بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah
Ruhani Surah Shād
Bab 333
Hubungan Erat ”Kehidupan Surgawi” Dalam Keluarga dengan Terwujudnya “Kehidupan
Surgawi” Umat Manusia di Dunia
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan
berbagai firman Allah Swt. dalam Al-Quran
dan Bible mengenai nubuatan
terjadinya azab Ilahi yang
terjadi 1000 tahun setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama, yaitu di abad 14
Hijrah atau abad 19 Masehi berupa Perang
Dunia I dan Perang Dunia II.
Dengan demikian jelaslah bahwa ada azab
Ilahi yang terjadi di masa Nabi Besar Muhammad saw. sendiri yang telah menimpa Abu Jahal dan kawan-kawannya dalam Perang Badar (QS.8:33-34),
dan ada pula nubuatan mengenai azab Ilahi lainnya yang akan menimpa
para penentang Nabi Besar Muhammad
saw. lainnya yang akan terjadi 1000 tahun setelah masa kejayaan Islam yang pertama selama 300 tahun, yakni pada abad keempat belas
Hijriyah, yaitu di Akhir Zaman ini, dimana hampir seluruh
wilayah umat Islam pernah dikuasai oleh Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat yang “bermata biru” (QS.20:103-104).
termasuk Nusantara selama 350 tahun.
Pelepasan Kembali Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) dari Pemenjaraannya Selama 1000 Tahun
Pada hakikatnya pelepasan kembali
penyebaran Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) -- yakni bangsa-bangsa Kristen dari Barat yang “bermata biru” (QS.20:103-104) -- dari pemenjaraannya selama 1000 tahun
tersebut pada abad 17 Masehi merupakan penggenapan peringatan Allah Swt. kepada umat
Islam mengenai terjadinya hukuman
kedua kali Allah Swt. kepada mereka, sebagaimana sebelumnya pernah terjadi kepada Bani Israil, firman-Nya:
وَ قَضَیۡنَاۤ اِلٰی بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ فِی
الۡکِتٰبِ
لَتُفۡسِدُنَّ فِی الۡاَرۡضِ
مَرَّتَیۡنِ وَ لَتَعۡلُنَّ عُلُوًّا کَبِیۡرًا ﴿﴾ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ اُوۡلٰىہُمَا
بَعَثۡنَا عَلَیۡکُمۡ عِبَادًا
لَّنَاۤ اُولِیۡ بَاۡسٍ شَدِیۡدٍ فَجَاسُوۡا خِلٰلَ الدِّیَارِ ؕ وَ کَانَ
وَعۡدًا مَّفۡعُوۡلًا ﴿﴾ ثُمَّ رَدَدۡنَا لَکُمُ الۡکَرَّۃَ عَلَیۡہِمۡ وَ اَمۡدَدۡنٰکُمۡ بِاَمۡوَالٍ وَّ بَنِیۡنَ وَ
جَعَلۡنٰکُمۡ اَکۡثَرَ نَفِیۡرًا ﴿﴾ اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا ؕ فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا
الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا
عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا ﴿﴾ عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ
عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ وَ جَعَلۡنَا
جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا ﴿﴾
Dan telah Kami
tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: “Niscaya kamu akan melakukan
kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan niscaya kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang sangat
besar.” Apabila datang saat sempurnanya janji yang
pertama dari kedua janji
itu, Kami membangkitkan untuk menghadapimu hamba-hamba Kami yang mempunyai
kekuatan tempur yang dahsyat, dan mereka
menerobos jauh ke dalam rumah-rumah, dan itu merupakan suatu janji yang pasti terlaksana. Kemudian Kami mengembalikan lagi kepada
kamu kekuatan untuk melawan mereka, dan Kami membantu kamu dengan harta dan
anak-anak, dan Kami menjadikan kelompok
kamu lebih besar dari sebelumnya. اِنۡ اَحۡسَنۡتُمۡ اَحۡسَنۡتُمۡ لِاَنۡفُسِکُمۡ ۟ وَ اِنۡ اَسَاۡتُمۡ فَلَہَا -- Jika kamu berbuat ihsan, kamu berbuat
ihsan bagi diri kamu sendiri, dan jika kamu berbuat buruk maka itu untuk
diri kamu sendiri. فَاِذَا جَآءَ وَعۡدُ الۡاٰخِرَۃِ لِیَسُوۡٓءٗا وُجُوۡہَکُمۡ وَ لِیَدۡخُلُوا
الۡمَسۡجِدَ کَمَا دَخَلُوۡہُ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ لِیُتَبِّرُوۡا مَا عَلَوۡا تَتۡبِیۡرًا -- Lalu bila
datang saat sempurnanya janji
yang kedua itu Kami membangkitkan lagi hamba-hamba Kami yang lain
supaya mereka mendatangkan kesusahan
kepada pemimpin-pemimpin kamu dan supaya mereka memasuki masjid seperti pernah mereka memasukinya pada kali
pertama, dan supaya mereka
menghancurluluhkan segala yang telah me-reka kuasai. عَسٰی رَبُّکُمۡ اَنۡ یَّرۡحَمَکُمۡ ۚ وَ اِنۡ عُدۡتُّمۡ عُدۡنَا ۘ -- Boleh jadi kini
Rabb (Tuhan) kamu akan menaruh kasihan kepadamu, tetapi jika kamu kembali kepada perbuatan buruk, Kami pun akan kembali menimpakan hukuman, وَ جَعَلۡنَا جَہَنَّمَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ حَصِیۡرًا -- dan ingatlah, Kami telah jadikan Jahannam, penjara bagi orang-orang kafir.
(Bani Israil [17]:5-9).
Nubuatan Dalam Bible: Wahyu
Yohanes & Surat Kiriman Petrus
Berikut adalah nubuatan dalam Kitab Wahyu 20:1-10, penglihatan ruhani yang
dialamiu oleh Yohanes mengenai pemenjaraan dan pelepasan kembali Gog
(Yajuj) dan Magog (Ma’juj) selama 1000 tahun:
Kerajaan seribu tahun
20:1
Lalu aku melihat seorang malaikat turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di
tangannya; 20:2
ia menangkap naga, si ular tua itu,
yaitu Iblis dan Satan. Dan ia
mengikatnya seribu tahun lamanya , 20:3
lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang
maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi
menyesatkan bangsa-bangsa , sebelum berakhir masa seribu
tahun itu; kemudian dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu
lamanya. 20:4
Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di
atasnya ; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi.
Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya
karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah;
yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak
juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka
hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan
Kristus untuk masa seribu tahun . 20:5
Tetapi orang-orang mati yang lain tidak
bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan
pertama. 20:6
Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam
kebangkitan pertama itu . Kematian yang kedua
tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imam-imam i Allah dan
Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia, j seribu tahun
lamanya.
Iblis dihukum
20:7
Dan setelah masa seribu tahun itu
berakhir, Iblis akan dilepaskan dari penjaranya, 20:8
dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat
penjuru bumi, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka
untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir
di laut. 20:9
Maka naiklah mereka ke seluruh dataran
bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota
yang dikasihi itu. Tetapi dari
langit turunlah api menghanguskan mereka, 20:10
dan Iblis, yang menyesatkan mereka, t dilemparkan
ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang
malam sampai selama-lamanya.
Gambaran azab Ilahi setelah 1000
tahun pemenjaraan iblis pada bagian akhir Kitab Wahyu Yohanes tersebut – yakni rangkaian terjadinya Perang Dunia – dikemukakan juga oleh Petrus dalam surat kirimannya sebagai berikut:
Saudara-saudara
yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua
surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian
yang murni oleh peringatan-peringatan,
supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.
Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan
ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang
yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal,
segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak
dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air, dan bahwa oleh air
itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang
sekarang terpelihara dari api dan disimpan
untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik. Akan tetapi,
saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu,
bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama
seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari. Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya,
sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar
terhadap kamu, karena Ia menghendaki
supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada
hari itu langit akan lenyap dengan
gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan
bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara
demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup yaitu kamu yang
menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan
hancur karena nyalanya. Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan
langit yang baru dan bumi yang baru,
di mana terdapat kebenaran. Sebab
itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil
menantikan semuanya ini, kamu harus
berusaha, supaya kamu kedapatan tak
bercacat dan tak bernoda di
hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan
Dia. (II Petrus 3:1-14).
Ancaman Perang Nuklir yang Sangat Mengerikan
Jadi, menurut Petrus,
bahwa kalau azab Ilahi yang terjadi di zaman Nabi Nuh a.s. adalah berupa air
bah (banjir) yang sangat dahsyat, sedangkan di Akhir Zaman ini -- yakni di masa kedatangan Al-Masih
Mau’d a.s. -- yang terjadi adalah
berupa kobaran api yang dampak-dampak buruk yang ditimbulkannya
sangat mengerikan.
Nubuatan
dalam Al-Quran dan Bibel (Kitab Wahyu) tersebut telah sempurna dengan terjadinya Perang Dunia I (1914) dan Perang Dunia II (1945), dan
bangsa-bangsa pada saat ini tengah dicekam
oleh kekhawatiran meletusnya Perang Dunia III atau Perang Nuklir, yang kehebatan akibat-akibat mengerikan yang ditimbulkannya digambarkan dalam Surah Al-Ma’ārij yang tengah dibahas,
firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ
خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾ یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ
فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ
یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ
اِنَّہَا لَظٰی ﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً
لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا
مَنۡ اَدۡ بَرَ
وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ جَمَعَ
فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab
yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang tidak seorang pun dapat menghindarkannya,
مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ -- azab
itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat
naik. تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. فَاصۡبِرۡ صَبۡرًا
جَمِیۡلًا -- maka bersabarlah dengan sabar
yang baik. اِنَّہُمۡ یَرَوۡنَہٗ
بَعِیۡدًا -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ نَرٰىہُ
قَرِیۡبًا -- sedangkan Kami melihatnya dekat. یَوۡمَ تَکُوۡنُ السَّمَآءُ
کَالۡمُہۡلِ -- pada
hari langit akan menjadi seperti cairan
tembaga, وَ تَکُوۡنُ الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ -- dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ
حَمِیۡمًا -- dan
tidak akan bertanya sahabat karib kepada sahabat karib lainnya. یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ
الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ
عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ بِبَنِیۡہِ -- Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada mereka. Orang
ber-dosa ingin seandainya dia dapat menebus
dirinya dari azab hari itu dengan anak-anaknya,
وَ
صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ -- dan isteri-istrinya serta saudaranya, وَ
فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ
ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ -- dan semua
orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا لَظٰی -- sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya
itu nyala api, نَزَّاعَۃً لِّلشَّوٰی -- yang melucuti kulit kepala. تَدۡعُوۡا مَنۡ اَدۡبَرَ
وَ تَوَلّٰی -- yang
memanggil orang yang membelakangi
dan yang berpaling, وَ
جَمَعَ فَاَوۡعٰی -- dan menimbun harta serta menahannya.
(Al-Ma’arīj
[70]:1-19).
Dalam
abad-abad atom dan hidrogen atau nuklir di Akhir zaman ini beterbangan gunung-gunung laksana bulu domba itu sungguh mungkin sekali
terjadi. Alangkah mengerikannya
lukisan Hari Pembalasan yang
diberikan dalam ayat-ayat ini! Berhadap-hadapan dengan suatu malapetaka, manusia bersedia pisah dari segala sesuatu, bahkan
bersedia mengorbankan orang-orang yang
paling karib dan tersayang
sekalipun, asalkan saja dengan berbuat demikian ia dapat menyelamatkan dirinya sendiri.
Kegoncangan Dahsyat “Hari Kiamat”
Mengisyaratkan kepada kegoncangan
sangat dahsyat yang menimpa kehidupan
manusia itu pulalah firman Allah Swt. berikut ini:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ ﴿﴾ یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ
اتَّقُوۡا رَبَّکُمۡ ۚ اِنَّ زَلۡزَلَۃَ السَّاعَۃِ شَیۡءٌ
عَظِیۡمٌ ﴿﴾ یَوۡمَ تَرَوۡنَہَا تَذۡہَلُ کُلُّ
مُرۡضِعَۃٍ عَمَّاۤ اَرۡضَعَتۡ وَ تَضَعُ
کُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَہَا وَ تَرَی النَّاسَ سُکٰرٰی وَ مَا ہُمۡ بِسُکٰرٰی وَ لٰکِنَّ عَذَابَ
اللّٰہِ شَدِیۡدٌ ﴿۲﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Hai manusia, bertakwalah kepada Rabb
(Tuhan) kamu, اِنَّ زَلۡزَلَۃَ السَّاعَۃِ شَیۡءٌ عَظِیۡمٌ -- sesungguhnya ke-goncangan
Saat itu sesuatu yang sangat
dahsyat. یَوۡمَ تَرَوۡنَہَا تَذۡہَلُ کُلُّ مُرۡضِعَۃٍ عَمَّاۤ اَرۡضَعَتۡ وَ تَضَعُ کُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَہَا -- Pada hari
ketika engkau melihatnya, setiap perempuan
yang menyusui akan lupa kepada yang disusuinya dan setiap perempuan yang mengandung akan menggugurkan kandungannya, وَ تَرَی النَّاسَ سُکٰرٰی وَ مَا ہُمۡ بِسُکٰرٰی -- dan
engkau akan melihat manusia mabuk,
padahal mereka itu tidak mabuk, وَ لٰکِنَّ عَذَابَ اللّٰہِ شَدِیۡدٌ -- tetapi
azab Allah sungguh sangat keras. (Al-Hājj
[22]:1-3).
As-Sā’at
(Saat) atau al-Qiyāmat, dipergunakan dalam 3 pengertian: (a)
Kematian seorang pribadi yang besar dan ternama (assā’at ashshughra); (b)
suatu bencana nasional (assā’at alwustha); (c) Hari Peradilan (assā’at
alkubra). Kata itu telah dipergunakan dalam Al-Quran dengan kedua
pengertian yang disebut terakhir. Letaknya menunjukkan bahwa di sini kata itu
dipergunakan dalam pengertian bencana
nasional yang menggoncangkan sendi-sendi kekuatan suatu kaum.
Kata itu dapat pula menunjuk
secara khusus kepada nasib yang
ketika itu sedang mengancam orang-orang
Arab, ketika Mekkah -- benteng kekuasaan politik mereka -- akan jatuh serta kekuasaan politik dan sistem
kemasyarakatan mereka akan patah
dan ambruk.
Atau, peristiwa
itu dapat menunjuk kepada suatu bencana
amat dahsyat yang akan menimpa umat
manusia berupa rangkaian Perang Dunia,
dan sebagai akibatnya akan mendatangkan perubahan-perubahan
yang amat dahsyat. Ayat ini, jika dibaca bersama-sama dengan QS.2:213,
memberikan lagi dukungan kepada kesimpulan, bahwa kata-kata assā’at atau
yaumalqiyāmah yang dipergunakan dalam Al-Quran pada umumnya menunjuk
kepada suatu bencana nasional besar yang menimpa sesuatu kaum seluruhnya.
Ayat 3 telah memakai 3 perumpamaan
atau tamsil untuk menyatakan
sangat kerasnya “gempa bumi Saat itu”
yang disebut dalam ayat sebelumnya. Tidak ada yang lebih dicintai oleh seorang ibu selain bayi yang ia susui, dan
tidak ada kengerian yang lebih
menakutkan akibatnya, selain kengerian yang membuat seorang perempuan gugur kandungannya dan membuat kaum laki-laki jadi kalap.
Namun demikian ayat ini mengatakan bahwa
sekonyong-konyong dan hebatnya kengerian
yang ditimbulkan oleh kejadian yang amat dahsyat begitu tidak terpikirkan sehingga
kaum ibu akan meninggalkan bayi-bayi yang sedang disusuinya serta perempuan-perempuan hamil akan menggugurkan
kandungannya dan orang-orang akan menjadi gila oleh rasa takutnya
dan seperti orang mabuk tidak akan
menguasai perbuatannya.
Sakralnya Penikahan
Dalam Islam & Tercipnya “Langit Baru”
dan “Bumi
Baru”
Jadi, kembali kepada masalah sakralnya
masalah pernikahan dalam ajaran Islam (Al-Quran) serta peringatan Allah Swt. kepada para kepala keluarga (suami) agar kecintaan kepada anak dan istri jangan melalaikan mereka dari dzikr Ilahi atau membuat
lalai melakukan ibadah
kepada Allah Swt,. (QS.63:10-13; QS.64:15-19; QS.66:7), yakni mereka hendaknya mengamalkan ajaran Islam (Al-Quran)
sebagaimana yang telah disunnahkan
oleh Nabi Besar Muhammad saw..
Mengapa demikian? Sebab keberhasilan para kepala
keluarga (suami) menciptakan “kehidupan surgawi” di lingkungan keluarga
(rumah-tangga) mereka akan menjadi
landasan bagi terciptanya “kehidupan
surgawi” di kalangan masyarakat
yang lebih luas lagi ruang-lingkupnya (QS.24:36-39), dan Insya Allah akan berujung kepada terciptanya “kehidupan surgawi” di dalam kehidupan di dunia
ini juga (QS.49:14), sebab itulah tujuan utama pengutusan
Nabi Besar Muhammad saw. sebagai rahmat bagi seluruh
alam (QS.21:108), dan dibangkitkannya umat
Islam sebagai “umat yang terbaik”
bagi manfaat seluruh umat manusia (QS.2:144; QS.3:111).
Mengisyaratkan kepada kenyataan itulah nubuatan dalam Bible dan Al-Quran
mengenai akan terciptanya “langit baru dan bumi baru” di Akhir Zaman ini (QS.14:49-53; Wahyu 21:1-4), setelah terjadinya
berbagai rangkaian azab Ilahi yang sangat dahsyat,
karena umumnya umat manusia terus menerus berkeras-kepala mendustakan
dan menentang secara zalim Rasul Akhir Zaman atau
Al-Masih
Mau’ud a.s. yang kedatangannya ditunggu-tunggu
oleh semua umat beragama dengan sebutan
(nama) yang berlainan (QS.61:10; QS.77:1-20).
Pada waktu terciptanya “langit baru dan bumi baru” tersebut (QS.14:49-53), bumi
akan disinari dengan “cahaya Allah”
(QS.39:69-76), sebab ketika itu umumnya umat
beragama akan berlaku seperti pengantin perempuan yang menghias dirinya untuk “suaminya” (Wahyu 21:9-10), bukan
seperti istri-istri durhaka Nabi Nuh
a.s. dan Nabi Luth a.s., firman-Nya:
ضَرَبَ اللّٰہُ مَثَلًا
لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوا
امۡرَاَتَ نُوۡحٍ وَّ امۡرَاَتَ لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَیۡنِ مِنۡ
عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ
شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا النَّارَ
مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿﴾
Allah mengemukakan istri
Nuh dan istri Luth sebagai misal
bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah dua hamba dari hamba-hamba Kami yang
saleh, tetapi keduanya berbuat khianat kepada kedua suami mereka, maka mereka
berdua sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mereka itu di hadapan Allah,
dan dikatakan kepada mereka: “Masuklah kamu berdua ke dalam Api
beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm
[66]:11).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 16
September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar