Minggu, 25 Agustus 2013

Ketakaburan Fir'aun & Kehinaan Akhir kehidupannya Sebagai Peringatan yang Abadi bagi Para Penentang Rasul Allah




بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ



Khazanah Ruhani Surah  Shād 


Bab 1

Ketakaburan Fir’aun & Kehinaan Akhir kehidupannya Sebagai Peringatan  yang Abadi bagi Para Penentang Rasul Allah

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam Blog Galuh Buana Panca Tengah telah dikemukakan  berbagai hakikat  dan  khazanah ruhani  Surah Ash-Shāffāt, dan dalam Blog ini akan dikemukakan  berbagai  hakikat  dan  khazanah ruhani yang terkandung dalam Surah berikutnya yaitu Surah Shād.
Surah  Shād  diturunkan pada tahun-tahun permulaan masa hidup Nabi Besar Muhammad saw.   di Mekkah. Ibnu ‘Abbas, seperti diriwayatkan oleh Baihaqi dan Ibnu Mardawaih, mendukung pandangan itu, dan para alim ulama lainnya pun sepakat dengan beliau.
Dalam isi dan pokok pembahasannya, Surah ini mempunyai persamaan yang sangat erat dengan Ash-Shāffāt, yang berakhir dengan pernyataan Ilahi, bernadakan tantangan bahwa: Pasukan-pasukan  Allah  akan menang dan hari itu akan merupakan hari naas bagi orang-orang kafir, bila azab Ilahi menimpa mereka, firman-Nya:
وَ لَقَدۡ سَبَقَتۡ کَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ۚۖ  اِنَّہُمۡ  لَہُمُ  الۡمَنۡصُوۡرُوۡنَ ﴿﴾۪   وَ  اِنَّ جُنۡدَنَا لَہُمُ  الۡغٰلِبُوۡنَ ﴿﴾   فَتَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ۙ   وَّ اَبۡصِرۡہُمۡ فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾ اَفَبِعَذَابِنَا یَسۡتَعۡجِلُوۡنَ ﴿﴾   فَاِذَا نَزَلَ بِسَاحَتِہِمۡ فَسَآءَ صَبَاحُ الۡمُنۡذَرِیۡنَ ﴿﴾ وَ تَوَلَّ عَنۡہُمۡ حَتّٰی حِیۡنٍ ﴿﴾ۙ   وَّ  اَبۡصِرۡ  فَسَوۡفَ یُبۡصِرُوۡنَ ﴿﴾  سُبۡحٰنَ رَبِّکَ رَبِّ الۡعِزَّۃِ عَمَّا یَصِفُوۡنَ ﴿﴾ۚ  وَ  سَلٰمٌ  عَلَی  الۡمُرۡسَلِیۡنَ ﴿﴾ۚ  وَ الۡحَمۡدُ  لِلّٰہِ  رَبِّ الۡعٰلَمِیۡنَ ﴿﴾٪
Dan sungguh benar-benar  telah ditetapkan keputusan Kami untuk hamba-hamba Kami para rasul, sesungguhnya mereka itulah yang akan diberi pertolongan,   dan sesungguhnya lasykar Kami itulah yang akan menang. Maka berpalinglah engkau dari mereka itu untuk sementara waktu.  Dan lihatlah mereka maka mereka pun segera akan melihat. Apakah mereka meminta  azab Kami segera   datang?  Tetapi apabila azab itu turun ke halaman mereka maka sangat buruklah pagi itu bagi orang-orang yang diberi ingat.   Maka berpalinglah engkau dari mereka itu untuk sementara waktu.   Dan lihatlah maka mereka pun akan segera melihat. Maha Suci Tuhan engkau, Tuhan Yang Memiliki Segala Kebesaran dari apa yang mereka sifatkan.   Dan sejahteralah atas para rasul!   Dan segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. (Ash-Shāffāt,[37]:172-183).  
     Surah Shād ini pun mulai dengan pernyataan sama tegasnya — hal itu merupakan takdir Ilahi yang tidak dapat diubah, bahwa orang-orang beriman akan memperoleh kekayaan, kekuasaan, dan kemuliaan, sedang orang-orang ingkar akan menjumpai kehinaan dan kebinasaan.

Ikhtisar Surah

  Surah ini mulai dengan pernyataan tegas — pada hakikatnya Allah Swt. bersumpah dengan Al-Quran — bahwa dengan mengamalkan ajarannya dan dengan menjadikannya peraturan hidup mereka, orang-orang beriman akan mencapai kejayaan dan kemuliaan serta  akan menduduki tempat sangat mulia di tengah masyarakat bangsa-bangsa yang gagah-perkasa.
  Selanjutnya Surah ini mengatakan bahwa orang-orang kafir Mekkah, bagaikan seekor burung beo, mengulangi teriakan-teriakan bahwa mereka tidak akan berhenti menyembah berhala-berhala mereka atas perintah seseorang, yang hanyalah salah seorang dari antara mereka sendiri.
 Sebagai jawaban kepada alasan yang dungu itu dikatakan kepada mereka: “Sejak kapan mereka telah mulai membanggakan diri memiliki khazanah kemurahan dan kasih-sayang Tuhan? Adalah hak mutlak Tuhan Sendiri, Dia memilih siapa pun yang dianggap-Nya layak menyampaikan kehendak Tuhan kepada makhluk-Nya; dan bahwa sekarang Dia telah memilih Nabi Besar Muhammad saw.   untuk tujuan mulia itu.”
 Sesudah membuat pernyataan  bahwa kekuatan-kekuatan keburukan akan menderita kekalahan dan kehinaan, dan para pendukung Tauhid Ilahi akan diberi kekuasaan, kekayaan, dan kehormatan, Surah  Shād ini bagai pengantar, memberikan pelukisan agak terinci mengenai kejayaan dan kemakmuran besar yang telah diperoleh kaum Bani Israil di masa pemerintahan dua raja yang juga nabi mereka, yaitu  Nabi Daud a.s.. dan Nabi Sulaiman  a.s., yang juga akan dinikmat oleh para pengikut Nabi Besar Muhammad saw. dari kalangan Bani Isma’il yang merupakan saudara Bani Israil.

Makna  Huruf Muqatha’at Shād  & Kebanggaan Semu
(Fatamorgana) Orang-orang Kafir

 Dengan menyebut salah satu huruf muqatha’at  shād, dalam Surah ini Allah Swt. berfirman:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِؕ﴿﴾  صٓ  وَ  الۡقُرۡاٰنِ  ذِی  الذِّکۡرِ ؕ﴿﴾   بَلِ  الَّذِیۡنَ   کَفَرُوۡا فِیۡ عِزَّۃٍ   وَّ  شِقَاقٍ ﴿﴾   کَمۡ  اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ فَنَادَوۡا  وَّ  لَاتَ حِیۡنَ مَنَاصٍ ﴿﴾
Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.   Allah Maha Benar,  demi  Al-Quran yang memiliki kemuliaan.  Tetapi orang-orang  kafir berada dalam kesombongan dan perpecahan.   Berapa banyak  kaum sebelum mereka telah Kami binasakan, lalu mereka berseru meminta pertolongan, tetapi tidak ada waktu lagi untuk lari melepaskan  diri dari  azab  (Shād [38]:1-4).
       Huruf shād dapat berarti “Tuhan Yang Maha Benar berpegang pada kebenaran,” atau “Aku Allah, Yang Maha Benar berpegang pada kebenaran.”  Jadi, Allah Swt.Tuhan Yang Maha Benar berpegang pada kebenaran, Dia bersumpah dengan Al-Quran bahwa dengan mengamalkan ajaran Al-Quran dan menjadikannya peraturan hidup mereka maka para pengikut  Nabi Besar Muhammad saw.  akan mencapai kemuliaan dan akan dapat menduduki tempat terhormat di antara masyarakat bangsa-bangsa besar, karena dzikir berarti pula kemuliaan (Lexicon Lane).
      Allah Swt. selanjutnya berfirman  بَلِ  الَّذِیۡنَ   کَفَرُوۡا فِیۡ عِزَّۃٍ   وَّ  شِقَاقٍ   – “Tetapi orang-orang  kafir berada dalam kesombongan dan perpecahan.” Sebab utama segala dosa dan kekafiran adalah kebanggaan yang semu, kecongkakan, dan keangkuhan. Dosa pertama yang telah dilakukan oleh syaitan  (iblis) yaitu bahwa ia telah menolak tunduk kepada Nabi Adam  a.s.   atas anggapan palsu memiliki derajat lebih mulia daripada Nabi Adam a.s., ucapan iblis:   اَنَا خَیۡرٌ  مِّنۡہُ -- “Aku lebih baik daripada dia” (QS.7:13) telah senantiasa menjadi kebanggaan orang-orang kafir dan telah mencegah mereka menerima kebenaran di masa setiap nabi Allah.
      Menjawab kebanggaan semu tersebut selanjutnya Allah Swt. berfirman:    بَلِ  الَّذِیۡنَ   کَفَرُوۡا فِیۡ عِزَّۃٍ   وَّ  شِقَاقٍ ﴿﴾   کَمۡ  اَہۡلَکۡنَا مِنۡ قَبۡلِہِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ فَنَادَوۡا  وَّ  لَاتَ حِیۡنَ مَنَاصٍ ﴿﴾  --     “berapa banyak  kaum sebelum mereka telah Kami binasakan, lalu mereka berseru meminta pertolongan, tetapi tidak ada waktu lagi untuk lari melepaskan  diri dari  azab  (Shād [38]:1-4).
      Menurut beberapa ulama, kata lāta itu asalnya dari laisa; dan sebagian lainnya beranggapan bahwa bentuk muannats (perempuan) ditambahkan kepada bentuk sangkalan  membuat sangkalan itu lebih keras. Menurut aliran ketiga, kata itu berdiri sendiri, tidak berasal dari laisa dan tidak pula dari lā.
      Tetapi aliran yang keempat berpendapat, bahwa kata itu adalah sebuah kata dan pula sebagian dari sebuah kata, yaitu kata sangkalan  dan ta, yang menjadi awalan bagi kata hīna. Kata itu pada umumnya disertai kata hīna atau sesuatu kata lain yang semakna dengan itu.

Kecongkakan Fir’aun & Kehinaan Akhir Hidupnya

     Contoh mengenai kesia-siaan kesadaran atau taubat yang  terlambat tersebut adalah yang diucapkan Fir’aun ketika akan tenggelam di lautan pada saat mengejar Nabi Musa a.s. dan Bani Israil pada waktu keluar dari Mesir, firman-Nya:
وَ جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ  بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ  اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾  آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan  Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu  Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: “Aku percaya, sesungguhnya Dia tidak ada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israil,  dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.”  Dia berfirman:   Apa, sekarang baru beriman!? Padahal engkau  telah membangkang sebelum ini, dan  engkau  termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya  badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda bagi orang-orang  sesudah engkau, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar  lengah terhadap Tanda-tanda Kami.” (Yunus [12]:91-93). 
       Kata-kata ini melukiskan kedalaman lembah kehinaan yang si congkak Fir’aun telah terjerumus ke dalamnya, yang telah mendakwakan diri sebagai “tuhan yang maha tinggi” dan pemilik kekuasaan mutlak atas negeri Mesir, firman-Nya kepada Nabi Besar Muhammad saw. sebagai misal Nabi Musa a.s. (QS.46:11):
ہَلۡ  اَتٰىکَ حَدِیۡثُ  مُوۡسٰی ﴿ۘ﴾  اِذۡ  نَادٰىہُ  رَبُّہٗ  بِالۡوَادِ  الۡمُقَدَّسِ طُوًی  ﴿ۚ﴾  اِذۡہَبۡ  اِلٰی فِرۡعَوۡنَ  اِنَّہٗ  طَغٰی  ﴿۫ۖ﴾  فَقُلۡ ہَلۡ  لَّکَ  اِلٰۤی  اَنۡ  تَزَکّٰی ﴿ۙ﴾  وَ  اَہۡدِیَکَ  اِلٰی  رَبِّکَ  فَتَخۡشٰی  ﴿ۚ﴾ فَاَرٰىہُ  الۡاٰیَۃَ  الۡکُبۡرٰی  ﴿۫ۖ﴾  فَکَذَّبَ وَ  عَصٰی ﴿۫ۖ﴾  ثُمَّ  اَدۡبَرَ  یَسۡعٰی  ﴿۫ۖ﴾ فَحَشَرَ  فَنَادٰی ﴿۫ۖ﴾  فَقَالَ  اَنَا  رَبُّکُمُ   الۡاَعۡلٰی ﴿۫ۖ﴾   فَاَخَذَہُ  اللّٰہُ  نَکَالَ الۡاٰخِرَۃِ  وَ الۡاُوۡلٰی ﴿ؕ﴾  اِنَّ  فِیۡ ذٰلِکَ لَعِبۡرَۃً  لِّمَنۡ  یَّخۡشٰی ﴿ؕ٪﴾
Apakah sudah sampai kepada engkau kisah Musa?   Ketika Tuhan-nya memanggil dia  di lembah suci Thuwā,  Allah berfirman: “Pergilah engkau kepada Fir’aun  sesungguhnya ia telah melampaui batasmaka katakanlah: “Adakah pada diri engkau keinginan untuk mensucikan diri?   Dan aku akan menunjuki engkau kepada Tuhan engkau supaya engkau takut.” Maka dia (Musa) memperlihatkan kepadanya Tanda yang besar,  tetapi ia (Fir’aun) mendustakan dan mendurhakai,   kemudian ia berpaling seraya berusaha menantang.  Maka ia menghimpunkan kaumnya dan berseru,   lalu berkata:   اَنَا  رَبُّکُمُ   الۡاَعۡلٰی  -- “Akulah  tuhan kamu yang paling tinggi.”   Maka Allah menyergapnya dengan siksaan di akhirat dan di dunia.   Sesungguhnya dalam hal itu benar-benar ada pelajaran bagi orang yang takut. (An-Nāzi’āt [79]:116-27.

Kebanggaan Fir’aun Sebagai Penguasa Mesir

  “Tanda yang besar” itu mukjizat tongkat, yang mengungguli semua mukjizat lainnya yang diperlihatkan oleh Nabi Musa a.s.  (QS.20:21). Kemudian mengenai kekuasaannya atas kerajaan Mesir Fir’aun berkata: 
وَ نَادٰی فِرۡعَوۡنُ فِیۡ  قَوۡمِہٖ  قَالَ یٰقَوۡمِ اَلَیۡسَ لِیۡ مُلۡکُ مِصۡرَ وَ ہٰذِہِ  الۡاَنۡہٰرُ تَجۡرِیۡ مِنۡ  تَحۡتِیۡ ۚ اَفَلَا  تُبۡصِرُوۡنَ ﴿ؕ﴾  اَمۡ اَنَا خَیۡرٌ  مِّنۡ ہٰذَا الَّذِیۡ ہُوَ  مَہِیۡنٌ ۬ۙ وَّ لَا یَکَادُ  یُبِیۡنُ ﴿﴾  فَلَوۡ لَاۤ  اُلۡقِیَ عَلَیۡہِ  اَسۡوِرَۃٌ  مِّنۡ ذَہَبٍ اَوۡ جَآءَ  مَعَہُ الۡمَلٰٓئِکَۃُ  مُقۡتَرِنِیۡنَ ﴿﴾  فَاسۡتَخَفَّ قَوۡمَہٗ  فَاَطَاعُوۡہُ ؕ اِنَّہُمۡ کَانُوۡا قَوۡمًا فٰسِقِیۡنَ ﴿﴾  فَلَمَّاۤ  اٰسَفُوۡنَا انۡتَقَمۡنَا مِنۡہُمۡ فَاَغۡرَقۡنٰہُمۡ  اَجۡمَعِیۡنَ ﴿ۙ﴾  فَجَعَلۡنٰہُمۡ  سَلَفًا وَّ  مَثَلًا  لِّلۡاٰخِرِیۡنَ ﴿٪﴾
Dan Fir’aun mengumumkan kepada kaumnya dengan berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini mengalir di bawah kekuasanku? Maka apakah kamu tidak melihat?    Atau tidakkah aku lebih baik daripada orang   yang hina ini  dan ia (Musa) tidak dapat menjelaskan? Mengapakah tidak dianugerahkan kepadanya gelang-gelang dari emas, atau datang bersamanya  malaikat-malaikat yang berkumpul di sekelilingnya?"   Demikianlah ia (Fir’aun) memperbodoh kaumnya lalu mereka patuh kepadanya, sesungguhnya mereka adalah kaum durhaka.   Maka ketika mereka membuat Kami murka,  Kami menuntut balas dari mereka dan Kami menenggelam-kan mereka semua,   dan Kami menjadikan mereka kisah yang lalu dan misal bagi kaum yang akan datang. (Az-Zukhruf [43]:52-57). 
      Jadi, kembali kepada firman Allah Swt. sebelumnya mengenai penyelamatan jasad Fir’aun:
وَ جٰوَزۡنَا بِبَنِیۡۤ  اِسۡرَآءِیۡلَ الۡبَحۡرَ فَاَتۡبَعَہُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَ جُنُوۡدُہٗ  بَغۡیًا وَّ عَدۡوًا ؕ حَتّٰۤی اِذَاۤ  اَدۡرَکَہُ الۡغَرَقُ ۙ قَالَ اٰمَنۡتُ اَنَّہٗ  لَاۤ اِلٰہَ  اِلَّا الَّذِیۡۤ اٰمَنَتۡ بِہٖ بَنُوۡۤا اِسۡرَآءِیۡلَ وَ اَنَا مِنَ الۡمُسۡلِمِیۡنَ ﴿﴾  آٰلۡـٰٔنَ وَ قَدۡ عَصَیۡتَ قَبۡلُ وَ کُنۡتَ مِنَ الۡمُفۡسِدِیۡنَ ﴿﴾  فَالۡیَوۡمَ نُنَجِّیۡکَ بِبَدَنِکَ  لِتَکُوۡنَ لِمَنۡ خَلۡفَکَ اٰیَۃً ؕ وَ اِنَّ کَثِیۡرًا مِّنَ النَّاسِ عَنۡ  اٰیٰتِنَا  لَغٰفِلُوۡنَ ﴿٪﴾
Dan  Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi laut, lalu  Fir’aun dan lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga apabila ia menjelang tenggelam ia berkata: “Aku percaya, sesungguhnya Dia tidak ada Tuhan kecuali yang dipercayai oleh Bani Israil,  dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri kepada-Nya.”  Dia berfirman:  Apa, sekarang baru beriman!? Padahal engkau  telah membangkang sebelum ini, dan  engkau  termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya badan engkau, supaya engkau menjadi suatu Tanda  bagi orang-orang  sesudah engkau, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia benar-benar  lengah terhadap Tanda-tanda Kami.” (Yunus [12]:91-93).

Mayat Fir’aun Merneptah   Diketemukan  dan Disimpan Di Musium

       Sangat menarik perhatian kita, bahwa hanya Al-Quran sajalah dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah, yang menceritakan kenyataan yang disinggung oleh ayat ini. Bible tak menyebutkannya dan tidak pula kitab sejarah mana pun. Dengan cara yang sangat ajaib  firman Allah Swt. itu telah terbukti kebenarannya. Setelah lewat lebih dari 3000 tahun, mayat Fir’aun itu telah ditemukan orang kembali dan sekarang tersimpan dalam keadaan terpelihara di museum di Kairo.
     Nampak dari mayat itu, bahwa Fir’aun itu orangnya kurus dan pendek dengan wajah yang mencerminkan kebengisan campur kebodohan. Nabi Musa a.s. dilahirkan di zaman Ramses II dan dibesarkan olehnya (Keluaran 2:2-10), tetapi pada pemerintahan putranya, ialah Merneptah (Meneptah), beliau diserahi tugas kenabian (Jewish Encyclopaedia jilid 9 hlm. 500 & Encyclopaedia Biblica pada kata “Pharaoh” & pada “Egypt”).

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid
***

Pajajaran Anyar, 24 Agustus  2013


Tidak ada komentar:

Posting Komentar