Minggu, 07 September 2014

Nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Mengenai Kedatangan "Nabi Ahmad a.s." atau "Emeth" atau "Saoshyant" atau "Paraklit" (Paraclete) yakni Nabi Besar Muhammad Saw.



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


 Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   311

   Nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Mengenai Kedatangan “Nabi Ahmad Saw.” atau  Emeth atau Saoshyant  atau Paraklit (Paraclete) yakni Nabi Besar Muhammad Saw.

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai  perempuan yang mandi di danau Kashva atau sumber air itu yakni Siti Hajar yang agung, yang kemudian --  sebagai pengabulan doa dari Nabi Ibrahim a.s. bersama   putra beliau, Nabi Isma’il a.s., -- lahir Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:128-230) yang dalam nubuatan agama kaum Majusi disebut   Saoshyant atau Astvat-ereta:
Namanya kelak adalah Saoshyant yang jaya dan namanya kelak Astvat-ereta. Dia adalah Saoshyant (Dia yang terpuji) karena dia bermanfaat bagi seluruh dunia fisik. Dia kelak adalah Astvat-ereta (Dia yang suka memuji) karena sebagai ciptaan fisik dan sebagai makhluk hidup dia akan tegak menjalankan penghancuran terhadap makhluk fisik yang mempertahankan berhala dan sejenisnya serta memperbaiki kesalahan dari kaum Majusi”. (Yasht 28:28).
 Selanjutnya dijelaskan mengenai kemakbulan doa-doa Nabi Besar Muhammad saw.:
Dia adalah Astvat-ereta, karena kejahatan yang dilakukan oleh penyembah berhala maupun kaum Majusi terhadapnya tak bisa melukainya  karena doa-doanya. (Yasht 28:29).

Beberapa Ciri Misi Suci Saoshyant (Nabi Besar Muhammad Saw.)  dan Para Sahabatnya

      Berikut adalah beberapa ciri khas dari  Nabi Besar Muhammad saw. dalam nubuatan-nubuatan tersebut:
1.     Para sahabat dari Saoshyant yang suci diajak untuk datang.
2.     Fikiran, semanagat dan iman para sahabat tidak pernah bertambah tua atau mati.
3. Pada kedatangannya secara spiritual bangsa-bangsa yang mati akan bangkit kembali.
4.     Para musuhnya akan jatuh. Usaha dan perangnya adalah untuk segala kejahatan.
5.  Dia akan menjadi sumber mata air evolusi serta perkembangan dari bangsa-bangsa.
6.     Dia akan menjadi akhir dari para nabi. Di masanya dunia akan di renovasi.
7.     Dia akan menaklukkan dan memerintah setan.
8.   Dia akan menegakkan agama yang murni. Akan menyingkirkan kegelapan dari dunia.
9.     Cahayanya yang besar adalah busana ketulusan.
10. Para sahabat Saoshyant tidak akan disebut pelayan melainkan kawan-kawannya. Agamanya adalah jalan tertinggi kepada kebijaksanaan.
11.    Mereka akan mengalunkan doa dengan pujian kepada Tuhan Yang-esa semata.
12. Fikiran mereka adalah fikiran yang baik, kata-katanya baik, dan amal perbuatannya juga baik. Kedudukan mereka akan maju menurut tatanan yang tulus.
13.   Dia yang suci akan segera tiba. Saoshyant adalah pemberi atau dermawan yang besar.
14.   Dan penyelamat dengan wahyu yang luhur.
15. Saoshyant itu seperti Engkau wahai Tuhan Mazda (dicelup dalam warna Tuhan).
16.   Dia kelak adalah lelaki ideal yang akan mengusir rancangan para pendeta palsu.
17  Bagaimana saya akan melengkapi pujian kepadanya? Dia akan mengusir dari tanah ini para pemburu kesenangan yang bermabuk-mabukan.
18 Kami (bangsa Iran) mengundang Saoshyant yang dermawan, abadi, dan salih untuk menolong kami.
19.   Mereka yang paling tepat dan benar dalam pembicaraan mereka.
20. Dia yang paling tekun, yang paling mulia dalam pemikirannya, yang paling agung dan perkasa.
21.Engkau (wahai Tuhan) yang dalam kekuasaan-Mu kuletakkan kesusahan dan keraguanku.
22. Semoga kelak nabi yang Engkau simpan menemukan dan memperoleh haknya demi kebahagiaanku.
23.PemikirMu yang baik dan yang Kau anugerahi rahmat mukjizat, semoga Saoshyant-Mu (Muhammad) menyaksikan betapa hadiah ganjaran-Mu kelak bagi dirinya. Kapan, wahai Mazda! Datang lelaki dengan pemikiran sempurna?…Saya datang kepadamu, wahai engkau dermawan abadi, sebagai seorang pendeta yang memuji, dan mohon pertolongan, sebagai seorang pengingat, membacakan doamu, dan sebagai yang bersenandung demi pengorbanan dan kehormatanmu. Kehendak baikmu, dan doamu. Wahai, engkau Saoshyant yang suci (Muhammad dan para sahabatnya) dan demi salatmu yang tepat waktu demi rahmat dan pembebasan dosa darimu.Wahai engkau dermawan abadi, yang memerintah dengan benar dan yang mengungkap (semuanya) dengan benar!
24. Saya serahkan kepadamu daging jasadku ini sendiri, dan begitu pula semua rahmat kehidupanku.
25.Dalam Dasatir dikatakan: “Ketika kaum Zoroastrian meninggalkan agama mereka, seorang laki-laki akan muncul di Arabia, yang para pengikutnya akan menaklukkan Persia.”
26.  Sebagai ganti menyembah api mereka akan menghadapkan wajahnya ke rumah Tuhan yang dibangun oleh Mahabad (Ibrahim) dalam doanya, yang akan dibersihkan dari semua berhala.Mereka (para pengikut Nabi itu) akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
27. Mereka akan menjadi tuan dari Persia, Madain, Tus dan Balkh, tempat-tempat suci dari kaum Majusi.
28.Nabi mereka kelak adalah seorang lelaki elok yang mengungkapkan perkara-perkara yang ajaib.
29.  Orang-orang bijak dari Iran dan lain-lain akan bergabung dengan mereka.
     Mengenai  keberadaan nubuatan-nubuatan yang terdapat dalam Kitab Suci Orang-orang Majusi tersebut  Allah Swt. berfirman mengenai nubuatan-nubuatan  dalam Kitab-kitab suci golongan Ahli-Kitab:
اَلَّذِیۡنَ یَتَّبِعُوۡنَ الرَّسُوۡلَ النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ یَجِدُوۡنَہٗ مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ ۫ یَاۡمُرُہُمۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَنۡہٰہُمۡ عَنِ الۡمُنۡکَرِ وَ یُحِلُّ لَہُمُ الطَّیِّبٰتِ وَ یُحَرِّمُ عَلَیۡہِمُ الۡخَبٰٓئِثَ وَ یَضَعُ عَنۡہُمۡ اِصۡرَہُمۡ وَ الۡاَغۡلٰلَ الَّتِیۡ کَانَتۡ عَلَیۡہِمۡ ؕ فَالَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِہٖ  وَ عَزَّرُوۡہُ وَ نَصَرُوۡہُ  وَ اتَّبَعُوا النُّوۡرَ الَّذِیۡۤ اُنۡزِلَ مَعَہٗۤ ۙ اُولٰٓئِکَ  ہُمُ  الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿ ﴾٪  قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ  وَ الۡاَرۡضِ ۚ لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ یُحۡیٖ وَ یُمِیۡتُ ۪ فَاٰمِنُوۡا  بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ  الۡاُمِّیِّ  الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ  لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ ﴿﴾
Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul,  النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ یَجِدُوۡنَہٗ مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ  --  Nabi Ummi,   yang mereka dapati tercantum di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka.  Ia menyuruh mereka kepada yang makruf, melarang mereka dari yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik,  mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, menyingkirkan dari mereka be-ban mereka dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang  beriman kepadanya,  mendukungnya,   menolongnya, dan mengikuti cahaya yang telah ditu-runkan besertanya, mereka itulah orang-orang yang berhasil.”   Katakanlah: “Hai manusia,  sesungguhnya aku Rasul Allah ke-pada kamu semua.  Dia-lah Yang Memiliki  kerajaan seluruh langit dan bumi, tidak ada Tuhan kecuali Dia.  Dia menghidupkan dan mematikan,   فَاٰمِنُوۡا  بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ  الۡاُمِّیِّ  الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ  لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ  -- maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Ummi yang beriman kepada Allah dan Kalimat-kalimat-Nya,  dan  ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’rāf [7]:158-169).
      Mengenai beberapa nubuatan Bible berkenaan dengan Nabi Besar Muhammad saw.   lihat Matius 23:39; Yahya 14:16, 26; 16:7-14; Ulangan 18:18 dan 33:2; Jesaya 21:13-17 dan 20:62; Syiru ‘Lasyar 1:5-6; Habakuk 3:7.

Nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  Mengenai Saoshyant  yakni Nabi Besar Muhammad saw.    

        Bahwa  yang dimaksud dengan Saoshyant    adalah Nabi Besar Muhammad saw. nampak jelas dari persamaan arti kedua nama tersebut yakni Saoshyant (Dia yang terpuji)  dan Muhammad  artinya “orang yang terpuji”, dan  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. menyebut salah satu sifat Saoshyant atau Muhammad   Ahmad”, firman-Nya:
 وَ اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ  مَرۡیَمَ یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ  اِنِّیۡ  رَسُوۡلُ  اللّٰہِ  اِلَیۡکُمۡ مُّصَدِّقًا  لِّمَا بَیۡنَ  یَدَیَّ  مِنَ  التَّوۡرٰىۃِ وَ مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ ؕ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ  بِالۡبَیِّنٰتِ قَالُوۡا ہٰذَا  سِحۡرٌ  مُّبِیۡنٌ ﴿﴾  
Dan ingatlah ketika Isa ibnu Maryam berkata: “ Hai Bani Israil, اِنِّیۡ  رَسُوۡلُ  اللّٰہِ  اِلَیۡکُمۡ    -- sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kamu menggenapi apa yang ada sebelumku yaitu Taurat, وَ مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ  -- dan memberi kabar gembira mengenai seorang rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.”  Maka tatkala ia datang kepada mereka dengan bukti-bukti yang jelas mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaf [61]:7).
       Dalam  firman Allah Swt. tersebut  terkandung “kiblat” pemahaman yang benar berkenaan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dan misi kerasulan beliau, yaitu beliau sebagai rasul Allah   hanya khusus untuk Bani Israil (QS.3:46-21; QS.43:60). Tetapi kemudian muncul penyimpangan “kiblat” pemahaman yang sangat ekstrim mengenai beliau berupa  ajaran baru yang sama sekali tidak dikenal dalam ajaran Taurat  yang diwayukan kepada Nabi Musa a.s.,  (1)  “kenaikan ke surga” dengan jasad kasarnya (Markus 16:129); (2)  Trinitas” dan  penebusan dosa” (lihat surat-surat kiriman Paulus); (3) kedatangannya lagi dari langit (Matius 24:29-36).
          Satu-satunya ayat Al-Quran yang merupakan “celah sempit” masuknya berbagai kepercayaan sesat mengenai Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tersebut adalah ayat mutasyabihat (QS.3:8) dalam Surah An-Nisā ayat 159:   بَلۡ رَّفَعَہُ اللّٰہُ اِلَیۡہِ ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ عَزِیۡزًا حَکِیۡمً    -- bahkan Allah telah mengangkatnya kepada-Nya, dan adalah Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana,”  dan makna mengenai kata rafa’a (mengangkat) telah dijelaskan dalam   Bab  307 & Bab 308 sebelumnya, sehubungan dengan kemisteriusan peristiwa penyaliban Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.4:158-159) yang sangat menggelincirkan  orang-orang yang berhati bengkok, termasuki di kalangan umat Islam  (QS.3:8-9).
          Berikut adalah   “kiblat” pemahaman  yang benar mengenai    firman Allah Swt. sebelumnya  sehubungan dengan   nubuatan  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. tentang  kedatangan  rasul Allah yang akan bernama “Ahmad”:   وَ مُبَشِّرًۢا  بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ  مِنۡۢ  بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ  اَحۡمَدُ  -- dan memberi kabar gembira mengenai seorang rasul yang akan datang sesudahku namanya Ahmad.”
          Nubuatan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  mengenai kedatangan Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran atau Ahmad yakni Nabi Besar Muhammad saw. lihat Injil Yahya 12:13; 14:16-17; 15:26; 16:17; yang dari situ kesimpulan berikut dengan jelas dapat diambil:
       (a) Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran tidak dapat datang sebelum Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   berangkat dari dunia ini   -- yakni wafat (QS.3:56 & 145; QS.5:117-119; QS.21:35-36; QS.23:51-52).
       (b)  Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran akan tinggal di dunia untuk selama-lamanya, akan mengatakan banyak hal yang Nabi Isa  Ibnu Maryam a.s. sendiri tidak dapat mengatakannya karena dunia belum sanggup  menanggungnya pada waktu itu    -- lihat QS.7:144; QS.33:73:74.
       (c)  Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran akan memimpin umat manusia kepada segala (seluruh) kebenaran.    – lihat QS. 5:4; QS.7:159;  QS.21:108; QS.25:2;  QS.34:29.
        (d)   Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran tidak akan bicara atas kehendak sendiri, tetapi apa pun yang didengar oleh beliau, itu pulalah yang akan diucapkan oleh beliau   -  lihat   Ulangan 18:18-20; QS.53:1-19.
        (e) Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran akan memuliakan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  dan memberikan kesaksian atas kebenarannya. – Lihat QS.4:42-43; QS.16:19.

Persamaan Emeth dengan Ahmad

        Lukisan mengenai Paraklit (Paraclete) atau Penolong atau Roh Kebenaran – atau  Saoshyant  -- itu serasi benar dengan kedudukan dan tugas Nabi Besar Muhammad saw. sebagaimana diterangkan dalam Al-Quran atau kedatangan  Nabi Besar Muhammad saw. datang sesudah Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   meninggalkan dunia ini (wafat), beliau adalah nabi pembawa syariat terakhir dan Al-Quran merupakan syariat suci terakhir, diwahyukan untuk seluruh umat manusia hingga Hari Kiamat  QS. 5:4; QS.7:159;  QS.21:108; QS.25:2;  QS.34:29.
    Nabi Besar Muhammad saw.  tidak berkata atas kehendak sendiri, melainkan apa pun yang didengar beliau saw. dari Tuhan, itu pulalah yang diucapkan beliau (QS.53:4). Beliau saw. memuliakan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  (QS.2:254; QS.3:56). Nubuatan dalam Injil Yahya di atas adalah sesuai dengan nubuatan yang disebut dalam ayat yang sedang dibahas kecuali bahwa bukan nama Ahmad yang tercantum di situ melainkan Paraklit (Paraclete).
   Para penulis Kristen menantang ketepatan versi (anggapan) Al-Quran mengenai nubuatan itu, sambil mendasarkan pernyataan-pernyataan mereka pada perbedaan kedua nama itu, dengan tidak memperhatikan kesamaan sifat-sifat yang dituturkan oleh Bible dan Al-Quran.
    Pada hakikatnya, Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  memakai bahasa Arami dan Ibrani. Bahasa Arami adalah bahasa ibu beliau dan bahasa Ibrani adalah bahasa agama beliau. Versi Bible sekarang adalah terjemahan dari bahasa Arami dan bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani.
   Suatu terjemahan dengan sendirinya tidak dapat membawakan sepenuh keindahan gubahan aslinya. Bahasa-bahasa mempunyai batas-batasnya masing-masing. Demikian pula mengenai kaum yang mempergunakan bahasa itu. Batas-batas mereka itu nampak pula dalam karya-karya mereka.
   Bahasa Yunani mempunyai penggunaan kata lain, ialah, Periklutos, yang mempunyai persamaan arti dengan Ahmad dalam bahasa Arab. Jack Finegan, seorang ahli ilmu agama Kristen kenamaan, mengatakan di dalam kitabnya bernama  Archaeology of World Religions  berkata, “Kalau dalam bahasa Yunani kata Paracletos (Penghibur) sangat cocok dengan kata Periclutos (termasyhur), maka kata itu berarti nama-nama Ahmad dan Muhammad”.
  Lebih-lebih   The Damascus Document   (Dokumen atau Naskah asal Damaskus), suatu naskah yang ditemukan menjelang akhir abad ke-19 dalam gereja Yahudi di Ezra, Mesir Kuno (halaman 2) melukiskan bahwa Yesus telah menubuatkan kedatangan “Ruh Suci” dengan nama Emeth: Dan dengan Almasih-Nya Dia memberitahukan kepada mereka Rohulkudus-Nya. Sebab dialah Emeth ialah, Al-Amin (Si Jujur), dan sesuai dengan nama-Nya demikian pula  nama mereka ..... Emeth dalam bahasa Ibrani berarti “Kebenaran” atau Si Jujur (Al-Amin) dan orang yang kebaikannya dawam” (Strahan’s Fourth Gospel, 141).
  Kata ini ditafsirkan oleh orang-orang Yahudi, “Cap (meterai) Tuhan.” Dengan sendirinya, meskipun Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.   mungkin telah mempergunakan nama Ahmad, persamaan bunyi lafal antara kedua kata (Ahmad dan Emeth) itu telah membuat para penulis di kemudian hari menulis kata Emeth sebagai alih-alih kata “Ahmad” yang adalah persamaan kosa-kata dalam bahasa Ibrani.

Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang Dijanjikan)

  Jadi, nubuatan yang disebut dalam Ash-Shaf ayat 7   mengenai kedatangan “Ahmad ditujukan kepada  Nabi Besar Muhammad saw.,   tetapi sebagai kesimpulan dapat pula dikenakan kepada  Al-Masih Mau’ud a.s.   -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s.  - Pendiri Jemaat Ahmadiyah   -- sebab beliau telah dipanggil dengan nama Ahmad di dalam wahyu (Barahin Ahmadiyah), dan karena dalam diri beliau terwujud kedatangan kedua atau diutusnya yang kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. (QS.61:3-4), dan telah pula dinyatakan dengan jelas dalam Injil Barnabas, yang dianggap oleh kaum gerejani tidak sah, tetapi pada pihak lain mereka menganggapnya otentik (dapat dipercaya), seotentik setiap dari keempat Injil lainnya, firman-Nya: 
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ 
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf seorang crasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada me-reka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata;  وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ   --  dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Per-kasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [62”3-4).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  17 Agustus     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar