بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 235
Perumpamaan “Keledai
Pemikul Buku” yang Bersuara Buruk & Kecaman
Keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai
penegasan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani: “Orang yang tidak bisa menemui
pengetahuan ini di dalam dirinya
tidak akan menjadi arif walaupun dia membaca seribu buah buku.” Beliau menjelaskan mengenai hal tersebut:
“....Bila Allah Yang Maha Tinggi sendiri yang menjadi Guru, Dia karuniakan ilmu
yang dari-Nya sebagaimana Dia lakukan kepada Khaidhir. Kemudian manusia dengan kesadaran yang diperolehnya sampai kepada peringkat makrifat di mana dia mengenali Tuhan-nya dan menyembah-Nya yang dia kenal. Orang yang
sampai kepada suasana ini memiliki penyaksian ruh suci dan dapat melihat kekasih Allah, Nabi Muhammad saw.. Dia bisa berbicara dengan baginda saw. mengenai segala perkara dari awal hingga ke
akhirnya, dan semua nabi-nabi
yang lain memberikannya kabar gembira
tentang janji penyatuan dengan yang dikasihi. Allah menggambarkan suasana ini:
"Karena Barangsiapa taat kepada Allah
dan rasul-Nya, maka mereka beserta orang-orang yang diberi nikmat
dari antara nabi-nabi, shiddiq-shiddiq,
syuhada dan shālihīn dan alangkah baiknya mereka ini sebagai
sahabat karib". (Surah Nisā',
ayat 70).
Orang yang tidak bisa menemui pengetahuan ini di dalam dirinya tidak
akan menjadi arif walaupun dia membaca seribu buah buku. Nikmat
yang bisa diharapkan oleh orang yang mempelajari ilmu dhohir ialah surga;
di sana semua yang dapat dilihat
adalah kenyataan Sifat-sifat Ilahi
dalam bentuk cahaya.....”
Pernyataan
keras tersebut sesuai pula dengan firman Allah Swt. berikut ini mengenai orang-orang Yahudi, firman-Nya:
مَثَلُ
الَّذِیۡنَ حُمِّلُوا
التَّوۡرٰىۃَ ثُمَّ لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا کَمَثَلِ الۡحِمَارِ یَحۡمِلُ اَسۡفَارًا ؕ بِئۡسَ
مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا
بِاٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ وَ اللّٰہُ لَا
یَہۡدِی الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Misal (perumpamaan) orang-orang yang dipikulkan kepada mereka
Taurat, kemudian mereka tidak
memikulnya, adalah semisal keledai
yang memikul ki-tab-kitab. Sangat
buruk misal kaum yang mendustakan
Tanda-tanda Allah. Dan Allah tidak
akan memberi petunjuk kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah [62]:6).
Teriakan-teriakan keras Keledai-keledai
Bodoh dan Penakut & “Singa
Allah”
Keledai dikenal sebagai bintang penakut dan bodoh, tetapi suaranya keras
dan tidak enak didengar, sebagaimana nasihat Nabi Luqman a.s. kepada anaknya,
firman-Nya:
یٰبُنَیَّ
اَقِمِ الصَّلٰوۃَ وَ اۡمُرۡ
بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ انۡہَ عَنِ
الۡمُنۡکَرِ وَ اصۡبِرۡ عَلٰی مَاۤ اَصَابَکَ ؕ اِنَّ ذٰلِکَ مِنۡ عَزۡمِ الۡاُمُوۡرِ ﴿ۚ﴾ وَ لَا
تُصَعِّرۡ خَدَّکَ لِلنَّاسِ وَ لَا تَمۡشِ فِی الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ لَا
یُحِبُّ کُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍ ﴿ۚ﴾ وَ اقۡصِدۡ
فِیۡ مَشۡیِکَ وَ اغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِکَ ؕ
اِنَّ اَنۡکَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِیۡرِ ﴿٪﴾
“Wahai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan dan
cegahlah orang berbuat kemungkaran,
dan bersabarlah atas apa yang menimpa
engkau. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah dari perkara-perkara yang telah ditetapkan. Dan janganlah
engkau memalingkan pipi engkau dari orang-orang dengan angkuh, dan jangan
berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang congkak dan sombong, dan berjalanlah
engkau dengan sederhana, dan rendahkanlah
suara engkau. Sesungguhnya yang
paling tidak menyenangkan di antara suara-suara adalah suara
keledai.” (Luqman [31]:18-19).
Pentingnya Kesinambungan Pengutusan Rasul Allah sebagai “Singa
Allah”
Mengenai kepengecutan keledai-keledai yang bersuara
keras dan tidak enak didengar
tersebut tersebut Allah Swt. berfirman mengenai misal (perumpamaan) orang-orang
yang mendustakan dan menentang Nabi Besar Muhammad saw.
:
فَمَا لَہُمۡ عَنِ التَّذۡکِرَۃِ مُعۡرِضِیۡنَ ﴿ۙ﴾ کَاَنَّہُمۡ
حُمُرٌ مُّسۡتَنۡفِرَۃٌ ﴿ۙ﴾ فَرَّتۡ مِنۡ قَسۡوَرَۃٍ ﴿ؕ﴾ بَلۡ یُرِیۡدُ
کُلُّ امۡرِیًٔ مِّنۡہُمۡ اَنۡ یُّؤۡتٰی صُحُفًا مُّنَشَّرَۃً ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ
بَلۡ لَّا یَخَافُوۡنَ الۡاٰخِرَۃَ ﴿ؕ﴾ کَلَّاۤ اِنَّہٗ
تَذۡکِرَۃٌ﴿ۚ﴾ فَمَنۡ شَآءَ ذَکَرَہٗ ﴿ؕ﴾
وَ مَا یَذۡکُرُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ ؕ ہُوَ اَہۡلُ
التَّقۡوٰی وَ اَہۡلُ الۡمَغۡفِرَۃِ ﴿٪﴾
Maka apakah yang terjadi dengan mereka
hingga mereka berpaling dari peringatan, seolah-olah mereka itu keledai-keledai yang ketakutan, lari
dari singa? Bahkan, setiap orang dari mereka menghendaki supaya
dia diberi lembaran-lembaran terbuka. Sekali-kali tidak! Bahkan mereka tidak takut pada akhirat. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Al-Quran itu adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki, hendaklah ia memperhatikannya. Dan mereka
tidak akan memperhatikan kecuali jika
Allah menghendaki.
Dia memberi ketakwaan dan Dia memberi ampunan.
(Al-Mudatstsār
[74]:50-57).
Makna ayat-ayat فَمَا
لَہُمۡ عَنِ التَّذۡکِرَۃِ مُعۡرِضِیۡنَ --
maka apakah yang terjadi dengan
mereka hingga mereka berpaling dari
peringatan, کَاَنَّہُمۡ حُمُرٌ
مُّسۡتَنۡفِرَۃٌ
-- seolah-olah mereka itu
keledai-keledai yang ketakutan, فَرَّتۡ مِنۡ قَسۡوَرَۃٍ -- lari
dari singa?” merupakan sindiran keras
Allah Swt. kepada para penentang Rasul
Allah di setiap zaman, bahwa
hendaknya mereka itu menghadapi da’wat ilallāh yang disampaikan Rasul Allah dengan cara-cara yang santun, yaitu melakukan dialog yang beradab, bukannya melakukan cara-cara kekerasan
sambil melontarkan tuduhan-tuduhan dusta
serta fitnah-fitnah – seperti teriakan-teriakan ketakutan keledai-keledai yang bersuara buruk, karena mendengar suara atau melihat “Singa Allah” yakni Rasul Allah yang diutus kepada mereka,
terutama Nabi Besar Muhammad saw..
Ada pun
yang diisyaratkan dalam ayat بَلۡ یُرِیۡدُ کُلُّ امۡرِیًٔ مِّنۡہُمۡ
اَنۡ یُّؤۡتٰی صُحُفًا مُّنَشَّرَۃ -- “Bahkan, setiap orang dari mereka menghendaki supaya
dia diberi lembaran-lembaran terbuka,” di sini mungkin tuntutan orang-orang kafir yang tidak pantas seperti disebut pada
suatu tempat dalam Al-Quran, bahwa mereka tidak
akan beriman kecuali bila Nabi Besar
Muhammad saw. membawa turun dari langit
sebuah kitab bagi mereka, yang mereka
akan dapat membacanya atau memahaminya dengan mudah (QS.17:94).
Orang-orang kafir
tidak akan dapat mendapat faedah dari
Al-Quran kecuali bila mereka
menyesuaikan kehendak mereka dengan kehendak Ilahi, yaitu kecuali bila
mereka menundukkan semua keinginan mereka kepada kehendak Ilahi (QS.76:31), itulah makna
firman-Nya وَ مَا یَذۡکُرُوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ ؕ ہُوَ اَہۡلُ
التَّقۡوٰی وَ اَہۡلُ الۡمَغۡفِرَۃِ -- “Dan mereka
tidak akan memperhatikan kecuali jika
Allah menghendaki.
Dia memberi ketakwaan dan Dia memberi ampunan.”
Kecaman Keras Nabi
Isa Ibnu Maryam a.s. kepada Ahli-ahli
Taurat dan Orang-orang Farisi
Jadi, kembali
kepada firman-Nya mengenai keledai
yang memikul buku-buku tebal
tetapi ia tetap bodoh:
مَثَلُ الَّذِیۡنَ
حُمِّلُوا التَّوۡرٰىۃَ ثُمَّ
لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا کَمَثَلِ
الۡحِمَارِ یَحۡمِلُ اَسۡفَارًا ؕ بِئۡسَ مَثَلُ الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِ
اللّٰہِ ؕ وَ اللّٰہُ لَا یَہۡدِی
الۡقَوۡمَ الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Misal (perumpamaan) orang-orang yang dipikulkan kepada mereka
Taurat, kemudian mereka tidak
memikulnya, adalah semisal keledai
yang memikul ki-tab-kitab. Sangat
buruk misal kaum yang mendustakan
Tanda-tanda Allah. Dan Allah tidak
akan memberi petunjuk kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah [62]:6).
Makna kalimat ثُمَّ لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا
-- “kemudian mereka tidak memikulnya” artinya antara lain:
(1) mereka tidak mengamalkannya dengan benar yakni tidak ada kesesuaian antara ucapan mereka dengan amal perbuatan mereka (QS.2:41-45;
QS.61:3-5);
(2) mereka tidak mempercayai dan mensalah-tafsirkan makna nubuatan-nubuatan
yang terdapat di dalamnya -- baik
berkenaan dengan kedatangan para Rasul
Allah yang dibangkitkan di
kalangan mereka termasuk Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.2:88-89),
mau pun kedatangan Nabi Besar Muhammad
saw. yakni nabi yang seperti Musa (Ulangan 18:18-19; QS.26:193-198;
QS.46:11; QS.61:7; QS.73:16) -- padahal mereka mengetahui kebenaran nubuatan-nubuatan yang
tercantum dalam Taurat tersebut
bagaikan mengenal anak-anak mereka sendiri
(QS.2:147; QS.6:21; QS.7:158;
QS.26:193-198).
(3) mereka
mengubah-ubah atau menyembunyikan bahkan menghilangkan ayat-ayat
Taurat yang berisi nubuatan-nubutan
mengenai kedatangan para rasul Allah,
-- termasuk Nabi Besar Muhammad saw.
-- sekehendak hawa-nafsu mereka (QS.2:43; QS.3:72 & 79-83).
Sesuai dengan firman Allah Swt. tersebut,
dalam “Perjanjian Baru” (Matius 23:1-39) Yesus
Kristus (Nabi Isa Ibnu Maryam
a.s.) mengecam keras mereka, lihat fasal ”Yesus Mengecam Ahli-ahli
Taurat dan Orang-orang Farisi”:
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
katanya: 23:2
"Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi
Musa. 23:3
Sebab itu turutilah dan
lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan
mereka, karena mereka mengajarkannya
tetapi tidak melakukannya. 23:4
Mereka mengikat
beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5
Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; 23:6
mereka suka duduk di
tempat terhormat dalam perjamuan dan di
tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7
mereka suka menerima
penghormatan di pasar dan suka
dipanggil Rabi.
23:8
Tetapi kamu, janganlah
kamu disebut Rabi; karena hanya satu
Rabimu dan kamu semua adalah saudara.
23:9
Dan janganlah kamu
menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia
yang di sorga. 23:10
Janganlah pula kamu disebut
pemimpin, karena hanya satu
Pemimpinmu, yaitu Mesias.
23:11
Barangsiapa terbesar
di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12
Dan barangsiapa meninggikan
diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. 23:13
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi , hai kamu orang-orang munafik, karena kamu
menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. 23:14
(Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang
panjang-panjang. Sebab itu kamu
pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) 23:15
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu mengarungi lautan dan
menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut
agamamu dan sesudah ia bertobat,
kamu menjadikan dia orang neraka,
yang dua kali lebih jahat
dari pada kamu sendiri. 23:16
Celakalah kamu, hai
pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah;
tetapi bersumpah demi emas Bait Suci,
sumpah itu mengikat. 23:17
Hai kamu orang-orang
bodoh dan orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, emas atau
Bait Suci yang menguduskan
emas itu? 23:18
Bersumpah demi mezbah,
sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah
demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. 23:19
Hai kamu orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, persembahan
atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? 23:20
Karena itu barangsiapa
bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu
yang terletak di atasnya. 23:21
Dan barangsiapa
bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang
diam di situ. 23:22
Dan barangsiapa
bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang
bersemayam di atasnya. 23:23
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab persepuluhan
dari selasih, adas manis dan jintan kamu
bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24
Hai kamu pemimpin-pemimpin
buta, nyamuk
kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan
dan kerakusan. 23:26 Hai orang
Farisi yang buta, bersihkanlah
dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah
luarnya juga akan bersih. 23:27
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis
kotoran. 23:28
Demikian jugalah kamu,
di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 23:29
Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah
tugu orang-orang saleh 23:30
dan berkata: Jika kami
hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam
pembunuhan nabi-nabi itu. 23:31
Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh
nabi-nabi itu. 23:32
Jadi, penuhilah juga
takaran nenek moyangmu! 23:33 Hai kamu ular-ular,
hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan
diri dari hukuman neraka? 23:34
Sebab itu, lihatlah, Aku
mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat:
separuh di antara mereka akan kamu bunuh
dan kamu salibkan, yang lain akan
kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu
dan kamu aniaya dari kota ke kota, 23:35
supaya kamu menanggung
akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada
Zakharia anak Berekhya, yang kamu
bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. 23:36
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
semuanya ini akan ditanggung angkatan ini! " 23:37
"Yerusalem,
Yerusalem, engkau yang membunuh
nabi-nabi dan melempari dengan batu
orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di
bawah sayapnya, tetapi kamu
tidak mau. 23:38
Lihatlah rumahmu ini
akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 23:39
Dan Aku berkata kepadamu: Mulai
sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga kamu
berkata: Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan!"
Pendakwaan Dusta
Sebagai para Pewaris Surga dan “Kekasih
Allah”
Kenapa
demikian keras peringatan Allah Swt. dan kecaman Yesus Kristus tersebut terhadap
golongan Ahli Kitab? Sebab sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab-bab
sebelumnya, kepada Rasul Allah itulah Allah
Swt. membukakan rahasia-rahasia gaib-Nya (QS.3:180; QS.72:27-29), yang
memungkinkan manusia memiliki makrifat Ilahi yang hakiki, sehingga
membuat mereka secara bertahap
menjadi “orang-orang yang dekat” bahkan “bertemu” dengan Allah Swt., yakni meraih martabat fana,
baqa, dan liqaillāh – bukan menjadi seperti “keledai- pemikul buku-buku tebal” -- berikut firman-Nya mengenai pendakwaan dusta golongan ahli Kitab:
وَ قَالُوۡا لَنۡ یَّدۡخُلَ الۡجَنَّۃَ اِلَّا مَنۡ کَانَ
ہُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰی ؕ تِلۡکَ اَمَانِیُّہُمۡ ؕ قُلۡ ہَاتُوۡا بُرۡہَانَکُمۡ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿﴾ بَلٰی ٭ مَنۡ اَسۡلَمَ وَجۡہَہٗ لِلّٰہِ وَ ہُوَ مُحۡسِنٌ فَلَہٗۤ اَجۡرُہٗ عِنۡدَ رَبِّہٖ ۪ وَ
لَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾٪
Dan
mereka berkata: ”Tidak akan pernah
ada yang akan masuk surga, kecuali orang-orang
Yahudi atau Nasrani.” Ini
hanyalah angan-angan mereka belaka.
Katakanlah: “Kemukakanlah bukti-bukti
kamu, jika kamu sungguh orang-orang
yang benar. Tidak demikian,
bahkan yang benar ialah barangsiapa berserah diri kepada
Allah dan ia berbuat ihsan
maka baginya ada ganjaran di sisi Rabb-nya
(Tuhan-nya), tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih. (Al-Baqarah [2]:112-113).
Firman-Nya
lagi:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ
وَ النَّصٰرٰی نَحۡنُ اَبۡنٰٓؤُا
اللّٰہِ وَ اَحِبَّآؤُہٗ ؕ قُلۡ فَلِمَ یُعَذِّبُکُمۡ بِذُنُوۡبِکُمۡ ؕ بَلۡ اَنۡتُمۡ
بَشَرٌ مِّمَّنۡ خَلَقَ ؕ یَغۡفِرُ لِمَنۡ یَّشَآءُ وَ یُعَذِّبُ مَنۡ
یَّشَآءُ ؕ وَ لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا ۫ وَ
اِلَیۡہِ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani berkata: ”Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: “Jika benar demikian mengapa Dia mengazab kamu karena
dosa-dosamu? Tidak, bahkan kamu
adalah manusia-manusia biasa dari antara mereka yang telah Dia ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan Dia mengazab siapa yang Dia kehendaki." Dan kepunyaan
Allah-lah kerajaan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara keduanya, dan kepada-Nya-lah kembali segala
sesuatu. (Al-Māidah [5]:19).
Dalam
kedua firman Allah Swt. tersebut orang-orang
Yahudi dan Kristen kedua-duanya berkhayal kosong sebagai para pewaris surga bahwa hanya orang
Yahudi atau Kristen saja yang
dapat meraih najat (keselamatan), padahal di antara mereka sendiri saling
mengkafirkan, firman-Nya:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ لَیۡسَتِ
النَّصٰرٰی عَلٰی شَیۡءٍ ۪ وَّ قَالَتِ النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی
شَیۡءٍ ۙ وَّ ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ ۚ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ
الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿ ﴾
Dan orang-orang Yahudi mengatakan: ”Orang-orang Nasrani sekali-kali
tidak berdiri di atas
sesuatu kebenaran,” dan orang-orang
Nasrani mengatakan: ”Orang-orang
Yahudi sekali-kali tidak berdiri di atas sesuatu kebenaran.” Padahal mereka membaca Alkitab yang sama.
Demikian pula orang-orang yang tidak
mengetahui berkata seperti ucapan
mereka itu, maka pada Hari Kiamat
Allah akan menghakimi di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. (Al-Baqarah [2]:114).
Syay’i berarti: sesuatu;
sesuatu yang baik; kepentingan; apa yang dihendaki (Lexicon Lane). Tidak ada yang lebih asing di dalam jiwa Islam daripada perlawanan terhadap kebenaran.
Islam mengajarkan bahwa semua agama
mempunyai kebenaran-kebenaran tertentu, dan suatu agama
disebut benar, tidak karena memonopoli kebenaran, melainkan karena
mempunyai segala kebenaran dan bebas
dari segala bentuk ketidakbenaran.
Sambil mengatakan mengenai dirinya agama yang sempurna dan lengkap (QS.5:4), Islam
dengan terus terang mengakui adanya kebenaran dan kebaikan-kebaikan tertentu yang dimiliki oleh agama-agama lain, walau pun tidak dapat dibandingkan dengan kebenaran sempurna yang dimiliki
Al-Quran sebagai agama terakhir yang diwahyukan kepada Nabi Besar Muhammad saw. bagi seluruh umat manusia (QS.7:159; QS.21:108;
QS.25:2; QS.34:29).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 14 Mei
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar