بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 321
Pentingnya “Kejujuran”
Bagi Pasangan Suami-istri & Doa Hamba-hamba
“Tuhan yang Maha Pemurah” Untuk Istri
dan Keturunannya
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan
mengenai ayat “Sekali-kali
tidak ada keberatan atas Nabi
mengenai apa yang telah diwajibkan Allah
kepadanya,” bahwa ialah pernikahan Nabi Besar Muhammad saw. dengan Sitti Zainab r.a.. Kata-kata itu menunjukkan bahwa pernikahan beliau saw. terjadi dalam
menaati suatu peraturan Ilahi yang khusus sifatnya, yang memang sangat rawan menimbulkan fitnah.
Tetapi karena agama Islam merupakan agama
terakhir yang paling sempurna (QS.5:4) karena itu ajaran Islam harus menjawab
berbagai persoalan yang timbul dalam
kehidupan manusia, walaupun berkenaan dengan hal-hal yang sangat sensitive sifatnya dalam masalah pernikahan.
Contohnya adalah diperbolehkannya seorang ayah angkat menikahi janda
(mantan istri) anak-angkatnya, karena
ayah-angkat tidak memiliki hubungan darah dengan anak-angkat (QS.33:6) -- seperti halnya dengan anak kandung
-- sehingga pernikahan
tersebut tidak akan mengacaukan hubungan darah keturunan mereka,
firman-Nya:
مَا کَانَ
عَلَی النَّبِیِّ مِنۡ حَرَجٍ فِیۡمَا فَرَضَ اللّٰہُ لَہٗ ؕ سُنَّۃَ اللّٰہِ فِی الَّذِیۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلُ ؕ وَ
کَانَ اَمۡرُ اللّٰہِ
قَدَرًا مَّقۡدُوۡرَۨا ﴿۫ۙ﴾ الَّذِیۡنَ یُبَلِّغُوۡنَ رِسٰلٰتِ اللّٰہِ وَ یَخۡشَوۡنَہٗ وَ لَا یَخۡشَوۡنَ اَحَدًا
اِلَّا اللّٰہَ ؕ وَ کَفٰی
بِاللّٰہِ حَسِیۡبًا ﴿﴾
Sekali-kali tidak ada keberatan atas Nabi
mengenai apa yang telah diwajibkan Allah
kepadanya. Inilah
sunnah Allah yang Dia tetapkan terhadap
orang-orang yang telah berlalu
sebelumnya, dan perintah Allah adalah
suatu keputusan yang telah dite-tapkan. الَّذِیۡنَ یُبَلِّغُوۡنَ رِسٰلٰتِ اللّٰہِ وَ یَخۡشَوۡنَہٗ -- orang-orang
yang menyam-paikan amanat Allah dan takut
kepada-Nya, وَ لَا
یَخۡشَوۡنَ اَحَدًا اِلَّا اللّٰہَ ؕ -- dan tidak
ada yang mereka takuti siapa pun selain Allah, وَ کَفٰی بِاللّٰہِ
حَسِیۡبًا -- dan
cukuplah Allah sebagai Penghisab.
(Al-Ahzāb
[33]:39-40).
Perempuan-perempuan Beriman yang Boleh Dinikahi & Beratnya “Memikul” Amanat “Syariat Islam”
Contoh peraturan pernikahan
lainnya dalam Islam yang sangat sensitive yang apabila dilakukan rawan menimbulkan fitnah, adalah seorang
laki-laki yang telah menikahi seorang
janda yang punya anak perempuan, setelah ia bercerai dengan janda tersebut, maka laki-laki itu
diperbolehkan menikahi anak tirinya asalkan saja sebelum bercerai dengan ibunya ia
belum berhubungan badan dengan
ibu anak
tirinya tersebut, firman-Nya:
حُرِّمَتۡ
عَلَیۡکُمۡ اُمَّہٰتُکُمۡ وَ
بَنٰتُکُمۡ وَ
اَخَوٰتُکُمۡ وَ
عَمّٰتُکُمۡ وَ خٰلٰتُکُمۡ وَ
بَنٰتُ الۡاَخِ وَ بَنٰتُ الۡاُخۡتِ وَ اُمَّہٰتُکُمُ الّٰتِیۡۤ اَرۡضَعۡنَکُمۡ وَ اَخَوٰتُکُمۡ مِّنَ
الرَّضَاعَۃِ وَ اُمَّہٰتُ
نِسَآئِکُمۡ وَ رَبَآئِبُکُمُ الّٰتِیۡ فِیۡ حُجُوۡرِکُمۡ مِّنۡ
نِّسَآئِکُمُ الّٰتِیۡ دَخَلۡتُمۡ بِہِنَّ ۫ فَاِنۡ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا دَخَلۡتُمۡ بِہِنَّ فَلَا جُنَاحَ
عَلَیۡکُمۡ ۫ وَ حَلَآئِلُ
اَبۡنَآئِکُمُ
الَّذِیۡنَ مِنۡ
اَصۡلَابِکُمۡ ۙ وَ اَنۡ تَجۡمَعُوۡا بَیۡنَ الۡاُخۡتَیۡنِ اِلَّا مَا قَدۡ
سَلَفَ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ کَانَ غَفُوۡرًا رَّحِیۡمًا ﴿ۙ ﴾
Telah diharamkan atas kamu menikahi ibu-ibu kamu, anak-anak perempuan
kamu, saudara-saudara peremuan kamu, saudara-saudara perempuan bapak kamu,
saudara-saudara perempuan ibu kamu, anak-anak
perempuan saudara laki-laki kamu, anak-anak perempuan saudara perempuan kamu,
ibu-ibu kamu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuan
sepesusuan kamu, ibu-ibu istri-istri
kamu, anak-anak tiri perempuan kamu yang ada dalam pemeliharaanmu yang lahir
dari istri-istri kamu yang telah kamu campuri; فَاِنۡ لَّمۡ تَکُوۡنُوۡا دَخَلۡتُمۡ بِہِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَیۡکُمۡ -- tetapi jika kamu belum bercampur dengan mereka maka tidak ada dosa bagi kamu menikahi anak tiri itu; dan diharamkan
pula istri-istri anak-anak lelaki kamu yang lahir dari sulbi kamu
(anak kandung), dan juga diharamkan bagi kamu mengumpulkan dua orang
perempuan bersaudara sebagai istri-istri kamu dalam satu waktu kecuali
apa yang telah lampau. Sesungguhnya, Allah
benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang. (An-Nisa [4]:24).
Pendek kata, begitu lengkap serta sempurnanya
hukum syariat Islam (Al-Quran) -- termasuk dalam masalah pernikahan -- dan dari seluruh Rasul Allah hanya Nabi Beear Muhammad saw. sajalah yang mampu “mengembannya” sekali pun akan menjadi “batu sandungan” yang menggelincirkan orang-orang yang berhati bengkok, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی
فَبَرَّاَہُ اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ
کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ وَجِیۡہًا ﴿ؕ﴾ یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا قَوۡلًا
سَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ یُّصۡلِحۡ
لَکُمۡ اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ
لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ
وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ فَازَ
فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾ اِنَّا عَرَضۡنَا
الۡاَمَانَۃَ عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ اَنۡ
یَّحۡمِلۡنَہَا وَ اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ کَانَ
ظَلُوۡمًا جَہُوۡلًا ﴿ۙ﴾ لِّیُعَذِّبَ
اللّٰہُ الۡمُنٰفِقِیۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتِ
وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ وَ الۡمُشۡرِکٰتِ وَ یَتُوۡبَ اللّٰہُ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ
وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ غَفُوۡرًا
رَّحِیۡمًا ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu seperti orang-orang yang telah menyusahkan Musa, tetapi Allah membersihkannya dari apa yang mereka
katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki bagi kamu amal-amalmu dan akan meng-ampuni bagimu dosa-dosa kamu.
Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya
maka sesungguhnya ia akan meraih
kemenangan besar. اِنَّا عَرَضۡنَا الۡاَمَانَۃَ عَلَی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ
الۡجِبَالِ فَاَبَیۡنَ اَنۡ یَّحۡمِلۡنَہَا وَ اَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَ حَمَلَہَا
الۡاِنۡسَانُ ؕ اِنَّہٗ کَانَ ظَلُوۡمًا جَہُوۡلًا --- Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat syariat
kepada seluruh langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan memikulnya dan mereka takut terhadapnya, akan sedangkan insan memikulnya,
sesungguhnya ia sanggup berbuat zalim dan abai terhadap dirinya. لِّیُعَذِّبَ
اللّٰہُ الۡمُنٰفِقِیۡنَ وَ الۡمُنٰفِقٰتِ
وَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ وَ الۡمُشۡرِکٰتِ وَ یَتُوۡبَ اللّٰہُ عَلَی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ
وَ الۡمُؤۡمِنٰتِ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ غَفُوۡرًا
رَّحِیۡمًا -- supaya Allah akan menghukum orang-orang munafik lelaki dan orang-orang munafik perempuan, dan orang-orang
musyrik lelaki dan orang-orang
musyrik perempuan, an
Allah senantiasa kembali dengan kasih sayang
kepada orang-orang lelaki dan perempuan-perempuan yang beriman, dan Allah adalah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-Ahzāb [33]:70-74).
Orang-orang Yahudi yang Senantiasa Menyusahkan
Nabi Musa a.s. & Beratnya “Memikul” Syariat Islam (Al-Quran)
Firman Allah Swt. tersebut merupakan peringatan Allah Swt. kepada umat Islam agar mereka tidak berlaku seperti kelakuan golongan Ahlikitab, yang dengan ucapan
dan perbuatan mereka selalu menyusahkan para rasul Allah di kalangan Bani
Israil, terutama keada Nabi Musa
a.s., Nabi Daud a.s. dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yang karena ulah buruk mereka itu kedua rasul Allah tersebut telah mengutuk orang-orang kafir di kalangan Bani
Israil (QS.5:79-81).
Dengan demikian, selain merupakan peringatan keras bagi umat Islam, firman
Allah Swt. tersebut pun merupakan nubuatan mengenai umat Islam, sebab Nabi Besar
Muhammad saw. telah menubuatkan bahwa
keadaan umat Islam jauh sepeninggal
beliau saw., bahwa mereka akan melakukan seperti apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani,
sehingga persamaannya seperti persamaan sepasang sepatu.
Berikut terjemahan sabda (hadits) Nabi Besar Muhammad
saw. mengenai keadaan umat Islam
sepeninggal beliau saw. dan para Khalifah
Rasyidin – terutama di masa kemunduran
selama 1000 tahun (QS.32:6), setelah
mengalami masa kejayaan Islam yang
pertama selama 3 abad:
Abdullah ibnu Umar r.a. berkata: "Bahwasanya
Rasulullah saw. bersabda: “Pasti akan datang pada umatku sebagaimana yang telah terjadi pada umat Bani Israil, seperti sepasang sepatu, hingga kalau
umat Bani Israel berzina dengan ibunya secara terang-terangan maka umatku juga akan berbuat demikian.
Ketahuilah bahwa umat Bani Israel akan
pecah belah hingga 72 firqah dan umatku
akan berpecah belah hingga 73 firqah.
Kesemuanya akan menjadi bahan api neraka terkecuali satu golongan”. Sahabat-sahabat
bertanya: “Golongan yang manakah itu
wahai Rasulullah?' Beliau menjawab dengan bersabda: “Yang mengamalkan apa yang aku dan
sahabat-sahabatku amalkan".........(Tirmidzi, Kitabul Iman).
Jadi, kembali
kepada firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَکُوۡنُوۡا کَالَّذِیۡنَ اٰذَوۡا مُوۡسٰی
فَبَرَّاَہُ اللّٰہُ مِمَّا قَالُوۡا ؕ وَ
کَانَ عِنۡدَ اللّٰہِ وَجِیۡہًا ﴿ؕ﴾ یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا قَوۡلًا
سَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ یُّصۡلِحۡ
لَکُمۡ اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ
لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ
وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ فَازَ
فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu seperti orang-orang yang telah menyusahkan Musa, tetapi Allah membersihkannya dari apa yang mereka
katakan. Dan ia di sisi Allah adalah orang yang terhormat. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang jujur. Dia akan memperbaiki bagi kamu amal-amalmu dan akan meng-ampuni bagimu dosa-dosa kamu.
Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya
maka sesungguhnya ia akan meraih
kemenangan besar. (Al-Ahzāb
[33]:70-72).
Ādzahu berarti, ia melakukan atau mengatakan
apa yang tidak disenanginya atau yang
dibencinya, mengganggu atau menjengkelkan
atau melukai perasaan dia. Nabi
Musa a.s. telah dijadikan
sasaran fitnahan-fitnahan berat,
antara lain:
1.
Qarun (Qorah) menghasut
seorang perempuan mengada-adakan tuduhan
terhadap Nabi Musa a.s. bahwa beliau
pernah mengadakan hubungan gelap
dengan dirinya.
2.
Karena
timbul iri hati melihat semakin
meningkatnya pengaruh Nabi Harun a.s.di
tengah kaum beliau, Nabi Musa a.s. dituduh berusaha membunuh Nabi Harun a.s.
3. Nabi Musa
a.s. dituduh mengidap penyakit lepra dan
rajasinga atau syphilis.
4.
Samiri
menuduh Nabi Musa a.s. berbuat syirik.
5. Adik
perempuan Nabi Musa a.s., Miryam, sendiri
melemparkan tuduhan palsu terhadap beliau (Bilangan
12:1).
Nasihat Nabi Besar Muhammad Saw. Dalam Khutbah Nikah
Ayat selanjutnya merupakan salah satu ayat
Al-Quran yang selalu dibacakan oleh Nabi
Besar Muhammad saw. pada acara khutbah
nikah atau nasihat pernikahan, yang
sangat menekankan kepada pasangan suami istri untuk selalu berkata dan berbuat jujur terhadap
satu-sama lain, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا قَوۡلًا
سَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ یُّصۡلِحۡ
لَکُمۡ اَعۡمَالَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ
لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ
وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ فَازَ
فَوۡزًا عَظِیۡمًا ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, اتَّقُوا اللّٰہَ وَ قُوۡلُوۡا
قَوۡلًا سَدِیۡدًا -- bertakwalah
kepada Allah dan ucapkanlah
perkataan yang jujur, Dia akan memperbaiki bagi kamu amal-amal kamu dan akan mengampuni bagimu dosa-dosa kamu. وَ مَنۡ
یُّطِعِ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ فَقَدۡ
فَازَ فَوۡزًا عَظِیۡمًا -- Dan
barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya
maka sesungguhnya ia akan meraih
kemenangan besar. (Al-Ahzāb
[33]:70-72).
Berkata dan berperilaku jujur pasangan suami
istri -- sebagai salah satu buah ketakwaan
kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada
Rasul-Nya -- merupakan modal dasar bagi pasangan suami-istri untuk meraih kesuksesan
dalam upaya mempersiapkan keturunan
yang akan menjadi “penyejuk mata”
(QS.25:75), firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا
اللّٰہَ وَ لۡتَنۡظُرۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ ۚ وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ خَبِیۡرٌۢ
بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا
کَالَّذِیۡنَ نَسُوا اللّٰہَ فَاَنۡسٰہُمۡ
اَنۡفُسَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾ لَا یَسۡتَوِیۡۤ
اَصۡحٰبُ النَّارِ وَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ؕ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ہُمُ
الۡفَآئِزُوۡنَ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, اتَّقُوا
اللّٰہَ وَ لۡتَنۡظُرۡ نَفۡسٌ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٍ -- bertakwalah
kepada Allah, dan hendaklah setiap
jiwa memperhatikan apa yang didahulukan untuk esok hari, وَ اتَّقُوا اللّٰہَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ خَبِیۡرٌۢ
بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ -- dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. وَ لَا تَکُوۡنُوۡا
کَالَّذِیۡنَ نَسُوا اللّٰہَ فَاَنۡسٰہُمۡ
اَنۡفُسَہُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ
-- Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah me-lupakan Allah maka Dia pun menjadikan mereka lupa terhadap
diri mereka sendiri, mereka itulah orang-orang
yang fasik. لَا یَسۡتَوِیۡۤ اَصۡحٰبُ النَّارِ
وَ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ؕ اَصۡحٰبُ الۡجَنَّۃِ ہُمُ الۡفَآئِزُوۡنَ -- Tidak
sama penghuni neraka dengan penghuni
surga, penghuni surga yang akan memperoleh
kemenangan. (Al-Hasyr [59]:19-21).
Salah satu tanda dari sekian banyak tanda-tanda
orang yang melupakan Allah Swt. adalah orang-orang yang melakukan pernikahan bertentangan dengan ketentuan Allah Swt. berikut ini:
وَ لَا
تَنۡکِحُوا الۡمُشۡرِکٰتِ حَتّٰی یُؤۡمِنَّ ؕ وَ لَاَمَۃٌ مُّؤۡمِنَۃٌ خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکَۃٍ وَّ لَوۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ
ۚ وَ لَا تُنۡکِحُوا الۡمُشۡرِکِیۡنَ حَتّٰی یُؤۡمِنُوۡا ؕ وَ لَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ
خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکٍ وَّ لَوۡ اَعۡجَبَکُمۡ ؕ اُولٰٓئِکَ یَدۡعُوۡنَ اِلَی النَّارِ ۚۖ وَ اللّٰہُ یَدۡعُوۡۤا اِلَی الۡجَنَّۃِ وَ
الۡمَغۡفِرَۃِ بِاِذۡنِہٖ ۚ وَ
یُبَیِّنُ اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ
لَعَلَّہُمۡ یَتَذَکَّرُوۡنَ ﴿﴾٪
Dan
janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan musyrik حَتّٰی یُؤۡمِنَّ -- hingga
mereka terlebih dulu beriman, لَوۡ اَعۡجَبَتۡکُمۡ
وَ لَاَمَۃٌ
مُّؤۡمِنَۃٌ خَیۡرٌ مِّنۡ مُّشۡرِکَۃٍ وَّ -- dan niscaya
hamba-sahaya perempuan yang beriman itu lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun ia mempesona hati kamu. Dan janganlah kamu menikahkan perempuan
yang beriman dengan laki-laki
musyrik حَتّٰی یُؤۡمِنُوۡا -- hingga
mereka terlebih dulu beriman,
وَ لَعَبۡدٌ مُّؤۡمِنٌ خَیۡرٌ مِّنۡ
مُّشۡرِکٍ وَّ لَوۡ اَعۡجَبَکُمۡ
-- dan niscaya hamba-sahaya laki-laki yang beriman lebih
baik daripada laki-laki musyrik,
meskipun ia mempesona hati kamu. اُولٰٓئِکَ یَدۡعُوۡنَ اِلَی النَّارِ
-- mereka mengajak
ke dalam Api, وَ اللّٰہُ یَدۡعُوۡۤا اِلَی الۡجَنَّۃِ وَ
الۡمَغۡفِرَۃِ بِاِذۡنِہٖ -- sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan
dengan izin-Nya. وَ یُبَیِّنُ اٰیٰتِہٖ لِلنَّاسِ
لَعَلَّہُمۡ یَتَذَکَّرُوۡنَ -- Dan Dia
menjelaskan Tanda-tanda-Nya
kepada manusia supaya mereka
mendapat nasihat. (Al-Baqarah [2]:222).
Doa ‘ibādu-
rahmān (Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah)
Bahwa
adanya kesamaan iman atau agama pada pasangan suami istri sangat mutlak
diperlukan bagi terkabulnya doa ‘ibādu- rahmān (hamba-hamba Tuhan Yang
Maha Pemurah - QS.25:64-74) berikut ini,
firman-Nya:
وَ الَّذِیۡنَ یَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَا ہَبۡ لَنَا مِنۡ اَزۡوَاجِنَا وَ
ذُرِّیّٰتِنَا قُرَّۃَ اَعۡیُنٍ وَّ اجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِیۡنَ اِمَامًا ﴿﴾
Dan
orang-orang yang mengatakan: “Ya Rabb
(Tuhan) kami, anugerahkanlah kepada kami
istri-istri kami dan keturunan kami
menjadi penyejuk mata kami, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqān
[25]:75).
Mengenai ‘ibādu-
rahmān (hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pemurah selanjutnya Allah Swt.
berfirman:
اُولٰٓئِکَ
یُجۡزَوۡنَ الۡغُرۡفَۃَ بِمَا صَبَرُوۡا
وَ یُلَقَّوۡنَ فِیۡہَا تَحِیَّۃً
وَّ سَلٰمًا ﴿ۙ﴾ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ؕ حَسُنَتۡ مُسۡتَقَرًّا وَّ
مُقَامًا ﴿﴾ قُلۡ مَا
یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ
کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ یَکُوۡنُ
لِزَامًا﴿٪﴾
Mereka
itulah yang akan dianugerahi kamar-kamar tinggi di surga karena
mereka bersabar, dan mereka akan disambut di dalamnya denggan penghormatan dan doa selamat. Mereka akan
kekal di dalamnya, itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. قُلۡ مَا یَعۡبَؤُا بِکُمۡ رَبِّیۡ
لَوۡ لَا دُعَآؤُکُمۡ ۚ فَقَدۡ کَذَّبۡتُمۡ فَسَوۡفَ
یَکُوۡنُ لِزَامًا -- Katakanlah: “Rabb-ku (Tuhan-ku) tidak akan mempedulikan kamu jika tidak karena doa kamu, maka sungguh kamu telah mendustakan maka segera
azab menimpa kamu.” (Al-Furqān [25]:75).
Mā ‘aba ‘ubihi berarti: aku tidak peduli, pikirkan, hiraukan atau
pandangan baik akan dia, atau aku tidak menganggap dia berarti atau berharga
apa pun; atau aku tidak menghargainya (Lexicon
Lane & Al-Mufradat).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 28 Agustus
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar