Selasa, 02 Desember 2014

Pertanyaan Para Penjaga Neraka Jahannam Kepada Para Penghuninya Tentang Kedatangan Rasul Allah yang Dijanjikan

بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡم


Khazanah Ruhani Surah  Shād


Bab   366

Pertanyaan Para Penjaga Neraka Jahannam Kepada Penghuninya Tentang Kedatangan Rasul Allah yang Dijanjikan 

 Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam akhir bagian  akhir  Bab sebelumnya  telah dijelaskan  firman Allah Swt.  mengenai perumpamaan   surga, selanjutnya Allah Swt. menjawab keberatan (kritikan) para pengkritik Al-Quran (ajaran Islam) dari kalangan Non-Muslim, firman-Nya:
اِنَّ اللّٰہَ لَا یَسۡتَحۡیٖۤ اَنۡ یَّضۡرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوۡضَۃً فَمَا فَوۡقَہَا ؕ فَاَمَّا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَیَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّہِمۡ ۚ وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فَیَقُوۡلُوۡنَ مَا ذَاۤ  اَرَادَ  اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا ۘ یُضِلُّ بِہٖ کَثِیۡرًا ۙ وَّ یَہۡدِیۡ بِہٖ کَثِیۡرًا ؕ وَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ  اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ﴿ۙ﴾
Sesungguhnya Allah  tidak malu  mengemukakan suatu perumpamaan  sekecil nyamuk فَمَا فَوۡقَہَا  --    bahkan  yang lebih kecil dari itu, فَاَمَّا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوۡا فَیَعۡلَمُوۡنَ اَنَّہُ الۡحَقُّ مِنۡ رَّبِّہِمۡ   --    ada pun orang-orang yang beriman maka mereka mengetahui bahwa sesungguhnya perumpamaan itu  kebenaran  dari Rabb (Tuhan) mereka,   وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فَیَقُوۡلُوۡنَ مَا ذَاۤ  اَرَادَ  اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا -- sedangkan orang-orang kafir maka mereka mengatakan: “Apa  yang dikehendaki Allah dengan  perumpamaan ini?” یُضِلُّ بِہٖ کَثِیۡرًا ۙ وَّ یَہۡدِیۡ بِہٖ کَثِیۡرًا ؕ وَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ  اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ  --  dengannya   Dia menyesatkan banyak orang  dan dengannya pula    Dia memberi petunjuk banyak orangوَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ  اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ  -- dan sekali-kali   tidak ada yang Dia sesatkan dengannya kecuali orang-orang  fasik.   (Al-Baqarah [2]:27).
  Dharaba al-matsala berarti: ia memberi gambaran atau pengandaian; ia membuat pernyataan; ia mengemukakan perumpamaan (Lexicon Lane; Taj-al-‘Arus, dan QS.14:46). Jadi,   Allah Swt. telah menggambarkan surga dan neraka dalam Al-Quran  dengan perumpamaan-perumpamaan dan tamsilan-tamsilan.
       Perumpamaan-perumpamaan dan tamsilan-tamsilan melukiskan mendalamnya arti yang tidak dapat diungkapkan sebaik-baiknya dengan jalan lain, dan dalam hal-hal keruhanian perumpamaan-perumpamaan dan tamsilan-tamsilan tersebut memberikan satu-satunya cara untuk dapat menyampaikan buah pikiran dengan baik.
       Kata-kata yang dipakai untuk menggambarkan surga, mungkin tidak cukup dan tidak berarti bagaikan nyamuk yang dianggap oleh orang-orang Arab sebagai makhluk yang lemah dan memang pada hakikatnya demikian. Orang-orang Arab berkata: Adh-‘afu min ba’udhatin, artinya  "ia lebih lemah dari nyamuk".
    Meskipun demikian, perumpamaan-perumpamaan dan tamsilan-tamsilan itu membantu untuk memunculkan dalam angan-angan  gambaran nikmat-nikmat surga itu. Orang-orang  beriman mengetahui bahwa kata-kata itu hanya perumpamaan dan mereka berusaha menyelami kedalaman artinya, tetapi orang-orang kafir mulai mencela perumpamaan-perumpamaan itu dan makin bertambah dalam kesalahan dan kesesatan, firman-Nya: وَ اَمَّا الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا فَیَقُوۡلُوۡنَ مَا ذَاۤ  اَرَادَ  اللّٰہُ بِہٰذَا مَثَلًا -- sedangkan orang-orang kafir maka mereka mengatakan: “Apa  yang dikehendaki Allah dengan  perumpamaan ini?” یُضِلُّ بِہٖ کَثِیۡرًا ۙ وَّ یَہۡدِیۡ بِہٖ کَثِیۡرًا ؕ وَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ  اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ  --  dengannya   Dia menyesatkan banyak orang  dan dengannya pula    Dia memberi petunjuk banyak orangوَ مَا یُضِلُّ بِہٖۤ  اِلَّا الۡفٰسِقِیۡنَ  -- dan sekali-kali   tidak ada yang Dia sesatkan dengannya kecuali orang-orang  fasik.   (Al-Baqarah [2]:27).
    Dengan demikian benarlah firman-Nya berikut ini mengenai orang-orang yang  buta mata ruhaninya, walau pun setiap hari “menggeluti” Al-Quran jika mereka itu dalam kenyataannya bukan saja tidak mampu mengenali    -- bahkan mendustakan serta menentang -- Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.7:35-37; QS.61:10), firman-Nya:
اِنَّ الَّذِیۡنَ  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا وَ اسۡتَکۡبَرُوۡا عَنۡہَا لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ ﴿﴾ لَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ ؕ وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ ﴿﴾
Sesungguhnya  orang-orang yang mendustakan Ayat-ayat Kami dan dengan  takabur berpaling darinya,   لَا تُفَتَّحُ لَہُمۡ  اَبۡوَابُ السَّمَآءِ  وَ لَا یَدۡخُلُوۡنَ الۡجَنَّۃَ حَتّٰی یَلِجَ الۡجَمَلُ فِیۡ سَمِّ الۡخِیَاطِ  -- tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit ruhani dan tidak pula mereka akan masuk surga  hingga unta masuk ke lubang jarum, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الۡمُجۡرِمِیۡنَ -- dan demikianlah Kami membalas  orang-orang  yang  berdosaلَہُمۡ مِّنۡ جَہَنَّمَ مِہَادٌ  وَّ مِنۡ فَوۡقِہِمۡ غَوَاشٍ -- bagi mereka ada hamparan  Jahannam sedangkan di atas mereka ada selimut Jahannam, وَ کَذٰلِکَ نَجۡزِی الظّٰلِمِیۡنَ  -- dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim. (Al-A’rāf [7]:41-42).

Keserasian Tatanan Alam Semesta Jasmani  

        Berikut firman Allah Swt. mengenai keserasian sempurna tatanan alam semesta jasmani yang mampu “dibaca” (dilihat) oleh “orang-orang yang mempergunakan akal,”  sehingga mereka dapat mengenal dan beriman kepada Rasul Allah yang kedatangannya dijanjikan kepada mereka (QS.3:191-196):
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾  تَبٰرَکَ الَّذِیۡ  بِیَدِہِ  الۡمُلۡکُ ۫ وَ ہُوَ عَلٰی کُلِّ  شَیۡءٍ قَدِیۡرُۨ ۙ﴿﴾   الَّذِیۡ  خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَ الۡحَیٰوۃَ لِیَبۡلُوَکُمۡ  اَیُّکُمۡ  اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الۡغَفُوۡرُ ۙ﴿﴾  الَّذِیۡ خَلَقَ سَبۡعَ سَمٰوٰتٍ طِبَاقًا ؕ مَا تَرٰی فِیۡ  خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ  تَفٰوُتٍ ؕ فَارۡجِعِ  الۡبَصَرَ ۙ ہَلۡ  تَرٰی مِنۡ فُطُوۡرٍ ﴿﴾  ثُمَّ  ارۡجِعِ  الۡبَصَرَ کَرَّتَیۡنِ  یَنۡقَلِبۡ اِلَیۡکَ  الۡبَصَرُ خَاسِئًا وَّ ہُوَ حَسِیۡرٌ ﴿﴾   وَ لَقَدۡ  زَیَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡیَا بِمَصَابِیۡحَ وَ جَعَلۡنٰہَا  رُجُوۡمًا  لِّلشَّیٰطِیۡنِ وَ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابَ السَّعِیۡرِ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Maha Berbarkat  Dia Yang di Tangan-Nya kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,   Yang menciptakan kematian dan kehidupan,  supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya, dan   Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,    Yang telah menciptakan tujuh tingkat langit dengan serasi. Engkau tidak akan melihat di dalam ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah ketidakselarasan, maka lihatlah ber-ulang-ulang, apakah engkau melihat sesuatu  cacat?   Kemudian pandanglah untuk kedua kali,  penglihatan engkau akan kembali kepada engkau dengan tunduk dan  ia letih (Al-Mulk [67]:1-5).
   Hukum hidup dan mati berlaku di seluruh alam. Tiap-tiap makhluk-hidup tunduk kepada kehancuran dan kematian. Kata “kematian” di sini seperti juga dalam ayat QS.2:29 dan QS.53:45, disebut sebelum kata “kehidupan.” Alasannya ialah, rupa-rupanya kematian atau tanpa-wujud itu merupakan keadaan sebelum ada kehidupan, atau mungkin karena “mati” itu bagi umat manusia lebih penting dan lebih besar artinya daripada “hidup,” karena kematian membukakan kepada manusia pintu gerbang kehidupan kekal dan kemajuan ruhani yang tidak berhingga   -- sebagai buah (hasil/akibat)  melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. (QS.51:57) -- sedang kehidupan di dunia ini hanyalah suatu tempat persinggahan sementara dan merupakan suatu persiapan bagi kehidupan kekal lagi abadi di balik kubur.
  Kata thibāq itu bersamaan arti dengan thabāq dan dengan jamaknya athbāq. Orang mengatakan sesuatu ini thabāq atau thibāq bagi  sesuatu itu, yakni sesuatu ini berpasangan dengan itu atau sejenis itu dalam ukuran atau mutunya, dan sebagainya. Thibāq berarti juga tingkat (Lexicon Lane).
     Sungguh menakjubkan ciptaan Allah Swt. itu. Tatasurya yang di didalamnya bumi kita hanya merupakan anggota kecil itu sangat luas, bermacam-macam dan teratur susunannya, namun demikian tatasurya itu hanyalah merupakan salah satu dari ratusan juta tatasurya yang beberapa di antaranya jauh lebih besar lagi daripada tatasurya kita ini.
   Namun jutaan    -- bahkan milyaran -- matahari dan bintang itu begitu rupa diatur dan disebar dalam hubungan satu sama lain sehingga di mana-mana menimbulkan keserasian dan keindahan.  Dan tertib (keteraturan) yang menutupi dan meliputi  tatanan alam  semesta itu, jelas nampak kepada mata tanpa bantuan alat apa pun dan tersebar jauh melewati jangkauan pandangan yang dibantu oleh segala macam alat dan perkakas yang dunia ilmu dan teknik telah mampu menciptakannya.
    Itulah makna ayat: مَا تَرٰی فِیۡ  خَلۡقِ الرَّحۡمٰنِ مِنۡ  تَفٰوُتٍ ؕ فَارۡجِعِ  الۡبَصَرَ ۙ ہَلۡ  تَرٰی مِنۡ فُطُوۡرٍ  -- Engkau tidak akan melihat di dalam ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah ketidakselarasan, maka lihatlah berulang-ulang, apakah engkau melihat sesuatu  cacat?   Kemudian pandanglah untuk kedua kali,  penglihatan engkau akan kembali kepada engkau dengan tunduk dan  ia letih.
    Selanjutnya Allah Swt. berfirman mengenai  pertanyaan para penjaga neraka jahannam kepada para penghuni neraka jahannam:
وَ لَقَدۡ  زَیَّنَّا السَّمَآءَ الدُّنۡیَا بِمَصَابِیۡحَ وَ جَعَلۡنٰہَا  رُجُوۡمًا  لِّلشَّیٰطِیۡنِ وَ اَعۡتَدۡنَا لَہُمۡ عَذَابَ السَّعِیۡرِ ﴿﴾   وَ لِلَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا  بِرَبِّہِمۡ  عَذَابُ جَہَنَّمَ ؕ وَ بِئۡسَ الۡمَصِیۡرُ ﴿﴾  اِذَاۤ  اُلۡقُوۡا فِیۡہَا سَمِعُوۡا  لَہَا شَہِیۡقًا وَّ ہِیَ  تَفُوۡرُ ۙ﴿﴾  تَکَادُ  تَمَیَّزُ مِنَ  الۡغَیۡظِ ؕ کُلَّمَاۤ  اُلۡقِیَ فِیۡہَا  فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ  نَذِیۡرٌ ﴿﴾  قَالُوۡا  بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا  نَذِیۡرٌ ۬ۙ  فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ اللّٰہُ  مِنۡ شَیۡءٍ ۚۖ اِنۡ  اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ﴿﴾  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ ﴿﴾ فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا  لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ ﴿﴾  اِنَّ  الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ  وَّ  اَجۡرٌ  کَبِیۡرٌ ﴿﴾
Dan  sungguh  Kami benar-benar telah menghiasi langit yang terdekat dengan pelita-pelita (planet-planet) dan Kami telah menjadikannya untuk mengusir syaitan-syaitan, dan Kami telah menyediakan bagi mereka azab Api yang berkobar-kobar. Dan bagi orang-orang yang kafir kepada Rabb  (Tuhan) mereka tersedia  azab Jahannam,  dan seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya,  mereka akan mendengarnya gemuruh dan neraka itu mendidih.   Hampir-hampir neraka itu pecah karena marah.    تَکَادُ  تَمَیَّزُ مِنَ  الۡغَیۡظِ ؕ کُلَّمَاۤ  اُلۡقِیَ فِیۡہَا  فَوۡجٌ سَاَلَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ  نَذِیۡرٌ  --  Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekelompok orang kafir akan bertanya kepada mereka penjaga-penjaganya: “Apakah tidak pernah datang kepada kamu seorang Pemberi peringatan?”  قَالُوۡا  بَلٰی قَدۡ جَآءَنَا  نَذِیۡرٌ ۬ۙ  فَکَذَّبۡنَا وَ قُلۡنَا مَا نَزَّلَ اللّٰہُ  مِنۡ شَیۡ   --  Mereka berkata: “Benar,  sungguh  telah datang kepada kami seorang Pemberi peringatan tetapi kami mendustakannya dan kami berkata: “Allah sekali-kali tidak menurunkan sesuatu punاِنۡ  اَنۡتُمۡ اِلَّا فِیۡ ضَلٰلٍ کَبِیۡرٍ  -- engkau tidak lain melainkan di dalam kesesatan yang besar.”  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal,   tentu kami  tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala.” فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا  لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  maka mereka mengakui dosa-dosa mereka, maka kebinasaanlah bagi para penghuni Api yang menyala-nyalaاِنَّ  الَّذِیۡنَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّہُمۡ بِالۡغَیۡبِ لَہُمۡ مَّغۡفِرَۃٌ  وَّ  اَجۡرٌ  کَبِیۡرٌ --    sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabb (Tuhan) mereka dalam keadaan tidak nampak, bagi mereka ada ampunan dan ganjaran besar. (Al-Mulk [67]:6-13).

Pertanyaan Para Penjaga Neraka Jahannam kepada Para Penghuninya  & Pernyataan Iman Fir’aun yang Terlambat

         Dialog antara para penjaga neraka jahannam dengan para penghuni neraka jahannam mengenai kedatangan pemberi peringatan  -- yakni Rasul Allah (QS.7:35-37) – kepada mereka ketika di dunia, dikemukakan pula dalam firman-Nya berikut ini:
وَ سِیۡقَ الَّذِیۡنَ  کَفَرُوۡۤا اِلٰی جَہَنَّمَ  زُمَرًا ؕ حَتّٰۤی  اِذَا جَآءُوۡہَا فُتِحَتۡ  اَبۡوَابُہَا وَ قَالَ لَہُمۡ خَزَنَتُہَاۤ  اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَتۡلُوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِ رَبِّکُمۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا ؕ قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنۡ حَقَّتۡ کَلِمَۃُ الۡعَذَابِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾ قِیۡلَ  ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَی الۡمُتَکَبِّرِیۡنَ ﴿﴾
Dan orang-orang kafir  akan digiring ke Jahannam  rombongan-rombongan, hingga apabila mereka sampai kepadanya pintu-pintunya  dibukakan, bdan penjaga-penjaganya akan berkata kepada mereka: اَلَمۡ یَاۡتِکُمۡ رُسُلٌ مِّنۡکُمۡ یَتۡلُوۡنَ عَلَیۡکُمۡ اٰیٰتِ رَبِّکُمۡ وَ یُنۡذِرُوۡنَکُمۡ لِقَآءَ یَوۡمِکُمۡ ہٰذَا  --  “Bukankah telah datang kepada kamu rasul-rasul dari antara kamu sendiri membacakan kepada kamu Ayat-ayat Rabb (Tuhan) kamu, dan memberi peringatan kepada kamu mengenai pertemuan pada harimu ini?” قَالُوۡا بَلٰی وَ لٰکِنۡ حَقَّتۡ کَلِمَۃُ الۡعَذَابِ عَلَی الۡکٰفِرِیۡنَ  -- Mereka akan berkata: “Ya benar, tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap  orang-orang kafir.”  قِیۡلَ  ادۡخُلُوۡۤا اَبۡوَابَ جَہَنَّمَ خٰلِدِیۡنَ فِیۡہَا ۚ فَبِئۡسَ مَثۡوَی الۡمُتَکَبِّرِیۡنَ  --  akan dikatakan:  Masukilah pintu-pintu Jahannam, kamu akan kekal di dalamnya”, maka sangat bu-ruk tempat tinggal orang-orang yang  sombong.” (Az-Zumar  [39]:72-73).
      Jadi,  berdasarkan pengakuan para penghuni neraka jahannam sendiri bahwa masuknya manusia ke dalam neraka jahannam karena ketika mereka hidup di dunia tidak menggunakan “akal sehat”  atau  bashirah (penglihatan ruhani) mereka secara benar   -- terutama mengenai kedatangan Rasul Allah (QS.7:35-37) – firman-Nya: وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal,   tentu kami  tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala.” فَاعۡتَرَفُوۡا بِذَنۡۢبِہِمۡ ۚ فَسُحۡقًا  لِّاَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  maka mereka mengakui dosa-dosa mereka, maka kebinasaanlah bagi para penghuni Api yang menyala-nyala.” (Al-Mulk [67]:10-12).
       Makna lain dari ayat  وَ قَالُوۡا  لَوۡ  کُنَّا نَسۡمَعُ  اَوۡ نَعۡقِلُ مَا کُنَّا فِیۡۤ   اَصۡحٰبِ السَّعِیۡرِ  --  dan mereka berkata: “Seandainya kami mendengarkan atau mempergunakan akal,   tentu kami  tidak akan termasuk penghuni Api yang menyala-nyala,”   adalah:   “Seandainya kami mengikuti peraturan-peraturan syariat atau mengikuti kata-hati dan pertimbangan akal.”   
        Jadi,  kesadaran dan penyesalan yang terlambat seperti itu sudah “ditakdirkan” Allah Swt. untuk menjadi bagian dari “nasib malang” para penentang para Rasul Allah di setiap zaman, seperti halnya penyesalan dan penyataan iman  yang dikatakan Fir’aun  ketika akan tenggelam dalam laut,  firman-Nya:
وَ جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ  بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ  اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾ آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً   ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan  Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu  Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ   -- “Aku percaya (beriman) , sesungguhnya   tidak ada Tuhan kecuali Yang dipercayai oleh Bani Israil,  وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ  -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.” آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ --   ”Apa, sekarang baru ber-iman!? Padahal engkau  telah mem-bangkang sebelum ini, dan  engkau  termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.”  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً      --    maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda  bagi orang-orang  sesudah engkau, وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ --  dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar  lengah terhadap Tanda-tanda Kami.” (Yunus [10]:91-93).
       Kata-kata dalam ayat    اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ   -- “Aku percaya (beriman) , sesungguhnya   tidak ada Tuhan kecuali Yang dipercayai oleh Bani Israil,    وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ  -- dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya,” melukiskan kedalaman lembah kehinaan yang si congkak Fir’aun telah terjerumus ke dalamnya.

Mayat Fir’aun Diabadikan Dalam Musium di Kairo

       Sangat menarik perhatian kita jawaban Allah Swt. dalam firman-Nya: فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً      --    maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda  bagi orang-orang  sesudah engkau”,    bahwa hanya Al-Quran sajalah dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah, yang menceritakan kenyataan yang disinggung oleh ayat ini.
      Bible tak menyebutkannya dan tidak pula kitab sejarah mana pun. Tetapi dengan cara yang alangkah ajaibnya firman Allah Swt. itu telah terbukti kebenarannya. Setelah lewat lebih dari 3000 tahun, mayat Fir’aun itu telah ditemukan orang kembali dan sekarang tersimpan dalam keadaan terpelihara di musium di Kairo.
      Nampak dari mayat itu, bahwa Fir’aun itu orangnya kurus dan pendek dengan wajah yang mencerminkan kebengisan campur kebodohan. Nabi Musa a.s. dilahirkan di zaman Ramses II dan dibesarkan olehnya (Keluaran 2:2-10), tetapi pada pemerintahan putranya, ialah Merneptah (Meneptah), beliau diserahi tugas kenabian (Jewish Encyclopaedia, jilid 9 hlm. 500 & Encyclopaedia Biblica,   pada kata “Pharaoh” & pada “Egypt”).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

                                                                  ***

Pajajaran Anyar, 16 November    2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar