بِسۡمِ
اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم
Khazanah Ruhani Surah Shād
Bab 367
Reinkarnasi Iblis di Setiap Zaman Kedatangan Rasul Allah yang Dijanjikan
Ki Langlang Buana Kusuma
D
|
alam akhir bagian akhir
Bab sebelumnya telah dijelaskan
firman Allah Swt. mengenai makna
lain dari ayat وَ قَالُوۡا لَوۡ
کُنَّا نَسۡمَعُ اَوۡ نَعۡقِلُ مَا
کُنَّا فِیۡۤ اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ -- dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal, tentu kami
tidak akan termasuk penghuni Api
yang menyala-nyala,” adalah: “Seandainya
kami mengikuti peraturan-peraturan
syariat atau mengikuti kata-hati
dan pertimbangan akal,” sehubungan pertanyaan
para penjaga neraka jahannam kepada
para penghuni neraka jahannam,
firman-Nya:
وَ
لَقَدۡ زَیَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡیَا
بِمَصَابِیۡحَ وَ جَعَلۡنٰہَا
رُجُوۡمًا لِّلشَّیٰطِیۡنِ وَ
اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابَ السَّعِیۡرِ ﴿﴾ وَ لِلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا بِرَبِّہِمۡ
عَذَابُ جَہَنَّمَ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾ اِذَاۤ
اُلۡقُوۡا فِیۡہَا سَمِعُوۡا لَہَا
شَہِیۡقًا وَّ ہِیَ تَفُوۡرُ ۙ﴿﴾ تَکَادُ
تَمَیَّزُ مِنَ الۡغَیۡظِ ؕ
کُلَّمَاۤ اُلۡقِیَ فِیۡہَا فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ نَذِیۡرٌ ﴿﴾ قَالُوۡا
بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا نَذِیۡرٌ
۬ۙ فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ
اللّٰہُ مِنۡ شَیۡءٍ ۚۖ اِنۡ اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ﴿﴾ وَ قَالُوۡا
لَوۡ کُنَّا نَسۡمَعُ اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ ﴿﴾ فَاعۡتَرَفُوۡا
بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا لِّاَصۡحٰبِ
السَّعِیۡرِ ﴿﴾ اِنَّ
الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ وَّ
اَجۡرٌ کَبِیۡرٌ ﴿﴾
Dan sungguh
Kami benar-benar telah menghiasi
langit yang terdekat dengan pelita-pelita
(planet-planet) dan Kami telah
menjadikannya untuk mengusir syaitan-syaitan, dan Kami telah menyediakan bagi mereka azab Api yang berkobar-kobar.
Dan bagi orang-orang yang kafir
kepada Rabb (Tuhan) mereka tersedia azab
Jahannam, dan seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka akan mendengarnya gemuruh dan neraka itu mendidih. Hampir-hampir neraka itu pecah karena marah. تَکَادُ تَمَیَّزُ مِنَ الۡغَیۡظِ ؕ کُلَّمَاۤ اُلۡقِیَ فِیۡہَا فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ نَذِیۡرٌ
-- Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekelompok orang
kafir akan bertanya kepada
mereka penjaga-penjaganya: “Apakah tidak pernah datang kepada kamu seorang Pemberi peringatan?” قَالُوۡا
بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا نَذِیۡرٌ
۬ۙ فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ
اللّٰہُ مِنۡ شَیۡ
-- Mereka berkata: “Benar, sungguh
telah datang kepada kami seorang
Pemberi peringatan tetapi kami
mendustakannya dan kami berkata: “Allah sekali-kali tidak menurunkan sesuatu pun, اِنۡ
اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ
-- engkau tidak lain
melainkan di dalam kesesatan yang besar.” وَ قَالُوۡا لَوۡ
کُنَّا نَسۡمَعُ اَوۡ نَعۡقِلُ مَا
کُنَّا فِیۡۤ اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ -- dan
mereka berkata: “Seandainya kami
mendengarkan atau mempergunakan akal,
tentu kami tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala.” فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ
فَسُحۡقًا لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ -- maka
mereka mengakui dosa-dosa mereka,
maka kebinasaanlah bagi para penghuni Api yang menyala-nyala. اِنَّ
الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ وَّ
اَجۡرٌ کَبِیۡرٌ -- sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb
(Tuhan) mereka dalam keadaan tidak
nampak, bagi mereka ada ampunan
dan ganjaran besar. (Al-Mulk
[67]:6-13).
Fir’aun Memandang
ke Langit Tetapi “Menyaksikan
Kekuasaan” Allah Swt. di Laut
Jadi,
kesadaran dan penyesalan yang terlambat seperti itu sudah “ditakdirkan”
Allah Swt. untuk menjadi bagian dari
“nasib malang” para penentang para Rasul Allah di setiap zaman, seperti halnya penyesalan dan penyataan iman yang dikatakan Fir’aun ketika akan tenggelam dalam laut, firman-Nya:
وَ
جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ
الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ
اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا
اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ
عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾ فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً ؕ وَ
اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ
اٰیٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan Kami
telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu Fir’aun
dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka
secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا
اِسۡرَآءِیۡلَ --
“Aku percaya (beriman) ,
sesungguhnya tidak
ada Tuhan kecuali Yang dipercayai
oleh Bani Israil, وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.” آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ -- ”Apa, sekarang baru ber-iman!?
Padahal engkau telah membangkang sebelum ini, dan engkau termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.” فَالۡیَوۡمَ
نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ
خَلۡفَکَ اٰیَۃً -- maka pada
hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya badan engkau,
supaya engkau menjadi suatu Tanda bagi orang-orang sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ
اٰیٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ -- dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
benar-benar lengah terhadap Tanda-tanda
Kami.” (Yunus [10]:91-93).
Kata-kata dalam ayat اٰمَنۡتُ
اَنَّہٗ لَاۤ اِلٰہَ اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا
اِسۡرَآءِیۡلَ --
“Aku percaya (beriman) ,
sesungguhnya tidak
ada Tuhan kecuali Yang dipercayai
oleh Bani Israil, وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya,” melukiskan
kedalaman lembah kehinaan yang si congkak
Fir’aun telah terjerumus ke dalamnya.
Sangat menarik perhatian kita jawaban Allah Swt. dalam firman-Nya: فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ
لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً
-- maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan
engkau hanya badan engkau, supaya engkau menjadi
suatu Tanda bagi orang-orang sesudah engkau”, bahwa
hanya Al-Quran sajalah dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah,
yang menceritakan kenyataan yang
disinggung oleh ayat ini.
Bible
tak menyebutkannya dan tidak pula kitab
sejarah mana pun. Tetapi dengan cara yang alangkah ajaibnya firman Allah
Swt. itu telah terbukti
kebenarannya. Setelah lewat lebih dari 3000 tahun, mayat Fir’aun itu telah ditemukan orang kembali dan sekarang tersimpan dalam keadaan terpelihara di musium di Kairo.
Nampak dari mayat itu, bahwa Fir’aun itu orangnya kurus dan pendek
dengan wajah yang mencerminkan kebengisan campur kebodohan. Nabi Musa a.s. dilahirkan di zaman Ramses II dan dibesarkan olehnya (Keluaran 2:2-10), tetapi pada pemerintahan putranya, ialah Merneptah (Meneptah), beliau diserahi
tugas kenabian (Jewish Encyclopaedia,
jilid 9 hlm. 500 & Encyclopaedia
Biblica, pada kata “Pharaoh” & pada “Egypt”).
Kemunculan “Fir’aun-Fir’aun”
Baru & Sambutan Penghormatan Para
Penjaga Surga
Menindaklanjuti peringatan dalam ayatفَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ
لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً
-- “maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan
engkau hanya badan engkau, supaya engkau menjadi
suatu Tanda bagi orang-orang sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ
اٰیٰتِنَا لَغٰفِلُوۡنَ -- dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
benar-benar lengah terhadap Tanda-tanda
Kami” (Yunus [10]:93), dalam Surah lain Allah Swt. menegaskan mengenai
kemunculan “Fir’aun-Fir’aun”
lainnya dan nasib
malang yang akan menimpa mereka --
termasuk di Akhir Zaman ini --
firman-Nya:
اِنَّ
الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡہُمۡ اَمۡوَالُہُمۡ وَ لَاۤ
اَوۡلَادُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ
شَیۡئًا ؕ وَ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ
وَقُوۡدُ النَّارِ ﴿ۙ﴾ کَدَاۡبِ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ
قَبۡلِہِمۡ ؕ کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا ۚ
فَاَخَذَہُمُ اللّٰہُ بِذُنُوۡبِہِمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾ قُلۡ لِّلَّذِیۡنَ
کَفَرُوۡا سَتُغۡلَبُوۡنَ وَ تُحۡشَرُوۡنَ اِلٰی جَہَنَّمَ ؕ وَ بِئۡسَ
الۡمِہَادُ﴿﴾
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir, harta mereka dan anak-anak mereka tidak akan
pernah berguna sedikit pun bagi mereka untuk melawan Allah, dan mereka itu adalah bahan bakar Api. کَدَاۡبِ اٰلِ
فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ -- keadaan mereka seperti
keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang
sebelumnya. کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا -- mereka mendustakan Tanda-tanda Kami فَاَخَذَہُمُ اللّٰہُ بِذُنُوۡبِہِمۡ -- maka Allah
menghukum mereka karena dosa-dosanya, وَ اللّٰہُ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ -- dan
Allah sangat keras dalam menghukum. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: سَتُغۡلَبُوۡنَ
وَ تُحۡشَرُوۡنَ اِلٰی جَہَنَّمَ -- ”Kamu segera akan dikalahkan dan dihimpun ke Jahannam, dan sangat
buruk tempat kediaman itu.” (Āli ‘Imran [3]:11-13). Lihat pula
QS.8:53-55.
Kata da’b dalam ayat کَدَاۡبِ اٰلِ
فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ -- “keadaan mereka seperti
keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang
sebelumnya,” berarti:
kebiasaan, adat atau cara, peristiwa, perkara atau keadaan (Aqrab-al-Mawarid), seakan-akan
merupakan reinkarnasi berbagai perbuatan buruk Fir’aun dan para pemuka kaum-kaum kafir sebelumnya, yang
pada hakikatnya merupakan reinkarnasi
dari ancaman Iblis ketika diusir
oleh Allah Swt. dari “surga keridhaan-Nya”
karena menolak “sujud” (patuh-taat) kepada
Adam – Khalifah Allah -- bersama para malaikat (QS.7:12-19;
QS.17:62-66).
Sebaliknya
dari nasib malang para penghuni neraka jahannam, mengenai pihak yang mereka perlakukan
secara zalim -- hanya karena mereka
itu telah beriman kepada Rasul Allah atau Khalifah Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Swt. kepada mereka (QS.3:191-196; QS.7:35-37) -- dalam
ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kehormatan mereka:
وَ سِیۡقَ
الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ اِلَی
الۡجَنَّۃِ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی اِذَا
جَآءُوۡہَا وَ فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ
عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوا
الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ
نَتَبَوَّاُ مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ ۚ فَنِعۡمَ اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿﴾ وَ تَرَی
الۡمَلٰٓئِکَۃَ حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ
الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ بِالۡحَقِّ وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ
الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan orang-orang yang bertakwa akan digiring
kepada Rabb (Tuhan) mereka ke dalam
surga berombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya dibukakan, وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ -- dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: ”Selamat sejahtera atas kamu, طِبۡتُمۡ
فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ -- dan berbahagialah
kamu, maka masukilah surga ini untuk selama-lamanya.” وَ قَالُوا
الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ ۚ -- dan
mereka berkata: ”Segala puji bagi Allah Yang telah menggenapi janji-Nya kepada kami وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ -- dan telah mewariskan kepada kami bumi, نَتَبَوَّاُ
مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ -- kami akan
bertempat tinggal di surga di mana pun kami menghendaki.” فَنِعۡمَ اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ -- maka alangkah baiknya ganjaran orang-orang yang
beramal. وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ
حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ -- dan engkau
akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan menyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka. وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ بِالۡحَقِّ الۡعٰلَمِیۡنَ -- dan keputuskan
akan diberikan di antara mereka dengan adil, وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ -- dan akan
dikatakan: “Segala puji bagi Allah, Rabb (Tuhan) seluruh alam.” (Az-Zumar [39]:74-76).
Thibtum dalam ayat , وَ قَالَ
لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ -- dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka: ”Selamat sejahtera atas kamu,
dan berbahagialah kamu,” dapat
pula berarti “karena kamu menjalani kehidupan yang baik dan suci-murni.”
Manusia-manusia “Berhati Batu” Menjadi “Hamba-hamba Ilahi” yang Hakiki
Makna ayat وَ تَرَی
الۡمَلٰٓئِکَۃَ حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ
الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ -- dan
engkau akan melihat malaikat-malaikat
berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih
dengan me-nyanjungkan puji-pujian kepada
Rabb (Tuhan) mereka,” bahwa Sifat-sifat
Allah Swt. akan menampakkan penjelmaan
yang paling sempurna pada Hari Pembalasan, dan para malaikat yang bertugas akan menyanyikan puji-pujian
dan sanjungan kepada Dzat Yang Maha Suci.
Atau, ayat ini dapat pula berarti
bahwa Keesaan Tuhan (Allah Swt.) akan
berdiri mapan di Jazirah Arabia, dan abdi-abdi Allah yang benar di dunia bersama-sama dengan para malaikat di seluruh langit, akan menyanjung
puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) seluruh alam, padahal sebelumnya mereka itu merupakan
manusia-manusia “berhati batu,” berikut firman-Nya kepada Nabi
Besar Muhammad saw. :
اُنۡظُرۡ
کَیۡفَ ضَرَبُوۡا لَکَ الۡاَمۡثَالَ فَضَلُّوۡا
فَلَا یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ سَبِیۡلًا ﴿﴾ وَ قَالُوۡۤاءَ اِذَا کُنَّا عِظَامًا وَّ
رُفَاتًاءَ اِنَّا
لَمَبۡعُوۡثُوۡنَ خَلۡقًا
جَدِیۡدًا ﴿﴾ قُلۡ
کُوۡنُوۡا حِجَارَۃً اَوۡ
حَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾ اَوۡ خَلۡقًا مِّمَّا
یَکۡبُرُ فِیۡ صُدُوۡرِکُمۡ ۚ فَسَیَقُوۡلُوۡنَ مَنۡ یُّعِیۡدُنَا ؕ قُلِ الَّذِیۡ
فَطَرَکُمۡ اَوَّلَ مَرَّۃٍ ۚ
فَسَیُنۡغِضُوۡنَ اِلَیۡکَ رُءُوۡسَہُمۡ وَ یَقُوۡلُوۡنَ مَتٰی ہُوَ ؕ قُلۡ
عَسٰۤی اَنۡ یَّکُوۡنَ
قَرِیۡبًا ﴿﴾ یَوۡمَ یَدۡعُوۡکُمۡ فَتَسۡتَجِیۡبُوۡنَ بِحَمۡدِہٖ
وَ تَظُنُّوۡنَ اِنۡ
لَّبِثۡتُمۡ اِلَّا قَلِیۡلًا ﴿٪﴾
Perhatikanlah
bagaimana mereka mengada-adakan
tamsil-tamsil mengenai diri engkau,
maka akibat-nya mereka menjadi
sesat lalu mereka tidak dapat
menemukan jalan. Dan mereka berkata: ”Apakah apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan di-bangkitkan kembali
sebagai makhluk yang baru?” Katakanlah: “Jadilah kamu batu atau besi, atau makhluk yang nampaknya terkeras dalam
pikiran kamu, kamu pasti akan dibangkitkan lagi.” Maka pasti mereka akan
mengatakan: “Siapakah yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “Dia Yang telah menjadikan kamu pertama kali.”
Maka pasti mereka akan menggelengkan
kepalanya terhadap engkau dan berkata: ”Kapankah itu akan terjadi?” Katakanlah: “Boleh jadi itu dekat. Yaitu pada hari ketika Dia memanggil kamu
lalu kamu menyambut dengan memuji-Nya
dan kamu akan beranggapan bahwa kamu
tidak tinggal di dunia kecuali hanya
sebentar.” (Bani Israil [17]:49-53).
Jadi, kembali kepada Surah Al-Muthafiffīn mengenai Sijjin dan ‘Iliyyin, selanjutnya Allah Swt.
berfirman mengenai sikap buruk dan ketakaburan
para penentang
Rasul Allah terhadap Rasul Allah dan orang-orang beriman
yang bersertanya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا کَانُوۡا مِنَ
الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا یَضۡحَکُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾ وَ اِذَا
مَرُّوۡا بِہِمۡ یَتَغَامَزُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾ وَ اِذَا
انۡقَلَبُوۡۤا اِلٰۤی اَہۡلِہِمُ
انۡقَلَبُوۡا فَکِہِیۡنَ ﴿۫ۖ﴾ وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ قَالُوۡۤا اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ
لَضَآلُّوۡنَ ﴿ۙ﴾ وَ مَاۤ
اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ حٰفِظِیۡنَ
﴿ؕ﴾
Sesungguhnya
orang-orang berdosa biasa menertawakan orang-orang yang beriman. Dan
apabila mereka lewat di dekat mereka
itu, mereka saling mengedipkan mata.
Dan apabila
mereka kembali kepada
sanak-saudara mereka, mereka kembali dengan gembira. وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ
قَالُوۡۤا -- dan
apabila mereka melihat mereka itu,
mereka berkata, اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَضَآلُّوۡنَ -- “sesungguhnya mereka itu pasti sesat!” وَ مَاۤ
اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ حٰفِظِیۡنَ
-- dan mereka
tidak diutus kepada mereka yang beriman itu sebagai penjaga. (Al-Muthaffifīn
[83]:30-34).
(Bersambung)
Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik
Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar, 17 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar