بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 312
Kedatangan Seorang “Laki-laki dari Farsi (Persia)” Sebagai “Mesio Darbahmi” atau Al-Masih Mau’u a.s. di Kalangan Umat Islam
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tentang kedatangan Paraklit (Paraclete) atau Penolong
atau Roh Kebenaran atau Ahmad
atau Saoshyant
yakni Nabi Besar Muhammad saw. lihat
Injil Yahya 12:13; 14:16-17; 15:26;
16:17; yang dari situ kesimpulan berikut dengan jelas dapat diambil:
(a) Paraklit (Paraclete) atau Penolong
atau Roh Kebenaran tidak dapat datang
sebelum Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. berangkat dari dunia ini -- yakni wafat
(QS.3:56 & 145; QS.5:117-119; QS.21:35-36; QS.23:51-52).
(b) Paraklit
(Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran akan tinggal di dunia
untuk selama-lamanya, akan mengatakan banyak hal yang Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. sendiri tidak dapat
mengatakannya karena dunia belum
sanggup menanggungnya pada waktu itu
-- lihat QS.7:144; QS.33:73:74.
(c) Paraklit
(Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran akan memimpin umat manusia kepada segala (seluruh) kebenaran. – lihat QS. 5:4; QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34:29.
(d) Paraklit
(Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran tidak akan bicara atas
kehendak sendiri, tetapi apa pun yang didengar
oleh beliau, itu pulalah yang akan diucapkan oleh beliau -
lihat Ulangan 18:18-20; QS.53:1-19.
(e) Paraklit (Paraclete) atau Penolong
atau Roh Kebenaran akan memuliakan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dan memberikan kesaksian atas kebenarannya. – Lihat QS.4:42-43; QS.16:19.
Persamaan Emeth dengan Ahmad
Lukisan mengenai Paraklit (Paraclete) atau Penolong
atau Roh Kebenaran – atau Saoshyant --
itu serasi benar dengan kedudukan dan tugas Nabi
Besar Muhammad saw. sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran atau kedatangan Nabi Besar Muhammad saw. datang sesudah
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. meninggalkan
dunia ini (wafat), beliau adalah nabi
pembawa syariat terakhir dan Al-Quran
merupakan syariat suci terakhir, diwahyukan
untuk seluruh umat manusia hingga Hari Kiamat QS. 5:4; QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34:29.
Nabi
Besar Muhammad saw. tidak berkata atas kehendak sendiri, melainkan apa pun yang didengar beliau saw. dari
Tuhan, itu pulalah yang diucapkan
beliau (QS.53:4). Beliau saw. memuliakan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.2:254; QS.3:56). Nubuatan dalam Injil Yahya di atas adalah sesuai dengan
nubuatan yang disebut dalam ayat yang
sedang dibahas kecuali bahwa bukan nama Ahmad yang tercantum di situ
melainkan Paraklit (Paraclete).
Para penulis Kristen menantang ketepatan versi (anggapan) Al-Quran
mengenai nubuatan itu, sambil
mendasarkan pernyataan-pernyataan mereka pada perbedaan kedua nama itu, dengan tidak memperhatikan kesamaan sifat-sifat yang dituturkan
oleh Bible dan Al-Quran.
Pada hakikatnya, Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. memakai bahasa Arami dan Ibrani. Bahasa
Arami adalah bahasa ibu beliau dan bahasa Ibrani adalah bahasa agama beliau.
Versi Bible sekarang adalah
terjemahan dari bahasa Arami dan bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani.
Suatu terjemahan dengan sendirinya tidak dapat membawakan sepenuh
keindahan gubahan aslinya. Bahasa-bahasa mempunyai batas-batasnya
masing-masing. Demikian pula mengenai kaum yang mempergunakan bahasa itu.
Batas-batas mereka itu nampak pula dalam karya-karya mereka.
Bahasa Yunani mempunyai penggunaan kata lain, ialah, Periklutos, yang mempunyai persamaan
arti dengan Ahmad dalam bahasa Arab.
Jack Finegan, seorang ahli ilmu agama Kristen kenamaan, mengatakan di dalam
kitabnya bernama Archaeology of World Religions berkata, “Kalau dalam bahasa Yunani kata Paracletos (Penghibur) sangat cocok
dengan kata Periclutos (termasyhur),
maka kata itu berarti nama-nama Ahmad dan Muhammad”.
Lebih-lebih The Damascus Document
(Dokumen atau Naskah asal Damaskus), suatu naskah yang ditemukan
menjelang akhir abad ke-19 dalam gereja Yahudi di Ezra, Mesir Kuno (halaman 2)
melukiskan bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan “Ruh Suci” dengan nama Emeth:
Dan dengan Almasih-Nya Dia
memberitahukan kepada mereka Rohulkudus-Nya. Sebab dialah Emeth ialah, Al-Amin (Si
Jujur), dan sesuai dengan nama-Nya demikian pula nama mereka ..... Emeth” dalam bahasa Ibrani berarti “Kebenaran” atau Si Jujur (Al-Amin) dan orang yang
kebaikannya dawam” (Strahan’s Fourth
Gospel, 141).
Kata ini ditafsirkan oleh orang-orang Yahudi, “Cap (meterai) Tuhan.” Dengan sendirinya, meskipun Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. mungkin telah
mempergunakan nama Ahmad, persamaan bunyi
lafal antara kedua kata (Ahmad dan Emeth) itu telah membuat
para penulis di kemudian hari menulis kata Emeth
sebagai alih-alih kata “Ahmad” yang adalah persamaan
kosa-kata dalam bahasa Ibrani.
Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang Dijanjikan)
Jadi, nubuatan
yang disebut dalam Ash-Shaf ayat 7 mengenai kedatangan “Ahmad” ditujukan kepada Nabi
Besar Muhammad saw., tetapi sebagai kesimpulan dapat pula
dikenakan kepada Al-Masih Mau’ud a.s. -- yakni Mirza
Ghulam Ahmad a.s. - Pendiri Jemaat
Ahmadiyah -- sebab beliau telah
dipanggil dengan nama Ahmad di dalam wahyu (Barahin Ahmadiyah), dan karena
dalam diri beliau terwujud kedatangan
kedua atau diutusnya yang kedua kali
Nabi Besar Muhammad saw. (QS.61:3-4), dan telah pula dinyatakan dengan jelas
dalam Injil Barnabas, yang dianggap
oleh kaum gerejani tidak sah, tetapi pada pihak lain mereka menganggapnya otentik (dapat dipercaya), seotentik
setiap dari keempat Injil lainnya,
firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ
بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ
وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan
di kalangan bangsa yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata; وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا
یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan
Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [62:3-4).
Ayat 3 menerangkan bahwa tugas suci Nabi Besar Muhammad saw. meliputi penunaian
keempat macam kewajiban mulia yang
disebut dalam ayat ini yakni یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ
اٰیٰتِہٖ وَ یُزَکِّیۡہِمۡ وَ یُعَلِّمُہُمُ
الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭
وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ --
“yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah walaupun
sebelumnya mereka berada dalam kesesatan
yang nyata.”
Nabi Ibrahim a.s., Siti Hajar,
Nabi Ismail a.s., “Air Zam-zam” dan Nabi Besar Muhammad Saw.
Keempat tugas agung dan mulia itulah yang dipercayakan kepada Nabi Besar Muhammad saw. atau Ahmad saw. atau Emeth atau Paraklit
(Paraclete) atau Saoshyant, sebab
untuk kedatangan beliau saw. di tengah-tengah orang-orang Arab buta huruf itu leluhur beliau, Nabi Ibrahim a.s., telah memanjatkan doa beberapa ribu tahun yang lampau ketika dengan disertai
putranya, Nabi Isma’il a.s., beliau mendirikan dasar (pondasi) Ka’bah
(QS.2:130).
Dalam Bab 310 dan 311 telah dikemukakan nubuatan dalam Kitab suci orang Majusi pengikut Nabi Zoroaster a.s. mengenai seorang perempuan
yang mandi di danau Kashva atau sumber air. Ada pun yang dimaksud dengan perempuan
yang mandi di danau Kashva atau sumber air itu yakni Siti Hajar yang agung, yang
kemudian sebagai pengabulan doa Nabi Ibrahim
a.s. bersama putra beliau, Nabi Isma’il
a.s., lahir Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:128-230) yang dalam nubuatan agama kaum Majusi disebut Saoshyant atau Astvat-ereta. Nubuatan
tersebut adalah:
“Seorang perempuan
akan mandi di danau Kashva dan akan mengandung. Dia akan melahirkan seorang
nabi yang dijanjikan”.
Menurut kaum Zoroastrian danau Kashva diperkirakan di Sistan,
dimana Raja Parsi Xerxes telah menghilang ketika mandi. Mereka menyatakan bahwa
sumber air kehidupan yang sama dimana
Xerxes yang Majusi dan Khwaja Khidir
yang Muslim masih hidup disana, mengajarkan kebijaksanaan kepada umat dan membimbing
mereka yang tersesat jalan.
Dengan demikian yang
dimaksud dengan danau Kashva atau sumber air tersebut merujuk
kepada sumber mata
air zam-zam yang muncul
dekat kaki Nabi Ismail a.s. yang hampir meninggal dunia karena kehausan,
pada saat ibu beliau, Siti Hajar, berlari-lari bolak-balik menaiki bukit Shafa dan Marwah untuk melihat
barangkali ada kafilah yang lewat agar
dapat minta air minum.
Ada pun bunyi nubuatan mengenai Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:128-230),
yang dalam nubuatan agama kaum Majusi
disebut Saoshyant atau Astvat-ereta
adalah:
“Namanya kelak adalah Saoshyant
yang jaya dan namanya kelak Astvat-ereta.
Dia adalah Saoshyant (Dia yang
terpuji) karena dia bermanfaat bagi seluruh dunia fisik. Dia kelak adalah Astvat-ereta (Dia yang suka memuji)
karena sebagai ciptaan fisik dan sebagai makhluk hidup dia akan tegak
menjalankan penghancuran terhadap makhluk fisik yang mempertahankan berhala dan
sejenisnya serta memperbaiki kesalahan dari kaum Majusi”. (Yasht
28:28).
Selanjutnya dijelaskan mengenai kemakbulan doa-doa
Nabi Besar Muhammad saw.:
Dia adalah Astvat-ereta,
karena kejahatan yang dilakukan oleh penyembah berhala maupun kaum Majusi
terhadapnya tak bisa melukainya karena doa-doanya. (Yasht 28:29).
Empat Macam Tugas
Suci Nabi Besar Muhammad Saw. & Nubuatan Mengenai Pengutusan Al-Masih
Mau’ud a.s. di Kalangan Umat Islam
Jadi, kembali kepada Surah Al-Jumu’ah
ayat 3: یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ --
“yang membacakan kepada mereka
Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata.”
Pada hakikatnya tidak ada Pembaharu dapat benar-benar berhasil dalam misinya bila ia tidak
menyiapkan dengan contoh mulia dan quat-qudsiahnya (daya pensuciannya), suatu jemaat
yang pengikut-pengikutnya terdiri dari orang-orang mukhlis, patuh, dan
bertakwa, yang kepada mereka itu mula-mula mengajarkan cita-cita dan asas-asas
ajarannya serta mengajarkan falsafat, arti, dan kepentingan cita-cita dan
asas-asas ajaran-nya itu, kemudian
mengirimkan pengikut-pengikutnya ke luar negeri untuk mendakwah-kan ajaran itu
kepada bangsa lain. Didikan yang beliau berikan kepada para pengikut beliau
memperluas dan mempertajam kecerdasan mereka, dan filsafat ajaran beliau
me-nimbulkan dalam diri mereka keyakinan iman, dan contoh mulia beliau
menciptakan di dalam diri mereka kesucian hati. Kenyataan-dasar agama itulah
yang diisyaratkan oleh ayat ini.
Ayat selanjutnya:
وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ -- dan
juga akan membangkitkannya pada kaum
lain dari antara mereka, yang belum
bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
Ajaran Nabi Besar Muhammad saw. ditujukan bukan kepada bangsa Arab belaka -- yang di tengah-tengah bangsa itu beliau saw. dibangkitkan
-- melainkan kepada seluruh bangsa bukan-Arab juga
(QS.7:159; QS.21:108-109; QS.25:2;
QS.34:29), dan bukan hanya kepada orang-orang
sezaman beliau saw., melainkan juga kepada keturunan demi keturunan
manusia yang akan datang hingga Hari
Kiamat.
Kedatangan Laki-laki dari Farsi (Iran) sebagai Mesio Darbahmi (Al-Masih Mau’ud
a.s.)
Atau ayat ini dapat juga berarti bahwa Nabi Besar Muhammad saw. akan dibangkitkan di antara kaum yang belum pernah tergabung dalam
para pengikut semasa hidup beliau saw.. Isyarat di dalam ayat ini dan di dalam hadits Nabi saw. yang termasyhur,
tertuju kepada pengutusan beliau saw.
untuk kedua kali dalam wujud Al-Masih
Mau’ud a.s. atau Mesio Darbahmi di Akhir
Zaman.
Abu
Hurairah r.a. berkata: “Pada
suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw. ketika Surah Jumu’ah diturunkan. Saya minta keterangan kepada Rasulullah saw.: “Siapakah yang diisyaratkan
oleh kata-kata وَّ
اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا
بِہِمۡ -- Dan Dia akan membangkitkannya pada kaum
lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka?”
Salman al-Farsi (Salman asal Parsi)
sedang duduk di antara kami. Setelah
saya berulang-ulang mengajukan pertanyaan itu, Rasulullah saw. sambil meletakkan tangan beliau saw. pada Salman al-Farsi bersabda:
“Bila iman telah terbang ke Bintang Tsuraya, seorang lelaki atau beberapa orang laki-laki dari mereka
ini pasti akan menemukannya.” (Bukhari,
Tafsir Surah Al-Jumu’ah).
Hadits Nabi Besar Muhammad saw. ini
menunjukkan bahwa ayat ini dikenakan kepada seorang lelaki dari keturunan Parsi (bangsa Iran). Al-Masih
Mau’ud a.s. , pendiri Jemaat Ahmadiyah, adalah dari
keturunan Parsi.
Hadits Nabi Besar
Muhammad saw. lainnya menyebutkan kedatangan Al-Masih
Mau’ud
a.s. pada saat ketika tidak ada yang tertinggal dari Al-Quran
kecuali kata-katanya, dan tidak ada
yang tertinggal di dalam Islam selain
namanya, yaitu jiwa
(ruh) ajaran Islam yang sejati akan
lenyap (Baihaqi). Sabda Nabi
Besar Muhammad saw. tersebut sesuai dengan
firman-Nya:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ
اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ مِّمَّا
تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾
Dia
mengatur perintah dari langit sampai bumi, kemudian perintah
itu akan naik kepada-Nya dalam satu
hari, yang hitungan lamanya seribu
tahun dari apa yang kamu hitung (As-Sajdah [32]:6).
Ayat ini menunjuk kepada suatu pancaroba sangat hebat, yang ditakdirkan
akan menimpa Islam dalam
perkembangannya yang penuh dengan perubahan itu. Islam akan melalui suatu masa kemajuan dan kesejahteraan yang mantap selama 3 abad pertama kehidupannya.
Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan
pernah menyinggung secara jitu mengenai kenyataan itu dalam sabda beliau: “Abad terbaik ialah abad di kala aku hidup,
kemudian abad berikutnya, kemudian abad sesudah itu” (Tirmidzi & Bukhari,
Kitab-usy-Syahadat). Islam mulai mundur sesudah 3 abad pertama masa keunggulan
dan kemenangan yang tiada
henti-hentinya.
Peristiwa kemunduran dan kemerosotan yang dialami umat Islam tersebut berlangsung dalam masa 1000 tahun berikutnya. Kepada masa 1000 tahun inilah, telah
diisyaratkan dengan kata-kata: ثُمَّ یَعۡرُجُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ -- “Kemudian perintah itu akan naik
kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun dari apa yang kamu hitung.”
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, dalam hadits lain mengenai Surah Al-Jumu’ah ayat 3-4, Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah bersabda bahwa iman akan terbang ke Bintang Tsuraya dan
seseorang dari keturunan Parsi akan
mengembalikannya ke bumi (Bukhari,
Kitab-ut-Tafsir).
Dengan
kedatangan Masih Mau’ud
a.s. atau Mesio
Darbahmi -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat
Muslim Ahmadiyah -- dalam abad
ke-14 sesudah Hijrah, laju kemerosotan tersebut
telah terhenti dan kebangkitan Islam yang
kedua kali di Aklhir Zaman kembali mulai
berlaku, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿۹﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
Kebanyakan ahli
tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih
Mau’ud a.s. (Al-Masih yang dijanjikan), sebab di zaman beliau semua agama muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.
Beberapa Ciri Misi Suci Saoshyant (Nabi Besar Muhammad
Saw.) dan Para Sahabatnya
Jadi, Al-Quran
dan hadits kedua-duanya sepakat bahwa
ayat :
وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ -- dan
juga akan membangkitkannya pada kaum
lain dari antara mereka, yang belum
bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.”
(Al-Jumu’ah ayat 4) menunjuk kepada kedatangan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s. atau Mesio
Darbahmi.
Berikut
adalah beberapa ciri khas dari Nabi Besar Muhammad saw. dan para pengikut
sejati beliau saw. dalam nubuatan-nubuatan
Kitab suci orang-orang Majusitersebut:
1. Para sahabat dari Saoshyant yang suci diajak untuk
datang.
2. Fikiran, semangat dan iman
para sahabat tidak pernah bertambah
tua atau mati.
3. Pada kedatangannya secara
spiritual bangsa-bangsa yang mati
akan bangkit kembali.
4. Para musuhnya akan jatuh.
Usaha dan perangnya adalah untuk segala kejahatan.
5. Dia akan menjadi sumber mata air evolusi serta
perkembangan dari bangsa-bangsa.
6. Dia akan menjadi akhir dari para nabi. Di masanya dunia akan direnovasi.
7. Dia akan menaklukkan dan
memerintah setan.
8. Dia akan menegakkan agama yang murni. Akan menyingkirkan kegelapan dari dunia.
9. Cahayanya yang besar adalah busana ketulusan.
10. Para sahabat Saoshyant
tidak akan disebut pelayan melainkan kawan-kawannya. Agamanya adalah jalan tertinggi kepada kebijaksanaan.
11. Mereka akan mengalunkan doa dengan pujian kepada Tuhan Yang-esa semata.
12.Fikiran mereka
adalah fikiran yang baik, kata-katanya baik, dan amal perbuatannya juga baik. Kedudukan
mereka akan maju menurut tatanan yang tulus.
13. Dia yang suci akan
segera tiba. Saoshyant adalah pemberi
atau dermawan yang besar.
14. Dan penyelamat dengan wahyu yang luhur.
15. Saoshyant
itu seperti Engkau wahai Tuhan Mazda (dicelup dalam warna
Tuhan).
16. Dia kelak adalah lelaki ideal yang akan mengusir rancangan para pendeta palsu.
17. Bagaimana saya
akan melengkapi pujian kepadanya? Dia
akan mengusir dari tanah ini para pemburu
kesenangan yang bermabuk-mabukan.
18 Kami (bangsa Iran) mengundang Saoshyant yang dermawan,
abadi, dan salih untuk menolong kami.
19. Mereka yang paling
tepat dan benar dalam pembicaraan mereka.
20. Dia yang paling
tekun, yang paling mulia dalam pemikirannya, yang paling agung dan perkasa.
21.Engkau (wahai
Tuhan) yang dalam kekuasaan-Mu kuletakkan kesusahan dan keraguanku.
22. Semoga kelak nabi
yang Engkau simpan menemukan dan memperoleh haknya demi kebahagiaanku.
23. PemikirMu yang
baik dan yang Kau anugerahi rahmat mukjizat, semoga Saoshyant-Mu (Muhammad)
menyaksikan betapa hadiah ganjaran-Mu
kelak bagi dirinya. Kapan, wahai Mazda!
Datang lelaki dengan pemikiran sempurna?…Saya datang kepadamu, wahai engkau dermawan abadi, sebagai seorang pendeta yang memuji, dan mohon pertolongan, sebagai
seorang pengingat, membacakan doamu,
dan sebagai yang bersenandung demi pengorbanan dan kehormatanmu. Kehendak
baikmu, dan doamu. Wahai, engkau Saoshyant yang suci (Muhammad dan para sahabatnya) dan demi salatmu yang tepat waktu,
demi rahmat dan pembebasan dosa darimu.Wahai engkau dermawan abadi, yang memerintah dengan benar dan yang mengungkap
(semuanya) dengan benar!
24. Saya serahkan
kepadamu daging jasadku ini sendiri, dan begitu pula semua rahmat kehidupanku.
25. Dalam Dasatir dikatakan: “Ketika kaum Zoroastrian meninggalkan agama mereka, seorang laki-laki akan
muncul di Arabia, yang para
pengikutnya akan menaklukkan Persia.”
26. Sebagai ganti menyembah api mereka akan menghadapkan
wajahnya ke rumah Tuhan yang dibangun
oleh Mahabad (Ibrahim) dalam doanya,
yang akan dibersihkan dari semua berhala.
Mereka (para pengikut Nabi itu) akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
27. Mereka akan
menjadi tuan dari Persia,
Madain, Tus dan Balkh, tempat-tempat suci dari kaum Majusi.
28. Nabi mereka kelak adalah seorang lelaki elok yang mengungkapkan perkara-perkara yang ajaib.
29. Orang-orang
bijak dari Iran dan lain-lain akan bergabung
dengan mereka.
Jadi, dengan kedatangan Al-Masih
Mau’ud a.s. atau Mesio Darbahmi dari kalangan umat Islam sendiri -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s.
sebagai misal Nabi Isa Inu Maryam a.s. (QS.43:58) -- maka “kiblat” pemahaman sesat mengenai masih
hidupnya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Israli
di langit dan akan
turun lagi dari sebagai rasul
Allah yang akan menjadi guru spiritual
umat Islam telah dikembalikan kepada “kiblat” pemahaman
yang sejati, karena Nabi Isa Ibnu
Maryam a.s. Israli, selain sebagai rasul
Allah untuk Bani Israil (QS.3:46-50;
QS.61:7) juga beliau telah wafat
sebagaimana halnya para rasul Allah
yang lainnya telah wafat (QS.3:56
& 145; QS.5:117-119; QS.21:35-36).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 19 Agustus
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar