بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ
الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 361
Kematian Mengerikan Orang-orang yang Mengada-adakan Dusta Atas Nama Allah Swt. & Penciptaan “Langit Baru” dan “Bumi baru” di Akhir Zaman
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
akhir bagian Bab sebelumnya telah
dijelaskan mengenai salah satu bentuk Kitab
catatan amal manusia, firman-Nya:
وَ یَوۡمَ
یُحۡشَرُ اَعۡدَآءُ اللّٰہِ اِلَی النَّارِ فَہُمۡ یُوۡزَعُوۡنَ ﴿﴾ حَتّٰۤی اِذَا
مَا جَآءُوۡہَا شَہِدَ عَلَیۡہِمۡ سَمۡعُہُمۡ وَ اَبۡصَارُہُمۡ وَ جُلُوۡدُہُمۡ
بِمَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوۡا
لِجُلُوۡدِہِمۡ لِمَ شَہِدۡتُّمۡ عَلَیۡنَا ؕ قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا
اللّٰہُ الَّذِیۡۤ اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ
خَلَقَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ﴿﴾ وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ
عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ
اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ
لَا یَعۡلَمُ کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾ وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ
بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿﴾ فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ
وَ اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ
مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ ﴿﴾ وَ قَیَّضۡنَا
لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ
عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۚ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan ingatlah
hari ketika musuh-musuh
Allah dihimpun kepada Api, lalu mereka
akan dibagi dalam kelompok-kelompok. Hingga apabila mereka sampai kepadanya telinga
mereka, mata mereka, dan kulit
mereka menjadi saksi atas mereka mengenai apa yang selalu mereka kerjakan.
Dan mereka berkata kepada kulit
mereka: ”Mengapa kamu memberi
kesaksian terhadap kami?” قَالُوۡۤا
اَنۡطَقَنَا اللّٰہُ الَّذِیۡۤ اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ
خَلَقَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ -- Kulit mereka
akan menjawab: ”Allah-lah Yang telah
membuat kami berbicara seperti Dia
telah membuat berbicara segala sesuatu, dan Dia-lah Yang pertama kali telah menciptakan kamu dan kepada Dia-lah kamu dikembalikan. وَ مَا
کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ
ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ لَا یَعۡلَمُ
کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ -- Dan kamu sekali-kali
tidak dapat bersembunyi bahwa telingamu,
dan tidak pula matamu, dan tidak pula kulitmu,
tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari
apa yang kamu kerjakan. وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ
فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ -- ”Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Rabb (Tuhan) kamu yang telah
membinasakanmu maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi.” فَاِنۡ
یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ
اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ -- Lalu jika mereka bersabar maka Api
tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan maka
sekali-kali mereka tidak termasuk
orang-orang yang diterima alasan-alasannya. وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ
عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ -- Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan umat-umat
yang telah berlalu sebelum mereka dari jin
dan manusia, اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ -- se-sungguhnya
mereka itu orang-orang yang rugi. (Al-Fushshilat
[41]:20-26).
Peran Besar Kulit Sebagai “Indera”
Jadi, mata
dan telinga orang-orang berdosa akan menjadi saksi terhadap orang-orang ingkar dengan tiga jalan:
1.
Akibat-akibat
buruk perbuatan mereka di akhirat
akan mengambil bentuk fisik.
2. Anggota-anggota
tubuh mereka sendiri rusak akibat penyalahgunaan, keadaan demikian di akhirat menjadi saksi terhadap mereka, misalnya mereka akan dibangkitkan dalam
keadaan buta, tuli dan bisu serta lumpuh.
3.
Segala gerak-gerik anggota-anggota tubuh mereka yang diabadikan akan diperlihatkan pada Hari Kiamat.
Kulit memainkan peranan paling penting
dalam perbuatan-perbuatan manusia.
Kulit bukan saja mencakup indera peraba,
melainkan juga semua indera lainnya.
Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa
”kulit” meluas ke segala anggota atau
bagian tubuh lainnya.
Itulah sebabnya dalam Surah lain Allah Swt.
menjelaskan bahwa salah satu bentuk siksaan dalam neraka jahannam yang dialami penghuninya adalah berulang-kali
menganti kulit yang telah hangus
dengan kulit yang baru, firman-Nya:
اِنَّ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِیۡہِمۡ نَارًا ؕ کُلَّمَا نَضِجَتۡ
جُلُوۡدُہُمۡ بَدَّلۡنٰہُمۡ جُلُوۡدًا غَیۡرَہَا لِیَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ کَانَ عَزِیۡزًا حَکِیۡمًا ﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Ayat-ayat
Kami, segera Kami masukkan mereka ke
dalam Api, dan setiap kali kulit
mereka hangus Kami ganti
dengan kulit lainnya, supaya mereka merasakan azab itu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha
Bijaksana.
Ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa kulit jauh lebih peka terhadap rasa sakit
daripada daging, karena dalam kulit terdapat banyak saraf.
Al-Quran menge-mukakan kebenaran agung
ini kira-kira 1400 tahun yang lalu dengan mengatakan bahwa kulit — dan bukan daging
— yang dipunyai penghuni neraka
akan dibuat baru sesudah terbakar hangus.
Ayat-ayat
selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya segala dosa merupakan akibat kekurangan
iman yang hidup kepada Allah Swt., firman-Nya: وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ
لَاۤ اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ
وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ اَنَّ اللّٰہَ لَا یَعۡلَمُ
کَثِیۡرًا مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ -- “Dan kamu sekali-kali
tidak dapat bersembunyi bahwa telingamu,
dan tidak pula matamu, dan tidak pula kulitmu,
tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari
apa yang kamu kerjakan. وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ
فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ -- ”Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Rabb (Tuhan) kamu yang telah
membinasakanmu maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi.” (Al-Fushshilat
[41]:23-24).
Kesinambungan Pengutusan Rasul Allah di Kalangan Bani Adam
Keburukan
orang-orang kafir itu begitu busuk dan menjijikan sehingga mereka tidak akan dianugerahi atau dikembalikan
ke dalam haribaan karunia Ilahi; atau
artinya ialah orang-orang ingkar malahan tidak akan diizinkan mendekati 'atabah (ambang pintu) 'Arasy
Ilahi untuk memohon kasih-Nya,
firman-Nya: فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ
وَ اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ
مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ -- Lalu
jika mereka bersabar maka Api
tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan maka
sekali-kali mereka tidak termasuk
orang-orang yang diterima alasan-alasannya.” (Al-Fushshilat [41]:23-25).
Kawan-kawan buruk orang-orang kafir mengagumi dan memuji
perbuatan-perbuatan buruk mereka,
dengan demikian membuat perbuatan-perbuatan
itu bagi mereka nampak terpuji
(QS.6:43-46; QS.8:49; QS.16:64; QS.22:53-54; QS.27:25-27). Sekutu-sekutu yang buruk itu kelak akan memperoleh porsi hukuman, bersama orang-orang yang terpedaya dan tertipu oleh mereka, firman-Nya:
وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ
مَّا بَیۡنَ اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا
خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ عَلَیۡہِمُ الۡقَوۡلُ
فِیۡۤ اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنَ
الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ -- Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan umat-umat
yang telah berlalu sebelum mereka dari jin
dan manusia, اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ -- sesungguhnya
mereka itu orang-orang yang rugi. (Al-Fushshilat [41]:26).
Kata-kata
”apa yang ada di hadapan mereka
dan apa yang di belakang mereka,” dapat berarti perbuatan-perbuatan yang dilakukan mereka meniru perbuatan-perbuatan
buruk bapak-bapak (nenek-moyang) mereka, ditampakkan indah kepada mereka, sehingga di akhirat mereka akan bertengkar
saling menyalahkan dan saling mengutuk, firman-Nya:
وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ اَجَلٌ ۚ
فَاِذَا جَآءَ اَجَلُہُمۡ
لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ
لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan
bagi tiap-tiap umat ada batas waktu,
maka apabila telah datang batas waktunya,
mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaat pun dan tidak pula
dapat memajukannya. (Al-A’rāf
[7]:35).
Bila batas waktu (ajal) yang ditetapkan untuk menghukum
suatu kaum tiba, waktu itu tidak dapat dihindarkan, diulur-ulur, atau
ditunda-tunda. Itulah makna ayat فَاِذَا
جَآءَ اَجَلُہُمۡ لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ -- “maka apabila telah datang batas waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan
tidak pula dapat memajukannya.”
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kesinambungan pengutusan para Rasul Allah dari kalangan Bani Adam (anak-cucu Adam):
یٰبَنِیۡۤ
اٰدَمَ اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ
رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ
فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ
کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا
خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾
Wahai
Bani Adam, jika datang kepada kamu rasul-rasul
dari antara kamu yang membacakan Ayat-ayat-Ku kepada kamu, فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ
عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ -- maka
barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri, maka tidak akan ada ketakutan menimpa mereka
dan tidak pula mereka akan bersedih hati.
وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ
اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ اُولٰٓئِکَ
اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ
-- Dan orang-orang
yang men-dustakan Ayat-ayat Kami dan dengan
takabur berpaling darinya, mereka
itu penghuni Api, mereka kekal di dalamnya. (Al-A’rāf
[7]:36-37).
Seruan Allah Swt. “hai Bani Adam,” patut mendapat perhatian istimewa. Seperti
pada beberapa ayat sebelumnya mengenai kesinambungan
diturunkan-Nya “pakaian” dan “godaan syaitan” serta pentingnya mengenakan “perhiasan”
dalam shalat (QS.7:27-28 & 32),
seruan dengan kata-kata Hai anak-cucu Adam, ditujukan kepada umat di zaman Nabi Besar Muhammad saw. dan
kepada generasi-generasi yang akan lahir
setelah beliau saw., bukan kepada umat-umat yang hidup di masa jauh silam
dan yang datang tak lama sesudah masa
Nabi Adam a.s. .
sampai dengan masa Bani Israil,
sebagaimana umumnya keliru difahami.
Kenapa demikian? Sebab tujuan diwahyukan-Nya Al-Quran kepada Nabi
Besar Muhammad saw. sebagai Kitab suci
terakhir dan tersempurna (QS.5:4)
adalah sebagai petunjuk bagi
seluruh umat manusia atau Bani Adam , baik yang hidup di masa Nabi
Besar Muhammad saw. mau pun generasi-generasi manusia setelah beliau
saw. sampai dengan Hari Kiamat nanti,
bukan sebagai petunjuk untuk kaum-kaum purbakala.
Dua Macam Perbuatan yang Sangat Zalim
Dalam ayat selanjutnya
Allah Swt. mengemukakan dua perbuatan
buruk yang merupakan perbuatan sangat zalim,
yakni:
(1) mengaku-aku sebagai Rasul Allah atau mendapat wahyu
Ilahi dari Allah Swt. padahal tidak (QS.69:39-53),
(2) mereka yang mendustakan dan menentang
secara zalim para rasul Allah yang diutus kepada mereka -- yang merupakan Tanda-tanda Allah yang paling besar -- sebagaimana dikemukakan dalam ayat sebelumnya
(QS.35-37), firman-Nya:
فَمَنۡ
اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ
کَذِبًا اَوۡ کَذَّبَ بِاٰیٰتِہٖ ؕ اُولٰٓئِکَ یَنَالُہُمۡ نَصِیۡبُہُمۡ
مِّنَ الۡکِتٰبِ ؕ حَتّٰۤی اِذَا
جَآءَتۡہُمۡ رُسُلُنَا یَتَوَفَّوۡنَہُمۡ
ۙ قَالُوۡۤا اَیۡنَ مَا کُنۡتُمۡ
تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ ؕ قَالُوۡا ضَلُّوۡا عَنَّا وَ شَہِدُوۡا عَلٰۤی
اَنۡفُسِہِمۡ اَنَّہُمۡ کَانُوۡا کٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang
yang mengada-adakan kedustaan terhadap
Allah atau mendustakan
Ayat-ayat-Nya? Mereka akan memperoleh bagian mereka
sebagaimana telah ditetapkan, حَتّٰۤی اِذَا جَآءَتۡہُمۡ رُسُلُنَا یَتَوَفَّوۡنَہُمۡ -- hingga apabila datang
kepada mereka utusan-utusan Kami
untuk mencabut nyawanya seraya
berkata: قَالُوۡۤا اَیۡنَ
مَا کُنۡتُمۡ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ
اللّٰہِ -- ”Di manakah apa yang biasa kamu seru selain Allah?” قَالُوۡا ضَلُّوۡا
عَنَّا وَ شَہِدُوۡا عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ
اَنَّہُمۡ کَانُوۡا کٰفِرِیۡنَ -- mereka berkata: “Mereka telah lenyap dari kami.” Dan mereka
memberi
kesaksian terhadap diri me-reka sendiri bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang kafir. (Al-A’rāf [7]:35-38).
Kata-kata
itu berarti bahwa mereka yang mendustakan dan menentang Utusan-utusan Allah
akan melihat dengan mata kepala sendiri penyempurnaan kabar-kabar gaib yang meramalkan kekalahan dan kegagalan
mereka. Mereka akan merasakan hukuman
yang dijanjikan kepada mereka karena menentang
utusan-utusan Allah,
firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ -- Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
Perlu diketahui, bahwa penderitaan
pada waktu mengalami kematian yang
dialami para penentang Rasul Allah
waktu sakratul maut tidak sama dengan
kematian biasa, firman-Nya:
وَ مَنۡ
اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ
کَذِبًا اَوۡ قَالَ اُوۡحِیَ
اِلَیَّ وَ لَمۡ یُوۡحَ
اِلَیۡہِ شَیۡءٌ وَّ مَنۡ قَالَ
سَاُنۡزِلُ مِثۡلَ مَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰہُ
ؕ وَ لَوۡ تَرٰۤی اِذِ الظّٰلِمُوۡنَ فِیۡ
غَمَرٰتِ الۡمَوۡتِ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ بَاسِطُوۡۤا اَیۡدِیۡہِمۡ ۚ اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُمۡ ؕ
اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی
اللّٰہِ غَیۡرَ الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ ﴿﴾ وَ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا فُرَادٰی کَمَا
خَلَقۡنٰکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ تَرَکۡتُمۡ مَّا خَوَّلۡنٰکُمۡ وَرَآءَ
ظُہُوۡرِکُمۡ ۚ وَ مَا نَرٰی مَعَکُمۡ شُفَعَآءَکُمُ الَّذِیۡنَ زَعَمۡتُمۡ اَنَّہُمۡ فِیۡکُمۡ شُرَکٰٓؤُا ؕ لَقَدۡ تَّقَطَّعَ بَیۡنَکُمۡ وَ ضَلَّ عَنۡکُمۡ مَّا کُنۡتُمۡ تَزۡعُمُوۡنَ﴿٪﴾
Dan
siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah
atau yang berkata: “Telah diwahyukan
kepadaku” padahal tidak pernah ada
sesuatu diwahyukan kepadanya, dan juga
barangsiapa yang berkata: “Segera
aku akan menurunkan seperti yang telah diturunkan Allah.” وَ لَوۡ تَرٰۤی اِذِ الظّٰلِمُوۡنَ فِیۡ غَمَرٰتِ الۡمَوۡتِ وَ
الۡمَلٰٓئِکَۃُ بَاسِطُوۡۤا اَیۡدِیۡہِمۡ -- dan seandainya engkau
melihat ketika orang-orang yang zalim itu
berada dalam penderitaan sakaratul-maut, dan malaikat-malaikat
merentangkan tangan mereka sambil berkata: اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُم -- “Keluarkanlah nyawa kamu! اَلۡیَوۡمَ
تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ غَیۡرَ
الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ -- Hari
ini kamu dibalas dengan azab yang
menghinakan disebabkan apa yang
senantiasa kamu katakan terhadap Allāh tidak benar dan karena kamu bersikap takabur terhadap
Tanda-tanda-Nya.” Dan sungguh kamu benar-benar datang kepada Kami
sendiri-sendiri, sebagaimana Kami
telah menciptakan kamu pertama kali dan kamu telah meninggalkan di belakang punggungmu apa yang Kami anugerahkan kepadamu, وَ مَا نَرٰی مَعَکُمۡ شُفَعَآءَکُمُ الَّذِیۡنَ زَعَمۡتُمۡ اَنَّہُمۡ فِیۡکُمۡ شُرَکٰٓؤُا -- dan Kami sekali-kali tidak melihat beserta kamu
pemberi-pemberi syafaatmu yang kamu anggap bahwa sesungguhnya dalam urusanmu mereka itu sekutu-sekutu Allah, لَقَدۡ تَّقَطَّعَ
بَیۡنَکُمۡ وَ ضَلَّ عَنۡکُمۡ مَّا کُنۡتُمۡ تَزۡعُمُوۡنَ -- sungguh benar-benar
telah putus hubung-an di antaramu dan telah lenyap dari kamu apa yang
kamu anggap tuhan itu. (Al-An’ām [6]:94-95).
Kematian yang Mengerikan & Kehinaan Para Penentang Rasul Allah
Makna ayat -- “Dan seandainya engkau melihat ketika
orang-orang yang zalim itu berada dalam
penderitaan sakaratul-maut, dan malaikat-malaikat
merentangkan tangan mereka sambil berkata: اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُم -- “Keluarkanlah nyawa kamu! اَلۡیَوۡمَ
تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ غَیۡرَ
الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ -- Hari
ini kamu dibalas dengan azab yang
menghinakan disebabkan apa yang
senantiasa kamu katakan terhadap Allah tidak benar dan karena kamu bersikap takabur terhadap
Tanda-tanda-Nya.”
Siksaan
tersebut tidak boleh disamakan dengan sakratulmaut (penderitaan menjelang
maut) yang dialami, di bawah hukum-alam biasa, baik oleh orang-orang bertakwa
maupun yang tidak-bertakwa, melainkan
adalah hukuman khas yang mencengkeram para pengingkar nabi-nabi, semenjak saat kematian mereka. Ancaman Allah Swt. yang mengerikan tersebut berlaku pula bagi semua orang yang mendakwakan sebagai Rasul Allah -- termasuk Nabi Besar Muhammad saw. QS.69:39-53) -- jika terbukti bahwa pendakwaan kerasulannya tersebut palsu (dusta).
Kata-kata وَ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا فُرَادٰی کَمَا
خَلَقۡنٰکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ وَّ تَرَکۡتُمۡ مَّا خَوَّلۡنٰکُمۡ وَرَآءَ
ظُہُوۡرِکُمۡ -- “Dan
sungguh kamu benar-benar datang kepada Kami
sendiri-sendiri, sebagaimana Kami
telah menciptakan kamu pertama kali dan kamu telah meninggalkan di belakang punggung kamu apa yang Kami anugerahkan kepadamu” itu
berarti “Kami beri kamu beberapa hal tertentu supaya dengan itu kamu dapat
kiranya memperbaiki keadaan ruhani kamu, tetapi kamu telah meninggalkannya di
belakangmu, yakni kamu tidak memanfaatkannya dan kini waktu untuk
meman-faatkannya telah berlalu.”
Jadi, kembali kepada firman-Nya mengenai kehinaan
yang akan dialami para penentang rasul
Allah di dunia ini juga dan di
akhirat nanti:
اِنَّ الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ
اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی
الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾ کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. کَتَبَ اللّٰہُ لَاَغۡلِبَنَّ
اَنَا وَ رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ
اللّٰہَ قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ -- Allah
telah menetapkan: “Aku dan
rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa. (Al-Mujādilah [58]:21-22).
Ada tersurat nyata
pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran para rasul Allah senantiasa menang terhadap kepalsuan yang didukung oleh para penentang mereka di setiap zaman
-- termasuk di Akhir Zaman ini -- firman-Nya:
وَ لَا
تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ غَافِلًا عَمَّا یَعۡمَلُ الظّٰلِمُوۡنَ ۬ؕ اِنَّمَا
یُؤَخِّرُہُمۡ لِیَوۡمٍ تَشۡخَصُ فِیۡہِ الۡاَبۡصَارُ ﴿ۙ﴾ مُہۡطِعِیۡنَ
مُقۡنِعِیۡ رُءُوۡسِہِمۡ لَا یَرۡتَدُّ اِلَیۡہِمۡ طَرۡفُہُمۡ ۚ وَ اَفۡـِٕدَتُہُمۡ ہَوَآءٌ ﴿ؕ﴾
Dan janganlah engkau
menyangka Allah lengah ter-hadap apa yang dikerjakan oleh orang-orang zalim
itu, sesungguhnya Dia memberi mereka tangguh hingga hari ketika
mata mereka akan terbelalak.. Mereka terburu-buru lari ketakutan dengan menengadahkan kepalanya, pandangan
mereka tidak berpaling dan hati
mereka kosong. (Ibrahim
[14]: 43-44).
Ayat
ini dan yang mendahuluinya memberikan gambaran yang jelas mengenai kebingungan dan kegemparan orang-orang Mekkah, ketika mereka dengan tiba-tiba
mendapati Nabi Besar Muhammad saw. ada di pintu gerbang Mekkah disertai oleh pasukan yang terdiri dari 10.000
prajurit, tanpa adanya alamat
atau tanda sedikit pun mengenai
kedatangan beliau saw. sebelumnya, seakan-akan
beliau saw. datang dengan tiba-tiba,
seperti terjadinya Hari Kiamat.
Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kebenaran ajal (batas waktu) setiap umat
ketika datang kepada mereka yang tidak
dapat ditangguhkan atau pun dipercepat kedatangannya QS.7:35, firman-Nya:
وَ اَنۡذِرِ
النَّاسَ یَوۡمَ یَاۡتِیۡہِمُ الۡعَذَابُ فَیَقُوۡلُ الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا
رَبَّنَاۤ اَخِّرۡنَاۤ اِلٰۤی
اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ نُّجِبۡ دَعۡوَتَکَ وَ نَتَّبِعِ الرُّسُلَ ؕ اَوَ
لَمۡ تَکُوۡنُوۡۤا اَقۡسَمۡتُمۡ
مِّنۡ قَبۡلُ مَا
لَکُمۡ مِّنۡ زَوَالٍ ﴿ۙ﴾ وَّ سَکَنۡتُمۡ فِیۡ مَسٰکِنِ الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡۤا
اَنۡفُسَہُمۡ وَ تَبَیَّنَ لَکُمۡ کَیۡفَ
فَعَلۡنَا بِہِمۡ وَ ضَرَبۡنَا لَکُمُ
الۡاَمۡثَالَ ﴿﴾ وَ قَدۡ مَکَرُوۡا
مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ
مِنۡہُ الۡجِبَالُ ﴿﴾ فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
عَزِیۡزٌ ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan peringatkanlah manusia mengenai hari, ketika azab itu akan datang kepada mereka maka orang-orang
yang zalim akan berkata: “Ya Rabb (Tuhan) kami, berilah kami tangguh hingga masa
yang dekat, kami akan menyambut
seruan Engkau dan akan mengikuti
para rasul.” Dia berfirman: “Bukankah
kamu dahulu telah bersumpah bahwa kamu
sekali-kali tidak akan jatuh?
Dan kamu menetap di tempat
tinggal orang-orang yang telah menzalimi
diri sendiri, dan telah
menjadi nyata bagi kamu bagaimana Kami
berlaku terhadap mereka, dan Kami
telah mengemukakan kepada kamu
perumpamaan-perumpamaan.” وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ -- dan sungguh mereka
telah melakukan makar mereka, tetapi ma-kar
mereka ada di sisi Allah, وَ اِنۡ
کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ
الۡجِبَالُ -- dan jika
sekali pun makar mereka dapat
me-mindahkan gunung-gunung. فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ رُسُلَہٗ -- Maka janganlah
engkau sama sekali menyangka bahwa Allah
akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-ra-sul-Nya, اِنَّ اللّٰہَ عَزِیۡزٌ
ذُو انۡتِقَامٍ -- sesungguhnya Allah
Maha Perkasa, Yang memiliki
pembalasan. (Ibrahim [14]: 45-47).
Penciptaan “Bumi Baru” dan “Langit Baru”
& Kejayaan Islam Kedua Kali
Allah
Swt. sungguh-sungguh
mengetahui makar buruk mereka, dan Dia akan menggagalkan semua makar buruk yang mereka lakukan terhadap
para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini. Selanjutnya Allah Swt.
berfirman mengenai keunggulan
perjuangan suci Rasul Allah pada
akhirnya berupa terciptanya tatanan “bumi
baru” dan “langit baru”:
یَوۡمَ
تُبَدَّلُ الۡاَرۡضُ غَیۡرَ الۡاَرۡضِ وَ السَّمٰوٰتُ وَ بَرَزُوۡا
لِلّٰہِ الۡوَاحِدِالۡقَہَّارِ ﴿﴾ وَ تَـرَی
الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ مُّقَرَّنِیۡنَ فِی
الۡاَصۡفَادِ ﴿ۚ﴾ سَرَابِیۡلُہُمۡ مِّنۡ قَطِرَانٍ وَّ تَغۡشٰی
وُجُوۡہَہُمُ النَّارُ﴿ۙ﴾ لِیَجۡزِیَ
اللّٰہُ کُلَّ نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ
سَرِیۡعُ الۡحِسَابِ ﴿﴾ ہٰذَا بَلٰغٌ
لِّلنَّاسِ وَ لِیُنۡذَرُوۡا بِہٖ وَ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا ہُوَ اِلٰہٌ
وَّاحِدٌ وَّ لِیَذَّکَّرَ
اُولُوا الۡاَلۡبَابِ ﴿٪﴾
Pada hari ketika bumi ini akan digantikan dengan bumi yang lain, dan begitu pula
seluruh langit, dan mereka
akan tampil menghadap Allāh, Yang Maha Esa, Maha Perkasa. Dan engkau
akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat dengan rantai. Baju
mereka dari pelangkin (ter), dan wajah
mereka akan tertutup api. Supaya Allah membalas setiap jiwa apa
yang telah diusahakannya, sesungguhnya penghisaban
Allah sangat cepat. Al-Quran ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya dengannya mereka mendapat peringatan, dan supaya mereka mengetahui bahwa
sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa,
dan supaya orang-orang yang berakal
memberikan perhatian. (Ibrahim [14]: 49-453).
Dengan jatuhnya
Mekkah dan tegaknya Islam di Arabia sebagai satu kekuatan dahsyat, maka seolah-olah terwujudlah satu alam semesta baru dengan langit dan bumi baru. Tertib
(orde) lama telah dilenyapkan dan
diganti oleh tertib (tatanan) baru,
yang sama sekali berbeda dari yang lama.
Demikian pula peristiwa tersebut akan berulang di Akhir Zaman ini melalui
pengutusan Rasul Akhir Zaman, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia meme-nangkannya atas semua agama,
walau pun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini
kena untuk Al-Masih yang dijanjikan di Akhir
Zaman ini, sebab di zaman ini semua
agama muncul dan keunggulan Islam
di atas semua agama akan menjadi kepastian, tanpa dengan paksaan mau pun kekerasan
fisik atau pun pembantaian masal, sebagaimana yang sata ini marak
terjadi, bahkan di kalangan sesama umat
Islam.
(Bersambung)
Rujukan: The
Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran
Anyar, 6
November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar