بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 335
Kecaman keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Kepada Para Pemuka Agama Yahudi & Terbentuknya Silsilah
Khilafat Kenabian di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah
dikemukakan berbagai firman Allah Swt.
dalam Al-Quran dan Bible mengenai rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan (QS.7:35-37; QS.61:10; QS.62:3-4), yang
merupakan “suami ruhani” seluruh
umat beragama, yang harus berlaku seperti pengantin perempuan yang menghias dirinya untuk
“suaminya” (Wahyu 21:9-10), bukan seperti “Yerusalem” (Bani Israil/Yahudi) yang melempari “suami
ruhani” mereka yakni nabi-nabi Bani Israil -- dengan batu, sebagaimana kecaman keras Allah Swt. melalui Yesus
Kristus kepada para pemuka agama
Yahudi yang dimisalkan dengan Yerusalem:
23:37 "Yerusalem, Yerusalem ,
engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang
diutus kepadamu! Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya,
tetapi kamu tidak mau. 23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku
lagi, hingga kamu
berkata: Diberkatilah Dia yang datang
dalam nama Tuhan! " (Matius
23:37-39).
Mengisyaratkan
kepada kesaksian Bible itu pulalah
firman Allah Swt. berikut ini mengenai sikap buruk Bani Israil terhadap para rasul
Allah yang dibangkitkan di
kalangan mereka:
وَ لَقَدۡ اٰتَیۡنَا
مُوۡسَی الۡکِتٰبَ وَ قَفَّیۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِہٖ بِالرُّسُلِ ۫ وَ اٰتَیۡنَا
عِیۡسَی ابۡنَ مَرۡیَمَ الۡبَیِّنٰتِ وَ اَیَّدۡنٰہُ بِرُوۡحِ الۡقُدُسِ ؕ
اَفَکُلَّمَا جَآءَکُمۡ رَسُوۡلٌۢ بِمَا لَا تَہۡوٰۤی اَنۡفُسُکُمُ
اسۡتَکۡبَرۡتُمۡ ۚ فَفَرِیۡقًا کَذَّبۡتُمۡ ۫ وَ فَرِیۡقًا تَقۡتُلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا
قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ بِکُفۡرِہِمۡ فَقَلِیۡلًا مَّا یُؤۡمِنُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَمَّا
جَآءَہُمۡ کِتٰبٌ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰہِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَہُمۡ ۙ وَ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ یَسۡتَفۡتِحُوۡنَ
عَلَی الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ۚۖ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا کَفَرُوۡا بِہٖ
۫ فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
بِئۡسَمَا اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ بَغۡیًا اَنۡ یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ
عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ ۚ فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ
عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ
مُّہِیۡنٌ ﴿﴾
Dan sungguh Kami benar-benar telah berikan Alkitab kepada Musa dan Kami mengikutkan rasul-rasul di
belakangnya, Kami
berikan kepada Isa Ibnu Maryam
Tanda-tanda yang nyata, dan juga Kami memperkuatnya dengan Ruhulqudus. Maka apakah patut setiap datang kepada kamu seorang rasul
dengan membawa apa yang tidak disukai oleh dirimu kamu berlaku takabur, lalu sebagian kamu dustakan dan sebagian lainnya kamu bunuh? وَ قَالُوۡا قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ -- Dan mereka berkata: ”Hati kami tertutup.” بَلۡ لَّعَنَہُمُ اللّٰہُ
بِکُفۡرِہِمۡ فَقَلِیۡلًا مَّا
یُؤۡمِنُوۡنَ -- Tidak,
bahkan Allah telah mengutuk mereka karena kekafiran mereka maka sedikit sekali apa yang mereka imani. Dan
tatkala datang kepada mereka sebuah Kitab yakni Al-Quran dari Allah menggenapi
apa yang ada pada mereka, sedangkan sebelum
itu mereka senantiasa memohon kemenangan atas orang-orang kafir,
فَلَمَّا جَآءَہُمۡ مَّا عَرَفُوۡا
کَفَرُوۡا بِہٖ -- tetapi
tatkala datang
kepada mereka apa yang mereka kenali itu lalu mereka kafir kepadanya. فَلَعۡنَۃُ اللّٰہِ
عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ -- maka laknat
Allah atas orang-orang kafir. بِئۡسَمَا
اشۡتَرَوۡا بِہٖۤ اَنۡفُسَہُمۡ اَنۡ یَّکۡفُرُوۡا بِمَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ -- sangat buruk hal yang dengan itu mereka telah menjual dirinya yakni
mereka kafir
kepada apa yang diturunkan Allah, بَغۡیًا اَنۡ
یُّنَزِّلَ اللّٰہُ مِنۡ فَضۡلِہٖ عَلٰی مَنۡ یَّشَآءُ مِنۡ عِبَادِہٖ -- karena dengki bahwa Allah
menurunkan karunia-Nya kepada siapa
yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, فَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ
عَلٰی غَضَبٍ ؕ وَ لِلۡکٰفِرِیۡنَ عَذَابٌ
مُّہِیۡنٌ -- lalu mereka
ditimpa kemurkaan demi kemurkaan,
dan bagi orang-orang kafir ada azab yang menghinakan. (Al-Baqarah [2]:88-91).
Kecaman Keras Yesus Kristus Kepada Ahli-ahli Taurat dan Orang-orang Farisi
Jadi, betapa benarnya perumpamaan mengenai istri-istri durhaka Nabi Nuh a.s. dan
Nabi Luth a.s. berkenaan suatu kaum
(umat beragama) yang menentang rasul
Allah yang kedatangannya dijanjikan
Allah Swt. kepada mereka dan sedang mereka tunggu-tunggu dengan penuh
harap, tetapi mereka kemudian melakukan pendustaan
dan penentangan terhadap “suami ruhani” mereka yang suci dan penuh berkat tersebut, firman-Nya:
ضَرَبَ اللّٰہُ مَثَلًا
لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوا
امۡرَاَتَ نُوۡحٍ وَّ امۡرَاَتَ لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ عَبۡدَیۡنِ مِنۡ
عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ
شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا النَّارَ
مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿﴾
Allah mengemukakan istri Nuh dan istri Luth sebagai misal bagi
orang-orang kafir. Keduanya di bawah dua hamba dari hamba-hamba Kami yang
saleh, tetapi keduanya berbuat khianat kepada kedua suami mereka, maka mereka
berdua sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mereka itu di hadapan Allah,
dan dikatakan kepada mereka: “Masuklah kamu berdua ke dalam Api
beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm
[66]:11).
Jika
sikap umat beragama terhadap “suami ruhaninya” bukan seperti “pengantin perempuan yang berdandan untuk
suaminya”, melainkan seperti “istri-istri yang selingkuh” dengan para kekasih
gelapnya, maka di kalangan umat beragama tersebut tidak akan timbul
kelahiran akhlak dan ruhani yang baik melainkan kedurhakaan
terhadap Allah Swt. dan Rasul Allah akan semakin merajalela dalam berbagai bidang kehidupan, sebagaimana yang terjadi di Akhir Zaman ini.
Dengan demikian sungguh tepat kecaman keras Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
(Yesus Kristus) terhadap para pemuka
agama Yahudi yang tidak mampu melaksanakan tugas mereka sebagai “suami ruhani” yang baik bagi
kaumnya:
Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
23:1 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada
murid-murid-Nya, kata-Nya: 23:2 "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki
kursi Musa. 23:3 Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala
sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya. 23:4 Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. 23:5 Semua
pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang
panjang; 23:6 mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat;
23:7 mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. 23:8 Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu
semua adalah saudara. 23:9 Dan janganlah
kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia
yang di sorga. 23:10 Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. 23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. 23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan
direndahkan dan barangsiapa merendahkan
diri, ia akan ditinggikan. 23:13 Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha
untuk masuk. 23:14 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu menelan rumah janda-janda
sedang kamu mengelabui mata orang dengan
doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu
pasti akan menerima hukuman yang lebih berat. 23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia
orang neraka, yang dua
kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. 23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin
buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat. 23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang
buta, apakah yang lebih penting,
emas atau Bait Suci yang menguduskan
emas itu? 23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di
atasnya, sumpah itu mengikat. 23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? 23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga
demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. 23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan
juga demi Dia, yang diam di situ. 23:22 Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan
juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. 23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari
selasih, adas manis dan jintan kamu
bayar, tetapi yang terpenting dalam
hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan
dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk
kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu
bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah
dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. 23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah
dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah
luarnya juga akan bersih. 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan o yang
dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis
kotoran. 23:28 Demikian jugalah kamu, di
sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan
kedurjanaan. 23:29 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi
dan memperindah tugu orang-orang saleh
23:30 dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita,
tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu.
23:31 Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri,
bahwa kamu adalah keturunan pembunuh
nabi-nabi itu. 23:32 Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! 23:33 Hai kamu ular-ular, hai kamu
keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
23:34 Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi,
orang-orang bijaksana dan ahli-ahli
Taurat: separuh di antara mereka
akan kamu bunuh dan kamu salibkan,
yang lain akan kamu sesah
di rumah-rumah ibadatmu dan
kamu aniaya dari kota ke kota,
23:35 supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai
dari Habel, orang
benar itu, sampai kepada Zakharia
anak Berekhya, yang kamu
bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. 23:36 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung
angkatan ini!"
Setelah mengecam keras berbagai perbuatan buruk yang dilakukian oleh para pemuka agama Yahudi tersebut, selanjutnya Yesus Kristus bernubuat mengenai kejadian mengerikan yang akan menimpa orang-orang Yahudi yang dimisalkan
dengan Yerusalem, yakni mereka bukan
saja akan kehilangan nikmat kenabian
tetapi juga akan kehilangan negeri
mereka:
Keluhan terhadap Yerusalem
23:37 "Yerusalem, Yerusalem ,
engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang
diutus kepadamu! Berkali-kali
Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan
anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau. 23:38 Lihatlah rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. 23:39 Dan Aku berkata kepadamu: Mulai sekarang kamu tidak akan melihat Aku
lagi, hingga kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama
Tuhan!"
Peringatan Allah Swt. Kepada Para pemuka Umat Islam
Allah
Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw. pun telah memperingatkan
umat Islam – terutama para pemuka agama Islam bahwa mereka pun setelah 3
abad masa kejayaan Islam yang
pertama (QS.32:6) – dalam masa
kemunduran selama 1000 tahun (QS.32:6) – mereka akan melakukan perbuatan buruk yang sama dengan para pemuka agama Yahudi tersebut, dan akan mengalami akibat buruk yang sama pula dengan yang telah menimpa Bani Israil,
yakni Allah Swt. dua kali menimpakan azab-Nya yang keras kepada mereka (QS.17:5-9),
firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا لِمَ تَقُوۡلُوۡنَ
مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ ﴿﴾ کَبُرَ
مَقۡتًا عِنۡدَ اللّٰہِ اَنۡ
تَقُوۡلُوۡا مَا لَا تَفۡعَلُوۡنَ
﴿﴾ اِنَّ اللّٰہَ یُحِبُّ الَّذِیۡنَ یُقَاتِلُوۡنَ فِیۡ
سَبِیۡلِہٖ صَفًّا کَاَنَّہُمۡ بُنۡیَانٌ
مَّرۡصُوۡصٌ ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang kamu tidak kerjakan? Adalah sesuatu
yang paling dibenci di sisi Allah bahwa kamu me-ngatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dalam barisan-barisan, mereka itu seakan-akan suatu bangunan yang tersusun
rapat. (Ash-Shaf [61]:3-5).
Perbuatan
seorang Muslim hendaknya sesuai
dengan pernyataan-pernyataannya.
Bicara sombong dan kosong membawa seseorang tidak keruan kemana yang dituju,
dan ikrar-ikrar lidah tanpa disertai perbuatan-perbuatan nyata adalah berbau kemunafikan dan ketidaktulusan. Itulah makna pernyataan
keras Allah Swt. dalam ayat 3 dan 4.
Dalam ayat selanjutnya
Allah Swt. memberi petunjuk agar orang-orang
Muslim diharapkan tampil dalam barisan yang rapat, teguh dan kuat terhadap kekuatan-kekuatan kejahatan, di bawah komando pemimpin mereka, yang
terhadapnya mereka harus taat dengan sepenuhnya dan seikhlas-ikhlasnya.
Tetapi suatu kaum, yang
berusaha menjadi satu jemaat yang kokoh-kuat, harus mempunyai satu tata-cara hidup, satu cita-cita, satu maksud, satu tujuan dan
satu rencana untuk mencapai tujuan itu. Hal itu hanya mungkin terwujud jika pemimpin (imam) Jama’ah kaum Muslim tersebut adalah wujud yang memiliki hubungan erat dengan Allah Swt.
dan senantiasa mendapat bimbingan
Allah Swt. melalui wahyu Ilahi (QS.42:52-54), yakni seorang rasul Allah (QS.72:27-29), sebab pemimpin (imam) yang seperti itu benar-benar merupakan “suami ruhani” hakiki dari Jama’ah Muslim yang seperti itu.
Kenyataan seperti itulah
yang terjadi di Akhir Zaman ini
berkenaan dengan Jemaat Muslim Ahmadiyah
yang telah beriman kepada Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman, yang ditakdirkan Allah Swt. untuk mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman ini setelah mengaklami masa
kemunduran dalam berbagai bidang
kehidupan selama 1000 tahun (QS.32:6) sejak 3
abad kejayaan Islam yang pertama,
firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaf [61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa
ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan atau Al-Masih Akhir Zaman, sebab
di zaman beliau semua agama muncul
dan berkat perjuangan Al-Masih
Akhir Zaman dan para Khalifatul Masih yang secara berkesinambungan memimpin Jama’ah Muslim Ahmadiyah maka , insya Allah, keunggulan
Islam di atas semua agama akan
menjadi kepastian.
Khilafat Atas Jalan Kenabian
di Akhir Zaman
Mengisyaratkan kepada kenyataan itu pulalah janji Allah Swt. kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh di Akhir Zaman ini dalam firman-Nya
berikut ini:
وَعَدَ اللّٰہُ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡکُمۡ وَ
عَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَیَسۡتَخۡلِفَنَّہُمۡ فِی الۡاَرۡضِ کَمَا اسۡتَخۡلَفَ
الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ۪ وَ لَیُمَکِّنَنَّ لَہُمۡ دِیۡنَہُمُ الَّذِی ارۡتَضٰی لَہُمۡ وَ لَیُبَدِّلَنَّہُمۡ
مِّنۡۢ بَعۡدِ خَوۡفِہِمۡ اَمۡنًا ؕ
یَعۡبُدُوۡنَنِیۡ لَا یُشۡرِکُوۡنَ بِیۡ شَیۡئًا
ؕ وَ مَنۡ کَفَرَ بَعۡدَ ذٰلِکَ
فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡفٰسِقُوۡنَ ﴿﴾
Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman
dan beramal saleh di antara kamu niscaya Dia akan menjadikan mereka itu
khalifah di bumi ini sebagaimana Dia
telah menjadikan khalifah orang-orang yang sebelum mereka, dan niscaya Dia akan meneguhkan bagi mereka agamanya yang telah Dia ridhai bagi mereka, dan niscaya Dia akan meng-ubah keadaan mereka dengan keamanan
sesudah ketakutan mereka. Mereka akan menyembah-Ku dan mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu
dengan-Ku, dan barangsiapa kafir sesudah
itu mereka
itulah orang-orang durhaka. (An-Nūr
[24]:56).
Dikarenakan ayat ini berlaku sebagai
pendahuluan untuk mengantarkan masalah khilafat, maka dalam ayat-ayat
QS.52:55 berulang-ulang telah diberi tekanan mengenai pentingnya ketaatan
kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Tekanan ini merupakan isyarat mengenai tingkat dan kedudukan
seorang khalifah dalam Islam.
Ayat ini berisikan janji bahwa orang-orang Muslim akan dianugerahi pimpinan ruhani maupun duniawi, yakni khalifah. Janji itu
diberikan kepada seluruh umat Islam,
tetapi lembaga khilafat akan mendapat bentuk nyata dalam wujud
perorangan-perorangan tertentu, yang
akan menjadi penerus Nabi Besar
Muhammad saw. serta wakil seluruh umat Islam. Janji mengenai ditegakkannya khilafat adalah jelas dan tidak dapat
menimbulkan salah paham.
Oleh sebab kini Nabi Besar Muhammad saw. satu-satunya hadi (petunjuk
jalan) umat manusia untuk selama-lamanya (QS.3:32; QS.4:70-71), maka khilafat beliau saw. akan terus berwujud
dalam salah satu bentuk di dunia ini sampai Hari
Kiamat, karena semua khilafat yang lain telah tiada lagi (QS.62:3-5).
Inilah, di antara banyak keunggulan yang lainnya lagi, merupakan
kelebihan Nabi Besar Muhammad saw. yang
menonjol di atas semua nabi dan rasul Allah lainnya. Di Akhir Zaman ini dunia telah menyaksikan khalifah ruhani
beliau saw. yang terbesar dalam wujud Pendiri
Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s., sebagai Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul
Akhir Zaman, yang kedatangannya ditunggu-tunggu
oleh semua umat beragama (QS.77:12)
dengan sebutan (nama/gelar) yang
berbeda-beda.
Pewarisan kekhilafatan dari Nabi Besar
Muhammad saw. tersebut bukan hanya dalam bentuk lembaga Khilafat saja, tetapi juga
derajat-derajat ruhani yang dijanjikan
Allah Swt. bagi orang-orang yang mentaati
Allah Swt. dan Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya:
وَ مَنۡ
یُّطِعِ اللّٰہَ وَ الرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓئِکَ مَعَ الَّذِیۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ
عَلَیۡہِمۡ مِّنَ النَّبِیّٖنَ وَ الصِّدِّیۡقِیۡنَ وَ الشُّہَدَآءِ وَ الصّٰلِحِیۡنَ
ۚ وَ حَسُنَ اُولٰٓئِکَ رَفِیۡقًا ﴿ؕ﴾ ذٰلِکَ الۡفَضۡلُ مِنَ اللّٰہِ ؕ وَ کَفٰی بِاللّٰہِ
عَلِیۡمًا ﴿٪﴾
Dan barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul ini
maka mereka akan termasuk di antara
orang-orang yang Allah memberi nikmat kepada
mereka yakni: nabi-nabi, shiddiq-shiddiq, syahid-syahid, dan orang-orang
shalih, dan mereka itulah
sahabat yang sejati. 71. Itulah karunia dari Allah, dan cukuplah
Allāh Yang Maha Menge-tahui. (An-Nisa [4]:70-71).
Apabila pasangan suami-istri di lingkungan umat
Islam dalam pandangan Allah Swt. mereka itu termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mendapat nikmat-nikmat
ruhani tersebut, maka terciptanya “langit baru dan bumi baru”
dalam kehidupan di dunia ini benar-benar akan terwujud, dan kehidupan
surgawi pun, insya Allah, akan terjadi juga di wilayah-wilayah Muslim di
dunia ini, sebagaimana dikemukakan dalam firman Allah Swt. sebelum ini
mengenai akan berlangsungnya kembali
silsilah khilafat di atas jalan kenabian.
(Bersambung)
Rujukan:
The
Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
Pajajaran Anyar, 18 September
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar