Rabu, 12 Februari 2014

Diskusi Damai di Mesjid Nabawi Mengenai "Ketuhanan Yesus" & Ajakan Melakukan "Mubahalah" (Tanding Doa)



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  153

Diskusi Damai di Mesjid Nabawi Mengenai “Ketuhanan Yesus” & Ajakan Melakukan “Mubahalah” (Tanding Doa)

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

P
ada  akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan  mengenai tantangan melakukan  mubahalah (pertandingan doa) yang dilakukan oleh Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s.   --  seorang laki-laki yang datang berlari-lari dari bagian terjauh kota itu” (QS.36:21-18) dalam melakukan pembelaannya terhadap kesucian dan kesempurnaan agama Islam (Al-Quran) dan Nabi Besar Muhammad saw.,  yang selama itu  di Hindustan keadaan umat Islam menjadi “mangsa yang tidak berdaya”  sehingga munculnya para penghujat seperti Pandit Lekh Ram dari kalangan  Hindu (Arya Samaj) dan Dr. John Alexander Dowie (1847-1907) pendiri Zion City - Chicago, USA --  seorang pendeta Kristen di Amerika Serikat --  bukanlah tanpa alasan.
       Kenapa demikian? Sebab keadaan umat Islam dan para pemuka umat Islam  ketika itu  --  selain merupakan kelompok “minoritas” di Hindustan dari segi agama  jika dibandingkan dengan pemeluk agama Hindu dan Buddha  -- juga dari segi kekuasaan duniawi benar-benar tidak berdaya melakukan perlawanan terhadap para penghujat  tersebut, baik perlawanan secara jasmani (fisik) mau pun dari segi ruhani, karena memang “ruh” Islam (Al-Quran) telah hilang dari umat Islam dan terbang ke bintang Tsurayya (QS.17:86-88; QS.32:6; QS.62:3-4).

Gerakan Kristenisasi Global di  Hindustan

       Bahkan dengan kedatangan bangsa Inggris di Hindustan   -- walau pun dari satu segi telah menyelamatkan umat Islam dari kekejaman bangsa (kaum) Sikh – tetapi dari segi lain  jutaan  para pengikut berbagai agama  di Hindustan, termasuk  umat Islam, telah menjadi pengakut agama Kristen, karena memang   -- selain  benua Afrika  -- Benua Alit Hindustan pun menjadi target gerakan Kristenisasi global bangsa-bangsa  yang disebut Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) atau bangsa-bangsa Kristen dari Barat tersebut, terutama setelah keberhasilan mereka melakukan Revolusi Industri pada abad 17 -18 Masehi  (1750-1850), yang akibat-akibatnya telah diisyaratkan Allah Swt. 14 abad yang lalu dalam Al-Quran, antara lain dalam  Surah At Takwir ayat 1-17, Surah Al-Zilzal, Surah Al-Qāri’ah dan Surah Al-Lahab, yang artinya “Bapak Nyala Api” yang erat kaitannya dengan “keledai Dajjal pemakan api.”
    Nabi Besar Muhammad saw. dalam hadis-hadits shahih telah menyebut penyebaran Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) atau bangsa-bangsa Kristen dari Barat tersebut sebagai bahaya fitnah Dajjal, dimana beliau saw. telah menyatakan  bahwa tidak ada satu kekuatan dunia pun yang mampu melawan Dajjal, kecuali Imam Mahdi a.s. melalui doa-doa beliau a.s. -- bukan melalui cara-cara kekerasan sebagaimana yang dipercayai oleh  umumnya orang-orang Islam yang menunggu-nunggu  kedatangan Imam Mahdi “Penumpah Darah”,  akibat kekeliruan  memahami ungkapan-ungkapan kiasan dari sabda-sabda Nabi Besar Muhammad saw. mengenai kedatangan Imam Mahdi a.s. yang hakiki.
      Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda,  bahwa apabila Dajjal bertemu dengan Imam Mahdi a.s.  akan seperti garam yang disiram  air, ia akan  mencair  lalu lenyap, hal itu sesuai dengan makna lain dari kata dhāllīn dalam  ayat terakhir Surah Al-Fatihah,  bahwa “golongan” yang disebut dhāllīn tersebut -- selain berarti “sesat” -- juga berarti “akan hilang sirna” atau “akan binasa”, tetapi bukan melalui cara-cara kekerasan sebab dengan cara-cara itu   -- menurut Nabi Besar Muhammad saw.    – tidak ada satu pun kekuatan dunia yang mampu menghadapi bangsa-bangsa yang disebut “Dajjal” atau Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj), sebab  mereka memiliki kekuatan tempur yang sangat canggih.
      Berikut adalah peringatan  Allah Swt. kepada umat Islam mengenai kebangkitan mereka  kembali, setelah mereka “tertidur  lama” akibat kebangkitan umat Islam yang pertama melalui pengutusan Nabi Besar Muhammad saw.,  firman-Nya kepada beliau saw.:
 وَ تَحۡسَبُہُمۡ اَیۡقَاظًا وَّ ہُمۡ رُقُوۡدٌ ٭ۖ وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ ٭ۖ وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ  بِالۡوَصِیۡدِ ؕ لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا  وَّ  لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا ﴿﴾
Dan engkau menyangka mereka itu bangun  padahal mereka itu tidur, dan Kami membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiridan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman gua itu. Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan berbalik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka.  (Al-Kahf [18]:19).

Keberhasilan Duniawi Bangsa-bangsa Kristen dari Barat

   Orang Islam di masa  Nabi Besar Muhammad saw.   telah diberi peringatan oleh Allah Swt. sebelumnya bahwa bangsa-bangsa Kristen di daerah utara sedang berleha-leha, tetapi tidak lama lagi mereka akan bangkit dari keadaan lelap (tidur panjang) yang meliputi masa ratusan tahun itu, dan mereka akan menyebar ke seluruh dunia serta menguasai dunia.
  Kata-kata  وَّ نُقَلِّبُہُمۡ ذَاتَ الۡیَمِیۡنِ وَ ذَاتَ الشِّمَالِ -- "Kami akan membolik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri," nampaknya menunjuk kepada berkeliarannya mereka di muka bumi, tersebarnya mereka ke semua jurusan untuk mencari pasaran baru dan untuk mencapai kemenangan-kemenangan yang baru pula, termasuk ke wilayah Nusantara, dan  bangsa Belanda melalui VOC menjajah wilayah Nusantara  selama 350 tahun.
     Kata-kata   وَ کَلۡبُہُمۡ بَاسِطٌ ذِرَاعَیۡہِ  بِالۡوَصِیۡدِ  --  dan anjing mereka sedang menjulurkan kedua kaki-depannya di halaman gua itu” itu di samping menunjuk kepada kesayangan yang mendalam bangsa-bangsa Kristen di barat kepada anjing, dapat pula dianggap menunjuk kepada kerajaan Byzantine yang ketika itu mengadakan penjagaan bagi  Eropa pada kedua pantai Laut Marmora, yang kelihatan seperti seekor anjing yang mengadakan penjagaan, dengan membentangkan kaki-depannya ke kedua sisinya.
  Kata-kata  لَوِ اطَّلَعۡتَ عَلَیۡہِمۡ لَوَلَّیۡتَ مِنۡہُمۡ فِرَارًا  وَّ  لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا  -- “Seandainya engkau menyaksikan mereka niscaya engkau akan ber-balik dari mereka untuk melarikan diri dan niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka” ini menunjuk kepada masa  di Akhir Zaman ini,  ketika bangsa-bangsa Kristen dari barat  -- yakni Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj)  atau Dajjal -- akan memperoleh kekuasaan politik yang besar.
   Al-Quran menubuatkan hakikat ini ratusan tahun sebelumnya, ketika bangsa-bangsa Kristen masih terbenam dalam tidur lelap ratusan tahun, sehingga daya cipta manusia yang betapa pun kaya dan luasnya tidak dapat meramalkan kekuasaan dan kemuliaan yang akan dicapai oleh bangsa­-bangsa itu  sesudahnya.
Ayat ini   َّ    لَمُلِئۡتَ مِنۡہُمۡ  رُعۡبًا   --  niscaya engkau akan dipenuhi oleh rasa takut terhadap mereka” berisikan gambaran khas mengenai kekuasaan bangsa-bangsa Kristen barat di atas negeri-negeri sebelah timur dan selatan, cara hidup mereka yang khusus, rasa takut, dan keseganan yang bangsa ini timbulkan di tengah­-tengah rakyat-rakyat yang mendiami daerah-daerah tersebut.

Kecuali Imam Mahdi a.s. Tidak ada yang Mampu Melawan  Dajjal

   Pendek kata, peringatan Allah Swt. mengenai kekuatan duniawi bangsa-bangsa yang disebut  Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) atau bangsa-bangsa Kristen dari Barat tersebut benar adanya, itulah sebabnya Nabi Besar Muhammad saw. telah bersabda bahwa  kecuali Imam Mahdi a.s. yang hakiki,   tidak ada satu pun kekuatan dunia yang mampu menghadapi bangsa-bangsa yang disebut “Dajjal” atau Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj).
Di wilayah Hindustan  yang menjadi target gerakan Kristenisasi  telah digagalkan  oleh kemunculan “seorang laki-laki yang datang berlari-lari dari bagian terjauh kota itu  (QS.36:31-28)  -- yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. – melalui dalil-dalil akurat Al-Quran mengenai telah wafatnya Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. secara wajar (QS.3:56; QS.5:117-119; QS.21:35) dalam usia 120  tahun di Srinagar -- Kasymir (QS.23:51),     setelah beliau melaksanakan  tugasnya sebagai Al-Masih (Mesiah/Mesias),  atau sebagai “penggembala”  untuk mencari 10 suku Israel yang tersesat di luar wilayah Palestina (Injil Yohanes 10:11-14; QS.3:46-55; QS.61:7).
   Mengapa demikian? Sebab  menurut  Bible mau pun menurut Al-Quran tidak ada satu pun  dari 10 suku-suku Bani Israil yang telah  tersesat ke langit”,  sehingga tidak ada alasan Nabi Isa Ibnu Mayam a.s.   harus diangkat (pergi) ke langit (Markus 16:19) sebagaimana mereka yang salah menafsirkan ayat Al-Quran mengenai kata rafa’a  (mengangkat) sehubungan peristiwa penyaliban  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.    (QS.158-159),  sehingga tanpa mereka sadari faham keliru  mereka mengenai “pengangkatan Nabi isa Ibnu Maryam a.s. secara jasmani” tersebut telah mendukung  keberhasilan gerakan Kristenisasi Global di lingkungan umat Islam.
Pendek kata, di Hindustan   --  sebuah  wilayah  yang  banyak dihuni oleh berbagai macam umat beragama  yang  ada dibawah kekuasaan kerajaan Inggris, yang karena keluasan wilayah kekuasaannya memiliki semboyan “matahari yang tidak pernah terbenam  --  telah muncul seorang “laki-laki sejati”, yakni Mirza Ghulam Ahmad a.s. atau Imam Mahdi a.s.,  yang atas perintah Allah Swt. dengan berani menyatakan bahwa Nabi Isa Ibnu Mayam a.s. atau Yesus Kristus telah wafat (QS.3:56; QS.5:117-119; QS.21:35) dalam usia 120  tahun dan kuburan  beliau  terdapat di desa Khan Yar – Srinagar – Kasymir (QS.23:51).

Diskusi Damai  di Mesjid Nabawi Madinah Mengenai
“Ketuhanan” Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. (Yesus Kristus)

 Keberanian serta pembelaan yang dilakukan  laki-laki sejati  yang muncul dari kalangan umat Islam di Akhir Zaman tersebut (QS.5:55-57; QS.62:3-4) tersebut bukan hanya  melalui penyebaran literatur  mengenai kesempurnaan agama Islam (Al-Quran) dan akhlak serta ruhani Nabi Besar Muhammad saw. mau pun melakukan perdebatan dengan berbagai pihak, tetapi juga telah menantang mereka yang tetap mempertahankan kebathilan melalui mubahalah  yang juga pernah dilakukan oleh Nabi Besar Muhammad saw. terhadap  rombongan Kristen dari Najran pimpinan Abd al- Masih, yang datang ke Madinah menemui Nabi Besar Muhammad saw. di mesjid beliau saw., untuk berdiskusi  secara damai mengenai “ketuhanan”  Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. ” (Yesus Kristus)  yang mereka percayai,  berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
اَلۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّکَ فَلَا تَکُنۡ مِّنَ الۡمُمۡتَرِیۡنَ ﴿﴾  فَمَنۡ حَآجَّکَ فِیۡہِ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَکَ مِنَ الۡعِلۡمِ فَقُلۡ تَعَالَوۡا نَدۡعُ اَبۡنَآءَنَا وَ اَبۡنَآءَکُمۡ وَ نِسَآءَنَا وَ نِسَآءَکُمۡ وَ اَنۡفُسَنَا وَ اَنۡفُسَکُمۡ ۟ ثُمَّ نَبۡتَہِلۡ فَنَجۡعَلۡ لَّعۡنَتَ اللّٰہِ عَلَی الۡکٰذِبِیۡنَ ﴿﴾  اِنَّ ہٰذَا لَہُوَ الۡقَصَصُ الۡحَقُّ ۚ وَ مَا مِنۡ  اِلٰہٍ  اِلَّا اللّٰہُ ؕ وَ اِنَّ اللّٰہَ لَہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾
Kebenaran ini dari Rabb (Tuhan) engkau maka janganlah engkau terma-suk orang-orang yang ragu.   Tetapi barangsiapa membantah engkau mengenainya setelah datang kepada engkau ilmu maka katakanlah: “Marilah kita panggil anak-anak laki-laki kami dan anak-anak laki-laki kamu,  perempuan-perempuan kami dan perempuan-perempuan kamu, orang-orang kami dan orang-orang kamu, kemudian kita  berdoa supaya  laknat Allah menimpa orang-orang yang berdusta.”  Sesungguhnya ini benar-benar  kisah yang haq, dan sekali-kali tidak ada Tuhan yang patut disembah ke-cuali  Allah, dan sesungguhnya Allāh,  Dia benar-benar Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Ali ‘Imran [3]:61-63). 
      Pembahasan ajaran Kristen yang digarap oleh Surah Ali ‘Imran ini telah berakhir dalam ayat 62. Rujukan  itu, seperti telah disebut di atas, tertuju kepada suatu delegasi  orang-orang Kristen dari Najran, terdiri atas 40 orang dipimpin oleh kepala kabilah mereka ‘Abd-al-Masih, yang terkenal dengan nama Al-’Āqib. Mereka menjumpai  Nabi Besar Muhammad saw.  di masjid beliau, dan pertukaran pikiran tentang akidah yang dinamakan mereka ketuhanan Isa berlangsung beberapa lama.
       Ketika masalahnya telah dibahas secukupnya dan para anggota delegasi ternyata masih tetap berpegang pada ajaran mereka, maka  Nabi Besar Muhammad saw. mematuhi perintah Ilahi yang tercantum dalam ayat ini, sebagai langkah penghabisan mengajak mereka untuk ikut serta dengan beliau saw. dalam semacam adu kekuatan doa dan yang secara teknis disebut mubahalah, yakni menyeru agar keputusan   Allah Swt.    menimpa penganut kepercayaan palsu. Tetapi karena orang-orang Kristen itu    merasa tidak yakin mengenai dasar kepercayaan mereka maka mereka menolak menerima tantangan itu, dengan demikian secara tidak langsung mengakhiri kepalsuan akidah mereka (Zurqani).
        Secara sambil lalu baiklah disebutkan,  bahwa sewaktu berlangsung tukar pikiran dengan delegasi Kristen dari Najran itu,  Nabi Besar Muhammad saw.   mengizinkan mereka melakukan sembahyang di masjid beliau dengan cara mereka sendiri, dan mereka melakukan dengan menghadap ke timur, suatu sikap toleransi keagamaan yang tiada taranya, dalam sejarah agama (Zurqani).

Mubahalah di Akhir Zaman

      Di Akhir Zaman ini Sunnah Nabi Besar Muhammad saw. tersebut telah dilakukan pula oleh Mirza Ghulam Ahmad a.s.  terhadap para penghujat, termasuk dari kalangan umat Islam sendiri, dan sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab sebelumnya dua orang dari kalangan Non-Muslim  menjadi bukti keampuhan mubahalah ini adalah  juga kematian  yang dialami  Pandit Lekh Ram dan   Dr. John Alexander Dowie (1847-1907) pendiri Zion City - Chicago, USA.  seorang pendeta Kristen di Amerika Serikat,   yang mendakwakan diri sebagai   Elijah the Restorer (Elijah Sang  Pembaharu)  yang sesumbar akan menghabisi agama Islam di seluruh dunia.
      Kedua peristiwa mubahalah    itu  merupakan bukti lainnya mengenai “kelaki-lakian” atau “kejantananMirza Ghulam Ahmad a.s., di pada saat para  pemuka agama Islam di dunia   -- termasuk di Hindustan --  tidak berdaya membendung penyebaran agama Kristen  ke   seluruh dunia dengan membonceng tersebarnya Gog (Ya’juj) dan Magog (Ma’juj) sebagaimana yang dinubuatkan Bible (Yehezkiel 38:2-9 & 39:6 & 15-19; Wahyu 20:7-10) dan Al-Quran (QS.18:95-102; QS.21:96-101).
    Kejadiannya berlangsung tahun 1902, waktu itu di USA ada seorang yang mengklaim dirinya sebagai utusan/nabi Tuhan Yesus - yaitu sebagai Elijah the Restorer - yang menurut pengakuannya ia adalah telah mendapatkan wahyu dari Tuhan. Namanya adalah Dr. John Alexander Dowie   pendiri Zion City - Chicago, USA. Dr. John Alexander Dowie sangat terkenal dan dipuja di Amerika  Serikat karena ia adalah pendiri Gereja Katolik Kristen (Christian Catholic Church) yang didirikannya tahun 1896, jemaatnya sangat banyak dan dikenal dengan sebutan Zionites. Ia juga mengirimkan misionarisnya ke penjuru dunia. Selain itu ia juga pendiri International Divine Healing Association.
     Dalam penyampaian pemikiran dan ajarannya, Dowie sangat tidak toleran terhadap Islam dan suka menghujat Nabi Suci Islam - Nabi Muhammad saw. Ia mengumumkan bahwa Islam akan dihabisi dari muka bumi dan ia akan mendirikan gerejanya di seluruh dunia.
   Berikut ini  adalah  terjemahan perkataan takabbur  Dowie terhadap Islam dan   Muhammad saw.:
        "Aku berpikir tentang kebohongan Muhammad dengan penghinaan besar. Jika saya harus menerima   kebohongan-kebohongan itu, saya harus percaya bahwa dalam  semua komunitas dan memang dalam setiap bagian dari bumi Allah tidak ada seorang wanita   pun  yang memiliki jiwa yang abadi. Aku harus mengakui bahwa kalian  perempuan hanyalah hewan liar yang dapat digunakan selama satu jam atau satu hari sebagai mainan dan bahwa kalian tidak memiliki keberadaan yang kekal, dan bahwa ketika orang-orang yang didominasi oleh nafsu binatang mereka telah memenuhi  nafsu mereka kepada kalian, kalian akan mati seperti anjing. Ini akan menjadi akhir kalian.  Ini adalah agama Muhammad". (Leaves of Healing, Vol. VII, No.5, 26 Mei 1900).
      "Saya memperingatkan orang-orang Kristen dari Amerika dan Eropa bahwa Islam tidak mati, Islam memiliki kekuatan besar.  Meskipun Islam dan kepercayaan terhadap Muhammad  harus dihancurkan, kehancuran Islam tidak akanterjadi melalui gereja Latin yang tidak aktif  atau gereja Yunani yang tidak  berdaya." (Leaves of Healing, 25 Agustus 1900, hal. 7).

Kehinaan yang Menimpa Dr. John Alexander Dowie &
Larangan Keras Menyegel dan Merusak Tempat-tempat Ibadah

       Pendiri Jemaat Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad a.s. (1835-1908) - Imam Mahdi/The Promised  Messiah a.s. telah meresponse kebathilan tersebut dengan mengajukan  tantangan melakukan mubahalah,  agar Dowie mengajukan doa kepada tuhannya (Yesus) dan   Mirza Ghulam Ahmad a.s. berdoa kepada Allah Ta'ala - One True God, agar Tuhan  Sendiri yang akan memutuskan siapa yang benar dan siapa yang dusta. Yang berdusta akan mengalami kehinaan dan kesengsaraan di hadapan mata   rasul-Nya yang benar.
      Tantangan mubahalah    Mirza Ghulam Ahmad a.s. pada bulan September 1902 telah dipublikasikan oleh banyak media cetak di Amerika  Serikat. Walau pun Alexander Dowie tidak menanggapinya secara  resmi,   tetapi dengan tanggapan-tanggapan yang  sangat menghina  Mirza Ghulam Ahmad a.s.   – yang dianggapnya seperti “lalat” – hal tersebut telah cukup  bagi Allah Swt. untuk menghukum Dr. John Alexander Dowie (1847-1907)   sehingga bukan saja   Zion City - Chicago, USA  serta “komunitas” yang dibangunnya hancur berantakan, bahkan   ia  sendiri  mengalami akhir kehidupan yang sangat hina, sesuai dengan firman Allah Swt. dalam Al-Quran bagi semua orang yang terus menerus menentang Allah Swt. dan Rasul-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina.   Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku  pasti akan menang.”  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
      Jadi, melakukan mubahalah (pertandingan  doa)   -- bukan  merusak tempat peribadahan – yang diizinkan Allah Swt. dan merupakan Sunnah Nabi Besar Muhammad saw., jika dialog keagamaan yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang berbeda pendapat tidak menemui kesepakatan, sebab mengenai tindakan merusak tempat peribadahan – walau pun melakukannya  dengan mengatas namakan JIHAD sambil mengucapkan ALLAHU AKBAR   --  Allah Swt. mencelanya dengan keras, bahkan telah mengutuk mereka yang melakukannya, firman-Nya:
  وَ مَنۡ اَظۡلَمُ  مِمَّنۡ مَّنَعَ مَسٰجِدَ اللّٰہِ اَنۡ یُّذۡکَرَ فِیۡہَا اسۡمُہٗ وَ سَعٰی فِیۡ خَرَابِہَا ؕ اُولٰٓئِکَ مَا کَانَ لَہُمۡ اَنۡ یَّدۡخُلُوۡہَاۤ اِلَّا خَآئِفِیۡنَ ۬ؕ لَہُمۡ  فِی الدُّنۡیَا خِزۡیٌ وَّ لَہُمۡ فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابٌ عَظِیۡمٌ ﴿﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalangi orang yang menyebut nama-Nya di dalam mesjid-mesjid Allah dan berupaya merobohkannya? Mereka itu tidak layak masuk ke dalamnya kecuali dengan rasa takut.  Bagi mereka ada kehinaan di dunia,  dan bagi mereka azab yang besar di akhirat. (Al-Baqarah [2]:115).
       Ayat ini merupakan tudingan keras terhadap mereka yang membawa perbedaan-perbedaan agama mereka sampai ke titik runcing, sehingga malahan tidak segan-segan merobohkan atau menodai tempat-tempat beribadah milik agama-agama lain. Mereka menghalang-halangi orang menyembah Tuhan di tempat-tempat suci mereka sendiri dan malahan bertindak begitu jauh, hingga membinasakan rumah-rumah ibadah mereka. Tindakan kekerasan demikian di sini dicela dengan kata-kata keras dan di samping itu ditekankan ajaran toleransi dan berpandangan luas.
          
(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   17 Januari      2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar