بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 371
Kemusnahan
Kekuatan Ya’juj (Gog) dan Ma’juj (Magog) atau “Fitnah Dajjal” atau
“Rayap Bumi” Melalui Senjata “Doa” dan “Dalil” Al-Masih Mau’ud a.s.
Oleh
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir Bab sebelumnya telah dikemukakan mengenai bahaya “Fitnah Al-Masih Dajjal”yang akan muncul di Akhir Zaman, yang dalam Al-Quran
Alklah Swt. menyebutnya “dabbatul-ardhi” (rayap bumi) karena kecintaan mereka terhadap kehidupan duniawi, yang akan “melukai” umat manusia dalam berbagai segi
kehidupan, firman-Nya:
وَ اِذَا وَقَعَ
الۡقَوۡلُ عَلَیۡہِمۡ اَخۡرَجۡنَا لَہُمۡ
دَآبَّۃً مِّنَ الۡاَرۡضِ
تُکَلِّمُہُمۡ ۙ اَنَّ النَّاسَ کَانُوۡا
بِاٰیٰتِنَا لَا یُوۡقِنُوۡنَ ﴿٪ ﴾
Dan apabila keputusan-Ku telah jatuh atas mereka, Kami
akan mengeluarkan bagi mereka binatang dari bumi yang akan melukai mereka, sesungguhnya manusia tidak yakin atas Tanda-tanda Kami.
(An-Naml
[27]:83).
Kata-kata, waqa’a al-qaulu ‘alaihim, berarti: kalimat
atau keputusan itu jadi pantas
terhadap mereka atau telah terjadi; mereka membuat diri mereka layak menerima keputusan atau ketetapan Tuhan (Aqrab-al-Mawarid).
Munculnya “Dabbatul Ardhi”
(Rayap Bumi) di Akhir Zaman & Merebaknya Wabah Ebola yang Mematikan
Ayat اَخۡرَجۡنَا لَہُمۡ دَآبَّۃً مِّنَ الۡاَرۡضِ تُکَلِّمُہُمۡ -- “Kami akan mengeluarkan
bagi mereka binatang dari bumi
yang akan melukai mereka,” adalah
nubuatan berkenaan dengan timbulnya wabah di Akhir Zaman. Ayat ini diterangkan demikian oleh Nabi Besar Muhammad
saw. sendiri. yang dimaksud
dengan dabbah ialah bakteri
dari yang akan zahir di Akhir Zaman pes
(tha’un) sebagai tanda kebenaran pendakwaan Al-Masih Mau’ud a.s..
Mengenai merebaknya wabah pes (tha’un) tersebut dikemukakan
secara terinci oleh Pendiri Jemaat
Ahmadiyah dalam buku Kishti Nuh (Bahtera Nuh), yang pada
masa itu telah merebak terutama di Provinsi Punjab – Hindustan -- yang menelan
korban jiwa ratusan ribu orang. Bakteri (tha’un/pes)
itersebut menyerang badan dan orang yang
dijangkitinya pasti akan mati.
Peristiwa tersebut terjadi sesuai
dengan hadits Nabi Besar Muhammad saw. yang menerangkan mengenai Akhir Zaman, bahwa akan timbul dabbatul
ardh, yakni binatang-binatang (rayap-rayap) bumi, (Tafsir Ibnu Katsir
dan Fathul Bayan hlm.
231, Surah An-Naml).
Di dalam hadits Muslim ada dijelaskan bahwa di Akhir
Zaman akan timbul suatu penyakit naghaf yakni penyakit yang ada di unta. Kalau kedua hadits tersebut kita cocokkan maka kita akan mendapat
suatu kabar gaib (nubuatan) bahwa di Akhir Zaman penyakit pes (tha’un) akan menyebar di seluruh dunia -- termasuk
wabah Ebola -- yang saat ini tengah
merebak di berbagai kawasan Dunia. Kita dapat mengerti penyebab penyakit pes disebabkan
oleh bakteri yang tersembunyi.
Bahwa munculnya fitnah Dajjal seiring dengan merejalelanya Ya’juj
(Gog) dan Ma’juj (Magog) yang berasal
dari benua Eropa pun merupakan wabah
“pes” bagi dunia keruhanian (agama),
hal itu dapat diketahui dari firman-Nya berikut ini mengenai generasi penerus “kaum Yahudi” yang mencintai
kehidupan duniawi serta menganggap
bahwa hukum syariat merupakan “kutuk” dan mengaku bahwa semua dosa mereka telah mendapat penebusan oleh kematian terkutuk Nabi Isa Ibnu Maryam
di atas tiang salib yang mereka imani, firman-Nya:
فَخَلَفَ
مِنۡۢ بَعۡدِہِمۡ خَلۡفٌ وَّرِثُوا الۡکِتٰبَ یَاۡخُذُوۡنَ عَرَضَ ہٰذَا الۡاَدۡنٰی
وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا ۚ وَ اِنۡ یَّاۡتِہِمۡ عَرَضٌ مِّثۡلُہٗ
یَاۡخُذُوۡہُ ؕ اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا
یَقُوۡلُوۡا عَلَی اللّٰہِ اِلَّا
الۡحَقَّ وَ دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ ؕ وَ
الدَّارُ الۡاٰخِرَۃُ خَیۡرٌ لِّلَّذِیۡنَ یَتَّقُوۡنَ ؕ اَفَلَا تَعۡقِلُوۡنَ﴿﴾
Maka datang menggantikan sesudah mereka,
suatu generasi pengganti
yang mewarisi Kitab Taurat itu,
mereka mengambil harta dunia yang rendah ini وَ یَقُوۡلُوۡنَ سَیُغۡفَرُ لَنَا -- dan
mereka mengatakan: “Pasti kami akan diampuni.” Dan jika datang kepada mereka harta semacam
itu lagi mereka akan mengambilnya. اَلَمۡ یُؤۡخَذۡ عَلَیۡہِمۡ مِّیۡثَاقُ الۡکِتٰبِ اَنۡ لَّا یَقُوۡلُوۡا
عَلَی اللّٰہِ اِلَّا الۡحَقَّ وَ
دَرَسُوۡا مَا فِیۡہِ -- bukankah telah diambil perjanjian dari mereka dalam
Kitab bahwa mereka tidak akan mengatakan sesuatu terhadap Allah kecuali
yang haq, dan mereka
telah mempelajari apa
yang tercantum di dalamnya? Padahal kampung akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, apakah kamu tidak mau mengerti? (Al-A’rāf
[7]:170).
Bahaya Munculnya “Fitnah
Al-Masih Dajjal”
Sehubungan dengan munculnya “dabbatul ardhi” (rayap bumi) atau “fitnah Dajjal” tersebut terdapat dalam
beberapa hadits, di antaranya Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari radhiyallahu
'anhu berkata: Rasulullah
melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: “Apa yang
kalian perbincangkan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbincang-bincang tentang Hari Kiamat.” Beliau berkata: “Tidak akan
terjadi Hari Kiamat hingga kalian
lihat sebelumnya sepuluh tanda.”
Beliau menyebutkan: “(munculnya) Dukhan
(asap), (munculnya) Dajjal,
(munculnya) Dābbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya
‘Isa ‘alaihissalam, (munculnya) Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf
(gerhana matahari) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir
adalah api yang keluar dari Yaman
mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka.” (HR. Muslim).
Nabi-nabi sebelum Nabi Besar Muhammad
saw. telah memperingatkan umatnya
akan keluarnya Dajjal. Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu
'anhuma, dia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan sanjungan yang merupakan hak-Nya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata: “Aku memperingatkan kalian darinya. Tidaklah
ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku
akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya: “Ketahuilah dia (Dajjal) itu buta
sebelah matanya, adapun Allah
Subhanahu wa Ta’ala tidaklah demikian.” (HR. Ahmad,
Al-Bukhari, Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku sampaikan kepada kalian tentang Dajjal yang telah disampaikan oleh para nabi kepada kaumnya? Dia
buta sebelah matanya, membawa sesuatu seperti
surga dan neraka. Yang dia
katakan surga pada hakikatnya adalah
neraka. Aku peringatkan kepada kalian sebagaimana Nabi Nuh ‘alaihissalam memperingatkan kaumnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata “Tidak
ada seorang nabi pun kecuali memperingatkan umatnya dari Dajjal. Buta satu matanya, pendusta. Ketahuilah dia buta. Adapun Rabb kalian tidaklah demikian. Tertulis di antara dua mata Dajjal: Kāf fā rā (kafir).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dalam riwayat lain dikatakan: “Bisa dibaca oleh semua Mukmin yang bisa baca tulis atau pun tidak.”
(HR. Muslim).
Diriwayatkan dari An-Nawwas bin Sam’an
radhiyallahu 'anhu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyebutkan
perkara Dajjal pada satu hari. Beliau merendahkan dan kadang mengeraskan
suaranya hingga kami menyangka dia ada di pojok kebun korma. Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Selain Dajjal lebih aku takutkan (menimpa)
kalian, karena jika Dajjal keluar
dan aku masih ada di antara kalian niscaya aku akan menjadi pelindung kalian.
Jika dia keluar ketika aku telah tiada maka setiap Muslim akan menjadi pembela dirinya sendiri. Allah yang akan
menjaminku membela setiap Muslim. Dia adalah seorang pemuda yang sangat
keriting, matanya tidak ada cahayanya, aku mengira dia mirip dengan Abdul ‘Uzza
bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian
mendapatinya bacalah awal surah Al-Kahfi. Dia akan keluar dari jalan antara
Syam dan Irak, berjalan ke kiri dan ke kanan. Wahai hamba-hamba Allah, istiqamahlah.” (HR. Muslim).
Dajjal
adalah manusia yang nyata, dia berasal dari Bani
Adam, bukan suatu lambang, atau simbol, atau suatu kondisi tertentu.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
rahimahullahu (no. 6484) dan Al-Imam Muslim
rahimahullahu (no. 246) dari sahabat Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan pada suatu
hari di tengah keramaian tentang Al-Masih
Ad-Dajjal. Beliau berkata: “Sesungguhnya Allah tidak buta sebelah, dan ketahuilah Al-Masih Ad-Dajjal adalah buta
mata sebelah kanannya, seperti
buah anggur yang menonjol.” Ibnu ‘Umar berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Diperlihatkan dalam mimpiku pada suatu
malam ketika aku berada di Ka’bah, kemunculan secara tiba-tiba seseorang dari
Bani Adam yang terlihat sangat bagus, berkulit sawo matang dari Bani Adam,
rambutnya tersisir di antara kedua pundaknya, dalam keadaan meletakkan kedua
tangannya di atas dua pundak dua lelaki dan dia melaksanakan thawaf di antara
keduanya aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka berkata: ‘Al-Masih bin Maryam.’
Dan aku melihat di belakangnya ada
seseorang yang sangat keriting rambutnya dan buta matanya sebelah kanan dan
serupa dengan Ibnu Qathan. Dia meletakkan tangannya di atas pundak dua
laki-laki dan thawaf di Ka’bah. Lalu aku berkata: ‘Siapa ini?’ Mereka menjawab:
‘Ini adalah Al-Masih Ad-Dajjal’.”
Ada pun makna bahwa baik Al-Masih Ibnu Maryam a.s. atau Al-Masih Mau’ud a.s. – yakni misal Nabi Isa Ibn u Jaryam a.s. (QS.43:58) – mau pun Al-Masih Dajjal sama-sama melakukan thawaf di Ka’bah tetapi
memiliki makna yang berbeda, yakni kalau thawafnya
Al-Masih
Mau’ud a.s. di Ka’bah -- selain mengisyaratkan
bahwa beliau adalah berasal dari
kalangan umat Islam-- juga beliau berjuang menyeru umat manusia kepada Tauhid Ilahi, sedangkan makna thawafnya
Al-Masih
Dajjal mengisyaratkan kepada upayanya mengajak umat Islam -- dengan
berbagai cara dan tipu-daya -- untuk
meninggalkan Tauhid Ilahi dan
menjadi pengikutnya.
Rasul Akhir Zaman atau Al-Masih Mau’ud a.s. Akan “Membunuh” Dajjal dengan “Doa” dan “Dalil” (Argumen), Bukan dengan Senjata
Fisik
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an
radhiyallahu ‘anhu disebutkan: “…Kami berkata: ‘Ya Rasulullah, berapa lama Dajjal tinggal di bumi?’ Rasulullah
berkata: ‘40 hari. Satu hari pertama seperti satu tahun, kemudian satu hari
kedua seperti satu bulan, kemudian satu hari ketiga seperti satu pekan,
kemudian hari-hari lainnya (sisanya) seperti hari kalian sekarang…’.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain: “Dajjal dikejar oleh Nabi ‘Isa ‘alaihissalam hingga mendapatkannya di Bab Ludd (satu negeri dekat Baitul
Maqdis – Palestina, red.). Beliau pun membunuhnya.”
(HR. Muslim).
Dalam hadits lain: “Ketika musuh Allah Subhanahu
wa Ta’ala (yakni Dajjal) melihat Nabi ‘Isa ‘alaihissalam, melelehlah
(tubuhnya) sebagaimana garam meleleh
di air. Seandainya dibiarkan niscaya
akan meleleh hingga binasa, akan tetapi Allah membunuhnya melalui tangan ‘Isa ‘alaihissalam,
memperlihatkan darahnya kepada mereka ditombak Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.”
(HR. Muslim).
Kembali kepada firman-Nya mengenai nubuatan kedatangan kembali para rasul Allah dan kaum-kaum purbakala di Akhir
Zaman ini, firman-Nya::
اِنَّمَا
تُوۡعَدُوۡنَ لَوَاقِعٌ ؕ﴿﴾ فَاِذَا النُّجُوۡمُ طُمِسَتۡ ۙ﴿﴾
وَ اِذَا السَّمَآءُ فُرِجَتۡ ۙ﴿﴾ وَ اِذَا الۡجِبَالُ
نُسِفَتۡ ﴿ۙ﴾ وَ اِذَا
الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ﴿ؕ﴾ لِاَیِّ
یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾ وَ مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾ وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾ اَلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾ ثُمَّ
نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ
بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya apa yang telah
dijanjikan kepada kamu niscaya akan
terjadi. Maka
apabila cahaya bintang-bintang
telah pudar, dan apabila langit terbelah, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, وَ اِذَا
الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ﴿ -- dan apabila rasul-rasul didatangkan pada
waktu yang ditentukan. لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ -- hingga hari
apakah ditangguhkan? لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ -- Hingga Hari
Keputusan. وَ
مَاۤ اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ
الۡفَصۡلِ -- Dan apa
yang engkau ketahui mengenai Hari
Keputusan itu? وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah
pada hari itu bagi orang-orang yang
mendustakan. اَلَمۡ نُہۡلِکِ
الۡاَوَّلِیۡنَ -- Tidakkah Kami
telah membinasakan kaum-kaum dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ -- Kemudian
Kami mengikutkan mereka
orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ
نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan
Kami terhadap orang-orang berdosa. وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:8-20).
Sebagaimana
telah dikemukakan sebelumnya bahwa makna ayat وَ
اِذَا الرُّسُلُ اُقِّتَتۡ -- “dan apabila rasul-rasul didatangkan pada
waktu yang ditentukan,” yaitu ketika seorang pembaharu samawi yakni Rasul
Allah datang dengan kekuatan dan jiwa
para Rasul Allah, seolah-olah memakai jubah-jubah mereka, yakni kedatangan Rasul Akhir Zaman dari
kalangan umat Islam (QS.61:10), yang atas perintah
Allah Swt. mendakwakan diri sebagai kedatangan kedua kali para Rasul Allah
dari setiap agama dengan nama yang
berlainan.
Sunnatullah yang Berulang
Di Akhir Zaman ini orang yang mendakwakan sebagai Rasul Akhir Zaman atau Al-Masih Mau’ud a.s. yang
kedatangannya ditunggu-tunggu oleh semua umat beragama hanyalah Mirza Ghulam Ahmad a.s., Pendiri Jemaat Muslim Ahmadiyah. Dan
sesuai dengan Sunnatullah
berkenaan dengan Rasul-rasul Allah
sebelumnya – termasuk Nabi Besar Muhammad
saw. -- maka beliau a.s. pun mendapat reaksi
penentangan yang sangat keras dan
zalim dari berbagai pihak,
seakan-akan “kaum-kaum purbakala” yang telah menentang para Rasul Allah
yang diutus kepada mereka telah bangkit
kembali, firman-Nya:
لِاَیِّ یَوۡمٍ اُجِّلَتۡ ﴿ؕ﴾ لِیَوۡمِ
الۡفَصۡلِ ﴿ۚ﴾ وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ ﴿ؕ﴾ وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾ اَلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ ﴿ؕ﴾ ثُمَّ
نُتۡبِعُہُمُ الۡاٰخِرِیۡنَ ﴿﴾ کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ
بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ
لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ ﴿﴾
Hingga hari apakah
ditangguhkan? لِیَوۡمِ الۡفَصۡلِ -- hingga Hari Keputusan. وَ مَاۤ
اَدۡرٰىکَ مَا یَوۡمُ الۡفَصۡلِ -- dan apa
yang engkau ketahui mengenai Hari
Keputusan itu? وَیۡلٌ یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. اَلَمۡ
نُہۡلِکِ الۡاَوَّلِیۡنَ -- Tidakkah Kami telah membinasakan
kaum-kaum dahulu? ثُمَّ نُتۡبِعُہُمُ
الۡاٰخِرِیۡنَ --
kemudian Kami mengikutkan mereka orang-orang yang datang kemudian. کَذٰلِکَ نَفۡعَلُ بِالۡمُجۡرِمِیۡنَ -- demikianlah perlakuan Kami terhadap orang-orang berdosa. وَیۡلٌ
یَّوۡمَئِذٍ لِّلۡمُکَذِّبِیۡنَ -- Celakalah pada hari itu bagi orang-orang
yang mendustakan.(Al-Mursalāt [77]:13-20).
Dengan demikian
jelaslah, bahwa yang dimaksud dengan Rasul Allah dalam ayat berikut ini yang
akan mewujudkan kejayaan Islam yang kedua kali di Akhir Zaman atas semua agama
pada hakikatnya merupakan kedatangan
kedua kali secara ruhani para Rasul Allah yang telah diutus
para umat beragama sebelumnya, firman-Nya:
ہُوَ الَّذِیۡۤ اَرۡسَلَ رَسُوۡلَہٗ
بِالۡہُدٰی وَ دِیۡنِ الۡحَقِّ
لِیُظۡہِرَہٗ عَلَی الدِّیۡنِ کُلِّہٖ وَ
لَوۡ کَرِہَ الۡمُشۡرِکُوۡنَ٪﴿﴾
Dia-lah Yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk
dan dengan agama yang benar supaya Dia memenangkannya atas semua agama,
walaupun orang musyrik tidak menyukai.
(Ash-Shaff
[61]:10).
Kebanyakan ahli tafsir Al-Quran
sepakat bahwa ayat ini kena untuk Al-Masih yang dijanjikan (Al-Masih Mau’ud a.s.), sebab di zaman beliau -- yakni di Akhir Zaman ini -- semua agama muncul dan keunggulan Islam yang kedua
kali di atas semua agama akan menjadi
kepastian.
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 25 November
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar