Minggu, 12 Oktober 2014

Kecaman Keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Kepada Para pemuka Agama Yahudi & Terbentuknya Silsilah "Khilafat Kenabian" di Akhir Zaman



  بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

  
Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab   335

  Kecaman keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Kepada Para Pemuka Agama Yahudi & Terbentuknya Silsilah Khilafat Kenabian  di Akhir Zaman

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan berbagai firman Allah Swt.  dalam Al-Quran dan Bible mengenai  rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan (QS.7:35-37; QS.61:10; QS.62:3-4), yang merupakan “suami ruhani   seluruh   umat beragama, yang harus    berlaku seperti pengantin  perempuan yang menghias dirinya  untuk  “suaminya” (Wahyu  21:9-10), bukan seperti “Yerusalem” (Bani Israil/Yahudi) yang melempari   suami ruhani” mereka  yakni nabi-nabi Bani Israil   -- dengan batu, sebagaimana kecaman keras  Allah Swt. melalui   Yesus Kristus kepada para pemuka agama Yahudi yang dimisalkan dengan Yerusalem:
23:37 "Yerusalem, Yerusalem , engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,  tetapi kamu tidak mau. 23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.   23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga  kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan! " (Matius 23:37-39).  
     Mengisyaratkan kepada kesaksian Bible itu pulalah firman Allah Swt. berikut ini mengenai sikap buruk Bani Israil terhadap para rasul Allah yang dibangkitkan di kalangan mereka: 
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ  فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ  ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ  ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ ۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾  بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ ﴿﴾
Dan  sungguh   Kami benar-benar telah  berikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di belakangnya,   Kami  berikan kepada Isa Ibnu Maryam Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan  Ruhulqudus. Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu  kamu berlaku takabur, lalu  sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh?  وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ  --  Dan mereka berkata:  Hati kami tertutup.” بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ  فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ   -- Tidak,  bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka  maka sedikit sekali apa yang mereka imani.   Dan tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni  Al-Quran dari Allah  menggenapi apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelum itu mereka senantiasa memohon kemenangan atas orang-orang kafir,  فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ -- tetapi tatkala  datang kepada mereka  apa yang mereka  kenali itu lalu mereka kafir  kepadanya. فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ  --   maka laknat Allah atas orang-orang kafirبِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ  اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ     -- sangat buruk hal yang  dengan itu mereka telah menjual dirinya   yakni  mereka  kafir  kepada apa yang diturunkan Allah,  بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ   -- karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya,  فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ  لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ مُّہِیۡنٌ  --  lalu   mereka ditimpa kemurkaan demi kemurkaan, dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan.  (Al-Baqarah [2]:88-91).

Kecaman Keras Yesus Kristus   Kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi

      Jadi, betapa benarnya perumpamaan  mengenai istri-istri durhaka Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. berkenaan suatu kaum (umat beragama) yang menentang rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Swt. kepada mereka dan sedang mereka tunggu-tunggu dengan penuh harap, tetapi mereka kemudian melakukan pendustaan dan penentangan terhadap “suami ruhani” mereka yang suci dan penuh berkat tersebut,  firman-Nya:
ضَرَبَ اللّٰہُ  مَثَلًا  لِّلَّذِیۡنَ  کَفَرُوا امۡرَاَتَ  نُوۡحٍ وَّ امۡرَاَتَ  لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَیۡنِ مِنۡ عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا  النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿﴾
Allah mengemukakan istri Nuh  dan istri Luth sebagai misal bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah dua hamba dari hamba-hamba Kami yang saleh, tetapi keduanya berbuat khianat  kepada kedua suami mereka, maka mereka berdua sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mereka itu di hadapan Allah, dan dikatakan kepada mereka: “Masuklah kamu berdua ke dalam Api beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm [66]:11).
       Jika sikap umat beragama terhadap “suami ruhaninya” bukan seperti “pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya”, melainkan seperti  istri-istri yang selingkuh” dengan  para kekasih gelapnya, maka di kalangan  umat beragama tersebut tidak akan timbul kelahiran akhlak dan ruhani yang baik  melainkan kedurhakaan terhadap Allah Swt. dan Rasul Allah akan semakin merajalela dalam berbagai bidang kehidupan, sebagaimana yang   terjadi di Akhir Zaman  ini.
      Dengan demikian sungguh tepat kecaman keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus) terhadap para pemuka agama Yahudi yang tidak mampu melaksanakan tugas  mereka sebagai “suami ruhani” yang baik bagi  kaumnya:
Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat   dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya.  23:5 Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat   orang; mereka memakai tali sembahyang   yang lebar dan jumbai    yang panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; 23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu,  yaitu Dia yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.   23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.   23:13 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,  karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha   untuk masuk. 23:14  Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.  23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka,   yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta,  yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah  itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. 23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan    emas itu? 23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. 23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan   persembahan itu? 23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. 23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam   di situ. 23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya.   23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan   dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan.   Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta,  nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan   kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan.   23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan o  yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar   di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. 23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi   dan memperindah tugu orang-orang saleh 23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. 23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.   23:32 Jadi, penuhilah juga takaran   nenek moyangmu!   23:33 Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak!   Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?   23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan,   yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu  dan kamu aniaya dari kota ke kota,   23:35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel,   orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya,   yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.   23:36 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!"
      Setelah mengecam keras berbagai perbuatan buruk  yang dilakukian oleh para pemuka agama Yahudi tersebut,  selanjutnya Yesus Kristus bernubuat  mengenai kejadian mengerikan yang akan menimpa orang-orang Yahudi yang dimisalkan dengan Yerusalem, yakni mereka bukan saja akan kehilangan nikmat kenabian tetapi juga akan kehilangan negeri mereka:
Keluhan terhadap Yerusalem
23:37 "Yerusalem, Yerusalem , engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu!   Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,  tetapi kamu tidak mau. 23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi.   23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku lagi, hingga  kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Peringatan Allah Swt. Kepada Para pemuka Umat Islam

       Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. pun telah memperingatkan umat Islam – terutama para  pemuka agama Islam   bahwa mereka pun    setelah 3 abad masa kejayaan Islam yang pertama  (QS.32:6) – dalam masa kemunduran selama 1000 tahun (QS.32:6) – mereka akan melakukan perbuatan buruk yang sama dengan para pemuka agama Yahudi tersebut,   dan akan mengalami akibat buruk yang sama pula dengan yang telah menimpa Bani Israil, yakni    Allah Swt. dua kali menimpakan azab-Nya yang keras kepada mereka (QS.17:5-9), firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا  الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا  لِمَ  تَقُوۡلُوۡنَ مَا لَا  تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  کَبُرَ  مَقۡتًا عِنۡدَ  اللّٰہِ  اَنۡ  تَقُوۡلُوۡا مَا  لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾  اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ سَبِیۡلِہٖ  صَفًّا کَاَنَّہُمۡ  بُنۡیَانٌ  مَّرۡصُوۡصٌ  ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan?  Adalah sesuatu yang paling dibenci di sisi Allah bahwa kamu me-ngatakan apa yang tidak kamu kerjakan.   Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang  dalam barisan-barisan, mereka itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun rapat.  (Ash-Shaf [61]:3-5).
   Perbuatan seorang Muslim hendaknya sesuai dengan pernyataan-pernyataannya. Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju, dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan. Itulah makna pernyataan keras Allah Swt. dalam ayat 3 dan 4. 
 Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. memberi petunjuk agar  orang-orang Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat terhadap kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah komando pemimpin mereka, yang terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.
  Tetapi suatu kaum, yang berusaha menjadi satu jemaat yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu cita-cita, satu maksud, satu tujuan dan satu rencana untuk mencapai tujuan itu. Hal itu hanya mungkin terwujud jika pemimpin (imam) Jama’ah kaum  Muslim tersebut adalah wujud yang memiliki hubungan erat dengan Allah Swt. dan senantiasa mendapat bimbingan Allah Swt.  melalui wahyu Ilahi (QS.42:52-54), yakni seorang rasul Allah (QS.72:27-29), sebab pemimpin (imam) yang seperti itu benar-benar merupakan “suami ruhani” hakiki dari Jama’ah Muslim yang seperti itu.
   Kenyataan seperti itulah yang terjadi di Akhir Zaman ini berkenaan dengan Jemaat Muslim Ahmadiyah yang telah beriman kepada Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman,  yang ditakdirkan Allah Swt. untuk mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini setelah mengaklami masa kemunduran  dalam berbagai bidang kehidupan  selama 1000 tahun (QS.32:6) sejak 3 abad kejayaan Islam yang pertama,  firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,  walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
  Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan atau Al-Masih Akhir Zaman, sebab di zaman beliau semua agama muncul dan berkat perjuangan  Al-Masih Akhir Zaman dan  para Khalifatul Masih yang secara berkesinambungan memimpin Jama’ah Muslim Ahmadiyah maka , insya Allah,   keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian.

Khilafat Atas Jalan  Kenabian di Akhir Zaman

   Mengisyaratkan kepada kenyataan itu pulalah janji Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh di Akhir Zaman ini dalam firman-Nya berikut ini:
وَعَدَ  اللّٰہُ  الَّذِیۡنَ  اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ  الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ  اَمۡنًا ؕ یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا  یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ شَیۡئًا ؕ وَ مَنۡ  کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ  الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman  dan  beramal saleh di antara kamu niscaya Dia  akan menjadikan mereka itu khalifah di bumi ini sebagaimana Dia telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka,  dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka,  dan niscaya Dia akan meng-ubah keadaan mereka dengan keamanan sesudah ketakutan mereka. Mereka akan menyembah-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan-Ku, dan barangsiapa kafir sesudah itu  mereka itulah orang-orang  durhaka. (An-Nūr [24]:56).
        Dikarenakan ayat ini berlaku sebagai pendahuluan untuk mengantarkan masalah khilafat, maka dalam ayat-ayat QS.52:55 berulang-ulang telah diberi tekanan mengenai  pentingnya  ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Tekanan ini merupakan isyarat mengenai tingkat dan kedudukan seorang khalifah dalam Islam.
       Ayat ini berisikan janji bahwa orang-orang Muslim akan dianugerahi pimpinan ruhani maupun duniawi, yakni khalifah.  Janji itu diberikan kepada seluruh umat Islam, tetapi lembaga khilafat akan mendapat bentuk nyata dalam wujud perorangan-perorangan tertentu, yang akan menjadi penerus Nabi Besar Muhammad saw.  serta wakil seluruh umat Islam. Janji mengenai ditegakkannya khilafat adalah jelas dan tidak dapat menimbulkan salah paham.
       Oleh sebab kini Nabi Besar Muhammad saw.  satu-satunya hadi (petunjuk jalan) umat manusia untuk selama-lamanya (QS.3:32; QS.4:70-71), maka khilafat beliau saw. akan terus berwujud dalam salah satu bentuk di dunia ini sampai Hari Kiamat, karena semua khilafat yang lain telah tiada lagi (QS.62:3-5).
        Inilah, di antara banyak keunggulan yang lainnya lagi, merupakan kelebihan Nabi Besar Muhammad saw.  yang menonjol di atas semua nabi dan rasul Allah lainnya. Di Akhir Zaman  ini dunia telah menyaksikan khalifah ruhani beliau saw. yang terbesar dalam wujud Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s.,  sebagai Al-Masih Mau’ud a.s.  atau Rasul Akhir Zaman, yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama (QS.77:12) dengan sebutan (nama/gelar) yang berbeda-beda.
       Pewarisan kekhilafatan  dari Nabi Besar Muhammad saw. tersebut bukan hanya dalam bentuk lembaga Khilafat saja, tetapi juga  derajat-derajat ruhani  yang dijanjikan Allah Swt. bagi orang-orang yang mentaati Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ مَنۡ یُّطِعِ اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمۡ مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ ۚ وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا ﴿ؕ﴾  ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ عَلِیۡمًا ﴿٪﴾
Dan  barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul ini maka mereka akan termasuk di antara  orang-orang  yang Allah memberi nikmat kepada mereka yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang shalih, dan mereka  itulah sahabat yang sejati. 71. Itulah karunia dari Allah,  dan cukuplah Allāh Yang Maha Menge-tahui. (An-Nisa [4]:70-71).
     Apabila pasangan suami-istri di lingkungan umat Islam dalam pandangan Allah Swt. mereka itu termasuk ke dalam  golongan orang-orang yang  mendapat nikmat-nikmat ruhani tersebut,   maka  terciptanya “langit baru dan bumi baru” dalam kehidupan di dunia ini benar-benar akan terwujud, dan  kehidupan surgawi pun, insya Allah, akan terjadi juga di wilayah-wilayah Muslim di dunia ini, sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah Swt. sebelum ini mengenai  akan berlangsungnya kembali silsilah khilafat di atas jalan kenabian.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                                    ***
Pajajaran Anyar,  18  September     2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar