بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 360
Neraka Jahannam Sebagai Mirshād
(Tempat Pengintaian) dan Tempat Kembali Orang-orang Berdosa
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
bagian Bab sebelumnya telah
dijelaskan mengenai berbagai makna “sumpah” Allah Swt. dalam Surah Al-Fajr,
di antaranya makna ayat وَّ الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ -- “dan
yang genap dan yang ganjil.” Melanjutkan bahasa tamsil itu makna kata kata asy-syaf
(yang genap) dalam ayat وَّ
الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ -- “dan yang genap serta yang ganjil”
dapat mengisyaratkan kepada Nabi Besar
Muhammad saw. dan Abu Bakar Shiddiq r.a. – sahabat beliau saw. yang setia. Keduanya membuat angka genap, dan Allah Yang menyertai mereka dalam saat percobaan adalah al-watr (yang
ganjil) – terutama ketika keduanya bersembunyi dalam gua Tsaur pada saat hijrah ke Medinah (QS.9:40). Kepada
angka “genap dan ganjil” ini terdapat pula penunjukan yang jelas dalam QS.9:40,
firman-Nya:
اِلَّا تَنۡصُرُوۡہُ
فَقَدۡ نَصَرَہُ اللّٰہُ اِذۡ اَخۡرَجَہُ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا ثَانِیَ اثۡنَیۡنِ اِذۡ ہُمَا فِی
الۡغَارِ اِذۡ یَقُوۡلُ
لِصَاحِبِہٖ لَا تَحۡزَنۡ
اِنَّ اللّٰہَ
مَعَنَا ۚ فَاَنۡزَلَ
اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا السُّفۡلٰی ؕ وَ کَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَ
اللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ ﴿﴾
Jika kamu tidak menolongnya maka sungguh
Allah telah menolongnya ketika ia (Rasulullah) diusir oleh orang-orang kafir, sedangkan ia kedua dari yang dua ketika keduanya
berada dalam gua, lalu ia berkata kepada temannya: لَا تَحۡزَنۡ اِنَّ اللّٰہَ مَعَنَا -- “Janganlah engkau sedih sesungguhnya Allah
beserta kita”, فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ -- lalu Allah
menurunkan ketenteraman-Nya kepadanya, وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ تَرَوۡہَا -- dan menolongnya dengan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya, وَ جَعَلَ کَلِمَۃَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوا
السُّفۡلٰی -- dan Dia
menjadikan perkataan orang-orang yang kafir itu rendah, وَ کَلِمَۃُ اللّٰہِ ہِیَ الۡعُلۡیَا ؕ وَ اللّٰہُ عَزِیۡزٌ حَکِیۡمٌ --sedangkan Kalimah Allah itulah yang tertinggi,
dan Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (At-Taubah [9]:40).
Ketinggian Martabat Ruhani Abu Bakar Shiddiq r.a. & Al-Masih Mau’ud a.s.
Kata
pengganti nama hī (nya) dalam
anak kalimat فَاَنۡزَلَ اللّٰہُ سَکِیۡنَتَہٗ عَلَیۡہِ -- “lalu Allah menurunkan ketenteraman-Nya kepadanya”
dapat mengisyaratkan kepada Abubakar Shiddiuq r.a., karena selama itu Nabi Besar Muhammad saw. sendiri senantiasa dalam keadaan setenang-tenangnya.
Sedangkan kata pengganti “nya”
dalam anak kalimat وَ اَیَّدَہٗ بِجُنُوۡدٍ لَّمۡ
تَرَوۡہَا -- dan menolongnya dengan
lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya“ bagaimanapun juga mengisyaratkan kepada Nabi
Besar Muhammad saw.. Dipergunakannya
kata-kata pengganti nama dengan cara
berpencaran ini, dikenal sebagai Intisyar al-Dhama’ir dan sudah lazim
dalam bahasa Arab. Lihat QS.48:10.
Yang
dimaksud oleh ayat ini ialah hijrah Nabi
Besar Muhammad saw. saw. dari Mekkah ke
Medinah ketika beliau didampingi oleh
Abubakar Shiddiq r.a. berlindung di sebuah gua Tsaur. Ayat ini menjelaskan martabat ruhani amat tinggi Abubakar Shiddiq r.a. yang telah
disebut sebagai “salah satu di antara dua
orang” dengan disertai Allah Swt., dan Allah Swt. Sendiri meredakan rasa ketakutannya.
Telah tercatat dalam sejarah
bahwa ketika berada dalam gua Abubakar Shiddiq
r.a. mulai menangis, dan
ketika ditanya oleh Nabi Besar Muhammad saw. mengapa beliau menangis, beliau menjawab: “Saya
tidak menangis untuk hidupku, ya Rasulullāh, sebab jika saya mati, ini hanya
menyangkut satu jiwa saja, tetapi jika Anda mati, ini akan merupakan kematian
Islam dan kematian seluruh umat Islam.” (Zurqani).
Atau, ayat وَّ الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ -- “dan yang genap serta yang ganjil”
dapat mengisyaratkan kepada Nabi Besar
Muhammad saw. dan Al-Masih Mau’ud
a.s. (QS.62:3-4), sebab keduanya dapat dianggap membentuk angka genap sedangkan Allah Swt. sebagai angka
ganjil.
Atau juga makna ayat وَّ
الشَّفۡعِ وَ الۡوَتۡرِ -- “yang
genap dan yang ganjil” itu dapat berarti bahwa sekalipun Nabi Besar Muhammad saw. dan Al-Masih
Mau’ud a.s. secara
jasmani merupakan itu
dua pribadi terpisah, namun karena Al-Masih Mau’ud a.s. begitu larut sirna (fana) dalam pribadi
Nabi Besar Muhammad saw. (fana firrasul).
sehingga seolah-olah keduanya telah
menjadi satu atau manunggal dengan beliau saw. – walau pun secara jasmani keduanya dipisahkan rentang waktu 1400 tahun -- firman-Nya:
ہُوَ
الَّذِیۡ بَعَثَ فِی الۡاُمِّیّٖنَ
رَسُوۡلًا مِّنۡہُمۡ یَتۡلُوۡا
عَلَیۡہِمۡ اٰیٰتِہٖ وَ
یُزَکِّیۡہِمۡ وَ
یُعَلِّمُہُمُ الۡکِتٰبَ وَ الۡحِکۡمَۃَ ٭ وَ اِنۡ کَانُوۡا مِنۡ قَبۡلُ
لَفِیۡ ضَلٰلٍ مُّبِیۡنٍ ۙ﴿﴾ وَّ اٰخَرِیۡنَ مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ
الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾ ذٰلِکَ فَضۡلُ
اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ
ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ ﴿﴾
Dia-lah Yang telah membangkitkan
di kalangan bangsa yang buta huruf
seorang rasul dari antara mereka, yang membacakan kepada mereka Tanda-tanda-Nya, mensucikan
mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Kitab dan Hikmah walaupun sebelumnya mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata, وَّ اٰخَرِیۡنَ
مِنۡہُمۡ لَمَّا یَلۡحَقُوۡا بِہِمۡ ؕ وَ
ہُوَ الۡعَزِیۡزُ الۡحَکِیۡمُ --
dan juga akan membangkitkannya pada kaum lain dari antara mereka, yang belum bertemu dengan mereka. Dan Dia-lah
Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
ذٰلِکَ
فَضۡلُ اللّٰہِ یُؤۡتِیۡہِ مَنۡ یَّشَآءُ ؕ وَ اللّٰہُ ذُو الۡفَضۡلِ الۡعَظِیۡمِ -- Itulah karunia Allah, Dia menganugerahkannya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allāh mempunyai karunia yang besar. (Al-Jumu’ah
[62]:3-5).
Genapnya Nubuatan Nabi Yesaya a.s. Mengenai Keturunan Kedar & “Cemeti Azab Ilahi” yang Menimpa Kaum-kaum Purbakala
Makna “malam” dalam ayat وَ
الَّیۡلِ اِذَا یَسۡرِ -- “dan malam apabila berlalu” dapat juga
menggambarkan tahun pertama hijrah di Madinah, yang menampakkan tiada redanya kecemasan Nabi Besar Muhammad saw.., Sebab meskipun
sesudah hijrah ke Medinah “fajar” telah menyingsing bagi orang-orang Islam,
namun mereka masih belum sama sekali keluar dari hutan belukar penderitaan, mereka harus menghadapi kesulitan-kesulitan semalam lagi,
yaitu satu tahun kesusahan lagi sesudah lepas dari Pertempuran Badar ketika kaum Quraisy mengalami kekalahan yang meremuk-redamkan,
sehingga nubuatan Nabi Yesaya (Yesaya 21:16) menjadi sempurna
secara harfiah: “Karena demikian inilah
firman Tuhan kepadaku: Lagi setahun seperti setahun orang upahan, maka habislah
binasa segala kemuliaan Kedar itu.”
Setelah mengemukakan berbagai “sumpah” tersebut selanjutnya Allah Swt.
berfirman ہَلۡ فِیۡ ذٰلِکَ قَسَمٌ لِّذِیۡ
حِجۡرٍ
-- Tidakkah dalam hal itu ada sumpah bagi orang berakal?”
Kemudian Allah Swt. berfirman
mengenai kaum-kaum purbakala yang diazab Allah Swt. akibat kedurhakaan
kepada Allah Swt. dan Rasul-rasul Allah
yang diutus kepada mereka masing-masing:
اَلَمۡ
تَرَ کَیۡفَ فَعَلَ رَبُّکَ بِعَادٍ ۪ۙ﴿﴾ اِرَمَ ذَاتِ الۡعِمَادِ ۪ۙ﴿﴾ الَّتِیۡ لَمۡ
یُخۡلَقۡ مِثۡلُہَا فِی الۡبِلَادِ ۪ۙ﴿﴾ وَ ثَمُوۡدَ
الَّذِیۡنَ جَابُوا الصَّخۡرَ بِالۡوَادِ ۪ۙ﴿﴾ وَ فِرۡعَوۡنَ
ذِی الۡاَوۡتَادِ ﴿۪ۙ﴾ الَّذِیۡنَ طَغَوۡا
فِی الۡبِلَادِ ﴿۪ۙ﴾ فَاَکۡثَرُوۡا
فِیۡہَا الۡفَسَادَ ﴿۪ۙ﴾ فَصَبَّ عَلَیۡہِمۡ
رَبُّکَ سَوۡطَ عَذَابٍ ﴿ۚۙ﴾ اِنَّ رَبَّکَ
لَبِالۡمِرۡصَادِ ﴿ؕ﴾
اَلَمۡ
تَرَ کَیۡفَ فَعَلَ رَبُّکَ بِعَادٍ -- Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana Rabb (Tuhan) engkau
telah berbuat terhadap kaum ‘Ād? اِرَمَ ذَاتِ
الۡعِمَادِ -- juga
suku Iram, pemilik gedung-gedung yang megah itu? الَّتِیۡ لَمۡ یُخۡلَقۡ مِثۡلُہَا فِی الۡبِلَادِ -- yang seperti itu tidak pernah diciptakan di negeri-negeri
lain. وَ ثَمُوۡدَ الَّذِیۡنَ جَابُوا الصَّخۡرَ بِالۡوَادِ -- dan kaum Tsamud yang memahat batu di lembah itu, وَ
فِرۡعَوۡنَ ذِی الۡاَوۡتَادِ -- dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak yakni lasykar
yang banyak. الَّذِیۡنَ طَغَوۡا
فِی الۡبِلَادِ -- yang berlaku sewenang-wenang (melampaui
batas) dalam negeri-negeri itu,
فَاَکۡثَرُوۡا
فِیۡہَا الۡفَسَادَ -- lalu banyak melakukan kerusakan dalam negeri-negeri itu? فَصَبَّ عَلَیۡہِمۡ رَبُّکَ سَوۡطَ
عَذَابٍ -- Maka Rabb
(Tuhan) engkau menimpakan atas mereka
cambuk azab, اِنَّ رَبَّکَ
لَبِالۡمِرۡصَادِ -- sesungguhnya Rabb (Tuhan) engkau benar-benar
mengawasi (mengintai) (Al-Fajr [98]:5-15).
Kaum ‘Ād itu suatu kaum yang sangat berkuasa
di zaman mereka. Mereka mengungguli
bangsa-bangsa sezaman dengan mereka, dalam sarana-sarana dan sumber-sumber daya
kebendaan (QS.26:124-141). Demikian pula halnya dengan kaum-kaum purbakala yang disebut secara berurutan, lalu Allah Swt.
berfirman: فَصَبَّ عَلَیۡہِمۡ رَبُّکَ سَوۡطَ عَذَابٍ --
Maka Rabb (Tuhan) engkau menimpakan atas mereka cambuk azab.”
Sauth dalam ayat فَصَبَّ عَلَیۡہِمۡ رَبُّکَ سَوۡطَ عَذَابٍ
berarti:
cemeti; cambuk; kehebatan (Lexicon
Lane), jadi terjemahan ayat tersebut adalah “maka Rabb (Tuhan) engkau menimpakan atas mereka cambuk azab.”
Mirshād (Tempat Pengintaian) & Perekam Amal Perbuatan
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
اِنَّ رَبَّکَ لَبِالۡمِرۡصَادِ -- sesungguhnya Rabb (Tuhan) engkau benar-benar mengawasi (mengintai). Mengenai kata mirshād (tempat pengintaian) dalam Surah
lainnya Allah Swt. berfirman:
اِنَّ جَہَنَّمَ
کَانَتۡ مِرۡصَادًا ﴿۪ۙ﴾ لِّلطَّاغِیۡنَ
مَاٰبًا ﴿ۙ﴾ لّٰبِثِیۡنَ فِیۡہَاۤ
اَحۡقَابًا ﴿ۚ﴾ لَا یَذُوۡقُوۡنَ
فِیۡہَا بَرۡدًا وَّ لَا
شَرَابًا ﴿ۙ﴾ اِلَّا حَمِیۡمًا
وَّ غَسَّاقًا ﴿ۙ﴾ جَزَآءً
وِّفَاقًا ﴿ؕ﴾ اِنَّہُمۡ
کَانُوۡا لَا یَرۡجُوۡنَ
حِسَابًا ﴿ۙ﴾ وَّ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کِذَّابًا ﴿ؕ﴾ وَ کُلَّ شَیۡءٍ
اَحۡصَیۡنٰہُ کِتٰبًا ﴿ۙ﴾ فَذُوۡقُوۡا
فَلَنۡ نَّزِیۡدَکُمۡ اِلَّا
عَذَابًا﴿٪﴾
Sesungguhnya
Jahannam itu مِرۡصَادًا -- adalah tempat pengintai, لِّلطَّاغِیۡنَ مَاٰبًا -- tempat kembali bagi orang-orang
yang melampaui batas, لّٰبِثِیۡنَ
فِیۡہَاۤ اَحۡقَابًا
-- yang akan tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya. لَا یَذُوۡقُوۡنَ
فِیۡہَا بَرۡدًا وَّ لَا
شَرَابًا -- mereka tidak
merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak pula minuman.
اِلَّا
حَمِیۡمًا وَّ غَسَّاقًا -- kecuali air mendidih dan cairan
busuk yang sangat dingin. جَزَآءً وِّفَاقًا -- pembalasan
yang setimpal. اِنَّہُمۡ کَانُوۡا
لَا یَرۡجُوۡنَ حِسَابًا
-- sesungguhnya
mereka tidak takut kepada penghisaban,
وَّ
کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کِذَّابًا
-- dan mereka telah mendustakan Tanda-tanda Kami dengan sedusta-dustanya. وَ کُلَّ شَیۡءٍ اَحۡصَیۡنٰہُ
کِتٰبًا -- dan segala sesuatu
telah Kami mencatatnya dalam sebuah
kitab. فَذُوۡقُوۡا فَلَنۡ
نَّزِیۡدَکُمۡ اِلَّا عَذَابًا -- maka rasakanlah
oleh kamu, dan sekali-kali Kami
tidak akan menambahkan bagimu kecuali azab.
(An-Nabā
[78]:22-31).
Bard
dalam ayat
لَا یَذُوۡقُوۡنَ فِیۡہَا
بَرۡدًا وَّ لَا
شَرَابًا -- mereka tidak merasakan kesejukan
di dalamnya dan tidak pula minuman.” berarti: kesejukan;
kenyamanan; kemudahan hidup; tidur (Lexicon
Lane). Makna ayat اِلَّا حَمِیۡمًا وَّ
غَسَّاقًا -- kecuali air mendidih dan cairan
busuk yang sangat dingin”, bahwa
pelampiasan nafsu angkara murka serta
sikap dingin dan tidak acuh terhadap kebajikan dan ketakwaan yang diperagakan orang-orang berdosa di dunia, akan mengambil bentuk seperti air mendidih dan minuman yang sangat dingin dan berbau
busuk di akhirat.
Makna kata
“kitab” dalam ayat وَ کُلَّ شَیۡءٍ اَحۡصَیۡنٰہُ
کِتٰبًا -- “dan
segala sesuatu telah Kami mencatatnya dalam
sebuah kitab,” mengisyaratkan kepada penemuan alat-alat perekam amal antara lain berupa penemuan
televisi, radio, pita suara serta alat-alat perekam serupa itu, yang telah membuktikan kenyataan bahwa bukan saja perbuatan-perbuatan manusia, bahkan kata-kata yang diucapkannya pun dapat disimpan dan pada hakikatnya dapat diulang
(ditayangkan/diperagakan) kembali.
Tidak Memiliki Hujah Untuk Membela Diri
Mengisyaratkan kepada
kenyataan itu pulalah firman Allah dalam
Surah berikut ini:
وَ لَقَدۡ اَضَلَّ مِنۡکُمۡ جِبِلًّا کَثِیۡرًا ؕ اَفَلَمۡ تَکُوۡنُوۡا تَعۡقِلُوۡنَ ﴿﴾ ہٰذِہٖ جَہَنَّمُ
الَّتِیۡ کُنۡتُمۡ تُوۡعَدُوۡنَ ﴿﴾ اِصۡلَوۡہَا الۡیَوۡمَ بِمَا
کُنۡتُمۡ تَکۡفُرُوۡنَ ﴿﴾ اَلۡیَوۡمَ نَخۡتِمُ
عَلٰۤی اَفۡوَاہِہِمۡ وَ تُکَلِّمُنَاۤ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ تَشۡہَدُ اَرۡجُلُہُمۡ
بِمَا کَانُوۡا یَکۡسِبُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ لَطَمَسۡنَا عَلٰۤی اَعۡیُنِہِمۡ فَاسۡتَبَقُوا الصِّرَاطَ
فَاَنّٰی یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَوۡ نَشَآءُ
لَمَسَخۡنٰہُمۡ عَلٰی مَکَانَتِہِمۡ فَمَا اسۡتَطَاعُوۡا مُضِیًّا وَّ لَا
یَرۡجِعُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan sungguh
syaitan benar-benar telah menyesatkan sebagian besar dari antara kamu, maka apakah kamu tidak mau berpikir? Inilah Jahannam yang telah dijanjikan kepada kamu. Masukilah itu
pada hari ini, disebabkan kamu dahulu selalu mengingkari. Pada hari ini Kami akan memeterai mulut mereka,
sedangkan tangan mereka akan berbicara kepada Kami, dan kaki mereka akan bersaksi mengenai apa yang dahulu mereka
usahakan. Dan seandainya Kami menghendaki niscaya Kami dapat melenyapkan penglihatan mata mereka maka mereka akan berlomba-lomba mencari jalan, tetapi bagaimanakah mereka dapat melihat? Dan seandainya Kami menghendaki niscaya
Kami dapat mengubah keadaan mereka
pada tempat mereka, maka mereka tidak
mampu maju ke depan dan tidak pula
mereka kembali ke belakang. (Yā Sīn [36]:66-68).
Apabila kejahatan-kejahatan orang-orang
kafir telah dibuktikan dan dinyatakan senyata-nyatanya, mereka akan bungkam — mulutnya seolah-olah termeterai
dan mereka tidak akan mampu menyatakan sesuatu guna membela diri dan memperkecil
dosa mereka, dan tangan serta kaki mereka pun akan memberikan persaksian terhadap mereka, karena tangan dan kaki merupakan alat utama guna melaksanakan perbuatan manusia yang baik maupun yang buruk.
Ucapan dan gerak gerik seseorang sekarang dapat
direproduksi dengan persis oleh alat
perekam (tape-recorder/kamera) dan pada layar
televisi dari jarak bermil-mil jauhnya. Itulah sebabnya mengapa lidah dan anggota-anggota tubuh manusia bahkan di alam dunia ini pun telah menjadi saksi terhadap dia.
Karena
manusia telah dianugerahi kebebasan
melakukan sesuatu dan kebebasan
mengikuti kemauan sendiri, ia harus bertanggungjawab atas perbuatannya.
Orang-orang kafir dengan gigih menolak
melihat kebenaran, dengan akibat mereka sama sekali kehilangan kemampuan melihat kebenaran itu. Itulah juga arti
dan maksud kata-kata “Pada hari ini
Kami akan mencap pada mulut mereka” dalam ayat sebelum ini.
Makna ayat وَ لَوۡ نَشَآءُ لَمَسَخۡنٰہُمۡ عَلٰی مَکَانَتِہِمۡ فَمَا اسۡتَطَاعُوۡا
مُضِیًّا وَّ لَا یَرۡجِعُوۡنَ -- “Dan seandainya Kami menghendaki niscaya
Kami dapat mengubah keadaan mereka
pada tempat mereka, maka mereka tidak
mampu maju ke depan dan tidak pula
mereka kembali ke belakang.” Menurut Ibn ‘Abbas ungkapan itu berarti “Tentu
Kami akan membinasakan mereka di rumah mereka;” dan menurut Hasan, ungkapan
itu berarti bahwa segala kemampuan
jasmani dan ruhani mereka akan
menjadi lumpuh (Tafsir Ibnu Jarir).
Makna Kesaksian Telinga, Mata dan Kulit Manusia & Akan Saling Mengutuk
Sehubungan dengan Kitab catatan amal tersebut, dalam Surah lain Allah Swt. berfirman:
وَ یَوۡمَ
یُحۡشَرُ اَعۡدَآءُ اللّٰہِ اِلَی النَّارِ فَہُمۡ یُوۡزَعُوۡنَ ﴿﴾ حَتّٰۤی اِذَا
مَا جَآءُوۡہَا شَہِدَ عَلَیۡہِمۡ سَمۡعُہُمۡ وَ اَبۡصَارُہُمۡ وَ جُلُوۡدُہُمۡ
بِمَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا
لِجُلُوۡدِہِمۡ لِمَ شَہِدۡتُّمۡ عَلَیۡنَا ؕ قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا
اللّٰہُ الَّذِیۡۤ اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ
خَلَقَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ﴿﴾ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ
عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ
اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ
لَا یَعۡلَمُ کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ
بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿﴾ فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ
وَ اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ
مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ ﴿﴾ وَ قَیَّضۡنَا
لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ
عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۚ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan ingatlah
hari ketika musuh-musuh
Allah dihimpun kepada Api, lalu mereka
akan dibagi dalam kelompok-kelompok. Hingga apabila mereka sampai kepadanya telinga
mereka, mata mereka, dan kulit
mereka menjadi saksi atas mereka mengenai apa yang selalu mereka kerjakan.
Dan mereka berkata kepada kulit
mereka: ”Mengapa kamu memberi
kesaksian terhadap kami?” قَالُوۡۤا
اَنۡطَقَنَا اللّٰہُ الَّذِیۡۤ اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ
خَلَقَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ -- Kulit mereka
akan menjawab: ”Allah-lah Yang telah
membuat kami berbicara seperti Dia
telah membuat berbicara segala sesuatu, dan Dia-lah Yang pertama kali telah menciptakan kamu dan kepada Dia-lah kamu di-kembalikan. وَ مَا
کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ
ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ لَا یَعۡلَمُ
کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ -- Dan kamu sekali-kali
tidak dapat bersembunyi bahwa telingamu,
dan tidak pula matamu, dan tidak pula kulitmu,
tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari
apa yang kamu kerjakan. وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ
فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ -- ”Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Rabb (Tuhan) kamu yang telah
membinasakanmu maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi.” فَاِنۡ
یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ
اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ -- Lalu jika mereka bersabar maka Api
tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan maka
sekali-kali mereka tidak termasuk
orang-orang yang diterima alasan-alasannya. وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ
عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ -- Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan umat-umat
yang telah berlalu sebelum mereka dari jin
dan manusia, اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ -- se-sungguhnya
mereka itu orang-orang yang rugi. (Al-Fushshilat
[41]:20-26).
Peran Besar Kulit Sebagai “Indera”
Jadi, mata
dan telinga orang-orang berdosa akan menjadi saksi terhadap orang-orang ingkar dengan tiga jalan:
(1)
Akibat-akibat
buruk perbuatan mereka di akhirat
akan mengambil bentuk fisik.
(2)
Anggota-anggota
tubuh mereka sendiri rusak akibat penyalahgunaan, keadaan demikian di akhirat menjadi saksi terhadap mereka, misalnya mereka akan dibangkitkan dalam
keadaan buta, tuli dan bisu serta lumpuh.
(3)
Segala gerak-gerik anggota-anggota tubuh mereka yang diabadikan akan diperlihatkan pada Hari Kiamat.
Kulit
memainkan peranan paling penting dalam perbuatan-perbuatan
manusia. Kulit bukan saja mencakup indera
peraba, melainkan juga semua indera
lainnya. Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa
”kulit” meluas ke segala anggota atau
bagian tubuh lainnya.
Ayat-ayat
selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya segala dosa merupakan akibat kekurangan
iman yang hidup kepada Allah Swt.. Keburukan orang-orang
kafir itu begitu busuk dan menjijikan sehingga mereka tidak akan dianugerahi atau dikembalikan ke dalam haribaan karunia
Ilahi; atau artinya ialah
orang-orang ingkar malahan tidak akan diizinkan mendekati 'atabah
(ambang pintu) 'Arasy Ilahi untuk memohon kasih-Nya.
Kawan-kawan buruk orang-orang kafir mengagumi dan memuji
perbuatan-perbuatan buruk mereka,
dengan demikian membuat perbuatan-perbuatan
itu bagi mereka nampak terpuji
(QS.6:43-46; QS.8:49; QS.16:64; QS.22:53-54; QS.27:25-27). Sekutu-sekutu yang buruk itu kelak akan memperoleh porsi hukuman, bersama orang-orang yang terpedaya dan tertipu oleh mereka.
Kata-kata
”apa yang ada di hadapan mereka
dan apa yang di belakang mereka,” dapat berarti perbuatan-perbuatan yang dilakukan mereka meniru perbuatan-perbuatan
buruk bapak-bapak (nenek-moyang) mereka, sehingga di akhirat mereka akan bertengkar
saling menyalahkan dan saling mengutuk (QS.7:39-40; QS.14:22;
QS.25:26-32).
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran
Anyar, 4
November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar