Rabu, 25 Juni 2014

Dua Macam Perumpamaan (Misal) Umat Islam di Masa Awal dalam Taurat dan di Akhir Zaman dalam Injil




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   247

    Dua Macam Perumpamaan  (Misal) Umat Islam di Masa Awal dalam Taurat dan di   Akhir Zaman dalam Injil

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
 
D
alam   akhir Bab sebelumnya   telah dikemukakan    mengenai   pertanyaan: Kalau keadaaan agama Islam (Al-Quran)  seperti keadaan orang yang tidur karena “ruhnya” dicabut sementara oleh Allah Swt. (QS.32:6; QS.39:43), lalu bagaimana mungkin agama Islam (Al-Quran)  atau umat Islam akan mengalami kejayaan yang  kedua kali di Akhir Zaman ini melalui pengutusan Rasul Allah? Firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,  walaupun orang musyrik tidak menyukai.  (Ash-Shaf [61]:10).
       Berikut adalah firman Allah Swt. tentang adanya persamaan antara pencabutan sementara “ruh” manusia ketika tidur dan pencabutan sementara “ruh” Al-Quran pada masa kemunduran Islam   selama 1000 tahun setelah mengalami masa kejayaannya yang pertama selama 3 abad, firman-Nya:
اَللّٰہُ  یَتَوَفَّی الۡاَنۡفُسَ حِیۡنَ مَوۡتِہَا وَ الَّتِیۡ لَمۡ تَمُتۡ فِیۡ مَنَامِہَا ۚ فَیُمۡسِکُ الَّتِیۡ قَضٰی عَلَیۡہَا الۡمَوۡتَ وَ یُرۡسِلُ الۡاُخۡرٰۤی  اِلٰۤی اَجَلٍ مُّسَمًّی ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیٰتٍ  لِّقَوۡمٍ  یَّتَفَکَّرُوۡنَ﴿﴾
Allah mencabut jiwa manusia pada waktu matinya, dan yang belum mati di dalam tidurnya. Maka Dia menahan jiwa yang Dia menetapkan kematian  atasnya  dan mengirimkan yang lain sampai masa yang telah ditetapkan. Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar ada Tanda-tanda bagi kaum yang merenungkan. (Az-Zumār  [39]:43).
Firman-Nya lagi:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ  اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ  مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾
Dia mengatur perintah dari langit sampai bumi, kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun dari apa yang kamu hitung.  (As-Sajdah [32]:6).

Dua Misal  (Perumpamaan) Umat Islam dalam Taurat dan Injil

        Ayat ini menunjuk kepada suatu pancaroba sangat hebat, yang ditakdirkan akan menimpa Islam dalam perkembangannya yang penuh dengan perubahan itu. Islam akan melalui suatu masa kemajuan dan kesejahteraan yang mantap selama 3 abad pertama kehidupannya.
     Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah menyinggung secara jitu mengenai kenyataan itu dalam sabda beliau saw.: “Abad terbaik ialah abad di kala aku hidup, kemudian abad berikutnya, kemudian abad sesudah itu” (Tirmidzi & Bukhari, Kitab-usy-Syahadat).
     Islam mulai mundur sesudah 3 abad pertama masa keunggulan dan keme-nangan yang tiada henti-hentinya. Peristiwa kemunduran dan kemerosotannya berlangsung secara bertahap dalam masa 1000 tahun berikutnya. Kepada masa 1000 tahun inilah, telah diisyaratkan dengan kata-kata:   ضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ  اِلَیۡہِ  فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ  مِّمَّا تَعُدُّوۡنَ -- “Kemudian perintah itu akan naik kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun.”
       Dalam hadits lain – sehubungan tafsir Surah Al-Jumu’ah [62]:3-4,   mengenai makna ayat      وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ    -- “dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka”, Nabi Besar Muhammad saw.  diriwayatkan pernah bersabda, bahwa iman akan terbang ke Bintang Tsuraya maka  seseorang dari keturunan Parsi akan mengembalikannya ke bumi (Bukhari, Kitab-ut-Tafsir), firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿ ﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿ ﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan (mengutus) di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang  rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya,  mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [61]:3-4).
       Dengan kedatangan  Al-Masih Masih Mau’ud a.s.  yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s.  --   dalam abad ke-14 sesudah Hijrah, laju kemerosotan Islam  telah terhenti dan kebangkitan Islam kembali mulai berlaku.
       Berikut ini dua permisalan mengenai keadaan umat Islam di masa Nabi Besar Muhammad saw. dalam Taurat, dan permisalan  keadaan umat Islam  di Akhir Zaman dalam Injil, sesuai dengan ayat    وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ -- dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [61]:4),   firman-Nya:
مُحَمَّدٌ  رَّسُوۡلُ اللّٰہِ ؕ وَ الَّذِیۡنَ مَعَہٗۤ اَشِدَّآءُ  عَلَی الۡکُفَّارِ  رُحَمَآءُ  بَیۡنَہُمۡ تَرٰىہُمۡ  رُکَّعًا سُجَّدًا یَّبۡتَغُوۡنَ  فَضۡلًا مِّنَ  اللّٰہِ  وَ رِضۡوَانًا ۫ سِیۡمَاہُمۡ  فِیۡ وُجُوۡہِہِمۡ  مِّنۡ  اَثَرِ السُّجُوۡدِ ؕ ذٰلِکَ مَثَلُہُمۡ  فِی التَّوۡرٰىۃِ ۚۖۛ وَ مَثَلُہُمۡ  فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ  اَخۡرَجَ  شَطۡـَٔہٗ  فَاٰزَرَہٗ  فَاسۡتَغۡلَظَ فَاسۡتَوٰی عَلٰی سُوۡقِہٖ یُعۡجِبُ الزُّرَّاعَ  لِیَغِیۡظَ بِہِمُ  الۡکُفَّارَ ؕ وَعَدَ اللّٰہُ  الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنۡہُمۡ  مَّغۡفِرَۃً  وَّ اَجۡرًا عَظِیۡمًا ﴿٪﴾
Muhammad itu adalah Rasul Allah, dan orang-orang besertanya sangat keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih-sayang di antara mereka, engkau melihat mereka rukuk serta sujud   mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya, ciri-ciri pengenal mereka terdapat pada wajah mereka dari bekas-bekas sujud. Demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat, dan perumpaman mereka dalam Injil adalah laksana tanaman yang mengeluarkan tunasnya, kemu-dian menjadi kuat, kemudian menjadi kokoh, dan berdiri mantap pada ba-tangnya, menyenangkan penanam-penanamnya supaya Dia membangkitkan amarah orang-orang kafir dengan perantaraan itu. Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh di antara mereka ampunan dan ganjaran yang besar. (Al-Fath [48]:30).

Pengutusan Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s.

     Kata-kata, ذٰلِکَ مَثَلُہُمۡ  فِی التَّوۡرٰىۃِ  -- “Dan demikianlah perumpamaan mereka dalam Taurat,” dapat juga ditujukan kepada pelukisan yang diberikan oleh Bible, yakni:  Kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang hampir dari bukit Kades” (Terjemahan ini dikutip dari “Alkitab” dalam bahasa Indonesia, terbitan “Lembaga Alkitab Indonesia” tahun 1958). Dalam bahasa Inggrisnya berbunyi: “He shined forth from mount Paran and he came with ten thousands of saints,” yang artinya: “Ia nampak dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran dan ia datang dengan sepuluh ribu orang kudus” (Deut. 33:2), Peny).
    Dan ungkapan وَ مَثَلُہُمۡ  فِی الۡاِنۡجِیۡلِ ۚ۟ۛ کَزَرۡعٍ    --  “Dan perumpamaan mereka dalam Injil adalah laksana tanaman…, “ dapat ditujukan kepada perumpamaan lain dalam Bible, yaitu: “Adalah  seorang penabur keluar hendak menabur benih; maka sedang ia menabur, ada separuh jatuh di tepi jalan, lalu datanglah burung-burung makan, sehinga habis benih itu. Ada separuh jatuh di tempat yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, maka dengan segera benih itu tumbuh, sebab tanahnya tidak dalam. Akan tetapi ketika matahari naik, layulah ia, dan sebab ia tiada berakar, keringlah ia. Ada juga separuh jatuh di tanah semak dari mana duri itu pun tumbuh serta membantutkan benih itu. Dan ada pula separuh jatuh di tanah yang baik, sehingga mengeluarkan buah, ada yang seratus, ada yang enam puluh, ada yang tiga puluh kali ganda banyaknya” (Matius 13:3-8). 
        Perumpamaan yang pertama dalam Taurat  nampaknya  dikenakan kepada para sahabat Nabi Besar Muhammad saw.  dan perumpamaan yang kedua dalam Injil dikenakan kepada para pengikut rekan sejawat dan misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.  (QS.43:58) yaitu  Al-Masih Mau’ud a.s., yang berangkat dari suatu permulaan yang sangat kecil dan tidak berarti,  telah ditakdirkan berkembang menjadi suatu organisasi perkasa, dan berangsur-angsur tetapi tetap maju  menyampaikan tabligh Islam ke seluruh pelosok dunia, sehingga Islam akan mengungguli dan menang atas semua agama, dan lawan-lawannya akan merasa heran dan iri hati terhadap kekuatan dan pamornya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,  walaupun orang musyrik tidak menyukai.  (Ash-Shaf [61]:10).

Pengulangan Kisah Monumental  “Adam – Malaikat – Iblis” di Akhir Zaman

        Kembali kepada pertanyaan:  Kalau keadaaan agama Islam (Al-Quran)  seperti keadaan orang yang tidur karena “ruhnya” dicabut sementara oleh Allah Swt. (QS.32:6; QS.39:43), lalu bagaimana mungkin agama Islam (Al-Quran)  atau umat Islam akan mengalami kejayaan yang  kedua kali di Akhir Zaman ini melalui pengutusan Rasul Allah?
        Dari Al-Quran diketahui bahwa apabila Allah Swt. akan menciptakan “bumi baru” dan “langit baru” untuk menggantikan “bumi  lama” dan “langit lama” yang telah penuh dengan berbagai jenis kerusakan (QS.30:42), selalu dengan perantaraan pengutusan Rasul Allah (QS.14:49-53), yang digambarkan sebagai penciptaan Adam sebagai “Khalifah Allah” (QS.2:31-35; QS.7:12; QS.17:62; QS.18:51; QS.20:117; QS.38:73-75).
        Perlu diketahui,  bahwa kisah Nabi Adam a.s. yang dikemukakan dalam Al-Quran mau pun dalam Bible,  pada hakikatnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan penciptaan  manusia pertama di permukaan bumi ini, sebagaimana  yang keliru difahami, melainkan menggambarkan “manusia pertama” atau “Muslim  pertama” pada setiap penciptaan “bumi baru” dan “langit baru  untuk menggantikan “bumi  lama” dan “langit lama” di  kalangan Bani Adam (QS.7:35-37), sebab menurut Allah Swt. dalam Al-Quran bahwa sejak awal pun agama yang hakiki di sisi Allah Swt. adalah Islam  (QS.3:20) dan penganutnya disebut Muslim (QS.22:78-79).
        Begitu juga ketika  di Akhir Zaman ini Allah Swt. berkehendak untuk menciptakan “bumi baru” dan “langit baru” di kalangan umat Islam yang tengah mengalami “tidur pulas” selama 1000 tahun (QS.32:6) sejak kejayaan umat Islam yang pertama selama 3 abad (300 tahun) maka kisah monumental  “Adam- Malaikat – Iblis” kembali berulang kejadiannya dengan   para pemeran yang berbeda, tetapi tetap memerankan “Adam” sebagai “Khalifah Allah”,  “para Malaikat  yang “sujud” (patuh-taat) kepada “Adam”, dan “iblis” dengan para pengikutnya yang -- karena bersikap  takabbur berkenaan dengan “Adam” (Khalifah Allah),   sehingga akibatnya  ia diusir dari “surga keridhaan” Allah Swt..
        Berikut proses pengangkatan  Adam sebagai Khalifah Allah  di kalangan manusia pada zamannya, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ خَلَقۡنٰکُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰکُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓئِکَۃِ اسۡجُدُوۡا  لِاٰدَمَ ٭ۖ فَسَجَدُوۡۤا  اِلَّاۤ  اِبۡلِیۡسَ ؕ لَمۡ  یَکُنۡ مِّنَ السّٰجِدِیۡنَ ﴿﴾
Dan  sungguh  Kami  benar-benar telah menciptakan kamu, kemudian  Kami memberi kamu bentuk,  lalu Kami berfirman kepada para malaikat:  Sujudlah yakni patuhlah sepenuhnya  kamu kepada Adam,"  maka mereka bersujud ke-cuali iblis, ia tidak termasuk orang-orang yang bersujud. (Al-A’rāf [7]:12).
     Kata yang dipergunakan dalam ayat tersebut adalah kum (kamu), artinya bahwa ketika Allah Swt. hendak menjadikan Adam sebagai “Khalifah-Nya”,  ketika itu ia bukan satu-satunya manusia melainkan bagian dari suatu kaum, dan dari kaum tersebut Allah Swt. telah memilih Adam  sebagai Khalifah  (Rasul Allah).
       Makna ayat  ثُمَّ صَوَّرۡنٰکُمۡ   -- “kemudian  Kami memberi kamu bentuk” artinya bahwa manusia telah dianugerahi kemampuan oleh Allah Swt.  untuk  menuangkan wujud akhlaknya ke dalam berbagai bentuk, sebagaimana tanah liat mudah diberi bentuk apa pun oleh pengrajin keramik.
      Di antara kaum tersebut  yang paling sempurna dalam menuangkan “wujud akhlaknya  seperti  akhlak   atau Sifat-sifat Tasybihiyah Allah Swt. adalah Adam, karena itulah Allah Swt.  pada waktu itu telah   memilih Adam sebagai Khalifah-Nya  (QS.2:31)  serta mengajarkan kepadanya berbagai rahasia Sifat-sifat-Nya yang lain, yang para malaikat pun tidak mampu  melaksanakannya atau memberitahukan hal tersebut kepada Allah Swt., firman-Nya:
وَ عَلَّمَ اٰدَمَ الۡاَسۡمَآءَ کُلَّہَا ثُمَّ عَرَضَہُمۡ عَلَی الۡمَلٰٓئِکَۃِ ۙ فَقَالَ اَنۡۢبِـُٔوۡنِیۡ بِاَسۡمَآءِ ہٰۤؤُلَآءِ اِنۡ کُنۡتُمۡ صٰدِقِیۡنَ ﴿﴾قَالُوۡا سُبۡحٰنَکَ لَا عِلۡمَ لَنَاۤ اِلَّا مَا عَلَّمۡتَنَا ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَلِیۡمُ الۡحَکِیۡمُ﴿﴾قَالَ یٰۤاٰدَمُ اَنۡۢبِئۡہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۚ فَلَمَّاۤ اَنۡۢبَاَہُمۡ بِاَسۡمَآئِہِمۡ ۙ قَالَ اَلَمۡ اَقُلۡ لَّکُمۡ اِنِّیۡۤ  اَعۡلَمُ غَیۡبَ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۙ وَ اَعۡلَمُ مَا تُبۡدُوۡنَ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَکۡتُمُوۡنَ ﴿﴾
Dan  Dia mengajarkan kepada Adam  nama-nama itu semuanya   kemudian Dia mengemukakan mereka itu  kepada para malaikat lalu Dia berfirman: “Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama mereka ini jika kamu memang   benar.” Mereka berkata: “Mahasuci Engkau, kami tidak  memiliki  pengetahuan kecuali apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”  Dia berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah  kepada mereka nama-nama mereka itu”, maka tatkala diberitahukannya kepada mereka na-ma-nama mereka itu, Dia berfirman: “Bukankah telah Aku katakan kepada kamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui  rahasia seluruh langit dan bumi  dan mengetahui apa pun yang kamu nyatakan dan apa pun yang    kamu sembunyikan?” (Al-Baqarah [2]:32-34). 

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  4 Juni    2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar