بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 343
Pujian Khusus
Allah Swt. Mengenai Para Sahabat Nabi Besar Muhammad Saw. yang Benar-benar
“Berjihad di Jalan Allah”
Oleh
Ki Langlang Buana
Kusuma
alam bagian akhir Bab
sebelumnya telah dikemukakan firman
Allah Swt. dalam Al-Insyirah [94]:1-9 mengenai kesempurnaan
Nabi Besar Muhammad saw. dalam
Surah Al-Muzzammil, yaitu dalam upaya mempersiapkan diri beliau saw. dan para pengikut beliau saw. yang mendapat
tugas dari Allah Swt. untuk menciptaan
revolusi ruhani kalangan umat
manusia, Allah Swt. berfirman:
|
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا الۡمُزَّمِّلُ ۙ﴿﴾ قُمِ
الَّیۡلَ اِلَّا قَلِیۡلًا ۙ﴿﴾ نِّصۡفَہٗۤ اَوِ انۡقُصۡ
مِنۡہُ قَلِیۡلًا ۙ﴿﴾ اَوۡ زِدۡ عَلَیۡہِ
وَ رَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ
تَرۡتِیۡلًا ؕ﴿﴾ اِنَّا سَنُلۡقِیۡ
عَلَیۡکَ قَوۡلًا ثَقِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّ نَاشِئَۃَ الَّیۡلِ ہِیَ اَشَدُّ وَطۡاً وَّ
اَقۡوَمُ قِیۡلًا ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. یٰۤاَیُّہَا الۡمُزَّمِّلُ -- wahai orang yang berselimut. قُمِ الَّیۡلَ
اِلَّا قَلِیۡلًا -- berdirilah
untuk shalat waktu malam,
kecuali sedikit, setengahnya
atau kurangilah sedikit darinya, atau tambahkan atasnya, اَوۡ زِدۡ عَلَیۡہِ وَ رَتِّلِ الۡقُرۡاٰنَ تَرۡتِیۡلًا -- dan bacalah
Al-Quran dengan pembacaan yang baik.
اِنَّا سَنُلۡقِیۡ
عَلَیۡکَ قَوۡلًا ثَقِیۡلًا -- sesungguhnya
Aku akan melimpahkan kepada engkau
firman yang berbobot. اِنَّ نَاشِئَۃَ الَّیۡلِ ہِیَ
اَشَدُّ وَطۡاً وَّ اَقۡوَمُ قِیۡلًا -- sesungguhnya
bangun di waktu malam untuk shalat
adalah lebih kuat untuk menguasai diri
dan lebih ampuh berbicara. (Al-Muzzammil
[73]:1-7).
Manfaat
Besar Shalat Tahajjud Dalam Meraih
Kesuksesan
Shalat tahajjud membantu memperkembangkan dua syarat itu. Karena telah dapat menguasai pikiran dan ucapannya maka orang menjadi dapat menguasai orang-orang lain pula
terutama dalam menunaikan kewajiban
pelaksanaan haququl ‘ibad yakni
pemenuhan akan hak-hak sesama hamba
Allah Swt.) -- sebagai hasil dari
pelaksanaan haququlLah -- sebagaimana
firman Allah Swt. kepada Nabi Besar Muhammad saw. dalam ayat selanjutnya:
اِنَّ لَکَ فِی النَّہَارِ سَبۡحًا
طَوِیۡلًا ؕ﴿﴾ وَ اذۡکُرِ اسۡمَ رَبِّکَ وَ تَبَتَّلۡ اِلَیۡہِ تَبۡتِیۡلًا ؕ﴿﴾
Sesungguhnya engkau di
waktu siang سَبۡحًا طَوِیۡلًا -- memiliki
kesibukan yang panjang. وَ اذۡکُرِ اسۡمَ رَبِّکَ -- maka ingatlah selalu nama
Rabb (Tuhan) engkau, وَ تَبَتَّلۡ اِلَیۡہِ تَبۡتِیۡلًا -- dan baktikanlah diri engkau
kepada-Nya dengan sepenuh
kebaktian. (Al-Muzzammil [73]:8-9).
Sebagaimana telah
dijelaskan dalam Bab 339 isyarat dalam ayat سَبۡحًا طَوِیۡلًا -- “memiliki
kesibukan yang panjang” mengenai Nabi Besar Muhammad saw., ayat
tersebut tertuju kepada aneka ragam
kewajiban Nabi Besar Muhammad saw. yang dilaksanakan oleh beliau saw. dengan rela dan gembira serta yang
dalam melaksanakannya hati beliau saw.
merasa amat senang sekali, inilah
makna kata sab-han (Lexicon
Lane).
Kata sab-han -- yang berasal dari
kata sabh
-- ini pulalah yang digunakan dalam Al-Quran mengenai bertasbihnya seluruh langit dan bumi kepada Allah Swt. dalam berbagai Surah Al-Quran, firman-Nya:
سَبَّحَ لِلّٰہِ مَا فِی
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ
الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿ ﴾
Menyanjung kesucian Allah apa pun yang ada di seluruh
langit dan bumi, dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Hadīd [57]:2). Lihat pula
QS.17:45; QS. 24:42; QS.61:2; QS.62:2; QS.64:2).
Sabbaha fī hawā’ijihi artinya: ia menyibukkan
diri dalam mencari nafkah, atau sibuk
dalam urusannya. Sabh berarti:
mengerjakan pekerjaan, atau mengerjakannya
dengan usaha sekeras-kerasnya serta secepat-cepatnya, dan ungkapan subhānallāh menyatakan kecepatan pergi berlindung kepada Allah Swt. dan kesigapan
melayani dan menaati perintah-Nya,
sebagaimana yang dikatakan para malaikat
kepada Allah Swt. (QS.2:31).
Mengingat akan arti dasar kata ini, masdar isim (kata benda
infinitif) tasbih dari sabbaha artinya menyatakan bahwa Allah Swt. itu bebas
dari segala kekurangan atau aib, atau cepat-cepat memohon bantuan ke hadirat Allah Swt. dan sigap dalam menaati Dia sambil mengatakan Subhānallāh
- Maha Suci Allah (Lexicon Lane).
Oleh karena itu ayat ini berarti bahwa segala sesuatu di alam semesta sedang melakukan
tugasnya masing-masing dengan cermat
dan teratur, dan dengan memanfaatkan kemampuan-kemampuan serta kekuatan-kekuatan yang dilimpahkan Allah Swt. kepadanya, serta memenuhi
tujuan ia diciptakan dengan cara yang
sangat ajaib, sehingga kita mau tidak mau
harus mengambil kesimpulan bahwa Allah Swt. sebagai Sang Perencana dan Arsitek
tatanan alam semesta ini, sungguh Maha Kuasa dan Maha Bijaksana, dan bahwa seluruh
alam semesta secara keseluruhan dan tiap-tiap makhluk secara individu
serta dalam batas kemampuannya
masing-masing, memberi kesaksian mengenai
kebenaran yang tidak dapat
dipungkiri, bahwa tatanan alam
semesta karya Allah Swt. itu mutlak bebas
dari setiap kekurangan, aib atau ketidaksempurnaan dalam segala seginya yang beraneka ragam dan
banyak itu. Inilah maksud kata tasbih.
Pujian Khusus Allah Swt. Mengenai Para Sahabat Nabi Besar Muhammad Saw.
Kepatuh-taatan
para malaikat dalam melaksanakan
berbagai tugas yang telah ditetapkan
Allah Swt. di alam semesta ini, dimasa Nabi Besar Muhammad saw. telah
berhasil dilaksanakan oleh para sahabah
beliau saw., sebagaimana yang digambarkan secara kiasan dalam ayat-ayat awal Surah Al-Mursalāt dan Surah An-Nāzi’āt, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ وَ الۡمُرۡسَلٰتِ عُرۡفًا ۙ﴿﴾ فَالۡعٰصِفٰتِ عَصۡفًا ۙ﴿﴾ وَّ
النّٰشِرٰتِ نَشۡرًا ۙ﴿﴾ فَالۡفٰرِقٰتِ
فَرۡقًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُلۡقِیٰتِ ذِکۡرًا ۙ﴿﴾ عُذۡرًا اَوۡ
نُذۡرًا ۙ﴿﴾ اِنَّمَا
تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Demi
mereka yang diutus menyebarkan kebajikan,
lalu mereka bergerak maju dengan cepat. Demi
mereka yang menyebarkan kebenaran
sebaik-baiknya. Maka mereka membedakan hak
dan batil sebeda-bedanya, lalu mereka menyampaikan peringatan Allah.
Sebagai alasan
atau sebagai peringatan. Sesungguhnya
apa yang telah dijanjikan kepada kamu
niscaya akan terjadi. (Al-Mursalāt [77]:1-8)
Wujud-wujud atau
makhluk-makhluk yang disebut di dalam ayat 2 sampai dan empat ayat berikutnya telah dianggap oleh
berbagai sumber mengisyaratkan kepada angin,
malaikat, rasul-rasul Allah dan para pengikut
mereka; dan terutama dan sangat kena kepada para sahabat Nabi Besar Muhammad saw..
Bertalian dengan para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. ayat ini akan berarti, bahwa
mula-mula para sahabat Nabi Besar
Muhammad saw. menyebarkan seruan Islam dengan perlahan-lahan dan lemah
lembut, itulah makna ayat وَ الۡمُرۡسَلٰتِ عُرۡفًا -- “Demi mereka yang diutus menyebarkan kebajikan”
Makna ayata selanjutnya فَالۡعٰصِفٰتِ عَصۡفًا -- “lalu mereka
bergerak maju dengan cepat,” bahwa sesudah
kesukaran-kesukaran awal dalam rangka
usaha tabligh Islam dapat diatasi,
para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. bergerak
lebih cepat dan meneruskan seruan
Islam dengan semangat lebih berkobar; atau, ayat ini dapat berarti bahwa
dengan bantuan ajaran Al-Quran mereka menghancurkan
kepalsuan dan kekuatan-kekuatan kejahatan di hadapan mereka menjadi laksana potongan jerami dihembus angin.
Ayat وَّ النّٰشِرٰتِ نَشۡرًا -- “Demi
mereka yang menyebarkan kebenaran
sebaik-baiknya.” Mereka menyatakan dan menyebarkan seruan kebenaran ke tempat-tempat jauh dan
seluas-luasnya, atau menyebarkan benih-benih
kebaikan ke mana-mana. Dengan penyebaran Amanat Al-Quran, akan menjadi nyata bedanya kebenaran dari kepalsuan
dan orang-orang baik dari orang-orang jahat, demikian makna ayat: فَالۡفٰرِقٰتِ فَرۡقًا -- “Maka mereka membedakan hak dan batil sebeda-bedanya.”
Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman فَالۡمُلۡقِیٰتِ
ذِکۡرًا
-- “lalu mereka menyampaikan peringatan Allah.” عُذۡرًا اَوۡ نُذۡرًا -- “Sebagai
alasan atau sebagai peringatan,” اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ -- “sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada kamu
niscaya akan terjadi,” ayat-ayat
tersebut berarti bahwa kenyataan akan
dibuktikan, bahwa para sahabat Nabi
Besar Muhammad saw. telah menyampaikan
dan menunaikan tugas kewajiban yang
telah diserahkan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Al-‘Ādiyāt (Kuda-kuda Perang)
Semangat melakukan jihad
di jalan Allah menyampai tabligh
Islam (Al-Quran) yang dilakukan oleh para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. tersebut dalam Surah berikut ini
digambarkan (diumpamakan) bagaikan al-‘ādiyāt
(kuda-kuda perang), sebab dalam melakukan tabligh Islam para sahabat
Nabi Besar Muhammad saw. terpaksa harus
menghadapi pihak-pihak yang
dalam melakukan penentangan mereka kepada Nabi Besar Muhammad saw.
mempergunakan cara-cara kekerasan
(senjata n- QS,22:40-42), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ وَ الۡعٰدِیٰتِ ضَبۡحًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُوۡرِیٰتِ قَدۡحًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُغِیۡرٰتِ صُبۡحًا ۙ﴿﴾ فَاَثَرۡنَ بِہٖ نَقۡعًا ۙ﴿﴾ فَوَسَطۡنَ بِہٖ
جَمۡعًا ۙ﴿﴾ اِنَّ
الۡاِنۡسَانَ لِرَبِّہٖ لَکَنُوۡدٌ
ۚ﴿۶﴾ وَ
اِنَّہٗ عَلٰی ذٰلِکَ لَشَہِیۡدٌ
ۚ﴿﴾ وَ
اِنَّہٗ لِحُبِّ الۡخَیۡرِ لَشَدِیۡدٌ ؕ﴿﴾ اَفَلَا یَعۡلَمُ
اِذَا بُعۡثِرَ مَا فِی الۡقُبُوۡرِ ۙ﴿﴾ وَ حُصِّلَ
مَا فِی الصُّدُوۡرِ ﴿ۙ﴾ اِنَّ رَبَّہُمۡ
بِہِمۡ یَوۡمَئِذٍ لَّخَبِیۡرٌ ٪ ﴿﴾
Aku baca
dengan nama Allah,
Maha Pemurah, Maha Penyayang. وَ الۡعٰدِیٰتِ ضَبۡحًا -- demi kuda-kuda perang yang berlari kencang dengan mendengus-dengus.
فَالۡمُوۡرِیٰتِ قَدۡحًا -- Maka hentakan
kakinya memantikkan percikan-percikan
bunga api. فَالۡمُغِیۡرٰتِ
صُبۡحًا -- lalu menyerbu secara tiba-tiba pada waktu subuh,
فَاَثَرۡنَ بِہٖ نَقۡعًا -- maka dengan
itu menerbangkan debu, فَوَسَطۡنَ بِہٖ جَمۡعًا -- Lalu mereka menyerbu ke tengah-tengah barisan-barisan musuh. Sesungguhnya manusia tidak bersyukur kepada Rabb-nya
(Tuhan-nya). Dan sesungguhnya ia memberi kesaksian terhadap hal itu. Dan
sesungguhnya ia sangat cinta kepada harta. اَفَلَا
یَعۡلَمُ اِذَا بُعۡثِرَ مَا فِی
الۡقُبُوۡرِ -- Maka apakah ia tidak menge-tahui apabila dibangkitkan orang-orang yang ada di dalam
kuburan-kuburan? وَ
حُصِّلَ مَا فِی الصُّدُوۡرِ
-- dan dikeluarkan apa yang ada dalam dada? اِنَّ رَبَّہُمۡ
بِہِمۡ یَوۡمَئِذٍ لَّخَبِیۡرٌ -- Sesungguhnya Rabb
(Tuhan) mereka pada hari itu benar-benar mengetahui keadaan mereka. (Al-‘Ādiyāt
[100]:1-12).
Betapa besar kesayangan dan kecintaan Allāh
terhadap pejuang-pejuang yang menghadapi perang tidak kenal ampun melawan
kekuatan-kekuatan kejahatan hingga Dia bersumpah dengan mereka dan bahkan
dengan kuda-kuda mereka, kata ‘ādiyāt itu berarti prajurit-prajurit dan kuda-kuda
perang mereka.
Ayat وَ
الۡعٰدِیٰتِ ضَبۡحًا -- demi kuda-kuda perang yang berlari kencang
dengan mendengus-dengus”, ini melukiskan dengan sangat
jelas semangat dan gairah para sahabat Nabi Besar Muhammad saw. untuk bertempur dan mengorbankan
jiwa mereka di jalan Allah. Ayat
ini mengatakan bahwa mereka berderap maju ke medan pertempuran dengan kegembiraan
hati luar biasa dan penuh semangat
untuk meraih kemenangan atau mati syahid di jalan Allah; dan ayat ini juga
menyebut dengan nada kekagum-kaguman
akan kesigapan gerak kuda-kuda perang mereka dan kemendadakan
serangan-serangan mereka. Hal tersebut membuktikan bahwa antara kuda
dengan penunggangnya benar-benar
telah “menyatu.”
Surah ini diturunkan di Mekkah, ketika orang-orang Islam tidak memiliki kuda sama sekali. Dalam pertempuran Badar hanya ada dua ekor
kuda dalam lasykar Islam, seekor milik Miqdad dan yang lainnya milik Zubair. Ayat ini pada hakikatnya merupakan nubuatan bahwa tidak lama lagi orang-orang Islam akan memiliki banyak kuda.
Ketiga
perkataan itu, ‘ādiyāt, mūriyāt, dan mughīrāt telah diberi arti
berlain-lainan oleh berbagai ulama. Menurut Ibn ’Abbas r.a. kata-kata itu menunjuk kepada unta-unta yang berlari pada ketika
berziarah ke tanah suci, tetapi menurut pengarang kitab tafsir “Ruhul Ma’ani”
sebutan itu tertuju kepada kuda para
mujahid Islam.
Tetapi
sebagian pujangga yang berbakat tasawwuf
menganggap kata-kata tersebut sebagai lukisan mengenai para musafir ruhani (salik) yang berlari dengan cepatnya pada perjalanan ruhani (suluk) mereka untuk
menemui Tuhan dan Junjungan mereka, Allah Swt..
Makna ayat
selanjutnya فَالۡمُوۡرِیٰتِ قَدۡحًا -- “Maka hentakan
kakinya memantikkan percikan-percikan bunga api,” yaitu kuda-kuda para mujahid Islam berlari begitu cepat
sehingga menimbulkan percikan bunga api
ketika tapak kaki kuda mereka
menginjak tanah. Yang diisyaratkan ialah keinginan
keras dan semangat berkobar para mujahid Islam untuk berjihad di jalan Allah.
Para Pejuang yang Berjiwa Ksatria
Makna ayat
فَوَسَطۡنَ بِہٖ جَمۡعًا
-- “lalu mereka menyerbu ke tengah-tengah barisan-barisan musuh”, bahwa para
mujahid Islam yang gagah-berani itu tidak mengambil faedah
secara tidak ksatria dari kelengahan dan ketidaksiagaan musuh dengan menyerang mereka di waktu malam. Mereka menyergap musuh-musuh mereka dalam kecerahan hari waktu fajar. Para sahabat Nabi Besar Muhammad
saw. adalah mujahid-mujahid
pemberani dan berjiwa ksatria.
Serbuan
pasukan Islam itu begitu keras dan hebat, sehingga seluruh ufuk
(cakrawala) menjadi kelam dengan kepulan debu yang ditimbulkan oleh
langkah-langkah cepat kuda-kuda
mereka: فَاَثَرۡنَ بِہٖ نَقۡعًا -- maka dengan itu menerbangkan debu.”
Makna
ayat selanjutnya: فَوَسَطۡنَ بِہٖ جَمۡعًا -- Lalu mereka menyerbu ke
tengah-tengah barisan-barisan
musuh”, bahwa para mujahid Islam
tidak menyerang perorangan atau para perempuan
lemah lagi tidak berdaya, anak-anak,
dan orang-orang lanjut usia -- seperti yang terjadi di Akhir zaman ini oleh pihak-pihak yang juga mengatasnamakan jihad di jalan Allah -- melainkan mereka dalam formasi pasukan menyerang, dan mereka menembus jauh ke dalam jantung barisan-barisan seluruh kekuatan
musuh.
Seetelah mengemukakan kecintaan
berlebihan umumnya manusia kepada kehidupan
duniawi, dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman: اَفَلَا
یَعۡلَمُ اِذَا بُعۡثِرَ مَا فِی
الۡقُبُوۡرِ -- “Maka apakah ia tidak mengetahui apabila dibangkitkan
orang-orang yang ada di dalam kuburan-kuburan?”
Nampaknya orang-orang kafir telah kehilangan segala gairah hidup. Mereka seolah-olah telah tergeletak dalam keadaan tidak
bernyawa di dalam kuburan mereka
yakni dalam rumah mereka
mengikuti kehendak hawa-nafsu mereka.. Tetapi tidak lama lagi mereka akan bangkit melawan Islam dan akan menempuh jarak bermil-mil untuk menyerang Nabi Besar Muhammad saw. di Medinah.
Dalam ayat-ayat selanjutnya rencana-rencana
jahat musuh-musuh Islam akan terbuka. Allah mengetahui dengan sungguh-sungguh rencana jahat mereka dan Dia akan
menghukum mereka atas segala perbuatan
jahat mereka: اِنَّ رَبَّہُمۡ بِہِمۡ یَوۡمَئِذٍ لَّخَبِیۡرٌ -- sesungguhnya Rabb (Tuhan) mereka pada hari
itu benar-benar mengetahui keadaan mereka.”
Bukti Kebenaran Adanya “Hari kebangkitan” di Akhirat
Pendek kata, semangat jihad di jalan Allah yang
dilakukan para Sahabat Nabi Besar
Muhammad saw., sama sekali tidak ada kaitannya dengan melakukan tabligh
Islam dengan cara-cara kekerasan
guna memaksa pihak-pihak lain untuk beriman kepada Nabi Besar Muhammad saw.
dan menerima Islam, melainkan semata-mata menggambarkan bahwa betapa bangsa Arab yang selama ribuan tahun terkubur dalam kuburan “hawa-nafsu” serta “kejahiliyahan mereka,”
tetapi hanya dalam jangka waktu 23
tahun saja melalui seruan Nabi Besar Muhammad saw. tiba-tiba mereka keluar dari “kuburan-kuburan kejahiliyahan” mereka dan menjadi “manusia-manusia
malaikat” yakni sebagai “umat
yang terbaik” yang dijanjikan
bagi kemanfaatan seluruh umat manusia
(QS.2:144; QS.3:111).
Revolusi berupa kebangkitan akhlak dan ruhani yang terjadi di kalangan para Sahabat
Nabi Besar Muhammad saw. tersebut, telah membuktikan kebenaran adanya “Hari
Kebangkitan” di akhirat, yang didustakan oleh umumnya bangsa Arab yang terkubur dalam “kejahiliyahan” selama ribuan tahun tersebut (QS.17:50-53 & 99; QS.23:83; QS.37:17;
56:48), firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ وَ النّٰزِعٰتِ غَرۡقًا ۙ﴿﴾ وَّ النّٰشِطٰتِ نَشۡطًا ۙ﴿﴾ وَّ السّٰبِحٰتِ سَبۡحًا ۙ﴿﴾ فَالسّٰبِقٰتِ سَبۡقًا ۙ﴿﴾ فَالۡمُدَبِّرٰتِ اَمۡرًا ۘ﴿﴾ یَوۡمَ
تَرۡجُفُ الرَّاجِفَۃُ ۙ﴿﴾ تَتۡبَعُہَا الرَّادِفَۃُ ؕ﴿﴾ قُلُوۡبٌ یَّوۡمَئِذٍ وَّاجِفَۃٌ ۙ﴿﴾ اَبۡصَارُہَا خَاشِعَۃٌ ۘ﴿﴾ یَقُوۡلُوۡنَ
ءَاِنَّا لَمَرۡدُوۡدُوۡنَ فِی الۡحَافِرَۃِ ﴿ؕ﴾ ءَ اِذَا کُنَّا عِظَامًا نَّخِرَۃً ﴿ؕ﴾ قَالُوۡا تِلۡکَ اِذًا کَرَّۃٌ
خَاسِرَۃٌ ﴿ۘ﴾ فَاِنَّمَا ہِیَ
زَجۡرَۃٌ وَّاحِدَۃٌ ﴿ۙ﴾ فَاِذَا
ہُمۡ بِالسَّاہِرَۃِ ﴿ؕ﴾
Aku baca dengan nama Allah,
Maha Pemurah, Maha Penyayang. Demi mereka yang menarik sekuat-kuatnya, وَّ النّٰشِطٰتِ نَشۡطًا -- dan demi
mereka yang mengikatkan simpul seerat-eratnya. -- dan demi
mereka yang bergerak dengan cepat, maka
mereka maju jauh mendahului yang
lain. فَالۡمُدَبِّرٰتِ اَمۡرًا -- kemudian mereka mengelola urusan.
یَوۡمَ تَرۡجُفُ الرَّاجِفَۃُ -- pada hari
ketika bumi bergoncang dengan
segoncang-goncangnya, تَتۡبَعُہَا الرَّادِفَۃُ -- dan akan mengikutinya goncangan berikutnya. قُلُوۡبٌ یَّوۡمَئِذٍ وَّاجِفَۃٌ -- pada hari itu hati manusia berdebar-debar,
اَبۡصَارُہَا
خَاشِعَۃٌ -- pandangannya
tunduk, یَقُوۡلُوۡنَ
ءَاِنَّا لَمَرۡدُوۡدُوۡنَ فِی الۡحَافِرَۃِ -- mereka berkata: “Benarkah kami akan dikembalikan kepada keadaan semula? ءَ اِذَا کُنَّا عِظَامًا نَّخِرَۃً -- Apakah
apabila
kami telah menjadi tulang yang rapuh?”
قَالُوۡا
تِلۡکَ اِذًا کَرَّۃٌ خَاسِرَۃٌ -- Mereka berkata: “Jika demikian hal itu sungguh merupakan suatu pengembalian yang merugikan”, فَاِنَّمَا ہِیَ
زَجۡرَۃٌ وَّاحِدَۃٌ -- maka sesungguhnya itu hanya dengan satu teriakan saja, فَاِذَا ہُمۡ
بِالسَّاہِرَۃِ -- lalu tiba-tiba mereka keluar di tempat terbuka. (An-Nāzi’āt
[79]:1-14).
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 3 Oktober
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar