Senin, 03 Februari 2014

Doa Takabbur Abu Jahal kepada Allah Swt. & Ancaman Melakukan "Perajaman" dan "Penyiksaan" Terhadap Rasul Allah dan Para Pengikutnya



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم

Khazanah Ruhani Surah  Shād

Bab  146

    Doa Takabbur Abu Jahal kepada Allah Swt. & Ancaman Melakukan Perajaman dan Penyiksaan  Terhadap   Rasul Allah dan Para Pengikutnya

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

P
ada  akhir Bab sebelumnya  telah dikemukakan mengenai   tuduhan provokatif Fir’aun terhadap Nabi Musa a.s. dan tuduhan provokatif  dan makar buruk yang dirancang oleh sembilan orang tokoh pembuat kerusakan  di kalangan kaum Tsamud   terhadap Nabi Shalih a.s. dan para pengikut beliau, firman-Nya: 
وَ لَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلٰی ثَمُوۡدَ  اَخَاہُمۡ  صٰلِحًا اَنِ اعۡبُدُوا اللّٰہَ  فَاِذَا ہُمۡ فَرِیۡقٰنِ یَخۡتَصِمُوۡنَ ﴿﴾  قَالَ یٰقَوۡمِ لِمَ تَسۡتَعۡجِلُوۡنَ بِالسَّیِّئَۃِ قَبۡلَ الۡحَسَنَۃِ ۚ لَوۡ لَا تَسۡتَغۡفِرُوۡنَ اللّٰہَ لَعَلَّکُمۡ تُرۡحَمُوۡنَ﴿﴾  قَالُوا اطَّیَّرۡنَا بِکَ وَ بِمَنۡ مَّعَکَ ؕ قَالَ طٰٓئِرُکُمۡ عِنۡدَ اللّٰہِ  بَلۡ  اَنۡتُمۡ قَوۡمٌ تُفۡتَنُوۡنَ﴿﴾ 
Dan sungguh Kami benar-benar telah mengutus kepada Tsamud, saudara mereka Shalih yang berkata: “Sembahlah Allah” maka tiba-tiba mereka menjadi dua golongan yang saling berbantah. Ia, Shalih, berkata: “Hai kaumku, mengapakah kamu minta disegerakan keburukan sebelum datang kebaikan?  Mengapakah kamu tidak memohon ampun kepada Allah, supaya kamu dikasihani?” Mereka berkata: “Hai Shalih,   kami telah mendapatkan nasib malang disebabkan engkau dan orang yang beserta engkau.” Ia, Shalih, berkata: “Nasib buruk kamu ada di sisi Allah, bahkan kamu  kaum yang diuji.” (An-Naml [27]:46-48).

Nubuatan Tentang Makar Buruk Abu Jahal dkk
Terhadap   Nabi Besar Muhammad saw.

        Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai keberadaan 9 tokoh penentang Rasul Allah  di kalangan kaum Tsamud --  yang menjawab da’wah Nabi Shalih a.s.  dengan membuat  parit api” (QS.85:1-11) guna “membakar”   Nabi Shalih a.s.  dan orang-orang yang beriman kepada beliau -- firman-Nya:
وَ کَانَ فِی الۡمَدِیۡنَۃِ  تِسۡعَۃُ  رَہۡطٍ یُّفۡسِدُوۡنَ فِی الۡاَرۡضِ وَ لَا یُصۡلِحُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا تَقَاسَمُوۡا بِاللّٰہِ لَنُبَیِّتَنَّہٗ وَ اَہۡلَہٗ ثُمَّ لَنَقُوۡلَنَّ لِوَلِیِّہٖ مَا شَہِدۡنَا مَہۡلِکَ  اَہۡلِہٖ  وَ  اِنَّا  لَصٰدِقُوۡنَ ﴿﴾ وَ مَکَرُوۡا مَکۡرًا وَّ  مَکَرۡنَا مَکۡرًا  وَّ ہُمۡ لَا  یَشۡعُرُوۡنَ﴿﴾فَانۡظُرۡ کَیۡفَ کَانَ عَاقِبَۃُ مَکۡرِہِمۡ ۙ اَنَّا دَمَّرۡنٰہُمۡ  وَ  قَوۡمَہُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ ﴿﴾ فَتِلۡکَ بُیُوۡتُہُمۡ خَاوِیَۃًۢ بِمَا ظَلَمُوۡا ؕ اِنَّ فِیۡ ذٰلِکَ لَاٰیَۃً   لِّقَوۡمٍ  یَّعۡلَمُوۡنَ﴿﴾  وَ اَنۡجَیۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا وَ کَانُوۡا یَتَّقُوۡنَ ﴿﴾
Dan dalam kota itu ada  sembilan orang   yang  berbuat kerusakan di bumi  dan tidak mau mengadakan perbaikan.   Mereka berkata: “Hendaklah kamu sekalian bersumpah dengan nama Allah bahwa niscaya kami  akan menyerbu pada malam hari kepada dia dan keluarganya, kemudian kami niscaya akan berkata kepada pelindungnya:  Kami sekali-kali tidak menyaksikan keluarganya menjadi binasa dan sesungguhnya kami adalah     orang-orang yang benar.”   Dan mereka membuat makar buruk  dan Kami pun membuat makar tandingan, tetapi mereka tidak menyadari.   Maka perhatikanlah bagaimana buruknya akibat makar buruk mereka, sesungguhnya Kami memusnahkan mereka dan kaumnya semua.   Maka itulah rumah-rumah mereka yang telah runtuh karena mereka berbuat zalim. Sesungguhnya dalam yang demikian itu benar-benar ada Tanda untuk kaum yang mengetahui.  Dan Kami menyelamatkan  orang-orang yang beriman dan bertakwa.” (An-Naml [27]:49-54).
       Dengan sendirinya yang diisyaratkan dalam ayat ini adalah kesembilan musuh Nabi Besar Muhammad saw.   terkemuka.  Delapan di antaranya terbunuh dalam pertempuran Badar dan yang kesembilan, Abu Lahab --  yang terkenal keburukannya itu -- mati di Mekkah ketika sampai ke telinganya kabar tentang kekalahan pasukan Quarisy Mekkah pimpinan Abu Jahal di Badar.
        Kedelapan orang itu adalah Abu Jahal, Muthim bin Adiy, Syaibah bin Rabiah, Utbah bin Rabiah, Walid bin Utbah, Umayah  bin Khalf, Nadhr bin Harts, dan Aqbah bin Abi Mu’aith. Mereka bersekongkol untuk membunuh  Nabi Besar Muhammad saw. (QS.8:31). 
      Rencana buruk mereka itu ialah mereka memilih seorang dari tiap-tiap kabilah kaum Quraisy, dan kemudian  pada malam hari mereka mengadakan serangan pembunuhan yang berencana atas  Nabi Besar Muhammad saw. , sehingga tidak ada kabilah tertentu dapat dianggap bertanggung-jawab atas pembunuhan terhadap beliau saw. itu. Rencana buruk  itu datang dari Abu Jahal, pemimpin kelompok jahat itu, mengenai hal tersebut Allah Swt. berfirman  kepada Nabi Besar Muhammad saw.:
وَ اِذۡ یَمۡکُرُ بِکَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لِیُثۡبِتُوۡکَ اَوۡ یَقۡتُلُوۡکَ اَوۡ یُخۡرِجُوۡکَ ؕ وَ یَمۡکُرُوۡنَ وَ یَمۡکُرُ  اللّٰہُ  ؕ وَ اللّٰہُ خَیۡرُ الۡمٰکِرِیۡنَ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika orang-orang kafir merancang makar  buruk terhadap engkau, supaya mereka dapat menangkap engkau atau membunuh engkau atau mengusir engkau. Mereka merancang makar buruk, dan Allah pun merancang  makar tandingan, dan Allah sebaik-baik  Perancang makar. (Al-Anfal [8]:31).

Doa Takabbur Abu Jahal dalam Perang Badar

       Ayat ini mengisyaratkan kepada musyawarah rahasia yang diadakan di Darun Nadwah (Balai Permusyawaratan) di Mekkah. Ketika mereka melihat bahwa semua usaha mereka mencegah berkembangnya aliran kepercayaan baru (agama Islam) ini gagal, dan bahwa kebanyakan orang-orang Muslim yang mampu meninggalkan Mekkah telah  hijrah ke Medinah dan mereka sudah jauh dari bahaya   -- yakni  dari ”parit api” yang  selama 13 tahun mereka nyalakan   atau dari kezaliman mereka  --  maka orang-orang terkemuka warga kota berkumpul di Darun Nadwah untuk membuat rencana ke arah usaha terakhir guna menghabisi Islam.
       Sesudah diadakan pertimbangan mendalam, terpikir oleh mereka satu rencana, ialah sejumlah orang-orang muda dari berbagai kabilah Quraisy harus secara serempak menyergap  Nabi Besar Muhammad saw.  lalu membunuh beliau saw.. Tetapi    “makar tandingan” Allah Swt. Allah Swt. membuat  makar buruk  mereka gagal, karena tanpa setahu orang  Nabi Besar Muhammad saw. meninggalkan rumah tengah malam buta, ketika para penjaga dikuasai oleh kantuk, berlindung di Gua Tsur bersama-sama   Abubakar Shiddiq r.a.    sahabat beliau yang setia (QS.9:40), dan akhirnya keduanya sampai di Medinah dengan selamat.   
        Jadi, “makar buruk” yang dirancang oleh Abu Jahal dkk tersebut telah  membuat Nabi Besar Muhammad saw.  terpaksa hijrah dari Mekkah, tetapi hijrah  beliau saw.  itu akhirnya mengakibatkan kehancuran kekuatan kaum Quraisy yang tidak menyadari, bahwa dengan memaksa  Nabi Besar Muhammad saw.   hijrah dari Mekkah,  mereka telah meletakkan dasar kehancuran bagi mereka sendiri, sebab selama Nabi Besar Muhammad saw. berada di Mekkah maka selama itu pula Allah Swt. tidak akan mengazab orang-orang kafir Quraisy Mekkah, termasuk Abu Jahal dan 8 orang tokoh kekafiran lainnya.
      Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai ketakaburan Abu Jahal dan kawan-kawannya berkenaan Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Quran,firman-Nya:
وَ اِذَا تُتۡلٰی عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتُنَا قَالُوۡا قَدۡ سَمِعۡنَا لَوۡ  نَشَآءُ   لَقُلۡنَا مِثۡلَ  ہٰذَاۤ  ۙ اِنۡ  ہٰذَاۤ   اِلَّاۤ   اَسَاطِیۡرُ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿﴾  وَ  اِذۡ  قَالُوا اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ  لِیُعَذِّبَہُمۡ  وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ ﴿﴾
Dan   apabila Ayat-ayat Kami dibacakan kepada mereka, mereka berkata: “Kami telah mendengar. Jika kami ingin niscaya kami pun  dapat mengatakan serupa itu, tidak lain Al-Quran ini melainkan dongeng-dongengan orang-orang dahulu!”  Dan ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”  Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka,  dan  Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampun.   (Al-Anfāl [8]:33-34).

Melecehkan Nabi Besar Muhammad Saw.  dan Al-Quran

    Orang-orang kafir itu membual, bahwa mereka dapat mengemukakan suatu gubahan yang sama seperti Al-Quran:  قَدۡ سَمِعۡنَا لَوۡ  نَشَآءُ   لَقُلۡنَا مِثۡلَ  ہٰذَاۤ  ۙ اِنۡ  ہٰذَاۤ   اِلَّاۤ   اَسَاطِیۡرُ  الۡاَوَّلِیۡنَ   --  Kami telah mendengar. Jika kami ingin niscaya kami pun  dapat mengatakan serupa itu, tidak lain Al-Quran ini melainkan dongeng-dongengan orang-orang dahulu!” 
     Tetapi  ini hanya bualan hampa yang mereka tidak berani mewujudkan dalam bentuk kenyataan. Tantangan bahwa mereka sekali-kali tidak akan mampu mengemukakan satu Surah pendek sekali pun, seperti Surah Al-Quran tetap tidak pernah mendapat jawaban (QS.2:24; QS.10:39; QS.11:14; QS.17:89; QS.52:34-35).
      Ketakaburan Abu Jahal dan kawan-kawannya tidak hanya sekedar mendustakan dan menentang Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Quran yang beliau saw. kemukakan kepada mereka, bahkan  kesombongan mereka pun  semakin meluap dengan menantang   Allah Swt. agar segera menurunkan azab kepada mereka:  اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ  --   “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar   kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”   
       Kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain, terbunuh dan  ayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang.
    Orang-orang Mekkah mendapat hukuman Allah Swt. setelah Nabi Besar Muhammad saw. hijrah  meninggalkan Mekkah. Sebab Rasul-rasul  Allah berfungsi semacam perisai terhadap hukuman-hukuman dari langit, itulah makna ayat وَ مَا کَانَ اللّٰہُ  لِیُعَذِّبَہُمۡ  وَ اَنۡتَ فِیۡہِمۡ ؕ وَ مَا کَانَ اللّٰہُ مُعَذِّبَہُمۡ وَ ہُمۡ یَسۡتَغۡفِرُوۡنَ  – “Tetapi Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka selama engkau berada di tengah-tengah mereka,  dan  Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka sedangkan  mereka  meminta ampun.” (Al-Anfāl [8]:34).

Perumpamaan dalam Surah Yā Sīn Tentang Sikap Degil
Penduduk Suatu  Kota Terhadap Para Rasul Allah

       Melanjutkan masalah tuduhan   para pemuka kaum terhadap   Rasul Allah dan pengikutnya sebagai penyebab timbulnya bala bencana  dan kemalangan lainnya  yang menimpa mereka, mengani hal tersebut   Allah Swt. dalam Surah Yā Sīn mengemukakan perumpamaan  mengenai  sikap degil  dan  provokatif    serta ancaman melakukan perajaman  dan siksaan oleh penduduk “suatu kota” terhadap para Rasul Allah yang diutus kepada mereka, firman-Nya:
وَ اضۡرِبۡ لَہُمۡ مَّثَلًا  اَصۡحٰبَ الۡقَرۡیَۃِ ۘ اِذۡ جَآءَہَا  الۡمُرۡسَلُوۡنَ ﴿ۚ﴾  اِذۡ  اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلَیۡہِمُ  اثۡنَیۡنِ  فَکَذَّبُوۡہُمَا فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوۡۤا اِنَّاۤ  اِلَیۡکُمۡ مُّرۡسَلُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا مَاۤ  اَنۡتُمۡ  اِلَّا بَشَرٌ مِّثۡلُنَا ۙ وَ مَاۤ اَنۡزَلَ  الرَّحۡمٰنُ  مِنۡ شَیۡءٍ ۙ اِنۡ  اَنۡتُمۡ  اِلَّا تَکۡذِبُوۡنَ ﴿﴾  قَالُوۡا رَبُّنَا یَعۡلَمُ  اِنَّاۤ  اِلَیۡکُمۡ لَمُرۡسَلُوۡنَ ﴿﴾  وَ مَا عَلَیۡنَاۤ  اِلَّا  الۡبَلٰغُ  الۡمُبِیۡنُ ﴿﴾  قَالُوۡۤا اِنَّا تَطَیَّرۡنَا بِکُمۡ ۚ لَئِنۡ لَّمۡ تَنۡتَہُوۡا لَنَرۡجُمَنَّکُمۡ وَ لَیَمَسَّنَّکُمۡ مِّنَّا عَذَابٌ  اَلِیۡمٌ ﴿﴾  قَالُوۡا طَآئِرُکُمۡ مَّعَکُمۡ ؕ اَئِنۡ ذُکِّرۡتُمۡ ؕ بَلۡ  اَنۡتُمۡ  قَوۡمٌ  مُّسۡرِفُوۡنَ ﴿﴾
Dan kemukakanlah bagi mereka   misal (perumpamaan)  mengenai  penduduk sua-tu kota  ketika orang-orang yang diutus (rasul-rasul) datang kepada mereka. Ketika Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul,   maka mereka mendustakan keduanya, maka Kami memperkuat dengan yang ketiga,  lalu mereka berkata: “Sesungguhnya  kami adalah orang-orang yang diutus kepada kamu.”  Mereka berkata:  Kamu sekali-kali tidak lain melainkan hanya  manusia seperti kami, dan Tuhan Yang Maha Pemurah sekali-kali tidak menurunkan sesuatu, kamu tidak lain hanya berdusta belaka.” Mereka berkata: “Rabb (Tuhan) kami mengetahui sesungguhnya kami benar-benar diutus kepada kamu, dan tugas kami  sekali-kali tidak lain hanya menyampaikan dengan jelas.”   Mereka berkata: “Sesungguhnya kemalangan kami karena kamu, jika kamu tidak benar-benar berhenti niscaya kami akan merajam kamu,  dan niscaya azab yang pedih akan menimpa kamu dari  kami.  Mereka, para rasul, berkata: “Kemalangan kamu itu bersama diri kamu sendiri. Apakah jika kamu  diperingatkan kamu mengancam kami? Bahkan kamu adalah  kaum yang melampaui batas.” (Yā Sīn [36]:14-20). 
        Qaryah dapat berarti sesuatu kota atau tempat, atau secara kiasan dapat dipakai dalam arti seluruh dunia. Jadi ash-hab-al-qaryah dapat berarti umat manusia umumnya. Atau kata yang berarti kota tertentu itu dapat mengisyaratkan kepada kota Mekkah, ialah Pusat dan Benteng Islam. Dalam hal ini kata “orang-orang yang diutus”  akan berlaku untuk Nabi Besar Muhammad saw.    yang menampilkan di dalam diri beliau saw.  pribadi (sifat-sifat) semua rasul dan nabi Allah (QS.77:12).
Ayat   اِذۡ  اَرۡسَلۡنَاۤ  اِلَیۡہِمُ  اثۡنَیۡنِ  فَکَذَّبُوۡہُمَا  -- “Ketika Kami mengirimkan kepada mereka dua orang rasul,   maka mereka mendustakan keduanya,”  dapat ditujukan kepada Nabi Musa a.s.   dan  Nabi Isa  Ibnu Maryam a.s., atau Nabi Ibrahim a.s.  dan  Nabi Isma’il a.s.
      Sedangkan makna ayat فَعَزَّزۡنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوۡۤا اِنَّاۤ  اِلَیۡکُمۡ مُّرۡسَلُوۡنَ  -- “maka Kami memperkuat dengan yang ketiga,  lalu mereka berkata: “Sesungguhnya  kami adalah orang-orang yang diutus kepada  kamu  adalah Nabi Besar Muhammad saw.   sebab beliau saw.  “memperkuat”  kebenaran nubuatan-nubuatan Nabi Musa a.s.  dan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. mengenai kedatangan beliau saw.  (Ulangan 18:18 & Matius 21:33-46; QS.46:11; QS.61:6-7). Dan beliau saw. pun “memperkuat” Nabi Ibrahim a.s.  dan Nabi Isma’il a.s., karena dalam wujud beliau saw. telah menjadi sempurna doa mereka   pada waktu pembangunan kembali Ka’bah di Mekkah yang tercantum dalam QS.2:129-130.

Ancaman Akan Melakukan Perajaman  dan Penyiksaan

       Makna kata rajam dalam ayat  قَالُوۡۤا اِنَّا تَطَیَّرۡنَا بِکُمۡ ۚ لَئِنۡ لَّمۡ تَنۡتَہُوۡا لَنَرۡجُمَنَّکُمۡ وَ لَیَمَسَّنَّکُمۡ مِّنَّا عَذَابٌ  اَلِیۡمٌ  -- “Mereka berkata: “Sesungguhnya kemalangan kami karena kamu, jika kamu tidak benar-benar berhenti niscaya kami akan merajam kamu,  dan niscaya azab yang pedih akan menimpa kamu dari  kami” (QS.36:19).  Rajama-hu berarti: ia merajamnya; ia melempari dan membunuh dia (Lexicon Lane), atau berarti pula melakukan "pengusiran  dengan cara kekerasan" (QS.7:89; QS.14:12-14; QS.11:92), sebagaimana halnya Allah Swt. telah "mengusir" Iblis dari "surga keridhaan-Nya" (QS.7:14; QS.15:34-36; QS.38:76-79).
       Ancaman mereka dalam  ayat selanjutnya:    ۚ لَئِنۡ لَّمۡ تَنۡتَہُوۡا لَنَرۡجُمَنَّکُمۡ وَ لَیَمَسَّنَّکُمۡ مِّنَّا عَذَابٌ  اَلِیۡمٌ -- “Mereka berkata: “jika kamu tidak benar-benar berhenti niscaya kami akan merajam kamu,  dan niscaya azab yang pedih akan menimpa kamu dari  kami.” (Yā Sīn [36]:19), hal tersebut mengisyaratkan kepada “parit api” yang mereka nyalakan untuk  mambakar”  Rasul Allah dan para pengikutnya (QS.85:1-11)
      Pendek kata, sebagaimana telah dikemukakan dalam Bab-bab sebelumnya, bahwa sesuai dengan firman Allah Swt. dalam  QS.62:3-4 mengenai dua kali pengutusan Nabi Besar Muhammad saw. di masa awal dan di Akhir Zaman  maka   tuduhan-tuduhan provokatif  dan ancaman “parit api” seperti itu terjadi juga di Akhir Zaman terhadap Jemaat Muslim Ahmadiyah, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡ  بَعَثَ فِی  الۡاُمِّیّٖنَ  رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ  یَتۡلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  اٰیٰتِہٖ  وَ  یُزَکِّیۡہِمۡ وَ  یُعَلِّمُہُمُ  الۡکِتٰبَ وَ  الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ  اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ  قَبۡلُ  لَفِیۡ ضَلٰلٍ  مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾       وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ذٰلِکَ فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ  ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan di kalangan bangsa yang buta huruf  seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka berada dalam kesesatan yang nyata. Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.  Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah mempunyai karunia yang besar.    (Al-Jumu’ah [62]:3-5).
      Mengisyaratkan kepada pengutusan kedua kali Nabi Besar Muhammad saw.  secara ruhani dalam wujud Rasul Akhir Zaman itulah   ayat    وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ  لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ  الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ  -- “Dan juga Dia akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka.  Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,   11  Januari      2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar