Minggu, 07 September 2014

Penyimpangan dari "Fithrah Allah" dan Diinil Fithrah" (Agama Fithrah) Menyebabkan Munculnya "Kemusyrikan" & Nubauatan Pengutusan Nabi Besar Muhammad Saw. dan Al-Masih Mau'ud a.s. Dalam Kitab Suci Kaum Majusi"



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


 Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   310

   Penyimpangan dari  Fitrah Allah” dan “Dīnul Fitrah” (Agama Fitrah)  Menyebabkan Munculnya   Kemusyrikan &  Nubuatan Pengutusan Nabi Besar Muhammad Saw. dan Al-Masih Mau’ud a.s. Dalam Kitab Suci Kaum Majusi

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai pendustaan dan penentangan   yang senantiasa berulang terhadap para rasul Allah, berikut  firman-Nya ketika Allah Swt. membangkitkan Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Rasul Allah yang  kedatangannya dijanjikan kepada bangsa Arab jahiliyah (QS.2:128-130) dan kepada para pemeluk agama-agama sebelum Islam  (QS.7:35-37 & 156-159):
وَ عَجِبُوۡۤا اَنۡ جَآءَہُمۡ مُّنۡذِرٌ مِّنۡہُمۡ ۫ وَ قَالَ  الۡکٰفِرُوۡنَ ہٰذَا سٰحِرٌ کَذَّابٌ ۖ﴿ۚ﴾  اَجَعَلَ  الۡاٰلِہَۃَ  اِلٰـہًا وَّاحِدًا ۚۖ اِنَّ ہٰذَا  لَشَیۡءٌ  عُجَابٌ ﴿﴾  وَ انۡطَلَقَ الۡمَلَاُ مِنۡہُمۡ  اَنِ امۡشُوۡا وَ اصۡبِرُوۡا عَلٰۤی  اٰلِہَتِکُمۡ ۚۖ اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ  یُّرَادُ ۖ﴿ۚ﴾  مَا سَمِعۡنَا بِہٰذَا فِی الۡمِلَّۃِ  الۡاٰخِرَۃِ ۚۖ اِنۡ ہٰذَاۤ   اِلَّا  اخۡتِلَاقٌ ۖ﴿ۚ﴾  ءَ اُنۡزِلَ عَلَیۡہِ الذِّکۡرُ مِنۡۢ بَیۡنِنَا ؕ بَلۡ ہُمۡ فِیۡ شَکٍّ مِّنۡ ذِکۡرِیۡ ۚ بَلۡ  لَّمَّا یَذُوۡقُوۡا عَذَابِ ؕ﴿﴾
Dan mereka heran bahwa  kepada mereka datang seorang pemberi peringatan dari antara mereka,  dan  orang-orang kafir itu berkata:  ہٰذَا سٰحِرٌ کَذَّابٌ  --  “Ini seorang tukang sihir dan seorang pendusta besar.  اَجَعَلَ  الۡاٰلِہَۃَ  اِلٰـہًا وَّاحِدًا  --  “Apakah ia telah membuat  tuhan-tuhan itu satu Tuhan saja? اِنَّ ہٰذَا  لَشَیۡءٌ  عُجَابٌ   -- Sesungguhnya ini benar-benar suatu  yang  ajaib.”   وَ انۡطَلَقَ الۡمَلَاُ مِنۡہُمۡ            --  dan para pemimpin mereka berjalan sambil berkata:  اَنِ امۡشُوۡا وَ اصۡبِرُوۡا عَلٰۤی  اٰلِہَتِکُمۡ  -- “Pergilah dan  tetaplah bersama  tuhan-tuhan kamu,  اِنَّ ہٰذَا لَشَیۡءٌ  یُّرَادُ   -- sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang dikehendaki. مَا سَمِعۡنَا بِہٰذَا فِی الۡمِلَّۃِ  الۡاٰخِرَۃِ --  ”Kami sekali-kali tidak pernah  mendengar hal ini dalam agama terdahulu. اِنۡ ہٰذَاۤ   اِلَّا  اخۡتِلَاقٌ  --  Ini tidak lain melainkan   penipuan belaka.  ءَ اُنۡزِلَ عَلَیۡہِ الذِّکۡرُ مِنۡۢ بَیۡنِنَا  --    Apakah dari antara kita hanya kepadanya peringatan itu diturunkan?”  بَلۡ ہُمۡ فِیۡ شَکٍّ مِّنۡ ذِکۡرِیۡ ۚ بَلۡ  لَّمَّا یَذُوۡقُوۡا عَذَابِ  -- Bahkan mereka dalam keraguan mengenai peringatan-Ku. Tidak, bahkan mereka benar-benar belum merasakan azab-Ku. (Shād [38]:5-9).
   “Agama terdahulu” dapat ditujukan kepada agama Kristen atau kepercayaan kaum musyrik Mekkah, atau dapat mengisyaratkan kepada semua agama sebelum Islam, sebab tidak ada agama sebelum Islam mempunyai kepercayaan mengenai  ke-Esa-an Tuhan yang tetap murni dan utuh.

Jenis Kemusyrikan   Berupa “Perpecahan Umat Beragama

        Dari Al-Quran diketahui bahwa yang dimaksud dengan syirik (kemusyrikan) tidak hanya berarti menyembah patung-patung, kuburan dan menyembah segala sesuatu yang dianggap keramat,  tetapi  juga bersikap taqlid secara membuta kepada para pemuka agama yang kemudian membuat umat beragama menjadi terpecah-belah pun  termasuk  kemusyrikan (syirk) pula, firman-Nya:
فَاَقِمۡ  وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ حَنِیۡفًا ؕ فِطۡرَتَ اللّٰہِ  الَّتِیۡ فَطَرَ  النَّاسَ عَلَیۡہَا ؕ لَا تَبۡدِیۡلَ  لِخَلۡقِ اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ الدِّیۡنُ الۡقَیِّمُ ٭ۙ وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿٭ۙ﴾   مُنِیۡبِیۡنَ اِلَیۡہِ وَ اتَّقُوۡہُ  وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ  وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿ۙ﴾  مِنَ الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ  وَ کَانُوۡا شِیَعًا ؕ کُلُّ  حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ ﴿﴾
Maka hadapkanlah wajah kamu kepada agama yang lurus, yaitu fitrat Allah,  yang atas dasar itu  Dia menciptakan manusia, tidak ada perubahan dalam penciptaan Allah,  ذٰلِکَ الدِّیۡنُ الۡقَیِّمُ  --   itulah agama yang lurus, وَ لٰکِنَّ  اَکۡثَرَ النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ   -- tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. مُنِیۡبِیۡنَ اِلَیۡہِ وَ اتَّقُوۡہُ  وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ   --   Kembalilah kamu kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat, وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ  -- dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik,    مِنَ الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ  وَ کَانُوۡا شِیَعًا ؕ  --  yaitu orang-orang yang memecah-belah agamanya dan mereka menjadi golongan-golongan,  کُلُّ  حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ --  tiap-tiap golongan bangga dengan apa yang ada pada mereka. (Ar-Rūm [30]:31-33). 
        Makna ayat 31 adalah bahwa Allah Swt. sebagai    Tuhan Pencipta alam semesta adalah  Esa, dan kemanusiaan itu satu, inilah fithrat Allah dan dīnul-fithrah — satu agama yang berakar dalam fitrat manusia — dan terhadapnya manusia menyesuaikan diri dan berlaku secara naluri.
        Menurut Nabi Besar Muhammad saw., di dalam agama fithrah (dīnul-fithrah) inilah seorang bayi dilahirkan  -- yaitu sesuai dengan kesaksian  setiap jiwa  mengenai kepercayaannya akan Tauhid Ilahi  (QS.7:173-174) -- akan tetapi lingkungannya, cita-cita dan kepercayaan-kepercayaan orang tuanya, serta didikan dan ajaran yang diperolehnya dari mereka itu, kemudian membuat dia Yahudi, Majusi atau Kristen (Bukhari).
       Ayat selanjutnya mengenai perintah  mendirikan shalat   menjelaskan, bahwa hanya semata-mata percaya kepada Kekuasaan mutlak dan Keesaan Tuhan   -- yang sesungguhnya hal itu merupakan asas pokok agama yang hakiki  -- adalah tidak cukup. Sebab suatu agama yang benar harus memiliki peraturan-peraturan dan perintah-perintah tertentu. Dari semua peraturan dan perintah syariat  itu mendirikan  shalat   -- yang merupakan sarana berkomunikasi secara langsung dengan Allah Swt.  -- adalah yang harus mendapat prioritas utama.

Munculnya Kemusyrikan di Kalangan Kaum Yahudi dan Nasrani

        Ayat selanjutnya menjelaskan bahwa penyimpangan dari fithah Allah  dan  dīnul-fithrah  yakni agama sejati   menjuruskan umat beragama di zaman lampau kepada perpecahan dalam bentuk aliran-aliran yang saling memerangi dan menyebabkan sengketa di antara mereka, sebab mereka tidak lagi beribadah kepada Allah Swt. secara tulus-ikhlas dan lurus (QS.98:1-9), melainkan mereka telah mulai menyimpang ke dalam berbagai bentuk syirk (kemusyrikan), sebagaimana yang terjadi di kalangan kaum Yahudi dan Kristen­, firman-Nya:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ عُزَیۡرُۨ  ابۡنُ اللّٰہِ وَ قَالَتِ النَّصٰرَی الۡمَسِیۡحُ  ابۡنُ  اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ ۚ یُضَاہِـُٔوۡنَ  قَوۡلَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ ؕ قٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی  یُؤۡفَکُوۡنَ ﴿﴾

Dan  orang-orang Yahudi berkata:  عُزَیۡرُۨ  ابۡنُ اللّٰہِ --  Uzair  adalah  anak Allah”, dan orang-orang Nasrani berkata:  الۡمَسِیۡحُ  ابۡنُ  اللّٰہِ  -- “Al-Masih adalah  anak  Allah.” ذٰلِکَ قَوۡلُہُمۡ بِاَفۡوَاہِہِمۡ   -- demikian itulah perkataan mereka dengan mulutnya,  یُضَاہِـُٔوۡنَ  قَوۡلَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ قَبۡلُ   -- mereka  meniru-niru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. ٰتَلَہُمُ اللّٰہُ ۚ۫ اَنّٰی  یُؤۡفَکُوۡنَ   -- Allah membinasakan mereka, bagaimana mereka sampai dipalingkan dari Tauhid? (At-Taubah [9]:30).
     ‘Uzair atau Ezra hidup pada abad kelima sebelum Masehi. Beliau keturunan Seraya, imam agung, dan karena beliau sendiri pun anggota Dewan Imam dan dikenal sebagai Imam Ezra. Beliau termasuk seorang tokoh terpenting di masanya dan mem-punyai pengaruh yang luas sekali dalam mengembangkan agama Yahudi. Beliau men-dapat kehormatan khas di antara nabi-nabi Israil.
      Orang-orang Yahudi di Medinah dan suatu mazhab Yahudi di Hadramaut, mempercayai beliau sebagai anak Allah. Para Rabbi (pendeta-pendeta Yahudi) menghubungkan nama beliau dengan beberapa lembaga-lembaga penting. Renan mengemukakan dalam mukadimah bukunya “History of the People of Israel” bahwa bentuk agama Yahudi yang-pasti dapat dianggap berwujud semenjak masa Ezra. Dalam kepustakaan golongan Rabbi, beliau dianggap patut jadi wahana pengemban syariat seandainya syariat itu tidak dibawa oleh Nabi Musa a.s... Beliau bekerjasama dengan Nehemya dan wafat pada usia 120 tahun di Babil (Yewish  Encyclopaedia Biblica).
        Bentuk kemusyrikan lainnya yang terjadi di kalangan golongan Ahli Kitab tersebut dijelaskan dalam firman Allah Swt. selanjutnya:
اِتَّخَذُوۡۤا اَحۡبَارَہُمۡ وَ رُہۡبَانَہُمۡ اَرۡبَابًا مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ وَ الۡمَسِیۡحَ ابۡنَ مَرۡیَمَ ۚ وَ مَاۤ  اُمِرُوۡۤا  اِلَّا  لِیَعۡبُدُوۡۤا  اِلٰـہًا  وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ ؕ سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ ﴿﴾
Mereka telah menjadikan ulama-ulama mereka dan rahib-rahib mereka   sebagai tuhan-tuhan selain Allah, dan begitu juga Al-Masih ibnu Maryam, وَ مَاۤ  اُمِرُوۡۤا  اِلَّا  لِیَعۡبُدُوۡۤا  اِلٰـہًا  وَّاحِدًا ۚ لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ  -- padahal  mereka tidak diperintahkan melainkan supaya mereka menyembah Tuhan Yang Mahaesa.  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ  -- Tidak ada Tuhan kecuali Dia. سُبۡحٰنَہٗ عَمَّا یُشۡرِکُوۡنَ  -- Maha-suci Dia dari apa yang mereka sekutukan.  (Taubah [9]:31).
      Ahbar adalah ulama-ulama Yahudi dan Ruhban adalah para rahib agama Nasrani.

Nubuatan Di Kalangan Kaum Majusi  Mengenai Kedatangan Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Masih Mau’ud a.s.

        Jadi, pada masa pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. ada tiga jenis “orang-orang musyrik”, (1) bangsa Arab jahiliyah yang memiliki 360 buah patung sembahan yang ditempatkan di Ka’bah,   (2)  kaum Shabi’, penyembah bintang, (3) kemusyrikan yang terjadi di kalangan golongan agama, baik itu golongan Ahli Kitab mau pun  kaum Majusi penyembah api  yakni  bangsa Iran (Persia).
  Kaum Majusi  mempercayai dua  tuhan, (1) Ahuramazda (juga disebut Ohrmazd, Hourmazd, Hormazd, Aramazd and Azzandara) (Tuhan cahaya) dan (2) Ahriman (tuhan kegelapan). Rasul Allah yang diutus sebagai    mushlih  (pembaharu) di kalangan kaum Majusi   adalah  Zoroaster a.s., atau Zarathustra a.s. yang  bukan saja menubuatkan kedatangan Nabi Besar Muhammad saw.   – yang mereka sebut  Saoshyant (Dia yang terpuji)  --   tetapi juga menubuatkan kedatangan Mesio Darbahmi atau Al-Masih Mau’ud a.s..  Kepercayaan kaum Majusi mengenai kedatangan  Mesio Darbahmi atau Al-Masih  tersebut  tercantum juga dalam Injil Matius 2:1-12.
     Suatu bagian yang patut direnungkan dalam ajaran Zoroastrian adalah juga kemiripannya dengan ajaran Alkitab dan Al-Quran.   Nubuatan   mengenai  pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. tersebut  adalah:
Seorang perempuan akan mandi di danau Kashva dan akan mengandung. Dia akan melahirkan seorang nabi yang dijanjikan”. 
        Menurut kaum Zoroastrian danau Kashva diperkirakan di Sistan, dimana Raja Parsi Xerxes telah menghilang ketika mandi. Mereka menyatakan bahwa sumber air kehidupan yang sama dimana Xerxes yang Majusi dan Khwaja Khidir yang Muslim masih hidup disana, mengajarkan kebijaksanaan kepada umat dan membimbing mereka yang tersesat jalan.
        Ada pun yang dimaksud dengan  perempuan yang mandi di danau Kashva atau sumber air itu yakni Siti Hajar yang agung, yang kemudian  sebagai pengabulan doa dari Nabi Ibrahim a.s. bersama   putra beliau, Nabi Isma’il a.s.,  lahir Nabi Besar Muhammad saw. (QS.2:128-230) yang dalam nubuatan agama kaum Majusi disebut   Saoshyant atau Astvat-ereta:
Namanya kelak adalah Saoshyant yang jaya dan namanya kelak Astvat-ereta. Dia adalah Saoshyant (Dia yang terpuji) karena dia bermanfaat bagi seluruh dunia fisik. Dia kelak adalah Astvat-ereta (Dia yang suka memuji) karena sebagai ciptaan fisik dan sebagai makhluk hidup dia akan tegak menjalankan penghancuran terhadap makhluk fisik yang mempertahankan berhala dan sejenisnya serta memperbaiki kesalahan dari kaum Majusi”. (Yasht 28:28).
 Selanjutnya dijelaskan mengenai kemakbulan doa-doa Nabi Besar Muhammad saw.:
Dia adalah Astvat-ereta, karena kejahatan yang dilakukan oleh penyembah berhala maupun kaum Majusi terhadapnya tak bisa melukainya  karena doa-doanya. (Yasht 28:29).

Beberapa Ciri Misi Suci Saoshyant (Nabi Besar Muhammad Saw.)  dan Para Sahabatnya

      Berikut adalah beberapa ciri khas dari  Nabi Besar Muhammad saw. dalam nubuatan-nubuatan tersebut:
1.     Para sahabat dari Saoshyant yang suci diajak untuk datang.
2.     Fikiran, semanagat dan iman para sahabat tidak pernah bertambah tua atau mati.
3.  Pada kedatangannya secara spiritual bangsa-bangsa yang mati akan bangkit kembali.
4.     Para musuhnya akan jatuh. Usaha dan perangnya adalah untuk segala kejahatan.
5.  Dia akan menjadi sumber mata air evolusi serta perkembangan dari bangsa-bangsa.
6.     Dia akan menjadi akhir dari para nabi. Di masanya dunia akan di renovasi.
7.     Dia akan menaklukkan dan memerintah setan.
8.  Dia akan menegakkan agama yang murni. Akan menyingkirkan kegelapan dari dunia.
9.     Cahayanya yang besar adalah busana ketulusan.
10. Para sahabat Saoshyant tidak akan disebut pelayan melainkan kawan-kawannya. Agamanya adalah jalan tertinggi kepada kebijaksanaan.
11.      Mereka akan mengalunkan doa dengan pujian kepada Tuhan Yang-esa semata.
12. Fikiran mereka adalah fikiran yang baik, kata-katanya baik, dan amal perbuatannya juga baik. Kedudukan mereka akan maju menurut tatanan yang tulus.
13.  Dia yang suci akan segera tiba. Saoshyant adalah pemberi atau dermawan yang besar.
14.   Dan penyelamat dengan wahyu yang luhur.
15. Saoshyant itu seperti Engkau wahai Tuhan Mazda (dicelup dalam warna Tuhan).
16.   Dia kelak adalah lelaki ideal yang akan mengusir rancangan para pendeta palsu.
17.  Bagaimana saya akan melengkapi pujian kepadanya? Dia akan mengusir dari tanah ini para pemburu kesenangan yang bermabuk-mabukan.
18. Kami (bangsa Iran) mengundang Saoshyant yang dermawan, abadi, dan salih untuk menolong kami.
19.     Mereka yang paling tepat dan benar dalam pembicaraan mereka.
20.      Dia yang paling tekun, yang paling mulia dalam pemikirannya, yang paling agung dan perkasa.
21.Engkau (wahai Tuhan) yang dalam kekuasaan-Mu kuletakkan kesusahan dan keraguanku.
22. Semoga kelak nabi yang Engkau simpan menemukan dan memperoleh haknya demi kebahagiaanku.
23. PemikirMu yang baik dan yang Kau anugerahi rahmat mukjizat, semoga Saoshyant-Mu (Muhammad) menyaksikan betapa hadiah ganjaran-Mu kelak bagi dirinya. Kapan, wahai Mazda! Datang lelaki dengan pemikiran sempurna?…Saya datang kepadamu, wahai engkau dermawan abadi, sebagai seorang pendeta yang memuji, dan mohon pertolongan, sebagai seorang pengingat, membacakan doamu, dan sebagai yang bersenandung demi pengorbanan dan kehormatanmu. Kehendak baikmu, dan doamu. Wahai, engkau Saoshyant yang suci (Muhammad dan para sahabatnya) dan demi salatmu yang tepat waktu demi rahmat dan pembebasan dosa darimu.Wahai engkau dermawan abadi, yang memerintah dengan benar dan yang mengungkap (semuanya) dengan benar!
24. Saya serahkan kepadamu daging jasadku ini sendiri, dan begitu pula semua rahmat kehidupanku.
25. Dalam Dasatir dikatakan: “Ketika kaum Zoroastrian meninggalkan agama mereka, seorang laki-laki akan muncul di Arabia, yang para pengikutnya akan menaklukkan Persia.”
26.  Sebagai ganti menyembah api mereka akan menghadapkan wajahnya ke rumah Tuhan yang dibangun oleh Mahabad (Ibrahim) dalam doanya, yang akan dibersihkan dari semua berhala.Mereka (para pengikut Nabi itu) akan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
27.  Mereka akan menjadi tuan dari Persia, Madain, Tus dan Balkh, tempat-tempat suci dari kaum Majusi.
28.  Nabi mereka kelak adalah seorang lelaki elok yang mengungkapkan perkara-perkara yang ajaib.
29.         Orang-orang bijak dari Iran dan lain-lain akan bergabung dengan mereka.
     Demikianlah beberapa nubuatan tentang  Nabi Besar Muhammad saw. dalam Kitab suci   kaum majusi, dan mengenai  keberadaan nubuatan-nubuatan yang sama dalam   Allah Swt. berfirman mengenai nubuatan-nubuatan  dalam Kitab-kitab suci golongan Ahli-Kitab:
اَلَّذِیۡنَ یَتَّبِعُوۡنَ الرَّسُوۡلَ النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ یَجِدُوۡنَہٗ مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ ۫ یَاۡمُرُہُمۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ یَنۡہٰہُمۡ عَنِ الۡمُنۡکَرِ وَ یُحِلُّ لَہُمُ الطَّیِّبٰتِ وَ یُحَرِّمُ عَلَیۡہِمُ الۡخَبٰٓئِثَ وَ یَضَعُ عَنۡہُمۡ اِصۡرَہُمۡ وَ الۡاَغۡلٰلَ الَّتِیۡ کَانَتۡ عَلَیۡہِمۡ ؕ فَالَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا بِہٖ  وَ عَزَّرُوۡہُ وَ نَصَرُوۡہُ  وَ اتَّبَعُوا النُّوۡرَ الَّذِیۡۤ اُنۡزِلَ مَعَہٗۤ ۙ اُولٰٓئِکَ  ہُمُ  الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿ ﴾٪  قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا الَّذِیۡ لَہٗ  مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ  وَ الۡاَرۡضِ ۚ لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا ہُوَ یُحۡیٖ وَ یُمِیۡتُ ۪ فَاٰمِنُوۡا  بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ  الۡاُمِّیِّ  الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ  لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ ﴿﴾
Yaitu orang-orang yang mengikuti Rasul,  النَّبِیَّ الۡاُمِّیَّ الَّذِیۡ یَجِدُوۡنَہٗ مَکۡتُوۡبًا عِنۡدَہُمۡ فِی التَّوۡرٰىۃِ وَ الۡاِنۡجِیۡلِ  --  Nabi Ummi,   yang mereka dapati tercantum di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka.  Ia menyuruh mereka kepada yang makruf, melarang mere-ka dari yang mungkar, menghalalkan bagi mereka segala yang baik,  mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, menyingkirkan dari mereka beban mereka dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang  beriman kepadanya,  mendukungnya,   menolongnya, dan mengikuti cahaya yang telah ditu-runkan besertanya, mereka itulah orang-orang yang berhasil.” قُلۡ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ جَمِیۡعَۨا  --   Katakanlah: “Hai manusia,  sesungguhnya aku Rasul Allah kepada kamu semua.  Dia-lah Yang Memiliki  kerajaan seluruh langit dan bumi, tidak ada Tuhan kecuali Dia.  Dia menghidupkan dan mematikan,   فَاٰمِنُوۡا  بِاللّٰہِ وَ رَسُوۡلِہِ النَّبِیِّ  الۡاُمِّیِّ  الَّذِیۡ یُؤۡمِنُ بِاللّٰہِ وَ کَلِمٰتِہٖ وَ اتَّبِعُوۡہُ  لَعَلَّکُمۡ تَہۡتَدُوۡنَ  -- maka berimanlah kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi Ummi yang beriman kepada Allah dan Kalimat-kalimat-Nya,  dan  ikutilah dia supaya kamu mendapat petunjuk.” (Al-A’rāf [7]:158-169).
         Beberapa nubuatan Bible berkenaan dengan Nabi Besar Muhammad saw.   lihat Matius 23:39; Yahya 14:16, 26; 16:7-14; Ulangan 18:18 dan 33:2; Jesaya 21:13-17 dan 20:62; Syiru ‘Lasyar 1:5-6; Habakuk 3:7.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                                              ***
Pajajaran Anyar,  15 Agustus     2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar