بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 354
Hawāriyyīn
Akhir Zaman & Kedatangan Misal Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. Sebagai As-Sā’ah (Tanda Kiamat)
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam bagian akhir Bab
sebelumnya telah dijelaskan ayat
mengenai maksud dengan kedatangan kedua kali Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. dalam hadits
oleh Nabi Besar Muhammad saw. adalah misal
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s., yakni Al-Masih Mau’ud a.s., salah seorang
dari para pengikut sejati Nabi Besar Muhammad saw., firman-Nya kepada Nabi
Besar Muhammad saw.:
وَ لَمَّا ضُرِبَ ابۡنُ مَرۡیَمَ مَثَلًا
اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ یَصِدُّوۡنَ
﴿﴾ وَ قَالُوۡۤاءَ اٰلِہَتُنَا خَیۡرٌ اَمۡ ہُوَ ؕ مَا
ضَرَبُوۡہُ لَکَ اِلَّا جَدَلًا ؕ بَلۡ ہُمۡ قَوۡمٌ خَصِمُوۡنَ
﴿﴾ اِنۡ ہُوَ اِلَّا عَبۡدٌ اَنۡعَمۡنَا عَلَیۡہِ وَ
جَعَلۡنٰہُ مَثَلًا لِّبَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ ﴿ؕ﴾
Dan
apabila Ibnu Maryam dikemukakan
sebagai misal اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ یَصِدُّوۡنَ -- tiba-tiba kaum engkau meneriakkan penentangan
terhadapnya, dan mereka berkata: "Apakah
tuhan-tuhan kami lebih baik ataukah dia?"
مَا ضَرَبُوۡہُ
لَکَ اِلَّا جَدَلًا -- mereka tidak
menyebutkan hal itu kepada engkau melainkan perbantahan semata. بَلۡ ہُمۡ
قَوۡمٌ خَصِمُوۡنَ -- bahkan
mereka adalah kaum yang biasa berbantah. اِنۡ ہُوَ
اِلَّا عَبۡدٌ اَنۡعَمۡنَا عَلَیۡہِ وَ جَعَلۡنٰہُ مَثَلًا
لِّبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ -- Ia tidak lain
melainkan seorang hamba yang telah
Kami anugerahi nikmat kepadanya, dan
Kami menja-dikan dia suatu perumpamaan bagi Bani
Israil. (Az-Zukhruf [43]:58-60).
Pengulangan Pendustaan Terhadap Yesus
Kristus di Akhir Zaman & Nubuatan
yang Berulang Lagi di Akhir Zaman
Shadda (yashuddu) dalam
ayat اِذَا قَوۡمُکَ مِنۡہُ یَصِدُّوۡنَ -- “tiba-tiba kaum engkau
meneriakkan penentangan terhadapnya” berarti: ia
menghalangi dia dari sesuatu, dan shadda (yashiddu) berarti: ia
mengajukan sanggahan (protes) (Aqrab-al-Mawarid).
Padahal Allah Swt. dengan tegas telah memerintahkan umat Islam untuk meniru
sikap golongan hawāriyyīn -- bukan meniru
kezaliman para pemuka agama Yahudi yang berusaha membunuh Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. melalui penyaliban (QS.4:158-159) – firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ
اٰمَنُوۡا کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ
اللّٰہِ کَمَا قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ
مَرۡیَمَ لِلۡحَوَارِیّٖنَ مَنۡ
اَنۡصَارِیۡۤ اِلَی اللّٰہِ ؕ
قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ
اللّٰہِ فَاٰمَنَتۡ طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ
بَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ وَ
کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ ۚ فَاَیَّدۡنَا
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی
عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Hai orang-orang yang
beriman, کُوۡنُوۡۤا اَنۡصَارَ اللّٰہِ کَمَا
قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ
لِلۡحَوَارِیّٖنَ -- jadilah kamu
penolong-penolong Allah sebagaimana Isa
ibnu Maryam berkata kepada pengikut-pengikutnya,
مَنۡ اَنۡصَارِیۡۤ
اِلَی اللّٰہِ -- “siapakah
penolong-penolongku di jalan Allah?” قَالَ الۡحَوَارِیُّوۡنَ نَحۡنُ اَنۡصَارُ اللّٰہِ -- pengikut-pengikut yang setia itu
berkata: “Kamilah penolong-penolong Allah.”
فَاٰمَنَتۡ
طَّآئِفَۃٌ مِّنۡۢ بَنِیۡۤ
اِسۡرَآءِیۡلَ وَ کَفَرَتۡ طَّآئِفَۃٌ
-- maka segolongan dari Bani
Israil beriman sedangkan segolongan lagi
kafir, فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ
-- kemudian Kami membantu
orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh
mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang menang. (Ash-Shaff [61]:15).
Dari ketiga golongan
agama di antara kaum Yahudi, yang terhadap mereka Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
menyampaikan tablighnya – kaum Farisi, kaum Saduki, dan kaum Essenes
– Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. termasuk
golongan terakhir (kaum Essenes) sebelum
beliau diutus sebagai rasul Allah
untuk kalangan Bani Israil.
Kaum Essenes adalah kaum yang sangat bertakwa, hidup jauh dari kesibukan dan keramaian dunia, dan melewatkan waktu mereka dalam berzikir dan berdoa, dan berbakti
kepada sesama manusia. Dari kaum inilah berasal bagian besar dari para pengikut beliau di masa permulaan yaini
para hawariyyin (“The Dead Sea Community,” oleh
Kurt Schubert, dan “The Crucifixion
by an Eye-Witness”). Mereka disebut “Para Penolong” oleh Eusephus, sebagaimana dalam firman Allah Swt.
tersebut.
Kata-kata penutup Surah ini: فَاَیَّدۡنَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا عَلٰی عَدُوِّہِمۡ فَاَصۡبَحُوۡا ظٰہِرِیۡنَ
-- kemudian Kami membantu orang-orang yang beriman
terhadap musuh-musuh mereka lalu mereka menjadi orang-orang yang
menang”, sungguh sarat dengan nubuatan. Sepanjang zaman para pengikut
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. telah
menikmati kekuatan dan kekuasaan atas musuh abadi mereka – kaum Yahudi.
Kaum Nashrani
telah menegakkan dan memerintah kerajaan-kerajaan luas dan perkasa,
sedang kaum Yahudi tetap merupakan kaum yang cerai-berai sehingga mendapat
julukan “the Wandering Jew” (“Yahudi
Pengembara”), karena mereka bukan saja telah kehilangan “nikmat kenabian” tetapi juga telah kehilangan “nikmat kerajaan” sehingga mereka tidak lagi memiliki “tanah-air” (negara) selama 2000 tahun,
akibat kutukan Nabi Daud a.s. dan
Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. karena kedurhakaan mereka (QS.5:79-81; QS.2:88-89;
QS.17:5-9).
Jadi,
kedatangan Al-Masih a.s. selain sebagai tanda as-Sā’ah
(tanda Kiamat) bagi Bani Israil, juga
sebagai tanda bahwa orang-orang Yahudi akan dihinakan dan direndahkan serta akan kehilangan
kenabian dan tanah-air (negeri
yang dijanjikan) untuk selama-lamanya.
Kejadian yang Berulang di Kalangan Umat
Islam
Karena matsal berarti sesuatu yang semacam dengan atau sejenis
dengan yang lain (QS.6:39), ayat ini, di samping arti yang diberikan dalam ayat
ini, dapat pula berarti bahwa bila kaum
Nabi Besar Muhammad saw. — yaitu kaum Muslimin — diberitahu bahwa orang lain seperti dan merupakan sesama
(misal) Nabi Isa Ibnu Maryam a.s.
akan dibangkitkan di antara
mereka untuk memperbaharui akhlak
dan ruhani mereka dan mengembalikan kejayaan ruhani mereka yang telah hilang, maka dari bergembira atas kabar gembira
itu malah mereka berteriak mengajukan protes. Jadi, ayat ini dapat dianggap mengisyaratkan kepada
kedatangan Nabi Isa Ibnu Maryam a.s. untuk kedua kalinya dalam wujud Al-Masih Mau’ud a.s..
Dengan demikian benarlah firman Allah
Swt. mengenai orang-orang Yahudi dan Nasrani -- yang orang-orang lainnya yang seperti mereka di kalangan umat Islam -- bahwa mereka akan saling menghujat satu sama lain, firman-Nya:
وَ قَالَتِ
الۡیَہُوۡدُ لَیۡسَتِ النَّصٰرٰی
عَلٰی شَیۡءٍ ۪ وَّ قَالَتِ النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی شَیۡءٍ ۙ وَّ
ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ
قَوۡلِہِمۡ ۚ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا
فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang Yahudi mengatakan: ”Orang-orang Nasrani sekali-kali tidak
berdiri di atas sesuatu kebenaran,”
dan orang-orang Nasrani mengatakan: ”Orang-orang Yahudi sekali-kali tidak
berdiri di atas sesuatu kebenaran.” وَّ ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ
الۡکِتٰبَ -- padahal
mereka membaca Kitab yang sama.
کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ -- demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata seperti
ucapan mereka itu, فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ -- maka pada Hari Kiamat Allah akan menghakimi di antara mereka tentang apa yang mereka per-selisihkan. (Al-Baqarah [112-113).
Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman
membantah pernyataan dusta
mereka -- dan juga orang-orang yang
seperti mereka: کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ -- demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata seperti
ucapan mereka itu, فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ
یَخۡتَلِفُوۡنَ -- maka
pada Hari Kiamat Allah akan menghakimi di antara mereka
tentang apa yang mereka per-selisihkan”,
Allah Swt. berfirman: بَلٰی ٭
مَنۡ اَسۡلَمَ وَجۡہَہٗ لِلّٰہِ -- Tidak demikian, bahkan yang benar
ialah barangsiapa berserah diri kepada
Allah, وَ ہُوَ
مُحۡسِنٌ فَلَہٗۤ اَجۡرُہٗ عِنۡدَ رَبِّہٖ -- dan ia
berbuat ihsan, maka baginya ada ganjaran di sisi Rabb-nya
(Tuhan-nya), وَ لَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا
ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ -- tidak ada ketakutan atas mereka
dan tidak pula mereka akan bersedih.
(Al-Baqarah
[2]:113).
Saling Mengkafirkan di Kalangan Sekte
(Firqah) Muslim & “Agama
Fitrah”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman
mengenai perselisihan hebat yang
terjadi di kalangan Ahli Kitab -- yakni antara kaum Yahudi dan Nashrani:
وَ قَالَتِ
الۡیَہُوۡدُ لَیۡسَتِ النَّصٰرٰی
عَلٰی شَیۡءٍ ۪ وَّ قَالَتِ النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی شَیۡءٍ ۙ وَّ
ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ
قَوۡلِہِمۡ ۚ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا
فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang Yahudi mengatakan: لَیۡسَتِ النَّصٰرٰی
عَلٰی شَیۡءٍ -- ”Orang-orang Nasrani sekali-kali tidak berdiri di atas sesuatu kebenaran,” dan orang-orang Nasrani mengatakan:
النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی شَیۡءٍ -- ”Orang-orang
Yahudi sekali-kali tidak berdiri
di atas sesuatu kebenaran.” وَّ ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ -- padahal mereka
membaca Alkitab yang sama. کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ -- demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata seperti
ucapan mereka itu, فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ
یَخۡتَلِفُوۡنَ -- maka
pada Hari Kiamat Allah akan menghakimi di antara mereka
tentang apa yang mereka perselisihkan.
(Al-Baqarah
[2]:114).
Pernyataan
Allah Swt. mengenai keburukan yang
terjadi di kalangan golongan Ahli Kitab tersebut terjadi juga di kalangan berbagai firqah
(sekte) umat Islam, padahal
mereka membaca Al-Quran yang sama, dengan demikian benarlah firman-Nya: کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ -- demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata seperti
ucapan mereka itu.”
Yakni di kalangan berbagai firqah Islam pun bukan saja satu sama lain saling mengkafirkan dan saling menyatakan pihak lain sebagai golongan
yang sesat dan menyesatkan, tetapi juga mereka satu sama lain saling mendakwakan bahwa “tidak akan ada yang masuk surga kecuali firqah (sekte) mereka”,
karena masing-masing firqah Islam
tersebut meyakini bahwa mereka itulah fihak
yang paling benar pemahaman dan pengamalannya mengenai Al-Quran
dan Sunnah Nabi Besar Muhammad saw.,
firman-Nya:
فَاَقِمۡ وَجۡہَکَ لِلدِّیۡنِ حَنِیۡفًا ؕ فِطۡرَتَ
اللّٰہِ الَّتِیۡ فَطَرَ النَّاسَ عَلَیۡہَا ؕ لَا تَبۡدِیۡلَ لِخَلۡقِ اللّٰہِ ؕ ذٰلِکَ الدِّیۡنُ
الۡقَیِّمُ ٭ۙ وَ لٰکِنَّ اَکۡثَرَ
النَّاسِ لَا یَعۡلَمُوۡنَ ﴿٭ۙ﴾ مُنِیۡبِیۡنَ اِلَیۡہِ
وَ اتَّقُوۡہُ وَ اَقِیۡمُوا
الصَّلٰوۃَ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ
الۡمُشۡرِکِیۡنَ ﴿ۙ﴾ مِنَ الَّذِیۡنَ
فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ وَ کَانُوۡا
شِیَعًا ؕ کُلُّ حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ
فَرِحُوۡنَ ﴿﴾
Maka hadapkanlah wajah kamu kepada agama yang lurus, yaitu fitrat Allah, yang atas
dasar itu Dia menciptakan manusia, tidak
ada perubahan dalam penciptaan Allah, itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Kembalilah kamu kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat, وَ لَا
تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ -- dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik. مِنَ
الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ وَ
کَانُوۡا شِیَعًا
-- yaitu orang-orang yang me-mecah-belah agamanya dan mereka menjadi golongan-golongan, کُلُّ حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ -- tiap-tiap golongan bangga dengan apa yang ada pada mereka. (Ar-Rūm
[30]:31-32).
“Fitrah Allah” dan “Dīnul
Fitrah” (Agama Fitrah)
Ayat 31 menjelaskan bahwa Tuhan
adalah Esa dan kemanusiaan itu satu, inilah fithrat Allah dan dīnul-fithrah
— satu agama yang berakar dalam fitrat manusia (QS.7:173-175) — dan terhadapnya manusia menyesuaikan diri
dan berlaku secara naluri.
Menurut Nabi Besar Muhammad saw.
di dalam “agama“ inilah seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci, akan tetapi lingkungannya,
cita-cita dan kepercayaan-kepercayaan orang tuanya,
serta didikan dan ajaran yang diperolehnya dari mereka
itu, kemudian membuat dia Yahudi, Majusi atau Kristen (Bukhari),
yang kemudian berpecah-belah dan saling
mengkafirkan, firman-Nya:
وَ قَالَتِ
الۡیَہُوۡدُ لَیۡسَتِ النَّصٰرٰی
عَلٰی شَیۡءٍ ۪ وَّ قَالَتِ النَّصٰرٰی لَیۡسَتِ الۡیَہُوۡدُ عَلٰی شَیۡءٍ ۙ وَّ
ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ الۡکِتٰبَ ؕ کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ
قَوۡلِہِمۡ ۚ فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا
فِیۡہِ یَخۡتَلِفُوۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang Yahudi mengatakan: ”Orang-orang Nasrani sekali-kali tidak
berdiri di atas sesuatu kebenaran,”
dan orang-orang Nasrani mengatakan: ”Orang-orang Yahudi sekali-kali tidak
berdiri di atas sesuatu kebenaran.” وَّ ہُمۡ یَتۡلُوۡنَ
الۡکِتٰبَ -- padahal
mereka membaca Kitab yang sama.
کَذٰلِکَ قَالَ الَّذِیۡنَ لَا
یَعۡلَمُوۡنَ مِثۡلَ قَوۡلِہِمۡ -- demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui berkata seperti
ucapan mereka itu, فَاللّٰہُ یَحۡکُمُ بَیۡنَہُمۡ یَوۡمَ الۡقِیٰمَۃِ فِیۡمَا کَانُوۡا فِیۡہِ
یَخۡتَلِفُوۡنَ -- maka
pada Hari Kiamat Allah akan menghakimi di antara mereka
tentang apa yang mereka per-selisihkan.
(Al-Baqarah
[112-113).
Allah Swt. Kemurkaan Terhadap Para Perusak “Rumah-rumah Ibadah”
Surah Ar- Rūm ayat 32 lebih jauh menjelaskan, bahwa hanya semata-mata percaya (iman) kepada Kekuasaan mutlak dan Keesaan Tuhan -- yang sesungguhnya hal itu merupakan asas pokok agama yang hakiki -- adalah tidak cukup. Suatu agama yang benar harus memiliki peraturan-peraturan dan perintah-perintah tertentu. Dari semua peraturan dan perintah itu shalatlah yang harus mendapat prioritas utama, firman-Nya:
مُنِیۡبِیۡنَ اِلَیۡہِ وَ
اتَّقُوۡہُ وَ اَقِیۡمُوا الصَّلٰوۃَ وَ لَا تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ
Kembalilah kamu kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya
serta dirikanlah shalat, وَ لَا
تَکُوۡنُوۡا مِنَ الۡمُشۡرِکِیۡنَ -- dan janganlah
kamu termasuk orang-orang yang musyrik. (Ar-Rūm [30]:32).
Ayat 33 mengemukakan keburukan yang ditimbulkan perpecahan umat -- yang merupakan suatu bentuk kemusyrikan -- bahwa
penyimpangan dari agama sejati (agama fitrah) menjuruskan umat di zaman lampau kepada perpecahan dalam bentuk aliran-aliran (sekte dan firqah) yang saling memerangi dan menyebabkan sengketa berkepanjangan di antara
mereka, firman-Nya: مِنَ الَّذِیۡنَ فَرَّقُوۡا دِیۡنَہُمۡ
وَ کَانُوۡا شِیَعًا -- yaitu orang-orang yang me-mecah-belah agamanya dan mereka menjadi golongan-golongan, کُلُّ حِزۡبٍۭ بِمَا لَدَیۡہِمۡ فَرِحُوۡنَ -- tiap-tiap golongan bangga dengan apa yang ada pada mereka. (Ar-Rūm
[30]:33).
Terjadinya kemusyrikan berupa perpecahan
umat beragama tersebut sering kali
berujung kepada tindak kekerasan
terhadap harta dan jiwa sesama umat beragama, yakni timbul
pertumpahan darah dan korban jiwa yang tak terhingga,
sebagaimana dikemukakan Allah Swt. dalam
firman-Nya berikut ini:
وَ مَنۡ
اَظۡلَمُ مِمَّنۡ مَّنَعَ مَسٰجِدَ
اللّٰہِ اَنۡ یُّذۡکَرَ فِیۡہَا اسۡمُہٗ وَ سَعٰی فِیۡ خَرَابِہَا ؕ اُولٰٓئِکَ
مَا کَانَ لَہُمۡ اَنۡ یَّدۡخُلُوۡہَاۤ اِلَّا خَآئِفِیۡنَ ۬ؕ لَہُمۡ فِی الدُّنۡیَا خِزۡیٌ وَّ لَہُمۡ فِی
الۡاٰخِرَۃِ عَذَابٌ عَظِیۡمٌ ﴿﴾
Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalangi orang yang menyebut
nama-Nya di dalam mesjid-mesjid Allah
dan berupaya merobohkannya? Mereka itu tidak layak masuk ke dalamnya
kecuali dengan rasa takut. لَہُمۡ فِی الدُّنۡیَا خِزۡیٌ وَّ
لَہُمۡ فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابٌ عَظِیۡمٌ -- bagi mereka ada kehinaan di dunia, dan bagi
mereka azab yang besar di akhirat. (Al-Baqarah
[2]:115).
Ayat
ini merupakan tudingan keras terhadap
mereka yang membawa perbedaan-perbedaan
agama mereka sampai ke titik runcing,
sehingga malahan tidak segan-segan merobohkan
atau menodai tempat-tempat beribadah
milik agama-agama lain.
Mereka menghalang-halangi orang menyembah
Tuhan di tempat-tempat suci mereka sendiri dan malahan bertindak begitu
jauh, hingga membinasakan rumah-rumah
ibadah mereka. Tindakan kekerasan
demikian di sini dicela llah Swt. dengan
kata-kata keras dan di samping itu
ditekankan ajaran toleransi dan berpandangan luas.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor:
Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 21 Oktober 2014
Casino Roll - Free Spins | How to Get started
BalasHapusCasino 맥스 벳 Roll is an 마틴배팅 online 슬롯 casino where you can play a 샌 브루노 variety of games including slots, table games, and live dealers for real 룰렛 판 money.