Minggu, 20 Oktober 2013

Manusia Diberi "Kebebasan Memilih" Tetapi Akan Diminta Pertanggungjawaban oleh Allah Swt., Tuhan Pencipta Seluruh Alam




ۡ بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab 52

    Manusia   Diberi “Kebebasan Memilih” Tetapi  Akan Diminta Pertanggungjawaban oleh Allah Swt., Tuhan Maha Pencipta Seluruh Alam  

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma


D
alam   Bab  44 dan 47   telah dikemukakan  mengenai  ada dua macam kedudukan wujud-wujud menyanjung kesucian Allah Swt. dengan puji-pujian-Nya, yakni (1) yang “memikul” langsung ‘Arasy  (Singgasana) Allah Swt., dan (2) yang ada “di sekitar” ‘Arasy (Singgasana) Ilahi, firman-Nya:
اَلَّذِیۡنَ یَحۡمِلُوۡنَ الۡعَرۡشَ وَ مَنۡ حَوۡلَہٗ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ  رَبِّہِمۡ وَ یُؤۡمِنُوۡنَ بِہٖ وَ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ  لِلَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا ۚ رَبَّنَا وَسِعۡتَ کُلَّ  شَیۡءٍ رَّحۡمَۃً  وَّ عِلۡمًا فَاغۡفِرۡ  لِلَّذِیۡنَ تَابُوۡا وَ اتَّبَعُوۡا سَبِیۡلَکَ وَ قِہِمۡ  عَذَابَ  الۡجَحِیۡمِ ﴿﴾  رَبَّنَا وَ اَدۡخِلۡہُمۡ جَنّٰتِ عَدۡنِۣ الَّتِیۡ وَعَدۡتَّہُمۡ وَ مَنۡ صَلَحَ مِنۡ اٰبَآئِہِمۡ وَ اَزۡوَاجِہِمۡ وَ  ذُرِّیّٰتِہِمۡ ؕ اِنَّکَ اَنۡتَ الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ۙ﴿۸﴾  وَ قِہِمُ السَّیِّاٰتِ ؕ وَ مَنۡ تَقِ السَّیِّاٰتِ یَوۡمَئِذٍ  فَقَدۡ رَحِمۡتَہٗ ؕ وَ ذٰلِکَ ہُوَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِیۡمُ ٪﴿﴾  
Wujud-wujud  yang memikul ‘Arasy  dan yang di sekitarnya, mereka bertasbih dengan pujian Rabb (Tuhan) mereka, mereka beriman kepada-Nya dan mereka memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman: “Wahai Rabb (Tuhan) kami, Engkau meliputi segala sesuatu dengan rahmat dan ilmu maka ampunilah kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau, dan lindungilah mereka dari azab Jahannam.  Hai Rabb (Tuhan) kami karena itu masukkanlah mereka ke dalam surga-surga abadi yang telah Engkau janjikan kepada mereka, dan begitu pun orang-orang yang beramal saleh  dari bapak-bapak mereka, istri-istri mereka dan keturunan-keturunan mereka. Sesungguhnya Engkau benar-benar Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  Dan lindungilah mereka dari segala keburukan.  Dan barangsiapa Engkau pelihara dari keburukan-keburukan pada hari itu  maka sungguh  Engkau telah mengasihinya, dan yang demikian itu  kemenangan yang besar.” (Al-Mu’min [40]:8-10) 
     Sebagaimana telah dijelaskan,  bahwa    ‘Arasy berarti Sifat-sifat Ilahi   yaitu  Sifat-sifat Tanzihiyyah Allah Swt.  maka kata-kata “para pemikul ‘Arasy” akan berarti makhluk-makhluk atau orang-orang yang dengan perantaraan mereka Sifat-sifat Ilahi itu diwujudkan melalui Sifat-sifat Tasybihiyyah.
      Dan karena hukum alam bekerja dengan perantaraan malaikat-malaikat, dan para nabi merupakan wahana (sarana)  yang dengan perantaraan mereka Kalamullāh (wahyu/firman Allah) disampaikan kepada umat manusia, maka kata-kata “para pemikul ‘Arasy” dapat berarti pula para malaikat dan para utusan (rasul) Tuhan, dan kata-kata “mereka yang ada di sekitarnya” dapat berarti para malaikat yang dibawahi dan membantu para malaikat yang utama dalam menyelenggarakan urusan-urusan dunia, atau para pengikut sejati para  rasul Allah yang menyampaikan dan menyebarkan ajaran nabi-nabi Allah itu. 
        Dikarenakan   hal tersebut merupakan Sunnatullah yang tidak mungkin berubah oleh sebab itu itu Allah Swt. telah berfirman mengenai kesinambungan pengutusan para rasul-Nya (utusan-Nya) dari kalangan  para malaikat dan manusia,  firman-Nya:
اَللّٰہُ یَصۡطَفِیۡ مِنَ الۡمَلٰٓئِکَۃِ  رُسُلًا وَّ مِنَ النَّاسِ ؕ اِنَّ اللّٰہَ سَمِیۡعٌۢ  بَصِیۡرٌ ﴿ۚ﴾    
Allah memilih rasul-rasul dari antara malaikat-malaikat dan dari antara manusia, sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat. (Al-Hajj [22]:76).
      Firman Allah Swt. itu pun, sesuai dengan firman Allah Swt. dalam QS.7:35-37 mengenai kesinambungan pengutusan para Rasul Allah dari kalngan Bani Adam, hal tersebut menolak  faham keliru lā nabiyya ba’dahū – “tidak ada lagi nabi sesudahnya” (sesudah Nabi Besar Muhammad saw.).
      Kenapa demikian? Sebab  kalimat  یَصۡطَفِی   adalah bentuk fi’il mudhari   yakni  bentuk pekerjaan “telah, sedang, dan akan”, artinya adalah “senantiasa memilih”,  yakni Allah Swt. senantiasa memilih para rasul-Nya dari kalangan para malaikat maupun dari kalangan manusia.

Makna  Perbedaan Banyaknya  Sayap” Para Malaikat &
Sifat yang Dimiliki Kilat dan Petir

     Pendek kata,  energi  atau ruh  yang    menyebabkan segala sesuatu  yang berada di dalam tatanan alam semesta jasmani ini – yang merupakan bagian dari “kerajaan” Allah Swt. –  dengan kehendak Allah Swt. memiliki berbagai khasiat (kemampuan) yang tak terhingga  (QS.15:22; QS.31:21; QS.40:14) tiada lain adalah para malaikat,   yang    tugasnya   telah ditetapkan  Allah Swt. bagi mereka masing-masing, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  اَلۡحَمۡدُ لِلّٰہِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ جَاعِلِ الۡمَلٰٓئِکَۃِ  رُسُلًا اُولِیۡۤ  اَجۡنِحَۃٍ مَّثۡنٰی وَ ثُلٰثَ وَ رُبٰعَ ؕ یَزِیۡدُ فِی الۡخَلۡقِ مَا یَشَآءُ ؕ اِنَّ اللّٰہَ عَلٰی کُلِّ شَیۡءٍ  قَدِیۡرٌ ﴿﴾
Segala puji milik Allah Yang menciptakan seluruh langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-utusan yang bersayap dua, tiga  dan empat. Dia menambahkan pada ciptaan-Nya  apa yang Dia kehendaki, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (Al-Fāthir [35]:2).
     Malā’ikah (malaikat-malaikat) yang adalah jamak dari malak,  diserap dari malaka, yang berarti: ia mengendalikan, mengawasi; atau dari alaka, artinya  ia me-ngirimkan. Para malaikat disebut demikian sebab mereka mengendalikan kekuatan-kekuatan alam atau mereka membawa wahyu Ilahi kepada utusan-utusan (rasul-rasul) Allah dan   para pembaharu samawi (mushlih Rabbani).
 Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab sebelumnya, bahwa kepada malaikat-malaikat dipercayakan menjaga, mengatur, dan mengawasi segala urusan yang berlaku di alam jasmani (QS.79:6). Inilah tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepada mereka. Tugas mereka yang lain dan yang lebih berat yaitu  melaksanakan perintah dan kehendak Allah Swt.   kepada rasul-rasul-Nya. Malaikat-malaikat pembawa wahyu Ilahi menampakkan serentak dua, tiga, atau empat sifat Ilahi, dan ada pula malaikat lain, yang bahkan menjelmakan lebih banyak lagi dari sifat-sifat Ilahi itu.
   Karena ajnihah merupakan lambang kekuatan dan kemampuan (Lexicon Lane), ayat ini mengandung arti,  bahwa malaikat-malaikat itu memiliki kekuatan dan sifat yang berbeda-beda derajatnya sesuai dengan kepentingan pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka masing-masing.
   Sebagian malaikat dianugerahi kekuatan-kekuatan dan sifat-sifat yang lebih besar daripada yang lain. Malaikat Jibril a.s.  adalah penghulu semua malaikat \karena itu pekerjaan mahapenting  yakni  menyampaikan wahyu Ilahi kepada para rasul Allah, diserahkan kepadanya serta dilaksanakan di bawah asuhan dan pengawasannya.

Makna “Bertasbihnya”  Guruh dan Kilat

    Berikut beberapa contoh ciptaan Allah Swt. di tatanan alam semesta ini yang melaksanakan perintah Allah Swt. yang telah ditugaskan kepada mereka, firman-Nya: 
ہُوَ  الَّذِیۡ یُرِیۡکُمُ  الۡبَرۡقَ خَوۡفًا وَّ طَمَعًا  وَّ یُنۡشِیُٔ  السَّحَابَ  الثِّقَالَ ﴿ۚ﴾  وَ یُسَبِّحُ الرَّعۡدُ بِحَمۡدِہٖ  وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ مِنۡ خِیۡفَتِہٖ ۚ وَ یُرۡسِلُ الصَّوَاعِقَ فَیُصِیۡبُ بِہَا مَنۡ یَّشَآءُ  وَ ہُمۡ  یُجَادِلُوۡنَ فِی اللّٰہِ ۚ وَ ہُوَ  شَدِیۡدُ الۡمِحَالِ ﴿ؕ﴾  لَہٗ  دَعۡوَۃُ   الۡحَقِّ ؕ وَ الَّذِیۡنَ  یَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِہٖ لَا یَسۡتَجِیۡبُوۡنَ لَہُمۡ بِشَیۡءٍ  اِلَّا کَبَاسِطِ کَفَّیۡہِ  اِلَی الۡمَآءِ لِیَبۡلُغَ فَاہُ وَ مَا ہُوَ بِبَالِغِہٖ ؕ وَ مَا دُعَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ  اِلَّا  فِیۡ  ضَلٰلٍ ﴿﴾  وَ لِلّٰہِ یَسۡجُدُ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا وَّ ظِلٰلُہُمۡ بِالۡغُدُوِّ  وَ الۡاٰصَالِ  ﴿ٛ

Dia-lah Yang memperlihatkan kepada kamu kilat untuk membangkitkan ketakutan dan pengharapan, dan Dia menimbulkan awan-awan hujan yang tebal.  Dan guruh itu bertasbih dengan pujian-Nya  dan juga malaikat-malaikat karena takut kepada-Nya, dan  Dia mengirimkan petir lalu  menimpakannya kepada  siapa yang Dia kehendaki, tetapi mereka itu berbantah mengenai Allah, dan Dia sangat keras dalam menyiksa.   Hanya bagi Dia-lah seruan yang haq (benar),  dan mereka yang diseru oleh orang-orang itu selain Dia, mereka tidak menjawabnya sedikit pun, melainkan seperti orang yang mengulurkan kedua tangannya ke air  supaya sampai ke mulutnya, tetapi itu tidak akan sampai  kepadanya,  dan tidaklah doa orang-orang kafir itu melainkan  sia-sia belaka.   Dan kepada Allah-lah bersujud siapa pun yang ada di seluruh langit dan bumi dengan rela  atau tidak rela dan demikian juga bayangan-bayangan mereka pada setiap pagi dan petang hari. (Ar-Rā’d [13]:13-16).
     Kilat membangkitkan rasa takut dan harapan, itu menimbulkan rasa takut, sebab kadang-kadang orang mati karenanya, dan mudigah-mudigah (janin-janin) serta tumbuh-tumbuhan tertentu mendapat pengaruh tidak baik dari kilat itu. Ia membawa pula harapan kepada manusia, sebab ia menjadi tanda akan kedatangan hujan penyubur, dan membantu pula untuk membinasakan kuman-kuman pelbagai penyakit, dan dengan demikian menjadi berguna untuk menghindarkan berjangkitnya wabah-wabah.

Kesia-siaan “Tuhan-tuhan” Palsu &
Kebebasan Manusia untuk Memilih Pilihannya

     Ungkapan   لَہٗ  دَعۡوَۃُ   الۡحَقِّ -- “Hanya bagi Dia-lah seruan yang haq (benar)”  ini diterjemahkan sebagai berikut: (1)  Allah Swt.  sajalah yang layak disembah; (2) hanya shalat dan mendoa kepada  Allah Swt.   sajalah yang dapat berguna dan berfaedah bagi manusia; (3) suara Allah Swt.    sajalah yang berkumandang untuk mendukung kebenaran; dan (4) suara Allāh Allah Swt.     sajalah yang akan unggul.
Ada pun makna ayat:
  وَ الَّذِیۡنَ  یَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِہٖ لَا یَسۡتَجِیۡبُوۡنَ لَہُمۡ بِشَیۡءٍ  اِلَّا کَبَاسِطِ کَفَّیۡہِ  اِلَی الۡمَآءِ لِیَبۡلُغَ فَاہُ وَ مَا ہُوَ بِبَالِغِہٖ ؕ وَ مَا دُعَآءُ الۡکٰفِرِیۡنَ  اِلَّا  فِیۡ  ضَلٰلٍ ﴿﴾ 
“…dan mereka yang diseru oleh orang-orang itu selain Dia, mereka tidak menjawabnya sedikit pun, melainkan seperti orang yang mengulurkan kedua tangannya ke air  supaya sampai ke mulutnya, tetapi itu tidak akan sampai kepadanya,  dan tidaklah doa orang-orang kafir itu melainkan  sia-sia belaka.” (Ar-Rā’d [13]:15).
      Yaitu bahwa jalan yang benar untuk mendapat sukses dalam kehidupan ialah menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang tepat - memberikan kedudukan kepada  Allah Swt.    kedudukan yang mustahak bagi-Nya dan memberi kepada makhluk-makhluk-Nya kedudukan, yang mereka berhak memilikinya. Hanya itu saja satu-satunya jalan untuk mencapai sukses dan kebahagiaan yang sejati.   Ayat selanjutnya:
وَ لِلّٰہِ یَسۡجُدُ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا وَّ ظِلٰلُہُمۡ بِالۡغُدُوِّ  وَ الۡاٰصَالِ  ﴿ٛ
“Dan kepada Allah-lah bersujud siapa pun yang ada di seluruh langit dan bumi dengan rela  atau tidak rela dan demikian juga bayangan-bayangan mereka pada setiap pagi dan petang hari.   (Ar-Rā’d [13]:16).
      Ayat ini mengandung satu kebenaran yang agung, yaitu bahwa segala sesuatu yang dijadikan Allah Swt.   mau tidak mau harus tunduk kepada hukum-hukum alam yang diadakan (ditetapkan) oleh-Nya. Lidah harus melaksanakan tugas mencicip dan telinga tidak berdaya selain mendengar. Tunduknya kepada hukum-hukum alam itu dapat disebut sebagai dipaksakan  طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا  -- “dengan rela  atau tidak rela.
      Tetapi manusia diberi juga kebebasan tertentu untuk berbuat, di mana ia dapat mempergunakan kemauannya dan pertimbangan akalnya. Tetapi bahkan dalam perbuatan-perbuatan, yang untuk melakukannya ia nampaknya dianugerahi kebebasan, ia sedikit-banyak harus tunduk kepada paksaan, dan ia harus menaati hukum-hukum  Allah Swt.   dalam berbuat apa pun, biar suka atau tidak.
     Kata-kata  طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا  --  “dengan senang atau tidak senang” dapat juga mengisyaratkan kepada dua golongan manusia, yaitu orang-orang beriman yang secara ikhlas tunduk kepada  Allah Swt.,   dan orang-orang kafir yang menaati hukum-hukum  Allah Swt.   dengan menggerutu.

Penentu Memanjang dan Memendeknya
Bayangan” Kekuasaan dan Kesuksesan

       Sehubungan dengan “bayangan-bayangan” dalam   firman Allah Swt. sebelum ini:
وَ لِلّٰہِ یَسۡجُدُ مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ طَوۡعًا وَّ کَرۡہًا وَّ ظِلٰلُہُمۡ بِالۡغُدُوِّ  وَ الۡاٰصَالِ  ﴿ٛ
“Dan kepada Allah-lah bersujud siapa pun yang ada di seluruh langit dan bumi dengan rela  atau tidak rela dan demikian juga bayangan-bayangan mereka pada setiap pagi dan petang hari.   (Ar-Rā’d [13]:16).
      Sesuai dengan ayat tersebut dalam Surah lain Allah Swt. berfirman mengenai “bayangan” segala sesuatu:
اَوَ لَمۡ  یَرَوۡا  اِلٰی مَا خَلَقَ اللّٰہُ  مِنۡ  شَیۡءٍ یَّتَفَیَّؤُا ظِلٰلُہٗ عَنِ الۡیَمِیۡنِ وَ الشَّمَآئِلِ سُجَّدًا  لِّلّٰہِ  وَ  ہُمۡ   دٰخِرُوۡنَ ﴿﴾  وَ لِلّٰہِ یَسۡجُدُ  مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ مِنۡ دَآبَّۃٍ وَّ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ ہُمۡ  لَا یَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿﴾  یَخَافُوۡنَ رَبَّہُمۡ مِّنۡ فَوۡقِہِمۡ وَ یَفۡعَلُوۡنَ مَا  یُؤۡمَرُوۡنَ ﴿٪ٛ﴾ وَ قَالَ اللّٰہُ  لَا تَتَّخِذُوۡۤا  اِلٰـہَیۡنِ  اثۡنَیۡنِ ۚ اِنَّمَا ہُوَ  اِلٰہٌ  وَّاحِدٌ ۚ فَاِیَّایَ فَارۡہَبُوۡنِ ﴿﴾  وَ لَہٗ  مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ وَ لَہُ الدِّیۡنُ وَاصِبًا ؕ اَفَغَیۡرَ اللّٰہِ تَتَّقُوۡنَ ﴿﴾
Apakah mereka tidak melihat segala sesuatu yang telah diciptakan Allah,  bayangan-bayangannya bergeser dari kanan dan dari kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, dan  mereka  itu sedang direndahkan?   Dan sujud kepada Allah  segala sesuatu yang ada di seluruh langit dan apa yang melata di bumi  dan juga para malaikat, serta mereka itu tidak takabur.   Mereka takut kepada  Rabb-Nya (Tuhan-nya) yang ada di atas mereka, dan mereka  mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan Allah berfirman: “Janganlah kamu menjadikan dua tuhan sebagai sembahan sesungguhnya hanya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa,  maka hendaknya hanya kepada-Ku saja  kamu   takut.”    Dan kepunyaan-Nya   apa pun yang ada di seluruh langit dan bumi dan  bagi-Nya ketaatan itu untuk selama-lamanya. Apakah kamu bertakwa kepada  yang bukan Allah?  (An-Nahl [16]:49-53). 
     Sehubungan dengan ayat مَا خَلَقَ اللّٰہُ  مِنۡ  شَیۡءٍ یَّتَفَیَّؤُا ظِلٰلُہٗ عَنِ الۡیَمِیۡنِ وَ الشَّمَآئِلِ سُجَّدًا  لِّلّٰہِ    --  “segala sesuatu yang telah diciptakan Allah,  bayangan-bayangannya bergeser dari kanan dan dari kiri dalam keadaan sujud kepada Allah,” yakni telah menjadi gejala alam  bahwa bayangan segala sesuatu menjadi ciut (memendek) sesudah mencapai derajat tertentu, maksudnya bahwa kekuatan, pengaruh, dan kejayaannya hampir luntur, dan bahwa semuanya itu akan berubah menjadi satu kenangan belaka akan keadaannya semula, itulah makna ayat selanjutnya   وَ  ہُمۡ   دٰخِرُوۡنَ   --  “dan  mereka  itu sedang direndahkan?”
    Dengan demikian orang-orang kafir diperingatkan bahwa azab Ilahi akan mengakibatkan hapusnya sama sekali bayangan  -- yakni kejayaan dan kekuasaan serta berbagai kesuksesan duniawi -- mereka; sebaliknya bayangan  Nabi Besar Muhammad saw.  akan terus-menerus meluas dan memanjang, sebab benda-benda mempunyai bayangan yang panjang bila matahari ada di belakang mereka, dan memang matahari rahmat Ilahi ada di belakang  Nabi Besar Muhammad saw..

Keseragaman  Hukum di Tatanan Alam Semesta Membuktikan
bahwa Tuhan Penciptanya adalah Tuhan Yang Maha Esa

    Makna firman-Nya:  لَا تَتَّخِذُوۡۤا  اِلٰـہَیۡنِ  اثۡنَیۡنِ ۚ اِنَّمَا ہُوَ  اِلٰہٌ  وَّاحِدٌ ۚ فَاِیَّایَ فَارۡہَبُوۡنِ  --  Janganlah kamu menjadikan dua tuhan sebagai sembahan,  sesungguhnya hanya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa,  maka hendaknya hanya kepada-Ku saja  kamu   takut.”      Penelitian terhadap kerjanya seluruh alam  memperlihatkan keseragaman yang menakjubkan sekali tentang tata kerja yang berlaku di dalamnya.
     Jika seandainya ada Tuhan lebih dari satu maka keseragaman ini niscaya telah lenyap. Lagi pula, seandainya ada dua Tuhan, yang satu niscaya harus tunduk kepada yang lainnya untuk menjalankan perintah-perintahnya. Dalam keadaan demikian salah satu wujud dari antara dua tuhan itu pasti akan mubazir belaka.
      Tetapi seandainya keduanya mempunyai hak dan kedudukan yang sama maka mereka masing-masing harus mempunyai ruang pengaruh dan kekuasaan yang terpisah. Dalam keadaan semacam itu pasti akan timbul perselisihan-perselisihan di antara mereka. Akan tetapi kedua anggapan itu berlawanan dengan akal, karena itu harus ada satu Tuhan saja, satu-satunya Pencipta seluruh alam semesta, yaitu Allah Swt. Rabb- al-‘alamin (Tuhan Pencipta dan Pemelihara seluruh alam).  Firman-Nya lagi kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
اَلَمۡ تَرَ اَنَّ اللّٰہَ یَسۡجُدُ لَہٗ  مَنۡ فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ وَ الشَّمۡسُ وَ الۡقَمَرُ وَ النُّجُوۡمُ وَ الۡجِبَالُ وَ الشَّجَرُ وَ الدَّوَآبُّ وَ کَثِیۡرٌ  مِّنَ  النَّاسِ ؕ وَ کَثِیۡرٌ حَقَّ عَلَیۡہِ الۡعَذَابُ ؕ وَ مَنۡ  یُّہِنِ اللّٰہُ  فَمَا لَہٗ  مِنۡ مُّکۡرِمٍ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  یَفۡعَلُ مَا  یَشَآءُ ﴿ؕٛ ﴾  
Apakah engkau tidak melihat  bahwasanya   Allah kepada-Nya bersujud siapa pun yang ada di seluruh langit dan siapa pun yang ada di bumi, dan matahari, bulan, bintang-bintang,  gunung-gunung,   pohon-pohon serta hewan-hewan, dan banyak dari manusia?   Tetapi banyak pula yang patut mendapat azab, dan siapa yang dihi-nakan Allah  maka tidak ada kehormatan baginya, sesungguhnya Allāh melakukan apa yang Dia kehendaki. (Al-Hajj [22]:19).
     Allah Swt.  telah menetapkan hukum-hukum tertentu — yakni hukum-hukum alam — yang semua makhluk, baik yang bernyawa atau yang tidak, harus menurutinya (mentaatinya). Tidak ada jalan untuk menghindarkan diri dari hukum-hukum alam. Tetapi ada beberapa hukum lain yang tertentu yaitu hukum-hukum syariat, yang  telah diturunkan Allah Swt.  untuk menjadi petunjuk bagi manusia. Manusia dapat menuruti atau menolak atau menentang hukum-hukum itu dan menderita akibat-akibat perlawanannya.
    Ayat ini selanjutnya mengemukakan kepada orang-orang musyrik, bahwa alangkah bodohnya dan sia-sianya mereka mengambil benda-benda alam sebagai sembahan selain Allah Swt.. Ayat ini mengatakan bahwa semua benda itu sendiri bergantung pada Allah Swt. untuk berwujud.
     Semua benda tunduk kepada hukum-hukum yang Dia telah tetapkan bagi benda-benda itu, dan tidak dapat hidup bebas dari Allah Swt. meskipun hanya sekejap mata saja. Oleh sebab itu alangkah bodohnya memuliakan dan menyembah benda-benda dan wujud-wujud  yang zatnya sendiri harus tunduk kepada hukum yang dibuat  Allah Swt..

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar,  15 Oktober    2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar