Kamis, 29 Agustus 2013

Nubuatan Kekalahan Kaum Musyrik Quraisy Mekkah dalam Perang Badar



 بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ

Khazanah Ruhani Surah  Shād 


Bab 5

Nubuatan Kekalahan Kaum Musyrik  Quraisy Mekkah
dalam Perang  Badar

Oleh

Ki Langlang Buana Kusuma

D
alam bagian akhir Bab sebelumnya telah  mengenai  pengepungan kota Madinah oleh golongan   persekutuan (al-Ahzab)  guna menghabisi missi suci Nabi Besar Muhammad saw. dan umat Islam, firman-Nya:
یٰۤاَیُّہَا الَّذِیۡنَ اٰمَنُوا اذۡکُرُوۡا نِعۡمَۃَ اللّٰہِ عَلَیۡکُمۡ  اِذۡ جَآءَتۡکُمۡ جُنُوۡدٌ  فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا ؕ وَ کَانَ اللّٰہُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ بَصِیۡرًا ۚ﴿﴾ اِذۡ  جَآءُوۡکُمۡ  مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ  وَ مِنۡ اَسۡفَلَ مِنۡکُمۡ  وَ  اِذۡ زَاغَتِ الۡاَبۡصَارُ وَ  بَلَغَتِ الۡقُلُوۡبُ الۡحَنَاجِرَ وَ تَظُنُّوۡنَ بِاللّٰہِ  الظُّنُوۡنَا ﴿﴾ ہُنَالِکَ ابۡتُلِیَ  الۡمُؤۡمِنُوۡنَ وَ زُلۡزِلُوۡا زِلۡزَالًا  شَدِیۡدًا ﴿﴾
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah nikmat Allah atas kamu, ketika datang menyerang kepada kamu lasykar-lasykar,  maka Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.   Ketika mereka datang kepada kamu dari atas kamu serta dari bawah kamu, dan ketika mata kamu melantur dan hati sampai tenggorokan, dan kamu berprasangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka.  Di situlah orang-orang beriman diuji,  dan mereka digoncangkan dengan suatu goncangan yang dahsyat. (Al-Ahzab [33]:10-12).
   Ayat ini  mengemukakan  tentang Pertempuran Khandak (Pertempuran Parit), yang terjadi dalam tahun ke-5 Hijrah dan merupakan pertarungan (peperangan) paling sengit di antara semua pertarungan yang sampai saat itu dihadapi kaum Muslimin.
Seluruh bangsa Arab musyrik bersatu padu melawan Islam. Kabilah Quraisy di Mekkah, sekutu-sekutu mereka, kabilah-kabilah Ghathfan, Asyja’, Murrah, Fararah, Sulaim, Banu Sa’ad, dan Banu Asad, kabilah-kabilah penghuni padang pasir Arabia Tengah, dibantu dan dihasut oleh pengkhianat-pengkhianat — orang-orang Yahudi dan orang-orang munafik — dari Medinah, bergabung dalam suatu persekutuan besar melawan  Nabi Besar Muhammad saw..
  Suatu kekuatan raksasa dengan tenaga berjumlah sekitar 10.000 sampai 20.000 orang dipasang menghadapi 1.200 orang Muslim (menurut beberapa penulis ada 3.000 orang Muslim, termasuk perempuan dan anak-anak dipekerjakan menggali parit), dengan perlengkapan dan perbekalan serba darurat. Pengepungan kota Medinah itu berlangsung selama 15 hari sampai 4 minggu. Islam muncul dari kesulitan yang hebat ini jadi lebih kuat dan orang-orang kafir Quraisy tidak pernah mampu lagi berderap maju melawan Islam.
  Makna  ayat فَاَرۡسَلۡنَا عَلَیۡہِمۡ رِیۡحًا وَّ جُنُوۡدًا لَّمۡ تَرَوۡہَا  --  maka Kami pun mengirimkan kepada mereka angin taufan dan lasykar-lasykar yang kamu tidak melihatnya,” yakni tenaga-tenaga alam — angin, hujan, dan dingin — membuat orang-orang kafir kepayahan dan melesukan semangat mereka. Kata-kata itu dapat juga menunjuk kepada lasykar malaikat yang memasukkan rasa takut ke dalam hati orang-orang kafir dan menguatkan hati serta menambah keberanian orang-orang Muslim.
 Sehubungan peristiwa tersebut William Muir berkata: “Ransum diperoleh dengan susah-payah; perbekalan makin berkurang, dan unta serta kuda setiap hari mati dalam jumlah besar, letih dan semangat melesu, dalam keadaan demikian malam pun datang, dingin dan angin berhembus bagai taufan serta hujan menggasak tanpa ampun perkemahan-perkemahan tak terlindung. Badai berubah menjadi taufan samun. Api-api unggun padam, tenda-tenda tertiup hingga roboh, alat-alat masak-memasak dan perkakas lainnya berantakan” (“Life of Mohammad”).

Pengkhianatan Orang-orang Yahudi dan Orang-orang Munafik Madinah

  Makna ayat اِذۡ  جَآءُوۡکُمۡ  مِّنۡ فَوۡقِکُمۡ  وَ مِنۡ اَسۡفَلَ مِنۡکُمۡ    --  Ketika mereka datang kepada kamu dari atas kamu serta dari bawah kamu” Orang-orang kafir menyergap orang-orang Muslim dari setiap penjuru — dari tempat-tempat ketinggian Medinah dan begitu juga dari dataran-dataran rendah. Kengerian suasana saat pengepungan tersebut lebih lanjut digambarkan   وَ  اِذۡ زَاغَتِ الۡاَبۡصَارُ وَ  بَلَغَتِ الۡقُلُوۡبُ الۡحَنَاجِرَ  --   dan ketika mata kamu melantur dan hati sampai tenggorokan.
 Isyarat dalam kata-kata وَ تَظُنُّوۡنَ بِاللّٰہِ  الظُّنُوۡنَا -- “dan kamu berprasangka terhadap Allah dengan bermacam-macam prasangka” ditujukan kepada kaum munafikin dan bukan kepada orang-orang Muslim yang tulus dan sabar. Mengenai orang-orang munafik tersebut selanjutnya Allah Swt. berfirman: 
وَ اِذۡ یَقُوۡلُ الۡمُنٰفِقُوۡنَ وَ الَّذِیۡنَ فِیۡ قُلُوۡبِہِمۡ مَّرَضٌ مَّا وَعَدَنَا اللّٰہُ وَ رَسُوۡلُہٗۤ   اِلَّا  غُرُوۡرًا ﴿﴾  وَ اِذۡ  قَالَتۡ طَّآئِفَۃٌ  مِّنۡہُمۡ  یٰۤاَہۡلَ  یَثۡرِبَ لَا  مُقَامَ لَکُمۡ فَارۡجِعُوۡا ۚ وَ یَسۡتَاۡذِنُ فَرِیۡقٌ مِّنۡہُمُ النَّبِیَّ یَقُوۡلُوۡنَ اِنَّ بُیُوۡتَنَا عَوۡرَۃٌ ؕۛ وَ مَا ہِیَ بِعَوۡرَۃٍ ۚۛ اِنۡ  یُّرِیۡدُوۡنَ   اِلَّا  فِرَارًا﴿﴾ وَ لَوۡ دُخِلَتۡ عَلَیۡہِمۡ مِّنۡ اَقۡطَارِہَا ثُمَّ سُئِلُوا الۡفِتۡنَۃَ  لَاٰتَوۡہَا وَ مَا تَلَبَّثُوۡا بِہَاۤ   اِلَّا  یَسِیۡرًا﴿﴾  
Dan ingatlah ketika orang-orang munafik dan mereka yang di dalam hatinya ada penyakit berkata: “Allah dan Rasul-Nya sekali-kali tidak menjanjikan kepada kami kecuali menipu,”   Dan ketika segolongan dari mereka berkata: “Hai, orang-orang Yathrib, kamu tidak mungkin dapat bertahan terhadap musuh   karena itu kembalilah kamu.” Dan segolongan dari mereka meminta izin kepada Nabi dengan berkata: “Sesungguhnya rumah kami terbuka padahal rumah mereka itu sebenarnya tidak terbuka, mereka hanya berusaha melarikan diri.   Dan seandainya  musuh memasuki kota Medinah dari daerah-daerah sekitarnya,  kemudian mereka diminta bergabung dalam kerusuhan terhadap kaum Muslimin pasti mereka  akan melakukannya, dan mereka sekali-kali tidak akan tinggal di Medinah melainkan sebentar saja. (Al-Ahzab [33]:13-15).
   Kalimat  وَ اِذۡ  قَالَتۡ طَّآئِفَۃٌ  مِّنۡہُمۡ  یٰۤاَہۡلَ  یَثۡرِبَ لَا  مُقَامَ لَکُمۡ فَارۡجِعُوۡا Hai, orang-orang Yathrib,  kamu mungkin tidak dapat bertahan terhadap musuh   karena itu kembalilah kamu.”  Yatsrib adalah  nama kota Medinah sebelum Hijrah.  Kalimat  فَارۡجِعُوۡا  -- “karena itu kembalilah kamu”, kata-kata itu berarti, “Kembalilah kepada kepercayaan kamu yang semula,” atau, “Pulanglah ke rumah kalian.”
    Ayat  وَ لَوۡ دُخِلَتۡ عَلَیۡہِمۡ مِّنۡ اَقۡطَارِہَا  ثُمَّ سُئِلُوا الۡفِتۡنَۃَ  لَاٰتَوۡہَا  -- “Dan seandainya  musuh memasuki kota Medinah dari daerah-daerah sekitarnya kemudian mereka diminta bergabung dalam kerusuhan terhadap kaum Muslimin pasti mereka  akan melakukannya   bermaksud mengatakan, bahwa andaikata ada musuh masuk ke Medinah dari arah lain dan orang-orang munafik diajak kerjasama dengan dia melawan orang-orang Muslim, niscaya mereka dengan senang hati dan dengan segala suka hati melakukannya.
  Namun dengan tegas selanjutnya Allah Swt. berrfirman وَ مَا تَلَبَّثُوۡا بِہَاۤ   اِلَّا  یَسِیۡرًا – “dan mereka sekali-kali tidak akan tinggal di Medinah melainkan sebentar saja”, karena setelah Perang Khandak berakhir kemudian Nabi Besar Muhammad saw. atas perintah Allah Swt. telah mengusir dua suku orang-orang Yahudi  munafik tersebut dari Madinah, firman-Nya:
بِسۡمِ اللّٰہِ الرَّحۡمٰنِ الرَّحِیۡمِ﴿﴾   سَبَّحَ  لِلّٰہِ  مَا فِی السَّمٰوٰتِ وَ مَا فِی الۡاَرۡضِ ۚ وَ ہُوَ الۡعَزِیۡزُ  الۡحَکِیۡمُ ﴿﴾  ہُوَ الَّذِیۡۤ  اَخۡرَجَ الَّذِیۡنَ کَفَرُوۡا مِنۡ اَہۡلِ الۡکِتٰبِ مِنۡ دِیَارِہِمۡ  لِاَوَّلِ الۡحَشۡرِ ؕؔ مَا ظَنَنۡتُمۡ اَنۡ  یَّخۡرُجُوۡا وَ ظَنُّوۡۤا  اَنَّہُمۡ  مَّانِعَتُہُمۡ حُصُوۡنُہُمۡ مِّنَ اللّٰہِ  فَاَتٰىہُمُ اللّٰہُ مِنۡ حَیۡثُ لَمۡ یَحۡتَسِبُوۡا ٭  وَ قَذَفَ فِیۡ  قُلُوۡبِہِمُ  الرُّعۡبَ یُخۡرِبُوۡنَ بُیُوۡتَہُمۡ  بِاَیۡدِیۡہِمۡ  وَ اَیۡدِی الۡمُؤۡمِنِیۡنَ ٭  فَاعۡتَبِرُوۡا یٰۤاُولِی الۡاَبۡصَارِ ﴿﴾  وَ لَوۡ لَاۤ  اَنۡ  کَتَبَ اللّٰہُ عَلَیۡہِمُ  الۡجَلَآءَ لَعَذَّبَہُمۡ  فِی الدُّنۡیَا ؕ وَ لَہُمۡ  فِی الۡاٰخِرَۃِ عَذَابُ النَّارِ ﴿﴾  ذٰلِکَ بِاَنَّہُمۡ  شَآقُّوا اللّٰہَ وَ رَسُوۡلَہٗ ۚ وَ مَنۡ یُّشَآقِّ  اللّٰہَ  فَاِنَّ اللّٰہَ شَدِیۡدُ الۡعِقَابِ ﴿﴾
Aku baca  dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang.  Menyanjung kesucian  Allah apa pun  yang ada di seluruh langit dan apa pun yang ada di bumi, dan Dia-lah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. Dia-lah Yang mengeluarkan orang-orang yang kafir di antara Ahlikitab dari rumah-rumah mereka pada pengusiran pertama.  Kamu sekali-kali tidak menyangka bahwa mereka akan keluar, dan mereka menyangka bahwa benteng-benteng akan melindungi mereka dari keputusan Allah, maka   Allah datang kepada mereka dari arah mana yang tidak mereka sangka, dan Dia melemparkan kecemasan dalam kalbu mereka, sehingga mereka merobohkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri  dan dengan tangan orang-orang beriman, maka ambillah pelajaran hai orang-orang yang memiliki penglihatanDan seandainya tidak karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, niscaya Allah telah mengazab mereka di dunia ini juga,  dan bagi mereka di akhirat ada azab Api.   Hal demikian itu karena mereka menentang Allah dan Rasul-Nya, dan  barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya azab Allah sangat keras.  (Al-Hasyr [59]:1-5).

Nubuatan Kemenangan Umat Islam Dalam Perang Badar

       Kekalahan pasukan musyrik Mekkah -- yang merupakan  bagian dari golongan persekutuan (al-Ahzab) dalam Perang Khandak tersebut  -- sebelumnya telah diawali dengan kekalahan telak mereka pada Perang Badar, yakni satu tahun setelah Nabi Besar Muhammad saw. orang-orang Islam hijrah dari Mekkah ke Madinah, sebagaimana dinubuatkan dalam firman-Nya berikut ini:
وَ  لَقَدۡ جَآءَ   اٰلَ  فِرۡعَوۡنَ  النُّذُرُ ﴿ۚ﴾  کَذَّبُوۡا بِاٰیٰتِنَا کُلِّہَا فَاَخَذۡنٰہُمۡ  اَخۡذَ عَزِیۡزٍ  مُّقۡتَدِرٍ﴿﴾   اَکُفَّارُکُمۡ خَیۡرٌ مِّنۡ اُولٰٓئِکُمۡ اَمۡ لَکُمۡ  بَرَآءَۃٌ  فِی الزُّبُرِ ﴿ۚ﴾  اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾
Dan sungguh para pemberi peringatan benar-benar telah datang kepada kaum Fir’aun. Mereka mendustakan Tanda-tanda Kami semuanya, maka Kami menyergap  mereka dengan sergapan Dzat Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa. Apakah orang-orang kafir kamu lebih baik daripada orang-orang sebelum kamu? Atau adakah bagi kamu jaminan kebebasan  dari azab di dalam kitab-kitab terdahulu? Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?” Tidak demikian, golongan itu akan segera dikalahkan dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. (Al-Qamar [54]:42-47).
   Fir’aun adalah seorang raja perkasa, penguasa Mesir. Ia menganggap dirinya sebagai “tuhan mahaluhur orang-orang Bani Israil” (QS.79:25). Maka kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa hakiki, Tuhan Pemilik Musa dan Harun, dihadapkan kepada tuhan ciptaan mereka sendiri, yang telah dibinasakan sama sekali.
  Ayat ini mengulangi peringatan yang ditujukan kepada orang-orang musyrik Quraisy   dalam bentuk lain. “Adakah kamu bagaimana jua pun lebih baik” --demikian ayat ini menanyakan kepada mereka --  “daripada mereka (kaum-kaum) yang menolak Nabi Nuh a.s.,  Nabi Hud a.s..   Nabi Luth a.s.,  atau Nabi Musa a.s.? Atau, sudahkah kamu menerima janji Ilahi, yang tercantum dalam Kitab-kitab suci, bahwa kamu tidak akan dihukum atas penolakan kamu terhadap Rasulullah saw.?”
  Nubuatan tegas yang terkandung di dalam ayat ini pastilah berkenaan dengan kekalahan remuk-redam yang diderita balatentara Mekkah di dalam Pertempuran Badar, firman-Nya:
اَمۡ  یَقُوۡلُوۡنَ نَحۡنُ جَمِیۡعٌ مُّنۡتَصِرٌ ﴿﴾  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ ﴿﴾  بَلِ السَّاعَۃُ  مَوۡعِدُہُمۡ وَ السَّاعَۃُ اَدۡہٰی  وَ  اَمَرُّ ﴿﴾
Atau apakah mereka berkata: “Kami golongan yang bersatu  yang pasti menang?” Tidak demikian, golongan itu akan segera dikalahkan dan mereka akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri.  Bahkan Saat itu telah dijanjikan kepada mereka, dan Saat itu paling mengerikan dan paling pahit. (Al-Qamar [54]:45-47).
Pengalaman dalam Perang Badar itu demikian berat menekan orang-orang Muslim, sehingga ketika pertempuran mulai berkobar,  Nabi Besar Muhammad saw. berdoa kepada Allah Swt.  dengan memelas dan dengan kepedihan hati yang sangat, di dalam kemah yang dipasang orang untuk beliau saw. guna maksud itu, dengan kata-kata yang tidak luput dari kenangan:
“Ya Allah,  kumohon dengan kerendahan hati kepada Engkau agar sudi memenuhi janji Engkau. Andaikata jemaat sekecil ini hancur-lebur, niscayalah Engkau tidak akan disembah lagi di atas dunia ini” (Bukhari).

Persamaaan Akibat yang Ditimbulkan Pemukulan  dengan Tongkat Nabi Musa a.s. dan Pelemparan Segenggam Pasir oleh Nabi Besar Muhammad Saw.

Seusai  berdoa,  Nabi Besar Muhammad saw.  keluar dari kemah dan sambil menghadap ke medan pertempuran, beliau saw. membaca ayat ini:  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ  -- “Golongan itu akan segera dikalahkan dan akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri!
  Kekalahan kaum musyrik Quraisy Makkah pada Pertempuran Badar sungguh merupakan malapetaka paling dahsyat dan hebat bagi orang-orang Quraisy. Kekuasaan dan kehormatan mereka mengalami pukulan yang meremuk-redamkan. Kebanyakan pemimpin mereka – termasuk Abu Jahal  dkk -- terbunuh dan mayat mereka diseret dan dilemparkan ke dalam sebuah lubang.  Nabi Besar Muhammad saw.  pergi ke tepi lubang itu seraya berkata kepada mayat-mayat itu dengan kata-kata yang menurut riwayat berbunyi:
“Tidak benarkah apa yang telah dijanjikan Tuhan kamu kepada kamu? Sungguh aku telah menyaksikan kebenaran apa yang telah dijanjikan Tuhan-ku kepadaku” (Bukhari, Kitab al-Maghazi).
     Tiap-tiap kata dalam kabar gaib (nubuatan) itu telah menjadi kenyataan.  Allah Swt. dalam Al-Quran telah menyebut Perang Badar sebagai yawmul-furqaan (Hari Pembeda antara haqq (kebenaran) dan bathil (kepalsuan) – QS.8:42-45), dan menurut Allah Swt. pasukan Muslim yang sedikit dan sangat lemah dalam perlengkapan perang yang dimilikinya telah dijadikan sarana  Allah Swt. untuk menghinakan para pemimpin  kaum musyrik Mekkah yang takabbur.
      Itulah sebabnya   ketika permohonan yang dipanjatkan Nabi Besar Muhammad saw.  mendapat jawaban  dari Allah Swt. maka sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, seusai  berdoa  Nabi Besar Muhammad saw.  keluar dari kemah dan sambil menghadap ke medan pertempuran beliau  saw. membaca ayat ini:  سَیُہۡزَمُ الۡجَمۡعُ وَ  یُوَلُّوۡنَ الدُّبُرَ  -- “Golongan itu akan segera dikalahkan dan akan membalikkan punggung mereka, melarikan diri!”, sambil melemparkan segenggap pasir ke arah pasukan kaum musyrik Mekkah, dan mengenai peristiwa  akibat luar biasa yang ditimbulkannya  berupa kekalahan telak pasukan musyrik Mekkah tersebut Allah Swt. berfirman:
فَلَمۡ تَقۡتُلُوۡہُمۡ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ  قَتَلَہُمۡ ۪ وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی ۚ وَ لِیُبۡلِیَ  الۡمُؤۡمِنِیۡنَ  مِنۡہُ  بَلَآءً  حَسَنًا ؕ اِنَّ اللّٰہَ  سَمِیۡعٌ  عَلِیۡمٌ ﴿﴾   ذٰلِکُمۡ وَ اَنَّ اللّٰہَ  مُوۡہِنُ کَیۡدِ الۡکٰفِرِیۡنَ ﴿﴾
Maka bukan  kamu yang membunuh mereka melainkan Allah yang telah membunuh mereka, dan bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar, dan supaya Dia  menganugerahi orang-orang yang beriman  anugerah yang baik dari-Nya,  sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha MengetahuiDemikianlah yang terjadi, dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu-daya orang-orang kafir.   (Al-Anfāl [8]:18-19).
     Jadi, kemenangan kaum Muslim  di Perang Badar itu sebenarnya bukan disebabkan oleh suatu kecakapan atau kemahiran pihak orang-orang Islam. Mereka terlalu sedikit, terlalu lemah, dan terlalu buruk persenjataan mereka untuk memperoleh kemenangan terhadap satu lasykar yang jauh lebih besar jumlahnya, jauh lebih baik persenjataannya dan dalam kemahiran berperang, lagi pula jauh lebih terlatih.  

Pengabulan Doa Takabbur Abu Jahal  Sebelum  Perang Badar

     Perlemparan segenggam kerikil dan pasir oleh  Nabi Besar Muhammad saw. mempunyai kesamaan yang ajaib dengan pemukulan air laut dengan tongkat oleh Nabi Musa a.s..  Sebagaimana dalam kejadian yang terakhir, perbuatan Nabi Musa a.s.  itu seolah-olah merupakan isyarat bagi angin untuk bertiup dan bagi air-pasang naik kembali sehingga membawa akibat tenggelamnya Fir’aun serta lasykarnya di laut.
     Demikian pula halnya pelemparan segenggam kerikil oleh  Nabi Besar Muhammad saw.  pun  merupakan satu isyarat untuk angin bertiup kencang dengan membawa akibat kebinasaan Abu Jahal  -- yang pernah disebut oleh  Nabi Besar Muhammad saw.  sebagai Fir’aun kaumnya --  dan lasykarnya di padang pasir itu.
   Dalam kedua kejadian tersebut bekerjanya kekuatan-kekuatan alam itu, bertepatan benar dengan tindakan-tindakan kedua nabi  Allah itu  di bawah takdir khas Allah  Swt.  sebagaimana  firman-Nya:  وَ مَا رَمَیۡتَ اِذۡ رَمَیۡتَ وَ لٰکِنَّ اللّٰہَ رَمٰی  – “bukan engkau yang melemparkan pasir ketika engkau melempar, melainkan Allah-lah yang telah melempar.   
       Jadi, orang-orang kafir menuntut kepada  Nabi Besar Muhammad saw. keputusan dari Tuhan berupa kemenangan. Kepada mereka diberitahukan bahwa keputusan Tuhan memang telah datang dalam bentuk serupa dengan apa yang diminta mereka (yaitu kemenangan lasykar Islam). Dengan demikian sempurnalah doa penuh ketakaburan yang diucapkan Abu Jahal dkk   dalam Perang Badar, firman-Nya: 
 وَ  اِذۡ  قَالُوا اللّٰہُمَّ  اِنۡ کَانَ ہٰذَا ہُوَ الۡحَقَّ مِنۡ عِنۡدِکَ فَاَمۡطِرۡ عَلَیۡنَا حِجَارَۃً مِّنَ السَّمَآءِ اَوِ ائۡتِنَا بِعَذَابٍ اَلِیۡمٍ ﴿﴾
Dan ingatlah ketika mereka berkata: “Ya Allah, jika  Al-Quran ini  benar-benar   kebenaran dari Engkau  maka hujanilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfāl [8]:33).
       Kira-kira seperti kata-kata itu jugalah Abu Jahal mendoa di medan perang Badar (Bukhari — Kitab Tafsir). Doa itu dikabulkan secara harfiah. Abu Jahal bersama beberapa pemimpin Quraisy yang lain  terbunuh dan mayat-ayat mereka dilemparkan ke dalam sebuah lubang.

(Bersambung)

Rujukan: The Holy Quran
Editor: Malik Ghulam Farid

***

Pajajaran Anyar, 28Agustus  2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar