بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 372
Saling Hujat Pada “Hari Keputusan” Antara Para Pengikut dengan Pemimpin Kekafiran
Mereka
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam
akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai nubuatan kedatangan kembali para rasul Allah dan kaum-kaum purbakala di Akhir
Zaman ini, firman-Nya:
اِنَّمَا
تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾ فَاِذَا النُّجُوۡمُ طُمِسَتۡ ۙ﴿﴾
وَ اِذَا السَّمَآءُ فُرِجَتۡ ۙ﴿﴾ وَ اِذَا الۡجِبَالُ
نُسِفَتۡ ﴿ۙ﴾ وَ اِذَا
الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ﴿ؕ﴾ لِاَیِّ
یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾ وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾ اَلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾ ثُمَّ
نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ
بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya apa yang telah
dijanjikan kepada kamu niscaya akan
terjadi. Maka
apabila cahaya bintang-bintang
telah pudar, dan apabila langit terbelah, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, وَ اِذَا
الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ﴿ -- dan apabila rasul-rasul didatangkan pada
waktu yang ditentukan. لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ -- hingga hari
apakah ditangguhkan? لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ -- Hingga Hari
Keputusan. وَ
مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ
الۡفَصۡلِ -- Dan apa
yang engkau ketahui mengenai Hari
Keputusan itu? وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah
pada hari itu bagi orang-orang yang
mendustakan. اَلَمۡ نُہۡلِکِ
الۡاَوَّلِیۡنَ -- Tidakkah Kami
telah membinasakan kaum-kaum dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ -- Kemudian
Kami mengikutkan mereka
orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ
نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan
Kami terhadap orang-orang berdosa. وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:8-20).
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya bahwa makna ayat وَ
اِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ -- “dan apabila rasul-rasul didatangkan pada
waktu yang ditentukan,” yaitu ketika seorang pembaharu samawi yakni Rasul
Allah datang dengan kekuatan dan jiwa
para Rasul Allah, seolah-olah memakai jubah-jubah mereka, yakni kedatangan Rasul Akhir Zaman dari
kalangan umat Islam (QS.61:10), yang atas perintah
Allah Swt. mendakwakan diri sebagai kedatangan kedua kali para Rasul Allah
dari setiap agama dengan nama yang
berlainan.
Sunnatullah yang Berulang
Di Akhir Zaman ini orang yang mendakwakan sebagai Rasul Akhir Zaman atau Al-Masih Mau’ud a.s. yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama hanyalah Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah. Dan
sesuai dengan Sunnatullah
berkenaan dengan Rasul-rasul Allah
sebelumnya – termasuk Nabi Besar Muhammad
saw. -- maka beliau a.s. pun mendapat reaksi
penentangan yang sangat keras dan
zalim dari berbagai pihak,
seakan-akan “kaum-kaum purbakala” yang telah menentang para Rasul Allah
yang diutus kepada mereka telah bangkit
kembali, firman-Nya:
لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ
الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾ وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾ وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾ اَلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾ ثُمَّ
نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ
بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Hingga hari apakah
ditangguhkan? لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ -- hingga Hari Keputusan. وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ -- dan apa
yang engkau ketahui mengenai Hari
Keputusan itu? وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. اَلَمۡ نُہۡلِکِ
الۡاَوَّلِیۡنَ
-- Tidakkah Kami telah membinasakan
kaum-kaum dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ --
kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa. وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:13-20).
Dengan demikian
jelaslah, bahwa yang dimaksud dengan Rasul Allah dalam ayat berikut ini yang
akan mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman atas semua agama
pada hakikatnya merupakan kedatangan
kedua kali secara ruhani para Rasul Allah yang telah diutus
para umat beragama sebelumnya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaff
[61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran
sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.), sebab di zaman beliau -- yakni di Akhir Zaman ini -- semua agama muncul dan keunggulan Islam yang kedua
kali di atas semua agama akan menjadi
kepastian.
Agar
Tidak Menghujat Allah Swt. & “Hari Keputusan” di Dunia
Oleh karena itu jika dalam kenyataannya di Akhir Zaman ini telah merebak berbagai
bentuk azab Ilahi maka tidak ada alasan bagi umat manusia -- terutama umat-umat beragama yang sedang menunggu-nunggu kedatangan rasul Allah yang mereka percayai akan datang lagi --
untuk mengajukan gugatan atau menyalahkan
Allah Swt. (QS.17:16-18), sebagaimana dalam
firman-Nya berikut ini:
وَ قَالُوۡا
لَوۡ لَا یَاۡتِیۡنَا بِاٰیَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ ؕ اَوَ لَمۡ تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی ﴿﴾ وَ لَوۡ اَنَّـاۤ اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ قَبۡلِہٖ
لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ
اَرۡسَلۡتَ اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا فَنَتَّبِعَ
اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّذِلَّ وَ
نَخۡزٰی ﴿﴾ قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا ۚ
فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ اَصۡحٰبُ
الصِّرَاطِ السَّوِیِّ وَ مَنِ اہۡتَدٰی ﴿﴾٪
Dan
mereka berkata: "Mengapakah ia (Rasul)
tidak mendatangkan kepada kami suatu Tanda
dari Rabb-nya (Tuhan-nya)?" اَوَ لَمۡ تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی -- bukankah
telah datang kepada mereka bukti yang
jelas apa yang ada dalam
lembaran-lembaran terdahulu? وَ لَوۡ
اَنَّـاۤ اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ
قَبۡلِہٖ -- dan seandainya Kami mem-binasakan mereka dengan
azab sebelum ini لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ
اَرۡسَلۡتَ اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا
فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ
نَّذِلَّ وَ نَخۡزٰی -- niscaya mereka akan berkata: "Ya Rabb
(Tuhan) kami, mengapakah Engkau tidak mengirimkan kepada kami seorang
rasul supaya kami mengikuti
Ayat-ayat Engkau sebelum kami direndahkan
dan dihinakan?" قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا -- Katakanlah: "Setiap orang sedang menunggu
maka kamu pun tunggulah, فَسَتَعۡلَمُوۡنَ
مَنۡ اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ وَ مَنِ
اہۡتَدٰی -- lalu segera kamu akan
me-ngetahui siapakah yang ada pada jalan
yang lurus dan siapa yang mengikuti
petunjuk dan siapa yang tidak. (Thā Hā [20]:134-136).
Dengan demikian jelaslah bahwa kedatangan
Rasul Allah yang dijanjikan pada hakikatnya merupakan “Hari Keputusan” untuk
melakukan “penghakiman” di dunia ini
di kalangan umat manusia – terutama umat
beragama – yang tengah terlibat dalam berbagai bentuk perselisihan, sebagaimana firman-Nya sebelum ini:
لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ
الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾ وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾ وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾ اَلَمۡ نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾ ثُمَّ
نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ
بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Hingga hari apakah
ditangguhkan? لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ -- hingga Hari Keputusan. وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ -- dan apa
yang engkau ketahui mengenai Hari
Keputusan itu? وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. َلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ -- Tidakkah Kami telah membinasakan kaum-kaum
dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ --
kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa. وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:13-20).
Kembali kepada
pembahasan Surah Shad yang merupakan
topic pembahasan dalam Blog ini –
sehubungan dengan “Hari Keputusan”
tersebut Allah Swt. berrfirman:
ہٰذَا ذِکۡرٌ
ؕ وَ اِنَّ لِلۡمُتَّقِیۡنَ لَحُسۡنَ مَاٰبٍ ﴿ۙ﴾ جَنّٰتِ عَدۡنٍ
مُّفَتَّحَۃً لَّہُمُ الۡاَبۡوَابُ ﴿ۚ﴾ مُتَّکِـِٕیۡنَ فِیۡہَا یَدۡعُوۡنَ فِیۡہَا بِفَاکِہَۃٍ کَثِیۡرَۃٍ
وَّ شَرَابٍ ﴿﴾ وَ عِنۡدَہُمۡ
قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِ اَتۡرَابٌ ﴿﴾ ہٰذَا مَا تُوۡعَدُوۡنَ لِیَوۡمِ الۡحِسَابِ ﴿ؓ﴾ اِنَّ
ہٰذَا لَرِزۡقُنَا مَا لَہٗ
مِنۡ نَّفَادٍ ﴿ۚۖ﴾
Inilah suatu
peringatan, dan sesungguhnya bagi orang-orang bertakwa benar-benar sebaik-baik tempat kembali. Kebun-kebun
abadi yang pintu-pintunya selalu terbuka untuk mereka. Di dalamnya mereka duduk bersandar, mereka di dalamnya meminta berbagai buah-buahan yang banyak dan minuman. Dan di sisi mereka ada jodoh-jodoh dengan pandangan
mereka tunduk, yang sebaya umurnya.
ہٰذَا مَا تُوۡعَدُوۡنَ لِیَوۡمِ الۡحِسَابِ -- Inilah apa
yang telah dijanjikan kepada kamu untuk Hari
Perhitungan, اِنَّ ہٰذَا
لَرِزۡقُنَا مَا لَہٗ مِنۡ
نَّفَادٍ -- Sesungguhnya ini benar-benar rezeki Kami yang tidak ada habis-habisnya.
(Shād
[38]:50-55).
Hari Perhitungan, ketika seluruh kaum
layak menerima ganjaran atau azab Ilahi sesuai dengan amal perbuatan mereka. Hari
Perhitungan akan datang kepada setiap
orang, masyarakat, dan bangsa dalam kehidupan di dunia ini juga,
yakni as-Sā’ah (Kiamat), ketika ajal (jangka waktu) suatu kaum telah berakhir dan digantikan dengan “kaum terpilih” berikutnya (QS.7:35-37; QS.5:55-57; QS,62:3-5).
Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
ہٰذَا ؕ
وَ اِنَّ
لِلطّٰغِیۡنَ لَشَرَّ مَاٰبٍ ﴿ۙ﴾ جَہَنَّمَ ۚ یَصۡلَوۡنَہَا
ۚ فَبِئۡسَ الۡمِہَادُ ﴿﴾ ہٰذَا ۙ فَلۡیَذُوۡقُوۡہُ حَمِیۡمٌ وَّ غَسَّاقٌ ﴿ۙ﴾ وَّ اٰخَرُ مِنۡ شَکۡلِہٖۤ اَزۡوَاجٌ ﴿ؕ﴾
Inilah untuk orang-orang beriman. Dan sesungguhnya untuk orang-orang durhaka benar-benar seburuk-buruk tempat-kembali, yaitu
neraka Jahannam, mereka akan masuk ke dalamnya, maka alangkah
buruknya tempat tinggal itu! Inilah
balasan mereka, maka mereka merasakannya, cairan mendidih dan minuman sangat dingin yang berbau busuk. Dan berbagai
macam lainnya yang serupa dengannya. (Shād [38]:56-59).
Penghuni neraka
akan disuruh minum air yang sangat panas atau sangat dingin. Karena mereka tidak memfaedahkan dengan sebaik-baiknya kemampuan mereka yang dianugerahkan
Allah Swt. dan menggunakannya sampai batas-batas
maksimum serta tidak mengambil jalan-tengah
yang sehat, maka mereka akan disuruh
minum air yang sangat panas atau air yang sangat dingin.
Di
samping arti yang diberikan dalam terjemahan ayat -- “Dan
berbagai macam lainnya yang serupa
dengannya” -- ayat وَّ اٰخَرُ مِنۡ شَکۡلِہٖۤ اَزۡوَاجٌ dapat juga
berarti “Dan seperti mereka akan ada
rombongan-rombongan lain dengan corak yang sama.” (QS.7:39-40;
QS.39:72-73), sebagaimana dikemukakan dalam ayat selanjutnya:
ہٰذَا
فَوۡجٌ مُّقۡتَحِمٌ مَّعَکُمۡ ۚ لَا مَرۡحَبًۢا
بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ ﴿﴾ قَالُوۡا بَلۡ اَنۡتُمۡ ۟ لَا مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ ؕ
اَنۡتُمۡ قَدَّمۡتُمُوۡہُ لَنَا ۚ فَبِئۡسَ الۡقَرَارُ ﴿﴾ قَالُوۡا رَبَّنَا
مَنۡ قَدَّمَ لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ ﴿﴾
Mereka ini adalah فَوۡجٌ مُّقۡتَحِمٌ مَّعَکُمۡ -- rombongan yang masuk berdesakan beserta
kamu. لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ -- tidak ada sambutan selamat datang bagi mereka, sesungguhnya mereka akan
masuk ke dalam Api. قَالُوۡا بَلۡ اَنۡتُمۡ ۟ لَا
مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ -- Mereka
berkata: “Tidak, bahkan kamulah yang tidak ada sambutan selamat datang bagi kamu.
اَنۡتُمۡ قَدَّمۡتُمُوۡہُ لَنَا -- kamulah yang telah menyiapkannya bagi kami.” فَبِئۡسَ
الۡقَرَارُ -- maka
alangkah buruknya tempat tinggal
itu! قَالُوۡا
رَبَّنَا مَنۡ قَدَّمَ لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- Mereka berkata: “Hai
Rabb (Tuhan) kami, barangsiapa yang telah menyediakan ini bagi
kami, فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- maka tambahkanlah
kepadanya azab yang aberlipat-ganda dalam Api.” (Shād [38]:60-62).
Ketika
para pemimpin kekafiran melihat
serombongan pengikut mereka datang ke
neraka, mereka akan diberitahu, bahwa
serombongan pengikut mereka pun akan masuk ke dalam api bersama-sama mereka.
Karena pengikut-pengikut mereka buru
memburu mengikuti para pemimpin
kekafiran tersebut dengan membabi-buta
dan tanpa panjang pikir lagi menolak kebenaran yang dibawa Rasul Allah maka mereka akan memasuki
neraka berdesak-desakan, itulah makna ayat ہٰذَا فَوۡجٌ
مُّقۡتَحِمٌ مَّعَکُمۡ ۚ لَا مَرۡحَبًۢا
بِہِمۡ -- inilah rombongan yang masuk berdesakan beserta
kamu. لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ -- tidak ada sambutan selamat datang bagi mereka, sesungguhnya mereka akan
masuk ke dalam Api.”
Para pengikut pemimpin-pemimpin keingkaran akan mengutuk para pemimpin mereka dengan kata-kata itu. Jadi, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin akan kutuk-mengutuk: قَالُوۡا
بَلۡ اَنۡتُمۡ ۟ لَا مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ -- mereka berkata: “Tidak, bahkan kamulah yang tidak
ada sambutan selamat datang bagi kamu. اَنۡتُمۡ قَدَّمۡتُمُوۡہُ لَنَا -- kamulah yang telah menyiapkannya bagi kami, maka tambahkanlah kepadanya azab yang
berlipat-ganda dalam Api.”.”
Telah menjadi fitrat manusia bahwa bila manusia dihadapkan kepada akibat-akibat buruk perbuatannya, ia
berusaha melemparkan tuduhan kepada
orang lain. Tepat seperti itulah umumnya diperbuat orang-orang bersalah ketika mereka berhadapan dengan akibat-akibat perbuatan buruk mereka
yang mengerikan itu.
Para pengikut pemimpin-pemimpin kekafiran akan berseru supaya kutukan Tuhan menimpa para pemimpin
mereka dahulu: قَالُوۡا رَبَّنَا مَنۡ قَدَّمَ
لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- mereka berkata: “Hai Rabb (Tuhan) kami, barangsiapa yang telah menyediakan ini bagi kami, فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- maka tambahkanlah kepadanya azab yang berlipat-ganda
dalam Api.”
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 27 November
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar