hidup sezaman dengan Nabi Musa a.s.
namun karena ia ditipu oleh Balak bin Zipor
-- raja Moab – akhirnya ia menjadi
penentang Nabi Musa a.s. dan pada akhir hidupnya ia mengalami kehinaan,
firman-Nya:
وَ اتۡلُ عَلَیۡہِمۡ نَبَاَ الَّذِیۡۤ اٰتَیۡنٰہُ
اٰیٰتِنَا فَانۡسَلَخَ مِنۡہَا فَاَتۡبَعَہُ الشَّیۡطٰنُ فَکَانَ مِنَ الۡغٰوِیۡنَ﴿﴾ وَ لَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنٰہُ
بِہَا وَ لٰکِنَّہٗۤ اَخۡلَدَ اِلَی الۡاَرۡضِ وَ اتَّبَعَ ہَوٰىہُ ۚ
فَمَثَلُہٗ کَمَثَلِ الۡکَلۡبِ ۚ
اِنۡ تَحۡمِلۡ عَلَیۡہِ یَلۡہَثۡ اَوۡ
تَتۡرُکۡہُ یَلۡہَثۡ ؕ ذٰلِکَ مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا
ۚ فَاقۡصُصِ الۡقَصَصَ لَعَلَّہُمۡ یَتَفَکَّرُوۡنَ ﴿﴾ سَآءَ مَثَلَاۨ الۡقَوۡمُ
الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اَنۡفُسَہُمۡ کَانُوۡا یَظۡلِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan
ceritakanlah kepada mereka berita orang-orang yang telah Kami berikan
Tanda-tanda Kami kepadanya, lalu ia melepaskan
diri darinya maka syaitan mengikutinya dan jadilah ia termasuk orang-orang
yang sesat. Dan seandainya Kami menghendaki niscaya Kami
meninggikan derajatnya dengan
itu, akan tetapi ia cenderung ke
bumi dan mengikuti hawa
nafsunya, maka keadaannya seperti
seekor anjing yang kehausan, jika
engkau menghalaunya ia menjulurkan lidahnya dan jika engkau membiarkannya ia tetap menjulurkan lidahnya.
Demikianlah misal orang-orang yang
mendustakan Tanda-tanda Kami, maka kisahkanlah
kisah ini supaya mereka merenungkannya.
Sangat buruk misal orang-orang yang
mendustakan Tanda-tanda Kami, dan kepada
diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. (Al-A’rāf [7]:176-178).
Para Pecinta Kehidupan Duniawi
&
Anjing yang Selalu Menjulurkan
Lidah
Yang dimaksudkan ayat الَّذِیۡۤ
اٰتَیۡنٰہُ اٰیٰتِنَا فَانۡسَلَخَ
مِنۡہَا -- “orang-orang
yang telah Kami berikan Tanda-tanda Kami kepadanya lalu ia
melepaskan diri darinya” bukanlah seseorang tertentu melainkan semua orang yang kepada mereka Allah Swt. memperlihatkan Tanda-tanda melalui
seorang nabi (rasul) Allah
tetapi mereka menolaknya. Ungkapan
semacam itu terdapat di tempat lain dalam Al-Quran seperti QS.2:18.
Namun demikian
ayat- tersebut telah dikenakan secara
khusus kepada seorang yang bernama Bal’am
bin Ba’ura, yang menurut kisah pernah hidup di zaman Nabi Musa a.s. dan konon dahulunya ia seorang wali Allah, tetapi kesombongan merusak pikirannya dan ia mengakhiri hidupnya dalam
kenistaan.
Ayat itu dapat juga dikenakan kepada Abu Jahal – pemimpin kaum
kafir Mekkah, atau kepada Abdullah
bin Ubbay bin Salul --- pemimpin kaum
munafik Madinah; atau dapat pula kepada tiap-tiap pemimpin kekafiran di setiap
zaman pengutusan Rasul Allah
(QS.7:35-37), termasuk di Akhir Zaman
ini.
Makna “bumi” dan “hawa-nafsu” dalam ayat وَ لٰکِنَّہٗۤ اَخۡلَدَ اِلَی
الۡاَرۡضِ وَ اتَّبَعَ ہَوٰىہُ -- “akan tetapi ia cenderung ke bumi dan mengikuti hawa nafsunya” adalah
hal-hal yang bersifat kebendaan -- pada khususnya kecintaan akan uang --
sebab pada hakikatnya hanya semata-mata
karena alasan keuntungan duniawi
itulah para pemuka kaum melakukan pendustaan
dan penentangan terhadap para Rasul
Allah mengikuti keinginan hawa-nafsunya.
Makna yalhats dalam
ayat فَمَثَلُہٗ کَمَثَلِ الۡکَلۡبِ ۚ اِنۡ تَحۡمِلۡ عَلَیۡہِ یَلۡہَثۡ اَوۡ تَتۡرُکۡہُ
یَلۡہَثۡ -- “maka
keadaannya seperti seekor anjing yang
kehausan, jika engkau menghalaunya
ia menjulurkan lidahnya dan jika
engkau membiarkannya ia tetap menjulurkan lidahnya”, berasal dari kata lahatsa. yang berarti “nafasnya
tersengal-sengal karena kelelahan atau kepenatan”, maksudnya adalah
baik diminta ataupun tidak untuk berkorban pada jalan agama,
orang semacam itu nampaknya terengah-engah
seperti seekor anjing kehausan,
seakan-akan beban pemberian pengorbanan yang terus menerus bertambah
membuatnya amat penat sekali.
Kekikiran Orang-orang
Yahudi dan
Orang-orang yang Sejenis dengan Mereka
Itulah sebabnya ketika
Nabi Besar Muhammad saw. mengimbau kepada orang-orang Yahudi untuk melakukan pengorbanan harta mereka
menjawab, “Apakah Allah itu miskin
sedangkan kami kaya?” firman-Nya:
لَقَدۡ سَمِعَ اللّٰہُ قَوۡلَ
الَّذِیۡنَ قَالُوۡۤا اِنَّ اللّٰہَ فَقِیۡرٌ وَّ نَحۡنُ اَغۡنِیَآءُ ۘ
سَنَکۡتُبُ مَا قَالُوۡا وَ قَتۡلَہُمُ الۡاَنۡۢبِیَآءَ بِغَیۡرِ حَقٍّ ۙ وَّ
نَقُوۡلُ ذُوۡقُوۡا عَذَابَ الۡحَرِیۡقِ ﴿﴾ ذٰلِکَ بِمَا قَدَّمَتۡ
اَیۡدِیۡکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ لَیۡسَ بِظَلَّامٍ
لِّلۡعَبِیۡدِ ﴿﴾ۚ
Sungguh Allah
benar-benar telah mendengar ucapan orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah miskin sedangkan kami kaya.”
Kami segera akan
mencatat apa yang mereka katakan, dan mereka
berusaha membunuh nabi-nabi tanpa haq
dan Kami berfirman: “Rasakanlah olehmu
azab yang membakar! Yang
demikian itu disebabkan oleh apa
yang telah didahulukan oleh tangan kamu
sendiri.” Dan sesungguhnya Allah sekali-kali tidak zalim terhadap hamba-hamba-Nya. (Ali ‘Imran [3]:182-183).
Ketika orang-orang Yahudi diseru untuk membelanjakan kekayaan mereka di jalan Allah (QS.3:181), mereka mengejek kaum Muslimin dengan
mengatakan: “Sesungguhnya Allah miskin
dan kami kaya”. Kalimat itu melukiskan pula perasaan batin orang-orang kikir yang menggabungkan
diri kepada suatu gerakan baru
pimpinan Rasul Allah, tetapi mereka merasa sangat berat untuk
memenuhi keperluan-keperluan keuangan
yang semakin membesar itu. Firman-Nya
lagi:
وَ اِذَا قِیۡلَ لَہُمۡ اَنۡفِقُوۡا
مِمَّا رَزَقَکُمُ اللّٰہُ ۙ
قَالَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِلَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اَنُطۡعِمُ مَنۡ لَّوۡ
یَشَآءُ اللّٰہُ اَطۡعَمَہٗۤ ٭ۖ اِنۡ اَنۡتُمۡ اِلَّا
فِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ﴿﴾
Dan
apabila dikatakan kepada mereka: “Belanjakanlah
dari apa yang telah Allqh rezekikan
kepada kamu,” orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: ”Apakah kami harus memberi makan kepada
orang yang jika Allah menghendaki, Dia akan memberinya makan? Tidaklah kamu
melainkan dalam kesesatan yang nyata.”
(Yā
Sīn [36]:48).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 12 Desember
2013