مِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah
Shād
Bab
175
Makna “Pelepasan Iblis dari Pemenjaraannya Selama Seribu Tahun” & Penyerbuan Bangsa-bangsa
Kristen dari Barat ke Berbagai Pelosok Dunia
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
P
|
ada akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan mengenai
Surah Al-Kahf, firman-Nya:
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ
الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ
الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ
ذِرَاعَیۡہِ بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ
اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ
فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا ﴿﴾ وَ کَذٰلِکَ بَعَثۡنٰہُمۡ لِیَتَسَآءَلُوۡا بَیۡنَہُمۡ ؕ قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ
لَبِثۡتُمۡ ؕ قَالُوۡا لَبِثۡنَا
یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ ؕ قَالُوۡا رَبُّکُمۡ
اَعۡلَمُ بِمَا لَبِثۡتُمۡ ؕ فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ
بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ اَیُّہَاۤ اَزۡکٰی طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ
مِّنۡہُ وَ لۡـیَؔتَلَطَّفۡ وَ لَا
یُشۡعِرَنَّ بِکُمۡ
اَحَدًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ اِنۡ یَّظۡہَرُوۡا عَلَیۡکُمۡ یَرۡجُمُوۡکُمۡ اَوۡ یُعِیۡدُوۡکُمۡ فِیۡ مِلَّتِہِمۡ وَ لَنۡ تُفۡلِحُوۡۤا اِذًا اَبَدًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka mereka itu bangun
padahal mereka itu tidur,
dan Kami membolik-balikkan mereka
ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di
halaman gua itu. Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk
melarikan diri dan niscaya engkau
akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka. Dan demikianlah Kami bangkitkan mereka
supaya mereka saling bertanya di
antara mereka. Salah seorang dari mereka berkata: "Berapa lamakah kamu tinggal?" Mereka menjawab: "Kami
telah tinggal sehari atau sebagian
dari hari." Yang lain berkata: "Rabb (Tuhan) kamu lebih mengetahui lamanya kamu tinggal. Maka
suruhlah sekarang salah seorang dari
antara kamu dengan mata uang kamu
ini ke kota dan hendaklah ia memperhatikan siapa
dari antara mereka mempunyai bahan
makanan terbaik dan hendaklah ia membawa kepada kamu rezeki
darinya. Dan hendaklah ia
bersikap lemah-lembut, dan ia
jangan memberitahukan mengenai kamu kepada siapa pun. Sesungguhnya jika mereka unggul atas kamu mereka akan
mengusir kamu atau akan memaksa kamu
kembali ke dalam agama mereka, dan kamu tidak akan pernah berhasil
selama-lamanya. (Al-Kahf [18]:19-21).
Kekuasaan Duniawi Bangsa-bangsa
Kristen dari Barat & Hubungan Ashhābul-Kahf (Para Penghuni Gua) dengan Dajjal
Makna ayat لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا -- “Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk
melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka,”
menunjuk kepada masa ketika bangsa-bangsa
Kristen dari barat – terutama setelah Revolusi
Industri -- akan memperoleh kekuasaan
politik yang besar di dunia, firman-Nya:
وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ
الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ
الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ
ذِرَاعَیۡہِ بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ
اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ
فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka mereka itu bangun
padahal mereka itu tidur,
dan Kami membolik-balikkan mereka
ke kanan dan ke kiri, dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di
halaman gua itu. Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa
takut terhadap mereka. (Al-Kahf [18]:19).
Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan tahun
sebelumnya, ketika bangsa-bangsa Kristen masih
terbenam dalam tidur lelap selama ratusan
tahun, sehingga daya cipta yang betapa pun kaya dan luasnya tidak dapat
meramalkan kekuasaan dan kemuliaan
duniawi yang akan dicapai
oleh bangsa-bangsa itu sesudahnya.
Dengan
demikian ayat لَوِ اطَّلَعۡتَ
عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا -- “Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk
melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka,”
berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan
duniawi bangsa-bangsa Kristen
dari barat di atas negeri-negeri sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan yang bangsa ini timbulkan di tengah-tengah rakyat-rakyat
yang mendiami daerah-daerah tersebut, sebagaimana digambarkan secara kiasan dalam Hadits-hadits Nabi Besar Muhammad saw. mengenai berbagai kemampuan Dajjal,
salah satunya adalah hadits berikut
ini:
Dari
Nawwas bi Sam’an disebutkan: Di suatu pagi Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam menceritakan tentang Dajjal
dengan suara pelan, lalu suaranya meninggi seolah-olah Dajjal telah berada di salah satu kebun kurma ( di kota Madinah ).
Kami beranjak dari majelis Beliau, kemudian kami datang lagi. Sepertinya Beliau
tahu, lalu berkata, “Ada apa?” Kami menjawab, “Wahai Rasulullah, tadi pagi
engkau menceritakan tentang Dajjal
dengan suara pelan lalu meninggikan suara, sehingga kami mengira Dajjal telah muncul di salah satu kebun
kurma”.
Nabi Shalallahu
‘alaihi wasallam bersabda, “Ada selain Dajjal
yang lebih aku khawatirkan. Jika Dajjal
keluar sekarang, aku yang akan menghadapinya, namun jika ia keluar setelah aku
tiada, masing-masing kalian menghadapinya. Allah Subhaana wa Ta’aala menjadikan
penggantiku pada seorang setiap Muslim. Dajjal seorang pemuda berambut
keriting, matanya sebelah kanan celek,
aku menyerupakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan (lelaki Quraisy yang hidup di
zaman Jahiliyah). Maka barang siapa yang
menemuinya bacalah surat Al-Kahfi. Ia keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Iraq, lalu ia berbuat binasa
kesana kemari. Hai hamba Allah, tetaplah dalam dīn (agama) kalian!”
Kami bertanya, “Wahai
Rasulullah, berapa lama ia di bumi? Rasul shalallaahu ‘alaihi wasallam
menjawab, “Empat puluh hari. Satu harinya seperti setahun, satu harinya seperti
sebulan, satu harinya seperti seminggu, sisa harinya seperti hari-hari biasa.” Kami bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, satu
hari seperti setahun itu, apakah cukup shalat sehari saja?” Nabi Shalallaahu
‘alaihi wasallam menjawab lagi, ” Tidak, tapi perkirakanlah saja selama
setahun.”
Kami bertanya, “Bagaimana kecepatan jalannya?” Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seperti
awan ditiup angin. Dajjal mendatangi suatu kaum lalu menyeru mereka, kemudian
mereka beriman kepadanya dan mematuhinya. Ia perintahkan langit, lalu turunlah
hujan. Ia perintahkan bumi, keluarlah tumbuh-tumbuhan. Punuk unta dan kantung
susu hewan ternak penuh berisi. Kemudian ia mendatangi suatu kaum lalu menyeru
mereka agar beriman kepadanya, tetapi mereka menolak seruannya. Kemudian ia
meninggalkan daerah tersebut, lalu mereka ditimpa kekeringan sampai mereka
tidak mempunyai sedikitpun harta. Setelah itu ia melewati gedung yang runtuh
dan berkata, ‘Keluarlah harta karunmu!’ , maka harta berterbangan mengikutinya
seperti lebah. Kemudian ia memanggil seorang pemuda dan menebasnya dengan
pedang hingga badannya terbelah dua. Kemudian ia panggil lagi, si pemuda yang
sudah terbelah itu bangkit sambil mentertawakan Dajjal. Di saat itulah
muncul Nabi Isa ‘alaihisalam, lalu mengejar Dajjal dan mendapatinya di
pintu gerbang kota Lud (di
Palestina) yang kemudian ia membunuh
Dajjal. ” (HR Muslim).
Dengan demikian makna ayat
لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا وَّ لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ رُعۡبًا -- “Seandainya
engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk
melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka,”
sama sekali tidak ada hubungannya dengan keseraman
penampilan jasmani para “penghuni gua” (Ashhābul- kahf – QS.18:10-19) -- setelah
terbangun dari “tidur lelap” mereka
selama 3 abad, sebagaimana yang telah disalah-tafsirkan mengenai
kisah Ashhābul- kahf yang
dikemukakan Al-Quran -- melainkan ayat ini nampaknya menunjuk kepada kekuasaan duniawi bangsa-bangsa Kristen dari barat, sesudah mereka menyebar ke seluruh dunia (QS.18:1-9).
Penyusupan Diam-diam Ya’juj (Gog) dan
Ma’juj (Magog) Melalui Perdagangan
Kata-kata وَ کَذٰلِکَ بَعَثۡنٰہُمۡ لِیَتَسَآءَلُوۡا بَیۡنَہُم -- “Dan
demikianlah Kami bangkitkan mereka supaya mereka saling bertanya di antara mereka”
mengisyaratkan kepada kemajuan besar
yang bangsa-bangsa Kristen itu telah ditakdirkan mencapainya di masa yang
akan datang. Kata-kata قَالَ قَآئِلٌ مِّنۡہُمۡ کَمۡ لَبِثۡتُمۡ -- “Salah seorang dari mereka berkata: “Berapa
lamakah kamu telah tinggal?" mengandung arti bahwa bangsa-bangsa Kristen bangkit dan
menyingkirkan jauh-jauh kemalasan
mereka.
Kebangkitan kesadaran tersebut telah
terjadi di masa peperangan salib,
ketika raja-raja Inggris, Perancis, dan Jerman bersatu padu memperjuangkan tujuan bersama, dan seluruh
Eropa bergabung mengadakan serangan
bersama terhadap umat Islam,
untuk merenggut tanah suci (Palestina) dari tangan mereka.
Menurut muhawarah bahasa Arab لَبِثۡنَا یَوۡمًا اَوۡ بَعۡضَ یَوۡمٍ -- “dari
hari atau sebagian hari” menunjuk kepada masa yang tidak tentu. Di
tempat lain (QS.20:103-104) Al-Quran telah menetapkan 1000 tahun, yang selama
itu bangsa-bangsa Kristen dari barat
itu tetap tinggal dalam keadaan tidur atau tanpa kegiatan.
Kata ''sepuluh hari" dalam QS.20:103-104
dipergunakan untuk menyatakan sepuluh
abad, dan kata-kata "bermata
biru" dalam ayat-ayat tersebut menunjuk kepada bangsa-bangsa barat yang pada umumnya bermata biru. Ini merupakan kenyataan
sejarah yang cukup dikenal, bahwa dasar-dasar kekuasaan Inggris di Timur diletakkan pada permulaan abad ketujuh
belas ("March of Man"). Masa ini mendekati seribu tahun sesudah Nabi
Besar Muhammad saw.
Ada pun
makna ayat فَابۡعَثُوۡۤا اَحَدَکُمۡ بِوَرِقِکُمۡ ہٰذِہٖۤ اِلَی الۡمَدِیۡنَۃِ فَلۡیَنۡظُرۡ اَیُّہَاۤ اَزۡکٰی طَعَامًا فَلۡیَاۡتِکُمۡ بِرِزۡقٍ مِّنۡہُ -- “Maka suruhlah
sekarang salah seorang dari antara kamu dengan mata uang kamu ini ke kota
dan hendaklah ia memperhatikan siapa dari antara mereka mempunyai bahan makanan terbaik
dan hendaklah ia membawa kepada
kamu rezeki darinya,” yaitu ketika
"penghuni-penghuni gua"
melihat, bahwa gelombang penindasan terhadap
mereka telah mereda, mereka mengutus salah seorang anggota mereka ke
kota yang dibekali dengan beberapa mata
uang lama untuk membeli perbekalan
hidup dan untuk menyelidiki
bagaimana situasi, yang menyangkut
diri mereka.
Politik Devide et Impera
(Memecah-belah dan Menjajah)
Tha'ām dapat berarti, bahan-bahan
makanan seperti gandum, jelai, jawawut, kurma dan lain sebagainya (Lexicon Lane). Hal ini Ini
menunjuk kepada ekspedisi-ekspedisi
perdagangan bangsa-bangsa Kristen
barat ke seluruh bagian dunia. Makna ayat
وَ لۡـیَؔتَلَطَّفۡ -- “Dan
hendaklah ia bersikap lemah-lembut,”
para ahli niaga Eropa mempunyai keterampilan
khas untuk berlaku lemah-lembut
dan sopan-santun dalam urusan perdagangan mereka.
Nampaknya ungkapan, "hendaklah ia bersikap lemah-lembut"
menunjuk kepada sifat khusus ini. Kata-kata itu berarti pula, "hendaknya ia berlaku hati-hati."
Sedangkan makna ayat وَ لَا یُشۡعِرَنَّ بِکُمۡ
اَحَدًا -- "dan
ia jangan memberitahukan mengenai
kamu kepada siapa pun” mengisyaratkan kepada penyusupan pengaruh barat ke timur dengan diam-diam dan tidak menyolok mata.
Kata-kata dalam ayat selanjutnya اِنَّہُمۡ اِنۡ یَّظۡہَرُوۡا عَلَیۡکُمۡ یَرۡجُمُوۡکُمۡ اَوۡ یُعِیۡدُوۡکُمۡ فِیۡ مِلَّتِہِمۡ وَ لَنۡ تُفۡلِحُوۡۤا اِذًا اَبَدًا -- “sesungguhnya
jika mereka unggul atas kamu mereka akan
mengusir kamu atau akan memaksa kamu
kembali ke dalam agama mereka, dan kamu tidak akan pernah berhasil
selama-lamanya,” hal ini berarti
"Jika orang-orang yang kepadanya
kamu mengirim rombongan dagang dapat mengetahui niat-niat kamu yang sebenarnya,
atau sebelum kaki kamu ditegakkan dengan kuat di negeri mereka, suatu
persengketaan politik atau perselisihan dagang timbul, dan kamu sendiri tidak
kuat menghadapinya, kemudian kamu akan terpaksa meninggalkan negeri mereka atau
memeluk agama mereka. Jika terjadi salah satu di antara keduanya, kamu akan
gagal memperoleh tempat berpijak yang kekal, dan semua impian kamu untuk
menegakkan kerajaan yang besar di negeri mereka akan lenyap sirna."
Pendek kata “penyusupan pengaruh barat ke timur” yang dilakukan bangsa-bangsa Kristen dari Barat
telah sukses mereka lakukan, setelah itu mereka mulai melakukan politik Devide et Impera (memecah-belah dan menjajah)
di wilayah-wilayah koloni perdagangan
yang mereka kuasai – termasuk di Nusantara, dimana bangsa Belanda berhasil menjajah
wilayah Nusantara selama 350 tahun
-- hampir sama lamanya dan cara-cara
penindasan yang dilakukannya
dengan cara-cara dinasti Fir’aun di Mesir terhadap Bani Israil selama 400 tahun (Kejadian 15:12-16; QS.28:1-7).
Pelepasan Iblis dari “Pemenjaraan Seribu Tahun”
Kembali kepada firman-Nya mengenai “peniupan nafiri” dan “orang-orang
berdosa yang bermata biru”:
یَّوۡمَ یُنۡفَخُ فِی الصُّوۡرِ وَ نَحۡشُرُ الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ
زُرۡقًا ﴿﴾ۚۖ یَّتَخَافَتُوۡنَ
بَیۡنَہُمۡ اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا
عَشۡرًا ﴿﴾ نَحۡنُ اَعۡلَمُ
بِمَا یَقُوۡلُوۡنَ اِذۡ یَقُوۡلُ اَمۡثَلُہُمۡ طَرِیۡقَۃً اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ
اِلَّا یَوۡمًا ﴿﴾٪
Hari ketika nafiri
(terompet) akan ditiup, dan Kami akan menghimpun orang-orang berdosa
yang bermata biru pada hari itu. Mereka saling
berbisik-bisik di antara mereka: "Tidaklah kamu akan tinggal
melainkan hanya sepuluh."
Kami lebih mengetahui mengenai apa yang akan mereka katakan
ketika berkata orang yang paling baik cara hidupnya di antara mereka: "Tidaklah kamu tinggal melainkan sehari." (Thā Hā [20]:103-105).
"Sepuluh" dalam ayat
اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا عَشۡرًا -- "Tidaklah kamu akan tinggal melainkan hanya sepuluh," di sini berarti 10 abad (1000 tahun).
Isyarat itu ditujukan kepada sepuluh abad (1000 tahun) sesudah hijrah Nabi Besar Muhammad saw. dari
Makkah ke Madinah yang selama itu bangsa-bangsa
Eropa hampir tetap dalam keadaan tidur
belaka.
Baru pada permulaan abad ke-17 bangsa-bangsa
Eropa keluar dari keadaan tidurnya
lalu mulai menyebar ke seluruh dunia
serta menaklukkan dunia (QS.18:19-21),
yaitu kira-kira 1000 tahun sesudah Nabi Besar Muhammad saw, mulai bertabligh pada awal abad ke-7.
Arti
kalimat tharīqat al-qaum dalam
ayat اِذۡ یَقُوۡلُ
اَمۡثَلُہُمۡ طَرِیۡقَۃً اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا یَوۡمًا -- “berkata orang yang paling baik cara hidupnya di antara mereka: "Tidaklah kamu tinggal melainkan sehari"” berarti “kaum yang
terbaik atau paling lurus” (Aqrab-al-Mawarid).
Yaum (hari) di sini berarti seribu tahun yang disinggung dalam
QS.22:48 dan bersesuaian dengan "sepuluh"
yang tersebut dalam ayat yang mendahuluinya, yaitu sepuluh abad atau 1000 tahun.
Yaum
berarti pula waktu yang hakiki. Dalam pengertian inilah maka orang-orang kafir - ketika ditimpa oleh siksaan Tuhan - dilukiskan mengatakan
bahwa masa kesejahteraan dan kemajuan
duniawi mereka itu hanya berlaku satu
hari saja, yaitu sangat pendek. Itulah makna ayat اِنۡ لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا یَوۡمًا -- "Tidaklah
kamu tinggal melainkan sehari."
Mengisyaratkan kepada
kenyataan itu pulalah kasyaf (penglihatan ruhani) yang dialami
oleh Yohanes yang diceritakannya
dalam Kitab Wahyu berikut ini:
Dan setelah masa seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, dan ia
akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru
bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang
dan jumlah
mereka sama dengan banyaknya pasir di laut. Maka naiklah mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka, dan Iblis,
yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang , yaitu tempat
binatang dan nabi palsu itu, dan mereka
disiksa siang malam sampai selama-lamanya. (Wahyu 20:7-10).
Nubuatan
mengenai kehancuran kejayaan duniawi
bangsa-bangsa Kristen dari Barat
– yang “bermata biru” atau Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) – dikemukakan dalam ayat selanjutnya, firman-Nya
kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ یَسۡـَٔلُوۡنَکَ عَنِ الۡجِبَالِ فَقُلۡ یَنۡسِفُہَا رَبِّیۡ نَسۡفًا ﴿﴾ۙ فَیَذَرُہَا
قَاعًا صَفۡصَفًا ﴿﴾ۙ لَّا تَرٰی
فِیۡہَا عِوَجًا وَّ لَاۤ
اَمۡتًا ﴿﴾ؕ یَوۡمَئِذٍ
یَّتَّبِعُوۡنَ الدَّاعِیَ لَا عِوَجَ لَہٗ ۚ وَ خَشَعَتِ الۡاَصۡوَاتُ
لِلرَّحۡمٰنِ فَلَا تَسۡمَعُ اِلَّا
ہَمۡسًا ﴿﴾ یَوۡمَئِذٍ لَّا تَنۡفَعُ
الشَّفَاعَۃُ اِلَّا مَنۡ اَذِنَ لَہُ
الرَّحۡمٰنُ وَ رَضِیَ لَہٗ
قَوۡلًا ﴿﴾
Dan mereka
bertanya kepada engkau mengenai gunung-gunung
itu, maka katakanlah: "Rabb-ku
(Tuhan-ku) akan menghancurkannya
sehancur-hancurnya, maka Dia akan
meninggalkannya sebagai tanah datar
yang gersang, engkau tidak akan melihat di dalamnya kerendahan
dan ketinggian. Pada hari
itu mereka akan mengikuti Penyeru,
tidak ada kebengkokan dalam ajarannya, dan semua suara akan merendah di hadapan Tuhan Yang Maha Pemurah dan engkau tidak akan mendengar kecuali bisikan. Pada hari itu syafaat
tidak bermanfaat kecuali orang yang
telah mendapat izin baginya dari Tuhan Yang Maha Pemurah dan perkataannya
telah diridhai. (Thā Hā [20]:106-110).
Isyarat dalam kata al-jibāl (gunung-gunung)
di sini, ditujukan kepada bangsa-bangsa
Kristen dari barat yang gagah-perkasa
itu. Nubuatan dalam ayat ini
bertalian dengan kehancuran mereka
secara total. Kehancuran barat telah
mulai berjalan sejak beberapa lama. Dua perang
dunia terakhir telah sangat melemahkannya (Spengler's "Decline of the West" & Toynbee's "A Study of History").
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 8 Februari
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar