بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 331
Makna
Memberikan “Pinjaman yang Baik” Kepada
Allah Swt. & ”Keegoisan” Manusia Ketika Menghadapi Bahaya Maut
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan
berbagai firman Allah Swt. mengenai orang yang mendapat izin Allah Swt. memberikan syafaat,
dalam firman-Nya: وَ لَا
یَشۡفَعُوۡنَ ۙ اِلَّا لِمَنِ ارۡتَضٰی وَ ہُمۡ مِّنۡ خَشۡیَتِہٖ -- dan mereka itu tidak memberi syafaat,
melainkan kepada siapa yang Dia ridhai dan
mereka gemetar karena takut
kepada-Nya (QS.21:29), sama
dengan firman Allah Swt. dalam Ayat Kursyi
yang dikemukakan dalam Bab 328
sebelumnya, yaitu mengenai “orang yang diberi izin Allah Swt. untuk
memberi syafaat, yaitu para rasul
Allah, terutama Nabi Besar Muhammad
saw. (QS.3:132-133; QS.4:70-72), firman-Nya:
اَللّٰہُ
لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا ہُوَۚ اَلۡحَیُّ الۡقَیُّوۡمُ ۬ۚ لَا تَاۡخُذُہٗ سِنَۃٌ وَّ
لَا نَوۡمٌ ؕ لَہٗ مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ؕ مَنۡ ذَا الَّذِیۡ
یَشۡفَعُ عِنۡدَہٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِہٖ ؕ یَعۡلَمُ مَا بَیۡنَ
اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ ۚ وَ لَا
یُحِیۡطُوۡنَ بِشَیۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِہٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ ۚ وَسِعَ کُرۡسِیُّہُ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ ۚ وَ لَا یَـُٔوۡدُہٗ حِفۡظُہُمَا ۚ وَ ہُوَ
الۡعَلِیُّ الۡعَظِیۡمُ ﴿۲﴾
Allah, tidak ada Tuhan kecuali Dia Yang Maha Hidup, Yang
Maha Tegak atas Dzat-Nya Sendiri dan Penegak segala sesuatu. لَا
تَاۡخُذُہٗ سِنَۃٌ وَّ لَا نَوۡمٌ -- kantuk tidak menyentuh-Nya dan tidak pula tidur. Milik-Nya apa pun yang ada di seluruh
langit dan apa pun yang ada di bumi.
مَنۡ
ذَا الَّذِیۡ یَشۡفَعُ عِنۡدَہٗۤ اِلَّا بِاِذۡنِہٖ -- Siapakah
yang dapat memberi syafaat di hadirat-Nya kecuali dengan izin-Nya? یَعۡلَمُ مَا بَیۡنَ
اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ -- Dia
mengetahui apa pun yang ada di hadapan mereka dan apa pun di belakang
me-reka, وَ
لَا یُحِیۡطُوۡنَ بِشَیۡءٍ مِّنۡ عِلۡمِہٖۤ اِلَّا بِمَا شَآءَ -- dan mereka
tidak meliputi sesuatu dari ilmu-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. وَسِعَ کُرۡسِیُّہُ
السَّمٰوٰتِ وَ الۡاَرۡضَ ۚ وَ لَا یَـُٔوۡدُہٗ حِفۡظُہُمَا ۚ وَ ہُوَ
الۡعَلِیُّ الۡعَظِیۡمُ -- Singgasana
ilmu-Nya meliputi
seluruh langit dan bumi, dan tidak memberatkan-Nya menjaga keduanya,
dan Dia Maha Tinggi, Maha Agung. (Al-Baqarah [2]:255).
Mewaspadai “Musuh” Dalam Keluarga
Jadi,
kembali kepada masalah sakralnya
pernikahan menurut ajaran Islam (Al-Quran), maka dapat
dipastikan, bahwa walau pun Nabi Nuh a.s. dan Nabi Luth a.s. berkedudukan sebagai rasul (nabi) Allah yang mendapat izin untuk memberikan syafaat,
tetapi kedua Rasul Allah tersebut
tidak mengajukan syafaat kepada Allah Swt. bagi istri-istri
mereka yang durhaka kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, sehingga kedua istri durhaka tersebut
bersama-sama kaum yang mendustakan
dan menentang Nabi Nuh a.s.
dan Nabi Luth a.s. menjadi “penghuni neraka jahannam”, bahkan
dalam kehidupan di dunia ini juga,
firman-Nya:
ضَرَبَ
اللّٰہُ مَثَلًا لِّلَّذِیۡنَ
کَفَرُوا امۡرَاَتَ نُوۡحٍ وَّ
امۡرَاَتَ لُوۡطٍ ؕ کَانَتَا تَحۡتَ
عَبۡدَیۡنِ مِنۡ عِبَادِنَا صَالِحَیۡنِ فَخَانَتٰہُمَا فَلَمۡ یُغۡنِیَا
عَنۡہُمَا مِنَ اللّٰہِ شَیۡئًا وَّ قِیۡلَ ادۡخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِیۡنَ﴿﴾
Allah mengemukakan istri Nuh dan istri
Luth sebagai misal bagi orang-orang kafir. Keduanya di bawah
dua hamba dari hamba-hamba Kami yang
saleh, tetapi keduanya berbuat
khianat kepada kedua suami
mereka, maka mereka berdua
sedikit pun tidak dapat membela kedua istri mereka itu di hadapan Allah,
dan dikatakan kepada mereka: “Masuklah kamu berdua ke dalam Api beserta orang-orang yang masuk.” (At-Tahrīm [66]:11).
Dengan demikian betapa sakralnya kedudukan pernikahan
dalam ajaran Islam (Al-Quran), karena di
dalamnya mengandung berbagai hikmah
yang sangat dalam berkenaan dengan masalah ketakwaan
kepada Allah Swt. dan ketaatan kepada Rasul-Nya, terutama Nabi
Besar Muhammad saw., firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡۤا اِنَّ مِنۡ اَزۡوَاجِکُمۡ وَ اَوۡلَادِکُمۡ عَدُوًّا لَّکُمۡ فَاحۡذَرُوۡہُمۡ ۚ وَ
اِنۡ تَعۡفُوۡا وَ تَصۡفَحُوۡا وَ
تَغۡفِرُوۡا فَاِنَّ اللّٰہَ غَفُوۡرٌ
رَّحِیۡمٌ ﴿﴾ اِنَّمَاۤ اَمۡوَالُکُمۡ وَ اَوۡلَادُکُمۡ فِتۡنَۃٌ ؕ وَ اللّٰہُ عِنۡدَہٗۤ
اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ ﴿﴾ فَاتَّقُوا اللّٰہَ مَا
اسۡتَطَعۡتُمۡ وَ اسۡمَعُوۡا وَ اَطِیۡعُوۡا وَ اَنۡفِقُوۡا خَیۡرًا لِّاَنۡفُسِکُمۡ ؕ وَ مَنۡ یُّوۡقَ شُحَّ
نَفۡسِہٖ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡمُفۡلِحُوۡنَ ﴿﴾ اِنۡ تُقۡرِضُوا اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا یُّضٰعِفۡہُ لَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَکُوۡرٌ
حَلِیۡمٌ ﴿ۙ۱۷﴾ عٰلِمُ الۡغَیۡبِ وَ الشَّہَادَۃِ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿٪﴾
Hai, orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri kamu dan anak-anak
kamu adalah musuh bagimu, maka waspadalah terhadap mereka, وَ اِنۡ
تَعۡفُوۡا وَ تَصۡفَحُوۡا وَ تَغۡفِرُوۡا
فَاِنَّ اللّٰہَ غَفُوۡرٌ رَّحِیۡمٌ
-- dan jika kamu memaafkan
dan tidak memarahi dan mengampuni, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. اِنَّمَاۤ اَمۡوَالُکُمۡ وَ اَوۡلَادُکُمۡ فِتۡنَۃٌ ؕ وَ اللّٰہُ عِنۡدَہٗۤ
اَجۡرٌ عَظِیۡمٌ -- Sesungguhnya
harta kamu dan anak-anakmu
adalah fitnah (ujian), dan Allah di sisi-Nya ganjaran yang besar. فَاتَّقُوا
اللّٰہَ مَا اسۡتَطَعۡتُمۡ وَ اسۡمَعُوۡا وَ اَطِیۡعُوۡا وَ
اَنۡفِقُوۡا خَیۡرًا لِّاَنۡفُسِکُمۡ -- maka
bertakwalah kepada Allah sejauh
kesanggupan kamu, dan dengarlah
serta taatlah, dan belanjakanlah harta kamu di
jalan-Nya, hal itu baik bagi diri
kamu. وَ مَنۡ یُّوۡقَ
شُحَّ نَفۡسِہٖ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ
الۡمُفۡلِحُوۡنَ -- Dan barangsiapa dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berhasil.
اِنۡ تُقۡرِضُوا اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا یُّضٰعِفۡہُ لَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَکُوۡرٌ
حَلِیۡمٌ -- Jika kamu meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman
yang baik, niscaya Dia akan
melipat-gandakan bagimu dan akan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Menghargai, Maha Penyantun, عٰلِمُ الۡغَیۡبِ وَ الشَّہَادَۃِ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ -- Dia Maha Mengetahui yang gaib dan yang nampak, Maha
Perkasa, Maha Bijaksana. (At-Taghābun
[64]:15-19).
Makna “Pinjaman
yang Baik”
Membelanjakan harta
demi kepentingan kebenaran adalah
sama dengan memberikan pinjaman yang baik
kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Menghargai, yang dibayarkan
kembali oleh-Nya dengan berlipat-ganda.
Itulah makna ayat اِنۡ تُقۡرِضُوا اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا یُّضٰعِفۡہُ لَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَکُوۡرٌ
حَلِیۡمٌ
-- Jika kamu meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman
yang baik, niscaya Dia
akan melipat-gandakan bagi kamu dan akan
mengampuni kamu. Dan Allah Maha
Menghargai, Maha Penyantun” (At-Taghābun
[64]:18).
Selanjutnya Allah Swt. memperingatkan mengenai bahaya berlebihan mencintai anak dan istri, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا لَا تُلۡہِکُمۡ
اَمۡوَالُکُمۡ وَ لَاۤ اَوۡلَادُکُمۡ عَنۡ ذِکۡرِ اللّٰہِ ۚ وَ مَنۡ
یَّفۡعَلۡ ذٰلِکَ فَاُولٰٓئِکَ ہُمُ الۡخٰسِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ اَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ اَحَدَکُمُ
الۡمَوۡتُ فَیَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡ
لَاۤ اَخَّرۡتَنِیۡۤ اِلٰۤی
اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ فَاَصَّدَّقَ وَ
اَکُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِیۡنَ ﴿﴾ وَ لَنۡ
یُّؤَخِّرَ اللّٰہُ نَفۡسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُہَا ؕ وَ اللّٰہُ خَبِیۡرٌۢ
بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang
beriman, janganlah harta kamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, dan barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang rugi. وَ اَنۡفِقُوۡا مِنۡ مَّا رَزَقۡنٰکُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ یَّاۡتِیَ اَحَدَکُمُ
الۡمَوۡتُ -- Dan belanjakanlah dari apa yang telah Kami rezekikan kepada kamu sebelum
kematian menimpa seseorang dari antara
kamu, فَیَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡ لَاۤ اَخَّرۡتَنِیۡۤ اِلٰۤی
اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ فَاَصَّدَّقَ وَ
اَکُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِیۡنَ -- lalu ia berkata: “Hai Rabb-ku (Tuhan-ku), seandainya Engkau
menangguhkan sebentar batas waktuku niscaya aku
akan bersedekah dan menjadi termasuk orang-orang yang saleh.” وَ لَنۡ
یُّؤَخِّرَ اللّٰہُ نَفۡسًا اِذَا جَآءَ اَجَلُہَا ؕ وَ اللّٰہُ خَبِیۡرٌۢ
بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ -- Dan Allah tidak pernah menangguhkan suatu jiwa apabila batas
waktunya telah tiba, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Munāfiqūn [63]:10-12).
Bila jiwa
kehilangan kesempatan yang
dianugerahkan Allah Swt. kepadanya untuk berbakti
pada suatu perjuangan yang baik,
itulah makna فَیَقُوۡلَ رَبِّ لَوۡ لَاۤ اَخَّرۡتَنِیۡۤ اِلٰۤی
اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ فَاَصَّدَّقَ وَ
اَکُنۡ مِّنَ الصّٰلِحِیۡنَ -- lalu ia berkata: “Hai Rabb-ku (Tuhan-ku), seandainya Engkau menangguhkan sebentar batas waktuku niscaya aku
akan bersedekah dan menjadi termasuk orang-orang yang saleh.”
Gambaran Kehebatan Perang
Nuklir & Ketidak-kekalan Hubungan “Suami-Istri”
Dalam
Surah lain Allah Swt. memperingatkan manusia mengenai ketidak-kekalan hubungan kecintaan
di kalangan umat manusia -- termasuk antara suami-istri -- sebab
ketika menghadapi bahaya yang mengerikan,
pada umumnya manusia sangat egois dan lebih mementingkan keselamatannya, sekali pun harus mengorbankan orang-orang mereka
cintai -- termasuk istri dan anak-anaknya -- firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ
﴿﴾ سَاَلَ سَآئِلٌۢ
بِعَذَابٍ وَّاقِعٍ ۙ﴿﴾ لِّلۡکٰفِرِیۡنَ لَیۡسَ لَہٗ دَافِعٌ ۙ﴿﴾ مِّنَ اللّٰہِ ذِی الۡمَعَارِجِ ؕ﴿﴾ تَعۡرُجُ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ اِلَیۡہِ
فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ مِقۡدَارُہٗ
خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ﴿﴾ فَاصۡبِرۡ
صَبۡرًا جَمِیۡلًا ﴿﴾ اِنَّہُمۡ
یَرَوۡنَہٗ بَعِیۡدًا ۙ﴿﴾ وَّ
نَرٰىہُ قَرِیۡبًا ؕ﴿﴾ یَوۡمَ
تَکُوۡنُ السَّمَآءُ کَالۡمُہۡلِ ۙ﴿﴾ وَ تَکُوۡنُ
الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ ۙ﴿﴾ وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ حَمِیۡمًا ﴿ۚۖ﴾ یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ صَاحِبَتِہٖ وَ
اَخِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ فَصِیۡلَتِہِ
الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ ﴿ۙ﴾ وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ ﴿ۙ﴾ کَلَّا ؕ اِنَّہَا
لَظٰی ﴿ۙ﴾ نَزَّاعَۃً لِّلشَّوٰی ﴿ۚۖ﴾ تَدۡعُوۡا مَنۡ
اَدۡ بَرَ وَ تَوَلّٰی ﴿ۙ﴾ وَ
جَمَعَ فَاَوۡعٰی ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah,
Maha Penyayang. Seorang penanya menanyakan mengenai azab
yang akan terjadi, untuk orang-orang
kafir, yang tidak seorang pun dapat menghindarkannya,
مِّنَ اللّٰہِ
ذِی الۡمَعَارِجِ -- azab itu dari Allah Yang memiliki tempat-tempat naik. تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun. فَاصۡبِرۡ صَبۡرًا
جَمِیۡلًا -- maka bersabarlah dengan sabar
yang baik. اِنَّہُمۡ یَرَوۡنَہٗ
بَعِیۡدًا -- sesungguhnya mereka memandang hari itu sangat jauh, وَّ نَرٰىہُ
قَرِیۡبًا -- sedangkan Kami melihatnya dekat. یَوۡمَ تَکُوۡنُ السَّمَآءُ
کَالۡمُہۡلِ -- pada
hari langit akan menjadi seperti cairan
tembaga, وَ تَکُوۡنُ الۡجِبَالُ کَالۡعِہۡنِ -- dan gunung-gunung akan menjadi seperti bulu
domba yang dihamburkan. وَ لَا یَسۡـَٔلُ حَمِیۡمٌ
حَمِیۡمًا -- dan tidak akan bertanya sahabat
karib kepada sahabat karib lainnya.
یُّبَصَّرُوۡنَہُمۡ ؕ یَوَدُّ الۡمُجۡرِمُ لَوۡ یَفۡتَدِیۡ مِنۡ عَذَابِ یَوۡمِئِذٍۭ
بِبَنِیۡہِ -- Hari itu akan diperlihatkan dengan jelas kepada
mereka. Orang ber-dosa ingin seandainya dia dapat menebus dirinya dari azab hari itu
dengan anak-anaknya, وَ
صَاحِبَتِہٖ وَ اَخِیۡہِ -- dan isteri-istrinya serta saudaranya, وَ
فَصِیۡلَتِہِ الَّتِیۡ تُــٔۡوِیۡہِ -- dan kaum kerabatnya yang melindunginya. وَ مَنۡ فِی الۡاَرۡضِ جَمِیۡعًا ۙ
ثُمَّ یُنۡجِیۡہِ -- dan semua
orang yang ada di bumi kemudian menyelamatkannya. کَلَّا ؕ اِنَّہَا لَظٰی -- sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya
itu nyala api, نَزَّاعَۃً لِّلشَّوٰی -- yang melucuti kulit kepala. تَدۡعُوۡا مَنۡ اَدۡبَرَ
وَ تَوَلّٰی -- yang
memanggil orang yang membelakangi
dan yang berpaling, وَ
جَمَعَ فَاَوۡعٰی -- dan menimbun harta serta menahannya.
(Al-Ma’arīj
[70]:1-19).
“Penanya” dalam ayat ini
dianggap oleh beberapa ahli tafsir tertuju kepada Nadhr bin Al-Harits, atau Abu
Jahal, yang menantang Nabi Besar
Muhammad saw. agar beliau saw. mempercepat
kedatangan azab Ilahi yang dijanjikan
(diancamkan) Allah Swt. kepada mereka.
Tetapi,
kata “penanya” itu tidak hanya
meng-isyaratkan kepada seseorang tertentu, bahkan dapat dikenakan kepada semua orang kafir, sebab mereka semua
berulang-ulang menantang Nabi Besar Muhammad saw. supaya beliau saw. menurunkan
atas mereka azab Ilahi yang diancamkan (QS.8:33; QS.21:39; QS.27:72;
QS.32: 29; QS.34:30; QS.36:49; QS.67:26).
Mereka yang Indra-indra
Ruhaninya Lumpuh
Ada pun makna ayat مِّنَ اللّٰہِ ذِی الۡمَعَارِجِ -- “azab itu dari
Allah Yang memiliki tempat-tempat
naik,” yaitu bahwa sementara azab Ilahi yang akan menimpa orang-orang kafir akan membuat mereka binasa, di lain pihak Allah Swt. menganugerahkan kepada hamba-hamba-Nya yang taat kenaikan ruhani (mi’raj ruhani) yang
setinggi-tingginya untuk meraih
jenjang-jenjang ketinggian ruhani
nyang telah disediakan Allah Swt. bagi para pengikut
sejati Nabi Besar Muhammad saw. (QS.3:32-33; QS.4:70-71).
Makna ayat selanjutnya: تَعۡرُجُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ وَ الرُّوۡحُ
اِلَیۡہِ فِیۡ یَوۡمٍ کَانَ
مِقۡدَارُہٗ خَمۡسِیۡنَ اَلۡفَ سَنَۃٍ ۚ -- Malaikat-malaikat dan ruh
itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang ukurannya lima puluh ribu tahun.” Karena ar-ruh berarti jiwa manusia, ayat ini dapat berarti
bahwa perkembangan dan kemajuan ruh manusia tidak akan ada
hentinya (QS.66:9). Atau ayat ini dapat
berarti, bahwa rancangan-rancangan dan rencana-rencana
Allah Swt. dapat meliputi ribuan tahun
sampai jadi matang.
Atau isyarat itu dapat juga
tertuju kepada peredaran (siklus)
tertentu selama 50.000 tahun, yang
selama itu beberapa perubahan agung yang tertentu telah ditakdirkan akan terjadi, sebab nubuatan-nubuatan
Allah Swt. itu mempunyai masa-masa, zaman-zaman, dan peredaran-peredaran
(daur) waktu tertentu yang di di
dalamnya nubuatan-nubuatan itu
menjadi sempurna.
Salah satu contohnya adalah janji atau nubuatan
dari Allah Swt. mengenai turunnya azab Ilahi yang berskala luas (internasional), yang
dituntut orang-orang kafir agar
segera terjadi, tetapi Allah Swt.
menjawab bahwa azab Ilahi tersebut akan terjadi setelah jangka waktu satu
hari -- yang lamanya 1000 tahun -- setelah 3 abad masa kejayaan Islam
yang pertama, firman-Nya:
فَکَاَیِّنۡ
مِّنۡ قَرۡیَۃٍ اَہۡلَکۡنٰہَا وَ ہِیَ
ظَالِمَۃٌ فَہِیَ خَاوِیَۃٌ عَلٰی
عُرُوۡشِہَا وَ بِئۡرٍ مُّعَطَّلَۃٍ وَّ
قَصۡرٍ مَّشِیۡدٍ ﴿﴾ اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ
قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ اَوۡ
اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا ۚ فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ ﴿﴾ وَ
یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ ؕ وَ
اِنَّ یَوۡمًا عِنۡدَ رَبِّکَ
کَاَلۡفِ سَنَۃٍ مِّمَّا
تَعُدُّوۡنَ ﴿﴾ وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ
قَرۡیَۃٍ اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ
ظَالِمَۃٌ ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ
الۡمَصِیۡرُ ﴿٪﴾
Dan berapa
banyak kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya
sedang berbuat zalim lalu dinding-dindingnya jatuh
atas atapnya, dan sumur yang
telah ditinggalkan dan istana
yang menjulang tinggi. اَفَلَمۡ یَسِیۡرُوۡا فِی الۡاَرۡضِ
فَتَکُوۡنَ لَہُمۡ قُلُوۡبٌ یَّعۡقِلُوۡنَ بِہَاۤ
اَوۡ اٰذَانٌ یَّسۡمَعُوۡنَ بِہَا -- maka
apakah mereka tidak berpesiar di bumi,
lalu menjadikan hati mereka memahami dengannya atau menjadikan
telinga mereka mendengar dengannya?
فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ -- maka sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan mereka meminta kepada engkau untuk mempercepat azab, tetapi Allah
tidak akan pernah mengingkari janji-Nya. وَ یَسۡتَعۡجِلُوۡنَکَ بِالۡعَذَابِ وَ لَنۡ
یُّخۡلِفَ اللّٰہُ وَعۡدَہٗ -- dan sesungguhnya satu hari di sisi Rabb (Tuhan)
engkau seperti seribu tahun menurut perhitungan
kamu. وَ کَاَیِّنۡ مِّنۡ قَرۡیَۃٍ
اَمۡلَیۡتُ لَہَا وَ ہِیَ ظَالِمَۃٌ
ثُمَّ اَخَذۡتُہَا ۚ وَ اِلَیَّ الۡمَصِیۡرُ -- dan berapa banyaknya kota telah Aku memberi tangguh baginya padahal dia berlaku zalim, kemudian Aku
menangkapnya dan kepada Aku-lah
kembali mereka. (Al-Hājj [22]:46-49).
Dari ayat 47
jelas, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang mati, orang-orang buta, dan orang-orang tuli,
yang dibicarakan dalam ayat ini atau di
tempat lain dalam Al-Quran adalah orang-orang yang ditilik dari segi ruhani telah mati, buta, dan tuli, yakni indera-indera ruhani mereka tidak berfungsi dengan baik atau lumpuh, akibatnya di alam akhirat pun mereka akan dibangkitkan
dalam keadaan buta, tuli dan bisu (QS.17:73; QS.20:125-129): فَاِنَّہَا لَا تَعۡمَی الۡاَبۡصَارُ وَ لٰکِنۡ
تَعۡمَی الۡقُلُوۡبُ الَّتِیۡ فِی الصُّدُوۡرِ -- “maka sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada dalam dada.”
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 14
September 2014
Apakah Anda membutuhkan pinjaman untuk membayar tagihan, mengembangkan bisnis skala kecil atau menengah Anda? Ibu Elizabeth Louis Pinjaman Perusahaan memberikan kesempatan untuk membuat impian Anda menjadi kenyataan dengan memberikan pinjaman kepada individu swasta atau pemerintah dan Perusahaan dengan tingkat bunga 2% untuk awal untuk setiap jumlah yang dibutuhkan dan dengan jadwal pembayaran yang fleksibel. Hubungi Ibu Elizabeth Louis untuk LOAN Anda hari ini melalui email: elizabethlouisloancompany@gmail.com atau hubungi hotline kami +15022653621
BalasHapus