Rabu, 03 Desember 2014

"Reinkarnasi Iblis" di Setiap Zaman Kedatangan Rasul Allah yang Dijanjikan



بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   367

Reinkarnasi Iblis  di Setiap Zaman Kedatangan Rasul Allah yang Dijanjikan

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir bagian  akhir  Bab sebelumnya  telah dijelaskan  firman Allah Swt.  mengenai makna lain dari ayat  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal, tentu kami  tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala, adalah:  Seandainya kami mengikuti peraturan-peraturan syariat atau mengikuti kata-hati dan pertimbangan akal,” sehubungan pertanyaan para penjaga neraka jahannam kepada para penghuni neraka jahannam, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ  زَیَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡیَا بِمَصَابِیۡحَ وَ جَعَلۡنٰہَا  رُجُوۡمًا  لِّلشَّیٰطِیۡنِ وَ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابَ السَّعِیۡرِ ﴿﴾   وَ لِلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  بِرَبِّہِمۡ  عَذَابُ جَہَنَّمَ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾  اِذَاۤ  اُلۡقُوۡا فِیۡہَا سَمِعُوۡا  لَہَا شَہِیۡقًا وَّ ہِیَ  تَفُوۡرُ ۙ﴿﴾  تَکَادُ  تَمَیَّزُ مِنَ  الۡغَیۡظِ ؕ کُلَّمَاۤ  اُلۡقِیَ فِیۡہَا  فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ  نَذِیۡرٌ ﴿﴾  قَالُوۡا  بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا  نَذِیۡرٌ ۬ۙ  فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ اللّٰہُ  مِنۡ شَیۡءٍ ۚۖ اِنۡ  اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ﴿﴾  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ ﴿﴾ فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا  لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ ﴿﴾  اِنَّ  الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ  وَّ  اَجۡرٌ  کَبِیۡرٌ ﴿﴾
Dan  sungguh  Kami benar-benar telah menghiasi langit yang terdekat dengan pelita-pelita (planet-planet) dan Kami telah menjadikannya untuk mengusir syaitan-syaitan, dan Kami telah menyediakan bagi mereka azab Api yang berkobar-kobar. Dan bagi orang-orang yang kafir kepada Rabb  (Tuhan) mereka tersedia  azab Jahannam,  dan seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya,  mereka akan mendengarnya gemuruh dan neraka itu mendidih.   Hampir-hampir neraka itu pecah karena marah.    تَکَادُ  تَمَیَّزُ مِنَ  الۡغَیۡظِ ؕ کُلَّمَاۤ  اُلۡقِیَ فِیۡہَا  فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ  نَذِیۡرٌ  --  Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekelompok orang kafir akan bertanya kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah tidak pernah datang kepada kamu seorang Pemberi peringatan?”  قَالُوۡا  بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا  نَذِیۡرٌ ۬ۙ  فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ اللّٰہُ  مِنۡ شَیۡ   --  Mereka berkata: “Benar,  sungguh  telah datang kepada kami seorang Pemberi peringatan tetapi kami mendustakannya dan kami berkata: “Allah sekali-kali tidak menurunkan sesuatu pun,  اِنۡ  اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ  -- engkau tidak lain melainkan di dalam kesesatan yang besar.”  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal,   tentu kami  tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala.” فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا  لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  maka mereka mengakui dosa-dosa mereka, maka kebinasaanlah bagi para penghuni Api yang menyala-nyala.  اِنَّ  الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ  وَّ  اَجۡرٌ  کَبِیۡرٌ --    sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb (Tuhan) mereka dalam keadaan tidak nampak, bagi mereka ada ampunan dan ganjaran besar. (Al-Mulk [67]:6-13).

Fir’aun Memandang ke Langit Tetapi “Menyaksikan Kekuasaan”  Allah Swt. di Laut 

        Jadi,  kesadaran dan penyesalan yang terlambat seperti itu sudah “ditakdirkan” Allah Swt. untuk menjadi bagian dari “nasib malang” para penentang para Rasul Allah di setiap zaman, seperti halnya penyesalan dan penyataan iman  yang dikatakan Fir’aun  ketika akan tenggelam dalam laut,  firman-Nya:
وَ جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ  بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ  اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً   ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan  Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu  Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ   -- “Aku percaya (beriman) , sesungguhnya   tidak ada Tuhan kecuali Yang dipercayai oleh Bani Israil,  وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ  -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.” آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ --   ”Apa, sekarang baru ber-iman!? Padahal engkau  telah membangkang sebelum ini, dan  engkau  termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.”  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً      --    maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda bagi orang-orang  sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ --  dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar  lengah terhadap Tanda-tanda Kami.” (Yunus [10]:91-93).
       Kata-kata dalam ayat    اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ   -- “Aku percaya (beriman) , sesungguhnya   tidak ada Tuhan kecuali Yang dipercayai oleh Bani Israil, وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ  -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya,” melukiskan kedalaman lembah kehinaan yang si congkak Fir’aun telah terjerumus ke dalamnya.
       Sangat menarik perhatian kita jawaban Allah Swt. dalam firman-Nya: فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً      --    maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda  bagi orang-orang  sesudah engkau”,    bahwa hanya Al-Quran sajalah dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah, yang menceritakan kenyataan yang disinggung oleh ayat ini.
        Bible tak menyebutkannya dan tidak pula kitab sejarah mana pun. Tetapi dengan cara yang alangkah ajaibnya firman Allah Swt. itu telah terbukti kebenarannya. Setelah lewat lebih dari 3000 tahun, mayat Fir’aun itu telah ditemukan orang kembali dan sekarang tersimpan dalam keadaan terpelihara di musium di Kairo.
      Nampak dari mayat itu, bahwa Fir’aun itu orangnya kurus dan pendek dengan wajah yang mencerminkan kebengisan campur kebodohan. Nabi Musa a.s. dilahirkan di zaman Ramses II dan dibesarkan olehnya (Keluaran 2:2-10), tetapi pada pemerintahan putranya, ialah Merneptah (Meneptah), beliau diserahi tugas kenabian (Jewish Encyclopaedia, jilid 9 hlm. 500 & Encyclopaedia Biblica,   pada kata “Pharaoh” & pada “Egypt”).

Kemunculan “Fir’aun-Fir’aun” Baru & Sambutan Penghormatan Para Penjaga Surga

       Menindaklanjuti peringatan dalam ayatفَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً     --  “maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda  bagi orang-orang  sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ --  dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar lengah terhadap Tanda-tanda Kami” (Yunus [10]:93), dalam Surah lain Allah Swt. menegaskan mengenai kemunculan “Fir’aun-Fir’aun” lainnya  dan  nasib malang yang akan menimpa mereka --  termasuk di Akhir Zaman ini  --  firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا لَنۡ تُغۡنِیَ عَنۡہُمۡ اَمۡوَالُہُمۡ  وَ لَاۤ  اَوۡلَادُہُمۡ  مِّنَ اللّٰہِ شَیۡئًا ؕ وَ اُولٰٓئِکَ ہُمۡ  وَقُوۡدُ  النَّارِ ﴿ۙ﴾   کَدَاۡبِ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ ؕ  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا ۚ فَاَخَذَہُمُ اللّٰہُ بِذُنُوۡبِہِمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾ قُلۡ لِّلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا سَتُغۡلَبُوۡنَ وَ تُحۡشَرُوۡنَ اِلٰی جَہَنَّمَ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمِہَادُ﴿﴾
Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta mereka dan anak-anak mereka tidak akan pernah berguna sedikit pun bagi mereka untuk  melawan Allah, dan mereka itu adalah  bahan bakar Api. کَدَاۡبِ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  --   keadaan mereka  seperti keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang sebelumnya.  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا  -- mereka mendustakan Tanda-tanda Kami فَاَخَذَہُمُ اللّٰہُ بِذُنُوۡبِہِمۡ   --  maka Allah menghukum  mereka karena dosa-dosanya, وَ اللّٰہُ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ  -- dan  Allah sangat keras dalam menghukum.  Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: سَتُغۡلَبُوۡنَ وَ تُحۡشَرُوۡنَ اِلٰی جَہَنَّمَ --  Kamu segera akan dikalahkan dan dihimpun ke Jahannam, dan sangat buruk tempat kediaman itu.” (Āli ‘Imran [3]:11-13). Lihat pula QS.8:53-55.
        Kata da’b dalam ayat   کَدَاۡبِ اٰلِ فِرۡعَوۡنَ ۙ وَ الَّذِیۡنَ مِنۡ قَبۡلِہِمۡ  --   keadaan mereka  seperti keadaan kaum Fir’aun dan orang-orang sebelumnya,  berarti:  kebiasaan, adat atau cara, peristiwa, perkara atau keadaan (Aqrab-al-Mawarid), seakan-akan merupakan reinkarnasi  berbagai perbuatan buruk Fir’aun  dan para pemuka kaum-kaum kafir sebelumnya, yang pada hakikatnya merupakan reinkarnasi dari ancaman Iblis   ketika diusir oleh Allah Swt. dari “surga keridhaan-Nya” karena menolak “sujud” (patuh-taat) kepada Adam – Khalifah Allah   --  bersama para malaikat  (QS.7:12-19; QS.17:62-66).
         Sebaliknya dari nasib malang para penghuni neraka jahannam,  mengenai pihak yang mereka   perlakukan secara zalim   -- hanya karena mereka itu telah beriman kepada Rasul Allah atau Khalifah Allah yang kedatangannya dijanjikan Allah Swt. kepada mereka (QS.3:191-196; QS.7:35-37) -- dalam ayat selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai kehormatan mereka:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ اتَّقَوۡا رَبَّہُمۡ  اِلَی الۡجَنَّۃِ زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی  اِذَا جَآءُوۡہَا وَ فُتِحَتۡ اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ ﴿﴾ وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ نَتَبَوَّاُ مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ ۚ فَنِعۡمَ  اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ ﴿﴾ وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ  حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ  بِالۡحَقِّ وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan orang-orang yang bertakwa akan  digiring kepada Rabb (Tuhan) mereka ke dalam surga berombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya  dibukakan, وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ  -- dan penjaga-penjaganya berkata kepada mereka:  Selamat sejahtera atas kamu, طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ --  dan berbahagialah kamu,  maka masukilah surga ini untuk selama-lamanya.”  وَ قَالُوا الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ الَّذِیۡ صَدَقَنَا وَعۡدَہٗ ۚ  --  dan mereka  berkata:  Segala puji bagi Allah  Yang telah menggenapi janji-Nya  kepada kami وَ اَوۡرَثَنَا الۡاَرۡضَ -- dan telah mewariskan kepada kami bumi,  نَتَبَوَّاُ مِنَ الۡجَنَّۃِ حَیۡثُ نَشَآءُ  -- kami akan bertempat tinggal di surga di mana pun kami menghendaki.” فَنِعۡمَ  اَجۡرُ الۡعٰمِلِیۡنَ  -- maka alangkah baiknya ganjaran orang-orang yang beramal.   وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ  حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ    -- dan engkau akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan menyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka. وَ قُضِیَ بَیۡنَہُمۡ  بِالۡحَقِّ الۡعٰلَمِیۡنَ --  dan keputuskan akan diberikan di antara mereka dengan adil, وَ قِیۡلَ الۡحَمۡدُ لِلّٰہِ رَبِّ -- dan akan dikatakan: “Segala puji bagi Allah, Rabb (Tuhan) seluruh alam.” (Az-Zumar  [39]:74-76).
        Thibtum  dalam ayat , وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَا سَلٰمٌ عَلَیۡکُمۡ طِبۡتُمۡ فَادۡخُلُوۡہَا خٰلِدِیۡنَ  -- dan penjaga-penjaganya   berkata kepada mereka:  Selamat sejahtera atas kamu,  dan berbahagialah kamu,” dapat pula berarti  karena kamu menjalani kehidupan yang baik dan suci-murni.”

 Manusia-manusia “Berhati Batu” Menjadi “Hamba-hamba Ilahi” yang Hakiki

        Makna ayat   وَ تَرَی الۡمَلٰٓئِکَۃَ  حَآفِّیۡنَ مِنۡ حَوۡلِ الۡعَرۡشِ یُسَبِّحُوۡنَ بِحَمۡدِ رَبِّہِمۡ ۚ    -- dan engkau akan melihat malaikat-malaikat berkeliling di sekitar ‘Arasy seraya bertasbih dengan me-nyanjungkan puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) mereka,” bahwa  Sifat-sifat Allah Swt. akan menampakkan penjelmaan yang paling sempurna pada Hari Pembalasan, dan para malaikat yang bertugas akan menyanyikan   puji-pujian dan sanjungan kepada Dzat Yang Maha Suci.
      Atau, ayat ini dapat pula berarti bahwa Keesaan Tuhan (Allah Swt.) akan berdiri mapan di Jazirah Arabia, dan abdi-abdi Allah yang benar di dunia bersama-sama dengan para malaikat di seluruh langit, akan menyanjung puji-pujian kepada Rabb (Tuhan) seluruh alam,  padahal sebelumnya mereka itu merupakan manusia-manusia “berhati  batu,” berikut firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw. :
اُنۡظُرۡ کَیۡفَ ضَرَبُوۡا لَکَ الۡاَمۡثَالَ فَضَلُّوۡا  فَلَا  یَسۡتَطِیۡعُوۡنَ  سَبِیۡلًا ﴿﴾  وَ قَالُوۡۤاءَ اِذَا کُنَّا عِظَامًا  وَّ  رُفَاتًاءَ اِنَّا  لَمَبۡعُوۡثُوۡنَ  خَلۡقًا جَدِیۡدًا ﴿﴾  قُلۡ  کُوۡنُوۡا  حِجَارَۃً   اَوۡ  حَدِیۡدًا ﴿ۙ﴾  اَوۡ خَلۡقًا مِّمَّا یَکۡبُرُ فِیۡ صُدُوۡرِکُمۡ ۚ فَسَیَقُوۡلُوۡنَ مَنۡ یُّعِیۡدُنَا ؕ قُلِ الَّذِیۡ فَطَرَکُمۡ   اَوَّلَ مَرَّۃٍ ۚ فَسَیُنۡغِضُوۡنَ اِلَیۡکَ رُءُوۡسَہُمۡ وَ یَقُوۡلُوۡنَ مَتٰی ہُوَ ؕ  قُلۡ  عَسٰۤی  اَنۡ  یَّکُوۡنَ  قَرِیۡبًا ﴿﴾  یَوۡمَ  یَدۡعُوۡکُمۡ فَتَسۡتَجِیۡبُوۡنَ بِحَمۡدِہٖ وَ  تَظُنُّوۡنَ   اِنۡ   لَّبِثۡتُمۡ   اِلَّا   قَلِیۡلًا  ﴿٪﴾
Perhatikanlah  bagaimana mereka mengada-adakan tamsil-tamsil mengenai diri engkau, maka akibat-nya mereka menjadi sesat lalu mereka tidak dapat menemukan jalan.   Dan mereka berkata:  Apakah apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan di-bangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?”   Katakanlah: “Jadilah kamu batu atau besi,    atau makhluk yang nampaknya terkeras dalam pikiran kamu, kamu pasti akan dibangkitkan lagi.”  Maka pasti mereka akan mengatakan:  Siapakah yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah: “Dia Yang telah menjadikan kamu pertama kali.” Maka pasti mereka akan menggelengkan kepalanya terhadap engkau dan berkata:  Kapankah itu akan terjadi?” Katakanlah: “Boleh jadi itu dekat.    Yaitu pada hari ketika Dia   memanggil kamu lalu kamu menyambut dengan memuji-Nya dan kamu akan beranggapan bahwa  kamu tidak tinggal di dunia kecuali hanya sebentar.” (Bani Israil [17]:49-53).
 Jadi, kembali kepada Surah Al-Muthafiffīn mengenai Sijjin dan ‘Iliyyin, selanjutnya Allah Swt.  berfirman mengenai sikap buruk  dan ketakaburan  para penentang Rasul Allah terhadap Rasul Allah dan orang-orang   beriman yang bersertanya:
اِنَّ  الَّذِیۡنَ اَجۡرَمُوۡا کَانُوۡا مِنَ الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا یَضۡحَکُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾   وَ اِذَا  مَرُّوۡا بِہِمۡ یَتَغَامَزُوۡنَ ﴿۫ۖ﴾  وَ اِذَا  انۡقَلَبُوۡۤا  اِلٰۤی  اَہۡلِہِمُ  انۡقَلَبُوۡا فَکِہِیۡنَ ﴿۫ۖ﴾  وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ قَالُوۡۤا اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَضَآلُّوۡنَ ﴿ۙ﴾  وَ  مَاۤ  اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  حٰفِظِیۡنَ ﴿ؕ﴾
Sesungguhnya orang-orang berdosa biasa menertawakan  orang-orang yang beriman.   Dan apabila mereka lewat di dekat mereka itu, mereka saling mengedipkan mata.    Dan  apabila  mereka kembali kepada sanak-saudara mereka, mereka kembali dengan gembira.   وَ اِذَا رَاَوۡہُمۡ قَالُوۡۤا   --   dan apabila mereka melihat mereka itu, mereka berkata, اِنَّ ہٰۤؤُلَآءِ لَضَآلُّوۡنَ --  “sesungguhnya mereka itu pasti sesat!”  وَ  مَاۤ  اُرۡسِلُوۡا عَلَیۡہِمۡ  حٰفِظِیۡنَ   -- dan  mereka tidak diutus kepada mereka yang beriman itu sebagai penjaga. (Al-Muthaffifīn [83]:30-34).


(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***
Pajajaran Anyar,  17 November 2014


Tidak ada komentar:

Posting Komentar