بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 310
Penyimpangan dari “Fitrah
Allah” dan “Dīnul Fitrah” (Agama
Fitrah) Menyebabkan Munculnya “Kemusyrikan” & Nubuatan Pengutusan Nabi Besar Muhammad Saw. dan Al-Masih
Mau’ud a.s. Dalam Kitab Suci Kaum
Majusi
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai pendustaan dan penentangan yang senantiasa berulang terhadap para rasul
Allah, berikut firman-Nya ketika
Allah Swt. membangkitkan Nabi Besar
Muhammad saw. sebagai Rasul Allah
yang kedatangannya dijanjikan kepada bangsa Arab
jahiliyah (QS.2:128-130) dan kepada para pemeluk agama-agama sebelum Islam (QS.7:35-37 & 156-159):
وَ
عَجِبُوۡۤا اَنۡ جَآءَہُمۡ مُّنۡذِرٌ مِّنۡہُمۡ ۫ وَ قَالَ الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا سٰحِرٌ کَذَّابٌ ۖ﴿ۚ﴾ اَجَعَلَ
الۡاٰلِہَۃَ اِلٰـہًا وَّاحِدًا ۚۖ
اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ عُجَابٌ ﴿﴾ وَ انۡطَلَقَ الۡمَلَاُ مِنۡہُمۡ اَنِ امۡشُوۡا وَ اصۡبِرُوۡا عَلٰۤی اٰلِہَتِکُمۡ ۚۖ اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ یُّرَادُ ۖ﴿ۚ﴾ مَا سَمِعۡنَا بِہٰذَا فِی الۡمِلَّۃِ الۡاٰخِرَۃِ ۚۖ اِنۡ ہٰذَاۤ اِلَّا
اخۡتِلَاقٌ ۖ﴿ۚ﴾ ءَ اُنۡزِلَ
عَلَیۡہِ الذِّکۡرُ مِنۡۢ بَیۡنِنَا ؕ بَلۡ ہُمۡ فِیۡ شَکٍّ مِّنۡ ذِکۡرِیۡ ۚ
بَلۡ لَّمَّا یَذُوۡقُوۡا عَذَابِ ؕ﴿﴾
Dan mereka heran
bahwa kepada mereka datang seorang pemberi peringatan dari antara mereka, dan orang-orang kafir itu berkata: ہٰذَا سٰحِرٌ کَذَّابٌ -- “Ini seorang tukang sihir dan seorang pendusta besar. اَجَعَلَ الۡاٰلِہَۃَ
اِلٰـہًا وَّاحِدًا -- “Apakah ia telah membuat tuhan-tuhan itu satu Tuhan saja? اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ
عُجَابٌ --
Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang
ajaib.” وَ انۡطَلَقَ الۡمَلَاُ مِنۡہُمۡ -- dan para pemimpin
mereka berjalan sambil berkata: اَنِ امۡشُوۡا وَ
اصۡبِرُوۡا عَلٰۤی اٰلِہَتِکُمۡ -- “Pergilah dan tetaplah
bersama tuhan-tuhan kamu, اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ یُّرَادُ -- sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang dikehendaki. مَا سَمِعۡنَا
بِہٰذَا فِی الۡمِلَّۃِ الۡاٰخِرَۃِ -- ”Kami
sekali-kali tidak pernah mendengar hal ini dalam agama terdahulu. اِنۡ ہٰذَاۤ اِلَّا
اخۡتِلَاقٌ -- Ini tidak lain melainkan penipuan
belaka. ءَ اُنۡزِلَ
عَلَیۡہِ الذِّکۡرُ مِنۡۢ بَیۡنِنَا -- ”Apakah dari antara kita hanya kepadanya peringatan itu diturunkan?”
بَلۡ ہُمۡ فِیۡ شَکٍّ مِّنۡ ذِکۡرِیۡ ۚ
بَلۡ لَّمَّا یَذُوۡقُوۡا عَذَابِ -- Bahkan mereka dalam keraguan mengenai
peringatan-Ku. Tidak, bahkan mereka
benar-benar belum merasakan azab-Ku. (Shād [38]:5-9).
“Agama terdahulu” dapat ditujukan
kepada agama Kristen atau kepercayaan kaum musyrik Mekkah, atau dapat mengisyaratkan kepada semua agama sebelum Islam, sebab tidak ada agama
sebelum Islam mempunyai kepercayaan
mengenai ke-Esa-an Tuhan yang tetap murni
dan utuh.
Jenis Kemusyrikan Berupa
“Perpecahan Umat Beragama”
Dari
Al-Quran diketahui bahwa yang dimaksud dengan syirik (kemusyrikan) tidak hanya berarti menyembah patung-patung, kuburan dan menyembah segala sesuatu yang dianggap keramat, tetapi juga bersikap taqlid secara membuta
kepada para pemuka agama yang
kemudian membuat umat beragama
menjadi terpecah-belah pun termasuk
kemusyrikan (syirk) pula,
firman-Nya:
فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ حَنِیۡفًا ؕ فِطۡرَتَ
اللّٰہِ الَّتِیۡ فَطَرَ النَّاسَ عَلَیۡہَا ؕ لَا تَبۡدِیۡلَ لِخَلۡقِ اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ الدِّیۡنُ
الۡقَیِّمُ ٭ۙ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ
النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿٭ۙ﴾ مُنِیۡبِیۡنَ
اِلَیۡہِ وَ اتَّقُوۡہُ وَ اَقِیۡمُوا
الصَّلٰوۃَ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ
الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿ۙ﴾ مِنَ الَّذِیۡنَ
فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ وَ کَانُوۡا
شِیَعًا ؕ کُلُّ حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ
فَرِحُوۡنَ ﴿﴾
Maka hadapkanlah wajah kamu kepada agama yang lurus, yaitu fitrat Allah, yang atas dasar
itu Dia
menciptakan manusia, tidak ada perubahan
dalam penciptaan Allah, ذٰلِکَ الدِّیۡنُ
الۡقَیِّمُ -- itulah agama yang lurus, وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ -- tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. مُنِیۡبِیۡنَ
اِلَیۡہِ وَ اتَّقُوۡہُ وَ اَقِیۡمُوا
الصَّلٰوۃَ -- Kembalilah
kamu kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah
shalat, وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ -- dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik, مِنَ الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا
دِیۡنَہُمۡ وَ کَانُوۡا شِیَعًا ؕ -- yaitu orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka
menjadi golongan-golongan, کُلُّ
حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ -- tiap-tiap golongan bangga dengan apa yang ada
pada mereka. (Ar-Rūm [30]:31-33).
Makna ayat 31 adalah bahwa Allah Swt. sebagai Tuhan
Pencipta alam semesta adalah Esa, dan kemanusiaan itu satu,
inilah fithrat Allah dan dīnul-fithrah — satu agama yang berakar dalam fitrat manusia — dan terhadapnya manusia
menyesuaikan diri dan berlaku secara naluri.
Menurut Nabi Besar Muhammad saw., di dalam agama fithrah (dīnul-fithrah) inilah seorang bayi dilahirkan -- yaitu sesuai
dengan kesaksian setiap jiwa
mengenai kepercayaannya akan Tauhid Ilahi (QS.7:173-174) -- akan tetapi lingkungannya,
cita-cita dan kepercayaan-kepercayaan
orang tuanya, serta didikan dan ajaran yang diperolehnya dari mereka itu,
kemudian membuat dia Yahudi, Majusi atau Kristen (Bukhari).
Ayat selanjutnya mengenai
perintah mendirikan shalat menjelaskan, bahwa hanya
semata-mata percaya kepada Kekuasaan mutlak dan Keesaan Tuhan -- yang sesungguhnya hal itu merupakan asas pokok agama yang hakiki -- adalah tidak cukup. Sebab suatu agama yang benar harus memiliki peraturan-peraturan
dan perintah-perintah tertentu. Dari
semua peraturan dan perintah syariat itu mendirikan shalat --
yang merupakan sarana berkomunikasi secara
langsung dengan Allah Swt. -- adalah
yang harus mendapat prioritas utama.
Munculnya Kemusyrikan di
Kalangan Kaum Yahudi dan Nasrani
Ayat
selanjutnya menjelaskan bahwa penyimpangan dari fithah Allah dan dīnul-fithrah yakni agama
sejati menjuruskan umat beragama di zaman lampau kepada perpecahan dalam bentuk aliran-aliran
yang saling memerangi dan menyebabkan
sengketa di antara mereka, sebab
mereka tidak lagi beribadah kepada
Allah Swt. secara tulus-ikhlas dan lurus (QS.98:1-9), melainkan mereka
telah mulai menyimpang ke dalam
berbagai bentuk syirk (kemusyrikan),
sebagaimana yang terjadi di kalangan kaum Yahudi
dan Kristen, firman-Nya:
وَ قَالَتِ
الۡیَہُوۡدُ عُزَیۡرُۨ ابۡنُ اللّٰہِ وَ قَالَتِ النَّصٰرَی الۡمَسِیۡحُ ابۡنُ
اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ
قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ ۚ یُضَاہِـُٔوۡنَ قَوۡلَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ ؕ قٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang
Yahudi berkata: عُزَیۡرُۨ ابۡنُ اللّٰہِ -- “Uzair
adalah anak
Allah”, dan orang-orang Nasrani
berkata: الۡمَسِیۡحُ ابۡنُ اللّٰہِ -- “Al-Masih
adalah anak Allah.” ذٰلِکَ قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ -- demikian
itulah perkataan mereka dengan mulutnya,
یُضَاہِـُٔوۡنَ قَوۡلَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ -- mereka meniru-niru
perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. ٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی یُؤۡفَکُوۡنَ -- Allah membinasakan mereka, bagaimana mereka sampai dipalingkan dari
Tauhid? (At-Taubah [9]:30).
‘Uzair
atau Ezra hidup pada abad kelima sebelum Masehi. Beliau keturunan
Seraya, imam agung, dan karena beliau sendiri pun anggota Dewan Imam dan dikenal sebagai Imam
Ezra. Beliau termasuk seorang tokoh terpenting di masanya dan mem-punyai
pengaruh yang luas sekali dalam mengembangkan agama Yahudi. Beliau men-dapat kehormatan khas di antara nabi-nabi Israil.
Orang-orang Yahudi di Medinah dan suatu mazhab Yahudi di Hadramaut,
mempercayai beliau sebagai anak Allah.
Para Rabbi (pendeta-pendeta Yahudi) menghubungkan nama beliau dengan
beberapa lembaga-lembaga penting. Renan mengemukakan dalam mukadimah bukunya “History of the People of Israel”
bahwa bentuk agama Yahudi yang-pasti
dapat dianggap berwujud semenjak masa Ezra.
Dalam kepustakaan golongan Rabbi, beliau dianggap patut jadi wahana pengemban
syariat seandainya syariat itu tidak
dibawa oleh Nabi Musa a.s... Beliau bekerjasama dengan Nehemya dan wafat pada usia 120 tahun di
Babil (Yewish Encyclopaedia Biblica).
Bentuk kemusyrikan
lainnya yang terjadi di kalangan golongan Ahli
Kitab tersebut dijelaskan dalam firman Allah Swt. selanjutnya:
اِتَّخَذُوۡۤا اَحۡبَارَہُمۡ وَ رُہۡبَانَہُمۡ اَرۡبَابًا
مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ
وَ الۡمَسِیۡحَ ابۡنَ
مَرۡیَمَ ۚ وَ مَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا
لِیَعۡبُدُوۡۤا اِلٰـہًا وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ ؕ سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾
Mereka telah
menjadikan ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan
selain Allah, dan begitu juga Al-Masih ibnu Maryam, وَ مَاۤ اُمِرُوۡۤا اِلَّا لِیَعۡبُدُوۡۤا اِلٰـہًا وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ -- padahal mereka tidak diperintahkan
melainkan supaya mereka menyembah Tuhan
Yang Mahaesa. لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ -- Tidak
ada Tuhan kecuali Dia. سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ -- Maha-suci Dia dari apa yang
mereka sekutukan. (Taubah [9]:31).
Ahbar
adalah ulama-ulama Yahudi dan Ruhban
adalah para rahib agama Nasrani.
Nubuatan Di Kalangan Kaum Majusi
Mengenai Kedatangan Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Masih
Mau’ud a.s.
Jadi, pada masa pengutusan Nabi
Besar Muhammad saw. ada tiga jenis “orang-orang musyrik”, (1) bangsa Arab jahiliyah yang memiliki 360 buah
patung sembahan yang ditempatkan di Ka’bah,
(2) kaum Shabi’, penyembah bintang, (3) kemusyrikan
yang terjadi di kalangan golongan agama, baik itu golongan Ahli Kitab mau pun kaum Majusi penyembah api yakni bangsa Iran (Persia).
Kaum
Majusi mempercayai dua tuhan,
(1) Ahuramazda (juga
disebut Ohrmazd, Hourmazd, Hormazd, Aramazd and Azzandara) (Tuhan
cahaya) dan (2) Ahriman (tuhan
kegelapan). Rasul Allah yang diutus
sebagai mushlih (pembaharu) di kalangan kaum Majusi adalah Zoroaster
a.s., atau Zarathustra a.s. yang bukan saja menubuatkan kedatangan Nabi
Besar Muhammad saw. – yang mereka
sebut Saoshyant (Dia yang terpuji) --
tetapi juga menubuatkan
kedatangan Mesio Darbahmi atau Al-Masih Mau’ud a.s.. Kepercayaan kaum Majusi mengenai kedatangan
Mesio Darbahmi atau Al-Masih
tersebut tercantum juga dalam Injil Matius
2:1-12.
Suatu bagian yang patut direnungkan dalam
ajaran Zoroastrian adalah juga kemiripannya dengan ajaran Alkitab dan Al-Quran.
Nubuatan
mengenai pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. tersebut adalah:
“Seorang perempuan akan mandi di danau Kashva dan akan mengandung. Dia
akan melahirkan seorang nabi yang dijanjikan”.
Menurut kaum Zoroastrian danau Kashva diperkirakan di Sistan,
dimana Raja Parsi Xerxes telah menghilang ketika mandi. Mereka menyatakan bahwa
sumber air kehidupan yang sama dimana
Xerxes yang Majusi dan Khwaja Khidir
yang Muslim masih hidup disana, mengajarkan kebijaksanaan kepada umat dan membimbing
mereka yang tersesat jalan.
Ada pun yang dimaksud dengan perempuan
yang mandi di danau Kashva atau sumber air itu yakni Siti Hajar yang agung, yang
kemudian sebagai pengabulan doa dari
Nabi Ibrahim a.s. bersama putra beliau,
Nabi Isma’il a.s., lahir Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:128-230)
yang dalam nubuatan agama kaum Majusi
disebut Saoshyant atau Astvat-ereta:
“Namanya kelak adalah Saoshyant yang jaya dan namanya kelak Astvat-ereta. Dia adalah Saoshyant (Dia yang terpuji) karena dia
bermanfaat bagi seluruh dunia fisik. Dia kelak adalah Astvat-ereta (Dia yang suka memuji) karena sebagai ciptaan fisik
dan sebagai makhluk hidup dia akan tegak menjalankan penghancuran terhadap
makhluk fisik yang mempertahankan berhala dan sejenisnya serta memperbaiki
kesalahan dari kaum Majusi”. (Yasht 28:28).
Selanjutnya
dijelaskan mengenai kemakbulan doa-doa Nabi Besar Muhammad saw.:
Dia adalah Astvat-ereta, karena kejahatan yang
dilakukan oleh penyembah berhala maupun kaum Majusi terhadapnya tak bisa
melukainya karena doa-doanya. (Yasht 28:29).
Beberapa Ciri Misi Suci Saoshyant
(Nabi Besar Muhammad Saw.) dan Para Sahabatnya
Berikut adalah beberapa ciri khas
dari Nabi
Besar Muhammad saw. dalam nubuatan-nubuatan
tersebut:
1.
Para sahabat dari Saoshyant
yang suci diajak untuk datang.
2.
Fikiran, semanagat
dan iman para sahabat tidak pernah bertambah tua atau mati.
3. Pada kedatangannya
secara spiritual bangsa-bangsa yang mati akan bangkit kembali.
4.
Para musuhnya akan
jatuh. Usaha dan perangnya adalah untuk segala kejahatan.
5. Dia akan menjadi
sumber mata air evolusi serta perkembangan dari bangsa-bangsa.
6.
Dia akan menjadi
akhir dari para nabi. Di masanya
dunia akan di renovasi.
7.
Dia akan menaklukkan
dan memerintah setan.
8.
Dia akan menegakkan
agama yang murni. Akan menyingkirkan kegelapan dari dunia.
9.
Cahayanya yang besar
adalah busana ketulusan.
10. Para sahabat Saoshyant tidak akan
disebut pelayan melainkan kawan-kawannya. Agamanya adalah jalan tertinggi kepada kebijaksanaan.
11. Mereka akan mengalunkan doa dengan pujian
kepada Tuhan Yang-esa semata.
12. Fikiran mereka adalah fikiran yang baik,
kata-katanya baik, dan amal perbuatannya juga baik. Kedudukan mereka akan maju
menurut tatanan yang tulus.
13. Dia yang suci akan segera tiba. Saoshyant
adalah pemberi atau dermawan yang besar.
14. Dan penyelamat dengan wahyu yang luhur.
15. Saoshyant itu seperti Engkau wahai Tuhan Mazda (dicelup dalam warna Tuhan).
16. Dia kelak adalah lelaki ideal yang akan mengusir rancangan para pendeta palsu.
17. Bagaimana saya akan melengkapi pujian
kepadanya? Dia akan mengusir dari tanah ini para pemburu kesenangan yang
bermabuk-mabukan.
18. Kami (bangsa Iran) mengundang Saoshyant
yang dermawan, abadi, dan salih untuk menolong kami.
19. Mereka yang paling tepat dan benar dalam
pembicaraan mereka.
20. Dia yang paling tekun, yang paling mulia dalam
pemikirannya, yang paling agung dan perkasa.
21.Engkau (wahai Tuhan) yang dalam kekuasaan-Mu
kuletakkan kesusahan dan keraguanku.
22. Semoga kelak nabi yang Engkau simpan menemukan
dan memperoleh haknya demi kebahagiaanku.
23. PemikirMu yang baik dan yang Kau anugerahi
rahmat mukjizat, semoga Saoshyant-Mu (Muhammad) menyaksikan
betapa hadiah ganjaran-Mu kelak bagi dirinya. Kapan, wahai Mazda! Datang lelaki dengan pemikiran sempurna?…Saya datang
kepadamu, wahai engkau dermawan abadi, sebagai seorang pendeta yang memuji, dan
mohon pertolongan, sebagai seorang pengingat, membacakan doamu, dan sebagai
yang bersenandung demi pengorbanan dan kehormatanmu. Kehendak baikmu, dan
doamu. Wahai, engkau Saoshyant yang suci (Muhammad dan
para sahabatnya) dan demi salatmu yang tepat waktu demi rahmat dan pembebasan
dosa darimu.Wahai engkau dermawan abadi, yang memerintah dengan benar dan yang
mengungkap (semuanya) dengan benar!
24. Saya serahkan kepadamu daging jasadku ini
sendiri, dan begitu pula semua rahmat kehidupanku.
25. Dalam Dasatir
dikatakan: “Ketika kaum Zoroastrian meninggalkan agama mereka, seorang
laki-laki akan muncul di Arabia, yang
para pengikutnya akan menaklukkan Persia.”
26. Sebagai ganti menyembah api mereka akan menghadapkan wajahnya ke rumah Tuhan yang dibangun oleh Mahabad (Ibrahim) dalam doanya, yang
akan dibersihkan dari semua berhala.Mereka (para pengikut Nabi itu) akan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.
27.
Mereka akan menjadi tuan dari Persia, Madain,
Tus dan Balkh, tempat-tempat suci dari kaum Majusi.
28. Nabi
mereka kelak adalah seorang lelaki elok
yang mengungkapkan perkara-perkara yang ajaib.
29.
Orang-orang bijak dari Iran dan lain-lain akan
bergabung dengan mereka.
Demikianlah beberapa nubuatan tentang Nabi Besar Muhammad saw. dalam Kitab suci kaum majusi, dan mengenai keberadaan nubuatan-nubuatan
yang sama dalam Allah Swt. berfirman mengenai nubuatan-nubuatan dalam Kitab-kitab
suci golongan Ahli-Kitab:
اَلَّذِیۡنَ
یَتَّبِعُوۡنَ الرَّسُوۡلَ النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ یَجِدُوۡنَہٗ
مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ ۫ یَاۡمُرُہُمۡ
بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَنۡہٰہُمۡ عَنِ الۡمُنۡکَرِ وَ یُحِلُّ لَہُمُ الطَّیِّبٰتِ
وَ یُحَرِّمُ عَلَیۡہِمُ الۡخَبٰٓئِثَ وَ یَضَعُ عَنۡہُمۡ اِصۡرَہُمۡ وَ الۡاَغۡلٰلَ
الَّتِیۡ کَانَتۡ عَلَیۡہِمۡ ؕ فَالَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِہٖ وَ عَزَّرُوۡہُ وَ نَصَرُوۡہُ وَ اتَّبَعُوا النُّوۡرَ الَّذِیۡۤ اُنۡزِلَ
مَعَہٗۤ ۙ اُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿ ﴾٪ قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ
اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا الَّذِیۡ لَہٗ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۚ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَ یُحۡیٖ وَ یُمِیۡتُ ۪ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ الۡاُمِّیِّ الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ ﴿﴾
Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul, النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ
یَجِدُوۡنَہٗ مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ -- Nabi
Ummi, yang mereka dapati tercantum di dalam Taurat dan Injil yang
ada pada mereka. Ia menyuruh mereka kepada yang makruf, melarang mere-ka dari yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik, mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk, menyingkirkan
dari mereka beban mereka dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, mendukungnya, menolongnya,
dan mengikuti cahaya yang telah
ditu-runkan besertanya, mereka itulah orang-orang
yang berhasil.” قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا -- Katakanlah: “Hai manusia, sesungguhnya
aku Rasul Allah kepada kamu semua.
Dia-lah Yang Memiliki kerajaan seluruh langit dan bumi, tidak
ada Tuhan kecuali Dia. Dia
menghidupkan dan mematikan, فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ الۡاُمِّیِّ الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ -- maka berimanlah
kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Ummi yang beriman kepada Allah
dan Kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’rāf
[7]:158-169).
Beberapa nubuatan Bible berkenaan dengan Nabi Besar Muhammad saw. lihat Matius 23:39; Yahya
14:16, 26; 16:7-14; Ulangan 18:18 dan 33:2; Jesaya 21:13-17 dan
20:62; Syiru ‘Lasyar 1:5-6; Habakuk 3:7.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 15 Agustus
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar