Minggu, 08 Juni 2014

Perumpamaan "Keledai Pemikul Buku" yang Bersuara Buruk & Kecaman Keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi





بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab   235

Perumpamaan  Keledai   Pemikul Buku” yang Bersuara Buruk &   Kecaman Keras   Nabi  Isa Ibnu Maryam a.s. kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
 
D
alam   akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan   mengenai  penegasan Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani: Orang yang tidak bisa menemui pengetahuan ini di dalam dirinya tidak akan menjadi arif walaupun dia membaca seribu buah buku.”   Beliau menjelaskan mengenai hal tersebut:
      “....Bila Allah Yang Maha Tinggi sendiri yang menjadi Guru, Dia karuniakan ilmu yang dari-Nya sebagaimana Dia lakukan kepada Khaidhir. Kemudian manusia dengan kesadaran yang diperolehnya sampai kepada peringkat makrifat di mana dia mengenali Tuhan-nya dan menyembah-Nya yang dia kenal. Orang yang sampai kepada suasana ini memiliki penyaksian ruh suci dan dapat melihat kekasih Allah, Nabi Muhammad saw.. Dia bisa berbicara dengan baginda saw. mengenai segala perkara dari awal hingga ke akhirnya, dan semua nabi-nabi yang lain memberikannya kabar gembira tentang janji penyatuan dengan yang dikasihi.  Allah menggambarkan suasana ini:
"Karena Barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, maka mereka beserta orang-orang yang diberi nikmat dari  antara nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syuhada dan shālihīn dan alangkah baiknya mereka ini sebagai sahabat karib". (Surah Nisā', ayat 70).    
      Orang yang tidak bisa menemui pengetahuan ini di dalam dirinya tidak akan menjadi arif walaupun dia membaca seribu buah buku. Nikmat yang bisa diharapkan oleh orang yang mempelajari ilmu dhohir ialah surga; di sana semua yang dapat dilihat adalah kenyataan Sifat-sifat Ilahi dalam bentuk cahaya.....”
    Pernyataan keras tersebut sesuai pula dengan firman Allah Swt. berikut ini mengenai orang-orang Yahudi, firman-Nya:
مَثَلُ  الَّذِیۡنَ حُمِّلُوا  التَّوۡرٰىۃَ  ثُمَّ  لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا کَمَثَلِ  الۡحِمَارِ یَحۡمِلُ اَسۡفَارًا ؕ بِئۡسَ مَثَلُ  الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Misal (perumpamaan) orang-orang yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya, adalah semisal keledai yang memikul ki-tab-kitab. Sangat  buruk misal kaum yang mendustakan Tanda-tanda Allah. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah [62]:6).

Teriakan-teriakan keras Keledai-keledai    Bodoh dan Penakut & “Singa Allah

       Keledai dikenal sebagai bintang penakut dan bodoh, tetapi suaranya keras dan tidak enak didengar, sebagaimana nasihat Nabi Luqman a.s. kepada anaknya,  firman-Nya:
یٰبُنَیَّ  اَقِمِ الصَّلٰوۃَ  وَ اۡمُرۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ وَ انۡہَ  عَنِ الۡمُنۡکَرِ وَ اصۡبِرۡ عَلٰی مَاۤ اَصَابَکَ ؕ اِنَّ  ذٰلِکَ مِنۡ عَزۡمِ  الۡاُمُوۡرِ ﴿ۚ﴾  وَ لَا تُصَعِّرۡ  خَدَّکَ  لِلنَّاسِ وَ لَا  تَمۡشِ فِی الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  لَا  یُحِبُّ  کُلَّ مُخۡتَالٍ  فَخُوۡرٍ ﴿ۚ﴾  وَ اقۡصِدۡ فِیۡ  مَشۡیِکَ وَ اغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِکَ ؕ اِنَّ  اَنۡکَرَ  الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِیۡرِ ﴿٪﴾
“Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah orang mengerjakan kebaikan dan cegahlah orang berbuat kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpa engkau. Sesungguhnya yang demikian itu adalah dari perkara-perkara yang telah ditetapkan.   Dan janganlah engkau memalingkan pipi engkau dari orang-orang dengan angkuh,  dan  jangan berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang congkak dan sombong,   dan berjalanlah  engkau dengan sederhana, dan rendahkanlah suara engkau. Sesungguhnya yang paling tidak menyenangkan di antara suara-suara adalah  suara keledai.” (Luqman [31]:18-19).

Pentingnya Kesinambungan  Pengutusan Rasul Allah  sebagai “Singa  Allah

        Mengenai kepengecutan  keledai-keledai   yang bersuara keras dan tidak enak didengar tersebut tersebut Allah Swt. berfirman mengenai misal (perumpamaan) orang-orang yang mendustakan dan menentang Nabi Besar Muhammad saw. : 
فَمَا لَہُمۡ عَنِ التَّذۡکِرَۃِ  مُعۡرِضِیۡنَ ﴿ۙ﴾  کَاَنَّہُمۡ حُمُرٌ مُّسۡتَنۡفِرَۃٌ ﴿ۙ﴾  فَرَّتۡ مِنۡ قَسۡوَرَۃٍ ﴿ؕ﴾  بَلۡ یُرِیۡدُ کُلُّ امۡرِیًٔ  مِّنۡہُمۡ  اَنۡ یُّؤۡتٰی صُحُفًا مُّنَشَّرَۃً ﴿ۙ﴾  کَلَّا ؕ بَلۡ  لَّا یَخَافُوۡنَ الۡاٰخِرَۃَ ﴿ؕ﴾  کَلَّاۤ  اِنَّہٗ  تَذۡکِرَۃٌ﴿ۚ﴾  فَمَنۡ  شَآءَ  ذَکَرَہٗ ﴿ؕ﴾  وَ مَا یَذۡکُرُوۡنَ  اِلَّاۤ  اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ ؕ ہُوَ اَہۡلُ التَّقۡوٰی وَ اَہۡلُ الۡمَغۡفِرَۃِ ﴿٪﴾
Maka apakah yang terjadi dengan mereka hingga mereka berpaling dari peringatan,  seolah-olah mereka itu keledai-keledai yang ketakutan,    lari dari singa?  Bahkan, setiap orang dari mereka menghendaki supaya dia diberi lembaran-lembaran terbuka. Sekali-kali tidak! Bahkan mereka tidak takut pada akhirat.  Sekali-kali tidak! Sesungguhnya Al-Quran itu adalah peringatan, maka barangsiapa menghendaki, hendaklah ia memperhatikannya.   Dan mereka tidak akan memperhatikan kecuali jika Allah  menghendaki.  Dia memberi ketakwaan dan Dia memberi ampunan. (Al-Mudatstsār [74]:50-57).
       Makna ayat-ayat  فَمَا لَہُمۡ عَنِ التَّذۡکِرَۃِ  مُعۡرِضِیۡنَ  --   maka apakah yang terjadi dengan mereka hingga mereka berpaling dari peringatan, کَاَنَّہُمۡ حُمُرٌ مُّسۡتَنۡفِرَۃٌ  -- seolah-olah mereka itu keledai-keledai yang ketakutan,  فَرَّتۡ مِنۡ قَسۡوَرَۃٍ  -- lari dari singa?” merupakan sindiran keras Allah Swt. kepada para penentang Rasul Allah di setiap zaman, bahwa hendaknya mereka itu menghadapi  da’wat ilallāh  yang disampaikan Rasul Allah dengan cara-cara yang santun, yaitu melakukan dialog yang beradab, bukannya melakukan cara-cara  kekerasan sambil melontarkan tuduhan-tuduhan dusta serta fitnah-fitnah – seperti teriakan-teriakan ketakutan  keledai-keledai yang bersuara buruk, karena  mendengar suara atau melihatSinga Allah” yakni Rasul Allah yang diutus kepada mereka, terutama Nabi Besar Muhammad saw..
   Ada pun yang diisyaratkan dalam ayat    بَلۡ یُرِیۡدُ کُلُّ امۡرِیًٔ  مِّنۡہُمۡ  اَنۡ یُّؤۡتٰی صُحُفًا مُّنَشَّرَۃ -- “Bahkan, setiap orang dari mereka menghendaki supaya dia diberi lembaran-lembaran terbuka,” di sini mungkin tuntutan orang-orang kafir yang tidak pantas seperti disebut pada suatu tempat dalam Al-Quran, bahwa mereka tidak akan beriman kecuali bila  Nabi Besar Muhammad saw. membawa turun dari langit sebuah kitab bagi mereka, yang mereka akan dapat membacanya  atau memahaminya dengan mudah (QS.17:94).
  Orang-orang kafir tidak akan dapat mendapat faedah dari Al-Quran kecuali bila mereka menyesuaikan kehendak mereka dengan kehendak Ilahi, yaitu kecuali bila mereka menundukkan semua keinginan mereka kepada kehendak Ilahi (QS.76:31), itulah makna firman-Nya  وَ مَا یَذۡکُرُوۡنَ  اِلَّاۤ  اَنۡ یَّشَآءَ اللّٰہُ ؕ ہُوَ اَہۡلُ التَّقۡوٰی وَ اَہۡلُ الۡمَغۡفِرَۃِ  -- “Dan mereka tidak akan memperhatikan kecuali jika Allah  menghendaki.  Dia memberi ketakwaan dan Dia memberi ampunan.”

Kecaman Keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi

   Jadi, kembali kepada firman-Nya mengenai  keledai  yang memikul buku-buku tebal  tetapi ia  tetap bodoh:
مَثَلُ  الَّذِیۡنَ حُمِّلُوا  التَّوۡرٰىۃَ  ثُمَّ  لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا کَمَثَلِ  الۡحِمَارِ یَحۡمِلُ اَسۡفَارًا ؕ بِئۡسَ مَثَلُ  الۡقَوۡمِ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِ اللّٰہِ ؕ وَ اللّٰہُ  لَا یَہۡدِی الۡقَوۡمَ  الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Misal (perumpamaan) orang-orang yang dipikulkan kepada mereka Taurat, kemudian mereka tidak memikulnya, adalah semisal keledai yang memikul ki-tab-kitab. Sangat  buruk misal kaum yang mendustakan Tanda-tanda Allah. Dan Allah tidak akan memberi petunjuk kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah [62]:6).
     Makna kalimat  ثُمَّ  لَمۡ یَحۡمِلُوۡہَا -- “kemudian mereka tidak memikulnya” artinya antara lain:
      (1) mereka tidak mengamalkannya dengan benar  yakni tidak ada kesesuaian antara ucapan mereka dengan amal perbuatan mereka (QS.2:41-45; QS.61:3-5);
     (2) mereka tidak mempercayai  dan mensalah-tafsirkan  makna nubuatan-nubuatan yang terdapat di dalamnya --   baik berkenaan dengan kedatangan para Rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka  termasuk Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (QS.2:88-89), mau pun kedatangan Nabi Besar Muhammad saw.  yakni nabi yang seperti Musa (Ulangan 18:18-19; QS.26:193-198; QS.46:11; QS.61:7; QS.73:16)   --  padahal mereka mengetahui kebenaran nubuatan-nubuatan yang tercantum dalam Taurat tersebut bagaikan  mengenal anak-anak mereka sendiri   (QS.2:147;  QS.6:21; QS.7:158; QS.26:193-198).
     (3) mereka mengubah-ubah   atau  menyembunyikan  bahkan menghilangkan   ayat-ayat Taurat yang berisi nubuatan-nubutan mengenai kedatangan para rasul Allah, -- termasuk Nabi Besar Muhammad saw. -- sekehendak hawa-nafsu mereka  (QS.2:43; QS.3:72 & 79-83).   
      Sesuai dengan firman Allah Swt. tersebut, dalam “Perjanjian Baru  (Matius 23:1-39)  Yesus Kristus   (Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.)   mengecam keras mereka, lihat fasal ”Yesus Mengecam Ahli-ahli Taurat  dan Orang-orang Farisi”:
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, katanya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat   dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.   23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat   orang; mereka memakai tali sembahyang   yang lebar dan jumbai   yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;   23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.    23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu,   yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.   23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.   23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi   , hai kamu orang-orang munafik,   karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha    untuk masuk. 23:14 (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) 23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja   menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka,   yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta,   yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah   itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. 23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan    emas itu? 23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. 23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan   persembahan itu? 23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. 23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam  di situ. 23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.   23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan   dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.   Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta,   nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan  kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. 23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan  yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar   di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi   dan memperindah tugu orang-orang saleh 23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.   23:32 Jadi, penuhilah juga takaran   nenek moyangmu! 23:33 Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak!   Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?   23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan,   yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu   dan kamu aniaya dari kota ke kota,   23:35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel,    orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya,   yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.   23:36 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!   " 23:37 "Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!   Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,   tetapi kamu tidak mau. 23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.    23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga   kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Pendakwaan Dusta Sebagai para Pewaris Surga  dan “Kekasih Allah

     Kenapa demikian  keras peringatan Allah Swt. dan  kecaman Yesus Kristus tersebut terhadap golongan Ahli Kitab? Sebab  sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab-bab sebelumnya, kepada   Rasul Allah  itulah Allah Swt. membukakan rahasia-rahasia gaib-Nya (QS.3:180; QS.72:27-29), yang memungkinkan manusia  memiliki makrifat Ilahi yang hakiki,  sehingga  membuat mereka secara bertahap  menjadi “orang-orang yang dekat   bahkan “bertemu  dengan Allah Swt., yakni meraih martabat fana,  baqa, dan liqaillāh – bukan menjadi seperti “keledai- pemikul buku-buku tebal” --  berikut firman-Nya mengenai pendakwaan dusta golongan ahli Kitab:
وَ قَالُوۡا لَنۡ یَّدۡخُلَ الۡجَنَّۃَ اِلَّا مَنۡ کَانَ ہُوۡدًا اَوۡ نَصٰرٰی ؕ تِلۡکَ اَمَانِیُّہُمۡ ؕ قُلۡ ہَاتُوۡا بُرۡہَانَکُمۡ  اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿﴾ بَلٰی ٭  مَنۡ اَسۡلَمَ وَجۡہَہٗ  لِلّٰہِ وَ ہُوَ  مُحۡسِنٌ فَلَہٗۤ اَجۡرُہٗ عِنۡدَ رَبِّہٖ ۪ وَ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ  وَ لَا ہُمۡ  یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾٪
Dan mereka berkata: ”Tidak akan pernah ada yang akan masuk surga, kecuali orang-orang Yahudi atau Nasrani.” Ini hanyalah angan-angan mereka belaka. Katakanlah: “Kemukakanlah bukti-bukti kamu, jika kamu sungguh orang-orang yang benar.  Tidak demikian, bahkan yang benar ialah  barangsiapa berserah diri  kepada  Allah dan ia berbuat ihsan maka baginya ada ganjaran di sisi Rabb-nya (Tuhan-nya),  tidak ada ketakutan atas mereka dan tidak pula mereka akan bersedih. (Al-Baqarah [2]:112-113).
Firman-Nya lagi:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ  وَ النَّصٰرٰی  نَحۡنُ اَبۡنٰٓؤُا اللّٰہِ وَ اَحِبَّآؤُہٗ ؕ قُلۡ فَلِمَ یُعَذِّبُکُمۡ  بِذُنُوۡبِکُمۡ ؕ بَلۡ  اَنۡتُمۡ  بَشَرٌ مِّمَّنۡ خَلَقَ ؕ یَغۡفِرُ لِمَنۡ یَّشَآءُ وَ یُعَذِّبُ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ لِلّٰہِ مُلۡکُ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ مَا بَیۡنَہُمَا ۫ وَ اِلَیۡہِ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾
Dan orang-orang Yahudi serta Nasrani berkata:  Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: “Jika benar demikian mengapa Dia mengazab kamu karena dosa-dosamu? Tidak, bahkan kamu adalah manusia-manusia biasa dari antara mereka yang telah Dia ciptakan.  Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan Dia mengazab siapa yang Dia kehendaki." Dan kepunyaan   Allah-lah kerajaan seluruh langit dan bumi dan apa pun yang ada di antara keduanya, dan kepada-Nya-lah  kembali segala sesuatu. (Al-Māidah [5]:19).
       Dalam kedua firman Allah Swt. tersebut orang-orang Yahudi dan Kristen kedua-duanya berkhayal kosong   sebagai para pewaris surga bahwa hanya orang Yahudi atau Kristen saja yang dapat meraih najat (keselamatan), padahal di antara mereka sendiri  saling mengkafirkan, firman-Nya:
وَ قَالَتِ الۡیَہُوۡدُ  لَیۡسَتِ النَّصٰرٰی عَلٰی شَیۡءٍ ۪ وَّ قَالَتِ النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی شَیۡءٍ ۙ وَّ ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ ۚ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿ ﴾ 
Dan orang-orang Yahudi mengatakan:  Orang-orang Nasrani sekali-kali  tidak berdiri di atas sesuatu kebenaran,” dan orang-orang Nasrani mengatakan: ”Orang-orang Yahudi sekali-kali tidak berdiri di atas sesuatu kebenaran.” Padahal mereka membaca Alkitab yang sama. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata  seperti ucapan mereka itu, maka pada Hari Kiamat Allah akan menghakimi di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. (Al-Baqarah [2]:114).
    Syay’i berarti: sesuatu; sesuatu yang baik; kepentingan; apa yang dihendaki (Lexicon Lane). Tidak ada yang lebih asing di dalam jiwa Islam daripada perlawanan terhadap kebenaran. Islam mengajarkan bahwa semua agama mempunyai kebenaran-kebenaran tertentu,  dan suatu agama disebut benar, tidak karena memonopoli kebenaran, melainkan karena mempunyai segala kebenaran dan bebas dari segala bentuk ketidakbenaran.
    Sambil mengatakan mengenai dirinya agama yang sempurna dan lengkap (QS.5:4),  Islam dengan terus terang mengakui  adanya kebenaran dan kebaikan-kebaikan tertentu yang dimiliki oleh agama-agama lain, walau pun tidak dapat dibandingkan dengan kebenaran sempurna yang dimiliki Al-Quran sebagai agama terakhir yang diwahyukan  kepada Nabi Besar Muhammad saw. bagi seluruh umat manusia (QS.7:159; QS.21:108; QS.25:2; QS.34:29).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***
Pajajaran Anyar,   14 Mei    2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar