Selasa, 11 Februari 2014

Keadaan Memprihatinkan Umat Islam di Hindustan Dibawah Kekuasaan Kaum Sikh & Leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah Para "laki-laki" Sejati dari Fersia



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  152

     Keadaan Memprihatinkan Umat Islam di Hindustan  Dibawah   Kekuasaan    Kaum Sikh & Leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah Para “Laki-laki” Sejati dari Fersia    

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

P
ada  akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai riwayat  leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s.,  Pendiri Jemaat Ahmadiyah,  yang dikemukakan sebelum ini,    bahwa leluhur  Mirza Ghulam Ahmad a.s.   memiliki hubungan darah dengan bangsa Fersia,   seperti halnya salah seorang Sahabat Nabi Besar yang sangat terkenal, Salman Al-Farisi r.a., yang  oleh Nabi Besar Muhammad saw. telah dirujuk ketika beliau saw. menjelaskan makna ayat 4 --  وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ  -- dalam Surah Al-Jumu’ah, atas pertanyaan Abu Hurairah a.s. yang meminta penelasan beliau saw. mengenai makna “pengutusan kedua kali” Nabi Besar Muhammad saw. di kalangan “kaum lain” dari kalangan umat Islam sendiri,  yang belum pernah bertemu dengan para sahabat r.a.,   firman-Nya: 
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾      وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Al-Jumu’ah [62]:3-4).

 Makna “Kaum Lain” dari Kalangan Umat Islam yang Memiliki “Hubungan Darah”  dengan Sahabat Salman Al-Farsi r.a. yang Berasal dari  Fersia

        Mengenai makna ayat وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ    --   “Dan juga akan membangkitkan-nya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana,     Abu Hurairah r.a. menerangkan:   “Pada suatu hari kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah saw.,  ketika Surah Al-Jumu’ah diturunkan. Saya minta keterangan kepada Rasulullah saw.:  Siapakah yang diisyaratkan oleh kata-kata  Dan Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka yang belum bertemu dengan mereka?  Salman al-Farsi (Salman asal Parsi) sedang duduk di antara kami.
   Setelah saya berulang-ulang mengajukan pertanyaan itu, Rasulullah saw. meletakkan tangan beliau pada Salman dan bersabda: “Bila iman telah terbang ke Bintang Tsuraya, seorang lelaki dari mereka ini pasti akan menemukannya.” (Bukhari bab Tafsir Surah Al-Jumu’ah).
       Hadits Nabi Besar Muhammad saw. ini menunjukkan bahwa ayat ini dikenakan kepada seorang lelaki dari keturunan Parsi.  Pendiri Jemaat Ahmadiyah   -- yakni Al-Masih Mau’ud a.s. --  sesuai dengan penelasan sebelum ini  mengenai leluhur beliau --   adalah dari keturunan Parsi.
      Hadits Nabi Besar Muhammad saw. lainnya menyebutkan kedatangan Al-Masih Mau’ud a.s. atau Rasul Akhir Zaman  adalah pada saat ketika tidak ada yang tertinggal di dalam Al-Quran kecuali kata-katanya, dan tidak ada yang tertinggal di dalam Islam selain namanya, yaitu, jiwa ajaran Islam yang sejati akan lenyap (Baihaqi).
      Jadi, Al-Quran dan hadits kedua-duanya sepakat bahwa ayat ini menunjuk kepada kedatangan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw. dalam wujud   Al-Masih Mau’ud a.s., atau Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Ahmadiyah, yang telah diutus oleh Allah Swt. pada masa puncak kemunduran di kalangan umat Islam  dalam segala bidang kehidupan  telah mencapai puncaknya pada abad  14 Masehi (QS.5:55-57; QS.6:160; QS.30:31:33), sehingga keadaan  umat Islam  di Akhir Zaman tersebut benar-benar sangat menyedihkan hati beliau a.s., firman-nya:
وَ قَالَ الرَّسُوۡلُ یٰرَبِّ اِنَّ قَوۡمِی اتَّخَذُوۡا ہٰذَا  الۡقُرۡاٰنَ  مَہۡجُوۡرًا ﴿ ﴾  وَ کَذٰلِکَ جَعَلۡنَا لِکُلِّ نَبِیٍّ عَدُوًّا مِّنَ الۡمُجۡرِمِیۡنَ ؕ وَ کَفٰی بِرَبِّکَ ہَادِیًا وَّ نَصِیۡرًا ﴿ ﴾  
Dan  Rasul itu berkata: “Ya Rabb-ku (Tuhan-ku), sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini sesuatu yang telah ditinggalkan. Dan demikianlah Kami telah menjadikan musuh bagi tiap-tiap nabi  dari antara orang-orang yang berdosa, dan cukuplah Rabb (Tuhan) engkau sebagai Pemberi petunjuk dan Penolong. (Al-Furqān [25]:31-32

Rasul Akhir Zaman adalah “Seorang Laki-laki yang Datang Berlari-lari dari Bagian Terjauh Kota itu

      Jadi, sikap  umumnya umat Islam  di Akhir Zaman ini terhadap Al-Quran benar-benar sangat menyedihkan  seorang  laki-laki” yang “datang berlari-lari dari bagian terjauh kota itu” (QS.36:21-28) yakni   di wilayah Hindustan – tepatnya di Qadian   --   yaitu  Mirza Ghulam Ahmad a.s.,  yang atas karunia Allah Swt. telah ditetapkan sebagai Rasul Akhir Zaman yang akan mewujudkan kajayaan Islam yang kedua kali, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).
   Nampaknya firman Allah Swt. dalam Surah Yā Sīn ayat 21-28 mengenai penyebutan “Rasul Akhir Zaman” dengan   Seorang Laki-laki yang datang berlari-lari dari bagian terjauh kota itu”, firman-Nya:
وَ جَآءَ مِنۡ اَقۡصَا الۡمَدِیۡنَۃِ  رَجُلٌ یَّسۡعٰی قَالَ یٰقَوۡمِ اتَّبِعُوا الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿ۙ﴾  اتَّبِعُوۡا مَنۡ لَّا یَسۡـَٔلُکُمۡ اَجۡرًا وَّ ہُمۡ مُّہۡتَدُوۡنَ ﴿﴾     
Dan datang dari bagian terjauh kota itu seorang laki-laki dengan berlari-lari, ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah rasul-rasul  itu.  Ikutilah mereka yang tidak meminta upah dari kamu dan mereka yang telah mendapat petunjuk (Yā Sīn [36]:21-22).
     Penyebutan “seorang laki-laki” erat kaitannya dengan berbagai fitnah yang dilontarkan oleh para pemuka umat Islam di Hindustan,  sehubungan dengan fatwa Mirza Ghulam Ahmad a.s. berkenaan dengan makna jihad  yang sebenarnya menurut Islam (Al-Quran   -- lihat Bab 150 --   serta tentang leluhur  beliau yang mendapat  penghargaan  dari para penguasa non-Muslim,  baik dari Maharaja Ranjit Singh mau pun dari pemerintah Inggris di Hindustan, atas jasa-jasa mereka membantu pihak pemerintah menumpas berbagai pemberontaan dari para perusuh, sehingga Qadian dan sebagian kecil wilayah di sekitarnya dikembalikan kepada leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s..
     Terhadap kenyataan tersebut para pemuka umat Islam di Hindustan   telah mengeluarkan berbagai fatwa yang penuh provokatif, di antaranya adalah Mirza Ghulam Ahmad a.s. dan Jemaatnya (Jemaat Ahmadiyah) adalah antek-antek Inggris dan macam-macam tuduhan dusta lainnya.
      Salah seorang dari sekian banyak yang mengekspose fitnah-fitnah yang muncul dari kebengkokan hati tersebut adalah Shaikh Ahmed  Hossein Deedat (1918-205) yang lebih dikenal   Ahmed Deedat, ia menulis berbagai  artikel  negative tentang Jemaat Ahmadiyah  termasuk masalah leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s. -- Pendiri Jemaat Ahmadiyah  --  yang mendirikan Islampur Qadhi atau Qadian.  
       Tetapi Allah Swt. lebih dari 14 abad yang lalu dalam Al-Quran telah “menjawabfitnah-fitnah  yang dilontarkan oleh  para “perempuan  -- yang senang melontarkan berbagai fitnah dan ghibat (gunjingan) tersebut  (QS.49:12-13) -- dalam Surah Yā Sīn ayat 21, bahwa  orang yang datang berlari-lari dari bagian terjauh   kota itu yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. adalah “seorang laki-laki  sejati, sebagaimana Allah Swt. telah menyebut Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. sebagai rajulāni (dua orang laki-laki), guna membedakan kedua Rasul Allah tersebut dari kaum mereka  (Bani Israil)     yang  pengecut sehingga menolak  memasuki “negeri yang dijanjikan” Allah Swt. kepada mereka, firman-Nya:
قَالَ رَجُلٰنِ مِنَ الَّذِیۡنَ یَخَافُوۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰہُ  عَلَیۡہِمَا ادۡخُلُوۡا عَلَیۡہِمُ  الۡبَابَ ۚ فَاِذَا دَخَلۡتُمُوۡہُ  فَاِنَّکُمۡ غٰلِبُوۡنَ ۬ۚ وَ عَلَی اللّٰہِ  فَتَوَکَّلُوۡۤا اِنۡ کُنۡتُمۡ  مُّؤۡمِنِیۡنَ ﴿﴾    
Dua orang laki-laki dari antara mereka yang takut kepada Allah dan Allah telah memberi nikmat kepada keduanya berkata: “Masuklah melalui pintu gerbang mereka,  lalu apabila kamu memasuki negeri itu maka sesungguhnya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah-lah hendaknya kamu  bertawakkal jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” (Al-Māidah [5]:24).
    Jawaban  Bani Israil  terhadap  ajakan Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. benar-benar  jawaban yang sangat pengecut dan memalukan serta sangat mengecewakan “kedua laki-laki” pemberani tersebut, firman-Nya:
قَالُوۡا یٰمُوۡسٰۤی اِنَّا لَنۡ  نَّدۡخُلَہَاۤ  اَبَدًا مَّا دَامُوۡا فِیۡہَا فَاذۡہَبۡ اَنۡتَ وَ رَبُّکَ فَقَاتِلَاۤ  اِنَّا ہٰہُنَا قٰعِدُوۡنَ ﴿﴾  قَالَ رَبِّ اِنِّیۡ  لَاۤ  اَمۡلِکُ اِلَّا نَفۡسِیۡ وَ اَخِیۡ فَافۡرُقۡ بَیۡنَنَا وَ بَیۡنَ الۡقَوۡمِ الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿﴾  قَالَ فَاِنَّہَا مُحَرَّمَۃٌ عَلَیۡہِمۡ اَرۡبَعِیۡنَ سَنَۃً ۚ یَتِیۡہُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ ؕ فَلَا تَاۡسَ عَلَی الۡقَوۡمِ الۡفٰسِقِیۡنَ ﴿٪﴾
Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya kami  tidak akan pernah memasuki negeri itu, selama mereka masih ada di dalamnya, karena itu pergilah engkau bersama Rabb (Tuhan) engkau, lalu berperanglah engkau berdua, sesungguhnya kami hendak duduk-duduk saja di sini!”  Musa berkata: “Ya Rabb-Ku (Tuhan-ku), sesungguhnya aku tidak berkuasa kecuali terhadap diriku dan saudara laki-lakiku, maka bedakanlah antara kami dengan  kaum yang fasik itu.”   Dia berfirman: “Maka sesungguhnya negeri itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun, mereka akan bertualang kebingungan di muka bumi  maka janganlah engkau bersedih atas kaum yang fasik itu.”  (Al-Māidah [5]:25-27).

Tantangan Melakukan “Mubahalah” (Tanding Doa)

     Jadi, berbeda dengan kepengecutan kaum Nabi Musa a.s. dan Nabi Harun a.s. – yakni rajulāni – “dua orang laki-laki”   -- demikian pula para leluhur Mirza Ghulam Ahmad a.s. yang hijrah dari wilayah Fersia ke Hindustan tersebut  adalah “para lelaki” sejati, terlebih lagi Mirza Ghulam Ahmad a.s. dengan gagah berani melalui tulisan dan diskusi  telah tampil di Hindustan mengemukakan kesempurnaan ajaran Islam (Al-Quran) dan kesempurnaan akhlak dan ruhani Nabi Besar Muhammad saw. serta telah menantang para pemuka agama-agama serta sekte-sekte agama   -- Hindu, Budha, Kristen, Arya Samaj dan lain-lain – untuk membantah apa pun yang beliau kemukakan dalam tulisan-tulisan beliau mengenai kesempurnaan agama Islam (Al-Quran) dan Nabi Besar Muhammad saw..
      Bahkan, terhadap pihak-pihak yang tetap memusuhi agama Islam dan Nabi Besar Muhammad saw. dengan berbagai caci-maki kotor dan  fitnah-fitnah yang mereka buat-buat terhadap kesucian agama Islam (Al-Quran), beliau telah menantang mereka untuk melakukan mubahalah (tanding doa -- QS.3:62) guna meminta keputusan langsung dari Allah Swt. pihak mana di antara mereka yang benar dan yang palsu mengenai agama dan kepercayaan yang dianutnya.
  Mereka yang karena kebodohan dan ketakaburannya melayani tantangan melakukan mubahalah tersebut benar-benar telah dibinasakan Allah Swt. sesuai jangka waktu yang ditetapkan oleh Mirza Ghulam Ahmad a.s. – “lelaki jantan” dari Hindustan --  salah satu contohnya adalah kematian Pandit Lekh Ram yang sangat menghebohkan  masyarakat Hindu.  

Pernyataan-pernyataan  Takabbur Dr. John Alexander Dowie

     Demikian juga kematian secara hina  Dr. John Alexander Dowie (1847-1907) pendiri Zion City - Chicago, USA.  seorang pendeta Kristen di Amerika Serikat,   yang mendakwakan diri sebagai   Elijah the Restorer (Elijah Sang  Pembaharu)  yang esumbar akan menghabisi agama Islam di seluruh dunia, peristiwa itu  merupakan bukti lainnya mengenai “kelaki-lakian” atau “kejantanan” Mirza Ghulam Ahmad a.s., di pada saat para  pemuka agama Islam di dunia   -- termasuk di Hindustan --  tidak berdaya membendung penyebaran agama Kristen  ke   seluruh dunia dengan membonceng tersebarnya Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) sebagaimana yang dinubuatkan Bible (Yehezkiel 38:2-9 & 39:6 & 15-19; Wahyu 20:7-10) dan Al-Quran (QS.18:95-102; QS.21:96-101).
     Kejadiannya berlangsung tahun 1902, waktu itu di USA ada seorang yang  mengklaim dirinya sebagai utusan/nabi Tuhan Yesus - yaitu sebagai Elijah the Restorer - yang menurut pengakuannya ia adalah telah mendapatkan wahyu dari Tuhan. Namanya adalah Dr. John Alexander Dowie   pendiri Zion City - Chicago, USA.
        Dr. John Alexander Dowie sangat terkenal dan dipuja di Amerika  Serikat  karena ia adalah pendiri Gereja Katolik Kristen (Christian Catholic Church) yang didirikannya tahun 1896, jemaatnya sangat banyak dan dikenal dengan sebutan Zionites. Ia juga mengirimkan misionarisnya ke penjuru dunia. Selain itu ia juga pendiri International Divine Healing Association.
      Dalam penyampaian pemikiran dan ajarannya, Dowie sangat tidak toleran terhadap Islam dan suka menghujat Nabi Suci Islam - Nabi Muhammad saw. Ia mengumumkan bahwa Islam akan dihabisi dari muka bumi dan ia akan mendirikan gerejanya di seluruh dunia.
      Berikut ini  adalah  perkataan takabbur  Dowie terhadap Islam dan   Muhammad saw.:
     "I think of the falsehood of Muhammad with great contempt. If I were to accept those falsehoods I would have to believe that in thisgathering and indeed in any part of God's earth there is no single  woman who possesses an immortal soul. I would have to acknowledge that you women are but wild animals which can be used for an hour or a day as playthings and that you have no eternal existence, and that
when those who are dominated by bestial passions have satisfied their
lust with you, you would die the death of dogs. This would be your end. This is the religion of Muhammad
". (Leaves of Healing, Vol. VII, No.5, 26 May 1900).

     "I warn the Christian people of America and Europe that Islam is not dead. Islam has great strength;, though Islam and Muhammadanism must be destroyed. The ruin of Islam will not be compassed through the supine Latin church or the powerless Greek church". (Leaves of Healing, 25 August 1900, p. 7).
Terjemahannya:
       "Aku berpikir tentang kebohongan Muhammad dengan penghinaan besar. Jika saya harus menerima   kebohongan-kebohongan itu, saya harus percaya bahwa dalam  semua komunitas dan memang dalam setiap bagian dari bumi Allah tidak ada seorang wanita   pun  yang memiliki jiwa yang abadi. Aku harus mengakui bahwa kalian  perempuan hanyalah hewan liar yang dapat digunakan selama satu jam atau satu hari sebagai mainan dan bahwa kalian tidak memiliki keberadaan yang kekal, dan bahwa ketika orang-orang yang didominasi oleh nafsu binatang mereka telah memenuhi  nafsu mereka kepada kalian, kalian akan mati seperti anjing. Ini akan menjadi akhir kalian.  Ini adalah agama Muhammad". (Leaves of Healing, Vol. VII, No.5, 26 Mei 1900).
      "Saya memperingatkan orang-orang Kristen dari Amerika dan Eropa bahwa Islam tidak mati, Islam memiliki kekuatan besar.  Meskipun Islam dan kepercayaan terhadap Muhammad  harus dihancurkan, kehancuran Islam tidak akanterjadi melalui gereja Latin yang tidak aktif  atau gereja Yunani yang tidak  berdaya." (Leaves of Healing, 25 Agustus 1900, hal. 7).

Kehinaan yang Menimpa Dr. John Alexander Dowie

       Mirza Ghulam Ahmad a.s. (1835-1908) - Imam Mahdi/The Promised  Messiah a.s. telah meresponse kebathilan tersebut dengan mengajukan  tantangan melakukan mubahalah,  agar Dowie mengajukan doa kepada tuhannya (Yesus) dan  Mirza Ghulam Ahmad a.s. berdoa kepada Allah Ta'ala - One True God, agar Tuhan  Sendiri yang akan memutuskan siapa yang benar dan siapa yang dusta. Yang berdusta akan mengalami kehinaan dan kesengsaraan di hadapan mata utusan/nabi/rasul-Nya yang benar.
       Tantangan mubahalah    Mirza Ghulam Ahmad a.s. pada bulan September 1902 telah dipublikasikan oleh banyak media cetak di Amerika  Serikat. Walau pun Alexander Dowie tidak menanggapinya secara  resmi,   tetapi dengan tanggapan-tanggapan yang  sangat menghina  Mirza Ghulam Ahmad a.s.   – yang dianggapnya seperti “lalat” – hal tersebut telah cukup  bagi Allah Swt. untuk menghukum Dr. John Alexander Dowie (1847-1907)   sehingga bukan saja   Zion City - Chicago, USA  serta “komunitas” yang dibangunnya hancur berantakan, bahkan   ia  sendiri  mengalami akhir kehidupan yang sangat hina, sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran bagi semua orang yang terus menerus menentang Allah Swt. dan Rasul-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan me-nang.”  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.(Al-Mujādilah [58]:21-22).
          
 (Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   16 Januari      2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar