بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 332
Pelepasan
Kembali Ya'juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) dari Pemenjaraan
Selama Seribu Tahun & Nubuatan Terjadinya Perang
Nuklir yang Sangat Mengerikan di Akhir Zaman ini
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan berbagai firman Allah Swt.
mengenai makna ayat
مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ -- “azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat
naik,” yaitu bahwa sementara azab Ilahi yang akan menimpa orang-orang kafir akan membuat mereka binasa, di lain pihak Allah Swt. menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang taat kenaikan ruhani (mi’raj ruhani) yang
setinggi-tingginya untuk meraih
jenjang-jenjang ketinggian ruhani
nyang telah disediakan Allah Swt. bagi para pengikut
sejati Nabi Besar Muhammad saw. (QS.3:32-33; QS.4:70-71).
Makna ayat selanjutnya: تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun.” Karena ar-ruh berarti jiwa manusia, ayat ini dapat berarti
bahwa perkembangan dan kemajuan ruh manusia tidak akan ada
hentinya (QS.66:9). Atau ayat ini dapat
berarti, bahwa rancangan-rancangan dan rencana-rencana
Allah Swt. dapat meliputi ribuan tahun
sampai jadi matang, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ
خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾ یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ
فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ
یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ
اِنَّہَا لَظٰی ﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً
لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا
مَنۡ اَدۡ بَرَ
وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ جَمَعَ
فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab
yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang tidak seorang pun dapat menghindarkannya,
مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ -- azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat
naik. تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. فَاصۡبِرۡ صَبۡرًا
جَمِیۡلًا -- maka bersabarlah dengan sabar
yang baik. اِنَّہُمۡ یَرَوۡنَہٗ
بَعِیۡدًا -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ نَرٰىہُ
قَرِیۡبًا -- sedangkan Kami melihatnya dekat. یَوۡمَ تَکُوۡنُ السَّمَآءُ
کَالۡمُہۡلِ -- pada
hari langit akan menjadi seperti cairan
tembaga, وَ تَکُوۡنُ الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ -- dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ
حَمِیۡمًا -- dan
tidak akan bertanya sahabat karib kepada sahabat karib lainnya. یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ
الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ
عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ -- Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang
berdosa ingin seandainya dia dapat menebus
dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
وَ
صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ -- dan isteri-istrinya serta saudaranya, وَ
فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ
ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ -- dan semua
orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا لَظٰی -- sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya
itu nyala api, نَزَّاعَۃً لِّلشَّوٰی -- yang melucuti kulit kepala. تَدۡعُوۡا مَنۡ اَدۡبَرَ
وَ تَوَلّٰی -- yang
memanggil orang yang membelakangi
dan yang berpaling, وَ
جَمَعَ فَاَوۡعٰی -- dan menimbun harta serta menahannya.
(Al-Ma’arīj
[70]:1-19).
Siklus Terjadinya Suatu “Peristiwa
Besar” dan Azab Ilahi
Atau isyarat itu dapat juga
tertuju kepada peredaran (siklus)
tertentu selama 50.000 tahun, yang
selama itu beberapa perubahan agung yang tertentu telah ditakdirkan akan terjadi, sebab nubuatan-nubuatan
Allah Swt. itu mempunyai masa-masa, zaman-zaman, dan peredaran-peredaran
(daur) waktu tertentu yang di di
dalamnya nubuatan-nubuatan itu
menjadi sempurna.
Salah satu contohnya adalah janji atau nubuatan
dari Allah Swt. mengenai turunnya azab Ilahi yang berskala luas (internasional), yang
dituntut orang-orang kafir agar
segera terjadi, tetapi Allah Swt.
menjawab bahwa azab Ilahi tersebut akan terjadi setelah jangka waktu satu
hari -- yang lamanya 1000 tahun -- setelah 3 abad masa kejayaan Islam
yang pertama, firman-Nya:
فَکَاَیِّنۡ
مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ
ظَالِمَۃٌ فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی
عُرُوۡشِہَا وَ بِئۡرٍ مُّعَطَّلَۃٍ وَّ
قَصۡرٍ مَّشِیۡدٍ ﴿﴾ اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ
قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ اَوۡ
اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ ﴿﴾ وَ
یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ
اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ
کَاَلۡفِ سَنَۃٍ مِّمَّا
تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾ وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ
قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ
ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ
الۡمَصِیۡرُ ﴿٪﴾
Dan berapa
banyak kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya
sedang berbuat zalim lalu dinding-dindingnya jatuh
atas atapnya, dan sumur yang
telah ditinggalkan dan istana
yang menjulang tinggi. اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ
فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ
اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا -- maka
apakah mereka tidak berpesiar di bumi,
lalu menjadikan hati mereka memahami dengannya atau menjadikan
telinga mereka mendengar dengannya?
فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ -- maka sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah
tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ
اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan
sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan) engkau seperti seribu
tahun menurut perhitungan kamu.
وَ کَاَیِّنۡ
مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ
ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ
الۡمَصِیۡرُ -- dan
berapa banyaknya kota telah Aku memberi
tangguh baginya padahal dia berlaku
zalim, kemudian Aku menangkapnya
dan kepada Aku-lah kembali mereka.
(Al-Hājj [22]:46-49).
Dari penjelasan ayat 47
jelas, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang mati, orang-orang buta, dan orang-orang tuli,
yang dibicarakan dalam ayat ini atau di
tempat lain dalam Al-Quran adalah orang-orang yang ditilik dari segi ruhani telah mati, buta, dan tuli, yakni indera-indera ruhani mereka tidak berfungsi dengan baik atau lumpuh, akibatnya di alam akhirat pun mereka akan dibangkitkan
dalam keadaan buta, tuli dan bisu (QS.17:73; QS.20:125-129): فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ -- “maka sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.”
Ada pun makna ayat: وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ
اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah
tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan)
engkau seperti seribu tahun menurut perhitungan
kamu,“ Nabi Besar Muhammad saw. menurut
riwayat pernah bersabda bahwa tiga abad
pertama Islam akan merupakan masa
yang terbaik, sesudah itu kepalsuan
akan tersebar dan suatu masa kegelapan akan datang dan meluas sampai seribu tahun (Tirmidzi).
Pencabutan “Ruh”
Al-Quran Secara Bertahap Selama 1000 Tahun
Masa 1000 tahun ini dipersamakan dengan satu hari , yakni jangka waktu
ketika secara berangsur-angsur Allah Swt. menarik kembali “ruh” --
yakni makrifat hakiki mengenai Al-Quran
-- firman-Nya:
یُدَبِّرُ الۡاَمۡرَ مِنَ السَّمَآءِ
اِلَی الۡاَرۡضِ ثُمَّ یَعۡرُجُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ مِّمَّا
تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾
Dia
mengatur perintah dari langit sampai bumi, kemudian perintah itu
akan naik kepada-Nya dalam satu hari,
yang hitungan lamanya seribu tahun
dari apa yang kamu hitung.
(As-Sajdah
[32]:6).
Ayat ini menunjuk kepada suatu pancaroba sangat hebat, yang ditakdirkan akan menimpa Islam dalam perkembangannya yang penuh
dengan perubahan itu. Islam akan
melalui suatu masa kemajuan dan kesejahteraan yang mantap selama 3 abad pertama kehidupannya.
Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah menyinggung secara jitu
mengenai kenyataan itu dalam sabda beliau: “Abad
terbaik ialah abad di kala aku hidup, kemudian abad berikutnya, kemudian abad
sesudah itu” (Tirmidzi
& Bukhari,
Kitab-usy-Syahadat).
Islam mulai mundur sesudah 3 abad pertama masa keunggulan dan keme-nangan
yang tiada henti-hentinya. Peristiwa kemunduran
dan kemerosotannya ber-langsung dalam
masa 1000 tahun berikutnya. Kepada masa 1000 tahun inilah, telah
diisyaratkan dengan kata-kata: ثُمَّ یَعۡرُجُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗۤ اَلۡفَ سَنَۃٍ -- “Kemudian perintah itu akan naik
kepada-Nya dalam satu hari, yang hitungan lamanya seribu tahun.”
Dalam hadits lain -- sehubungan
diwahyukan-Nya Surah Al-Jumu’ah ayat
3-4 tentang pengutusan
kedua kali beliau saw. dari kalangan kaum
lain di lingkungan umat Islam -- Nabi Besar Muhammad saw. diriwayatkan pernah bersabda, bahwa iman
akan terbang ke bintang Tsuraya dan
seseorang dari keturunan Parsi akan
mengembalikannya ke bumi (Bukhari,
Kitab-ut-Tafsir), firman-Nya:
ہُوَ
الَّذِیۡ بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ
رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ
اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ
ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkit-kan di kalangan bangsa
yang buta huruf seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ
مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ
ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ
-- dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang
belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Per-kasa, Maha Bijaksana.
ذٰلِکَ
فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ -- Itulah karunia
Allah, Dia menganugerahkannya kepada
siapa yang Dia kehendaki. Dan Allāh
mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
Bukti Kebenaran Wasilah Sempurna Nabi Besar Muhammad Saw. & Empat
Golongan Martabat Ruhani di Hadirat
Allah Swt.
Dengan kedatangan Al-Masih
Mau’ud a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah, dalam
awal abad ke-14 sesudah Hijrah
- yakni 300 tahun + 1000 tahun -- laju kemerosotan yang menimpa umat Islam telah terhenti, dan kebangkitan
Islam yang kedua kali kembali mulai berlaku
dan akan mencapai puncaknya
berupa keunggulan agama Islam atas semua agama lainnya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ
رَسُوۡلَہٗ بِالۡہُدٰی وَ
دِیۡنِ الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ کَرِہَ
الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya
Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak
me-nyukai. (Al-Jumu’ah [61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat
ini kena untuk Al-Masih Mau’ud a.s. (Al-Masih yang dijanjikan), sebab di zaman beliau semua agama muncul dan keunggulan
Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.
Dan dibangkitkannya Al-Masih Mau’ud a.s. dari kalangan umat Islam tersebut pada hakikatnya merupakan
hasil
dari wasilah yang paling sempurna Nabi Besar Muhammad saw., sebagimana telah dijelaskan dalam Bab 328 dan Bab berikutnya, firman-Nya:
قُلۡ اِنۡ کُنۡتُمۡ تُحِبُّوۡنَ اللّٰہَ فَاتَّبِعُوۡنِیۡ یُحۡبِبۡکُمُ اللّٰہُ وَ
یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ ﴿﴾ قُلۡ اَطِیۡعُوا اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ ۚ فَاِنۡ
تَوَلَّوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ لَا یُحِبُّ
الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Katakanlah: ”Jika kamu benar-benar mencintai Allah فَاتَّبِعُوۡنِیۡ -- maka ikutilah aku, یُحۡبِبۡکُمُ اللّٰہُ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ
ذُنُوۡبَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ غَفُوۡرٌ
رَّحِیۡمٌ -- Allah
pun akan mencintai kamu dan akan mengampuni
dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha
Pengampun, Maha Penyayang.” قُلۡ اَطِیۡعُوا اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ ۚ
فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ لَا
یُحِبُّ الۡکٰفِرِیۡنَ -- Katakanlah: ”Taatilah Allah dan Rasul ini”, kemudian
jika mereka berpaling maka ketahuilah
sesungguhnya Allah tidak mencintai
orang-orang kafir. (Ali ‘Imran [3]:32-33).
Jadi, kembali kepada makna kata wasilah yang benar: Wasilah artinya satu
jalan untuk memperoleh suatu kedudukan
terhormat di sisi raja; martabat,
pertalian, ikatan atau perhubungan (Lexicon
Lane). Kata itu bukan berarti “penengah
antara Tuhan dan manusia,” sebagaimana banyak
yang keliru menafsirkan wasilah -- sebab arti yang kedua ini bukan hanya tidak-didukung oleh kelaziman pemakaian bahasa
Arab, tetapi juga bertentangan
dengan ajaran Al-Quran dan hadits-hadits Nabi Besar Muhammad saw..
Sehubungan orang-orang yang keliru memaknai arti wasilah tersebut, ketika
ditanyakan kepada orang-orang yang
datang menziarahi kuburan para nabi
Allah atau wali Allah atau ditanyakan kepada mereka yang menyembah berbagai bentuk berhala
-- yang kepada tempat-tempat atau benda-benda
tersebut mereka menyampaikan permohonan -- maka jawaban mereka adalah bahwa semua
itu hanya sekedar wasilah yang memperantarai
permohoan (doa) mereka dengan Allah Swt.
Berikut jawaban Allah Swt. berkenaan makna
wasilah (perantaraan) yang
hakiki, yaitu Nabi Besar Muhammad saw.,
firman-Nya:
وَ مَنۡ
یُّطِعِ اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ
الصّٰلِحِیۡنَ ۚ وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا ﴿ؕ﴾ ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ
عَلِیۡمًا﴿٪﴾
Dan barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul ini
maka mereka akan termasuk di antara اَنۡعَمَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ -- orang-orang yang Allāh memberi nikmat kepada
mereka, مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ -- yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq,
syahid-syahid, dan orang-orang shalih, وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا -- dan mereka itulah sahabat yang sejati. ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی
بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا -- Itulah karunia
dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (An-Nisā [4]:70-71).
Sesuai dengan makna hakiki wasilah
(perantara) sebelum ini – yakni satu jalan untuk memperoleh suatu kedudukan
terhormat di sisi raja; martabat, pertalian, ikatan atau perhubungan (Lexicon Lane) -- maka
maka dalam pandangan Allah Swt.,
tidak ada kedudukan atau martabat atau pertalian atau ikatan
atau perhubungan dengan Allah Swt selain orang-orang beriman dan bertakwa yang
karena ketaatannya kepada Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. termasuk ke dalam salah satu dari keempat martabat keruhanian di hadirat Allah Swt.
tersebut, yakni: مِّنَ النَّبِیّٖنَ
وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ -- yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq,
syahid-syahid, dan orang-orang shalih, وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا -- dan mereka
itulah sahabat yang sejati. ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ
مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا -- Itulah karunia
dari Allah, dan cukuplah Allah Yang Maha Mengetahui. (An-Nisā [4]:70-71).
Pelepasan Kembali Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) dari Pemenjaraannya Selama 1000 Tahun
Mereka yang menolak keempat macam martabat keruhanian yang disediakan Allah Swt. bagi mereka yang benar-benar menginginkan syafaat dan wasilah dari Nabi Besar Muhammad saw., mereka beralasan bahwa semua jenis kenabian dan wahyu Ilahi
telah tertutup rapat dengan
pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.
sebagai Khātaman Nabiyyīn (QS.33:41)
dan diturunkan-Nya agama Islam
(Al-Quran) sebagai agama terakhir dan
tersempurna (QS.5:4).
Jadi, kembali kepada nubuatan
mengenai terjadinya azab Ilahi di Akhir Zaman ini setelah masa 1000 tahun dalam firman-Nya:
وَ
یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah
tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan)
engkau seperti seribu tahun menurut perhitungan
kamu. وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ
اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ
ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ -- dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku
menangkapnya dan kepada Aku-lah
kembali mereka. (Al-Hājj [22]:48-49), ayat tersebut merupakan nubuatan berupa peringatan Allah Swt. bahwa
di Akhir Zaman ini satu kaum
yang bermata biru akan bangkit dan menyebar luas ke seluruh dunia (QS.20:103-104).
Orang-orang bermata biru atau penyebaran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog)
di Akhir Zaman ini
(QS.21:96-101) -- itulah yang karena sombong dan takaburnya, yang diakibatkan oleh karena memperoleh kemuliaan duniawi dan kekuasaan politik, telah digambarkan memberi tantangan kepada Nabi Besar Muhammad saw. untuk mempercepat azab Ilahi yang — begitulah
dikatakan oleh beliau saw. — azab Ilahi
tersebut akan menimpa mereka pada
waktu yang ditentukan dan dijanjikan itu, yaitu
1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama.
Dengan demikian jelaslah bahwa ada azab
Ilahi yang terjadi di masa Nabi Besar Muhammad saw. sendiri yang telah menimpa Abu Jahal dan kawan-kawannya dalam Perang Badar (QS.8:33-34), dan ada pula nubuatan
mengenai azab Ilahi lainnya yang akan menimpa para penentang Nabi Besar Muhammad saw. lainnya yang akan terjadi 1000 tahun setelah masa kejayaan
Islam yang pertama selama 300 tahun,
yakni pada abad keempat belas Hijriyah,
iatu di Akhir Zaman ini, dimana
hampir seluruh wilayah umat Islam pernah dikuasai
oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat yang “bermata biru” (QS.20:103-104).
termasuk Nusantara selama 350 tahun.
Berikut adalah nubuatan dalam Kitab Wahyu 20:1-10, penglihatan ruhani yang
dialamiu oleh Yohanes mengenai pemenjaraan dan pelepasan kembali Gog
(Yajuj) dan Magog (Ma’juj) selama 1000 tahun:
Kerajaan seribu tahun
20:1 Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di
tangannya; 20:2 ia
menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya ,
20:3 lalu melemparkannya ke dalam jurang maut,
dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya,
supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa , sebelum berakhir masa seribu
tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu
lamanya. 20:4 Lalu aku melihat takhta-takhta
dan orang-orang yang duduk di atasnya ; kepada mereka
diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa
mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian
tentang Yesus dan karena firman Allah; yang
tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga
menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka
hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan
Kristus untuk masa seribu tahun . 20:5 Tetapi
orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu
tahun itu. Inilah kebangkitan pertama. 20:6 Berbahagia dan kuduslah ia,
yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu . Kematian
yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi
imam-imam i Allah dan
Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, j seribu tahun
lamanya.
Iblis dihukum
20:7 Dan setelah masa
seribu tahun itu berakhir, Iblis akan dilepaskan dari
penjaranya, 20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa
pada keempat penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan
mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama
dengan banyaknya pasir di laut. 20:9 Maka naiklah
mereka ke seluruh dataran bumi, lalu mengepung perkemahan tentara
orang-orang kudus dan kota yang dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan
mereka, 20:10 dan Iblis, yang menyesatkan mereka, t dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang
malam sampai selama-lamanya.
Meletusnya Perang Dunia I & Perang Dunia II & Ancaman Perang Nuklir
Nubuatan
Al-Quran dan Bibel (Kitab Wahyu) tersebut telah sempurna dengan terjadinya Perang Dunia I (1914) dan Perang Dunia II (1945), dan
bangsa-bangsa pada saat ini tengah dicekam
oleh kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir, yang kehebatan akibat-akibat mengerikan
yang ditimbulkannya digambarkan dalam
Surah Al-Ma’īrij yang tengah dibahas,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ
خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾ یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ
فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ
یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ
اِنَّہَا لَظٰی ﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً
لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا
مَنۡ اَدۡ بَرَ
وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ جَمَعَ
فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab
yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang tidak seorang pun dapat menghindarkannya,
مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ -- azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat
naik. تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. فَاصۡبِرۡ صَبۡرًا
جَمِیۡلًا -- maka bersabarlah dengan sabar
yang baik. اِنَّہُمۡ یَرَوۡنَہٗ
بَعِیۡدًا -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ نَرٰىہُ
قَرِیۡبًا -- sedangkan Kami melihatnya dekat. یَوۡمَ تَکُوۡنُ السَّمَآءُ
کَالۡمُہۡلِ -- pada
hari langit akan menjadi seperti cairan
tembaga, وَ تَکُوۡنُ الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ -- dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ
حَمِیۡمًا -- dan
tidak akan bertanya sahabat karib kepada sahabat karib lainnya. یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ
الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ
عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ -- Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang
ber-dosa ingin seandainya dia dapat menebus
dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
وَ
صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ -- dan isteri-istrinya serta saudaranya, وَ
فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ
ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ -- dan semua
orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا لَظٰی -- sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya
itu nyala api, نَزَّاعَۃً لِّلشَّوٰی -- yang melucuti kulit kepala. تَدۡعُوۡا مَنۡ اَدۡبَرَ
وَ تَوَلّٰی -- yang
memanggil orang yang membelakangi
dan yang berpaling, وَ
جَمَعَ فَاَوۡعٰی -- dan menimbun harta serta menahannya.
(Al-Ma’arīj
[70]:1-19).
Dalam
abad-abad atom dan hidrogen atau nuklir di Akhir zaman ini I beterbangan gunung-gunung laksana bulu domba itu sungguh mungkin sekali
terjadi. Alangkah mengerikannya
lukisan Hari Pembalasan yang
diberikan dalam ayat-ayat ini! Berhadap-hadapan dengan suatu malapetaka, manusia bersedia pisah dari segala sesuatu, bahkan
bersedia mengorbankan orang-orang yang
paling karib dan tersayang
sekalipun, asalkan saja dengan berbuat demikian ia dapat menyelamatkan dirinya
sendiri.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 14
September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar