Jumat, 21 November 2014

Kematian Mengerikan Orang-orang yang Mengada-ada Dusta Atas Nama Allah Swt. & Penciptaan "Langit Baru" dan "Bumi Baru" di Akhir Zaman"



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   361

Kematian Mengerikan  Orang-orang yang Mengada-adakan Dusta Atas Nama Allah Swt. & Penciptaan  “Langit Baru” dan “Bumi baru” di Akhir Zaman

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir bagian   Bab sebelumnya  telah dijelaskan   mengenai salah satu bentuk   Kitab catatan amal manusia,  firman-Nya:
وَ یَوۡمَ یُحۡشَرُ اَعۡدَآءُ  اللّٰہِ  اِلَی النَّارِ فَہُمۡ  یُوۡزَعُوۡنَ ﴿﴾  حَتّٰۤی  اِذَا مَا جَآءُوۡہَا شَہِدَ عَلَیۡہِمۡ سَمۡعُہُمۡ وَ اَبۡصَارُہُمۡ وَ جُلُوۡدُہُمۡ بِمَا کَانُوۡا یَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾  وَ قَالُوۡا لِجُلُوۡدِہِمۡ  لِمَ شَہِدۡتُّمۡ  عَلَیۡنَا ؕ قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا اللّٰہُ  الَّذِیۡۤ  اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ خَلَقَکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ﴿﴾  وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ  اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ  اَنَّ اللّٰہَ  لَا یَعۡلَمُ  کَثِیۡرًا  مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ ﴿﴾  وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ ﴿﴾  فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ  اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ ﴿﴾  وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ  اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ عَلَیۡہِمُ  الۡقَوۡلُ فِیۡۤ  اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  مِّنَ  الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ ۚ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan ingatlah hari ketika  musuh-musuh Allah dihimpun kepada Api, lalu mereka akan dibagi dalam kelompok-kelompok.  Hingga apabila mereka sampai kepadanya  telinga mereka,  mata mereka, dan kulit mereka  menjadi saksi atas mereka mengenai apa yang selalu mereka kerjakan. Dan mereka berkata kepada kulit mereka: ”Mengapa kamu   memberi kesaksian terhadap kami?” قَالُوۡۤا اَنۡطَقَنَا اللّٰہُ  الَّذِیۡۤ  اَنۡطَقَ کُلَّ شَیۡءٍ وَّ ہُوَ خَلَقَکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ اِلَیۡہِ تُرۡجَعُوۡنَ  -- Kulit mereka akan menjawab: ”Allah-lah Yang telah membuat kami berbicara seperti Dia telah membuat berbicara segala sesuatu, dan Dia-lah Yang pertama kali telah menciptakan kamu dan kepada Dia-lah kamu dikembalikan.  وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ  اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ  اَنَّ اللّٰہَ  لَا یَعۡلَمُ  کَثِیۡرًا  مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ  -- Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi  bahwa telingamu, dan tidak pula  matamu, dan tidak pula kulitmu, tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ --  ”Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Rabb (Tuhan) kamu yang telah membinasakanmu maka jadilah kamu termasuk  orang-orang yang rugi.”  فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ  اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ  -- Lalu jika mereka bersabar  maka Api tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan  maka sekali-kali mereka tidak termasuk orang-orang yang diterima alasan-alasannya. وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ  اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ عَلَیۡہِمُ  الۡقَوۡلُ فِیۡۤ  اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  مِّنَ  الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ --  Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah  bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan  umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia, اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ  --   se-sungguhnya mereka itu orang-orang yang  rugi. (Al-Fushshilat [41]:20-26).

Peran Besar Kulit Sebagai “Indera

  Jadi, mata dan telinga orang-orang berdosa akan menjadi saksi terhadap orang-orang ingkar dengan tiga jalan:
1.     Akibat-akibat buruk perbuatan mereka   di akhirat akan mengambil bentuk fisik.
2.  Anggota-anggota tubuh mereka sendiri rusak akibat penyalahgunaan, keadaan demikian di akhirat menjadi saksi terhadap mereka,  misalnya mereka akan dibangkitkan dalam keadaan  buta, tuli dan bisu serta lumpuh.
3.     Segala gerak-gerik anggota-anggota tubuh  mereka yang diabadikan akan diperlihatkan pada Hari Kiamat.
   Kulit memainkan peranan paling penting dalam perbuatan-perbuatan manusia. Kulit bukan saja mencakup indera peraba, melainkan juga semua indera lainnya. Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa ”kulit” meluas ke segala anggota atau bagian tubuh lainnya.
    Itulah sebabnya dalam Surah lain Allah Swt. menjelaskan bahwa salah satu bentuk siksaan dalam neraka jahannam  yang dialami penghuninya adalah berulang-kali menganti kulit yang telah hangus dengan kulit  yang baru, firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِاٰیٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِیۡہِمۡ نَارًا ؕ کُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُوۡدُہُمۡ بَدَّلۡنٰہُمۡ جُلُوۡدًا غَیۡرَہَا لِیَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ ؕ اِنَّ اللّٰہَ کَانَ عَزِیۡزًا حَکِیۡمًا ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang kafir  kepada Ayat-ayat Kami, segera Kami masukkan mereka ke dalam Api, dan setiap kali kulit mereka hangus Kami  ganti  dengan kulit lainnya, supaya mereka merasakan azab itu. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.
       Ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa kulit jauh lebih peka terhadap rasa sakit daripada daging,  karena dalam kulit terdapat banyak saraf. Al-Quran menge-mukakan kebenaran agung ini kira-kira 1400 tahun yang lalu dengan mengatakan bahwa kulit  — dan bukan daging  — yang dipunyai penghuni neraka akan dibuat baru sesudah terbakar hangus.
  Ayat-ayat selanjutnya menjelaskan bahwa sesungguhnya segala dosa merupakan akibat kekurangan iman yang hidup kepada Allah Swt., firman-Nya: وَ مَا کُنۡتُمۡ تَسۡتَتِرُوۡنَ اَنۡ یَّشۡہَدَ عَلَیۡکُمۡ سَمۡعُکُمۡ وَ لَاۤ  اَبۡصَارُکُمۡ وَ لَا جُلُوۡدُکُمۡ وَ لٰکِنۡ ظَنَنۡتُمۡ  اَنَّ اللّٰہَ  لَا یَعۡلَمُ  کَثِیۡرًا  مِّمَّا تَعۡمَلُوۡنَ  -- “Dan kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi  bahwa telingamu, dan tidak pula  matamu, dan tidak pula kulitmu, tetapi kamu menyangka bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. وَ ذٰلِکُمۡ ظَنُّکُمُ الَّذِیۡ ظَنَنۡتُمۡ بِرَبِّکُمۡ اَرۡدٰىکُمۡ فَاَصۡبَحۡتُمۡ مِّنَ الۡخٰسِرِیۡنَ --  ”Dan itulah sangkaanmu yang kamu sangkakan kepada Rabb (Tuhan) kamu yang telah membinasakanmu  maka jadilah kamu termasuk  orang-orang yang rugi.”   (Al-Fushshilat [41]:23-24).

Kesinambungan Pengutusan Rasul Allah di Kalangan Bani Adam

   Keburukan orang-orang kafir itu begitu busuk dan menjijikan sehingga mereka tidak akan dianugerahi atau dikembalikan ke dalam haribaan karunia Ilahi; atau artinya ialah  orang-orang ingkar malahan tidak akan diizinkan mendekati 'atabah (ambang pintu)  'Arasy Ilahi untuk memohon kasih-Nya, firman-Nya: فَاِنۡ یَّصۡبِرُوۡا فَالنَّارُ مَثۡوًی لَّہُمۡ ۚ وَ  اِنۡ یَّسۡتَعۡتِبُوۡا فَمَا ہُمۡ مِّنَ الۡمُعۡتَبِیۡنَ  -- Lalu jika mereka bersabar  maka Api tempat-tinggal bagi mereka, dan jika mereka mengemukakan alasan  maka sekali-kali mereka tidak termasuk orang-orang yang diterima alasan-alasannya.” (Al-Fushshilat [41]:23-25).
  Kawan-kawan buruk orang-orang kafir mengagumi dan memuji perbuatan-perbuatan buruk mereka, dengan demikian membuat perbuatan-perbuatan itu bagi mereka nampak terpuji (QS.6:43-46; QS.8:49; QS.16:64; QS.22:53-54; QS.27:25-27). Sekutu-sekutu yang buruk itu kelak akan memperoleh porsi hukuman, bersama orang-orang yang terpedaya dan tertipu oleh mereka, firman-Nya:  وَ قَیَّضۡنَا لَہُمۡ قُرَنَآءَ فَزَیَّنُوۡا لَہُمۡ مَّا بَیۡنَ  اَیۡدِیۡہِمۡ وَ مَا خَلۡفَہُمۡ وَ حَقَّ عَلَیۡہِمُ  الۡقَوۡلُ فِیۡۤ  اُمَمٍ قَدۡ خَلَتۡ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  مِّنَ  الۡجِنِّ وَ الۡاِنۡسِ --  Dan Kami menetapkan bagi mereka teman-teman yang menampakkan indah  bagi mereka apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan genaplah atas mereka firman Allah di kalangan  umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia, اِنَّہُمۡ کَانُوۡا خٰسِرِیۡنَ  --   sesungguhnya mereka itu orang-orang yang  rugi. (Al-Fushshilat [41]:26).
  Kata-kata  apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka,” dapat berarti perbuatan-perbuatan yang dilakukan mereka meniru perbuatan-perbuatan buruk bapak-bapak (nenek-moyang) mereka, ditampakkan indah kepada mereka, sehingga di akhirat mereka akan bertengkar saling menyalahkan dan saling mengutuk, firman-Nya:
وَ لِکُلِّ اُمَّۃٍ  اَجَلٌ ۚ فَاِذَا  جَآءَ  اَجَلُہُمۡ  لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً  وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ ﴿﴾
Dan bagi  tiap-tiap umat ada batas waktu, maka apabila telah datang batas waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya.  (Al-A’rāf [7]:35).
  Bila batas waktu (ajal) yang ditetapkan untuk menghukum suatu kaum tiba, waktu itu tidak dapat dihindarkan, diulur-ulur, atau ditunda-tunda. Itulah makna ayat فَاِذَا  جَآءَ  اَجَلُہُمۡ  لَا یَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَۃً  وَّ لَا یَسۡتَقۡدِمُوۡنَ  -- “maka apabila telah datang batas waktunya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula dapat memajukannya. 
  Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kesinambungan pengutusan para Rasul Allah dari kalangan Bani Adam (anak-cucu Adam):
  یٰبَنِیۡۤ  اٰدَمَ  اِمَّا یَاۡتِیَنَّکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَقُصُّوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِیۡ ۙ فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ ﴿﴾ وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ  اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ ﴿﴾   
Wahai Bani Adam,  jika datang kepada kamu  rasul-rasul dari antara kamu yang membacakan   Ayat-ayat-Ku kepada kamu,  فَمَنِ اتَّقٰی وَ اَصۡلَحَ فَلَا خَوۡفٌ عَلَیۡہِمۡ وَ لَا ہُمۡ یَحۡزَنُوۡنَ -- maka barangsiapa bertakwa dan memperbaiki diri, maka tidak akan ada ketakutan menimpa mereka dan tidak pula mereka akan bersedih hati.  وَ الَّذِیۡنَ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَاۤ  اُولٰٓئِکَ اَصۡحٰبُ النَّارِ ۚ ہُمۡ فِیۡہَا خٰلِدُوۡنَ   -- Dan  orang-orang yang men-dustakan Ayat-ayat Kami dan dengan takabur berpaling  darinya, mereka itu penghuni Api, mereka kekal di dalamnya. (Al-A’rāf [7]:36-37).
    Seruan Allah Swt. “hai Bani Adam,”   patut mendapat perhatian istimewa. Seperti pada beberapa ayat sebelumnya mengenai kesinambungan diturunkan-Nya “pakaian” dan “godaan syaitan” serta pentingnya mengenakan “perhiasan” dalam shalat (QS.7:27-28 & 32),  seruan dengan kata-kata Hai anak-cucu Adam, ditujukan kepada umat di zaman Nabi Besar Muhammad saw. dan kepada generasi-generasi yang akan lahir setelah beliau saw.,    bukan kepada umat-umat yang hidup di masa jauh silam dan yang datang tak lama sesudah masa  Nabi  Adam a.s. . sampai dengan masa  Bani Israil, sebagaimana  umumnya keliru difahami.
  Kenapa demikian? Sebab tujuan diwahyukan-Nya Al-Quran kepada Nabi Besar Muhammad saw. sebagai Kitab suci terakhir dan tersempurna (QS.5:4) adalah sebagai petunjuk bagi seluruh  umat manusia  atau Bani Adam , baik yang hidup di masa Nabi Besar Muhammad saw.  mau pun generasi-generasi manusia setelah beliau saw. sampai dengan Hari Kiamat nanti, bukan sebagai  petunjuk untuk kaum-kaum purbakala.

Dua Macam Perbuatan yang Sangat Zalim      

Dalam ayat selanjutnya Allah Swt. mengemukakan dua perbuatan buruk yang merupakan perbuatan sangat zalim, yakni:
 (1) mengaku-aku sebagai Rasul Allah atau mendapat wahyu Ilahi dari Allah Swt. padahal tidak (QS.69:39-53),  
 (2) mereka yang mendustakan dan menentang secara zalim para  rasul Allah yang diutus kepada mereka   -- yang merupakan Tanda-tanda Allah yang paling besar --   sebagaimana dikemukakan dalam ayat sebelumnya (QS.35-37), firman-Nya: 
فَمَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ  کَذِبًا اَوۡ کَذَّبَ بِاٰیٰتِہٖ ؕ اُولٰٓئِکَ یَنَالُہُمۡ نَصِیۡبُہُمۡ مِّنَ الۡکِتٰبِ ؕ حَتّٰۤی  اِذَا جَآءَتۡہُمۡ  رُسُلُنَا یَتَوَفَّوۡنَہُمۡ ۙ قَالُوۡۤا اَیۡنَ مَا  کُنۡتُمۡ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ ؕ قَالُوۡا ضَلُّوۡا عَنَّا وَ شَہِدُوۡا عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ  اَنَّہُمۡ  کَانُوۡا کٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Maka   siapakah yang lebih zalim daripada  orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap  Allah atau mendustakan Ayat-ayat-Nya? Mereka  akan memperoleh bagian mereka sebagaimana telah ditetapkan,   حَتّٰۤی  اِذَا جَآءَتۡہُمۡ  رُسُلُنَا یَتَوَفَّوۡنَہُمۡ  -- hingga apabila datang kepada mereka utusan-utusan Kami untuk mencabut nyawanya seraya berkata:  قَالُوۡۤا اَیۡنَ مَا  کُنۡتُمۡ تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰہِ  --  ”Di manakah apa yang biasa kamu seru selain Allah?”  قَالُوۡا ضَلُّوۡا عَنَّا وَ شَہِدُوۡا عَلٰۤی اَنۡفُسِہِمۡ  اَنَّہُمۡ  کَانُوۡا کٰفِرِیۡنَ  -- mereka berkata: “Mereka telah lenyap dari kami.” Dan mereka   memberi kesaksian terhadap diri me-reka sendiri bahwa sesungguhnya  mereka adalah  orang-orang kafir. (Al-A’rāf [7]:35-38).
  Kata-kata  itu berarti bahwa mereka yang mendustakan dan menentang Utusan-utusan Allah akan melihat dengan mata kepala sendiri penyempurnaan kabar-kabar gaib yang meramalkan kekalahan dan kegagalan mereka. Mereka akan merasakan hukuman yang dijanjikan kepada mereka karena menentang utusan-utusan Allah, firman-Nya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ  --  Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.  (Al-Mujādilah [58]:21-22).
      Perlu diketahui,  bahwa penderitaan pada waktu mengalami kematian yang dialami para penentang Rasul Allah waktu sakratul maut tidak sama dengan kematian biasa, firman-Nya:
وَ مَنۡ اَظۡلَمُ مِمَّنِ افۡتَرٰی عَلَی اللّٰہِ  کَذِبًا اَوۡ قَالَ اُوۡحِیَ  اِلَیَّ  وَ لَمۡ  یُوۡحَ  اِلَیۡہِ شَیۡءٌ وَّ  مَنۡ قَالَ سَاُنۡزِلُ مِثۡلَ مَاۤ  اَنۡزَلَ اللّٰہُ ؕ وَ لَوۡ تَرٰۤی  اِذِ الظّٰلِمُوۡنَ فِیۡ غَمَرٰتِ الۡمَوۡتِ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ بَاسِطُوۡۤا  اَیۡدِیۡہِمۡ ۚ اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُمۡ ؕ اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ غَیۡرَ الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ  ﴿﴾  وَ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا فُرَادٰی کَمَا خَلَقۡنٰکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ تَرَکۡتُمۡ مَّا خَوَّلۡنٰکُمۡ  وَرَآءَ  ظُہُوۡرِکُمۡ ۚ وَ مَا نَرٰی مَعَکُمۡ شُفَعَآءَکُمُ  الَّذِیۡنَ زَعَمۡتُمۡ  اَنَّہُمۡ فِیۡکُمۡ شُرَکٰٓؤُا ؕ  لَقَدۡ تَّقَطَّعَ بَیۡنَکُمۡ  وَ ضَلَّ عَنۡکُمۡ  مَّا کُنۡتُمۡ تَزۡعُمُوۡنَ﴿٪﴾
Dan  siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau yang berkata: “Telah diwahyukan kepadaku” padahal tidak pernah ada sesuatu diwahyukan kepadanya,  dan juga barangsiapa yang berkata: “Segera aku akan menurunkan seperti yang telah diturunkan Allah.”  وَ لَوۡ تَرٰۤی  اِذِ الظّٰلِمُوۡنَ فِیۡ غَمَرٰتِ الۡمَوۡتِ وَ الۡمَلٰٓئِکَۃُ بَاسِطُوۡۤا  اَیۡدِیۡہِمۡ -- dan seandainya engkau melihat ketika orang-orang yang zalim itu  berada dalam penderitaan sakaratul-maut,  dan malaikat-malaikat merentangkan tangan mereka sambil berkata:  اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُم  -- “Keluarkanlah nyawa kamu!   اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ غَیۡرَ الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ --   Hari ini kamu  dibalas dengan azab yang menghinakan disebabkan apa yang senantiasa kamu katakan terhadap Allāh tidak benar dan karena kamu bersikap takabur terhadap Tanda-tanda-Nya.” Dan  sungguh    kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri, sebagaimana Kami telah menciptakan kamu pertama kali dan kamu telah meninggalkan di belakang punggungmu  apa yang Kami anugerahkan kepadamu,  وَ مَا نَرٰی مَعَکُمۡ شُفَعَآءَکُمُ  الَّذِیۡنَ زَعَمۡتُمۡ  اَنَّہُمۡ فِیۡکُمۡ شُرَکٰٓؤُا  -- dan Kami sekali-kali tidak melihat beserta kamu pemberi-pemberi syafaatmu yang kamu anggap bahwa sesungguhnya dalam urusanmu mereka itu sekutu-sekutu Allah,  لَقَدۡ تَّقَطَّعَ بَیۡنَکُمۡ  وَ ضَلَّ عَنۡکُمۡ  مَّا کُنۡتُمۡ تَزۡعُمُوۡنَ  -- sungguh benar-benar  telah putus hubung-an di antaramu dan telah lenyap dari kamu  apa yang kamu anggap tuhan itu. (Al-An’ām [6]:94-95).

Kematian yang Mengerikan &  Kehinaan Para Penentang Rasul Allah

  Makna ayat  -- “Dan seandainya engkau melihat ketika orang-orang yang zalim itu  berada dalam penderitaan sakaratul-maut,  dan malaikat-malaikat merentangkan tangan mereka sambil berkata:  اَخۡرِجُوۡۤا اَنۡفُسَکُم  -- “Keluarkanlah nyawa kamu!   اَلۡیَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ الۡہُوۡنِ بِمَا کُنۡتُمۡ تَقُوۡلُوۡنَ عَلَی اللّٰہِ غَیۡرَ الۡحَقِّ وَ کُنۡتُمۡ عَنۡ اٰیٰتِہٖ تَسۡتَکۡبِرُوۡنَ --  Hari ini kamu  dibalas dengan azab yang menghinakan disebabkan apa yang senantiasa kamu katakan terhadap Allah tidak benar dan karena kamu bersikap takabur terhadap Tanda-tanda-Nya.”
  Siksaan tersebut  tidak boleh disamakan dengan sakratulmaut (penderitaan menjelang maut) yang dialami, di bawah hukum-alam biasa, baik oleh orang-orang bertakwa  maupun yang tidak-bertakwa, melainkan adalah hukuman khas yang mencengkeram para pengingkar nabi-nabi, semenjak saat kematian mereka. Ancaman Allah Swt. yang mengerikan tersebut berlaku pula bagi  semua orang yang mendakwakan sebagai Rasul Allah  -- termasuk Nabi Besar Muhammad saw. QS.69:39-53)  --  jika terbukti bahwa pendakwaan kerasulannya tersebut palsu (dusta).
  Kata-kata وَ لَقَدۡ جِئۡتُمُوۡنَا فُرَادٰی کَمَا خَلَقۡنٰکُمۡ  اَوَّلَ مَرَّۃٍ  وَّ تَرَکۡتُمۡ مَّا خَوَّلۡنٰکُمۡ  وَرَآءَ  ظُہُوۡرِکُمۡ  -- “Dan  sungguh    kamu benar-benar datang kepada Kami sendiri-sendiri, sebagaimana Kami telah menciptakan kamu pertama kali dan kamu telah meninggalkan di belakang punggung kamu  apa yang Kami anugerahkan kepadamu” itu berarti  Kami beri kamu beberapa hal tertentu supaya dengan itu kamu dapat kiranya memperbaiki keadaan ruhani kamu, tetapi kamu telah meninggalkannya di belakangmu, yakni kamu tidak memanfaatkannya dan kini waktu untuk meman-faatkannya telah berlalu.”
   Jadi, kembali kepada firman-Nya  mengenai kehinaan yang akan dialami para penentang rasul Allah di dunia ini juga  dan di akhirat nanti: 
اِنَّ  الَّذِیۡنَ یُحَآدُّوۡنَ اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗۤ اُولٰٓئِکَ فِی  الۡاَذَلِّیۡنَ ﴿﴾  کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya mereka itu termasuk orang-orang yang sangat hina. کَتَبَ اللّٰہُ  لَاَغۡلِبَنَّ  اَنَا وَ  رُسُلِیۡ ؕ اِنَّ اللّٰہَ  قَوِیٌّ عَزِیۡزٌ  --  Allah telah menetapkan: “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti akan menang.” Sesungguhnya Allah Maha Kuat, Maha Perkasa.  (Al-Mujādilah [58]:21-22).
   Ada tersurat nyata pada lembaran-lembaran sejarah bahwa kebenaran para rasul Allah  senantiasa menang terhadap kepalsuan yang didukung oleh para penentang mereka di setiap zaman   -- termasuk  di Akhir Zaman ini  -- firman-Nya:
وَ لَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ غَافِلًا عَمَّا یَعۡمَلُ الظّٰلِمُوۡنَ ۬ؕ اِنَّمَا یُؤَخِّرُہُمۡ لِیَوۡمٍ تَشۡخَصُ  فِیۡہِ  الۡاَبۡصَارُ ﴿ۙ﴾ مُہۡطِعِیۡنَ مُقۡنِعِیۡ رُءُوۡسِہِمۡ لَا یَرۡتَدُّ اِلَیۡہِمۡ  طَرۡفُہُمۡ ۚ وَ اَفۡـِٕدَتُہُمۡ  ہَوَآءٌ ﴿ؕ﴾ 
Dan janganlah   engkau menyangka Allah lengah ter-hadap apa yang dikerjakan oleh orang-orang zalim itu, sesungguhnya Dia  memberi mereka tangguh hingga hari ketika  mata mereka akan terbelalak..   Mereka terburu-buru lari ketakutan dengan menengadahkan kepalanya, pandangan  mereka tidak berpaling dan hati mereka kosong.  (Ibrahim [14]: 43-44).
       Ayat ini dan yang mendahuluinya memberikan gambaran yang jelas mengenai kebingungan dan kegemparan orang-orang Mekkah, ketika mereka dengan tiba-tiba mendapati  Nabi Besar Muhammad saw.  ada di pintu gerbang Mekkah disertai oleh pasukan yang terdiri dari  10.000 prajurit, tanpa adanya alamat atau tanda sedikit pun mengenai kedatangan beliau saw. sebelumnya, seakan-akan  beliau saw. datang dengan tiba-tiba, seperti terjadinya  Hari Kiamat.
      Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kebenaran ajal (batas waktu) setiap umat ketika datang kepada mereka  yang tidak dapat ditangguhkan atau pun dipercepat kedatangannya QS.7:35, firman-Nya:
وَ اَنۡذِرِ النَّاسَ یَوۡمَ  یَاۡتِیۡہِمُ  الۡعَذَابُ فَیَقُوۡلُ الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡا رَبَّنَاۤ  اَخِّرۡنَاۤ  اِلٰۤی  اَجَلٍ قَرِیۡبٍ ۙ نُّجِبۡ دَعۡوَتَکَ وَ نَتَّبِعِ الرُّسُلَ ؕ اَوَ لَمۡ  تَکُوۡنُوۡۤا اَقۡسَمۡتُمۡ مِّنۡ  قَبۡلُ  مَا  لَکُمۡ  مِّنۡ  زَوَالٍ ﴿ۙ﴾  وَّ سَکَنۡتُمۡ فِیۡ مَسٰکِنِ الَّذِیۡنَ ظَلَمُوۡۤا اَنۡفُسَہُمۡ وَ تَبَیَّنَ لَکُمۡ  کَیۡفَ فَعَلۡنَا بِہِمۡ  وَ ضَرَبۡنَا  لَکُمُ  الۡاَمۡثَالَ ﴿﴾  وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ ؕ وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ  الۡجِبَالُ ﴿﴾  فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ  رُسُلَہٗ ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  عَزِیۡزٌ  ذُو انۡتِقَامٍ ﴿ؕ﴾
Dan peringatkanlah manusia mengenai hari, ketika azab itu akan datang kepada mereka maka  orang-orang yang zalim akan berkata: “Ya  Rabb (Tuhan) kami, berilah kami tangguh hingga masa yang dekat, kami akan menyambut seruan Engkau dan akan mengikuti para rasul.” Dia berfirman:  Bukankah kamu dahulu telah bersumpah bahwa kamu  sekali-kali tidak akan jatuh?    Dan kamu menetap di tempat tinggal orang-orang yang telah menzalimi  diri sendiri, dan telah menjadi nyata bagi kamu  bagaimana Kami berlaku terhadap mereka, dan Kami telah mengemukakan  kepada kamu perumpamaan-perumpamaan. وَ قَدۡ مَکَرُوۡا مَکۡرَہُمۡ وَ عِنۡدَ اللّٰہِ مَکۡرُہُمۡ   --  dan  sungguh  mereka telah melakukan makar mereka, tetapi ma-kar mereka ada di sisi Allah, وَ اِنۡ کَانَ مَکۡرُہُمۡ لِتَزُوۡلَ مِنۡہُ  الۡجِبَالُ  --   dan  jika sekali pun  makar mereka dapat me-mindahkan gunung-gunung.  فَلَا تَحۡسَبَنَّ اللّٰہَ مُخۡلِفَ وَعۡدِہٖ  رُسُلَہٗ  --  Maka janganlah engkau sama sekali menyangka  bahwa  Allah akan menyalahi janji-Nya kepada rasul-ra-sul-Nya, اِنَّ  اللّٰہَ  عَزِیۡزٌ  ذُو انۡتِقَامٍ  -- sesungguhnya  Allah Maha Perkasa, Yang memiliki pembalasan. (Ibrahim [14]: 45-47).

Penciptaan “Bumi Baru” dan “Langit Baru” & Kejayaan Islam Kedua Kali

         Allah Swt.   sungguh-sungguh mengetahui  makar buruk mereka, dan Dia akan menggagalkan  semua makar buruk yang mereka lakukan terhadap para Rasul Allah, termasuk di Akhir Zaman ini.  Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai keunggulan perjuangan suci Rasul Allah pada akhirnya berupa terciptanya tatanan “bumi baru” dan “langit baru”: 
یَوۡمَ تُبَدَّلُ الۡاَرۡضُ غَیۡرَ الۡاَرۡضِ وَ السَّمٰوٰتُ وَ  بَرَزُوۡا  لِلّٰہِ  الۡوَاحِدِالۡقَہَّارِ ﴿﴾ وَ تَـرَی الۡمُجۡرِمِیۡنَ یَوۡمَئِذٍ مُّقَرَّنِیۡنَ فِی  الۡاَصۡفَادِ ﴿ۚ﴾ سَرَابِیۡلُہُمۡ مِّنۡ قَطِرَانٍ وَّ تَغۡشٰی وُجُوۡہَہُمُ  النَّارُ﴿ۙ﴾ لِیَجۡزِیَ اللّٰہُ  کُلَّ  نَفۡسٍ مَّا کَسَبَتۡ ؕ اِنَّ  اللّٰہَ  سَرِیۡعُ  الۡحِسَابِ ﴿﴾  ہٰذَا بَلٰغٌ  لِّلنَّاسِ وَ لِیُنۡذَرُوۡا بِہٖ وَ لِیَعۡلَمُوۡۤا اَنَّمَا ہُوَ  اِلٰہٌ  وَّاحِدٌ  وَّ لِیَذَّکَّرَ اُولُوا  الۡاَلۡبَابِ ﴿٪﴾
Pada hari ketika bumi ini akan digantikan dengan bumi yang lain, dan begitu pula seluruh langit,  dan mereka akan tampil menghadap Allāh, Yang Maha Esa, Maha Perkasa.   Dan  engkau akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat dengan rantai.  Baju mereka dari pelangkin (ter), dan wajah mereka akan tertutup api. Supaya Allah membalas setiap jiwa  apa yang telah diusahakannya, sesungguhnya penghisaban Allah sangat cepat. Al-Quran ini adalah penjelasan yang cukup bagi manusia, dan supaya dengannya mereka mendapat peringatan, dan supaya mereka mengetahui bahwa sesungguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Esa, dan supaya orang-orang yang berakal memberikan perhatian. (Ibrahim [14]: 49-453).
       Dengan jatuhnya Mekkah dan tegaknya Islam di Arabia sebagai satu kekuatan dahsyat, maka seolah-olah terwujudlah satu alam semesta baru dengan langit dan bumi baru. Tertib (orde) lama telah dilenyapkan dan diganti oleh tertib (tatanan)  baru, yang sama sekali berbeda dari yang lama.
    Demikian pula peristiwa tersebut akan  berulang di Akhir Zaman ini  melalui pengutusan Rasul Akhir Zaman,  firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia meme-nangkannya atas semua agama,  walau pun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).
   Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan  di Akhir Zaman ini, sebab di zaman  ini  semua agama muncul dan keunggulan Islam di atas semua agama akan menjadi kepastian, tanpa dengan paksaan mau pun kekerasan fisik atau pun pembantaian masal, sebagaimana yang sata ini marak terjadi, bahkan di kalangan sesama umat Islam.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                             ***
Pajajaran Anyar, 6 November    2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar