Minggu, 21 September 2014

Sakralnya "Pernikahan" dan Hubungannya dengan "Pengantin Perempuan" yang Berhias untuk "Suaminya"



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


 Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   322

Sakralnya “Penikahan” dan Hubungannya dengan “Pengantin Perempuan” yang Berhias Untuk “Suaminya

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai pentingnya  berkata dan berperilaku  jujur  pasangan suami istri  -- sebagai salah satu  buah ketakwaan kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada Rasul-Nya --   merupakan modal dasar  bagi pasangan suami-istri untuk meraih  kesuksesan dalam upaya mempersiapkan keturunan yang akan menjadi “penyejuk mata” (QS.25:75), firman-Nya:
  یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ  وَ لۡتَنۡظُرۡ  نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَ اتَّقُوا     اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  خَبِیۡرٌۢ   بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾   وَ لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ نَسُوا اللّٰہَ فَاَنۡسٰہُمۡ  اَنۡفُسَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾  لَا یَسۡتَوِیۡۤ  اَصۡحٰبُ النَّارِ وَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ؕ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ہُمُ الۡفَآئِزُوۡنَ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman,  اتَّقُوا اللّٰہَ  وَ لۡتَنۡظُرۡ  نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ  -- bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang didahulukan untuk esok hari,  وَ اتَّقُوا     اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  خَبِیۡرٌۢ   بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ   -- dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  وَ لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ نَسُوا اللّٰہَ فَاَنۡسٰہُمۡ  اَنۡفُسَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ  --  Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah   me-lupakan Allah maka Dia pun menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang yang fasik. لَا یَسۡتَوِیۡۤ  اَصۡحٰبُ النَّارِ وَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ؕ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ہُمُ الۡفَآئِزُوۡنَ --  Tidak sama penghuni neraka dengan penghuni surga, penghuni   surga  yang akan memperoleh kemenangan. (Al-Hasyr [59]:19-21).
         Salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda orang yang melupakan Allah Swt.  adalah orang-orang yang melakukan pernikahan bertentangan dengan ketentuan  Allah Swt. berikut ini:
وَ لَا تَنۡکِحُوا الۡمُشۡرِکٰتِ حَتّٰی یُؤۡمِنَّ ؕ وَ لَاَمَۃٌ مُّؤۡمِنَۃٌ  خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکَۃٍ  وَّ لَوۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ ۚ وَ لَا تُنۡکِحُوا الۡمُشۡرِکِیۡنَ حَتّٰی یُؤۡمِنُوۡا ؕ وَ لَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکٍ وَّ لَوۡ اَعۡجَبَکُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ یَدۡعُوۡنَ  اِلَی النَّارِ ۚۖ وَ اللّٰہُ  یَدۡعُوۡۤا اِلَی الۡجَنَّۃِ وَ الۡمَغۡفِرَۃِ  بِاِذۡنِہٖ ۚ وَ یُبَیِّنُ  اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ  یَتَذَکَّرُوۡنَ ﴿﴾٪
Dan  janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan musyrik حَتّٰی یُؤۡمِنَّ -- hingga mereka terlebih  dulu beriman, لَوۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ  وَ لَاَمَۃٌ مُّؤۡمِنَۃٌ  خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکَۃٍ  وَّ --  dan niscaya  hamba-sahaya perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun ia mempesona hati kamu. Dan janganlah kamu menikahkan perempuan yang beriman dengan laki-laki musyrik  حَتّٰی یُؤۡمِنُوۡا  --  hingga mereka terlebih dulu  beriman,  وَ لَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکٍ وَّ لَوۡ اَعۡجَبَکُمۡ   -- dan niscaya  hamba-sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik, meskipun ia mempesona hati kamu.  اُولٰٓئِکَ یَدۡعُوۡنَ  اِلَی النَّارِ  --   mereka mengajak ke dalam Api, وَ اللّٰہُ  یَدۡعُوۡۤا اِلَی الۡجَنَّۃِ وَ الۡمَغۡفِرَۃِ  بِاِذۡنِہٖ  -- sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. وَ یُبَیِّنُ  اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّہُمۡ  یَتَذَکَّرُوۡنَ  -- Dan Dia menjelaskan Tanda-tanda-Nya kepada manusia supaya mereka  mendapat nasihat. (Al-Baqarah [2]:222).

Tidak Mendahulukan Keinginan dan Pilihan Sendiri

       Orang-orang yang benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.,  mereka  dalam mencari pasangan hidup tidak akan mendahulukan keinginan mereka sendiri daripada mendahulukan keputusan Allah Swt. dan Rasul-Nya tersebut, firman-Nya:
وَ مَا کَانَ  لِمُؤۡمِنٍ وَّ لَا مُؤۡمِنَۃٍ  اِذَا قَضَی اللّٰہُ  وَ رَسُوۡلُہٗۤ  اَمۡرًا اَنۡ  یَّکُوۡنَ  لَہُمُ الۡخِیَرَۃُ  مِنۡ اَمۡرِہِمۡ ؕ وَ مَنۡ یَّعۡصِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ  فَقَدۡ  ضَلَّ  ضَلٰلًا  مُّبِیۡنًا ﴿ؕ﴾  
Dan sekali-kali tidak layak bagi laki-laki  yang beriman  dan tidak pula perempuan yang beriman, اِذَا قَضَی اللّٰہُ  وَ رَسُوۡلُہٗۤ  اَمۡرًا  --  apabila Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan sesuatu urusan, اَنۡ  یَّکُوۡنَ  لَہُمُ الۡخِیَرَۃُ  مِنۡ اَمۡرِہِمۡ  --  bahwa mereka menjadikan pilihan sendiri dalam urusan dirinya.  وَ مَنۡ یَّعۡصِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ  فَقَدۡ  ضَلَّ  ضَلٰلًا  مُّبِیۡنًا  --      Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguh  ia telah sesat  suatu kesesatan yang nyata. (Al-Ahzab [33]:37).
       Kejadian yang langsung berkaitan dengan turunnya ayat ini mungkin terjadi karena keraguan Sitti Zainab r.a.. menuruti keinginan yang sangat diidam-idamkan oleh Nabi Besar Muhammad saw.   agar Sitti Zainab r.a. menikah dengan Zaid, budak beliau saw. yang telah dimerdekakan.
        Kepatuh-taatan yang diamalkan Sitti Zainab r.a. layak mendapat pujian, karena menghormati  kehendak Nabi Besar Muhammad saw.   beliau setuju menikah dengan Zaid bin Haritsah r.a., walau bertentangan dengan kecenderungan hati beliau pribadi. Nabi Besar Muhammad saw.   tidak memaksa Sitti Zainab r.a. menerima Zaid bin Haritsah r.a. sebagai suami. Sitti Zainab r.a. hanyalah menghormati keinginan Nabi Besar Muhammad saw..
       Pendek kata, demikian sakralnya lembaga pernikahan dalam Islam, sehingga Allah Swt. telah menjadikan  baik-buruknya  hubungan pasangan suami-istri  sebagai misal (perumpamaan) baik-buruknya hubungan suatu kaum dengan rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka, contohnya   adalah istri-istri durhaka Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s., firman-Nya:
ضَرَبَ اللّٰہُ  مَثَلًا  لِّلَّذِیۡنَ  کَفَرُوا امۡرَاَتَ  نُوۡحٍ وَّ امۡرَاَتَ  لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَیۡنِ مِنۡ عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا  النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿۱۰﴾
Allah mengemukakan istri Nuh  dan istri Luth sebagai misal bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah dua hamba dari hamba-hamba Kami yang saleh, tetapi keduanya berbuat khianat  kepada kedua suami mereka, maka mereka berdua sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mere-ka itu di hadapan Allah, dan dikatakan kepada mereka: Masuklah kamu berdua ke dalam Api beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm [66]:11).
      Orang-orang kafir   oleh Allah Swt. diumpamakan seperti istri Nabi Nuh a.s.  dan istri Nabi Luth a.s.,  untuk menunjukkan bahwa persahabatan dengan orang bertakwa  -- malahan dengan nabi Allah sekalipun  -- tidak berfaedah bagi orang yang mempunyai kecenderungan buruk menolak kebenaran.

Pengantin Perempuan  yang Berhias untuk “Suaminya

        Sehubungan dengan misal (perumpamaan)  mengenai sakralnya  pernikahan atau hubungan suami-istri tersebut, hal yang sama  terdapat pula dalam Bible   Wahyu Yohanes 21:1-4:
1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 2. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 3. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. 4. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
       Sebutan “Yerusalem yang baru” merupakan kiasan yang mengisyaratkan kepada kaum Yahudi yang terus menerus melakukan  kedurhakaan kepada Allah Swt. dan para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka. Mengisyaratkan kepada kenyataan itulah pernyataan Allah Swt. melalui ucapan  Yesus Kristus – yakni Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. --  dalam  (Matius 23:37-39) berikut ini:
37."Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!   Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,  tetapi kamu tidak mau.  38. Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.  39. Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga   kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!”
       Mengisyaratkan kepada kenyataan itu pulalah firman Allah Swt. berikut ini mengenai kedurhakaan Bani Israil kepada Allah Swt. dan  para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka serta mengenai kedatangan Nabi Besar Muhammad saw. dan wahyu Al-Quran:    
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Alkitab kepada Musa dan Kami  mengikutkan rasul-rasul di belakangnya,   Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan  Ruhulqudus.   اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ  -- Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu,   kamu berlaku takabur, lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh?  وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ  --  Dan mereka berkata:  Hati kami tertutup.”  بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ -- Tidak,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani.   وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ     -- Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni  Al-Quran dari Allah  menggenapi apa yang ada pada mereka,   وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا -- sedangkan sebelum itu mereka senantiasa memohon kemenangan  atas orang-orang kafir,  فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ    -- tetapi tatkala  datang kepada mereka capa yang mereka  kenali itu lalu mereka kafir  kepadanya   فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ  -- maka laknat Allah atas orang-orang kafir. (Al-Baqarah [2]:88-90).

Makna “Diberkatilah Dia yang Datang dalam Nama Tuhan” & Doa ‘ibādu- rahmān (Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah)
                                                              
      Dengan demikian terjawablah sambungan cerita penglihatan ruhani  Yohanes dalam Kitab Wahyu mengenai  siapa orang yang berada di atas tahta itu   --  yakni Alfa dan Omega, atau   Yang Awal dan Yang Akhir  atau  Diberkatilah  Dia yang datang dalam nama Tuhan,” -- yaitu Nabi Besar Muhammad saw. karena   wahyu Ilahi  berupa    Surah-surah  Al-Quran   dimulai dengan ayat     بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ       --     Dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang,    kecuali Surah At-Taubah :
5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar." 6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan. 7. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua." (Wahyu  21:5-7):
     Jadi, nasib buruk yang menimpa  orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua"  sama dengan nasib buruk yang meneimpa para penentang  Rasul Allah   di setiap zaman yakni seperti nasib buruk yang menimpa  istri-istri durhaka  Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s., firman-Nya:
ضَرَبَ اللّٰہُ  مَثَلًا  لِّلَّذِیۡنَ  کَفَرُوا امۡرَاَتَ  نُوۡحٍ وَّ امۡرَاَتَ  لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَیۡنِ مِنۡ عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا  النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿﴾
Allah mengemukakan istri Nuh  dan istri Luth sebagai misal bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah dua hamba dari hamba-hamba Kami yang saleh, tetapi keduanya berbuat khianat  kepada kedua suami mereka, maka mereka berdua sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mereka itu di hadapan Allah, dan dikatakan kepada mereka: Masuklah kamu berdua ke dalam Api beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm [66]:11).
      Dengan demikian jelaslah bahwa adanya kesamaan iman atau agama pada pasangan suami istri  sangat mutlak diperlukan bagi terkabulnya doa  ibādu- rahmān (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah -  QS.25:64-74) berikut ini, firman-Nya:
وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا ﴿﴾
Dan orang-orang yang mengatakan: “Ya Rabb (Tuhan) kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqān [25]:75).
     Mengenai  ibādu- rahmān (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah selanjutnya Allah Swt. berfirman:
اُولٰٓئِکَ یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ  بِمَا صَبَرُوۡا وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً  وَّ  سَلٰمًا ﴿ۙ﴾  خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ مُقَامًا ﴿﴾  قُلۡ  مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ  رَبِّیۡ  لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ  فَسَوۡفَ  یَکُوۡنُ  لِزَامًا﴿٪﴾
Mereka itulah yang akan dianugerahi  kamar-kamar tinggi di surga karena mereka bersabar, dan mereka akan disambut di dalamnya denggan penghormatan dan doa selamat.   Mereka akan  kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. قُلۡ  مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ  رَبِّیۡ  لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ  فَسَوۡفَ  یَکُوۡنُ  لِزَامًا --  Katakanlah: Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu, maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera   azab  menimpa kamu.” (Al-Furqān [25]:75).

Kabar Gembira Bagi Para “Pengantin Perempuan” yang Berhias untuk “Suaminya”

          ‘aba ‘ubihi berarti:  aku tidak peduli, pikirkan, hiraukan atau pandangan baik akan dia, atau aku tidak menganggap dia berarti atau berharga apa pun; atau aku tidak menghargainya (Lexicon Lane & Al-Mufradat). 
       Jadi, Allah Swt.  di setiap  zaman    -- termasuk di Akhir Zaman ini -- tidak pernah mempedulikan  para penentang rasul Allah,   bagaimana pun banyaknya jumlah mereka, kaya-rayanya mereka, serta bagaimana pun hebatnya kekuasaan mereka, jika dalam kenyataannya mereka berlaku khianat  terhadap rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka (QS.7”35-37), seperti nasib buruk  yang menimpa  istri-istri durhaka Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s..
   Tetapi sebaliknya, orang-orang yang beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka    -- sekali pun mereka akan mengalami perlakukan   zalim dari  para penentang Rasul Allah – akan tetapi  pada akhirnya mereka akan menikmati    kebenaran janji  Allah Swt. yang dikemukakan Bibel sebelum ini dalam  Wahyu Yohanes 21:1-4:
1. Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. 2. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. 3. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. 4. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  30 Agustus     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar