Selasa, 01 Oktober 2013

Pembelaan Allah Swt. kepada Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. Mengenai Perbedaan "Kebijakan" Penanganan Bangsa-bangsa Asing yang Liar


بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab 35

  Pembelaan  Allah Swt. kepada  Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. Mengenai Perbedaan Kebijakan Penanganan Bangsa-bangsa Asing yang Liar

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


D
alam akhir  Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai   kisah tentang Nabi Daud a.s.  dan Nabi Sulaiman a.s.,  sebagai pembelaan Allah Swt. kepada Nabi Daud a.s.  mengenai ketidak-benaran tuduhan  kedua orang yang bermaksud membunuh beliau tersebut, firman-Nya:
وَ وَہَبۡنَا لِدَاوٗدَ  سُلَیۡمٰنَ ؕ نِعۡمَ  الۡعَبۡدُ ؕ اِنَّہٗۤ  اَوَّابٌ ﴿ؕ﴾  اِذۡ عُرِضَ عَلَیۡہِ بِالۡعَشِیِّ الصّٰفِنٰتُ الۡجِیَادُ ﴿ۙ﴾  فَقَالَ  اِنِّیۡۤ  اَحۡبَبۡتُ حُبَّ الۡخَیۡرِ عَنۡ ذِکۡرِ  رَبِّیۡ ۚ حَتّٰی تَوَارَتۡ بِالۡحِجَابِ ﴿ٝ﴾  رُدُّوۡہَا عَلَیَّ ؕ فَطَفِقَ مَسۡحًۢا بِالسُّوۡقِ وَ الۡاَعۡنَاقِ ﴿﴾
Dan kepada Daud Kami menganugerahkan Sulaiman, seorang hamba yang sangat baik, sesungguhnya ia selalu kembali kepada Kami.  Ketika dihadapkan kepadanya kuda-kuda yang terbaik pada petang hari  maka ia berkata: “Sesungguhnya aku mencintai kesenangan akan barang yang baik karena mengingatkan kepada Tuhan-ku.” Hingga ketika kuda-kuda itu tersembunyi di belakang tabir, ia berkata: Bawalah kembali kuda-kuda itu kepadaku,” Kemudian ia mulai mengusap-usap kaki dan leher kuda-kuda itu. (Ash-Shād [38]:31-34).
       Sebelum membahas masalah ayat-ayat ini, terlebih dulu perlu diketahui bahwa walau pun Bible dan Al-Quran sama-sama membahas masalah kenabian mulai  dari Nabi Adam a.s. sampai dengan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. – termasuk di dalamnya kisah Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.  tetapi nampak dengan jelas bahwa kesan yang timbul setelah membaca kisah-kisah para Rasul Allah dalam kedua  Kitab suci tersebut sangat berbeda.
    Ayat وَ وَہَبۡنَا لِدَاوٗدَ  سُلَیۡمٰنَ ؕ نِعۡمَ  الۡعَبۡدُ ؕ اِنَّہٗۤ  اَوَّابٌ -- “Dan kepada Daud Kami menganugerahkan Sulaiman, seorang hamba yang sangat baik, sesungguhnya ia selalu kembali kepada Kami” dengan tegas membantah    cerita dusta (fitnah) yang dikemukakan Bible,  bahwa kelahiran Nabi Sulaiman a.s. – na’ūdzubillāh mim dzālika – adalah hasil perselingkuhan Nabi Daud a.s. dengan Batsyeba binti Eliam, istri Uria orang Het  (II Samuel 11:1-27; I Raja-raja 1:1-53).
   
Pasukan Angkatan Perang  Nabi Sulaiman a.s.

 Allah Swt. menganugerahkan kepada Nabi Sulaiman a.s.  kekuasaan dan keka-yaan. Beliau memerintah kerajaan Bani Israil yang luas, yang beliau warisi dari Nabi Daud a.s., dan oleh karena itu beliau terpaksa harus mempunyai angkatan perang yang kuat. Tentu saja beliau mempunyai kesukaan yang sangat akan kuda keturunan yang baik, sebab pasukan berkuda (pasukan kavaleri) merupakan satu sayap yang kuat bagi angkatan perang beliau.
  Kegemaran Nabi Sulaiman a.s. akan kuda, bukan seperti kesukaan seorang pencandu berpacu kuda atau seorang peternak kuda profesional. Kegemaran itu timbul hanya karena kecintaan beliau kepada Khaliq-nya, karena kuda-kuda dipakai  beliau untuk berperang di jalan Allah.
 Shāfināt (kuda-kuda yang terbaik) ialah jamak dari shafinah, bentuk muannats dari shafin, yang berarti seekor kuda yang berdiri atas tiga kaki dan pada ujung kuku kaki keempatnya. Berdiri dengan sikap demikian dianggap ciri khas kuda Arab yang dipandang sebagai keturunan kuda terbaik. Jiyād (kuda-kuda yang larinya cepat) itu jamak dari jawād, dan ungkapan farasun jawādun berarti seekor kuda yang larinya kencang (Lexicon Lane).
 Itulah makna ucapan  Nabi Sulaiman a.s.  اِنِّیۡۤ  اَحۡبَبۡتُ حُبَّ الۡخَیۡرِ عَنۡ ذِکۡرِ  رَبِّیۡ  – “Sesungguhnya aku mencintai kesenangan akan barang yang baik karena meng-ingatkan kepada Tuhan-ku. Nampaknya Nabi Sulaiman a.s.  sedang menyaksikan suatu pawai berkuda dan guna memperlihatkan kekaguman akan kuda-kuda beliau, maka beliau mengusap-usap leher dan kaki kuda-kuda itu.
  Jadi, betapa luhurnya kisah-kisah  tentang Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. yang dikemukakan Allah Swt. dalam berbagai Surah Al-Quran, yang benar-benar menggambarkan kemuliaan martabat sebagai orang-orang suci utusan (rasul) Allah Swt., dan sekali pun kedua orang Rasul Allah tersebut merupakan raja kerajaan Bani Israil  yang sangat berkuasa, akan tetapi keduanya telah melaksanakan dua macam amanat Allah Swt.  – sebagai rasul Allah dan sebagai raja  --   dengan sempurna.

Hakikat Perbedaan Kebijakan Politik
Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.

  Sehubungan dengan masalah kesenangan Nabi Sulaiman a.s. terhadap “kuda” dan terhadap “keindahan” tersebut, dalam Surah Sabā dijelaskan mengenai  perjalanan Nabi Sulaiman a.s. bersama  pasukan  perangnya menuju perbatasan dengan wilayah kerajaan Ratu Saba.
  Ada pun tujuan perjalanan Nabi Sulaiman dan pasukannya yang besar adalah untuk menghentikan tindakan-tindakan infiltrasi  (penyusupan)  yang dilakukan tentara kerajaan Saba ke wilayah kekuasaan  beliau,  yang  dalam Al-Quran  diumpamaakan sebagai “kambing suatu kaum yang memasuki kebun”, firman-Nya:
وَ دَاوٗدَ  وَ سُلَیۡمٰنَ  اِذۡ یَحۡکُمٰنِ فِی الۡحَرۡثِ  اِذۡ  نَفَشَتۡ فِیۡہِ غَنَمُ  الۡقَوۡمِ ۚ وَ کُنَّا  لِحُکۡمِہِمۡ  شٰہِدِیۡنَ﴿٭ۙ﴾
Dan ingatlah Daud dan Sulaiman ketika mereka berdua memberikan keputusan mengenai suatu ladang, ketika kambing-kambing suatu kaum merusak di dalamnya, dan Kami menjadi saksi atas benarnya keputusan mereka. (Al-Anbiya [21]:79).
      Masalah ini akan dibahas secara tersendiri, yang pasti adalah bahwa kisah-kisah para Rasul Allah yang dikemukakan dalam Al-Quran menimbulkan rasa hormat terhadap  para Rasul Allah tersebut serta timbul keinginan untuk mengikuti (meniru)  suri teladan yang baik dari  para Rasul Allah tersebut.
      Tetapi tidak demikian halnya  dengan kisah para Rasul Allah yang dikemukakan di dalam Bible, karena  mengenai  kisah beberapa  orang Rasul Allah -- termasuk kisah Nabi Luth a.s. dengan kedua anak perempuannya;  Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s. – digambarkan telah melakukan hal-hal tidak senonoh yang mustahil dilakukan oleh orang-orang suci yang datang (diutus) oleh Allah Swt., dan yang ditonjolkan dalam Bible sebagai orang suci adalah Natan  (II Samuel 12:1-24).
      Justru Natan inilah salah seorang dari  dua orang laki-laki yang secara diam-diam telah menaiki kamar Nabi Daud a.s. untuk membunuh beliau, yang  kemudian – karena  tujuan  buruknya  diketahui Nabi Daud a.s. – lalu ia mengaku  bahwa kedatangannya berdua kepada Nabi daud a.s.  bermaksud untuk  meminta nasihat Nabi Daud a.s. (QS.38:22-27).
        Jadi, memang benar  Allah Swt. menampilkan kembali kisah beberapa Rasul Allah dalam Al-Quran yang juga dikemukakan dalam Bible,  tetapi dalam pemaparan Al-Quran    bukan saja benar-benar menampilkan kesucian  akhlak dan ruhani para Rasul Allah tersebut, tetapi juga keistimewaan-keistimewaan khusus para Rasul Allah tersebut pun dikemukakan juga,.
       Salah satu contohnya adalah  firman Allah Swt.  mengenai Nabi Daud a.s. dan putra beliau,  Nabi Sulaiman a.s.,  yang  karena  dalam  melaksanakan kebijakan  mengelola kerajaan Bani Israil   ada perbedaan kebijakan, sehingga kedua Rasul Allah tersebut  telah mendapat kritikan keras Natan, yang dalam Bible dikatakan bahwa ia  diutus oleh Tuhan” (II Samuel 12:1-15).  Allah Swt. berfirman:        
وَ دَاوٗدَ  وَ سُلَیۡمٰنَ  اِذۡ یَحۡکُمٰنِ فِی الۡحَرۡثِ  اِذۡ  نَفَشَتۡ فِیۡہِ غَنَمُ  الۡقَوۡمِ ۚ وَ کُنَّا  لِحُکۡمِہِمۡ  شٰہِدِیۡنَ﴿٭ۙ﴾
Dan ingatlah Daud dan Sulaiman ketika mereka berdua memberikan keputusan mengenai suatu ladang, ketika kambing-kambing suatu kaum merusak di dalamnya, dan Kami menjadi saksi atas benarnya keputusan mereka. (Al-Anbiya [21]:79).

Menaklukan Kabilah-kabilah  Non Bani Israil  yang Liar
Atau  Jalut dan “Bala Tentaranya

     Dalam ayat ini dan dalam beberapa ayat berikutnya telah dipergunakan bahasa kiasan untuk menambah indahnya ungkapan. Al-harts (kebun) dapat menunjuk kepada negeri asal Nabi Sulaiman a.s. yakni Palestina (Kanaan),   dan kata ghanam al-qaum kepada kabilah-kabilah tetangga yang buas dan suka merampok serta mengadakan serbuan-serbuan ke negeri Nabi Sulaiman a.s..
     Isyarat dalam ayat itu tertuju kepada siasat yang diadakan oleh Nabi Daud a.s. dan Nabi Sulaiman a.s.  untuk menangkis dan mengalahkan perampokan kabilah-kabilah biadab tersebut. Nabi Daud a.s. adalah seorang ahli perang ulung, dan oleh karena itu beliau  suka menjalankan siasat keras yakni dalam bentuk melakukan penaklukan, firman-Nya:
وَ لَمَّا بَرَزُوۡا لِجَالُوۡتَ وَ جُنُوۡدِہٖ قَالُوۡا رَبَّنَاۤ  اَفۡرِغۡ عَلَیۡنَا صَبۡرًا وَّ ثَبِّتۡ   اَقۡدَامَنَا وَ انۡصُرۡنَا عَلَی الۡقَوۡمِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ؕ فَہَزَمُوۡہُمۡ  بِاِذۡنِ اللّٰہِ ۟ۙ وَ قَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوۡتَ وَ اٰتٰىہُ اللّٰہُ  الۡمُلۡکَ وَ الۡحِکۡمَۃَ وَ عَلَّمَہٗ مِمَّا یَشَآءُ ؕ وَ لَوۡ لَا دَفۡعُ اللّٰہِ النَّاسَ بَعۡضَہُمۡ بِبَعۡضٍ ۙ لَّفَسَدَتِ الۡاَرۡضُ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ ذُوۡ فَضۡلٍ عَلَی الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾
Dan tatkala mereka maju untuk menghadapi Jalut dan bala-tentaranya, mereka berkata: “Ya Tuhan kami,  anugerahkanlah  ketabahan atas kami,  teguhkanlah langkah-langkah kami, dan  tolonglah kami terhadap kaum kafir.”   Maka mereka mengalahkan mereka itu yakni Jalut dan bala tentaranya dengan izin Allah, dan Dawud membunuh Jalut, Allah memberinya kerajaan dan kebijaksanaan dan mengajarkan kepadanya apa yang Dia kehendaki. Dan  seandainya Allah tidak menyingkirkan kejahatan sebagian manusia oleh sebagian lainnya, niscaya bumi akan penuh dengan kerusakan,  tetapi Allah memiliki karunia atas seluruh alam. (Al-Baqarah [2]:251-252).
     Thalut atau Gideon berhasil mengalahkan Jalut atau kaum Midian, tetapi kekalahan besar yang disebut dalam ayat ini dengan terbunuhnya Jalut terjadi di zaman Nabi Dawud a.s., kira-kira 200 tahun kemudian. Menurut Bible orang yang dikalahkan oleh Nabi Dawud a.s.  adalah Goliat (I Samuel 17:4), yang cocok dengan Jalut. Mungkin nama sifat yang diberikan oleh Al-Quran kepada kaum itu pun disandang oleh pemimpin mereka di zaman Nabi Dawud a.s..
 Mengisyaratkan kepada siasat keras  yang dilaksanakan Nabi Daud a.s. itulah   dalam QS.2:252 digunakan kalimat  membunuh:  وَ قَتَلَ دَاوٗدُ جَالُوۡتَ وَ اٰتٰىہُ اللّٰہُ  الۡمُلۡکَ وَ الۡحِکۡمَۃَ وَ عَلَّمَہٗ مِمَّا یَشَآءُ  -- “dan Daud membunuh Jalut dan Allah memberinya kedaulatan, kebijakan, dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendakinya”.

Pembelaan Allah Swt.  Kepada Nabi Daud a.s.
dan Nabi Sulaiman a.s.

Tetapi Nabi Sulaiman a.s.  – atas petunjuk dan izin Allah Swt.  --  melaksanakan  siasat yang lebih lunak,   dan beliau menundukkan kabilah-kabilah itu dengan jalan mengadakan perjanjian-perjanjian persahabatan dengan mereka,  contohnya adalah dengan Ratu Saba, firman-Nya:
فَفَہَّمۡنٰہَا سُلَیۡمٰنَ ۚ وَ کُلًّا  اٰتَیۡنَا حُکۡمًا وَّ عِلۡمًا ۫ وَّ سَخَّرۡنَا مَعَ دَاوٗدَ الۡجِبَالَ یُسَبِّحۡنَ وَ الطَّیۡرَ ؕ وَ کُنَّا فٰعِلِیۡنَ ﴿﴾
Maka Kami memberikan pengertian  kepada Sulaiman, dan kepada masing-masing  Kami  berikan kebijaksanaan dan ilmu.  Dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersama Daud,  dan Kami-lah Yang mengerja-kannya. (Al-Anbiyā [21]:80).
    Kata-kata فَفَہَّمۡنٰہَا سُلَیۡمٰنَ -- “Maka Kami memberikan pengertian kepada Sulaiman”, mengandung arti  bahwa siasat lunak dan cari damai yang dijalankan oleh  Nabi Sulaiman a.s.   itu memang tepat dalam keadaan-keadaan pada saat itu, dan bahwa tuduhan yang dilancarkan terhadap beliau oleh beberapa pengarang Yahudi, bahwa beliau mengikuti suatu siasat lemah yang mendatangkan keruntuhan wangsa Nabi Daud a.s.  sekali-kali tidak mempunyai dasar yang sehat.
     Tetapi pembelaan Allah Swt. untuk Nabi Sulaiman a.s. tersebut  tidak boleh diberi arti bahwa siasat keras yang dijalankan oleh Nabi Daud a.s.  dalam masa beliau sendiri   salah,  suatu kesalah-pahaman yang menjurus kepada kesimpulan ini telah dihilangkan oleh anak kalimat ۚ وَ کُلًّا  اٰتَیۡنَا حُکۡمًا وَّ عِلۡمًا -- “dan kepada masing-masing dari mereka Kami beri  kebijaksanaan dan ilmu.” Anak kalimat itu memperjelas bahwa siasat-siasat yang dijalankan, baik oleh Daud a.s. maupun oleh Sulaiman a.s., itulah yang terbaik dalam keadaan itu dan paling cocok pada peristiwa yang khas itu.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar,  28 September    2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar