Selasa, 09 Desember 2014

Saling Hujat Pada "Hari Keputusan" Antara Para "Pengikut" dengan "Pemimpin Kekafiran" Mereka



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   372

Saling Hujat Pada   “Hari Keputusan”   Antara Para Pengikut dengan   Pemimpin Kekafiran Mereka

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma
 
D
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai nubuatan kedatangan kembali para rasul Allah dan kaum-kaum purbakala di Akhir Zaman ini, firman-Nya:        
اِنَّمَا تُوۡعَدُوۡنَ  لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾   فَاِذَا النُّجُوۡمُ  طُمِسَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا السَّمَآءُ  فُرِجَتۡ ۙ﴿﴾  وَ  اِذَا  الۡجِبَالُ  نُسِفَتۡ ﴿ۙ﴾   وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ﴿ؕ﴾   لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾  لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾  وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾  اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya apa yang telah dijanjikan kepada kamu niscaya  akan terjadi.    Maka apabila cahaya bintang-bintang telah pudar,    dan apabila langit terbelah, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ﴿ --   dan apabila rasul-rasul didatangkan  pada waktu yang ditentukan.  لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ  --   hingga hari apakah ditangguhkan? لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ  --  Hingga Hari Keputusan. وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ --  Dan apa yang engkau ketahui mengenai Hari Keputusan itu? وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ --  Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ  --  Tidakkah Kami telah  membinasakan kaum-kaum dahulu?  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ --  Kemudian  Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa.  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:8-20).
     Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa    makna ayat   وَ  اِذَا  الرُّسُلُ  اُقِّتَتۡ  -- “dan apabila rasul-rasul didatangkan  pada waktu yang ditentukan,” yaitu ketika seorang pembaharu samawi yakni Rasul Allah datang dengan kekuatan dan jiwa  para    Rasul Allah,   seolah-olah memakai jubah-jubah mereka, yakni kedatangan Rasul Akhir Zaman  dari kalangan umat Islam (QS.61:10),  yang atas perintah Allah Swt. mendakwakan diri sebagai kedatangan kedua kali para Rasul Allah dari   setiap agama dengan nama yang berlainan.

Sunnatullah yang Berulang

     Di Akhir Zaman ini orang yang mendakwakan sebagai Rasul Akhir Zaman atau Al-Masih Mau’ud a.s. yang kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama  hanyalah Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah. Dan  sesuai dengan Sunnatullah berkenaan dengan Rasul-rasul Allah sebelumnya – termasuk Nabi Besar Muhammad saw. -- maka beliau a.s. pun mendapat reaksi penentangan yang sangat keras dan zalim dari berbagai pihak, seakan-akan “kaum-kaum purbakala  yang telah menentang para Rasul Allah yang diutus kepada mereka telah bangkit kembali, firman-Nya:
لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾  لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾  وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾  اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Hingga hari apakah ditangguhkan? لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ --  hingga Hari Keputusan. وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ --  dan apa yang engkau ketahui mengenai Hari Keputusan itu? وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ  --  celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.    اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ  --   Tidakkah Kami telah  membinasakan kaum-kaum dahulu?  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ  -- kemudian  Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian.  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ  -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa.  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ --  Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:13-20).
         Dengan demikian jelaslah,  bahwa yang dimaksud dengan Rasul Allah dalam ayat berikut ini yang akan mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman atas semua agama pada hakikatnya merupakan kedatangan kedua kali secara ruhani para Rasul Allah  yang telah diutus para umat beragama  sebelumnya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَرۡسَلَ  رَسُوۡلَہٗ  بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ  الۡحَقِّ لِیُظۡہِرَہٗ  عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ لَوۡ  کَرِہَ  الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama, walaupun orang musyrik tidak menyukai. (Ash-Shaff [61]:10).
       Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.), sebab di zaman beliau   -- yakni di Akhir Zaman ini --  semua agama muncul dan keunggulan Islam  yang kedua kali di atas semua agama akan menjadi kepastian.

Agar Tidak Menghujat Allah Swt. & “Hari Keputusan” di Dunia

       Oleh karena itu jika dalam kenyataannya di Akhir Zaman ini telah merebak berbagai bentuk azab Ilahi  maka tidak ada alasan bagi umat manusia  -- terutama umat-umat beragama yang sedang menunggu-nunggu kedatangan rasul Allah  yang mereka percayai akan datang lagi  -- untuk mengajukan gugatan  atau menyalahkan Allah Swt. (QS.17:16-18), sebagaimana dalam  firman-Nya berikut ini:
وَ قَالُوۡا لَوۡ لَا یَاۡتِیۡنَا بِاٰیَۃٍ مِّنۡ رَّبِّہٖ ؕ اَوَ لَمۡ  تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ  مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی ﴿﴾  وَ لَوۡ اَنَّـاۤ  اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ قَبۡلِہٖ لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ  اَرۡسَلۡتَ  اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ  نَّذِلَّ  وَ  نَخۡزٰی  ﴿﴾ قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا ۚ فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ  اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ  وَ مَنِ  اہۡتَدٰی ﴿﴾٪
Dan mereka berkata: "Mengapakah ia (Rasul) tidak mendatang­kan kepada kami suatu Tanda dari Rabb-nya (Tuhan-nya)?"  اَوَ لَمۡ  تَاۡتِہِمۡ بَیِّنَۃُ  مَا فِی الصُّحُفِ الۡاُوۡلٰی -- bukankah telah datang kepada mereka bukti yang jelas apa yang ada dalam lembaran-lembaran terdahulu?  وَ لَوۡ اَنَّـاۤ  اَہۡلَکۡنٰہُمۡ بِعَذَابٍ مِّنۡ قَبۡلِہٖ   --   dan seandainya Kami mem-binasakan mereka dengan azab sebelum ini لَقَالُوۡا رَبَّنَا لَوۡ لَاۤ  اَرۡسَلۡتَ  اِلَیۡنَا رَسُوۡلًا فَنَتَّبِعَ اٰیٰتِکَ مِنۡ قَبۡلِ اَنۡ  نَّذِلَّ  وَ  نَخۡزٰی    --  niscaya mereka akan berkata:  "Ya Rabb (Tuhan) kami, me­ngapakah   Engkau tidak mengirimkan kepada kami seorang rasul supaya kami mengikuti Ayat-ayat Engkau sebelum kami direndahkan dan dihinakan?"  قُلۡ کُلٌّ مُّتَرَبِّصٌ فَتَرَبَّصُوۡا  --  Katakanlah: "Setiap orang sedang menunggu maka kamu pun  tunggulah, فَسَتَعۡلَمُوۡنَ مَنۡ  اَصۡحٰبُ الصِّرَاطِ السَّوِیِّ  وَ مَنِ  اہۡتَدٰی --  lalu segera kamu akan me-ngetahui siapakah yang ada pada jalan yang lurus dan siapa yang mengikuti petunjuk dan siapa yang tidak. (Thā Hā [20]:134-136).
      Dengan demikian jelaslah bahwa kedatangan Rasul Allah yang dijanjikan pada hakikatnya merupakan “Hari Keputusan  untuk melakukan “penghakiman” di dunia ini di kalangan umat manusia – terutama umat beragama – yang tengah terlibat dalam berbagai bentuk perselisihan, sebagaimana firman-Nya sebelum ini:
لِاَیِّ  یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾  لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾  وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾  اَلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Hingga hari apakah ditangguhkan? لِیَوۡمِ  الۡفَصۡلِ --  hingga Hari Keputusan. وَ  مَاۤ   اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ --  dan apa yang engkau ketahui mengenai Hari Keputusan itu? وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ  --  celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.    َلَمۡ  نُہۡلِکِ  الۡاَوَّلِیۡنَ  --   Tidakkah Kami telah  membinasakan kaum-kaum dahulu?  ثُمَّ  نُتۡبِعُہُمُ   الۡاٰخِرِیۡنَ  -- kemudian  Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian.  کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ  بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ  -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa.  وَیۡلٌ  یَّوۡمَئِذٍ  لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ --  Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:13-20).
        Kembali kepada pembahasan Surah Shad yang merupakan topic pembahasan dalam Blog ini –  sehubungan dengan “Hari Keputusan” tersebut Allah Swt. berrfirman:
  ہٰذَا  ذِکۡرٌ ؕ وَ  اِنَّ  لِلۡمُتَّقِیۡنَ لَحُسۡنَ مَاٰبٍ ﴿ۙ﴾ جَنّٰتِ عَدۡنٍ مُّفَتَّحَۃً  لَّہُمُ  الۡاَبۡوَابُ ﴿ۚ﴾ مُتَّکِـِٕیۡنَ  فِیۡہَا یَدۡعُوۡنَ فِیۡہَا بِفَاکِہَۃٍ  کَثِیۡرَۃٍ   وَّ  شَرَابٍ ﴿﴾  وَ عِنۡدَہُمۡ  قٰصِرٰتُ الطَّرۡفِ  اَتۡرَابٌ ﴿﴾  ہٰذَا مَا تُوۡعَدُوۡنَ  لِیَوۡمِ الۡحِسَابِ ﴿ؓ﴾   اِنَّ  ہٰذَا  لَرِزۡقُنَا مَا  لَہٗ  مِنۡ  نَّفَادٍ ﴿ۚۖ﴾
Inilah suatu peringatan,  dan sesungguhnya bagi orang-orang bertakwa benar-benar sebaik-baik tempat kembali.   Kebun-kebun abadi yang   pintu-pintunya selalu terbuka untuk mereka.   Di dalamnya mereka duduk bersandar, mereka di dalamnya meminta berbagai buah-buahan yang banyak dan minuman. Dan di sisi mereka  ada jodoh-jodoh dengan pandangan mereka tunduk, yang sebaya umurnya.  ہٰذَا مَا تُوۡعَدُوۡنَ  لِیَوۡمِ الۡحِسَابِ  --  Inilah apa yang telah dijanjikan kepada kamu untuk  Hari Perhitungan,   اِنَّ  ہٰذَا  لَرِزۡقُنَا مَا  لَہٗ  مِنۡ  نَّفَادٍ --   Sesungguhnya ini benar-benar rezeki Kami yang tidak ada habis-habisnya. (Shād [38]:50-55).
        Hari Perhitungan, ketika seluruh kaum layak menerima ganjaran atau azab Ilahi sesuai dengan amal perbuatan mereka. Hari Perhitungan akan datang kepada setiap orang, masyarakat, dan bangsa dalam kehidupan di dunia ini  juga, yakni as-Sā’ah (Kiamat), ketika ajal  (jangka waktu) suatu kaum  telah berakhir dan digantikan dengan “kaum terpilih” berikutnya (QS.7:35-37; QS.5:55-57; QS,62:3-5). Selanjutnya Allah Swt. berfirman:
ہٰذَا ؕ وَ  اِنَّ  لِلطّٰغِیۡنَ  لَشَرَّ  مَاٰبٍ ﴿ۙ﴾ جَہَنَّمَ ۚ یَصۡلَوۡنَہَا ۚ فَبِئۡسَ الۡمِہَادُ ﴿﴾ ہٰذَا ۙ فَلۡیَذُوۡقُوۡہُ حَمِیۡمٌ  وَّ غَسَّاقٌ ﴿ۙ﴾ وَّ اٰخَرُ  مِنۡ شَکۡلِہٖۤ  اَزۡوَاجٌ ﴿ؕ﴾
Inilah untuk orang-orang beriman.  Dan sesungguhnya untuk orang-orang durhaka benar-benar seburuk-buruk tempat-kembali,   yaitu neraka Jahannam,  mereka akan masuk ke dalamnya, maka alangkah buruknya tempat tinggal itu!   Inilah balasan mereka, maka   mereka merasakannya,  cairan mendidih dan minuman sangat dingin yang berbau busuk.  Dan berbagai macam lainnya yang  serupa   dengannya. (Shād [38]:56-59).
     Penghuni neraka akan disuruh minum air yang sangat panas atau sangat dingin. Karena mereka tidak memfaedahkan dengan sebaik-baiknya kemampuan mereka yang dianugerahkan Allah Swt. dan menggunakannya sampai batas-batas maksimum serta tidak mengambil jalan-tengah yang sehat, maka mereka akan disuruh minum air yang sangat panas atau air yang sangat dingin.
     Di samping arti yang diberikan dalam terjemahan ayat  -- “Dan berbagai macam lainnya yang  serupa   dengannya  --  ayat   وَّ اٰخَرُ  مِنۡ شَکۡلِہٖۤ  اَزۡوَاجٌ dapat juga berarti “Dan seperti mereka akan ada rombongan-rombongan lain dengan corak yang sama.” (QS.7:39-40; QS.39:72-73), sebagaimana dikemukakan dalam ayat selanjutnya:
ہٰذَا فَوۡجٌ مُّقۡتَحِمٌ  مَّعَکُمۡ ۚ لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ ﴿﴾ قَالُوۡا بَلۡ  اَنۡتُمۡ ۟ لَا مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ ؕ اَنۡتُمۡ  قَدَّمۡتُمُوۡہُ   لَنَا ۚ فَبِئۡسَ الۡقَرَارُ ﴿﴾ قَالُوۡا رَبَّنَا مَنۡ قَدَّمَ لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ ﴿﴾
Mereka ini adalah فَوۡجٌ مُّقۡتَحِمٌ  مَّعَکُمۡ   -- rombongan  yang  masuk berdesakan beserta kamu.  لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ  -- tidak ada sambutan selamat datang bagi mereka, sesungguhnya mereka akan  masuk ke dalam Api.  قَالُوۡا بَلۡ  اَنۡتُمۡ ۟ لَا مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ  -- Mereka berkata:  “Tidak, bahkan kamulah yang tidak ada sambutan selamat datang bagi kamu.  اَنۡتُمۡ  قَدَّمۡتُمُوۡہُ   لَنَا --  kamulah yang telah menyiapkannya bagi kami.”  فَبِئۡسَ الۡقَرَارُ  -- maka alangkah buruknya tempat tinggal itu!  قَالُوۡا رَبَّنَا مَنۡ قَدَّمَ لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ  -- Mereka berkata: “Hai Rabb (Tuhan) kami, barangsiapa yang telah menyediakan ini bagi kami, فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- maka tambahkanlah kepadanya azab yang aberlipat-ganda dalam Api.”  (Shād [38]:60-62).
  Ketika para pemimpin kekafiran melihat serombongan pengikut mereka datang ke neraka, mereka akan diberitahu, bahwa serombongan pengikut mereka pun akan masuk ke dalam api bersama-sama mereka. Karena pengikut-pengikut mereka buru memburu mengikuti para pemimpin kekafiran tersebut dengan membabi-buta dan tanpa panjang pikir lagi menolak kebenaran  yang dibawa Rasul Allah maka mereka akan memasuki neraka berdesak-desakan, itulah makna ayat     ہٰذَا فَوۡجٌ مُّقۡتَحِمٌ  مَّعَکُمۡ ۚ لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ    -- inilah rombongan  yang  masuk berdesakan beserta kamu.  لَا مَرۡحَبًۢا بِہِمۡ ؕ اِنَّہُمۡ صَالُوا النَّارِ  -- tidak ada sambutan selamat datang bagi mereka, sesungguhnya mereka akan  masuk ke dalam Api.”  
  Para pengikut pemimpin-pemimpin keingkaran akan mengutuk para pemimpin mereka dengan kata-kata itu. Jadi, para pemimpin dan orang-orang yang dipimpin akan kutuk-mengutuk:       قَالُوۡا بَلۡ  اَنۡتُمۡ ۟ لَا مَرۡحَبًۢا بِکُمۡ  -- mereka berkata:  “Tidak, bahkan kamulah yang tidak ada sambutan selamat datang bagi kamu.  اَنۡتُمۡ  قَدَّمۡتُمُوۡہُ   لَنَا --  kamulah yang telah menyiapkannya bagi kami, maka tambahkanlah kepadanya azab yang berlipat-ganda dalam Api.”.”
  Telah menjadi fitrat manusia bahwa bila manusia dihadapkan kepada akibat-akibat buruk perbuatannya, ia berusaha melemparkan tuduhan kepada orang lain. Tepat seperti itulah umumnya diperbuat orang-orang bersalah ketika mereka berhadapan dengan akibat-akibat perbuatan buruk mereka yang mengerikan itu.
  Para pengikut pemimpin-pemimpin kekafiran akan berseru supaya kutukan Tuhan menimpa para pemimpin mereka dahulu: قَالُوۡا رَبَّنَا مَنۡ قَدَّمَ لَنَا ہٰذَا فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ  -- mereka berkata: “Hai Rabb (Tuhan) kami, barangsiapa yang telah menyediakan ini bagi kami, فَزِدۡہُ عَذَابًا ضِعۡفًا فِی النَّارِ -- maka tambahkanlah kepadanya azab yang berlipat-ganda dalam Api.”  

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  27 November    2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar